Anda di halaman 1dari 16

REPRESENTASI MATEMATIS PESERTA DIDIK MENURUT PANDANGAN

BRUNER DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI DITINJAU DARI


KEMAMPUAN MATEMATIKA DAN JENIS KELAMIN

Bony Fattah1, Irwani Zawawi2, Midjan3

Universitas Muhammadiyah Gresik1


bony354@gmail.com
Universitas Muhammadiyah Gresik2
irwanizawawi@umg.ac.id
Universitas Muhammadiyah Gresik3
m.midjan@yahoo.com

Abstrak
Representasi matematis sangat dibutuhkan oleh peserta didik agar dapat dengan mudah
menyampaikan ide-ide dan gagasan dengan menginterpretasikan pemikiran terhadap suatu
masalah matematika. Dalam teori perkembangan kognitif, Bruner membedakan representasi
atas enactive, iconic dan symbolic. Representasi matematis dapat dilatih dan dikembangkan
melalui kebiasaan menyelesikan soal-soal geometri. Selain itu representasi matematis erat
kaitannya dengan kemampuan matematika dan jenis kelamin. Sehingga tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan representasi matematis peserta didik menurut pandangan Bruner
dalam menyelesaika soal geometri ditinjau dari kemampuan matematika (tinggi, sedang, dan
rendah) dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) di SMPN 1 Duduk Sampeyan
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah 6
peserta didik kelas VIII-H SMPN 1 Duduk Sampeyan. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah metode tes dan wawancara. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes kemampuan matematika, tes representasi matematis, dan pedoman wawancara.
Dari hasil analisis data, representasi matematis peserta didik laki-laki yang memiliki
kemampuan matematika tinggi dapat memenuhi ketiga indikator representasi matematis, peserta
didik laki-laki yang memiliki kemampuan matematika sedang dapat memenuhi ketiga indikator
representasi matematis, sedangkan peserta didik laki-laki yang memiliki kemampuan
matematika rendah hanya dapat memenuhi dua indikator representasi matematis. Representasi
matematis peserta didik perempuan yang memiliki kemampuan matematika tinggi dapat
memenuhi ketiga indikator representasi matematis, peserta didik perempuan yang memiliki
kemampuan matematika sedang dapat memenuhi dua indikator representasi matematis,
sedangkan peserta didik perempuan yang memiliki kemampuan matematika rendah tidak dapat
memenuhi ketiga indikator representasi matematis.
Kata kunci: representasi matematis, kemampuan matematika, bruner, jenis kelamin, dan
geometri.
Abstract
Mathematical representation is necessaryfor the students to be able to convey the ideas
and opinion easily by interpreting the thoughts on a mathematical problem. In the theory of
cognitive development, Bruner distinguished the representations of enactive, iconic and
symbolic. Mathematical representation can be trained and developed through the habit of
solving geometry problems. In addition, mathematical representation is closely related to the
ability of mathematic and gender. So, the purpose of this study is to describe the students'
mathematical representation according to the view of Bruner in solving the geometry problem in

123
Bonny Fattah., Irwani Zawawi, dkk: Representasi Matematika Peserta Didik 124

terms of mathematical ability (high, medium and low) and gender (male and female) in SMPN
1 Duduk Sampeyan.
This study is a qualitative descriptive research. The subjects were 6 students of VIII-H in
SMPN 1 Duduk Sampeyan. The data collection method used was test and interview method.
The instruments used in this research were math skill test, mathematical representation test, and
guided interview.
The result of data analysis showed that mathematical representation of male students who
have high-mathematical ability can achieve the three indicators of mathematical representatio
n, male students who have moderate-mathematical ability were able to achieve the three
indicators of mathematical representation, while the male students who have low-mathematical
ability were only be able to achieve the two indicators of mathematical representation. The
mathematical representation of female students who have high-mathematical ability can achieve
the three indicators of mathematical representation, female students who have moderate-
mathematical ability were able to achieve the two indicators of mathematical representation,
meanwhile, female students who have low-mathematical ability cannot fulfill the three
indicators of mathematical representation.
Keywords: Mathematical Representation, Mathematical Ability, Bruner, Gender, and
Geometry.

PENDAHULUAN Representasi termasuk dalam


Matematika merupakan ilmu lima kemampuan matematis yang
yang berhubungan dengan angka, ditetapkan oleh NCTM (2000):
simbol, maupun rumus-rumus. Seperti kemampuan pemecahan masalah
yang diungkapkan Suherman (2001) (problem solving), kemampuan
bahwa matematika merupakan suatu penalaran (reasoning), kemampuan
pola berpikir logis dalam berkomunikasi (communication),
mengorganisasikan ide dengan kemampuan membuat koneksi
menggunakan bahasa istilah yang (connection), dan kemampuan
direpresentasikan dengan bahasa representasi (representation).
simbol. Oleh karena itu, dalam Pentingnya kemampuan representasi
pembelajaran matematika perlu adanya untuk peserta didik juga diungkapkan
suatu kemampuan yang oleh Jones dalam Sabirin dkk (2014:34)
mengembangkan peserta didik dapat menyatakan bahwa terdapat tiga alasan
dengan mudah menyampaikan ide-ide mengapa representasi merupakan salah
dan gagasan dari permasalahan yang satu proses standar, yaitu:
berupa simbol-simbol matematika, 1) kelancaran dalam melakukan
kemampuan tersebut adalah translasi diantara berbagai jenis
representasi. representasi yang berbeda merupakan
125 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

kemampuan dasar yang perlu dimiliki mengkomunikasikan ide-ide


peserta didik untuk membangun suatu matematika peserta didik, 3) lebih
konsep dan berpikir matematis, 2) ide- mengenal keterkaitan (koneksi) diantar
ide matematis yang disajikan guru konsep-konsep matematika, 4)
melalui berbagai representasi akan menerapkan matematika pada
memberikan pengaruh yang sangat permasalahan matematika realistic
besar terhadap siswa dalam mempelajari melalui pemodelan.
matematika, 3) siswa membutuhkan Dalam representasi, objek yang
latihan dalam membangun representasi mewakili ide-ide atau gagasan dari
sendiri sehingga memiliki kemampuan seseorang disebut representasi. Wakil
dan pemahaman konsep yang baik dan objek yang ada dalam pikiran atau
fleksibel yang dapat digunakan dalam bayangan disebut representasi internal.
pemecahan masalah. Tetapi pikiran seseorang tidak dapat
Representasi membantu peserta diketahui, apa yang ada didalam pikiran
didik untuk mengungkapkan ide-ide dan perlu diwakili dengan objek-objek yang
gagasan dalam memecahkan masalah. dapat diamati. Sesuatu yang mewakili
Ide-ide matematika dapat itu dapat dilihat disebut representasi
dipresentasikan dalam berbagai cara eksternal yang dapat berupa benda
seperti gambar, tabel, grafik, angka, kongkrit, gambar, skema, grafik atau
huruf, simbol dan sebagainya. bisa berbentuk simbol. Bruner dalam
Representasi yang diperlukan dalam Safitri dkk (2015:4) membedakan
pembelajaran matematika adalah representasi atas enactive, iconic dan
representasi matematis. Menurut NCTM simbolic. Representasi enactive
(2000) representasi merupakan ca ra merupakan representasi sensori motor
yang digunakan seseorang yang dibentuk melalui aksi atau
mengkomunikasikan jawaban atas gerakan, representasi iconic berkaitan
gagasan matematis yang bersangkutan. dengan image atau persepsi dan
Hudiono (2005:19) menyatakan bahwa representasi simbolic berkaitan dengan
kemampuan representasi matematis bahasa matematika dan simbol-simbol
memiliki manfaat bagi peserta didik matematika. Dengan demikian
untuk: 1) mendukung dalam memahami kemampuan representasi matematika
konsep-konsep matematika yang peserta didik menurut pandangan
dipelajari dan keterkaitannya, 2) Bruner sangat membantu peserta didik
Bonny Fattah., Irwani Zawawi, dkk: Representasi Matematika Peserta Didik 126

dalam menyelesaikan permasalahan membayangkan hal-hal yang tidak jelas


yang dihadapi sesuai dengan Aryworo bentuk fisiknya (tidak nyata).
(2011) menyatakan bahwa teori Terkait dengan kemampuan
perkembangan kognitif Bruner geometri, tiap peserta didik memiliki
memfokuskan pada: 1) cara berpikir kemampuan yang berbeda-beda.
sebaik-baiknya, 2) cara peserta didik Perbedaan yang paling sering diteliti
belajar dan 3) cara membantu peserta ialah perbedaan berdasarkan jenis
didik agar dapat belajar dengan baik. kelamin, karena kemampuan spasial
Objek dalam matematika laki-laki dengan perempuan berbeda.
bersifat abstrak sehingga untuk Menurut Piaget dan Inhelder dalam
mempelajari dan memahami ide-ide Musdalifah dkk (2015:2) Kemampuan
abstrak itu diperlukan pemahaman yang spasial merupakan konsep abstrak yang
lebih lanjut. Salah satu cabang ilmu di dalamnya meliputi kemampuan untuk
matematika yang berkaitan dengan ide- mengamati hubungan posisi objek
ide abstrak tersebut adalah Geometri. dalam ruang, kerangka acuan, hubungan
Menurut Risnawati (2012) menyatakan proyektif, konservasi jarak, representasi
bahwa dari sudut pandang psikologi, spasial dan rotasi mental.
geometri merupakan penyajian abstraksi Selain berpengaruh terhadap
dari pengalaman visual dan spasial, geometri, perbedaan jenis kelamin juga
misalnya bidang , pola, pengukuran dan mempunyai pengaruh terhadap
pemetaan, sedangkan dari sudut kemampuan representasi peserta didik,
pandang matematika, geometri karena penyajian bentuk representasi
menyediakan pendekatan-pendekatan peserta didik perempuan dan laki-laki
untuk pemecahan masalah berupa: sangatlah berbeda, dimana laki-laki
gambar-gambar, diagram, system cenderung pada spasialnya sedangkan
koordinat, vector dan transformasi. Oleh perempuan pada verbal, sehingga tidak
karena itu kebiasaan pemecahan dapat dipungkiri bahwa terdapat
masalah melalui soal-soal geometri perbedaan dalam merepresentasikan
sangatlah penting dalam meningkatkan gagasan dari mereka. menurut Kartini
kemampuan representasi matematis (2009) anak perempuan secara umum
peserta didik, karena geometri memiliki lebih unggul dalam bidang bahasa dan
keabstrakan objek, sehingga menuntut menulis, sedangkan anak laki-laki lebih
peserta didik untuk mampu unggul dalam bidang spasialnya. sesuai
127 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

hasil penelitian Fuad (2016: 2) adanya Pentingnya Representasi


perbedaan kemampuan representasi matematis juga tertuang dalam
matematis peserta didik ditinjau dari Permendiknas Nomor 22 tahun 2006
perbedaan jenis kelamin. Sehingga tentang standar isi mata pelajaran
berdasarkan uraian tersebut memberi matematika menyatakan bahwa tujuan
gambaran bahwa jenis kelamin nomer 4 pelajaran matematika Sekolah
berpengaruh terhadap kemampuan Menengah Pertama (SMP) adalah agar
representasi matematis peserta didik para peserta didik SMP dapat
pada materi geometri, karena dalam mengkomunikasikan gagasan dengan
materi geometri membutuhkan simbol, tabel, diagram atau media lain
kemampuan spasial yang dipengaruhi untuk menjelaskan keadaan atau
oleh perbedaan jenis kelamin. masalah. Oleh sebab itu peneliti
Selain jenis kelamin, menginginkan penelitian di Sekolah
kemampuan representasi matematis Menengah Pertama.
juga dipengaruhi oleh kemampuan Penelitian dibidang representasi
matematika peserta didik, seperti telah banyak dilakukan, terutama
penelitian yang telah dilakukan penelitian kuantitatif yang bertujuan
Hudiono (2005) menyatakan bahwa untuk melihat kemampuan representasi
peserta didik dengan tingkat dalam memecahkan masalah, akan
kemampuan matematika tinggi tetapi penelitian yang memfokuskan
memiliki daya representasi yang lebih pada representasi matematis menurut
baik dari peserta didik yang memiliki Pandangan Bruner dalam
kemampuan matematika sedang dan menyelesaikan soal geometri masih
peserta didik dengan kemampuan kurang, sehingga peneliti tertarik untuk
matematika sedang memiliki daya melakukan penelitian dengan judul
representasi yang lebih baik dari peserta “Representasi Matematis Peserta Didik
didik berkemampuan matematika Menurut Pandangan Burner dalam
rendah. Secara tidak langsung dari menyelesaikan Soal Geometri Ditinjau
penelitian Hudiono tersebut menyatakan dari Kemampuan Matematika dan Jenis
bahwa tingkat kemampuan matematika Kelamin.”
ikut mempengaruhi kemampuan Berdasarkan latar belakang
representasi matematis peserta didik. masalah yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah dari penelitian ini
Bonny Fattah., Irwani Zawawi, dkk: Representasi Matematika Peserta Didik 128

adalahBagaimana representasi peneliti harus benar-benar mengetahui


matematis peserta didik menurut bahwa responden yang dipilihnya dapat
pandangan Bruner dalam menyelesaika memberikan informasi yang diinginkan
soal geometri ditinjau dari kemampuan sesuai dengan permasalahan penelitian
matematika dan jenis kelamin di SMPN (Sugiyono, 2013).
1 Duduk Sampeyan?. Metode yang digunakan adalah
Tujuan dalam penelitian ini metode tes dan wawancara. Instrumen
adalah untuk mendeskripsikan yang digunakan dalam penelitian ini
representasi matematis peserta didik adalah: 1) Tes kemampuan matematika
menurut pandangan Bruner dalam untuk mengelompokkan peserta didik
menyelesaika soal geometri ditinjau dari dalam kriteria tinggi, sedang, dan
kemampuan matematika dan jenis rendah, 2) Tes representasi matematis
kelamin di SMPN 1 Duduk Sampeyan. untuk mendapatkan data bagaimana
representasi matematis peserta didik
METODE PENELITIAN laki-laki dan perempuan yang
Jenis penelitian ini adalah berkemampuan tinggi, sedang, rendah
penelitian deskriptif kualitatif. dalam menyelesaikan soal geometri, 3)
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 lembar validasi soal, dan 4) pedoman
Duduk Sampeyan yang beralamatkan di wawancara.Instrumen tes yang
Jalan Raya Sumengko No. 09 Duduk digunakan dalam penelitian ini terlebih
Sampeyan Gresik.Subjek penelitian ini dahulu diuji validasi isi oleh validator.
adalah 6 peserta didik kelas VIII H Metode analisis data pada
SMP SMPN 1 Duduk Sampeyan tahun penelitian ini digunakan untuk
ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 3 mengolah data yang telah dikumpulkan
peserta didik laki-laki dan 3 peserta oleh peneliti. Data yang diperoleh
didik perempuan. Pemilihan subjek merupakan data nilai hasil tes
penelitian menggunakan teknik kemampuan matematika, tes
purposive sampling yaitu teknik representasi matematis dan hasil
pengambilan sampel sumber data wawancara peserta didik.
dengan pertimbangan tertentu, dimana Prosedur penelitian yang
teknik yang dilakukan dengan digunakan dalam penelitian ini dibagi
menentukan siapa yang termasuk menjadi tiga tahap yaitu tahap
anggota sampel penelitiannya dan
129 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap menurut pandangan Bruner dalam


analisis data. menyelesaikan soal geometri ditinjau
dari kemampuan matematika dan jenis
HASIL DAN PEMBAHASAN kelamin. Berdasarkan analisis
Berdasarkan hasil tes representasi matematis peserta didik
kemampuan matematika peserta didik dalam menyelesaikan soal geometri,
kelas VIII SMPN 1 Duduk Sampeyan terdapat perbedaan dari masing-masing
dapat diketahui bahwa terdapat 3 peserta didik dalam merepresentasikan
peserta didik laki-laki berkemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan.
matematika tinggi, 2 peserta didik laki- Beragam representasi yang
laki berkemampuan matematika sedang, dimunculkan dari keenam subjek
dan 1 peserta didik laki-laki meliputi representasi enaktif, ikonik dan
berkemampuan matematika rendah. simbolik. Berikut ini deskripsi dari
Sedangkan untuk peserta didik masing-masing subjek mengenai bentuk
perempuan, 8 diantaranya termasuk representasi matematis.
kedalam kategori berkemampuan Representasi matematis peserta
matematika tinggi, 3 peserta didik didik berkemampuan matematika tinggi
perempuan berkemampuan matematika dengan jenis kelamin laki-laki dalam
sedang, dan 9 peserta didik perempuan menyelesaikan soal geometri pada
berkemampuan matematika rendah. materi keliling dan luas lingkaran
Setelah peneliti mendapatkan hasil memenuhi ketiga indikator representasi
pengelompokkan peserta didik pada matematis. Pada indikator representasi
setiap kategori, selanjutnya peneliti enaktif, subjek STL merepresentasikan
menentukan subjek penelitian dari soal berupa aksi atau gerakan melalui
masing-masing kategori kemampuan perbuatan respon motorik menggunakan
matematika dan jenis kelamin, dengan benda-benda nyata yang bersesuaian
cara memilih satu peserta didik dalam secara tepat dan teliti. Pada representasi
tiap kategori untuk dijadikan sebagai ikonik subjek dapat menggambar
subjek dalam penelitian ini. Kemudian bangun geometri berdasarkan ilustrasi
dilakukan tes representasi matematis yang ada pada soal, dan pada
pada materi keliling dan luas lingkaran representasi simbolik subjek
untuk mendapatkan data bagaimana berkemampuan matematika tinggi
representasi matematis peserta didik dengan jenis kelamin laki-laki
Bonny Fattah., Irwani Zawawi, dkk: Representasi Matematika Peserta Didik 130

menggunakan representasi simbol menambahkan beberapa kata-kata unuk


matematika sebagai pengganti dari memperjelas hasil dari penyelesaian
besaran yang digunakan dan rumus tersebut sesuai dengan indikator
yang tepat, sedangkan kurang mampu representasi simbolik yaitu agar peserta
pada representasi berupa kata-kata. didik dapat menggunakan bentuk
Sesuai dengan indikator representasi simbol atau lambang-lambang objek
simbolik yaitu agar peserta didik dapat tertentu dan kata-kata dalam menjawab
menggunakan bentuk simbol atau soal yang ditunjukkan dengan rumus
lambang-lambang objek tertentu dan yang tepat dan benar.
kata-kata dalam menjawab soal yang Representasi matematis peserta
ditunjukkan dengan rumus yang tepat didik berkemampuan matematika
dan benar. rendah dengan jenis kelamin laki-laki
Representasi matematis peserta dalam menyelesaikan soal geometri
didik berkemampuan matematika pada materi keliling dan luas lingkaran
sedang dengan jenis kelamin laki-laki memenuhi kedua indikator representasi
dalam menyelesaikan soal geometri matematis. Pada indikator representasi
pada materi keliling dan luas lingkaran enaktif, subjek SRL dapat
memenuhi ketiga indikator representasi merepresentasikan soal berupa aksi atau
matematis. Pada indikator representasi gerakansubjek mengilustrasikan soal
enaktif, subjek SSL merepresentasikan melalui benda nyata sesuai dengan
soal berupa aksi atau gerakan melalui indikator representasi enaktif yaitu
perbuatan respon motorik menggunakan peserta didik dapat menyelesaikan soal
benda-benda nyata yang diberikan melalui perbuatan respon motorik
peneliti untuk mengilustrasikan soal menggunakan benda-benda nyata yang
tersebut. Pada representasi ikonik bersesuaian secara tepat dan teliti. Pada
subjek dapat menggambar beberapa representasi ikonik subjek dapat
bangun geometri berdasarkan ilustrasi menggambar bangun geometri, subjek
yang ada pada soal, dan pada SRL mampu menggambar ilustrasi soal
representasi simbolik subjek yang sebelumnya sudah dilakukan
berkemampuan matematika sedang melalui benda nyata, sesuai indikator
dengan jenis kelamin laki-laki representasi ikonik yaitu peserta didik
menggunakan representasi simbol dan dapat menggambar bangun geometri
rumus yang sesuai dengan soal dengan dalam menyelesaikan soal berdasarkan
131 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

pada situasi yang kongkrit, dan pada representasi simbolik yaitu agar peserta
representasi simbolik subjek didik dapat menggunakan bentuk
berkemampuan matematika rendah simbol atau lambang-lambang objek
dengan jenis kelamin laki-laki tertentu dan kata-kata dalam menjawab
tidakmemenuhi indikator representasi soal yang ditunjukkan dengan rumus
simbolik karena subjek tersebut hanya yang tepat dan benar.
merepresentasika berupa simbol, Representasi matematis peserta
sedangkan kurang mampu pada didik berkemampuan matematika
representasi berbentuk kata-kata dan sedang dengan jenis kelamin perempuan
rumus yang kurang tepat sehingga hasil dalam menyelesaikan soal geometri
penyelesaian subjek SRL salah. pada materi keliling dan luas lingkaran
Representasi matematis peserta memenuhi kedua indikator representasi
didik berkemampuan matematika tinggi matematis. Pada indikator representasi
dengan jenis kelamin perempuan dalam enaktif, subjek STP dapat
menyelesaikan soal geometri pada merepresentasikan soal berupa aksi atau
materi keliling dan luas lingkaran gerakansubjek mengilustrasikan soal
memenuhi ketiga indikator representasi melalui benda nyata, sesuai dengan
matematis. Pada indikator representasi indikator representasi enaktif yaitu
enaktif, subjek STP merepresentasikan peserta didik dapat menyelesaikan soal
soal berupa aksi atau gerakan melalui melalui perbuatan respon motorik
perbuatan respon motorik menggunakan menggunakan benda-benda nyata yang
benda-benda nyata yang bersesuaian bersesuaian secara tepat dan teliti. Pada
secara tepat dan teliti. Pada representasi representasi ikonik subjek dapat
ikonik subjek dapat menggambar menggambar bangun geometri, subjek
bangun geometri berdasarkan ilustrasi SSP mampu menggambar ilustrasi soal
yang ada pada soal dan menambahkan yang sebelumnya sudah dilakukan
keterangan tambahan, dan pada melalui benda nyata sesuai indikator
representasi simbolik subjek representasi ikonik yaitu peserta didik
berkemampuan matematika tinggi dapat menggambar bangun geometri
dengan jenis kelamin perempuan dalam menyelesaikan soal berdasarkan
menggunakan representasi kata-kata, pada situasi yang kongkrit, dan pada
simbol dan rumus yang sesuai dengan representasi simbolik subjek
soal sesuai dengan indikator berkemampuan matematika sedang
Bonny Fattah., Irwani Zawawi, dkk: Representasi Matematika Peserta Didik 132

dengan jenis kelamin perempuan matematika subjek SRP hanya bisa


tidakmemenuhi indikator representasi menuliskan rumus dasar matematika
simbolik karena subjek tersebut hanya saja dan tidak bisa mengerjakan soal.
merepresentasikan jawaban berupa Hasil analisis data dari seluruh
simbol dan rumus dasar saja, sedangkan subjek dalam penelitian ini
cara subjek SSL menyelesaikan kurang menunjukkan adanya perbedaan
tepat sehingga hasil penyelesaian subjek representasi yang dimunsulkan oleh
SRL salah. subjek berdasarkan perbedaan
Representasi matematis peserta kemampuan matematika dan jenis
didik berkemampuan matematika kelamin peserta didik, dari segi
rendah dengan jenis kelamin perempuan kemampuan matematia, dimana subjek
dalam menyelesaikan soal geometri yang memiliki tingkat kemampuan
pada materi keliling dan luas lingkaran matematika tinggi memiliki daya
memenuhi tidak memenuhi ketiga representasi yang lebih baik dari peserta
indikator representasi matematis. Pada didik yang memiliki kemampuan
indikator representasi enaktif, subjek matematika sedang dan peserta didik
STP tidak bisa merepresentasikan dengan kemampuan matematika sedang
ilustrasi pada soal sehingga tidak sesuai memiliki daya representasi yang lebih
dengan indikator representasi enaktif baik dari peserta didik berkemampuan
yaitu peserta didik dapat menyelesaikan matematika rendah. Peserta didik
soal melalui perbuatan respon motorik berkemampuan matematika tinggi dapat
menggunakan benda-benda nyata yang memunculkan 3 jenis representasi,
bersesuaian secara tepat dan teliti. Pada sedangkan peserta didik berkemampuan
representasi ikonik subjek juga tidak matematika sedang dapat memunculkan
bisa menggambar bangun yang sesuai 2-3 jenis representasi, dan peserta didik
ilustrasi yang ada pada soal, dan pada berkemampuan matematika rendah
representasi simbolik subjek hanya dapat memunculkan 0-2 jenis
berkemampuan matematika rendah representasi. Secara tidak langsung dari
dengan jenis kelamin perempuan tidak hasil penelitian ini menyatakan bahwa
memenuhi indikator representasi tingkat kemampuan matematika
simbolik karena subjek hanya mempengaruhi kemampuan representasi
merepresentasikan soal berupa kata-kata matematis peserta didik.
dan simbol. Sedangkan pada rumus
133 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

Hasil analisis representasi SIMPULAN


matematis peserta didik menunjukkan Berdasarkan hasil analisis data,
bahwa adanya perbedaan representasi maka diperoleh kesimpulan
jika dilihat dari segi jenis kelamin, bahwarepresentasi matematis peserta
dimana peserta didik laki-laki lebih didik laki-laki yang berkemampuan
banyak memunculkan representasi dari matematika tinggi dalam menyelesaikan
pada peserta didik perempuan. Pada soal geometri, memenuhi ketiga
representasi enaktif peserta didik laki- indikator kemampuan representasi
laki lebih unggul dalam matematis dimana peserta didik dapat
mengilustrasikan suatu permasalahan menggunakan representasi enaktif
melalui objek nyata, sedangkan pada berupa aksi dan gerakan, representasi
representasi ikonik peserta didik laki- ikonik berupa gambar dan representasi
laki dan perempuan sama-sama simbolik berupa symbol dan rumus.
menggunakan representasi berupa Representasi matematis peserta
gambar. Akan tetapi hasil ilustrasi soal didik laki-laki yang berkemampuan
yang dituangkan kedalam bentuk matematika sedang dalam
gambar peserta didik perempuan lebih menyelesaikan soal geometri,
bagus dari pada laki-laki, karena memenuhi ketiga indikator kemampuan
menggunakan alat tulis dan representasi matematis dimana peserta
penambahan keterangan pada bangun didik dapat menggunakan representasi
yang digambar. Pada representasi enaktif berupa aksi dan gerakan,
simbolik, peserta didik laki-laki lebih representasi ikonik berupa gambar dan
unggul dalam menggunakan representasi simbolik berupa symbol
representasi berupa simbol dan rumus dan rumus.
yang runtun dan bertahap dalam Representasi matematis peserta
mengerjakan soal, sedangkan peserta didik laki-laki yang berkemampuan
didik perempuan lebih unggul dalam matematika rendah dalam
merepresentasikan jawaban dengan menyelesaikan soal geometri,
menggunakan kata-kata untuk memenuhi kedua indikator kemampuan
memperjelas dalam penyelesaian. representasi matematis dimana peserta
didik dapat menggunakan representasi
enaktif berupa aksi dan gerakan, dan
representasi ikonik berupa gambar.
Bonny Fattah., Irwani Zawawi, dkk: Representasi Matematika Peserta Didik 134

Representasi matematis peserta Pendekatan Open Ended. Tesis


didik perempuan yang berkemampuan tidak diterbitkan. Bandung:
matematika tinggi dalam menyelesaikan Universitas Pendidikan Indonesi.
soal geometri, memenuhi ketiga Apriani. 2016. Analisi Representasi
indikator kemampuan representasi Matematis Siswa SMP dalam
matematis dimana peserta didik dapat Memecahkan Masalah
menggunakan representasi enaktif Matematika Kontekstual. Skripsi
berupa aksi dan gerakan, representasi dipublikasikan. Yogyakarta:
ikonik berupa gambar dan representasi Universitas Sanata Dharma.
simbolik berupa kata-kata, symbol dan Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
rumus. Penelitian Suatu Pendidikan
Representasi matematis peserta Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
didik perempuan yang berkemampuan Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur
matematika sedang dalam Penelitian Suatu Pendekatan
menyelesaikan soal geometri, Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta.
memenuhi kedua indikator kemampuan Ardawia, Budiarto. 2012. Profil
representasi matematis dimana peserta Pemecahan Soal Matematika
didik dapat menggunakan representasi dengan Menggunakan Tahap
enaktif berupa aksi dan gerakan, dan Belajar DIENES Ditinjau dari
representasi ikonik berupa gambar. Kemampuan Matematika Siswa
Representasi matematis peserta SMP. Tesis tidak dipublikasikan.
didik perempuan yang berkemampuan Surabau: Universitas Negeri
matematika rendah dalam Surabaya.
menyelesaikan soal geometri, tidak Aryanti dkk. 2013. “Kemampuan
memenuhi ketiga indikator kemampuan Representasi Matematis
representasi matematis. Menurut Tingkat Kemampuan
Siswa pada Materi Segi Empat
DAFTAR PUSTAKA di SMP”.Jurnal Pendidikan dan
Alhadad. 2010. Meningkatkan Pembelajaran Universitas
Kemampuan Representasi Multipel Tanjungpura Pontianak: Volume
Matematis, Pemecahan Masalah 02 Nomer 01.
Matematis, dan Self Esteem Siswa Aryworo. 2011. Mengajar Sruktur
SMP Melalui Pembelajaran dengan Matematika Bruner. Diakses 1
135 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

Februari 2017. Menyelesaikan Soal Terbuka


http://aryworo.blogspot.com/201 Matematika Ditinjau dari
1/08/mengajar-struktur- Perbedaan Gender”. Jurnal
matematika-bruner- Ilmiah Pendidikan Matematika.
dan_20.html?m=1 . Volume 03 Nomer 01.
Asis dkk. 2015. “Profil Kemampuan Fuad, Nasrul. 2016. “Representasi
Spasial dalam Menyelesaikan Matematis Siswa SMA dalam
Masalah Geometri Siswa yang Memecahkan Masalah
Memiliki Kecerdasan Logis Persamaan Kuadrat Ditinjau dari
Matematis Tinggi Ditinjau dari Perbedaan Gender”. Jurnal
Perbedaan Gender”. Jurnal Daya Matematika Kreatif-Inovatif
Matematis: Volume 3 Nomer 2. Universitas Negeri Semarang:
Bruner, J.S. 1966. Toward a Theory Volume 07 Nomer 02.
of Instruction. Cambridge, Gardiner dan Barofik. 2006.
Mass: Belkapp Press. “Mathematical Abilities and
BSNP. 2006. Permendiknas No.22 Mathematical Skill”. World
Tahun 2006 tentang Standart Isi Federation of National
untuk Satuan Pendidikan Dasar Mathematics Competitions
dan Menengah. Jakarta: Conference 2006.
Depdikas. Goldin. 2002. Representation in
Choudhury, Dhiraj. 2012. “Influence Mathematical Learning and
of Geometrical Ability and Problem Solving. In L. D.
Study Habit on the Achievement English (Ed.), Handbook of
in Mathematics at Secondary international research in
Stage”. International Journal of mathematics education (pp. 197-
Computational Engineering 218). Mahwah, NJ: Lawrence
Research. Volume 02 Nomer 06 Erlbaum Associates, Publishers.
hal: 232-237. Hudiono. 2005. Peran Pembelajaran
Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Diskursus Multi Representasi
Satuan Pendidikan. Jakarta: Terhadap Pengembangan
Depdiknas Kemampuan Matematik dan
Dian, Prastiwi. 2014. “Multi Daya Representasi pada Siswa
Representasi Siswa SMP dalam SLTP. Diakses 20 Januari 2017.
Bonny Fattah., Irwani Zawawi, dkk: Representasi Matematika Peserta Didik 136

http://digilib.upi.edu/digitalview Scores among Iranian Eight


.hp?digital_id=1110. Graders Based on TIMSS 2003
Hudoyo, H. 2002. “Representasi Data.
Belajar Berbasis Masalah”. Lestari. 2013. “Penerapan Teori
Jurnal Matematika dan Bruner untuk Meningkatkan
Pembelajaran. ISSN:085-7792. Hasil Belajar Siswa Pada
Volume 8. Pembelajaran Simetri Lipat di
Hwang, Wu-Yuin, dkk. 2009. Kelas IV Sdn 02 Makmur Jaya
“Multiple Representation Skills Kabupaten Mamuju Utara”.
and Creativity Effects on Jurnal Kreatif Tadulako Online
Mathematical Problem Solving Vol. 3 No. 2.
Using a Multimedia Whiteboard Liao, Yang. 2012. “The Application
System”. Jurnal Educational of Piaget and Bruner’s
Technology and Society. Cognitive-Developmental
Volume 10 No 02. Theory in Children’s Dance
Jarnawi. 2011. “Analisis Teaching”. The International
Representasi Matematika Siswa Journal of Arts Education.
Sekolah Dasar dalam Luitel, B. C. 2002. Multiple
Penyelesaian Masalah representations of addition and
Matematika Kontekstual”. subtraction related problems by
Jurnal Pengajar MIPA. Volume third, fourth and fifth graders.
16 No.01 Hal: 128-138. Diakses pada 13 Februari 2017.
Kartini. 2009. “Peranan Representasi http://www.geocities.ws/bcluitel
dalam Pembelajaran /bcproject1.pdf
Matematika”. Prosiding Musdalifah dkk. 2015. “Profil
Seminar Nasional Matematika Kemampuan Spasial dalam
dan Pendidikan Matematika. Menyelesaikan Masalah
UNY: Desember 2009: Hal 361- Geometri Peserta Didik yang
371. Memiliki Kecerdasan Logis
Kiamanesh, Mansoureh. 2003. Matematis Tinggi Ditinjau dari
Influential Factors Cousing the Perbedaan Gender”. Jurnal
Gender Differences in Daya Matematis. Volume 03 No
Mathematics’ Achievment 01.
137 Didaktika, Vol.24, Nomor 2 Februari 2018

Mustangin. 2015. “Representasi diterbitkan. Bandung: SPs UPI.


Konsep dan Peranannya dalam Bandung.
Pembelajaran Matematika di Rosmiyati. 2013. Meningkatkan
Sekolah”. Jurnal Pendidikan Kemampuan Mengelompokkan
Matematika. Volume 01 No.01 Bangun Datar Menurut
Hal: 15-21. Bentuknya Melalui Model
NCTM. 2000. Principle and Pembelajaran Kooperatif Type
Standards for School Make A Match pada Siswa
Mathematics. USA: National Kelas 1 SDN 4 Tabongo
Council of Teachers of Kecamatan Tabongo Kabupaten
Mathematic. Gorontalo. Skripsi
Putri dkk. 2013. Identifikasi dipublikasikan. Gorontalo:
Kemampuan Matematika Siswa Universitas Negeri Gorontalo.
dalam Memecahkan Masalah Sabirin dkk. 2014. “Representasi
Aljabar di Kelas VIII dalam Pembelajaran
Berdasarkan Taksonomi Solo. Matematika”. JPM IAIN
Penelitian dipublikasikan. Antasari.Volume 01 No 02 hal:
Surabaya: Universitas Negeri 33-44.
Surabaya. Safitri dkk. 2015. “Kemampuan
Ratumanan dan Lourens. 2003. Representasi Matematis Luas
Evaluasi Hasil Belajar yang dan Keliling Lingkaran
Relevan dengan Kurikulum Berdasarkan Teori Bruner di
Berbasis Kompetensi. Surabaya: SMPN 9 Pontianak”. Jurnal
YP3IT Kerjasama dengan Pendidikan dan Pembelajaran
Unipress. Universitas Tanjungpura
Risnawati. 2012. Pengaruh Pontianak: Volume 04 Nomer
Pembelajaran dengan 04
Pendekatan Induktif-Deduktif Solaikah. 2013. “Identifikasi
Berbantuan Program Cabri Kemampuan Siswa Dalam
Geometry terhadap Peningkatan Menyelesaikan Spal Aritmatika
Kemampuan Representasi SOsial Ditinjau Dari Perbedaan
Matematis Siswa Sekolah Kemampuan Matematika”.
Menengah Pertama. Tesis tidak Jurnal Pendidikan Matematika
Bonny Fattah., Irwani Zawawi, dkk: Representasi Matematika Peserta Didik 138

STKIP PGRI Sidoarjo: Volume Level on Students’ Mathematics


01 Nomer 10. Readiness in Enugu State”.
Sudjana, Nana. 2005. Metode Journal of Education and
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Practice. Volume 04 No14.
dan R&D. Bandung: PT Remaja Wiryanto. 2014. “Representasi Siswa
Rosdakarya. Sekolah Dasar dalam
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pemahaman Konsep Pecahan”.
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jurnal Pendidikan Teknik
Bandung : ALFABETA Elektro. Volume 03 No 03 hal:
Suharrnan. 2005. Psikologi Kognitif. 593-603.
Surabaya: Srikandi. Wulandari, S. 2011. “Perbedaan
Suherman, Erman. 2001. Common Jenis Kelamin Terhadap
Text Book Strategi Kemampuan Siswa dalam Mata
Pembelajaran Matematika Pelajaran Matematika (Study
Kontemporer. Bandung: UPI- Kasus Sekolah Dasar)” Jurnal
JICA. Universitas Borneo Tarakan.
Tandililing. 2011. Peningkatan Volume 03 Nomer 01.
Pemahaman dan Komunikasi Zhu Zheng. 2007. “Gender
Matematis Serta Kemandirian Differences in Mathematical
Belajar Siswa SMA Melalui Problem Solving Patterns: A
Strategi PQ4R dan Bacaan Review of Literature”.
Refutation text. Diakses pada 2 International Education
Februari 2017. Journal. Volume 08 No 02 hal:
http://repository.upi.edu/8504/2/ 187-203
d_mat_0809553_chapter1.pdf Zubaidah. 2013. Persepektif Gender
Tomic, Welko. 1996. “Three dalam Pembelajaran
Theories of Cognitive Matematika. Marwah: Volume
Representation and Criteria for XII no 01.
Evaluating Training Effects”.
Educational Practive and
Theory. Volume 18 Nomer 1.
Unodiaku, Stanislus. 2013.
“Influence of Sex and Ability

Anda mungkin juga menyukai