Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pendidikan Matematika “SYMMETRY”  Volume 2  Nomor 2 Agustus 2013

PERANAN REPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN


MATEMATIKA DI SEKOLAH

Oleh
Darta
Program Pendidikan Matematika Universitas Pasundan Bandung

Abstrak

Representasi matematis menjadi perhatian khusus sebagai standar proses setelah


ditambahkan oleh NCTM dalam Principles and Standards for School
Mathematics tahun 2000. Goldin (2002) menuliskan dua jenis sistem
representasi, yaitu sistem representasi internal dan eksternal. Representasi
meliputi komponen konkret, verbal, numerik, grafik, kontekstual, gambar, atau
simbol yang melukiskan konsep matematika. Representasi visual meliputi
organisasi diagram atau tabel, model konkret, grafik, gambaran dinamis atau
bergerak, dan gambaran kata. Representasi memegang peranan penting dalam
pembelajaran matematika (Kalathil dan Sherin 2000, dalam Kartini, 2009);
Kilpatrick, Swafford, & Findell, (2001, dalam Salkind, 2007); Lowrie (2001);
Pape dan Tchosanov (2001); Garderen (2003); Gagatsis dan Elia (2004),
Verhoef dan Broekman (2005); Tall (2008); Patsiomitou (2008); Hwang (2007;
2009); Babazit dan Aksoy (2011); Guler dan Ciltas (2011). Guru dapat menguji
representasi internal tentang konsep dan miskonsepsi siswa dari ide matematika
yang sudah diajarkan, melalui representasi ekternal siswa. Semua jenis
representasi harus digunakan secara paralel untuk memfasilitasi pembelajaran
matematika. Tema yang selalu hangat adalah bahwa pembelajaran matematika
harus membetuk koneksi antara berbagai jenis representasi: konkret, gambar dan
simbolik; verbal dan visual; dan internal dan eksternal.
Kata kunci: representasi matematis, visual, pembelajaran, matematika.

Pendahuluan mendapat perhatian khusus. NCTM


Representasi matematis sejak (2000) menyatakan, “The ways in
ditambahkan oleh National Council of which mathematical ideas are
Teachers of Mathematics’ (NCTM) represented is fundamental to how
dalam Principles and Standards for people can understand and use those
School Mathematics tahun 2000, ideas” (NCTM, 2000, h. 67).
sebagai salah satu standar proses dalam Representasi merupakan cara
pembelajaran matematika semakin menyajikan suatu ide matematika
ISSN 2086-4817 Program Studi Pendidikan Matematika 261
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan
Jurnal Pendidikan Matematika “SYMMETRY”  Volume 2  Nomor 2 Agustus 2013

agar konsep matematika dapat 3. Bagaimana sebaiknya guru me-


dipahami oleh siswa. Penyajian dan mahami representasi?
cara guru merepresentasikan matema- 4. Representasi apa yang harus digu-
tika dalam pembelajaran dapat nakan guru dalam pembelajaran?
mempengaruhi pemahaman dan 5. Bagaimana sebaiknya guru me-
representasi matematis siswa (Salkind, nggunakan representasi dalam
2007). Setiap siswa memiliki cara yang pembelajaran matematika?
berbeda untuk mengkonstruksi pema-
haman matematis mereka. Representasi Jenis-jenis Representasi
matematis menurut NCTM (2000) Secara umum representasi adalah
diajarkan agar memungkinkan siswa suatu konfigurasi yang dapat
untuk: 1) mengkreasi dan mengguna- menyatakan sesuatu ke dalam bentuk
kan representasi untuk mengorganisasi, yang lain (Goldin, 2002). Goldin
mencatat, dan mengkomunikasikan ide menuliskan dua jenis sistem
matematika; 2) menyeleksi, meng- representasi, yaitu sistem representasi
aplikasikan, dan menafsirkan di antara internal dan eksternal. Sistem
representasi matematis untuk reperesentasi eksternal yang meliputi
menyelesaikan masalah, dan 3) representasi konvensional yang biasa
menggunakan representasi untuk disebut simbol, dan representasi
model dan menginterpretasikan fisika, internal yang dikreasi di dalam
sosial, dan fenomena matematika. pikiran orang dan digunakan untuk
Mengembangkan kognitif representasi memaknai matematika. Sistem nume-
adalah tema utama dari tiga teori klasik rasi, persamaan matematika, ekspresi
dalam bagaimana siswa belajar suatu aljabar, grafik, gambar geometri, dan
konsep baru. Teori klasik tersebut garis bilangan adalah contoh repre-
adalah teori Piaget, Bruner, dan sentasi eksternal. Representasi inter-
Vygotsky (Tomic dan Kingma, 1996). nal meliputi sistem notasi personal,
Oleh karena itu, memahami bahasa asli, bayangan visual, dan
tentang apa, mengapa dan bagaimana strategi pemecahan masalah.
representasi matematis itu peranannya Bruner (dalam Salkin, 2007)
dalam pembelajaran matematika, menemukan tiga cara yang berbeda
sangat diperlukan baik oleh siswa seseorang merepresentasikan sesuatu,
ataupun oleh guru. yaitu: (a) melalui kegiatan (action),
Berdasarkan paparan di atas, maka (b) melalui gambaran visual, dan (c)
tujuan penulisan makalah ini adalah melalui kata-kata atau bahasa. Dia
untuk menjawab pertanyaan sebagai menyebutkan ketiga jenis tersebut
berikut: berturut-turut sebagai enaktif, ikonik,
1. Apakah representasi matematis itu? dan simbolik (Ruseffendi, 1991).
2. Bagaimana representasi matematis Clark dan Paivio (dalam Salkin,
dapat mempengaruhi berpikir dan 2007) membedakannya menjadi dua
belajar matematika? jenis, yaitu verbal dan visual.
ISSN
262 2086-4817 Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan
Jurnal Pendidikan Matematika “SYMMETRY”  Volume 2  Nomor 2 Agustus 2013

Lesh, Landau, dan Hamilton komponen konkret, verbal, numerik,


(dalam Salkind, 2007) menemukan 5 grafik, kontekstual, gambar, atau
jenis representasi matematika, yaitu: simbol yang melukiskan konsep
(a) pengalaman nyata, (b) manipulasi matematika. Dengan kata lain, kita
model, (c) gambar atau diagram, (d) harus memikirkan representasi seba-
menyatakan dengan kata-kata, (e) gai suatu bentuk dari suatu ide yang
menuliskan dengan simbol. Kelima memungkinkan kita menginterpre-
jenis representasi tersebut merupakan tasikan, mengkomunikasikan, dan
perluasan dari representasi yang mendiskusikan gagasan ke dalam
dikemukakan Bruner. Kilpatrick, dkk bentuk lain.
(dalam Salkin, 2007) mengatakan Sebagai ilustrasi bagaimana
bahwa matematika memerlukan seorang guru mendisksikan konsep
representasi. Faktanya karena abstrak garis lurus kepada siswa sebagai
merupakan sifat matematika, orang berikut. Guru mungkin menjelaskan
akan memiliki akses terhadap dengan kata-kata bahwa garis lurus
matematika hanya melalui representasi adalah himpunan titik-titik yang
dari ide matematika tersebut. berderet diperpanjang tanpa batas
Untuk memahami kelima pada kedua sisi (sebagai representasi
klasifikasi tersebut, perhatikan ilustrasi verbal), menggambarkan garis lurus
berikut. Seorang guru mendiskusikan di papan tulis (sebagai representasi
tentang lingkaran di kelasnya. grafik atau gambar), meminta siswa
Mungkin guru tersebut memiliki siswa berderet saling menyamping (repre-
yang: 1) menggunakan permukaan sentasi kongkrit), atau menggambar
gelas plastik sebagai bentuk konkret persamaan (sebagai representasi
dari lingkaran, 2) menggunakan kata- aljabar). Masing-masing representasi
kata, lingkaran tidak memiliki sisi yang tersebut mengkomunikasikan garis,
lurus, 3) menggunakan notasi Ο atau sementara mengabaikan representasi
C, dengan C titik pusat lingkaran; 4) lainnya.
menggam-barkan lingkaran di buku Terkait dengan 5 jenis represen-
catatannya, dan 5) menuliskan tasi yang dikemukakan oleh Lesh,
persamaan lingkaran. Mereka menuju Landau, dan Hamilton di atas,
kepada abstraksi dan kemampuan Tripathi (2008) mengemukakan
menghubungkan objek lingkaran bahwa cakupan semikongkrit atau
dengan bentuk fisik yang sudah gambar diperluas dan diklasifikasi
dikenal. ulang sebagai representasi viasual.
Secara esensial, menurut Tripathi Selanjutnya, Tripathi (2008)
(2008) representasi matematis adalah mengatakan bahwa representasi
konstruksi mental atau fisik yang visual meliputi organisasi diagram
menjelaskan beberapa aspek dari atau tabel, model konkret, grafik,
struktur konsep dan hubungan antara metapor, gambaran dinamis atau
konsep dan ide. Representasi meliputi bergerak, dan gambaran kata
ISSN 2086-4817 Program Studi Pendidikan Matematika 263
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan
Jurnal Pendidikan Matematika “SYMMETRY”  Volume 2  Nomor 2 Agustus 2013

(deskripsi dalam kata-kata dari apa menjadi empat jenis, yaitu:


yang dicobakan untuk diselesaikan). representasi verbal, gambar
Sebagai ilustrasi perhatikan informational, gambar dekoratif, dan
permasalahan berikut (Tripathi, 2008). garis bilangan. Perbedaan antara
Seorang petani memiliki 19 binatang di gambar informational dan gambar
kebunnya, yang terdiri dari beberapa dekoratif adalah pada gambar
ayam dan sapi. Dia juga mengetahui dekoratif, gambar yang diberikan
bahwa seluruh kaki dari binatang dalam soal tidak menyediakan setiap
tersebut adalah 62. Berapa banyak informasi pada siswa untuk
masing-masing jenis binatang yang menemukan solusi masalah, tetapi
dimiliki petani tersebut? Ketika hanya sebagai penunjang atau tidak
menyelesaikan persoalan tersebut ada hubungan langsung kepada
dengan hanya menggunakan aljabar, konteks masalah. Gambar informa-
maka kita akan menggunakan dua tional menyediakan informasi penting
persamaan linear: x + y = 19 dan 2x + untuk penyelesaian masalah atau
4y = 62, lalu diselesaikan. Tetapi jika masalah itu didasarkan pada gambar.
menggunakan representasi visual, Dari beberapa klasifikasi repre-
maka kemungkinannya: 1) senttasi matematis tersebut dapat
menyelesaikan dengan tabel, yaitu ditarik suatu kesimpulan bahwa pada
mendata banyaknya binatang, masing- intinya representasi dapat dikalisi-
masing kaki dari binatang tersebut dan fikasikan menjadi: 1) representasi
menjumlahkan total kakinya, ketika visual (gambar, diagram grafik, atau
menemukan jumlah 62 kaki maka akan tabel); 2) representasi simbolik
diperoleh 7 ayam dan 12 sapi; 2) (pernyataan matematik/notasi mate-
membuat model binatang dengan matik, numerik/simbol aljabar); dan
memberikan masing-masing 2 kaki, 3) representasi verbal (teks tertulis/
lalu menambahkan 2 kaki lagi kata-kata). Penggunaan semua jenis
sehingga ada beberapa binatang yang representasi tersebut dapat dibuat
berkaki 4, demikian seterusnya sampai secara lengkap dan terpadu dalam
mencapai 62 kaki, maka akan pengujian suatu masalah yang sama
diperoleh 7 ayam dan 12 sapi; 3) atau dengan kata lain representasi
menggambar grafik dari persamaan matematik dapat dibuat secara
linear x + y = 19 dan 2x + 4y = 62, lalu beragam (multipel representasi).
menemukan titik potong kedua grafik Sedangkan kemampuan representasi
tersebut, maka koordinat titik matematis adalah kemampuan
potongnya adalah (7, 12). Jadi ada 7 mengungkapkan ide-ide matematika
ekor ayam dan 12 ekor sapi. (masalah, pernyataan, solusi, definisi,
Gagatsis dan Elia (dalam Kartini, dan lain-lain) kedalam salah satu
2009) menyatakan bahwa untuk siswa bentuk: 1) gambar, diagram grafik,
kelas 1, 2, dan 3 Sekolah Dasar di atau tabel; 2) notasi matematik,
Cyprus, representasi dapat digolongkan numerik/simbol aljabar; dan 3) teks
ISSN
264 2086-4817 Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan
Jurnal Pendidikan Matematika “SYMMETRY”  Volume 2  Nomor 2 Agustus 2013

tertulis/kata-kata, sebagai interpretasi Aksoy (2011); Guler dan Ciltas


dari pikirannya. (2011); dan lain-lain.
Kathil dan Sherin (2000, dalam
Peranan Representasi dalam Kartini, 2009) dalam studinya
Pembelajaran Matematika melaporkan bahwa ada tiga fungsi
Penggunaan berbagai cara representasi eksternal yang dihasilkan
merepresentasikan matematika akan siswa dalam belajar matematika,
memperkaya pengalaman belajar yaitu: 1) representasi digunakan
siswa, karena siswa dibawa pada untuk memberikan informasi kepada
berbagai situasi yang mungkin cocok guru mengenai bagaimana siswa
dengan gaya belajarnya. Hal ini berpikir mengenai suatu konteks atau
dinyatakan oleh McCoy (dalam ide matematika; 2) representasi
Kartini, 2009) bahwa dalam pembela- digunakan untuk memberikan infor-
jaran matematika di kelas, representasi masi tentang pola dan kecenderungan
tidak harus terikat pada perubahan satu (trend) diantara siswa; dan 3)
bentuk ke bentuk lainnya dalam satu representasi digunakan oleh guru dan
cara, tetapi bisa dua cara atau bahkan siswa sebagai alat bantu dalam proses
dalam multi cara. Misalnya disajikan pembelajaran.
representasi berupa grafik, guru dapat Kilpatrick, Swafford, & Findell,
meminta siswa membuat representasi (dalam Salkin, 2007) mengemukakan
lainnya seperti menyajikannya dalam bahwa representasi matematis ber-
tabel, persamaan/ model matematika guna sebagai alat untuk mendukung
atau menuliskannya dengan kata-kata. pemahaman matematis, memungkin-
Jadi guru dapat memberikan persoalan kan komunikasi matematis, dan
dalam bentuk verbal, lalu meminta memudahkan untuk berpikir mate-
siswa untuk membuat representasi matis. Selanjutnya Lowrie (2001)
yang lain atau juga bisa sebaliknya, mengemukakan penelitiannya tentang
memberikan berbagai representasi lalu pengaruh representasi visual dalam
meminta siswa membuat secara problem solving dan numerasi,
verbalnya. terhadap siswa kelas VI SD di
Pentingnya representasi dalam Australia yang menunjukkan bahwa
pembelajaran matematika telah banyak siswa yang efektif dalam
diteliti seperti penelitian: Kalathil dan menyelesaikan masalah lebih suka
Sherin (2000, dalam Kartini, 2009); menggunakan visual daripada non-
Kilpatrick, Swafford, & Findell, (2001, visual. Lowrie (2001) menyaran-kan
dalam Salkin, 2007); Lowrie (2001); guru hendaknya memberikan kesem-
Reeuwijk (2001); Pape dan Tchosanov patan kepada siswa untuk memba-
(2001); Garderen (2003); Gagatsis dan ngun kemampuan representasi visual
Elia (2004), Verhoef dan Broekman ketika dihadapkan pada pemecahan
(2005); Tall (2008); Patsiomitou masalah, khususnya ketika tugas
(2008); Hwang (2009); Babazit dan tesebut baru dan kompleks.
ISSN 2086-4817 Program Studi Pendidikan Matematika 265
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan
Jurnal Pendidikan Matematika “SYMMETRY”  Volume 2  Nomor 2 Agustus 2013

Penelitian Pape dan Tchosanov pelan-pelan terjadi proses dimulainya


(2001) tentang peranan representasi metode pemecahan masalah dengan
dalam mengembangkan pemahaman cara informal melalui strategi
matematis menyimpulkan empat hal: preformal menuju persamaan formal,
1) siswa harus diberikan kesempatan membantu siswa untuk mengembang-
untuk berlatih representasi dan kan pemahaman secara konseptual
menginternalisasikan ide matematika tentang persamaan. Formalisasi seca-
melalui aktivitas sosial meliputi ra bertahap yang dilakukan guru dan
representasi eksternal yang bervariasi; materi pembelajaran yang membim-
2) representasi merupakan aktivitas bing, berkontribusi terhadap pema-
sosial yang inheren. Siswa harus haman matematika siswa. Pengemba-
memahami baik proses dan hasil ngan kurikulum ke depan harus
representasi melalui aktivitas sosial; dimulai sejak dini dengan aktivitas
dan 3) supaya siswa kompeten dalam aljabar-secara intuitif, konkret, dan
matematika, maka pembelajaran harus informal-untuk membantu meletakan
menggunakan berbagai teknik fondasi memahami lebih lanjut
(misalnya dengan analitis dan tentang aljabar yang lebih abstrak di
geometris), dan 4) representasi harus tahun-tahun berikutnya. Jadi, kita
diajarkan sebagai alat untuk berpikir, harus mendorong memulai sejak dini
menjelaskan, dan menjustifikasi. Jadi, dengan aktivitas aljabar yang masuk
guru dan siswa harus mengembangkan akal.
norma-norma kelas yang memfasilitasi Garderen (2003) menginvestigasi
terjadinya penjelasan dan justifikasi siswa kelas enam Sekolah Dasar dan
serta menggunakan representasi untuk Menengah di Florida Utara, dalam
memberikan layanan yang mendukung menggunakan bayangan visual dalam
argumen-argumen. Walaupun ini pemecahan masalah. Siswa dikelom-
merupakan tantangan, tetapi ide ini pokkan menjadi tiga kelompok:
akan memfasilitasi dan mengubah kurang mampu, rata-rata, dan cerdas.
praktik pembelajaran yang mengarah Hasil penelitiannya menunjukkan
kepada pemahaman matematika yang bahwa siswa yang cerdas mengguna-
bermakna. kan lebih banyak representasi visual
Reeuwijk (2001) meneliti tentang spatial dibandingkan dengan kedua
progresif formalisasi terhadap siswa kelompok. Selanjutnya terdapat
yang berusia sekitar 11 tahun, usia korelasi positif antara kemampuan
transisi antara berpikir informal dan pemecahan masalah dengan represen-
formal. Kesimpulan penelitian terse- tasi visual-spatial. Siswa yang sukses
but, bahwa walaupun dalam penelitian- dalam penyelesaian masalah lebih
nya tidak begitu jelas bagaimana siswa banyak menggunakan representasi
menggunakan berbagai strategi strategi yang berupa skema, sedangkan yang
dalam pembelajaran matematika menggunakan lebih banyak gambar
tentang persamaan, tetapi jelas bahwa kurang sukses dalam menyelesaikan
ISSN
266 2086-4817 Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan
Jurnal Pendidikan Matematika “SYMMETRY”  Volume 2  Nomor 2 Agustus 2013

masalah. Hal ini dapat dipahami, simbolik dan manipulasinya.


karena penggunaan skema memerlu- Matematika murni di Universitas
kan kemampuan kognitif yang lebih berubah menjadi pola berpikir formal
tinggi yaitu sudah menuju abstrak, dengan sistem aksiomatik dan
maka siswa yang mampu pembuktian matematis. Transisi
menyelesaikan masalah dimungkinkan berpikir diformulasikan ke dalam
jika mereka sudah berpikir lebih suatu pola pikir ‘tiga dunia
abstrak. matematika’: dunia ‘perwujudan
Penelitian Gagatsis dan Elia konsep’, yang berdasarkan persepsi,
(2004) terhadap 1447 siswa kelas 1, 2, aksi dan eksperimen berpikir; dunia
dan 3 Sekolah Dasar di Cyprus ‘simbolik proseptual’, perhitungan
melaporkan bahwa empat representasi, dan proses manipulasi aljabar secara
yaitu repersentasi verbal, gambar ringkas; dan dunia ‘formal
informasional, gambar dekoratif, dan aksiomatik’, dari seperangkat definisi
garis bilangan memberikan pengaruh konsep secara teoritis dan pembuk-
yang signifikan pada kemampuan tian matematis, yang mungkin
pemecahan masalah matematika siswa. digabungkan sehingga membentuk
Gagatsis & Elia (2004) melaporkan berbagai cara berpikir matematis. Hal
juga bahwa model pembelajaran yang ini membuktikan adanya pemikiran
menggunakan keempat representasi matematika sebagai suatu gabungan
dan faktor kemampuan umum siswa struktur pengetahuan yang berbeda,
dalam memecahkan masalah lebih baik misalnya bilangan real dinyatakan
dari pada model belajar yang hanya dalam garis bilangan yang padat,
menggunakan salah satu kemampuan simbol bilangan desimal dan teori
representasi dalam memecahkan formal membentuk lapangan (field)
masalah. Hal ini senada dengan yang urutannya lengkap.
penelitian Pape dan Tchosanov (2001), Selanjutnya Tall (2008) menya-
yang menyarankan mengembangkan takan bahwa konstruksi teori diper-
norma-norma kelas yang memfasilitasi kenalkan untuk menjelaskan bagai-
terjadinya penjelasan dan justifikasi mana himpunan struktur genetik
dan menggunakan representasi untuk terbentuk sebelum berpikir matema-
memberikan layanan yang mendukung tis, dan bagaimana pengalaman-
argumen-argumen. pengalaman yang dimiliki secara
Tall (2008) melaporkan tentang individual dipadukan sebelum mem-
transisi berpikir formal antara pengaruhi pertumbuhan personalnya.
matematika sekolah dengan pembukti- Konsep-konsep ini digunakan untuk
an pada matematika murni di menentukan bagaimana para siswa
Universitas. Matematika sekolah mengalami transisi dari sekolah
dianggap sebagai kombinasi represent- sebelumnya ke matematika Univer-
tasi visual, menyangkut geometri dan sitas sebagai perwujudan dan
grafik, digabung dengan perhitungan simbolisasi yang digabung dengan
ISSN 2086-4817 Program Studi Pendidikan Matematika 267
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan
Jurnal Pendidikan Matematika “SYMMETRY”  Volume 2  Nomor 2 Agustus 2013

formalisasi. Pada level yang lebih transformasikan dalam objek mental


tinggi, struktur teorema dibuktikan mereka ke dalam bahasa pemetaan,
dengan aksioma saling berkaitan yang yang berkaitan dengan transformasi
lebih rumit membentuk perwujudan yang tampak di halaman software.
dan simbolisasi, karena ada hubungan Hwang (2007) meneliti tentang
erat antara ketiga dunia matematika di pengaruh kemampuan multipel
atas. representasi dan kreativitas terhadap
Patsiomitou (2008) meneliti pemecahan masalah matematika
tentang representasi visual aktif dan dengan menggunakan sistem multi-
model berpikir geometri van Hiele, media whiteboard. Dari studi Hwang,
terhadap siswa sekolah menengah di diperoleh hasil bahwa skor siswa
Mesir dengan menggunakan yang menggunakan representasi
Geometer’s Sketchpad. Penelitian ini rumus lebih baik dari siswa yang
menjelaskan tentang korelasi antara menggunakan representasi verbal dan
lima fase proses berpikir geometri gambar (grafik atau simbol).
yang dikemukakan oleh van Hiele dan Kemampuan elaborasi (kemampuan
pengembangan teori pada Linking memecahkan masalah menggunakan
Visual Active Representation (LVAR). berbagai ilustrasi dan penjelasan)
Penelitian tersebut menyimpulkan adalah faktor paling penting yang
bahwa transformasi melalui LVAR mempengaruhi keterampilan multi
mengarahkan siswa kepada struktur representasi dalam pemecahan
transformasi mental yang relatif masalah matematis. Selanjutnya
terhadap pengembangan level berpikir penelitian Hwang (2009) terhadap
yang dikemukakan van Hiele. Sifat- siswa kelas 6 Sekolah Dasar selama
sifat matematis dapat dijelaskan 1,5 bulan yang pembelajaran geo-
melalui bentuk-bentuk transformasi metrinya menggunakan Virtuil
yang dapat direpresentasikan melalui Manipulative dan Whiteboard
berbagai jenis aktivitas yang (VMW) dengan tiga Dimensi (3D)
dimanipulasi. Dalam kasus proses melaporkan bahwa sistem pembelaja-
pemodelan dari suatu masalah dalam ran yang diusulkan sangat berguna,
geometri dinamis, proses tersebut dan membantu siswa memahami
dapat diperoleh melalui teknik proses pemecahan masalah dalam
interaksi pada software selama proses geometri, seperti menggunakan ber-
pemecahan masalah berlang-sung. bagai strategi pemecahan, juga
Proses pembuktian dibangun dengan mengungkap miskonsepsi geometris.
menggunakan formulasi verbal dan Kedua penelitian Hwang tersebut
hubungan geometris yang cocok sejalan dalam membantu menyelesai-
dengan konsep dalam proses kan permasalahan matematika khu-
pembuktian. Siswa menggunakan susnya dalam geometri.
formulasi verbal untuk mengubah
pemaknaan ide yang mereka
ISSN
268 2086-4817 Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan
Jurnal Pendidikan Matematika “SYMMETRY”  Volume 2  Nomor 2 Agustus 2013

Selanjutnya Babazit dan Aksoy penggunaan representasi visual dalam


(2011) melaporkan tentang keterkaitan menyelesai-kan masalah matematika
antara representasi dan ide matematis verbal. Guru yang lebih suka
dengan GeoGebra. Babazit dan Aksoy menggunakan representasi visual
dalam artikelnya menyatakan bahwa dalam pemecahan masalah,
representasi memberikan fasilitasi ide kesuksesan siswa menyelesai-kan
dan bantuan untuk pembelajar dalam pemecahan masalahnya meningkat.
pikiran mereka. Suatu pemahaman Karena representasi visual telah
yang bermakna tentang konsep menyebabkan siswa bersikap positif,
matematika dapat diperoleh ketika maka guru harus lebih banyak
variasi representasi dikembangkan dan memberikan representasi visual
difungsikannya hubungan antar kepada siswa SD. Tetapi representasi
mereka. Pembelajaran tradisional visual belum memberikan kesuksesan
didominasi oleh kapur dan papan tulis yang sangat tinggi, karena adanya
yang mengakibatkan kurang produktif fakta bahwa representasi visual
membantu siswa menghubungkan bukan syarat cukup dalam
antar representasi. Di lain pihak, pemecahan masalah, tetapi hanya
ketersediaan pembelajaran yang meng- syarat perlu. Diperlukan pengujian
gunakan teknologi memungkinkan bagaimana seorang guru dapat
guru untuk memperjelas interelasi menggunakan representasi visual
antara representtasi konsep matema- secara efektif dalam pemecahan
tika sehingga para siswa dapat masalah dan kualifikasi pendidikan
mengembangkan lebih banyak apakah untuk mengkreasi
memahami ide matematika. Penelitian representasi yang berupa skema, serta
tersebut, memungkinkan guru dalam harus ditemukan jenis representasi
pembelajaran geometri menggunakan yang lebih disukai siswa.
teknologi supaya dapat menyatakan Dari paparan teori dan beberapa
konsep matematika dengan berbagai hasil penelitian di atas, muncul
representasi. pertanyaan jenis representasi
Penelitian Guler dan Ciltas (2011) manakah yang berguna untuk
terhadap guru dan siswa SD matematika sekolah? Bruner (dalam
menemukan bahwa terdapat hubungan Ruseffendi, 1991) percaya bahwa
yang positif antara banyaknya guru perbedaan tahap perkembangan
menggunakan representasi visual sesorang menentukan perbedaan
dengan pemecahan masalah siswa. sistem representasi. Anak-anak
Selain itu, paralel dengan kesimpulan belajar melalui manipulasi dan aksi
di atas bahwa siswa yang gurunya (enactive representation), anak yang
lebih sering menggunakan representasi lebih tua belajar melalui organisasi
visual lebih sukses dalam pemecahan perseptual dan imagery (iconic
masalah dan mereka (guru) memiliki representation), dan orang dewasa
keyakinan yang positif tentang belajar dengan menggunakan bahasa
ISSN 2086-4817 Program Studi Pendidikan Matematika 269
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan
Jurnal Pendidikan Matematika “SYMMETRY”  Volume 2  Nomor 2 Agustus 2013

dan berpikir simbolik (symbolic visual; dan internal dan eksternal.


representation). Ide tersebut menjadi Representasi yang digunakan guru
tahapan pokok pembelajaran matema- dan cara mana yang dipilih guru
tika di sekolah dengan pengetahuan dalam pembelajaran matematika,
guru bahwa siswa harus belajar mulai merupakan faktor yang penting
dari ekspresi konkret (enactive), dalam pembelajar-an. Pengetahuan
dibawa ke representasi piktorial guru tentang konsep matematika
(iconic), dan terakhir menuju ke memberikan dampak terhadap
pemahaman abstrak (symbolic). Tetapi kemampuannya untuk menggunakan
penelitian akhir-akhir ini, Clements representasi matematika secara
(dalam Salkin, 2007) telah efektif. Representasi sangat berperan
memberikan saran bahwa semua jenis dalam membantu peningkatan
representasi harus digunakan secara pemahaman siswa terhadap konsep
paralel untuk memfasilitasi pembelaja- matematika. Kemudian representasi
ran matematika di kelas. Ketika siswa juga dapat meningkatkan kemampuan
membuat hubungan antara representasi komunikasi, dan pemecahan masalah
konkret, piktorial, dan simbol, hasil matematis siswa. Secara umum
pembelajaran mereka lebih tinggi dan representasi sangat berperan dalam
berkembang. Ide tersebut sejalan peningkatan kompetensi matematika
dengan pendapat Goldin (2002) yang siswa. Selain itu representasi siswa
harus mengkoneksikan antara repre- dapat memberikan informasi kepada
sentasi internal dan eksternal. Dengan guru mengenai bagaimana siswa
cara seperti itu, guru dapat menguji berpikir mengenai suatu konteks atau
konsep dan miskonsepsi siswa dari ide ide matematika, tentang pola dan
matematika yang sudah diajarkan. kecenderungan siswa dalam memaha-
mi suatu konsep. Oleh karena itu
Penutup guru perlu memformulasikan cara
Terdapat sejumlah penelitian yang tepat untuk dapat menghadirkan
mengenai jenis-jenis represntasi dan representasi siswa dalam
penggunaannya. Banyak penelitian pembelajaran matematika, agar dapat
yang setuju bahwa representasi meningkatkan hasil belajar siswa
matematika berguna, walaupun tidak lebih meningkat lagi.
cukup, dalam pembelajaran matema-
tika. Representasi matematika sebagai Daftar Pustaka
alat bantu untuk mengkomuni-kasikan Bayazit, I. dan Askoy, Y. (2011).
gagasan matematika dan pemecahan Connecting Representations and
masalah. Tema yang selalu hangat Mathematical Ideas with
adalah bahwa pembelajaran matema- GeoGebra. Tersedia: http:www.
tika harus membetuk koneksi antara ggijro.wordpress.com/
berbagai jenis representasi: konkret, 2011/07/article-8.pdf. (20 Mei
gambar, dan simbolik; verbal dan 2013).
ISSN
270 2086-4817 Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan
Jurnal Pendidikan Matematika “SYMMETRY”  Volume 2  Nomor 2 Agustus 2013

Gagatsis, A. dan Elia, I. (2004). The Hwang, et.al. (2009). A Study of


Effect of Different Modes of Multi-Representation of
Representation on Mathematical Geometry Problem Solving with
Problem Solving. Dalam Procee- Virtual Manipulatives and
ding of 28th Conference Whitboard System. Dalam
International Group for Phsyco- International Forum of
logy of Mathematics Education. Educational Tecnology and
Vol 2, halaman 447-454. Society (IFETS). ISSN 1436-
Garderen, van D. (2003). Visual- 4522. Vol 12 No 3, halaman
Spatial Representation, Mathema- 229-147.
tical Problem Solving, and Kartini (2009). “Peranan Represen-
Students of Varying Abilities. tasi dalam Pembelajaran Mate-
Dalam Learning Disabilities matika.” Dalam Prosiding
Reasearch and Practice. Vol Seminar Nasional Matematika
18(4), halaman 246-254. dan Pendidikan Matematika,
Goldin, G. A. (2002). Representation Jurusan Pendidikan Matematika
in mathematical learning and FMIPA UNY (5 Desember
problem solving. In L. D.English 2009). ISBN: 978-979-16353-3-
(Ed.), Handbook of international 2, halaman 361-371.
research in mathematics education Lowrie, T. (2001). The Influence of
(pp. 197-218). Mahwah, NJ: Visual Representation on
Lawrence Erlbaum Associates, Mathematical Problem Solving
Publishers. and Numeracy Performance.
Guler, G. dan Ciltas, A. (2011). The Dalam 24th Anual Conference,
Visual Representation Usage Sydney, July 2001. Charles Sturt
Level of Mathematics Teachers University. Email: tlowrie@csu.
and Students in Solving Problems. edu.au . Halaman 354-361.
Dalam International Journal National Council of Teachers of
Humanities and Social Science. Mathematics. (2000). Principles
Vol 1 No 11 [Special Isyu- and standards for school
Agustus 2011], halaman 145-154. mathematics. Reston, VA:
Author.
Hwang, et al. (2007). Multiple Pape, S.J. dan Tchoshanov, M.A.
Representation Skills and (2001). The Role of Represen-
Creativity Effects on Mathema- tation (s) in Developing Mathe-
tical Problem Solving using a matical Understanding. Dalam
Multimedia Whiteboard System. Theory into Practice. Vol 40, No
Educational Technology & 2, Realzing Reform in Scholl
Society, Vol 10 No 2, halaman. Mathematics (Spring, 2001),
191-212. halaman 118-127.

ISSN 2086-4817 Program Studi Pendidikan Matematika 271


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan
Jurnal Pendidikan Matematika “SYMMETRY”  Volume 2  Nomor 2 Agustus 2013

Patsiomitou, S. (2008). Linking Visual Tomic, W. dan Kingma, J. (1996).


Active Representation and the van Three Theory of Cognitive
Hele model of Geometry Thinking. Repersentation and Criteria for
Departemen of Primary Education, Evaluating Training Effects.
University of Ioannina, Mesir. Dalam Educational Practice and
Tersedia: http:www.atcm. Theory. Vol. 18, No. 1, halaman
mathantech.org/ EP2008/ 15-35.
papers_full/2412008.14997.pdf. Tripathi, P.N. (2008). Developing
(Diakses 10 Mei 2013). Mathematical Understanding
Reuwijk, van M. (2001). From through Multiple Representaions.
informal to Formal, Progressive Dalam Mathematical Teaching
Formalization an Example on in Midle School. Vol. 13, No. 8,
“Solving System Equations”. April 2008, halaman 438-445.
Freudenthal Institute, Utrech
University, Netherlands. Tersedia:
http:www.fisme.science.uu.nl/
publicaties/literatuur/4465.pdf. (10
Mei 2013)
Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar
kepada membantu guru
mengembangkan kompetensinya
dalam pengajaran matematika
untuk meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito.
Salkind, G.M. (2007). Mathematical
Representation. EDCI 857
Preparation and Professional
Development of Mathematics
Teachers. George Mason
University: Spring 2007.
Tall, D.O. (2008). The Transition to
Formal Thinking in Mathema-tics.
Dalam Mathematics Education
Research Journal. Email:
david.tall@warwicck. ac.uk. Vol
20 No 2, halaman 5-24.

ISSN
272 2086-4817 Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan

Anda mungkin juga menyukai