Anda di halaman 1dari 3

Pengantar pemodelan Matematika

Penulis:
Penulis:
Prof. Dr. HardiAsih,
Dr. Tri Sri Noor S.Si., M.Si
Suyitno, M.Pd
Dr.Prof. Dr. Hardi
Tri Sri Noor Suyitno, M.PdM.Si
Asih, S.Si.,

Pada tingkat pra perguruan tinggi, matematika merupakan kegiatan penelusuran pola dan
hubungan, kreatifitas, kegiatan pemecahan masalah, dan alat komunikasi (Depdiknas, 2007).
Matematika memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan sosial dan politik dalam setiap
periode peradaban manusia, dan matematika merupakan alat yang digunakan dalam kehidupan
manusia pada setiap hari (Court, 2006). Matematika adalah alat pikiran, bahasa ilmu, tata cara
pengetahuan, dan penyimpulan deduktif. Nilai utama matematika yang dikembangkan melalui
proses deduktif adalah memberi kekuatan kepada manusia untuk mengorganisir ilmu pengetahuan
dan kemampuan untuk memprediksi kejadian-kejadian alam. Singkatnya matematika merupakan
jembatan yang tangguh antara manusia dengan dunia di luar diri manusia.
Kegiatan matematika banyak berubah dalam 50 tahun terakhir. Menurut pandangan evolusioner
pengetahuan, matematika akan berubah dan berkembang. Oleh karena itu, matematika bukan
sebagai sumber pengetahuan utama, tetapi memposisikan matematika sebagai alat yang
memungkinkan orang untuk menggunakannya, memaknai pengalaman, meningkatkan penilaian
prediktif, dan menawarkan penjelasan. Pada tahun 1960 muncul gagasan tentang penggunaan
matematika di luar matematika untuk kepentingan di luar matematika. Di samping itu juga muncul
gagasan untuk memanfaatkan penerapan matematika, model matematika, dan pemodelan
matematika untuk belajar matematika. Gagasan kedua ini berkaitan dengan aktivasi matematika
di luar konteks matematika untuk kepentingan di luar bidang matematika yaitu membantu murid
sekolah (siswa) meningkatkan motivasi belajar matematika serta membantu pemahaman dan
penguasaan konsep. Dengan demikian proses belajar mengajar matematika dapat memanfaatkan
penerapan, model, dan pemodelan matematika. Salah satu perwujudan gagasan ini adalah

1
BAGIAN DARI MODUL PEMODELAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
UNTUK PPG DALAM JABATAN
Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018
sebagaimana yang dikembangkan oleh Freudenthal. Ia mengembangkan pendekatan pembelajaran
matematika yang disebut Realistic Mathematics Education (RME).
Riset-riset level internasional menyajikan kajian pendekatan pemodelan dalam pembelajaran
matematika dan menekankan pengaruhnya dalam belajar matematika (Blum,Galbraith, Henn, &
Niss, 2007). Riset tentang peranan model dan pemodelan dalam pendidikan matematika juga
mengemuka (Lesh & Doerr, 2003). Oleh karena itu pemodelan matematika harus menjadi salah
satu kegiatan utama dalam pembelajaran matematika.

Pengertian Pemodelan Matematika

Istilah model dapat berarti suatu miniature yang mewakili sesuatu atau suatu deskripsi atau analogi
yang digunakan untuk memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat diamati secara langsung.
Model tidak hanya sebuah penyederhanaan tetapi juga merupakan gambaran yang benar, bersifat
objektif, dan mendekati realitas. Model matematika merepresentasikan situasi di dunia nyata, yaitu
situasi di luar matematika. Biasanya situasi itu harus disederhanakan, dibangun strukturnya dan
dibuat lebih tepat dan akurat yang akan mengarahkan kepada model dari situasi tersebut.
Pemodelan adalah sebuah aktivitas, yaitu aktivitas kognitif yang mana kita berpikir dan
menyususn model untuk mendeskripsikan bagaimana perilaku suatu alat atau objek. Pemodelan
matematika dapat diartikan sebagai proses penyusunan model, yang berangkat dari situasi
nyata menjadi model matematika, atau merupakan keseluruhan dari penerapan proses
pemecahan masalah atau suatu jenis pengkaitan antara dunia nyata dengan matematika.
Pemodelan matematika menghasilkan suatu model yang merupakan deskripsi atau representasi
situasi yang diambil dari disiplin matematika. Hasil dari proses tersebut berupa model matematika.
Model dalam bidang sain akan menjadi model matematika apabila model tersebut
mendeskripsikan atau merepresentasikan situasi dunia nyata dengan konstruksi matematis yang
mencakup konsep matematika, operasi, relasi, dan termasuk simbol-simbolnya. Proses dari model
sain menjadi model matematika juga mencakup proses identifikasi dan penggunaan bentuk-bentuk
atau struktur-struktur matematika seperti ruang dan ukuran yang membawa pengetahuan yang
dalam untuk penyelesaian suatu masalah atau untuk memahami situasi tertentu (Lehrer &
Schauble, 2000).
2
BAGIAN DARI MODUL PEMODELAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
UNTUK PPG DALAM JABATAN
Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018
Model matematika sebagai hasil dari proses pemodelan adalah ungkapan masalah yang
diekspresikan dengan menggunakan bahasa matematika. Bahasa matematika memiliki ciri antara
lain menggunakan banyak simbol, tidak emotif, singkat, padat, dan tidak bermakna ganda.
Suatu model matematika berada pada berbagai cabang matematika seperti aljabar, geometri, dan
statistic. Harus diingat bahwa matematika yang tercakup dalam model harus dapat dinalar atau
masuk akal (reasonable) dalam dua hal yaitu tidak hanya masalah ketelitiannya yang terkait
dengan bidangnya, tetapi juga mereprsentasikan situasi dunia nyata. Menurut Dear (1995), belajar
melalui pemodelan matematika tidak hanya berkaitan dengan penerapan praktis, tetapi juga
bersesuaian dengan hubungan filosofis dan historis dalam proses membangun pengetahuan yang
bersifat sain dan bersifat matematis. Secara filosofis, matematika bersifat abstrak, kebenaran
bertumpu pada kesepakatan, konsisten, bersifat koheren, (Hardi Suyitno, 2011)

3
BAGIAN DARI MODUL PEMODELAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
UNTUK PPG DALAM JABATAN
Hak cipta © Direktorat Pembelajaran, Dit Belmawa, Kemenristekdikti RI, 2018

Anda mungkin juga menyukai