Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK

DIMENSI PERSPEKTIF DAN KEDUDUKAN ETHNOMATEMATIKA

Mata Kuliah: Ethomatematika

Dosen Pengampu: Yumi Sarassanti, M.Pd

Disusun Oleh:

Sri Nurlailah Saputri (12118015)


Yeni Oktaviani (12118008)
Ade Mutia (12118020)
Nur Indrawati (12118028)
Yuliana (12118031)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

TAHUN 2023 M / 1444 H


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt, atas rahmat dan karunianya, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas
ethnomatematika. Di samping itu, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada pembaca. Makalah ini dapat diselesaikan semata karena penulis
menerima banyak bantuan dan dukungan. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada: Ibu Yumi Sarassanti, M.Pd yang telah memudahkan pembuatan
makalah ini. Dorongan semangat serta memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan tugas
makalah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu
dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karenanya, saran dan kritik yang bersifat membangun
akan penulis diterima dengan senang hati. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Pontianak, 24 Februari 2023

Penulis
Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................................................


KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN MASALAH 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................................
A. PENGERTIAN DIMENSI ETHNOMMATEMATIKA 2
B. PRESPEKTIF ETHNOMATEMATIKA 3
C. KEDUDUKAN ETHNOMATEMATIKA 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................................
A. KESIMPULAN 8
B. SARAN 8
DAFTAR PUSTAKA 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan mata pelajaran yang sifatnya berkesinambungan, karena pada
setiap jenjang pendidikan di indonesia selalu dipelajari mulai dari tingkat sekolah dasar
hingga perguruan tinggi. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang mendukung
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berperan dalam menunjang ilmu
sosial dan budaya. Namun, nampaknya saat ini pembelajaran matematika belum
memperlihatkan hasil yang memuaskan. Sebagian penyebab tidak tuntasnya hasil belajar
siswa berasal dari kurang mampunya siswa dalam memahami konsep-konsep matematika
serta guru masih kesulitan dalam memahamkan hal-hal yang bersifat abstrak kepada
siswa. Matematika merupakan mata pelajaran yang menuntut siswa nya untuk berfikir
secara logis, kritis, tekun, inisiatif, sehingga diharapkan karakteristik pada siswa yang
mempelajari matematika. Pada dasarnya matematika muncul dari kehidupan nyata sehari
hari, yaitu pendidikan dan budaya merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari karena
budaya merupakan kesatuan yang utuh dan menyeluruh, berlaku dalam suatu masyarakat
dan pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap individu dalam masyarakat.
Salah satu yang dapat menjembatani antara budaya dan pendidikan adalah
ethnomatematika.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini untuk menelaah Dimensi, Perspektif dan
Kedudukan Ethnomatematika.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan Dimensi, Perspektif
dan Kedudukan Ethnomatematika.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DIMENSI ETHNOMATEMATIKA


Etnomathematika merupakan metodologi untuk penelitian yang sedang berlangsung
dan analisis proses yang menyebarkan, dan melembagakan pengetahuan matematika (ide,
proses, dan praktik) yang berasal dari budaya yang beragam konteks melalui sejarah.
Konteks ini memungkinkan pengembangan enam dimensi program etnomathematika
(Rosa et al, 2016).
Dimensi ini saling terkait dan bertujuan untuk menganalisis akar sosiokultural dari
pengetahuan matematika.
a. Kognitif
Dimensi ini menyangkut akuisisi, akumulasi, dan penyebaran pengetahuan
matematika lintas generasi, ide matematika seperti perbandingan, klasifikasi,
kuantifikasi, dipahami sebagai fenomena sosial, budaya, dan antropologi yang
memicu perkembangan sistem pengetahuan yang dielaborasi oleh anggota kelompok
budaya yang berbeda.
b. Konseptural
Kesempatan untuk menjawab pertanyaan eksistensial dengan membuat prosedur
dan praktik. Tantangan kehidupan sehari-hari memberi anggota kelompok budaya
yang berbeda metode, dan teori berdasarkan representasi realitas mereka. Dengan
demikian, pengetahuan matematis muncul sebagai respon langsung terhadap
kebutuhan untuk bertahan hidup dan transendensi.
c. Pendidikan
Dimensi ini tidak menolak pengetahuan dan perilaku yang memperoleh secara
akademis, tetapi memasukkan nilai-nilai kemanusiaan seperti rasa hormat, toleransi,
penerimaan, keperdulian, martabat, integritas, dan kedamaian dalam proses belajar
mengajar matematika agar dalam konteks ini, ethnomatematika mempromosikan
penguatan pengetahuan akademik saat siswa memahami matematika ide, prosedur,
dan praktik hadir dalam kehidupan sehari-hari mereka.
d. Epistemologis
Dimensi ini berkaitan dengan sistem pengetahuan, yang merupakan sekumpulan
pengamatan empiris yang dikembangkan untuk memahami, menjelaskan, dan
menangani realitas. Bagaimana beralih daari observasi dan praktik bagaimana

2
berpindah dari eksperimen dan metode ke refleksi dan abstraksi, bagaimana
melanjutkan penemuan dan teori.
e. Historis
Dimensi ini mengarahkan siswa pada pemeriksaan sifat dari matematika dalam
pengertian bagaimana pengetahuan matematika itu dialokasikan dalam induvidu dan
kolektif mereka. Inilah mengapa penting untuk mengajar matematika dalam konteks
sejarah sehingga siswa mampu memahami evolusi dan kontribusi yang dibuat oleh
orang lain untuk pengembangan pengetahuan matematika yang sedang berlangsung.
f. Politik
Dimensi ini bertujuan untuk mengenali dan menghormati sejarah, tradisi, dan
pemikiran matematis yang dikembangkan oleh anggota kelompok budaya berbeda.
B. PERSPEKTIF ETHNOMATEMATIKA
Ide matematika merupakan bentuk abstrak dari aktifitas kehidupan manusia sehari-hari
yang seharusnya mudah untuk dipelajari dan dipahami. Namun terdapat banyak siswa yang
masih mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Hal ini disebabkan karena
matematika yang diajarkan di sekolah terkadang ditemukan berbeda dengan permasalahan
matematika yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang disebutkan oleh
Rosa (2011) bahwa ada perbedaan antara pengetahuan matematika yang diperoleh secara
akademis dan informal. Ketidaksesuaian permasalahan matematika yang ditemukan di
sekolah dengan matematika yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari menyebabkan
sulitnya siswa menghubungkan konsep-konsep matematika yang bersifat formal dengan
permasalahan dalam dunia nyata. Oleh karena itu terdapat banyak siswa yang mampu dalam
mengoperasikan perhitungan matematika di kelas tetapi sulit untuk menyelesaikan persoalan
matematika yang ditemukan dalam kehidupan schari-hari. Sebaliknya terdapat anak yang
mampu menyelesaikan masalah sehari-hari meskipun tidak menempuh pendidikan secara
formal.
Nilai budaya yang merupakan landasan karakter bangsa merupakan hal yang penting
untuk ditanamkan dalam setiap individu, untuk itu nilai budaya ini perlu ditanamkan sejak
sejak dini, agar setiap individu mampu lebih memahami, memaknai, dan menghargai serta
menyadari pentinganya nilai budaya dalam menjalankan setiap aktivitas kehidupan.
Penanaman nilai budaya bisa dilakukan melalui lingkungan keluarga, pendidikan, dan dalam
lingkungan masyarakat tentunnya. Hal ini senada dengan dikatakan oleh Eddy dalam Rasyid
(2013) bahwa pelestarian kebudayaan daerah dan pengembangan kebudayaan nasional

3
melalui pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal, dengan mengaktifkan
kembali segenap wadah dan kegiatan pendidikan.
Pendidikan dan budaya adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-
hari, karena budaya merupakan kesatuan yang utuh dan menyeluruh, berlaku dalam suatu
masyarakat dan pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap individu dalam
masyarakat. Pendidikan dan budaya memiliki peran yang sangat penting dalam
menumbuhkan dan mengembangakan nilai luhur bangsa kita, yang berdampak pada
pembentukan karakter yang didasarkan pada nilai budaya yang luhur.
Masuknya kebudayaan dan nilai-nilai luar atau asing ke dalam masyarakat tradisional
mengakibatkan terjadinya perubahan sosial budaya (Widjono, 1998). Dewasa ini masyarakat
adat sedang dalam proses perubahan, kini mereka menjadi sosok yang terbuka terhadap
realitas kehidupan modernitas masa kini. Dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
konservasi budaya masyarakat adat, ada keperluan untuk menghargai dan menggabungkan
pengetahuan tradisional dan praktek-praktek pengelolaan mereka. Karena tidak ada sistem
pengetahuan yang sempurna, maka penggunaan yang saling melengkapi antara ilmu
pengetahuan tradisional dan ilmu pengetahuan ilmiah secara seimbang merupakan suatu cara
yang bernilai untuk memenuhi keper-luan masyarakat adat yang sedang berubah serta
menghadapi banyak persoalan-persoalan konservasi.
Secara lebih khusus:
1. Ilmu pengetahuan tradisional dan ilmu pengetahuan ilmiah dengan praktek- praktek
pengelolaan masing-masing haruslah memasuki dialog berdasarkan hubungan
seimbang dan merupakan proses pembelajaran timbal-balik.
2. Ilmu pengetahuan tradisional dan ilmu pengetahuan ilmiah haruslah dihargai dengan
selayaknya dan sifat-dasar dinamikanya diakui.

Menumbuhkan pemahaman lintas budaya mutlak diperlukan dalam masyarakat indonesia


yang multietnik dan multikultur. Adapun cara yang dilakukan bisa melalui pendidikan dalam
keluarga, sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai dalam masyarakat baik melalui pergaulan
sosial maupun media, serta melalui pendidikan yang berbasis kultural. Pendidikan berbasis
kultural ini merupakan pendidikan yang dapat menfasilitasi siswa dalam memahami materi
pembelajaran tanpa dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit oleh siswa. Hal itu
dikarenakan pembelajaran matematika di sekolah terlalu bersifat formal dan sering jauh
berbeda dengan yang ditemukan sehari-hari (Hilbert dan Carpenter, 1991). Oleh karena itu
sangat penting agar konsep-konsep matematika yang terdapat dalam kebudayaan-kebudayaan

4
saat ini digali schingga konsep tersebut dapat membantu siswa dalam mempelajari
matematika di sekolah. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika perlu diawali
dengan pengetahuan informal yang telah diterapkan siswa dalam kehidupan bermasyarakat
atau di lingkungannya. Langkah awal yang perlu dilakukan, dan menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah melakukan eksplorasi-investigasi unsur-unsur budaya masyarakat yang
memuat konsep-konsep matematika. Hasil eksplorasi unsur-unsur budaya tersebut kelak
dijadikan dasar pengembangan bahan pembelajaran matematika kontekstual berbasis unsur
lokal yang memperhatikan lingkungan sosial-budaya masyarakat dan kearifan lokal.Oleh
karena itu, dalam pembelajaran matematika perlu diawali dengan pengetahuan informal yang
telah diterapkan siswa dalam kehidupan bermasyarakat atau di lingkungannya.

Langkah awal yang perlu dilakukan, dan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah
melakukan eksplorasi-investigasi unsur-unsur budaya masyarakat yang memuat konsep
matematika. Hasil eksplorasi unsur-unsur budaya tersebut kelak dijadikan dasar
pengembangan bahan pembelajaran matematika kontekstual berbasis unsur lokal yang
memperhatikan lingkungan sosial-budaya masyarakat dan kearifan lokal. Perlu diawali
dengan pengetahuan informal yang telah diterapkan siswa dalam kehidupan bermasyarakat
atau di lingkungannya. Langkah awal yang perlu dilakukan, dan menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah melakukan eksplorasi-investigasi unsur-unsur budaya masyarakat yang
memuat konsep-konsep matematika. Hasil eksplorasi unsur-unsur budaya tersebut kelak
dijadikan dasar pengembangan bahan pembelajaran matematika kontekstual berbasis unsur
lokal yang memperhatikan lingkungan sosial-budaya masyarakat dan kearifan lokal.
Matematika yang digunakan oleh masyarakat tersurat dan tersirat dalam berbagai unsur
budaya. Matematika yang tersurat mudah diidentifikasi, dikenali dan diinventarisir, namun
untuk matematika tersembunyi dan tersirat dalam unsur budaya cukup sulit untuk mengenali
atau mengidentifikasi. Penggalian ide-ide matematika yang terkandung secara implisit dalam
unsur budaya masyarakat. Menurut psikologi tindakan dapat digolongkan sebagai tindakan
sosial. Proses melakukan tindakan melibatkan interpretasi dan pemaknaan tanda atau simbol-
simbol dan disertai dengan orientasi untuk mencari dan menemukan tindakan yang masuk
akal atas situasi yang dihadapi (van Oers, 1996).

C. KEDUDUKAN ETHNOMATEMATIKA
Ethnomatematika berfungsi untuk mengekspresikan hubungan antara budaya dan
matematika. Dengan demikian ethnomatematika ini adalah suatu ilmu yang digunakan untuk
memahami bagaimana matematika diadaptasi dari sebuah budaya. Pengajaran matematika

5
bagi siswa seharusnya disesuaikan dengan budayanya. Selain dikarenakan beragamnya
budaya yang dimiliki di indonesia, sulitnya siswa memahami matematika yang diperoleh
dibangku sekolah serta kesulitan siswa menghubungkannya dengan kehidupan nyata
menjadikan faktor utama pentingnya pengintegrasian pembelajaran berbasis budaya dalam
pembelajaran. Untuk itu diperlukan suatu yang dapat menghubungkan antara matematika di
luar sekolah dengan matematika di dalam sekolah. Salah satunya dengan memanfaatkan
pendekatan etnomatematika. Dengan menerapkan etnomatematika dalam pembelajaran
matematika diharapkan peserta didik dapat lebih memahami matematika dan budayanya serta
guru lebih mudah untuk menanamkan nilai budaya itu sendiri dalam diri peserta didik.
Dengan pembelajaran berbasis etnomatematika selain dapat mempelajari matematika
secara kontekstual siswa juga dapat memahami budaya dan dapat menumbuhkan nilai
karakter (Shirley, 2001) Upaya peningkatan kualitas pembelajaran harus dilakukan secara
komprehensif, tidak hanya ditinjau dari faktor guru, siswa, bahan ajar, tetapi juga dari
kurikulum. Baik buruknya kualitas pendidikan juga dipengaruhi oleh kurikulum. Kurikulum
perlu ditinjau agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini perlu
dilakukan mengingat perkembangan masyarakat yang semakin cepat, sementara Kurikulum
2013 menekankan pembelajaran berbasis saintifik yang meliputi proses mengamati,
menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengkomunikasikan apa yang dipelajari.
Disamping itu proses proses pembelajaran harus mempertimbangkan keragaman latar
belakang, karakteristik peserta didik dan kebhinekaan budaya. Jika dihubungkan maka dapat
ditemukan bahwa pembelajaran saintifik dapat diterapkan salah satunya dengan
melaksanakan pembelajaran berbasis budaya yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
Mengingat beragamnya budaya Indonesia dan masih minimnya sumber belajar matematika
untuk kurikulum 2013 yang berbasis budaya lokal, maka pemanfaatan budaya lokal sangat
penting digunakan sebagai sumber belajar yang kontekstual. Selain sebagai sumber belajar
pemanfaatan budaya dalam proses pembelajaran juga penting dimanfaatkan guna pengenalan
budaya dan pelestarian budaya terhadap siswa. tinjauan kurikulum dilakukan tidak secepat
perkembangan masyarakat.
Penelitian relevan yang membuktikan pentingnya pengintegrasian pembelajaran berbasis
budaya ke dalam kurikulum matematika telah dilakukan olch Sirate (2012) dengan mengkaji
implementasi etnomatematika dalam pembelajaran matematika. Hasil penelitian yang
diperoleh menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran matematika guru telah
memanfaatkan etnomatematika dalam pembelajaran matematika sebagai sarana untuk
memotivasi, menstimulasi siswa dalam mengatasi kejenuhan dan memberikan nuansa baru
6
pada pembelajaran matematika. Perubahan kurikulum mungkin dapat dibuat secara paralel
dengan pembelajaran yang tepat untuk siswa dan guru tentang pengetahuan mengenai sistem
penilaian dalam pembelajaran. Kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam melaksanakan
pembelajaran dan penilaian, perlu dikembangkan sistem pendidikan tepat untuk mengatasi
semua karakteristik-karakteristik dan perbedaan individual yang ada pada siswa. Uraian
tentang beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pembelajaran semakin
lengkap dengan penggunaan metode pembelajaran yang tidak efektif dan efisien pada suatu
materi atau pelajaran tertentu. Yager (2002) berpendapat bahwa metode pembelajaran
matematika saat ini belum memiliki model pembelajaran yang efektif dan efisien. Oleh
karena itu diperlukan suatu model pembelajaran matematika yang dapat menghubungkan
konsep-konsep matematika dengan permasalahan dalam dunia nyata, salah satunya adalah
model pembelajaran berbasis etnomatematika pembelajaran berbasis etnomatematika selain
dapat mempelajari matematika secara kontekstual, dapat memotivasi belajar siswa untuk aktif
dikelas, juga siswa dapat memahami budaya dan dapat menumbuhkan nilai karakter.
Ethnomatematika juga dapat dianggap sebagai sebuah program yang bertujuan untuk
mempelajari bagaimana siswa dapat memahami, mengolah, dan menggunakan ide
matematika, konsep, dan praktik yang dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan
aktivitas sehari hari (Barton, 1996). Secara teoritis ethnomatematika memiliki justifikasi yang
kuat karena ada sejumlah penelitian yang menghasilkan rekomendasi untuk meningkatkan
pengajaran dan pembelajaran matematika, perlu dikembangkan secara virtual sehingga
mudah di akses.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Matematika sebenarnya merupakan bentuk aktifitas kehidupan manusia dalam
kehidupan sehari-hari, namun karena belum adanya kesesuaian antara pengetahuan
akademis dengan informal sehingga masyarakat pada umumnya menganggap bahwa
matematika di sekolah lebih sukar dan mereka kurang mengetahui dengan pasti apa
tujuan dan manfaat yang dapat diambil ketika mempelajarinya serta beranggapan remeh
bahwa tanpa mempelajari matematika di sekolah mereka mampu menghadapi persoalan
matematika dikehidupan nyata.
Dalam mengajarkan ilmu matematika seharusnya disesuaikan dengan budaya setempat.
Dengan menerapkan etnomatematika dalam pembelajaran matematika diharapkan peserta
didik dapat lebih memahami matematika dan budayanya serta guru lebih mudah untuk
menanamkan nilai budaya itu sendiri dalam diri peserta didik. Dengan pembelajaran
berbasis etnomatematika selain dapat mempelajari matematika secara kontekstual siswa
juga dapat memahami budaya dan dapat menumbuhkan nilai karakter (Shirley, 2001).
Yager (2002) berpendapat bahwa metode pembelajaran matematika saat ini belum
memiliki model pembelajaran yang efektif dan efisien, salah satunya adalah model
pembelajaran berbasis etnomatematika Pembelajaran berbasis etnomatematika selain
dapat mempelajari matematika secara kontekstual, dapat memotivasi belajar siswa untuk
aktif dikelas, juga siswa dapat memahami budaya dan dapat menumbuhkan nilai karakter

B. Saran
Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan tugas dan memberikan manfaat yang
besar bagi para pembaca. Untuk itu kami berharap kesedian bagi para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun, penulis harapkan semoga
menjadi hasil yang terbaik dan lebih sempurna di kemudian hari.

8
DAFTAR PUSTAKA

Rosa, M & Orey, D.C. (2011). Ethnomathematics: the cultural aspects of mathematics.
Revista Latinoamericana de Etnomatemática, 4(2), 32-54. Shirley.

L. (2001). Ethnomathematics as a fundamental of instructional methodology. ZDM. 33(3).

Sirate, F. (2012). Implementasi etnomatematika dalam pembelajaran matematika pada


jenjang pendidikan sekolah dasar. Lentera Pendidikan, 15(1), 41-54.

Yager, R.E. (2002). Science/Technology/Society as reform in science education. New York:


State University of New York.2

Abi, M. A. 2015. Eksplorasi ethnomatematika pada suku amanuban dan hubungannya dengan
konsep matematika. Universitas negeri semarang.

Anda mungkin juga menyukai