Anda di halaman 1dari 9

ESSAY

“Mengembangkan Tingkat Keterampilan Berkomunikasi Dengan


Menggunakan Metode Improve”
Mata kuliah : Sosiologi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:
Dhea Aqillah (12118001)
Risa Nursila (12118016)

Kelompok 2

Dosen Pengampu:
Ressy Rustanuarsi, M.Pd

PROGAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
2022/2023
A. Pembelajaran Matematika
Salah satu pendidikan yang perlu mendapat perhatian adalah praktik belajar
yang baik antara guru dan siswa. Dalam pembelajaran, guru berusaha semaksimal
mungkin untuk membantu siswa memahami dan memahami materi yang disajikan,
pada akhirnya membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Belajar dan pendidikan adalah dua konsep belajar yang berbeda, tetapi kedua konsep
tersebut tidak dapat dibedakan satu sama lain.
Dengan kata lain, belajar dan pendidikan adalah dua konsep yang berkaitan
erat. Menurut Slamet, belajar adalah proses bisnis yang dilakukan oleh individu untuk
mencapai perubahan perilaku baru secara keseluruhan sebagai hasil dari
pengalamannya sendiri berinteraksi dengan lingkungan.1 Pendidikan adalah proses
pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada siswa, atau proses interaksi antara
guru dan siswa2. Belajar itu sendiri adalah lingkungan belajar dimana guru dan siswa
berbagi informasi, dan proses dimana siswa berinteraksi dengan pendidik dan sumber
belajar.
Matematika adalah ilmu yang mempelajari atau mempelajari bentuk dan
struktur abstrak dan hubungan di antara mereka. 3 Untuk memahami struktur dan
hubungan, tentunya kita perlu memahami konsep-konsep yang terdapat dalam
matematika.
Menurut James, dalam kamus matematikanya, matematika adalah ilmu tentang
logika yang ditinjau dari bentuk, susunan, ukuran, dan konsepnya, dan banyak yang
saling berkaitan dan dalam tiga bidang: aljabar, kalkulus, dan geometri, yang dapat
dibagi menjadi.4 Di sisi lain, menurut Soejadi, matematika adalah pengetahuan
tentang struktur logis.5 Menurut Soejadi, pembelajaran matematika merupakan
kegiatan pendidikan yang menggunakan matematika sebagai sarana untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa belajar matematika berarti
membiasakan diri dengan istilah dan struktur mata pelajaran dan mencari hubungan
antara istilah dan struktur tersebut. Pembelajaran matematika adalah proses interaksi
1
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), cet.Ke-2, h.128.
2
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindio, 2004), cet.Ke-4, h.58.
3
Herman Hudojo, Common Teks Book Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Bandung:
JICA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), 2003), h.123.
4
Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Common Teks Book Strategi Pembelajaran Matematika,
(Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), 2001), h.17.
5
R. Soejadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Surabaya: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan, 1999), h,9.
guru-siswa, yang dimaksudkan oleh guru dengan menggunakan berbagai metode
untuk menumbuhkan dan mengembangkan program pembelajaran matematika secara
optimal dan memungkinkan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.Pola
berpikir dan logika pemrosesan dikembangkan dalam lingkungan belajar, tercipta
secara efektif dan efisien.
B. Metode Improve
Metode IMPROVE merupakan suatu metode pembelajaran yang seperti
dikemukakan oleh Maverach dan Kramarski. Menurut Maverach dan Kramarski,
metode ini memperkenalkan konsep baru, mengajukan pertanyaan metakognitif, dan
kemudian berlatih memecahkan masalah terkait materi. Guru kemudian dapat melihat
kesulitan siswa dan siswa juga dapat melihat dan mengevaluasi apa yang mereka
miliki. Belajar untuk membantu mereka memperkaya pengetahuan mereka6.
Menurut Nurhidayati, metode IMPROVE merupakan metode pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi lebih aktif baik dalam
berkomunikasi maupun menjawab pertanyaan dari guru.7 Menurut Liberna, metode
IMPROVE merupakan metode pembelajaran matematika inovatif yang dirancang
untuk membantu siswa mengembangkan berbagai keterampilan matematika secara
optimal dan meningkatkan aktivitas belajarnya.8
Metode IMPROVE diperkenalkan oleh Mevarech & Kramarski (1997). Inti
dari metode ini adalah untuk memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan
penalaran tingkat tinggi melalui pertanyaan metakognitif dan interaksi teman sebaya.
Metode IMPROVE adalah akronim untuk memperkenalkan konsep baru, pertanyaan
metakognitif, praktik, ulasan, pengurangan kesulitan, akuisisi, verifikasi, dan
peningkatan. Artinya ada 7 komponen yang saling berhubungan Yaitu, pengenalan
konsep baru, pertanyaan metakognitif, latihan, pengujian dan pengurangan kesulitan,
kemahiran, pengujian dan penguatan.9
Tahapan dan Langkah metode improve:
1. Introducing New Concepts (Memperkenalkan konsep baru)

6
Zemira R. Mevarech dan Bracha Kramarski, IMPROVE: A Multidimensional Method for Teaching
Mathematics in Heterogeneous
7
Siti Nurhidayati, Skripsi: Implementasi Improving Learning Dengan Metode Drill dan Resitasi Untuk
Meningkatkan keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa, (Universitas Sebelas Maret, 2010), 12
8
Hawa Liberna, Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penggunaan Metode
IMPROVE pada Materi Sistem Persamaan
9
Bansu Irianto Ansari, Razali Abdullah. 2020. Higher Order Thinking Skill (HOTS) Bagi Kaum Milenial
Melalui Inovasi Pembelajaran IRDH Book Publisher
Siswa diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan guru untuk
menemukan konsep, guru menginstruksikan siswa untuk menarik kesimpulan
berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran dulu dan sekarang. Kemudian siswa
diminta duduk berkelompok berdasarkan kelompok heterogen yang dibentuk oleh
guru kemudian memecahkan masalah berdasarkan pertanyaan metakognitif dan
memberikan contoh masalah yang berkaitan dengan materi yang di pelajari.
2. Metacognitive questioning, Practicing (Pertanyaan Meta kognitif latihan/tugas)
Guru membagikan lembar kerja diskusi (LKD) dan lembar kerja tugas (LKT)
terkait materi yang dipelajari, beserta soal-soal metakognitif, kepada setiap
kelompok. Siswa diajak mengerjakan LKD dan LKT yang dibagikan melalui
diskusi dengan kelompoknya.
Pertanyaan metakognitif adalah:
a. Pertanyaan tentang pemahaman masalah
Pertanyaan yang mendorong siswa untuk membaca pertanyaan, menjelaskan
konsep dengan kata-kata mereka sendiri, dan mencoba memahami arti dari
konsep tersebut. Contoh: "Apa yang menjelaskan seluruh masalah?"
b. Isu-isu strategis
Pertanyaan yang dirancang untuk mendorong siswa mempertimbangkan
strategi yang tepat untuk memecahkan masalah tertentu dan memberi mereka
alasan untuk melakukannya. Contoh "Apa strategi, taktik, atau prinsip yang
tepat untuk memecahkan masalah? Mengapa?"
c. Pertanyaan koneks
Pertanyaan untuk membantu siswa memahami persamaan dan perbedaan
antara konsep dan masalah. Contoh: "Apa persamaan atau perbedaan antara
masalah saat ini dan masalah yang diselesaikan di masa lalu? Mengapa?"
3. Practicing (Berlatih)
Siswa didorong untuk mempraktikkan pemecahan masalah secara langsung.
Hal ini sangat membantu dalam meningkatkan pembelajaran materi dan
meningkatkan keterampilan dan kemampuan siswa.
4. Review Reducing Difficulties and (Mengurangi kesulitan)
Guru meminta perwakilan kelompok untuk menuliskan salah satu jawaban dari
pertanyaan yang terdapat pada lembar kerja di papan tulis dan
mempresentasikannya. Guru mengevaluasi jawaban siswa, memperkuat jawaban
siswa, dan memberikan solusi atas kesulitan yang mereka hadapi. murid.
5. Obtaining Mastery (Ketuntasan)
Siswa diminta untuk berhenti duduk berkelompok dan mengerjakan tes
formatif oleh guru.
6. Verification (Melakukan verifikasi)
Pada tahap ini siswa yang telah mencapai batas kelulusan digolongkan
sebagai siswa yang telah menguasai mata pelajaran tersebut, dan siswa yang
belum mencapai batas kelulusan diklasifikasikan sebagai siswa yang belum
menguasai mata pelajaran tersebut.

C. Komunikasi Matematika
Komunikasi tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran. Proses
belajar terjadi sebagai hasil komunikasi dalam diri individu, seperti pemikiran,
ingatan, dan persepsi, atau melalui interpersonal, yaitu proses mengkomunikasikan
dan menghargai gagasan dan informasi gagasan kepada orang lain. Dengarkan
pendapat orang lain dan diskusi orang lain.
Keterampilan komunikasi merupakan persyaratan penting dalam proses
pembelajaran karena membantu siswa mengungkapkan ide dan bertukar informasi
dengan guru dan siswa lainnya.
Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai proses penyampaian
pesan dari sumber pesan kepada penerima dengan tujuan mempengaruhi penerima
pesan. Komunikasi merupakan alat untuk membangun hubungan sebagai realisasi
kemanusiaan sebagai entitas sosial. Komunikasi adalah proses dimana individu dalam
hubungan, kelompok, organisasi, dan masyarakat membuat dan menggunakan
informasi yang berhubungan satu sama lain dan lingkungan.10
Salah satu keterampilan yang dikembangkan oleh National Mathematics, The
Reasonthat Communication (2000), yang melandasi pentingnya Dewan Matematika
bagi siswa dalam pendidikan guru matematika: keterampilan masalah matematika
(student math problem solving skills), matematika, pengembangan komunikasi
(mathematics detail communication) Penalaran koneksi matematis (matematical
connection reasoning), (penalaran matematis) dan Ekspresi (ekspresi matematis).
NCTM (2000) telah menunjukkan bahwa komunikasi membantu mengatur pemikiran
siswa dan memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi ide-ide matematika.
Konsisten dengan ini, Lang & Evans (2006) menemukan bahwa guru memiliki
10
Ruben, B.D and Stewart, L.P. (2013). Komunikasi dan Perilaku Manusia. Jakarta: Raja Grafindo Persada
berbagai jenis pengetahuan atau keterampilan yang berkaitan dengan pengetahuan
mereka, materi pelajaran, pendekatan pembelajaran, dan keterampilan komunikasi
antar individu harus menjadi komunikator yang khas. Dalam konteks komunikasi
matematis termasuk keterampilan atau kemampuan menulis, membaca, evaluasi,
diskusi, dan wacana yang berkaitan dengan penerapan matematika.
Keterampilan komunikasi matematis juga merupakan kemampuan siswa
untuk mengkomunikasikan ide-ide matematis baik secara lisan maupun tulisan. Hal
ini memungkinkan siswa untuk memperdalam pemahaman mereka sendiri dan
meningkatkan pengetahuan mereka. Siswa juga dapat mengaitkan pengalaman
belajarnya dengan pembelajaran konsep matematika yang sebenarnya.11

D. Peningkatan Komunikasi Melalui Metode Improve


Salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa ketika belajar matematika
adalah keterampilan komunikasi matematika.12 Komunikasi matematis dapat diartikan
sebagai suatu peristiwa interaksi atau dengan kata lain dialog yang terjadi di
lingkungan kelas dimana pesan tersebut sedang dikirim. 13 Salah satu penyebab
terjadinya perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematika di kelas
adalah karena adanya perbedaan aktivitas dan lingkungan belajar. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pelatihan dengan model IMPROVE. Pembelajaran berfokus pada
pertanyaan metakognitif yang membantu siswa mengungkapkan masalah dan ide
matematika yang mereka terima dalam bentuk foto, diagram, model matematika, dan
sebaliknya, dalam bahasa tulis mereka sendiri. Metakognisi sendiri merupakan suatu
bentuk kemampuan untuk melihat diri sendiri sehingga dia memiliki kontrol yang
optimal atas apa yang dia lakukan.
Selain menekankan pada aktivitas metakognitif, ini juga merupakan model
pembelajaran IMPROVE. Ini diarahkan pada proses perbaikan dan peningkatan yang
sistematis melalui interaksi rekan dan umpan balik. Berinteraksi dengan teman sebaya
merupakan salah satu kegiatan yang membantu siswa mengembangkan kemampuan
berpikirnya. Proses pembelajaran matematika yang dilakukan secara berkelompok
11
Syasri, S. I. R., Hasanuddin, H., & Noviarni, N. (2018). Peningkatan Kemampuan Komunikasi
Matematis: Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write
untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama. JURING (Journal for Research in Mathematics Learning), 1(1), 43-54.
12
Dini, M., Nuraeni, N., & Anita, I. W. (2018). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMK
Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Materi SPLTV. IndoMath: Indonesia Mathematics Education, 1(1),
49-54.
13
Asikin, M. (2001). Komunikasi Matematika dalam RME. Makalah Seminar. Disajikan dalam Seminar Nasional
RME di Universitas Sanata Darma Yogyakarta, 14-15 November 2001.
menurut model pembelajaran IMPROVE berbeda dengan proses pembelajaran
matematika yang biasanya dilakukan oleh guru kelas. Pembelajaran dalam kelompok
model ini terdiri dari dua orang atau lebih yang menciptakan pola interaksi yang
optimal, menumbuhkan rasa persatuan, memotivasi, dan mendorong terjadinya
komunikasi yang efektif. Selain itu, ketika membentuk kelompok akan berbeda setiap
pertemuannya, dan suasana pembelajaran matematika yang selama ini membosankan
menjadi baru dan menyenangkan, serta siswa akan antusias dan aktif dalam diskusi
kelompok. Ide-ide unik untuk memecahkan masalah dimunculkan untuk menemukan
solusi yang tepat.
Selama proses pembelajaran, sikap positif siswa dapat dilihat dari kebiasaan
berpikir siswa. Siswa bereaksi dengan antusias, bertanggung jawab atas masalah
matematika yang diberikan, dan berani mengambil risiko. Pada umumnya siswa
antusias dalam menangani tugas. Sampai selesai tanpa, Anda dapat dengan mudah
menyerah, berpikir fleksibel, mempertimbangkan pilihan, dan mengubah
perspektifnya ketika menghadapi masalah komunikasi matematis yang berpotensi
sulit, dengan membiasakan berpikir metakognitif, memikirkan apa yang mereka
pikirkan, mereka mencoba bekerja dengan cermat dan akurat dengan simbol, notasi
atau perhitungan matematis, secara efektif menanyakan materi yang belum dipahami
dan memecahkan masalah matematika, membentuk pengetahuan baru, berpikir dan
berkomunikasi dengan jelas dan akurat, menyampaikan simbol dan rumus lainnya,
mengumpulkan data, dan dapat menggunakan indra pemrosesan untuk memecahkan
masalah komunikasi matematis dan membuat, membayangkan, dan berinovasi dengan
ide-ide, Memiliki ide-ide baru, memiliki selera humor yang baik, berpikir saling
bergantung dengan bekerja dan belajar dengan orang lain dalam kelompok, terus
menerus dengan mencoba belajar ketika tidak tahu dan sebagian besar siswa tahu
bahwa hati nurani mereka mengatur dari waktu ke waktu Tidak tindakan terburu-buru.
Hal ini dicapai dengan menggunakan model pembelajaran IMPROVE.
Penguatan model pembelajaran metode improve yang menggunakan model
pemecahan masalah. Dalam memecahkan masalah ini, siswa fokus pada bagaimana
menangani masalah dalam langkah penyelesaian yang sistematis. Artinya, pahami
masalah, kembangkan rencana solusi, jalankan rencana, dan tinjau kembali masalah
yang muncul selagi bisa mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Anggriani, A., & Septian, A. (2019). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Dan

Kebiasaan Berpikir Siswa Melalui model Pembelajaran improve. IndoMath:

Indonesia Mathematics Education, 2(2),

105. https://doi.org/10.30738/indomath.v2i2.4550

BANSU IRIANTO ANSARI; RAZALI ABDULLAH. (2020). Higher-order-thinking skill

(Hots) bagi kaum milenial melalui inovasi pembelajaran matematika. IRDH Book

Publisher.

Dini, M., Nuraeni, N., & Anita, I. W. (2018). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman

Matematis Siswa SMK Menggunakan Pendekatan Kontekstual Pada Materi

SPLTV. IndoMath: Indonesia Mathematics Education, 1(1),

49. https://doi.org/10.30738/indomath.v1i1.2218

Mevarech, Z. R., & Kramarski, B. (1997). Improve: A multidimensional method for

teaching mathematics in heterogeneous classrooms. American Educational Research

Journal, 34(2), 365-394. https://doi.org/10.3102/00028312034002365

Ruben, B.D and Stewart, & L P. (2013). Komunikasi dan Perilaku Manusia. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Sanjaya Wina. (2016). Media Komunikasi Pembelajaran. Google

Books. https://www.google.co.id/books/edition/Media_Komunikasi_Pembelajaran/

wiBQEAAAQBAJ?

hl=id&gbpv=1&dq=keterampilan+berkomunikasi+dalam+pembelajaran+matematika

&printsec=frontcover

Sepniyanti, S., Liberna, H., & Rusdi, M. (2018). Peningkatan prestasi belajar matematika

pada materi persamaan garis melalui metode think pair share pada siswa
smp. JURNAL SILOGISME: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya, 3(3),

105. https://doi.org/10.24269/silogisme.v3i3.1478

Syasri, S. I., Hasanuddin, H., & Noviarni, N. (2018). Peningkatan Kemampuan Komunikasi

Matematis: Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis model Pembelajaran

Kooperatif Tipe think talk write untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama. JURING

(Journal for Research in Mathematics Learning), 1(1),

43. https://doi.org/10.24014/juring.v1i1.4770

View of Penerapan Metode improve untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi

Matematis Siswa SMP | Intermathzo. (n.d.). Jurnal Online FKIP Universitas

Langlangbuana. https://jurnal.fkip.unla.ac.id/index.php/intermathzo/article/view/

287/265

Anda mungkin juga menyukai