Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ METODE PENDEKATAN DAN TEKNIK DALAM PEMBELAJARAN


MATEMATIKA SD”

Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Matematika SD

Dosen Pengampu:

Dra Samsiar Rivai, S.Pd, M.Pd

Oleh :

Kelompok 3

Kelas 4E

Nursagita Mahmud (151420157)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali


yang kita ingat. Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul” Metode Pendekatan dan Teknik Dalam
Pembelajaran Matematika SD“.

Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada dosen pengajar
ibu Dra Samsiar Rivai, S.Pd, M.Pd yang telah menugasi kami untuk penyusunan makalah ini.
Segala kekurangan makalah ini menjadi tanggung jawab kami. Sekali lagi terima kasih kami
sampaikan atas segala bantuan yang diberikan dan terima kasih pula kami sampaikan atas
sumbangan pikiran dari berbagai pihak demi terwujudnya makalah ringkas ini. Semoga
Tuhan Yang Maha Pengasih memberikan kelimpahan kasih dan kemuliaan-Nya. Semoga
pikiran baik datang dari segala arah.

Jika ada kesalahan dalam prosesnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena
sumber yang kami miliki sangatlah minim, oleh sebab itu kami mohon maaf bagi para
audiens dan pembaca khususnya.Semoga makalah ini memberikan banyak manfaat kepada
para pembacanya. Selanjutnya, demi kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan segala
masukan dan saran yang sifatnya membangun.

Gorontalo, 20 Mei 2022


Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang
terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, alat, siswa dan guru. Semua unsur atau
komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi dan semuanya berfungsi
dengan berorientasi pada tujuan. Seperti telah kita ketahui bahwa tugas utama guru ialah
mengajar yang berarti membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan tertentu atau
kompetensi. Tujuan atau kompetensi itu telah dirumuskan dalam kurikulum yang
berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah bagaimana memilih
dan menentukan metode, pendekatan dan tekink. Metode, pendekatan dan teknik
mengajar menentukan keberhasilan proses pembelajaran di dalam kelas. Metode,
pendekatan dan teknik pembelajaran yang di gunakan harus menimbulkan aktivitas
belajar yang baik, aktif, kreatif, efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara maksimal.
Dalam mengajar hendaknya guru menggunakan lebih dari satu metode, pendekatan,
dan teknik. Dengan meguasai metode, pendekatan dan teknik peserta didik akan dapat
mengikuti pelajaran dengan baik bahkan dapat memotivasi anak didik untuk berminat
belajar matematika. Oleh karena itu kami membuat makalah ini untuk menambah
pengetahuan mengenai metode, pendekatan dan teknik

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaiman metode dalam pembelajaran matematika di SD?
2. Bagaimana pendekatan dalam pembelajaran matematika di SD?
3. Bagaimana teknik dalam pembelajaran matematika di SD?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui metode dalam pembelajaran matematika di SD
2. Untuk mengetahui pendekatan dalam pembelajaran matematika di SD
3. Untuk mengetahui teknik dalam pembelajaran matematika di SD
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metode Pembelajaran Matematika SD


Metode berasal dari bahasa Greeka-Yunani, yaitu Metha (melalui atau melewati),
dan Hodos (jalan atau cara). Asal kata makna tersebut metode memiliki pengertian
sederhana adalah jalan atau cara yang ditempuh seorang guru dalam menyampaikan ilmu
pengetahuan pada anak didiknya sehingga dapat mencapai tujuan tertentu. Metode adalah
dalam interaksi pembelajaran adalah cara yang tepat dan cepat melakukan sesuatu.

2.2 Pendekatan Pembelajaran Matematika SD

Pendekatan (approach) dapat dipandang sebagai suatu rangkaian tindakan yang


terpola atau terorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu (misalnya dasar filosofis,
prinsip psikologis, prinsip didaktis, atau prinsip ekologis), yang terarah secara sistematis
pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian pola tindakan tersebut
dibangun di atas prinsip-prinsip yang telah terbukti kebenarannya sehingga tindakan-
tindakan yang diorganisir dapat berjalan secara konsisten ke arah pencapaian tujuan.
Berdasarkan pengertian di atas, pendekatan mengandung sejumlah komponen atau unsur,
yaitu tujuan, pola tindakan, metode atau teknik, sumber-sumber yang digunakan, dan
prinsip-prinsip

Pendekatan pembelajaran matematika adalah cara yang ditempuh guru dalam


pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat diadaptasi oleh peserta
didik. Ada dua jenis pendekatan dalam pembelajaran matematika, yaitu pendekatan yang
bersifat metodologi dan pendekatan yang bersifat materi.

Pendekatan material yaitu pendekatan pembelajaran matematika di mana dalam


menyajikan konsep matematika melalui konsep matematika lain yang telah dimiliki
siswa. Misalnya untuk menyajikan penjumlahan bilangan menggunakan pendekatan
garis bilangan, atau untuk menyajikan konsep penjumlahan bilangan pecahan yang tidak
sejenis digunakan gambar atau model.

Pendekatan metodologik berkenaan dengan cara peserta didik mengadaptasi


konsep yang disajikan ke dalam struktur kognitifnya, yang sejalan dengan cara guru
menyajikan bahan tersebut. Pendekatan metodologik dalam pembelajaran matematika
sebagai berikut.

1. Induktif – Deduktif
Penyajian bahan pelajaran dari contoh-contoh yang bersifat khusus, kemudian
siswa dituntut untuk membuat kesimpulan disebut pendekatan induktif. Sebaliknya,
dari suatu aturan (definisi, teorema) yang bersifat umum dilanjutkan dengan contoh
disebut pendekatan deduktif.
2. Informal – Formal
Informal berarti tidak menurut aturan resmi dalam prosedur matematis,
sedangkan formal adalah bersifat matematis, melalui jalur-jalur logis, sistematis, dan
menggunakan kaidah aksiomatis (definisi, aksioma, atau teorema).
3. Intuitif – Aksiomatik
Intuitif adalah cara berfikir dengan melalui intuisi (naluri), memahami konsep
matematika dengan sendirinya karena pola berpikirnya berdasarkan pada konsep atau
pengalaman yang telah dialami dan dimilikinya. Sedangkan aksiomatik, seperti
halnya pendekatan formal, untuk memahami konsep dengan menggunakan aturan.
4. Analitik – Sintetik
Analitik adalah cara mengerjakan proses matematika dimulai dari hal-hal
yang diketahui, sebaliknya pendekatan sintetik dimulai dengan menjabarkan hal yang
ditanyakan.
5. Problem Solving – Problem Posing - Probing
Problem solving atau pemecahan masalah adalah pendekatan pembelajaran
dengan menggunakan algoritma non-rutin dalam menyelesaikannya, konteksnya
merupakan sesuatu yang baru, dan siswa diasumsikan mampu untuk
menyelesaikannya. Problem posing mempunyai ciri pengamatan, penelaahan sifat,
pemeriksaan pada kasus lain, generalisasi, pembuktian, dan perluasan. Probing
merupakan teknik pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan secara
berangkai yang sifatnya membimbing siswa ke arah jawaban tertentu. Rangkaian
pertanyaan pada teknik probing satu sama lain saling berkaitan.
6. Tematik – Realistik
Pendekatan tematik memulai pembelajaran dengan membicarakan konteks
atau tema tertentu, yang biasanya berkenaan dengan konteks kehidupan nyata di
masyarakat, kemudian guru mengangkatnya ke arah konsep matematika tertentu.
Pendekatan realistik dikembangkan di Belanda yang lebih dikenal dengan Realistic
Mathematics Education (RME).
7. Open-Ended
Pendekatan open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang
memformulasikan permasalahan matematika sehingga membuka kemungkinan
variasi jawaban, baik dari aspek proses maupun produk. Dalam proses pembelajaran
siswa dituntut untuk mengembangkan cara dalam memproses solusi yang benar,
bahkan solusi yang benar pun bisa bervariasi. Dengan demikian pada pendekatan
open-ended solusi yang benar tidak tunggal.
Tipe masalah yang bisa dikembangkan pada open-ended adalah mencari
hubungan antar fakta, membuat klasifikasi berdasarkan karakteristik yang
teridentifikasi, dan melakukan pengukuran atas fenomena yang terobsesi.
Pengembangan rencana pembelajaran dengan open-ended adalah : (1) mendaftar
respon siswa terhadap masalah yang diberikan, (2) menetapkan masalah yang akan
dikembangkan, (3) menentukan cara penyajian masalah, (4) menyajikan masalah
dalam bentuk yang menarik, dan (5) menyediakan waktu yang cukup agar siswa
dapat mengeksplorasi masalah. Langkah-langkah pembelajaran pada open-ended
adalah menyajikan masalah, mengorganisasikan pembelajaran, memperhatikan dan
mencatat respon siswa, menyimpulkan hasil belajar siswa.
8. Konstruksivisme
Pembelajaran konstruktivisme menugaskan siswa untuk membaca,
mengamati, bereksperimen, atau bertanya jawab kemudian dari hasil belajarnya siswa
mengkontruksi pengetahuannya dalam struktur kognitif. Dalam kegiatan
pembelajaran ini guru meluruskan atau melengkapi sehingga konstruksi pengetahuan
yang dimiliki siswa menjadi benar. Konstruksivisme melatih siswa belajar mandiri,
sehingga otak kanannya terlatih, dan retensinya menjadi kuat.
9. Spiral
Pembelajaran yang memperhatikan keterkaitan konsep yang satu dengan yang
lainnya, mulai dari lingkup sempit mengarah ke lingkup yang makin luas, dari hal
yang mudah ke hal yang sukar, dan dari hal yang sederhana menuju ke hal yang
kompleks.
10. Cara Belajar Siswa Aktif
Pendekatan pembelajaran yang memandang siswa sebagai subjek dan bukan
objek, sehingga siswa harus aktif. Aktivitas yang dimaksud menyangkut aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Tugas guru adalah fasilitator yang bisa
mengoptimalkan kinerja ketiga aspek tadi dalam pembelajaran.
11. Keterampilan Proses
Matematika adalah suatu proses dan produk. Proses matematika lebih penting
dari pada produk, dengan karakteristik logis dan sistematik. Komponen-komponen
keterampilan proses adalah mengamati, interpretasi, mengkaji, menghitung,
mengukur, mengklarifikasi, membuat hipotesis, meramalkan, menerapkan,
menggeneralisasi, dan mengkomunikasikan.
12. Pendekatan Expository
Pendekatan Expository menekankan pada penyampaian informasi yang
disampaikan sumber belajar kepada warga belajar. Melalui pendekatan ini sumber
belajar dapat menyampaikan materi sampai tuntas. Pendekatan Expository lebih tepat
digunakan apabila jenis bahan belajar yang bersifat informatif yaitu berupa konsep-
konsep dan prinsip dasar yang perlu difahami warga belajar secara pasti. Pendekatan
ini juga tepat digunakan apabila jumlah warga belajar dalam kegiatan belajar itu
relatif banyak.
Pendekatan expository dalam pembelajaran cenderung berpusat pada sumber
belajar, dengan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) adanya dominasi sumber belajar
dalam pembelajaran, 2) bahan belajar terdiri dari konsep-konsep dasar atau materi
yang baru bagi warga belajar, 3) materi lebih cenderung bersifat informasi, 4)
terbatasnya sarana pembelajaran.
Langkah-langkah penggunaan pendekatan Expository:
a. Sumber belajar menyampaikan informasi mengenai konsep, prinsip-prinsip dasar
serta contoh-contoh kongkritnya. Pada langkah ini sumber belajar dapat
menggunakan berbagai metode yang dianggap tepat untuk menyampaikan
informasi
b. Pengambilan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan baik dilakukan oleh
sumber belajar atau warga belajar atau bersama antara sumber belajar dengan
warga belajar.

Keuntungan dari penggunaan pendekatan Expository adalah sumber belajar


dapat menyampaikan bahan belajar sampai tuntas sesuai dengan rencana yang sudah
ditentukan, bahan belajar yang diperoleh warga belajarnya sifatnya seragam yaitu
diperoleh dari satu sumber, melatih warga belajar untuk menangkap, manafsirkan
materi yang disampaikan oleh sumber belajar, target materi pembelajaran yang perlu
disampaikan mudah tercapai, dapat diikuti oleh warga belajar dalam jumlah relatif
banyak.

Disamping kebaikan ada juga kelemahannya yaitu pembelajaran terlalu


berpusat kepada sumber belajar sehingga terjadi pendominasian kegiatan oleh sumber
belajar yang mengakibatkan kreatifitas warga belajar terhambat. Kelemahan lain
yaitu sulit mengetahui taraf pemahaman warga belajar tentang materi yang sudah
diberikan, karena dalam hal ini tidak ada kegiatan umpan balik.

Untuk mengatasi kelemahan pendekatan ini harus ada usaha dari sumber
belajar tentang jenis metode yang digunakan yaitu setelah penyampaian informasi
selesai harus ada tindak lanjutnya yaitu dengan menggunakan metode bervariasi yang
sekiranya memberikan kesempatan kepada warga belajar untuk mengemukakan
permasalahan atau gagasannya yang ada kaitannya dengan materi yang sudah
diberikan.

13. Pendekatan Inquiry


Istilah Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah lain seperti
Discovery, Problem solving dan Reflektif Thinking. Semua istilah ini sama dalam
penerapannya yaitu berusaha untuk memberikan kesempatan kepada warga belajar
untuk dapat belajar melalui kegiatan pengajuan berbagai permasalahan secara
sistimatis, sehingga dalam pembelajaran lebih berpusat pada keaktifan warga belajar.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inquiry,
sumber belajar menyajikan bahan tidak sampai tuntas, tetapi memberi peluang
kepada warga belajar untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan
menggunakan berbagai cara pendekatan masalah. Sebagaimana dikemukakan oleh
Bruner bahwa landasan yang mendasari pendekatan inquiry ini adalah hasil belajar
dengan cara ini lebih mudahdiingat, mudah ditransfer oleh warga belajar.
Pengetahuan dan kecakapan warga belajar yang bersangkutan dapat menumbuhkan
motif intrinsik karena warga belajar merasa puas atas penemuannya sendiri.
Pendekatan Inquiry ditujukan kepada cara belajar yang menggunakan cara
penelaahan atau pencarian terhadap sesuatu objek secara kritis dan analitis, sehingga
dapat membentuk pengalaman belajar yang bermakna. Warga belajar dituntut untuk
dapat mengungkapkan sejumlah pertanyaan secara sistimatis terhadap objek yang
dipelajarinya sehingga ia dapat mengambil kesimpulan dari hasil informasi yang
diperolehnya. Peran sumber belajar dalam penggunaan pendekatan Inquiry ini adalah
sebagai pembimbing/fasilitator yang dapat mengarahkan warga belajar dalam
kegiatan pembelajarannya secara efektif dan efisien.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dengan menggunakan pendekatan Inquiry
yaitu sebagaimana dikemukan oleh A.Trabani :
1. Stimulation : Sumber belajar mulai dengan bertanya mengajukan persoalan atau
memberi kesempatan kepada warga belajar untuk membaca atau mendengarkan
uraian yang memuat permasalahan
2. Problem Statement : Warga belajar diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai
permasalahan. Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan atau hipotesis
3. Data Collection : Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis itu, warga belajar diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objeknya, mewawancarai
nara sumber, uji coba sendiri dan sebagainya.
4. Data Processing : Semua informasi itu diolah, dilacak, diklasifikasikan,
ditabulasikan kalau mungkin dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan tertentu.
5. Verification : Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada
tersebut, pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian
dicek terbukti atau tidak.
6. Generalization : Berdasarkan hasil verifikasi maka warga belajar menarik
generalisasi atau kesimpulan tertentu.

Adapun langkah secara keseluruhan mulai dari perencanaan sampai evaluasi tentang
penggunaan pendekatan Inquiry adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan pemberian dorongan : Kegiatan ini ditujukan untuk menarik perhatian


warga belajar dan mengungkapkan hubungan bahan belajar yang akan dipelajari
dengan bahan belajar yang sudah dikuasai atau dalam keseluruhan bahan belajar
secara utuh
2. Kegiatan penyampaian rencana program pembelajaran. Kegiatan ini ditujukan
untuk mengungkapkan rencana program pembelajaran, termasuk prosedur
pembelajaran yang harus diikuti oleh warga belajar
3. Proses inquiry.Pelaksanaan pembelajaran dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Pengajuan permasalahan
b. Pengajuan pertanyaan penelitian atau hipotesis
c. Pengumpulan data
d. Penarikan kesimpulan
e. Penarikan generalisasi
4. Umpan balik. Kegiatan ini ditujukan untuk melihat respon warga belajar terhadap
keseluruhan bahan belajar yang telah dipelajari
5. Penilaian. Kegiatan penilaian dilakukan oleh sumber belajar baik secara lisan
maupun tertulis dan atau penampilan.

Dalam penggunaan pendekatan Inquiry, Sumber belajar perlu memperhatikan hal-hal


sebagai berikut :
1. Warga belajar sudah memiliki pengetahuan konsep dasar yang berhubungan
dengan bahan belajar yang dipelajari
2. Warga belajar memiliki sikap dan nilai tentang keraguan terhadap informasi yang
diterima, keingintahuan, respek terhadap penggunaan fikiran, respek terhadap
data, objektif, keingintahuan dalam pengambilan keputusan, dan toleran dalam
ketidaksamaan
3. Memahami prosedur pelaksanaan penggunaan strategi pembelajaran Inquiry

Apabila pendekatan Inquiry digunakan dalam kegiatan pembelajaran maka banyak


kelebihan yang diperoleh, diantaranya yaitu :

1. Menumbuhkan situasi keakraban diantara warga belajar, karena diberi kesempatan


untuk saling berkomunikasi dalam memecahkan suatu permasalahan
2. Membiasakan berfikir sistimatis dan analitis dalam mengajukan hipotesis dan
pemecahan masalah
3. Membiasakan berfikir objektif dan empirik yang didasarkan atas pengalaman atau
data yang diperoleh
4. Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran
5. Dapat menambah wawasan bagi warga belajar dan sumber belajar karena terjadi
saling tukar pengalaman

Disamping kelebihan dari pendekatan ini juga tidak lepas dari kelemahan yang
mungkin timbul dalam proses pembelajaran yaitu apabila tidak ada kesiapan dan
kemampuan dari warga belajar untuk memecahkan permasalahan maka tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai, juga kemungkinan akan terjadi pendominasian oleh
beberapa orang warga belajar yang sudah biasa dalam hal mengemukakan pendapat.

Untuk mengurangi permasalahan yang mungkin muncul, sumber belajar dituntut


memiliki kemampuan dalam hal membimbing dan mengarahkan warga belajar supaya
mereka dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan potensi yang sudah
dimilikinya.

14. Pendekatan Konstektual


Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001).
Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya,
dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan
menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti.
Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang
memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan
berusaha untuk menggapainya. Dalam pengajaran konstetual memungkinkan
terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu :
a. Mengaitkan
Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti
konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan
konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan
demikian,mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi
baru.
b. Mengalami
Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti
menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui
sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat
memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk
penelitian yang aktif.
c. Menerapkan
Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan
masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang
realistic dan relevan.
d. Kerjasama
Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang
signifikan. Sebaliknya,siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat
mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman
kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar,tetapi
konsisten dengan dunia nyata.
e. Mentransfer
Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan focus
pada pemahaman bukan hapalan.

Anda mungkin juga menyukai