Anda di halaman 1dari 7

C1 Tingkat 3

80% - <90% guru telah mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai ketentuan yang berlaku (program
tahunan, program semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, media pembelajaran, metode
pembelajaran, rubrik penilaian, kisi – kisi soal, alokasi waktu, jurnal agenda guru, daftar hadir siswa,
daftar nilai siswa, penilaian akhlak/ kepribadian siswa, analisis hasil ulangan, program pembelajaran
perbaikan dan pengayaan, daftar buku pegangan guru/ siswa, jadwal mengajar, daya serap siswa,
kumpulan soal, analisis butir soal, perbaikan soal, kode etik guru, ikrar guru, pembiasaan guru, tata tertib
guru, kalender pendidikan, standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar, silabus,
kriteria ketuntasan minimal, daftar evaluasi diri/ kerja guru, program kerja tindak lanjut dan lain – lain).
Sebagian besar guru menyiapkan dan mengembangkan perangkat pembelajaran dengan mandiri, namun
tetap dalam arahan dan bimbingan wakil kepala madrasah bidang kurikulum dan dalam arahan dan
bimbingan kepala madrasah dan pengawas madrasah. Seluruh perangkat pembelajaran yang telah
disiapkan oleh seluruh guru diperiksa, dievaluasi dan disupervisi oleh wakil kepala madrasah bidang
kurikulum, kepala madrasah dan oleh pengawas madrasah pada jadwal yang telah ditentukan setiap
semester. Hasil pemeriksaan, evaluasi dan supervisi yang telah dilakukan tersebut disampaikan kembali
kepada guru yang bersangkutan dan guru tersebut akan melakukan perbaikan (jika ada) dan akan
diperiksa, dievaluasi dan disupervisi kembali oleh wakil kepala madrasah bidang kurikulum, oleh kepala
madrasah dan oleh pengawas madrasah pada rencana tindak lanjut. Kegiatan tersebut diharapkan dapat
menghasilkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

C2 Tingkat 3 80% - 90 %

Metode pembelajaran merupakan cara sistematis dalam bentuk konkret berupa langkah-


langkah dalam mengefektifkan pembelajaran.Dunia pendidikan memang tidak bisa terlepas dari
model pembelajaran yang berbeda di masing-masing tingkat pendidikan. Dalam sebuah proses
belajar memang tidak hanya sekedar proses memberikan pelajaran saja. Melainkan juga
melibatkan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mentransfer ilmu kepada
siswa-siswanya.Metode pembelajaran adalah sebuah proses sistematis dan teratur yang dilakukan
oleh guru dalam menyajikan materi kepada siswa. Dapat diartikan juga sebagai sebuah strategi
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas agar tujuan  pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
Dengan demikian metode dalam pembelajaran yang digunakan akan tepat sasaran dan
memudahkan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, metode tersebut juga
menjadikan siswa juga terlatih dalam menyelesaikan masalah.Melalui metode pembelajaran
maka diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Maka dari itu sangat
penting bagi guru untuk mengenal metode dalam pembelajaran supaya siswa merasa semakin
bersemangat saat mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, pemilihan metode yang
tepat, membuat siswa tidak cepat merasa bosan atau jenuh ketika mengikuti kegiatan belajar
mengajar di dalam kelasSebagian Besar Guru menggunakan metode pembelajaran sesuai
dengan karakteristik siswa dan materi pembelajaran melalui ceramah,demonstrasi,diskusi.belajar
mandiri,simulasi,curah pendapat,studi kasus,seminar,tutorial,deduktif,dan induktif.Melalui
metode pembelajaran ceramah siswa dapat menganalisis materi sesuai dengan apa yang
disampaikan oleh guru,

 Melalui metode ceramah siswa akan terbiasa mengembangkan public speakingnya.


 Melalui metode demonstrasi siswa diberi kesempatan untuk dapat bersentuhan langsung
dengan materi yang dipelajari kemudian siswa dapat memperagakan di depan kelas.
Dengan metode ini dapat menunjukan bagaimana siswa melakukan sesuatu yang
kemudian diamati dan dibahas di depan kelas.
 Dalam metode diskusi belajar mandiri akan memungkinkan untuk terjadinya interaksi
antar siswa dan saling bertukar pendapat, pengalaman, dan informasi. Dengan itu akan
mendorong siswa untuk berinteraksi dan saling membantu memahami perbedaan
pendapat yang mungkin muncul selama kegiatan diskusi berlangsung. Maka dengan
metode diskusi kelompok ini akan melatih siswa mengenai bagaimana cara menghargai
pendapat orang lain.Dengan menggunakan metode diskusi proses belajar mengajar dapat
membangun suasana kelas yang lebih menarik dan tidak membosankan. Karena, setiap
siswa akan terfokus pada masalah yang sedang didiskusikan bersama kelompoknya.
Setiap siswa akan dituntut untuk berani menyampaikan pendapatnya serta berpikir secara
mendalam.
 Metode pembelajaran studi kasus dapat digunakan dalam pembelajaran aktif dengan
memanfaatkan situasi atau kasus tertentu yang dapat memberikan pembelajaran
bermakna bagi siswa dan juga bermanfaat. Siswa dapat melakukan diskusi untuk
melakukan analisa, sintesisa dan evaluasi berdasarkan kasus yang sedang dipelajari.
 Metode Discovery,Metode ini mendorong siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan
atau konsep baru. Guru harus dapat memotivasi siswa bagaimana menyimpulkan konsep
sendiri yang sedang dipelajarinya.
 Metode Jigsaw,Pada metode ini dilakukan dengan cara berkelompook dalam proses
belajar siswa. Sehingga guru dapat mendorong siswa untuk bekerjasama dengan siswa
lainnya dalam kelompok. Setiap anggota kelompok mendapatkan tugas untuk
memmahami dan mendalami bagian atau materi tertentu. Selanjutnya setiap anggota
kelompok menggabungkan hasil belajarnya sehingga akan membentuk suatu pemahaman
yang utuh.
 Metode Bermain Peran,Metode ini dirancang untuk memecahkan masalah dengan
meminta kepada siswa untuk melakukan peran tertentu. Metode ini dilakukan dengan
guru memberikan topik atau kasus kepada siswa. Kemudian siswa dapat mengambil
kesimpulan mengenai bagaimana cara mengatasi masalah yang telah diberikan.
 Metode Tugas Proyek.Dalam metode ini siswa harus melakukan riset, eksperimen, dan
juga tidak jarang harus terjun ke lapangan untuk melakukan pengamatan secara langsung.
Metode ini menghendaki siswa untuk menghasilkan sebuah produk tertentu dalam waktu
yang telah ditentukan. Siswa dapat melakukan tugas proyek secara individu maupun
secara kelompok.

Tujuan Metode Pembelajaran


Tujuan utama dari metode pembelajaran adalah membantu mengembangkan kemampuan
individu siswa agar mampu menyelesaikan masalah. Berikut beberapa tujuannya :

 Membantu siswa mengembangkan kemampuan individual para siswa supaya mereka bisa
mengatasi permasalahannya menggunakan terobosan solusi alternatif.
 Membantu kegiatan belajar mengajar agar pelaksanannya bisa dilakukan menggunakan cara
terbaik.
 Memudahkan dalam menemukan, menguji serta menyusun data yang diperlukan sebagai
upaya mengembangkan disiplin sebuah ilmu.
 Mempermudah proses pembelajaran dengan hasil terbaik agar tujuan pengajaran bisa
tercapai.
 Menghantarkan suatu pembelajaran ke arah ideal secara cepat, tepat dan sesuai harapan.
Proses pembelajaran bisa berjalan dengan suasana yang lebih menyenangkan serta penuh
motivasi sehingga siswa mudah memahami materi.

C3 Tingkat 2
70% - <80% guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai karakteristik siswa dan materi
pembelajaran. Guru menggunakan media pembelajaran yang berbeda – beda pada setiap kegiatan
pembelajaran. Hal itu dilakukan untuk menyesuaikan dengan materi yang disampaikan dan memudahkan
siswa untuk memahami materi yang disampaikan tersebut. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru
bervariasi. Dalam satu waktu, guru menggunakan media tradisional dan sederhana yang diciptakan
sendiri oleh guru yang bersangkutan atau disiapkan oleh siswa secara mandiri. Pada lain kesempatan guru
menggunakan media berbasis teknologi dalam menyampaikan materi untuk menunjang pemahaman
materi oleh siswa. Namun, hal ini masih belum sering dilakukan dikarenakan beberapa hal diantaranya
jumlah proyektor yang terbatas, arus listrik yang belum merata tersedia dalam setiap ruang belajar.
Sejatinya, media pembelajaran berfungsi untuk membantu guru dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar. Media juga dapat melengkapi bahkan menutupi kekurangan penguasaan materi dan metodologi
pembelajaran. Media juga sangat efektif dalam membantu siswa dalam melakukan kegiatan belajar.
Media pembelajaran terutama yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat membantu
siswa untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih Karena media pembelajaran bisa
menyesuaikan karakteristik pembelajaran dan tidak dibatasi ruang dan waktu, meningkatkan kualitas
pembelajaran, pemilihan media pembelajaran yang tepat bisa meningkatkan proses interaksi dalam
pembelajaran, meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran dan meningkatkan
hasil yang ingin dicapai.

C4 tingkat 2
70% - <80% guru melakukan penilaian otentik, yaitu menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar
secara utuh sehingga akan menggambarkan kapasitas, gaya dan perolehan belajar siswa yang mampu
menghasilkan dampak instruksional pada aspek pengetahuan, keterampilan dan dampak pengiring pada
aspek sikap. Guru selalu siap dengan penilaian – penilaian yang akan dilakukan kepada siswa baik
penilaian sikap maupun penilaian pengetahuan. Keunggulan penilaian otentik yaitu menunjukkan
kemampuan melakukan tugas yang lebih kompleks yang mewakili aplikasi yang lebih bermakna dalam
dunia nyata, menganalisis, mensintesis dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari, memilih dan
mengkonstruksi Jawaban yang menunjukkan kemampuannya, membuktikan kemampuannya secara
langsung melalui aplikasi dan konstruksi pengetahuan yang dimilikinya. Prinsip dasar penilaian otentik
dalam pembelajaran adalah peserta didik harus dapat mendemonstrasikan atau melakukan apa yang
mereka ketahui. Penilaian otentik perlu dilakukan karena beberapa hal antara lain, penilaian otentik
merupakan penilaian secara langsung terhadap kemampuan dan kompetensi peserta didik, memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk mengkonstruksikan hasil pembelajaran, mengintegrasikan kegiatan
belajar, mengajar dan penilaian, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendemonstrasikan
kemampuan yang beragam. Sasaran penilaian otentik pada aspek pengetahuan yaitu aspek pengetahuan,
aspek pemahaman, aspek penerapan, aspek analisis, aspek evaluasi, dan aspek kreatif. Sementara itu,
Sasaran penilaian otentik pada aspek sikap yaitu menerima (receiving), menanggapi (responding), menilai
(valuing), mengelola/ mengatur (organization), menghayati (characterization). Sedangkan sasaran
penilaian otentik pada aspek keterampilan yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa,
gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, kreativitas.
C5 Tingkat 4 90 %- 100 %

Proses pembelajaran dilaksanakan dari awal hingga akhir, dari perencanaan hingga
evaluasi sehingga proses atau kegiatan penilaian merupakan hal tidak terpisahkan dari proses
keseluruhan pembelajaran. Melalui kegiatan penilaian, guru bisa mengetahui sejauh mana tingkat
kemampuan siswa dalam mengetahui suatu materi. Penilaian hasil belajar mencakup pengukuran
keterampilan dan kemampuan siswa, sehingga hasil dari proses penilaian dapat digunakan oleh
guru dalam merancang proses pembelajaran kedepannya.Sebenarnya, tanpa disadari, kita sudah
sering menggunakan proses penilaian dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, ketika ingin
membeli suatu barang. Kita tentu akan melakukan penilaian terhadap barang tersebut bukan?
Apakah kualitasnya baik, apakah bahan yang digunakan nyaman, apakah harga yang ditawarkan
sesuai dan lain sebagainya. 

Penilaian dapat memberikan feedback bagi guru untuk bisa menghargai siswa yang memiliki
tingkat kemampuan dan pemahaman yang berbeda antara satu dan lainnya. Dalam melakukan
penilaian, kita juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian seperti penilaian yang harus
bersifat valid, bisa dipercaya, konsisten, informasi penilaian bisa diakses, bersifat transparan,
mendukung proses belajar yang efektif dan efisien, serta hasilnya mampu digunakan sebagai
bahan perbaikan di depannya.

Fungsi Penilaian

Selain digunakan untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai, proses penilaian
juga digunakan untuk membuat keputusan dalam perencanaan pembelajaran selanjutnya. Ada
beberapa fungsi penilaian antara lain:

 Fungsi selektif, artinya proses penilaian dilakukan agar guru dapat mengadakan seleksi
terhadap siswanya. 
 Fungsi diagnostik, artinya guru melakukan diagnosis atas kelebihan dan kekurangan
siswa, lalu berusaha menemukan solusinya.
 Fungsi penempatan, artinya penilaian digunakan sebagai acuan untuk menentukan
dimana seorang siswa harus ditempatkan.
 Fungsi pengukur keberhasilan, di mana nantinya dari proses penilaian, guru dan siswa
bisa mengetahui sejauh mana tujuan dan keberhasilan pembelajaran telah tercapai.

Adapun langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses penilaian, di


antaranya:

1. Membuat dan Menetapkan Rencana serta Tujuan Pembelajaran


Saat membuat RPP, guru pasti sudah membuat dan menetapkan tujuan penilaian. Setiap
kompetensi dasar memiliki indikator atau hasil belajar yang nantinya bisa siswa dapatkan
dari proses pembelajaran, meliputi apa yang harus dilakukan siswa (kemampuan), apa
yang harus siswa ketahui (pengetahuan), dan dan bagaimana siswa menyikapinya (sikap
atau perilaku).
2.  Menentukan Teknik Penilaian yang tepat
Terdapat beberapa teknik yang bisa digunakan untuk melakukan kegiatan penilaian. Oleh
karena itu, penting bagi guru untuk mengetahui dan menetapkan teknik penilaian mana
yang akan digunakan. Proses penilaian melibatkan bagaimana suatu data dikumpulkan
untuk menarik kesimpulan di akhir proses pembelajaran. Guru bisa menggunakan
indikator-indikator yang terdapat pada kompetensi dasar untuk menentukan teknik
penilaian yang akan digunakan.
3. Pelaksanaan Proses Penilaian
Setelah menentukan tujuan penilaian dan teknik yang digunakan, saatnya mengumpulkan
data atau nilai. Dalam kaitannya dengan mengumpulkan nilai, guru perlu menyusun
terlebih dulu kisi-kisi dan membuat soal, terutama jika teknik penilaian yang dipilih
adalah ujian tertulis. Setelah siswa selesai mengerjakan ujian, guru bisa melakukan
proses penilaian berdasarkan pedoman penskoran yang sebelumnya juga sudah
dirancang.
4. Menganalisis Penilaian
Pada tahap ini, guru melakukan proses penafsiran atau interpretasi dari penilaian yang
telah dilakukan dan dikumpulkan. Guru dapat melihat sejauh mana tingkat pemahaman
siswa terhadap materi dan seberapa besar keberhasilan pembelajaran yang dicapai. Dari
proses penilaian, kemudian dapat ditarik kesimpulan yang mengacu pada tujuan
pembelajaran di awal.
5. Menyesuaikan Pembelajaran
Tujuan dari dilaksanakannya proses penilaian salah satunya adalah mendapatkan hasil
penilaian yang bisa digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran ke depannya.
Proses penilaian dikatakan belum berhasil ketika hasilnya tidak mengarah atau belum
bisa mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian atau
perbaikan strategi, metode, materi, cara penyampaian, bahan ajar pendukung atau hal lain
yang berkaitan dalam pembelajaran. 

Saat hasil penilaian dirasa sudah cukup baik, maka proses penilaian yang didapatkan dapat
digunakan sebagai acuan untuk mempertahankan atau mengembangkan kegiatan pembelajaran
sehingga menjadi lebih baik dan maksimal.

C6 tingkat 3
80% - <90% guru memanfaatkan hasil penilaian untuk merencanakan program remedial, pengayaan dan
pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian dimanfaatkan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sesuai Standar Penilaian Pendidikan.

C7 tingkat 2
Selama dua semester terakhir, madrasah menyelenggarakan kegiatan remedialdan/atau pengayaan secara
rutin sesuai jadwal yang telah direncanakan pada perangkat pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru.
Sementara itu, kurang dari 80% siswa mengikuti remedial dan/atau pengayaan sesuai jadwal yang telah
direncanakan pada perangkat pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai