Anda di halaman 1dari 4

Hakikat metode pembelajaran ips

Kata metode berasal dari bahasa latin yaitu “methodo” yang berarti “jalan”. Dengan
demikian metode bersangkut paut dengan pemilihan jalan, arah atau pola dalam berbuat sesuatu
untuk mencapai sesuatu tujuan. Sedangkan mengajar dapat diartikan sebagai suatu proses
membawa anak didik dari suatu tingkat kecakapan tertentu ke tingkat kecakapan yang menjadi
tujuan pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut Winarno Surachmad (1976:76), menyatakan bahwa
metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan mengajar diartikan sebagai penciptaan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses belajar (T. Raka Joni. 1980:1).
Kegiatan pembelajaran yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi sebagai suatu
proses dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Guru berusaha mengatur lingkungan kelas
agar anak didiknya termotivasi untuk belajar. Guru berusaha dengan seperangkat pengetahuan
dan pengalamannya mempersiapkan program pembelajaran dengan baik dan sistematis. Usaha
tersebut dimaksudkan agar anak didiknya memiliki kecakapan, pengetahuan, dan kepribadian
yang dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara tertentu. Cara-cara yang
ditempuh oleh guru itulah yang disebut sebagai metode pembelajaran.
Kenyataannya memang manusia dalam segala hal selalu berusaha mencari efisiensi kerja
dengan cara memilih dan menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik untuk mencapai
tujuan. Demikian juga guru/pendidik selalu berusaha memilih metode yang tepat, dipandang
lebif efektif dari pada metode-metode lainnya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang
diberikan oleh guru benar-benar menjadi miliki anak didiknya.
Jadi jelas bahwa metode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru
dalam menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, agar tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif.
Makin tepat metodenya diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Tujuan
adalah pedoman yang memberi petunjuk akan dibawa ke arah mana kegiatan pembelajaran
tersebut. Guru tidak dapat membawa kegiatan pembelajaran menurut kehendaknya sendiri dan
mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Kegiatan pembelajaran yang tidak mempunyai
tujuan sama saja dengan orang pergi ke pasar tanpa tujuan. Sehingga terjadi pembelian barang-
barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, sebaliknya barang yang sangat dibutuhkan tidak
dibeli, hal ini dikarenakan tidak ada tujuan. Demikian pula di dalam pembelajaran pasti
mempunyai tujuan.
Tujuan dari kegiatan pembelajaran tidak akan tercapai tanpa adanya komponen-
komponen lainnya, salah satu diantaranya adalah metode. Metode adalah salah satu alat untuk
mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai
tujuan yang telah dirumuskan. Maka ketika tujuan dirumuskan agar anak didik mempunyai
keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Oleh
karena itu guru harus menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran,
sehingga dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Tujuan pembelajaran dan jenis mata pelajaran menentukan metode atau metode-metode
apa sebaiknya digunakan. Setiap mata pelajaran mempunyai metode tertentu sesuai dengan
kekhususan mata pelajaran tersebut, oleh karena itu guru hendaknya dapat menentukan metode
apa yang paling efisien bagi mata pelajarannya sehingga tujuan pengajaran tercapai secara
efektif. Perlu diketahui bahwa tidak ada satupun metode yang dapat dianggap sempurna dari
pada yang lain, karena masingmasing metode mempunyai keunggulan dan kelebihannya. Oleh
karena itu dalam proses kegiatan pembelajaran dapat digunakan lebih dari satu metode (multi
metode).
Begitu juga Winarno Surahmad (1990:97) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan
metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Anak Didik
Di dalam kelas guru akan menghadapi siswanya yang mempunyai perbedaanperbedaan; jenis
kelamin, latar belakang kehidupan, status sosial, kecerdasan, kreatifitas, dan perilakunya.
Perbedaan individual siswa tersebut akan mempengaruhi guru untuk memilih dan
menentukan metode mana yang cocok, untuk mencapai lingkungan belajar yang aktif dan
kreatif, sehingga tujuan pembelajaran tercapai susuai yang direncanakan. Dengan demikian
kematangan siswa yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode.
2. Tujuan
Perumusan tujuan sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa, proses pembelajaran,
dan pemilihan metode. Metode yang dipilih guru harus sesuai dengan taraf kemampuan
siswa, artinya metode harus tunduk terhadap tujuan.
3. Situasi
Situasi kegiatan pembelajaran yang diciptakan guru dari hari ke hari tidak selalu sama.
Dalam hal ini guru tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan yang diciptakan.
Misalnya, sesuai dengan sifat bahan dan tujuan yang akan dicapai, maka guru menciptakan
lingkungan belajar secara kelompok. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-
masing kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Dengan demikian guru
telah menerapkan metode problem solving. Jadi jelas bahwa situasi yang diciptakan guru
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
4. Fasilitator
Merupakan kelengkapan yang menunjang proses pembelajaran. Lengkap tidaknya fasilitas
akan menentukan pemilihan metode mengajar. Karena tidak adanya laboratorium IPA, maka
kegiatan praktikum, eksperimen, demonstrasi, dan inkuiri tidak dapat dilaksanakan.
Demikian juga di dalam pembelajaran IPS, karena tidak ada laboratoriumnya maka kegiatan
inkuiri, demonstrasi, sosiodrama, dan simulasi tidak dapat dilaksanakan secara optimal.
Namun masalah ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan lingkungan dan masyarakat
sebagai laboratorium IPS. Tentu saja guru harus melihat materi yang akan disampaikan,
kecocokan metode, dan fasilitas yang tersedia.
5. Guru
Latar belakang pendidikan dan kemampuan guru akan mempengaruhi kompetensi.
Kurangnya kemampuan terhadap berbagai metode akan menjadi kendala dalam memilih dan
menentukan metode, apalagi belum mempunyai pengalaman mengajar yang memadai. Oleh
karena itu dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman
mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode mengajar.
Kriteria Menentukan Metode Pembelajaran

Anda sudah belajar tentang macam-mcam metode yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran IPS di SD. Permasalahan yng timbul sekarang adalah bagaimana Anda memilih
metode atau pendekatan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa.
Berhubungan dengan hal tersebut menurut Cheppy HC (tt;80) ada empat kriteria yang
dapat digunakan untuk menentukan metode, antara lain:
1. Tujuan
Tujuan merupakan landasan utama untuk menentukan metode sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Misalnya jika guru akan mengembangkan sikap dalam kehidupan keluarga,
maka metode yang dipilih adalah sosiodrama
2. Kebutuhan dan minat anak
Kebutuhan individu itu berbeda-beda, misalnya beberapa anak memerlukan pengalaman
tertentu, sedang yang lain memerlukan aktivitas tertentu pula. Sebagai guru harus
mengetahui kebutuhan-kebutuhan anak untuk menentukan rencana kegiatan pembelajaran.
Pada kelas rendah, diperlukan aktivitas yang bertumpu pada bahan-bahan buku bacaan,
sosiodrama, permainan, membaca ceritera, dan penyusunan bagan. Minat anak sebagian juga
ditentukan oleh metode yang digunakan guru. Siswa yang gemar mengkoleksi perangko dan
pakaian adat akan berbeda dengan siswa yang gemar membaca ataupun melalui akting. Oleh
karena itu dengan mengenal perbedaan-perbedaan siswa tersebut, guru akan mudah untuk
menentukan metode yang akan digunakan.
3. Cara Penampilan Guru
Kepribadian guru dapat dilihat melaluai penampilannya waktu mengajar. Dalam beberapa
hal ia telah mengembangkan cara mengajar yang mengesankan, di lain pihak ia memang
pandai memilih metode yang tepat, sehingga kegiatan pembelajaran menyenangkan. Guru
seperti itulah yang harus tampil di kelas untuk mengajar mata pelajaran IPS. Guru hendaknya
memiliki keterampilan memilih metode, dan memiliki keberanian untuk mencoba berbagai
metode sebagai variasi dalam mengajar.
Peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar akan tampak dalam metode yang diterapkan
dalam proses pembelajaran. Maka dari itu metode mengajar merupakan hal yang dominan,
karena meskipun materi cukup, alat-alat memenuhi syarat, kalau faktor penggunaan metode
kurang tepat, maka hasil pembelajarannya akan rendah.

Anda mungkin juga menyukai