Anda di halaman 1dari 31

8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Kerangkah Teoritis

1. Hasil Belajar Matematika

a) Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat terlepas dari kehidupan

manusia dan belajar merupakan suatu yang sangat penting dalam kehidupan

manusia.Pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang terbentuk dan berkembang

disebabkan oleh proses belajar. Kehidupan yang kita lalui adalah sebuah proses

belajar. Menurut Slameto (2010: 2) mengatakan bahwa: “belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya”

Selanjutnya menurut Sanjaya (2008: 112), “belajar adalah proses mental

yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan

perilaku”. Aktivitas mental itu terjadikarena adanya interaksi individu dengan

lingkungan yang disadari.

Berdasarkan uraian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi secara keseluruhan diperoleh

dari serangkaian kegiatan dan interaksi dengan lingkungannya.

b) Pembelajaran Matematika

Suatu proses pembelajaran terjadi kegiatan belajar mengajar yang

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, dilakukan dengan

8
9

sistematis melalui tahap rancangan pelaksanaan dan evaluasi. Sagala (2008: 61)

menyatakan bahwa “pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,

mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan

oleh peserta didik”. Komunikasi dua arah yang dilakukan oleh guru dan siswa

haruslah terprogram dan dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Menurut Sanjaya (2011: 51) “pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan

membelajarkan siswa”. Karena pembelajaran selalu menghasilkan perubahan yang

lebih baik dari yang semula tidak bisa menjadi biasa, dari yang semula buruk

akanberubah menjadi baik. Oleh karena itu, pada pembelajaran harus selalu

digunakan perubahan agar menjadi lebih baik sehingga dapat menghasilkan siswa

yang lebih baik lagi.

Dalam kutipan ini dapat dimaknai bahwa matematika merupakan suatu cara

untuk menemukan jawaban terhadap masalah dengan mengaitkan kepada hubungan,

pola, bentuk dan struktur. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika adalah kegiatan yang bertujuan untuk membelajarkan

siswa dalam menemukan jawaban terhadap masalah atau soal-soal yang diberikan

kepada siswa.

c) Hasil Belajar Matematika

Seseorang dikatakan belajar,bila dapat diasumsikan dalam diri seseorang itu

terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku,

sedangkan perubahan tingkah laku yang diamati dan diukur merupakan hasil belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) “ hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi belajar dan tindak mengajar”.

9
10

Menurut Purwanto (2014: 45) “hasil belajar adalah perubahan yang

mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”. Sedangkan

menurut Sudjana (2009: 3) “hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang

dicapai siswa dengan kriteria tertentu”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika

adalah perubahan perilaku yang dicapai siswa kearah yang lebih baik setelah terjadi

interaksi belajar baik secara individu maupun kelompok. Hasil belajar matematika

siswa didapat melalui tes hasil penelitian dan ditunjukkan dalam bentuk skor.

2. Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write

a) Strategi Pembelajaran

Keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran adalah tujuan dari

pembelajaran. Dalam menyampaikan suatu materi pelajaran seorang guru

diharapkan mampu menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai dan kemampuan siswa dalam menerima

materi.Sejalan dengan pendapat Sanjaya (2011: 126) bahwa “strategi digunakan

untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan”.

Menurut Kemp (dalam Sanjaya 2011: 126), bahwa: strategi pembelajaran

adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar

tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Selanjutnya strategi pembelajaran didefenisikan Hamzah B. Uno (dalam

Istarani dkk 2015: 6) sebagai berikut: strategi pembelajaran merupakan cara-cara

yang akan dipilih dan digunakakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan

materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan

10
11

memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat

dikuasainya pada akhir kegiatan belajar.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah

suatu perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan pembelajaran yang disusun oleh

guru untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.Ada banyak

strategi pembelajaran, yang dikenal dalam dunia pendidikan. Keanekaragaman

strategi ini menuntut kompetensi guru di dalam memilih dan menggunakan strategi

yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selanjutnya, guru juga dituntut

untuk memahami sifat-sifat berbagai strategi yang akan dipakai, mengenal

kelebihan-kelebihannya maupun kekurangannya.

b) Pengertian Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write

Strategi Think-Talk-Write merupakan salah satu strategi yang dapat

meningkatkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik siswa. Strategi

pembelajaran ini dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Strategi ini

pertama kali diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin. Strategi Think-Talk-Write

dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri

setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya

sebelum menulis. Strategi ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen

dengan 3-5 siswa. Siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan,

mendengar dan membagi ide bersama teman dalam kelompok kemudian

mengungkapkannya melalui tulisan.

Aktivitas berpikir (think) yang dapat dilihat dari proses membaca dapat

dilihat dari proses membaca suatu teks kemudian catatan apa yang telah dibaca.

Membuat catatan berarti menganalisiskan tujuan isi teks dan memeriksa bahan-

11
12

bahan yang ditulis. Belajar rutin membuat atau menulis catatan sebelum membaca

akan merangsang aktivitas berpikir sebelumdan setelah membaca.Adanya

pertanyaan-pertanyaan dari guru membuat siswa mulai mengembangkan cara-cara

berpikir tertentu di bawah bimbingan guru.

Tahap kedua setelah think adalah talk yaitu berkomunikasi dengan

menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Talk juga dapat

membantu guru untuk mengetahui pemahaman siswa dalam belajar, sehingga dapat

mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan. Proses komunikasi

dapat dibangun di kelas secara alami danmudah serta dapat dimanfaatkan sebagai

alat sebelum menulis. Komunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi

dan meningkatkan aktivitas belajar dalam kelas, hal ini dapat terjadi karena ketika

siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi sekaligus dapat berpikir bagaimana

cara mengungkapkannya dalam tulisan. Keterampilan berkomunikasi dalam tahap

talk dapat mempercepat kemampuan siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan.

Tahap ketiga dalam strategi TTW adalah write yaitu menulis hasildiskusi

secara individual. Menulis membantu siswa merefleksikan pengalaman-pengalaman

yang mereka alami. Menurut Istarani dkk (2015: 92) bahwa “aktivitas menulis

berarti mengkonstruksikan ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar teman

dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan”. Aktivitas menulis akan

membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat

pengembangan konsep siswa.

Berdasarkan pandangan beberapa ahli seperti yang telah diuraikan di atas,

bahwa aktivitas menulis dapat meningkatkan pemahaman kearah yang lebih baik.

Oleh sebab itu caranya adalah matematika perlu ditingkatkan dalam pembelajaran.

12
13

Salah satu caranya adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran yang

memberi peluang lebih besar pada siswa melakukan aktivitas berpikir, diskusi, dan

menulis yaitu dengan mengunakan strategi pembelajaran yang memberi peluang

lebih besar pada siswa melakukan aktivitas berpikir, diskusi dan menulis yaitu

dengan menggunakan strategi Think-Talk-Write.

c) Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)

Menurut Istarani dkk (2015: 94) mengemukakan langkah-langkah

pembelajaran dengan strategi pembelajaran TTW sebagai berikut:

1. Guru terlebih dahulu membagi teks bacaan berupa lembaran aktivitas


siswa yang memuat situasi masalah bersifat open-ended dan petunjuk
serta prosedur pelaksanaannya.
2. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara
individual, untuk dibaca keforum diskusi (think)
3. Siswa berinteraksi dari kolaborasi dengan teman untuk membahas isi
catatan (talk) . Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.
4. Siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi
(write)
Sedangkan Ansari (2012: 90), mengemukakan langkah-langkah

pembelajaran dengan strategi pembelajaran TTW sebagai berikut:

1. Guru terlebihmembagi teks bacaan berupa lembaran aktivitas siswa yang


memuat situasi masalah bersifat open-ended dan petunjuk serta prosedur
pelaksanaannya.
2. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara
individual, untuk dibawa keforum diskusi (think)
3. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi
catatan (talk). Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.
4. Siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi
(write)
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah

pembelajaran dengan strategi pembelajaran Think-Talk-Write adalah sebagai

berikut:

1. Guru membagi siswa kedalam kelompok

13
14

2. Guru membagikan LKS dan siswa membaca LKS tersebut kemudian membuat

catatan dari hasil bacaan secara individual, untuk dibawa kedalam forum diskusi

(Think)

3. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan

(Talk). Guru berperan sebagai mediator lingkungan

4. Siswa menulis hasil kolaborasi kelompok (Write)

5. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, dan kelompok lain

diminta memberi tanggapan

6. Membuat kesimpulan atas materi yang dipelajari

d) Contoh RPP Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(RPP)

Nama Sekolah : SMPNegeri 8 Pematangsiantar


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/I
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Standar Kompetensi

1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus

B. Kompetensi Dasar

1.2 Melakukan operasi hitung pada bentuk aljabar

C. Indikator

1. Mengidentifikasi unsur-unsur aljabar

2. Menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran siswadiharapkan dapat:

1. Mengidentifikasi unsur-unsur aljabar

14
15

2. Menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar

E. Materi Pembelajaran : Operasi aljabar.

F. Strategi Pembelajaran : Think-Talk-Write

G. Alat dan Sumber Belajar

Media pembelajaran : Lembar Kerja Siswa

Sumber Belajar : Matematika, SMP jilid 2A Kelas VIII. Oleh M. Cholik

Adinawan Sugijono. Jakarta: Erlangga

H. Langkah – langkah Pembelajaran

No Tahap Kegiatan Awal Waktu


Kegiatan Guru Kegiatan siswa (menit)

1. Menyampaik Memberikan semangat dan Mendengarkan motivasi dari 5’


an motivasi dorongan kepada siswa dan guru dan tujuan dari
dan tujuan menyampaikan tujuan pembelajaran.
pembelajaran pembelajaran, yaitu :
membuat contoh operasi
aljabar yang terkait dengan
kehidupan sehari-hari, dapat
menyatakan koefisien,
variabel dan konstanta .Serta
menyelesaikan penjumlahan
dan pengurangan bentuk
aljabar
2. Apersepsi Menanyakan dan mengingat Mendengarkan guru 5’
kembali materi prasyarat menyampaikan materi yang
berkaitan dengan operasi
aljabar dan yang menjadi
materi prasyarat.

Kegiatan Inti
1. Pembentukan Mengarahkan siswa agar Membentuk kelompok, dan 5’
kelompok membentuk kelompok, dan duduk bersama teman
setelah itu duduk bersama sekelompoknya
teman sekelompoknya.

2. (Tahap Memberikan LKS pada setiap Menerima tugas, membaca 25’


Think) individual. Guru memberikan dan mempelajarinya,

15
16

Membagi suatu masalah sebagai sehingga dapat mengetahui


LKS dan pembuka akal siswa untuk operasi bentuk aljabar dan
membuat mampu menjelaskan operasi memecahkan masalah
hasil catatan bentuk aljabar, yaitu: tersebut.
dari hasil MASALAH 1
bacaan . Contoh: Memikirkan dan
Rani mempunyai 2 lemari mengerjakan tugas secara
baju sendiri-sendiri. Siswa mulai
menuliskan apa yang
diketahui dari soal :
Jika banyak kapur dalam 1
lemari adalah b, maka banyak
Gambar 2.1 banyak jumlah baju dalam lemari adalah b +
baju b = 2 ×b = 2 . Sehingga
Jika banyak baju dalam 1 banyak baju Rani adalah 2b +
lemari adalah b, b mewakili 12 disebut bentukaljabar.
sebarang bilangan Bentuk aljabar adalah suatu
Jika b = 10 , maka 10 + 10 = bentuk matematika yang
20 = 2 × 10 dalam penyajiannya menurut
Jika b = 13 , maka 13 + 13 = huruf – huruf untuk
26 = 2 × 13 memenuhi bilangan yang
Berarti ,b + b = 2 × b = 2b belum diketahui.

Banyak baju dalam lemari


disimbolkan dengan b, b
mewakili sebarang bilangan
Banyak baju dalam lemari
disimbolkan dengan b, b
mewakili sebarang bilangan
Jika b = 12 , maka 2b + 12 =
2 × 12 + 12 = 36
Jika b = 13 , maka 2b + 12 =
2 × 13 + 12 = 38
Berarti , 2 × b + 12 = 2b + 12

Rani mempunyai 2 lemari Berdasarkan total banyak


baju dan kemudian Rani baju dalam lemari yang
mengambil 12 baju dari dimiliki Rani adalah 2b + 12.
lemarinya. Dapat dilihat bahwa b adalah
variabel (peubah) atau nilai
yang belum diketahui
hasilnya, 2 pada suku 2b
disebut koefisien (pengali)
Gambar 2.2 banyak jumlah dari variabel dan konstanta
baju pada bentuk aljabar 2b + 12
Berarti ,b + b = 2 × b = 2b. adalah 12 yaitu ketetapan.

16
17

Sehingga banyak baju Rani


adalah 2b + 12 disebut bentuk
aljabar. Bentuk aljabar adalah
suatu bentuk matematika yang
dalam penyajiannya menurut
huruf – huruf untuk
memenuhi bilangan yang
belum diketahui.
Banyak baju dalam lemari
disimbolkan dengan b, b
mewakili sebarang bilangan
Jika b = 12, maka ....+ ..... =
....×.... + .... = .....
Jika k = 13 , maka .... + .... =
....×.... + .... = .....
Berarti , ....×.... + ..... = ...... +
......
Berdasarkan total banyak
bajudalam lemari yang
dimiliki Rani adalah ... + ....
Dapat dilihat bahwa b adalah
variabel (peubah) atau nilai
yang belum diketahui
hasilnya, 2 pada suku 2b
disebut koefisien (pengali)
dari variabel dan konstanta
pada bentuk aljabar 2b + 12
adalah 12 yaitu ketetapan.
MASALAH 2
Contoh:
Putri memiliki 4 kardus
minuman fanta dan 3kardus Siswa memikirkan masalah
minuman sprite. Satu jam kedua dan memulai menulis
kemudian Putra memberi 3 apa yang diketahui.
kardus minuman fanta dan Misalkan: banyak minuman
meminta 2 kardus minuman fanta dalam 1 kardus adalah r
sprite. Hitunglah jumlah dan banyak minuman sprite
minuman fanta dan minuman dalam 1 kardus adalah s
sprite putri saat ini dalam Jumlah minuman fanta putri
bentuk aljabar. semula adalah 4 kardus dan 3
kardus berisi minuman sprite.
Meminta siswa untuk
memikirkan dan mengerjakan
LKS 1 secara sendiri-sendiri .

Siswa memikirkan
kemungkinan jawaban dari

17
18

soal-soal yang ada pada LKS


1 dan membuat catatan dari
apa yang telah dibaca, baik
yang diketahui ataupun
langkah-langkah
penyelesaian dalam bahasa
sendiri.
3. (Tahap Talk) Menyuruh siswa Siswa berdiskusi dan 20’
Berinteraksi mendiskusikan LKS yang bertukar ide dengan
dengan sudah dibaca secara kelompoknya
teman individual pada kelompoknya
masing-masing.

Membimbing kelompok yang Meminta bantuan guru


mengalami kesulitan apabila terdapat masalah
yang tidak dapat dipecahkan
oleh kelompok

4. (Tahap Guru menyuruh setiap Setiap kelompok menulis 10’


Write) kelompok menulis hasil hasil diskusinya
Menulis hasil diskusi mereka
kolaborasi

5. Perwakilan Guru menyuruh salah satu Siswa dari perwakilan 15’


kelompok kelompok sebagai perwakilan kelompok menuliskan
menyajikan dari kelompok lain untuk jawaban pada soal LKS 1 dan
hasil menuliskan jawabannya menjelaskannya dipapan tulis
diskusinya dipapan tulis serta
menjelaskannya.

Menyuruh siswa pada Kelompok lain memberikan


kelompok lain untuk tanggapan kepada kelompok
memberikan masukkan dan yang maju kedepan.
pertanyaan kepada kelompok
yang maju kedepan.

Kegiatan akhir
6. Membuat Guru memberikan penguatan Siswa membuat kesimpulan 5’
kesimpulan atau penghargaan terhadap dari hasil diskusi kelompok
hasil diskusi. Kemudian yaitu:
menyuruh siswa untuk 1. Bentuk aljabar mempunyai
membuat kesimpulan suku-suku yang tidak
sejenis lebih dari satu
Mengingatkan untuk disebut suku banyak atau
mempelajari kembali dirumah polinomial.
2. Suku-suku yang sejenis

18
19

pada bentuk aljabar


memiliki variabel-variabel
yang sama dan pangkat
dari masing-masing
variabel juga sama.
3. Hasil penjumlahan
maupun pengurangan pada
bentuk aljabar dapat
disederhanakan dengan
cara mengelompokkan dan
menyederhanakan suku-
suku yang sejenis.

I. Penilaian

Jenis : Tertulis

Bentuk : Uraian

Instrumen:

1. Tentukanlah koefisien x 2 , variabel dan konstanta dari bentuk aljabar


2
4 x −2 x +7

2. Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan berikut ini:

a. 7 a+ 2 a

b. 6 p−3 p

c. 9 x +6 y−10 y−8 x

d. 6 p2−8 q+ p2−2 q

Prosedur penilaian

Penyelesaian Skor

1) a. Koefisien x 2adalah 4 1

b. Variabel: x 1

19
20

c. Koefisien = 7

2) a. 7 a+ 2 a=( 7+ 2 ) a 1
= 5a 1

b. 6 p−3 p=( 6−3 ) p 1


=3 p 1
c. 9 x +6 y−10 y−8 x =( 9−8 ) x + ( 6−10 ) y 2

= x−4 y 1

d. 6 p2−8 q+ p2−2 q=( 6+1 ) p2−( 8+2 ) q 2

=7 p2−10 q 1

Total 13

3. Strategi Pembelajaran Ekspositori

a) Pengertian Strategi Ekspositori

Sanjaya (2011: 179) menyatakan bahwa, “ strategi pembelajaran ekspositori

adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi

secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar

dapat menguasai materi pelajaran secara optimal”. Roy Killen (dalam Sanjaya,2011:

179) menamakan strategi ekspositori dengan istilah strategi pembelajaran langsung

(direct instruction) karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung

oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi pelajaran . Oleh

20
21

karena itu, strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur langsung

yang disampaikan guru kepada siswa.

“strategi ekspositori menempatkan guru sebagai pusat pengajaran” Sagala

(2013: 78). Dalam strategi ini guru berperan lebih aktif, lebih banyak melakukan

aktifitas dibandingkan dengan siswanya. Guru telah mengelola dan mempersiapkan

bahan ajaran secara tuntas, sedangkan siswanya berperan lebih pasif tanpa banyak

melakukan pengolahan bahan karena menerima bahan ajaran yang disampaikan

guru.

Berdasarkan pengertian tersebut, strategi ekspositori merupakan strategi

pembelajaran yang berpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan

pembelajaran) baik secara lisan atau tulisan dalam menumbuhkan ide atau gagasan

dalam proses pembelajaran.

b) Langkah – Langkah Pembelajaran dengan Strategi Ekspositori

Menurut wina sanjaya (2007: 185-190) ada beberapa langkah-langkah dalam

penerapan pembelajaran ekspositori,yaitu:

1. Persiapan (preperation)
Langkahpersiapan ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk
menerima pelajaran
2. penyajian (presentation)
Langkah penyajian ini adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan.
3. Menghubungkan (correlation)
Langkah ini adalah langkah untuk menghubungkan materi pelajaran
dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan
siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang
telah dimilikinya.
4. Menyimpulkan (generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran
yang telah disajikan.
5. Penerapan (application)

21
22

Langkah penerapan ini untuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak


penjelasan guru.

Sedangkan menurut sagala (2009: 79) langkah-langkah pembelajaran

ekspositori adalah:

1. Persiapan (peparation),yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara


sistematik dan rapi.
2. Pertautan (Aperception) bahan terdahulu yaitu guru bertanya atau
memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada
materi yang telah diajarkan.
3. Penyajian (presentation) terhadap bahan yang baru,yaitu guru menyajikan
dengan cara memberi ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang
telah dipersiapkan yang diambil dari buku teks tertentu atau ditulis oleh
guru.
4. Evaluasi (resitation) yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai
dengan bahan yang dipelajari,atau siswa yang disuruh untuk menyatakan
kembali dengan kata-kata sendiri pokok-pokok bahasan materi yang telah
dipelajari baik secara lisan maupun tulisan.

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran tersebut, peneliti menyimpulkan

langkah-langkah pembelajaran ekspositori sebagai berikut:

1. Persiapan (Preparation)

2. Penyajian (Presentation)

3. Menghubungkan (Correlation)

4. Menyimpulkan (Generalization)

5. Mengaplikasikan (Aplication)

6. Evaluasi (Resitation)

c) Contoh RPP Strategi Pembelajaran Ekspositori

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 8 Pematangsiantar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/I
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

22
23

A. Standar Kompetensi

1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus

B. Kompetensi Dasar

1.2 Melakukan operasi hitung pada bentuk aljabar

C. Indikator

1. Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk aljabar

2. Menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat:

1. Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk aljabar

2. Menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar

E. Materi Pembelajaran : Operasi aljabar

F. Strategi Pembelajaran : Ekspositori

G. Sumber Belajar

Matematika, SMP jilid 2A Kelas VIII. Oleh M. Cholik Adinawan Sugijono.

Jakarta: Erlangga

23
24

H. Langkah – langkah Pembelajaran

Langkah-Langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi


Pembelajaran waktu
kegiatan awal - Menyampaikan tujuan - Mendengarkan 5’
pembelajaran yang akan guru
dipelajari . menyampaikan
- Memotivasi siswa agar tujuan dan
mengikuti pelajaran dengan motivasi
baik. pembelajaran
- Menanyakan dan mengingat - Merespon dan 5’
kembali pelajaran melakukan
sebelumnya. Tanya jawab

kegiatan inti - Guru mempersiapkan materi - Menyimak 50’


dan menjelaskan materi penjelasan yang
kepada siswa tentang bentuk diberikan
aljabar dan operasi hitung
bentuk aljabar serta
penyelesaiannya.
Bentuk Aljabar adalah
bentuk–bentuk yang
melibatkan angka, huruf,
gabungan angka dan huruf
dan operasi hitung.
Contoh 1:
( 7 a+ 4 b ) + ( 8 a−6 b )
=7 a+4 b+8 a+(−6 b )
=7 a+8 a+ 4 b+(−6 b )
=15 a+(−2 b)
=15 a−2 b
Contoh2:
( 3 m+7 n−5 )−( 5 m−10 n+7 )
=3 m+7 n−5−5 m+10 n−7
=3 m−5 m+7 n+10 n−5−7
=−2m+17 n−12
- Guru memberikan
kesempatan kepada siswa - Merespon dan
untuk menanyakan hal-hal bertanya jika
yang tidak dimengerti pada ada yang tidak
contoh-contoh soal dan mengerti
penyelesaian yang telah
diberikan.
- Guru memberikan soal

24
25

latihan yang berhubungan - Siswa


dengan materi pelajaran . menjawab soal
Soal: yang diberikan
1.7 a+ 2 a oleh guru
2. 6 p−3 p
3. 9 x +6 y−10 y−8 x
4. 6 p2−8 q+ p2−2 q

Guru meminta beberapa


siswa untuk menuliskan hasil
pekerjaannya di papan tulis - Beberapa siswa
menulis
- Guru dengan siswa jawaban di
membuat kesimpulan papan tulis
tentang operasi bentuk - Bersama guru
aljabar membuat
kesimpulan.

Kegiatan Akhir - Guru melakukan evaluasi. - Mengerjakan 20’


- Memberikan tugas dan evaluasi
mengingatkan siswa - Mencatat tugas
mempelajari materi
selanjutnya.

I. Penilaian

Teknik : Tes

Bentuk : Tes tertulis

Instrumen:

1. Tentukan koefisien x 2, variabel dan konstanta dari bentuk aljabar


2
4 x −2 x +7

2. Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan berikut ini:

a. 7 a+ 2 a

b. 6 p−3 p

25
26

c. 9 x +6 y−10 y−8 x

d. 6 p2−8 q+ p2−2 q

Pedoman Penilaian

Penyelesaian Skor

1. a. Koefisien x 2 adalah 4 1

b. Variabel: x 1

c. konstanta =7 1

2. a. 7 a+ 2 a=( 7+ 2 ) a 1
= 5a 1

b. 6 p−3 p=( 6−3 ) p 1


=3 p 1
c. 9 x +6 y−10 y−8 x =( 9−8 ) x + ( 6−10 ) y 2

= x−4 y 1

2
d. 6 p2−8 q+ p2−2 q=( 6+1 ) p2−( 8+2 ) q
1

=7 p2−10 q

Total 13

26
27

4. Kajian Materi Operasi Bentuk Aljabar

a. Pengertian Bentuk Aljabar

Aljabar adalah cabang dari matematika yang mempelajari penyederhanaan

dan pemecahan masalah dengan menggunakan simbol. Bentuk Aljabar adalah

bentuk–bentuk yang melibatkan angka, huruf, gabungan angka dan huruf dan

operasi hitung. Unsur – unsur bentuk aljabar yaitu:

1) Variabel

Variabel (peubah) adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum

diketahui nilainya dengan jelas. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil

a , b , c , d ,… .. , z .

Contoh: ax 2 +bx +c → x merupakan variabel (peubah) bentuk aljabar tersebut yang

biasanya ditulis dengan huruf kecil ( x 2 = variabel x berpangkat 2, x = variabel

berpangkat 1).

2) Koefisien

Koefisien adalah faktor angka pada suatu hasil kali dengan suatu peubah

Contoh:

1) 2 x 2+5 x−6 ; 2 adalah koefisien dari x 2, sedangkan 5 adalah koefisien x.

1 1 1 −1
2) x− y=10 ; koefisien x adalah , sedangkan koefisien y adalah .
2 5 2 5

3) Konstanta

Konstanta adalah lambang yang menyatakan suatu bilangan tertentu .

Contoh:

27
28

Pada bentuk 2 x 2+5 x−6 , suku −6 merupakan konstanta. Demikian juga pada

1 1
bentuk x− y=10 , suku 10 merupakan konstanta. Sedangkan x dan y merupakan
2 5

variabel atau peubah yang dapat mewakili sembarang bilangan.

4) Suku

Suku adalah bagian dari bentuk aljabar yang dipisahkan dengan tanda + atau

Contoh:

1. 2 a+7 ; terdiri dari dua suku, yaitu 2 a dan 7

2. ax 2 +bx +c ; terdiri dari tiga suku, yaitu ax 2, bx dan c

Suku banyak (polinom) adalah bentuk aljabar yang terdiri dari dua suku atau

lebih. Dua suku disebut binom, tiga suku disebut trinom, dan seterusnya. Bentuk

aljabar yang hanya mempunyai satu suku, disebut suku tunggal.

Contoh: 2 a , 3 b , 2 x 2

5) Suku sejenis dan tidak sejenis

Suku-suku dikatakan sejenis bila memuat peubah dan pangkat dari peubah

yang sama, sebaliknya jika berbeda maka disebut suku-suku tidak sejenis.

Contoh suku – suku sejenis bentuk aljabar

1. 3 p+2 p →suku-suku sejenis


2 2
2. 7 p −4 p → suku-suku sejenis

Contoh suku – suku tidak sejenis bentuk aljabar

1. 2 p +3 → suku-suku tidak sejenis


2
2. 3 p +5 → suku-suku tidak sejenis

28
29

1. Operasi Hitung Pada Bentuk Aljabar

b) Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar

Langkah-langkah untuk menjumlahkan atau mengurangkan bentuk aljabar

adalah:

1) Jabarkan

2) Kumpulkan suku sejenis

3) Operasikan suku sejenis

4) Sederhanakan

Contoh:

( 7 a+ 4 b ) + ( 8 a−6 b ) =7 a+ 4 b+8 a+ (−6 b ) Jabarkan


=7 a+8 a+ 4 b+ (−6 b ) Kumpulkan suku sejenis
=15 a+ (−2 b ) Operasikan suku sejenis
=15 a−2 b Sederhanakan

c) Perkalian Bentuk Aljabar

Secara umum hasil perkalian bentuk aljabar ( a+ b )× ( c+ d ) mengikuti

proses berikut:

( a+b )× ( c+d )=ac +ad +bc+bd


Operasi penjumlahan dan perkalian bentuk aljabar memiliki beberapa sifat,

antara lain:

1. Sifat Komutatif

a+ b=b+a

a×b=b×a

2. Sifat Asosiatif

a+ ( b+c )= ( a+b )+ c

29
30

a×( b×c )=( a×b )×c

3. Sifat Distributif (perkalian terhadap penjumlahan

a × ( b+c )=a ×b+ b ×c atau a ( b +c )=ab +ac

Untuk mengalikan dua monomial atau lebih digunakan sifat-sifat sebagai berikut:

a. Sifat-sifat atau aturan perkalian tanda

( +a ) x ( +b ) =+ ab

( +a ) x (−b ) =−ab

(−a ) x (−b ) =+ab

(−a ) x ( +b ) =−ab

b. Perkalian suatu bilangan dengan bentuk aljabar

Perkalian suku dua (ax +b) dengan scalar bilangan k dinyatakan sebagai berikut:

k ( ax +b )=kax + kb

c. Perkalian antara bentuk aljabar dengan bentuk aljabar

Untuk menyelesaikan Perkalian antara bentuk aljabar dengan bentuk aljabar berlaku

sifat distributif.

( ax +b )( cx+ d )=ax ( cx +d ) +b ( cx+ d )

¿ ax ( cx ) +ax ( d ) +b ( cx ) +bd
2
¿ ac x + ( ad+ bc ) x +bd

¿ ( ax +b ) ( c x 2 ) +dx +e ¿

¿ ax ( c x 2 ) + ax ( dx ) + ax ( e ) +b ( c x 2) b ( dx ) b ( e )
3 2 2
¿ ac x + ad x +aex +bc x +bdx +be

30
31

d) Pembagian Bentuk Aljabar

Jika suatu bilangan a dapat diubah menjadi a= p ×q dengan a , p , q bilangan

bulat maka p dan q disebut faktor-faktor dari a . Hal tersebut berlaku pula pada

bentuk aljabar.

Perhatikan uraian dibawah ini:

2 2 2 2
2 x yz =2 × x × y × z
3 2 3 2
x y z=x × y × z

Pada bentuk aljabar diatas, 2, x 2, y, dan z 2 adalah faktor-faktor dari 2 x 2 yz 2,

sedangkan x 3, y 2, z adalah faktor-faktor dari bentuk aljabar x 3 y 2 z .

Faktor sekutu (faktor yang sama) dari 2 x 2 yz 2 dan x 3 y 2 z adalah x 2, y, z,

sehingga diperoleh

2
2 x 2 yz 2 x yz ( 2 z )
=
x3 y 2 z x 2 yz ( xy )

2z
¿
xy

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jika dua bentuk aljabar

memiliki faktor sekutu (faktor yang sama) maka hasil bagi kedua bentuk aljabar

tersebut dapat ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana. Dengan demikian, pada

operasi pembagian bentuk aljabar kita harus menentukan faktor sekutu kedua bentuk

aljabar tersebut, kemudian dilakukan pembagian.

Contoh:

Jabarkan bentuk perkalian berikut:

31
32

6 5 2
48 x y z
carilah hasil bagi dari 2 6 7
−4 x y z

Penyelesaian:
6 5 2
48 x y z 48 x2 y 5 z 2 ( x 4 ) −12 x 4
= =
−4 x y z −4 x 2 y 5 z 2 ( yz 5 )
2 6 7 5
yz

e) Pemangkatan Bentuk Aljabar

1. Arti pemangkatan bentuk aljabar

Pemangkatan suatu bilangan diperoleh dari perkalian berulang untuk bilangan


yang sama. Jadi, ntuk sembarang bilangan a , maka a 2=a × a

Contoh:

a. 3 a2 =3× a × a

b. – (3 a )2=−(3 a ×3 a)
3
c. (−5 p2 q2 ) =(−5 p 2 q 2 ) × (−5 p2 q2 ) × (−5 p2 q2 )

=−125 p6 q6

2. Pemangkatan Suku Dua

Dalam menentukan hasil pemangkatan suku dua, koefisien dari suku-sukunya


dapat diperoleh dari bilangan-bilangan yang terdapat pada segitiga pascal.

Hubungan antara segitiga pascal dengan pemangkatan suku dua, yaitu


( a+ b )n dan ( a−b )n ,ditunjukkan seperti berikut.

32
33

Contoh:

a. ( p+5 )2=1 ( p )2 +2 ( p )( 5 )+1 ( 5 )2

= p2 +10 p +25

b. ( 2 x+ y )3=1 (2 x )3 +3 ( 2 x )2 ( y )+ 3 (2 x ) ( y )2+1 ( y )3

=8 x 3+ 12 x 2 y+ 6 x y 2 + y 3

c. ( 3 x−2 y )3=1 ( 3 x )3 +3 ( 3 x )2 (−2 y ) +3 ( 3 x ) (−2 y )2+ 1 (−2 y )3

=1 ( 27 x 3 )+ 3 ( 9 x 2) (−2 y ) +3 ( 3 x ) ( 4 y 2 ) +1 (−8 y 3 )

=27 x 3−54 x 2 y+ 36 x y 2−8 y 3

B. Teori Belajar yang Mendukung

Teori belajar yang mendukung pembelajaran dengan strategi Think-Talk-


Write adalah :

1. Teori belajar discovery menegaskan bahwa siswa ,belajar bukan untuk


memperoleh kumpulan pengetahuan belaka tetapi dengan adanya belajar siswa
memperoleh kesempatan untuk berpikir dan berpartisipasi dalam memperoleh
pengetahuan.. Artinya, pembelajaran discovery lebih menekankan proses dari
pada produk.

2. Teori belajar konstrukvisme menurut Vygotsky, berpendapat bawa perkembangan


intelektual anak dipengaruhi oleh factor social. Lingkungan social dan
pembelajaran secara natural mempengaruhi perkembangan anak dalam
meningkatkan kekompleksan dan kesistematisan kognitif.

C. Penelitian yang Relevan

Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang digunakan peneliti sebagai

acuan dalam melaksanakan penelitian :

a. Nina Nur Inayah (2010) yang menerapkan strategi Think-Talk-Writepada kelas

VII MTsN 19 Pondok Labu tahun pelajaran2007/2008untuk meningkatkan hasil

33
34

belajar pada materi pokok bangun datar . Hasil penelitiannya menunjukan bahwa

pengaruh strategi Think-Talk-Write (TTW) dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa kelas VII MTsN 19 Pondok Labu tahun pelajaran2007/2008

b. Novita Yunari (2011) yang menerapkan strategi Think-Talk-Write sebagai upaya

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada kelas VIII SMP Negeri 5

WATES KULONPROGO menunjukkan bahwa pembelajaran matematika

dengan strategi TTW diawali dengan penuangan ide-ide dari siswa secara

individual mengenai kemungkinan jawaban dan atau langkah-langkah

penyelesaian atas permasalahan yang diberikan kemudian ditulis dalam bentuk

catatan kecil, diskusi dalam kelompok yang berjumlah 4 dengan memunculkan

pembicaraan dengan berbagai kemungkinan jawaban, menuliskan kembali hasil

diskusi dan diakhiri dengan presentasi. Sehingga terbukti dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika di kelas kelas

VIII SMP Negeri 5 WATES KULONPROGO

D. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah rangkaian-rangkaian logis yang dicapai untuk

mengarahkan jalan pemikiran dalam penelitian agar diperoleh letak masalah yang

tepat. Dengan demikian kerangka konseptual itu adalah untuk menghindari

pengertian yang berbeda-beda terhadap masalah.

Belajar merupakan proses kegiatan yang mengakibatkan suatu proses

perubahan perilaku sebagai hasil pengalamannya sendiri dengan interaksi dengan

lingkungan. Pembelajaran matematika adalah suatu rangkaian kegiatan yang

sistematis yang dirancang oleh pihak pendidik untuk membelajarkan peserta didik

tentang matematika.

34
35

Hasil belajar matematika adalah penguasaan hubungan konsep-konsep

matematika yang telah dipelajari dan dapat menampilkan pemahaman, pengetahuan

dan penguasaan bahan pelajaran matematika. Hasil belajar yang dimaksud adalah

kemampuan siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar yang ditunjukkan dalam

bentuk skor.

Dalam penelitian ini pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran

dengan menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write dengan strategi

pembelajaran ekspositori, dengan tujuan mencari perbedaan hasil belajar siswanya.

Strategi Think-Talk-Write bertujuan untuk meningkatkan dan

mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara aktif melalui

diskusi kelompok dan presentasi. Strategi ini membentuk siswa mandiri yang dapat

melanjutkan proses belajar yang membuat siswa mengkonstruksi pengetahuan

matematika dengan belajar sama kelompok kecil dan mendorong siswa untuk

berfikir, berbicara, dan kemudian menuliskan berkenaan dengan suatu topik.

Strategi ekspositori adalah cara pembelajaran dimana guru yang menjadi pusat

informasi, gagasan-gagasan dalam menumbuhkan ide-ide dalam menyelesaikan

masalah. Guru menjelaskan materi, memberikan beberapa contoh dan soal-soal

kepada siswa. Materi operasi hitung pada bentuk aljabar diajarkan pada dua kelas

yang berbeda dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda.

Dengan demikian terdapat dua kelompok pada penelitian ini, yaitu kelompok

yang diberi pembelajaran dengan menggunakan Strategi Think-Talk-Wtrite disebut

sebagai kelas eksperimen, kelompok yang diberi pembelajaran dengan

menggunakan strategi ekspositori disebut sebagai kelas kontrol.

35
36

Setelah materi pembelajaran selesai diajarkan kepada siswa, selanjutnya

dilakukan tes yang sama pula untuk kedua kelas tersebut. Akan dibedakan hasil

pembelajaran siswa, sehingga dapat diketahui strategi mana yang lebih efektif

sedemikian sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kerangka

konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan .

Secara sistematis prosedur kerja pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar

berikut:

Operasi Aljabar

Strategi Think-Talk-Write (TTW) Strategi Ekspositori

1. Guru menyampaikan materi pelajaran 1. Persiapan (Preparation)


2. Guru membagi siswa kedalam kelompok 2. Penyajian (Presentation)
3. Guru membagikan LKS 3. Menghubungkan
4. Siswa membaca LKS dan membuat catatan (Correlation)
dari hasil bacaan secara individual, untuk 4. Menyimpulkan
dibawa ke dalam forum diskusi (Think). (Generalization)
5. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan 5. Mengaplikasikan
teman untuk membahas isi catatan (Talk). (Aplication)
Guru berperan sebagai mediator lingkungan
6. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan
sebagai hasil kolaborasi (Write)
7. Perwakilan kelompok menyajikan hasil
diskusi kelompok, dan kelompok lain diminta
memberi tanggapan
8. Membuat refleksi dan kesimpulan atas materi
yang dipelajari

Tes Tes

Hasil Perbedaan Hasil Hasil


Belajar Belajar Belajar

Kesimpulan

36
37

Gambar 2.1Kerangka konseptual

37
37

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka konseptual, yang menjadi

hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut berikut: ”terdapat

perbedaan antara hasil belajar matematika siswa yang menggunakan strategi

Think-Talk-Write dengan strategi Ekspositori pada materi operasi aljabar di kelas

VIII SMP Negeri 8 Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2016/2017.

Anda mungkin juga menyukai