BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Kerangkah Teoritis
a) Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat terlepas dari kehidupan
manusia dan belajar merupakan suatu yang sangat penting dalam kehidupan
disebabkan oleh proses belajar. Kehidupan yang kita lalui adalah sebuah proses
belajar. Menurut Slameto (2010: 2) mengatakan bahwa: “belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi secara keseluruhan diperoleh
b) Pembelajaran Matematika
8
9
sistematis melalui tahap rancangan pelaksanaan dan evaluasi. Sagala (2008: 61)
mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan
oleh peserta didik”. Komunikasi dua arah yang dilakukan oleh guru dan siswa
lebih baik dari yang semula tidak bisa menjadi biasa, dari yang semula buruk
akanberubah menjadi baik. Oleh karena itu, pada pembelajaran harus selalu
digunakan perubahan agar menjadi lebih baik sehingga dapat menghasilkan siswa
Dalam kutipan ini dapat dimaknai bahwa matematika merupakan suatu cara
pola, bentuk dan struktur. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
siswa dalam menemukan jawaban terhadap masalah atau soal-soal yang diberikan
kepada siswa.
sedangkan perubahan tingkah laku yang diamati dan diukur merupakan hasil belajar.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) “ hasil belajar merupakan hasil dari suatu
9
10
menurut Sudjana (2009: 3) “hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang
adalah perubahan perilaku yang dicapai siswa kearah yang lebih baik setelah terjadi
interaksi belajar baik secara individu maupun kelompok. Hasil belajar matematika
siswa didapat melalui tes hasil penelitian dan ditunjukkan dalam bentuk skor.
a) Strategi Pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
yang akan dipilih dan digunakakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan
10
11
suatu perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan pembelajaran yang disusun oleh
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.Ada banyak
strategi ini menuntut kompetensi guru di dalam memilih dan menggunakan strategi
yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selanjutnya, guru juga dituntut
pembelajaran ini dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Strategi ini
dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri
setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya
sebelum menulis. Strategi ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen
dengan 3-5 siswa. Siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan,
Aktivitas berpikir (think) yang dapat dilihat dari proses membaca dapat
dilihat dari proses membaca suatu teks kemudian catatan apa yang telah dibaca.
Membuat catatan berarti menganalisiskan tujuan isi teks dan memeriksa bahan-
11
12
bahan yang ditulis. Belajar rutin membuat atau menulis catatan sebelum membaca
menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Talk juga dapat
membantu guru untuk mengetahui pemahaman siswa dalam belajar, sehingga dapat
dapat dibangun di kelas secara alami danmudah serta dapat dimanfaatkan sebagai
alat sebelum menulis. Komunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi
dan meningkatkan aktivitas belajar dalam kelas, hal ini dapat terjadi karena ketika
Tahap ketiga dalam strategi TTW adalah write yaitu menulis hasildiskusi
yang mereka alami. Menurut Istarani dkk (2015: 92) bahwa “aktivitas menulis
berarti mengkonstruksikan ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar teman
membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat
bahwa aktivitas menulis dapat meningkatkan pemahaman kearah yang lebih baik.
Oleh sebab itu caranya adalah matematika perlu ditingkatkan dalam pembelajaran.
12
13
memberi peluang lebih besar pada siswa melakukan aktivitas berpikir, diskusi, dan
lebih besar pada siswa melakukan aktivitas berpikir, diskusi dan menulis yaitu
berikut:
13
14
2. Guru membagikan LKS dan siswa membaca LKS tersebut kemudian membuat
catatan dari hasil bacaan secara individual, untuk dibawa kedalam forum diskusi
(Think)
3. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
14
15
Kegiatan Inti
1. Pembentukan Mengarahkan siswa agar Membentuk kelompok, dan 5’
kelompok membentuk kelompok, dan duduk bersama teman
setelah itu duduk bersama sekelompoknya
teman sekelompoknya.
15
16
16
17
Siswa memikirkan
kemungkinan jawaban dari
17
18
Kegiatan akhir
6. Membuat Guru memberikan penguatan Siswa membuat kesimpulan 5’
kesimpulan atau penghargaan terhadap dari hasil diskusi kelompok
hasil diskusi. Kemudian yaitu:
menyuruh siswa untuk 1. Bentuk aljabar mempunyai
membuat kesimpulan suku-suku yang tidak
sejenis lebih dari satu
Mengingatkan untuk disebut suku banyak atau
mempelajari kembali dirumah polinomial.
2. Suku-suku yang sejenis
18
19
I. Penilaian
Jenis : Tertulis
Bentuk : Uraian
Instrumen:
a. 7 a+ 2 a
b. 6 p−3 p
c. 9 x +6 y−10 y−8 x
d. 6 p2−8 q+ p2−2 q
Prosedur penilaian
Penyelesaian Skor
1) a. Koefisien x 2adalah 4 1
b. Variabel: x 1
19
20
c. Koefisien = 7
2) a. 7 a+ 2 a=( 7+ 2 ) a 1
= 5a 1
= x−4 y 1
=7 p2−10 q 1
Total 13
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
dapat menguasai materi pelajaran secara optimal”. Roy Killen (dalam Sanjaya,2011:
(direct instruction) karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung
oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi pelajaran . Oleh
20
21
karena itu, strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur langsung
(2013: 78). Dalam strategi ini guru berperan lebih aktif, lebih banyak melakukan
bahan ajaran secara tuntas, sedangkan siswanya berperan lebih pasif tanpa banyak
guru.
pembelajaran) baik secara lisan atau tulisan dalam menumbuhkan ide atau gagasan
1. Persiapan (preperation)
Langkahpersiapan ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk
menerima pelajaran
2. penyajian (presentation)
Langkah penyajian ini adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan.
3. Menghubungkan (correlation)
Langkah ini adalah langkah untuk menghubungkan materi pelajaran
dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan
siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang
telah dimilikinya.
4. Menyimpulkan (generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran
yang telah disajikan.
5. Penerapan (application)
21
22
ekspositori adalah:
1. Persiapan (Preparation)
2. Penyajian (Presentation)
3. Menghubungkan (Correlation)
4. Menyimpulkan (Generalization)
5. Mengaplikasikan (Aplication)
6. Evaluasi (Resitation)
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 8 Pematangsiantar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/I
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
22
23
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
G. Sumber Belajar
Jakarta: Erlangga
23
24
24
25
I. Penilaian
Teknik : Tes
Instrumen:
a. 7 a+ 2 a
b. 6 p−3 p
25
26
c. 9 x +6 y−10 y−8 x
d. 6 p2−8 q+ p2−2 q
Pedoman Penilaian
Penyelesaian Skor
1. a. Koefisien x 2 adalah 4 1
b. Variabel: x 1
c. konstanta =7 1
2. a. 7 a+ 2 a=( 7+ 2 ) a 1
= 5a 1
= x−4 y 1
2
d. 6 p2−8 q+ p2−2 q=( 6+1 ) p2−( 8+2 ) q
1
=7 p2−10 q
Total 13
26
27
bentuk–bentuk yang melibatkan angka, huruf, gabungan angka dan huruf dan
1) Variabel
diketahui nilainya dengan jelas. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil
a , b , c , d ,… .. , z .
berpangkat 1).
2) Koefisien
Koefisien adalah faktor angka pada suatu hasil kali dengan suatu peubah
Contoh:
1 1 1 −1
2) x− y=10 ; koefisien x adalah , sedangkan koefisien y adalah .
2 5 2 5
3) Konstanta
Contoh:
27
28
Pada bentuk 2 x 2+5 x−6 , suku −6 merupakan konstanta. Demikian juga pada
1 1
bentuk x− y=10 , suku 10 merupakan konstanta. Sedangkan x dan y merupakan
2 5
4) Suku
Suku adalah bagian dari bentuk aljabar yang dipisahkan dengan tanda + atau
Contoh:
Suku banyak (polinom) adalah bentuk aljabar yang terdiri dari dua suku atau
lebih. Dua suku disebut binom, tiga suku disebut trinom, dan seterusnya. Bentuk
Contoh: 2 a , 3 b , 2 x 2
Suku-suku dikatakan sejenis bila memuat peubah dan pangkat dari peubah
yang sama, sebaliknya jika berbeda maka disebut suku-suku tidak sejenis.
28
29
adalah:
1) Jabarkan
4) Sederhanakan
Contoh:
proses berikut:
antara lain:
1. Sifat Komutatif
a+ b=b+a
a×b=b×a
2. Sifat Asosiatif
a+ ( b+c )= ( a+b )+ c
29
30
Untuk mengalikan dua monomial atau lebih digunakan sifat-sifat sebagai berikut:
( +a ) x ( +b ) =+ ab
( +a ) x (−b ) =−ab
(−a ) x ( +b ) =−ab
Perkalian suku dua (ax +b) dengan scalar bilangan k dinyatakan sebagai berikut:
k ( ax +b )=kax + kb
Untuk menyelesaikan Perkalian antara bentuk aljabar dengan bentuk aljabar berlaku
sifat distributif.
¿ ax ( cx ) +ax ( d ) +b ( cx ) +bd
2
¿ ac x + ( ad+ bc ) x +bd
¿ ( ax +b ) ( c x 2 ) +dx +e ¿
¿ ax ( c x 2 ) + ax ( dx ) + ax ( e ) +b ( c x 2) b ( dx ) b ( e )
3 2 2
¿ ac x + ad x +aex +bc x +bdx +be
30
31
bulat maka p dan q disebut faktor-faktor dari a . Hal tersebut berlaku pula pada
bentuk aljabar.
2 2 2 2
2 x yz =2 × x × y × z
3 2 3 2
x y z=x × y × z
sehingga diperoleh
2
2 x 2 yz 2 x yz ( 2 z )
=
x3 y 2 z x 2 yz ( xy )
2z
¿
xy
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jika dua bentuk aljabar
memiliki faktor sekutu (faktor yang sama) maka hasil bagi kedua bentuk aljabar
tersebut dapat ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana. Dengan demikian, pada
operasi pembagian bentuk aljabar kita harus menentukan faktor sekutu kedua bentuk
Contoh:
31
32
6 5 2
48 x y z
carilah hasil bagi dari 2 6 7
−4 x y z
Penyelesaian:
6 5 2
48 x y z 48 x2 y 5 z 2 ( x 4 ) −12 x 4
= =
−4 x y z −4 x 2 y 5 z 2 ( yz 5 )
2 6 7 5
yz
Contoh:
a. 3 a2 =3× a × a
b. – (3 a )2=−(3 a ×3 a)
3
c. (−5 p2 q2 ) =(−5 p 2 q 2 ) × (−5 p2 q2 ) × (−5 p2 q2 )
=−125 p6 q6
32
33
Contoh:
= p2 +10 p +25
b. ( 2 x+ y )3=1 (2 x )3 +3 ( 2 x )2 ( y )+ 3 (2 x ) ( y )2+1 ( y )3
=8 x 3+ 12 x 2 y+ 6 x y 2 + y 3
=1 ( 27 x 3 )+ 3 ( 9 x 2) (−2 y ) +3 ( 3 x ) ( 4 y 2 ) +1 (−8 y 3 )
Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang digunakan peneliti sebagai
33
34
belajar pada materi pokok bangun datar . Hasil penelitiannya menunjukan bahwa
dengan strategi TTW diawali dengan penuangan ide-ide dari siswa secara
D. Kerangka Konseptual
mengarahkan jalan pemikiran dalam penelitian agar diperoleh letak masalah yang
sistematis yang dirancang oleh pihak pendidik untuk membelajarkan peserta didik
tentang matematika.
34
35
dan penguasaan bahan pelajaran matematika. Hasil belajar yang dimaksud adalah
kemampuan siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar yang ditunjukkan dalam
bentuk skor.
diskusi kelompok dan presentasi. Strategi ini membentuk siswa mandiri yang dapat
matematika dengan belajar sama kelompok kecil dan mendorong siswa untuk
Strategi ekspositori adalah cara pembelajaran dimana guru yang menjadi pusat
kepada siswa. Materi operasi hitung pada bentuk aljabar diajarkan pada dua kelas
Dengan demikian terdapat dua kelompok pada penelitian ini, yaitu kelompok
35
36
dilakukan tes yang sama pula untuk kedua kelas tersebut. Akan dibedakan hasil
pembelajaran siswa, sehingga dapat diketahui strategi mana yang lebih efektif
Secara sistematis prosedur kerja pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar
berikut:
Operasi Aljabar
Tes Tes
Kesimpulan
36
37
37
37
E. Hipotesis Penelitian