KAJIAN PUSTAKA
6
7
untuk dicapai.
Adapula pernyataan oleh Winataputra (2007 :1) yang
menyatakan bahwa arti pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan
kualitas belajar pada diri peserta didik.
http://www.materibelajar.id/2016/10/pengertian-belajar-dan-pembelajaran.html
yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan”. Sedangkan menurut Sri
Anitah dan Yetti Supriyanti (2008: 4.3) “metode adalah suatu cara yang
teratur atau yang telah difikirkan secara mendalam untuk digunakan dalam
mencapai sesuatu”.
Dari ketiga pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
metode adalah suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran kepada
siswa. Metode juga dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai
jalan menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Pemilihan
metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Sangat pentingnya penggunaan metode dalam pembelajaran membuat
pengajar harus pintar-pintar dalam menentukan metode manakah yang
sesuai dengan kondisi kelas yang sedang dia ajar.
2. Jenis-jenis Metode
Proses memerlukan metode-metode khusus yang jelas untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Metodelogi
pembelajaran merupakan cara-cara dalam melakukan aktivitas antara
pendidik dan peserta didik ketika berinteraksi dalam proses belajar.
Pendidik perlu mengetahui dan mempelajari metode pengajaran agar dapat
menyampaikan materi dan dimengerti dengan baik oleh peserta didik.
Metode pengajaran dipraktekan pada saat mengajar dan dibuat semenarik
mungkin agar peserta didik mendapat pengetahuan dengan efektif dan
efisien. Berikut ini metode-metode pengajaran dalam proses belajar.
Berikut ini metode-metode pengajaran dalam proses belajar:
a. Metode Konvensional/metode Ceramah
Metode pengajaran dengan cara berceramah atau
menyampaikan informasi secara lisan kepada siswa. Metode ini
merupakan metode yang paling praktis dan ekonomis, tidak
membutuhkan alat bantu. Metode ini mampu digunakan untuk
mengatasi kelangkaan literatur atau sumber rujukan informasi karena
daya beli siswa yang diluar jangkauan. Namun metode ini juga
memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan.
13
b. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pengajaran yang erat
hubungannya dengan belajar pemecahan masalah. Metode ini juga
biasa dilakukan secara berkelompok atau diskusi kelompok.
c. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi digunakan pada pengajaran dengan proses
yaitu menggunakan benda atau bahan ajar pada saat pengajaran. Bahan
ajar akan memberikan pandangan secara nyata terhadap apa yang akan
dipelajari, bisa juga melalui bentuk praktikum. Metode demonstrasi ini
memiliki manfaat antara lain siswa jadi lebih tertarik dengan apa yang
diajarkan, siswa lebih fokus dan terarah pada materi, pengalaman
terhadap pengajaran lebih diingat dengan baik oleh siswa.
d. Metode Resitasi
Metode resitasi merupakan metode mengajar dengan siswa
diharuskan membuat resume tentang materi yang sudah disampaiakan
guru, dengan menuliskannya pada kertas dan menggunakan bahasa
sendiri.
e. Metode Percobaan
Metode resitasi merupakan metode mengajar dengan siswa
diharuskan membuat resume tentang materi yang sudah disampaiakan
guru, dengan menuliskannya pada kertas dan menggunakan bahasa
sendiri.
f. Metode Pemecahan Masalah ( Problem based learning)
Metode PBL ini dilakukan dalam kelas kecil, siswa diberikan
kasus untuk menstimulasi diskusi kelompok. Kemudian siswa
mengutarakan hasil pencarian materi terkait kasus dan didiskusikan
dalam kelompok.
g. Metode Discovery
Metode discovery merupakan metode pengajaran modern yang
dilakukan dengan cara mengembangkan cara belajar siswa menjadi
lebih aktif, mandiri, dan pemahaman yang lebih baik. Siswa mencari
14
C. Karakteristik Siswa SD
Anak SD yang berada di kelas rendah adalah anak yang berada pada
22
rentang usia dini. Massa usia dini ini merupakan massa perkembangan anak
yang pendek tetapi massa yang sangat penting bagi kehidupannya, oleh
karena itu seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong agar potensi
anak akan berkembang secara optimal .
Perkembangan dan karakteristik anak pada usia SD berbeda-beda
antara anak yang satu dengan anak yang lainnya, karakter anak pada masa
kelas rendah berbeda dengan karakter anak pada kelas tinggi halini dapat
dilihat dalam proses pembelajaran anak. Usia sekolah dasar utamanya yang
ada di kelas rendah belum dapat mengembangkan keterampilan kognitifnya
secara penuh, akan tetapi anak di kelas rendah belum dapat mengembangkan
keterampilan kognitifnya secara penuh, akan tetapi anak di kelas tinggi sudah
dapat berfikir, berkreasi secara luas.
Adapun karakteristik anak masa kelas rendah menurut Sumantri dan
Nana Syaodih (2006) adalah :
1. Senang Bermain
Pada umumnya anak SD terutama kelas-kelas rendah itu senang bermain.
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan
pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah.
Guru SD seyogyanya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan adanya unsure permainan di dalamnya. Guru hendaknya
mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan
jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara matapelajaran serius
seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsure
permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan
(SBK).
2. Senang Bergerak
Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa
dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang
paling lama sekitar 30 menit.Oleh karena itu, guru hendaknya merancang
model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak.
Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama,
23
D. Kerangka Berfikir
Matematika merupakan suatu cara untuk berpikir, dan dalam
proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Menurut teori ini, ilmu
dari orang lain, tetapi dibentuk dan dikonstruksi oleh individu itu sendiri,
dalam proses belajar mengajar, karena sering kali hasil belajar dijadikan
Dalam proses belajar, hanya akan terjadi jika pengetahuan yang dipelajari
bermakna bagi siswa. Suatu pengetahuan akan menjadi bermakna bagi siswa
berada pada masa operasional konkret. Pada tahap ini, anak lebih mudah
mempelajari sesuatu yang nyata dan dapat ditemui dalam kehidupan mereka
dan masih kesulitan untuk dapat mempelajari sesuatu yang bersifat abstrak,
siswa, tetapi belajar harus dapat melibatkan siswa secara aktif mengalami
26
pembelajaran matematika.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, dapat diajukan hipotesis tindakan
Kabupaten Bekasi.