Anda di halaman 1dari 22

BAB II

LANDASAN TEORETIK

A. Hakikat Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, hasil adalah suatu

yang ada (terjadi) oleh suatu kerja, berhasil sukses. 1 Sedangkan

menurut Morgan, dalam buku Introduction to Psychology

mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang

relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil

dari latihan atau pengalaman. Secara psikologi belajar merupakan

suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil

dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam

seluruh aspek tingkah laku.2

Hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai

belajar siswa, melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil

belajar. Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang

di capai, setelah melewati proses belajar mengajar dalam

mempelajari materi tertentu. Untuk dapat melihat hasil belajar

1
Hartono, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h 53
2
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), h 2
siswa, maka perlu dilakukan penilaian terhadap siswa untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap suatu materi yang

diberikan.3

Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari

proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa

tes yang disusun secara terencara, baik tes tertulis, tes lisan,

maupun tes perbuatan. Nasution berpendapat bahwa hasil belajar

adalah suatu perubahan pada individu yang belajar tidak hanya

mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan

penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. 4 Hamaik

dalam buku motivasi berprestasi dan disiplin peserta didik 2018,

Menyatakan bahwa hasil belajar akan Nampak pada setiap

perubahan pada aspek-aspek: pengetahuan, pengertian,

kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial,

jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Selanjutnya, Willian

Burton menyimpulkan tentang hasil belajar sebagai berikut:

a. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan

kepribadian.

3
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h 200
4
Sutrisno, Meningkatkan Minat dan belajar TIK Materi Topologi Jaringan Dengan
Media Pembelajaran, (Kota Malang, Ahlimedia Press, 2020) h, 22
b. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi

kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta

bermakna baginya.

c. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian

pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan

dengan pertimbangan yang baik

d. Hasil-hasil belajar itu lambat laun akan dipersatukan

menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-

beda.

e. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat

kompleks dan dapat berubah-ubah (adoptable), jadi tidak

sederhana dan statis.5

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah semua perubahan tingkah laku yang tampak

setelah selesainya proses belajar baik perubahan pengetahuan,

sikap maupun keterampilan karena dorongan suatu usaha rasa

ingin tahu, dan ingin terus maju menjadi lebih baik.

Hasil belajar menunjukkan kemampuan siswa yang

sebenarnya yang telah mengikuti proses pembelajaran. Hasil

belajar ini pada akhirnya difungsikan untuk keperluan sebagai:

5
Rahmat Putra Yudha, Motivasi Berprestasi dan Disiplin Peserta Didik, (Kalimantan
Barat, Yudha Englisg Gallery, 2018), hh, 33-34
a) Untuk seleksi.

b) Untuk kenaikan kelas.

c) Untuk penempatan.6

2. Karakteristik Perubahan Hasil Belajar

Setiap aktivitas dan proses pembelajaran pastinya akan

selalu ditandai dengan ciri-ciri yang spesifik. Berikut adalah

karakteristik dalam buku psikologi pendidikan oleh Surya dalam

Mahibin Syah:

a. Perubahan Entensional.

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah

berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan

sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan

kebetulan. Karakteristik ini membuat siswa menyadari

akan perubahan dalam dirinya, seperti penambahan

pengetahuan, kebiasaan, dan keterampilan.

b. Perubahan Positif-aktif.

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat

positif dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta

sesuai dengan harapan. Perubahan aktif tidak terjadi

dengan sendirinya seperti karena proses kematangan,

tetapi karena usaha siswa tersebut.

c. Perubahan Efektif-fungsional.

6
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h 201
Perubahan yang timbul karena proses bersifat efektif,

yakni berhasil guna. Artinya, perubahan tersebut

membawa pengaruh, dan manfaat tertentu bagi siswa.

Perubahan fungsional dapat diharapkan memberi manfaat

yang luas misalnya ketika siswa menempuh ujian dan

menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan sehari-

hari dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya. 7

Dengan demikian karakteristik belajar ini dapat menjadi

bahan untuk menentukan berbagai langkah-langkah kegiatan

pembelajaran termasuk dimulai pada saat menyusun bahan

pembelajaran.

3. Bentuk-bentuk Hasil Belajar

Dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupakan suatu

hal yang sangat diperlukan sebagai bentuk keberhasilan siswa

dalam menerima ilmu yang dibagikan oleh pendidik. Tujuan

pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan kedalam tiga

bidang, yakni: Kognitif, afektif dan psikomotorik. Berikut ini

merupakan beberapa bentuk hasil belajar:

a. Bentuk Hasil Belajar Kognitif.

Bentuk hasil belajar ini meliputi beberapa aspek sebagai

berikut:

7
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hh 105-107
1) Bentuk hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge).

Pengetahuan hafalan termasuk pengetahuan yang

sifatnya faktual, disamping pengetahuan yang

mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali. Ada

beberapa cara untuk menguasai dan menghafal

misalnya bicara berulang-ulang, menggunakan teknik

mengingat, hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan

ringkasan dan sebagainya.

2) Bentuk hasil belajar pemahaman (comprehention).

Bentuk belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat

dari bentuk prestasi belajar pengetahuan hafalan.

Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap

makna atau arti dari sesuatu konsep, untuk itu maka

diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara

konsep dengan makna yang ada dalam konsep yang

dipelajari.

Ada tiga macam pemahaman sesuatu makna yang

berlaku umum:

a) Kesanggupan memahami sesuatu makna yang

terkandung didalamnya. Misalnya memahami

kalimat dari Bahasa yang satu ke Bahasa yang

lain, mengartikan lambing negara dan lainnya.


b) Pemahaman penafsiran. Misalnya memahami

grafik, menghubungkan dua konsep yang

berbeda, membedakan yang pokok dan yang

bukan pokok.

c) Pemahaman ekstrapolasi yakni kesanggupan

melihat dibalik yang tertulis, tersirat dan tersurat,

meramalkan sesuatu atau memperluas wawasan.

3) Bentuk hasil belajar penerapan (aplikasi).

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan

mengabstraksi sesuatu konsep, ide, rumus, hukum

dalam situasi yang baru. Misalnya memecahkan

persoalan dengan menggunakan rumus tertentu,

menerapkan suatu dalil atau hukum dalam suatu

persoalan dan sebagainya.

4) Bentuk hasil belajar analisis.

Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai

sesuatu integrase (kesatuan yang utuh), menjadi

unsur atau bagian yang mempunyai arti. Analisis

merupakan bentuk prestasi belajar sebelumnya, yakni

pengetahuan dan pemahaman aplikasi. Kemampuan

menalar pada hakikatnya merupakan unsur analisis,

yang dapat memberikan kemampuan kepada siswa

untuk mengkreasi sesuatu yang baru, seperti


memecahkan, menguraikan, membuat diagram,

memisahkan, membuat garir dan sebagainya.

5) Bentuk hasil belajar sintesis

Adalah bentuk hasil belajar yang menekankan pada

unsur kesanggupan menguraikan sesuatu integritas

menjadi bagian yang bermakna. Pada bentuk tingkah

laku yang operasional biasanya tercermin dalam kata-

kata: mengkategorikan, menggabungkan,

menghimpun, menyusun, mencipta, merancang,

mengkonstruksi, mengorganisasi kembali, merevisi,

menyimpulkan, menghubungkan, mensistematisasi,

dan lainnya.

6) Bentuk hasil belajar evaluasi.

Evaluasi merupakan kesanggupan memberikan

keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judment

yang dimilikinya. Bentuk hasil belajar ini dikategorikan

paling tinggi dan terkandung semua bentuk hasil

belajar yang telah dijelaskan sebelumnya.dalam

bentuk ini diperlukan kemampuan yang

mendahuluinya, yakni pengetahuan, pemahaman

aplikasi, analisis dan sintesis, menyimpulkan,

mendukung, memberikan pendapat dan lainnya.

b. Bentuk Hasil Belajar Afektif.


Bidang Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada

beberapa tingkatan bidang afektif, sebagai tujuan hasil

belajar antara lain:

1) Receiving/attending, yakni semacam kesepakatan

dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar

yang datang didalam diri siswa baik dalam bentuk

masalah situasi gejala dan lain-lain.

2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang

diberikan kepada seorang terhadap stimulasi yang

berasal dari luar. Dalam hal ini termasuk:

ketetapan reaksi, perasaan, kepuasan dapat

menjawab stimulus yang berasal dari luar.

3) Evaluing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai

dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus

tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya

kesediaan menerima nilai dan kesepakatan

terhadap nilai yang diterimanya.

4) Organisasi, yakni pengembangan nilai kedalam

satu sistem organisasi, termasuk menentukan

hubungan organisasi ini adalah konsep tentang

nilai, organisasi dari pada sistem nilai.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, hal ini

merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang


telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola

kepribadian dan tingkah laku.

c. Bentuk Hasil Belajar Psikomotorik, tampak dalam bentuk

keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu

(seseorang). Ada 6 tingkatan keterampilan antara lain:

1) Gerakan reflex (keterampilan pada gerakan yang

tidak sadar)

2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

3) Kemampuan konseptual, termasuk didalamnya

membedakan visual, membedakan audit motoric

dan lainnya.

4) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan,

keharmonisan dan ketepatan.

5) Gerakan-gerakan skil, hal ini mulai dari

keterampilan sederhana sampai pada

keterampilan yang sangat kompleks

6) Kemampuan yang berkenaan dengan non

decursivo komunikasi, seperti gerakan

interpretative dan sebagainya.8

B. Inovasi Pembelajaran Anak Bangsawan.

1. Pengertian Inovasi.

8
AF Tangyong, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta, Rajawali: 2004), hh 34-47.
Berikut ini merupakan pengertian inovasi diambil dari

beberapa pendapat ahli yaitu:

a. Inovasi adalah pemasukan, pembaharuan, pengenalan

hal-hal baru. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2020)

b. Inovasi adalah cara baru penerapan suatu ilmu yang

mencakup pengetahuan dan juga teknologi yang sudah

ada dan menuju ke proses produksi dengan melakukan

kegiatan pengembangan, penelitian, perekayasaan.

(Pemerintah Indonesia, 2002).

c. Inovasi adalah ide dan gagasan yang diterima sebagai hal

yang baru untuk diaplikasikan. (Rogers, 1986)

d. Inovasi adalah perubahan yang baru ada dan juga

berbeda dari yang sebelumnya dalam mencapai tujuan

(Hamijoyo, 2002)9

Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwa inovasi adalah usaha atau gagasan baru yang dilakukan

melalui pemikiran, ide-ide yang kreatif, penelitian dan diterapkan

untuk mencapai sebuah tujuan.

2. Pembelajaran Anak Bangsawan.

Pembelajaran secara istilah dapat diartikan sebagai “upaya

pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar

9
Janner Simarmata, Manajemen Inovasi, (Jakarta, Yayasan Kita Menulis, 2021), hh 27-28
mengajar. Dalam pengertian lain pembelajaran diartikan sebagai

upaya dalam memberikan rangsangan, bimbingan, pengarahan,

dan dorongan kepada anak didik agar terjadi proses belajar. bahan

pelajaran hanya merupakan perangsang, demikian juga tindakan

pendidik atau guru hanya merupakan tindakan memberi dorongan.

Semua upaya tertuju pada pencapaian tujuan. Oleh karena itu

sering dikatakan bahwa pembelajaran, mengajar atau pengajaran

adalah mengorganisasikan aktifitas peserta didik atau peserta didik

dalam arti luas.10

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, bangsawan

mempunyai arti keturunan orang mulia, ningrat, orang berbangsa.

Sedangkan anak bangsawan mempunyai arti sebagai anak komidi,

dan mempunyai posisi dalam lingkungan sekitar. 11

Dari dua pengertian diatas, maka dapat diartikan

pembelajaran anak bangsawan adalah sebuah upaya membantu

anak sekolah atau peserta didik dalam belajar mengajar dengan

memposisikan peserta didik sebagai orang yang special dan

diperlakukan secara khusus selayaknya anak bangsawan.

Dizaman dahulu para bangsawan mengundang guru privat untuk

10
Halid Hanafi dan La Adu, Profesionalisme Guru Dalam Pengelolaan Kegiatan
Pembelajaran di Sekolah, (Yogyakarta:CV Budi Utama, 2018), h 57

11
Verzenden, Arti Kata Bangsawan Menurut KBBI,
https://jagokata.com/arti-kata/bangsawan.html. (diakses pada 21 Maret 2021, pukul 04:19)
mengajar anak-anak mereka di rumah. 12 Pembelajaran privat yang

dilakukan mempunyai sistem kunjungan dari pendidik ke rumah

peserta didik untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Pada

zaman dulu, kalangan bangsawan di kenal sebagai orang yang

spesial, yang mempunyai perlakuan khusus termasuk anak-anak

para bangsawan. Dalam pendidikanpun selain mendapatkan

pembelajaran pengetahuan (teori), mereka juga diajarkan tentang

tata krama, sopan santun dan kewibawaan, sebagai ciri khas dari

kaum bangsawan.

Dengan demikianlah muncul istilah Pembelajaran Anak

Bangsawan yang terinspirasi dari sistem kebangsawanan pada

masa itu. Sistem pembelajaran ini hampir menyerupai dengan

sistem pembelajaran homeschooling dimana peserta didik

melakukan kegiatan belajar mengajar secara privat di rumah yang

nantinya dikunjungi oleh pendidik. Perbedaannya, Pembelajaran

Anak Bangsawan (PAB) ini dilaksanakan secara berkelompok,

yang mana dalam 1 kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang

kemudian dikunjungi oleh peserta didik di lokasi yang sudah

ditentukan oleh satuan Pendidikan. Lokasi pembelajaranpun tidak

dilaksanakan di ruang kelas sekolah, akan tetapi dilaksanakan di

Rumah warga, atau gedung dan halaman yang bisa di gunakan

untuk kegiatan belajar mengajar.

12
Sumardiono, Homeschooling A Leap For Better Learning; Lompatan Cara Belajar,
(Jakarta:PT Alex Media Komputindo, 2007), hlm 19
Sistem pembelajaran ini merupakan inovasi dari pemerintah

Kabupaten Minahasa Tenggara sebagai jawaban dari masalah

pendidikan di masa pandemi COVID-19, yang pada akhirnya

system ini di namakan “Pembelajaran Anak Bangsawan (PAB)

3. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Anak Bangsawan dimasa

Pandemi Covid-19.

Secara sistem, pelaksanaan pembelajaran anak bangsawan

hampir menyerupai dengan sistem pembelajaran Homescooling.

Homeschooling adalah metode pendidikan alternatif dimana proses

pembelajarannya dilaksanakan di rumah dan bukan di sekolah. 13

begitupun dengan sistem Pembelajaran Anak Bangsawan, proses

pelaksanaannya dilaksanakan di rumah dengan sistem

berkelompok.

Sesuai dengan panduan, dikutip dari “surat edaran Bupati

Minahasa Tenggara”, prosedur pelaksanaan Pembelajaran Anak

Bangsawan adalah sebagai berikut:

PERIHAL MASA TRANSISI MASA PENANGGUNG

KEBIASAAN JAWAB

BARU

Waktu mulai Pendidikan Pendidikan Tim Gugus

paling cepat Menengah (SMP, Menengah


13
Alodokter, Homeschooling: Keuntungan dan Kerugiannya,
https://www.alodokter.com/homeschooling-keuntungan-dan-kerugianya. (diakses pada 22
Maret 2021, pukul 02:42)
Paket B) paling paling cepat Tugas

cepat dilaksanakan

dilaksanakan pada pada bulan

bulan juli 2020 dan September 2020

pelaksanaannya

sesuai dengan

kesiapan masing-

masing.

Pendidikan Dasar Pendidikan Tim Gugus

paling cepat dasar paling Tugas

dilaksanakan pada cepat

bulan september dilaksanakan

2020 dan pada bulan

pelaksanaannya

sesuai dengan

kesiapan masing-

masing..

PAUD paling cepat PAUD paling Tim Gugus

dilaksanakan pada cepat Tugas

bulan november dilaksanakan

2020 dan pada bulan

pelaksanaannya januari 2021

sesuai dengan
kesiapan masing-

masing..

Kondisi kelas SMP, MTs, SD, MI SMP, MTs, SD, Kepalah

dan program MI dan program Sekolah, Guru

kesetaraan: jaga kesetaraaan: Kelas.

jarak minimal 1,5 jaga jarak

meter dan minimal 1,5

maksimal 18 meter dan

peserta didik maksiimal 18

peserta didik

PAUD: Jaga jarak PAUD: Jaga Kepalah

minimal 1,5 meter jarak minimal Sekolah, Guru

dan maksimal 5 1,5 meter dan Kelas.

peserta didik maksimal 5

peserta didik

Jumlah hari Ditentukan oleh Ditentukan oleh Kepalah

dan jam satuan pendidikan satuan Sekolah, Guru

pembelajaran dengan tetap pendidikan Kelas.

tatap muka mengutamakan dengan tetap

dengan kesehatan dan mengutamakan

pembagian keselamatan kesehatan dan

rombongan warga satuan keselamatan

belajar pendidikan warga satuan


pendidikan

Perilaku wajib Menggunakan Menggunakan Kepalah

diseluruh masker kain 3 masker kain 3 Sekolah, Guru

lingkungan lapis atau 2 lapis. lapis atau 2 Kelas.

satuan lapis

pendidikan

Mencuci Tangan CTPS dengan Kepalah

Pakai Sabun air mengalir Sekolah, Guru

(CTPS) dengan air atau cairan Kelas.

mengalir atau pembersih

cairan pembersih tangan (hand

tangan (hand sanitizer)

sanitizer).

Menjaga jarak Menjaga jarak Kepalah

minimal 1,5 meter minimal 1,5 Sekolah, Guru

dan tidak meter dan tidak Kelas.

melakukan kontak melakukan

fisik seperti kontak fisik

bersalaman dan seperti

cium tangan bersalaman dan

cium tangan

Menerapkan etika Menerapkan Kepalah

batuk dan bersin etika batuk dan Sekolah, Guru


bersin Kelas.

Kondisi medis Sehat dan jika Sehat dan jika Kepalah

warga satuan mengidap penyakit mengidap Sekolah, Guru

pendidikan penyerta penyakit Kelas.

(comorbid) harus penyerta

dalam kondisi (comorbid)

terkontrol harus dalam

kondisi

terkontrol

Tidak memiliki Tidak memiliki Kepalah

gejala COVID-19 gejala COVID- Sekolah, Guru

termasuk pada 19 termasuk Kelas dan

orang yang pada orang Orang Tua

serumah dengan yang serumah

warga satuan dengan warga

pendidikan satuan

pendidikan

Kantin Tidak Boleh beroprasi Kepalah

diperbolehkan, dengan tetap Sekolah, Guru

warga satuan menjaga dan Kelas dan

pendidikan menerapkan Orang Tua.

diwajibkan protokol

membawa kesehatan
makanan/minuma

n dengan menu

gizi seimbang

Kegiatan Tidak Diperbolehkan, Kepalah

olahraga dan diperbolehkan di kecuali kegiatan Sekolah, Guru

ektrakurikuler satuan pendidikan, dengan adanya Kelas dan Guru

namun disarankan penggunaan Bidang Studi

tetap melakukan alat/fasilitas

aktivitas fisik di yang harus

rumah. dipegang oleh

banyak orang

secara

bergantian

dalam waktu

yang singkat

dan tidak

memungkinkan

penerapan jaga

jarak minimal

1,5 meter,

nisalnya: voli,

dan basket.

Kegiatan Tidak Diperbolehkan Kepalah


selain diperbolehkan ada dengan tetap Sekolah, Guru

pembelajaran kegiatan selain menjaga Kelas, Guru

pembelajaran, protokol Bidang Studi

seperti orang tua kesehatan. dan Orang Tua

menunggu peserta

didik di satuan

pendidikan,

istirahat diluar

kelas, pertemuan

orang tua peserta

didik, pengenalan

lingkungan

sekolah dan

sebagainya.

Tabel 2.1 Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Anak Bangsawan

Catatan:

Masa Transisi: berlangsung selama 2 bulan sejak dimulainya

pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.

Masa Kebiasaan Baru: setelah masa transisi selesai, apabila

daerahnya ditetapkan sebagai daerah ZONA HIJAU maka satuan

pendidikan masuk dalam kebiasaan baru


C. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Penelitian yang dilakukan oleh Evi Fitriana, Sugeng Utaya dan

Budijanto pada tahun 2016 dengan judul “Hubungan Persepsi Siswa

Tentang Proses Pembelajaran Dengan Hasil Belajar Geografi di

Homeschooling Sekolah Dolan Kota Malang” menunjukkan bahwa ada

hubungannya antara pembelajaran Homeschooling dengan hasil

belajar siswa di homeschooling sekolah Dolan Kota Malang.

Penelitian yang dilakukan oleh Sukarman, Azzah Nor Laila dan

Alex Yusron Al Mufti pada tahun 2018 dengan judul “Komparasi Hasil

Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Inklusi dan Homeschooling”

menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar antara siswa Sekolah

Dasar Inklusi dan Siswa Homeschooling, dimana siswa

Homeschooling lebih unggul nilainya dari pada siswa Sekolah Dasar

Inklusi.

Penelitian yang dilakukan oleh Kholifatur Rosyida 2015 dengan

judul “Implementasi Kedisiplinan Dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa di Homeschooling Group (HSG) Sekolah Dasar Khoiru Ummah

20 Malang” menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa di

Homeschooling Group Sekolah Dasar Khoiru Ummah 20 Malang

melalui implementasi Kedisiplinan.

Dengan demikian dari 3 hasil penelitian diatas menunjukkan

adanya hubungan antara pembelajaran homeschooling dengan hasil

belajar siswa. Peneliti mengambil sample Pembelajaran


Homeschooling karena Penelitian mengenai Pembelajaran Anak

Bangsawan belum pernah ada sebelumnya dan Pembelajaran

Homeschooling hampir menyerupai dengan sistem Pembelajaran Anak

Bangsawan.

Anda mungkin juga menyukai