BAB II
KAJIAN PUSTAKA
c) Kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu
tertentu.
Teori belajar behaviorisme atau koneksionisme yaitu suatu teori yang menafsirkan
perilaku manusia sebagai hubungan antara perangsang (stimulus) dan jawaban
(respons) atau hubungan R-S. Suatu tindakan atau perilaku peserta didik merupakan
respon terhadap suatu perangsang yang diberikan. Sebagai perangsang dapat berupa
bahasa lisan atau tulisan, gambar dan bermacam-macam alat peraga. Salah satu
contoh perilaku aplikasi teori ini yaitu pengajaran berprograma yang dipelajari oleh
B.F. Skinner. Konsep ini menekankan pada respon para siswa secara perorangan
(individual learning). (Rochman Natawidjaja, 1979:3)
Sementara itu Dahar (1996 : 55) mengemukakan dua prasyarat terjadinya
belajar bermakna yaitu :
a) Materi pelajaran yang akan dipelajari harus bermakna secara potensial
b) Anak yang akan belajar harus bertujuan belajar bermakna.
Menurut Piaget (1963 ) bahwa proses belajar pada manusia melibatkan
proses pengenalan yang bersifat kognitif. Oleh karena itu faktor perkembangan kognitif
individu menjadi pertimbangan utama berlangsungnya proses belajar (pendidikan).
Karena aliran ini meyakini adanya tahab – tahab perkembangan kognitif individu yang
sesuai dengan usianya.
Tahap perkembangan kognitif menurut J. Piaget (1963) adalah :
a) Tahap Sensori Motor (usia 0-2 tahun)
Pada tahap ini ditandai oleh penggunaan sensor motorik (dalam pengamatan dan
pengindraan) yang intensif terhadap dunia disekitarnya.
b) Tahap Pra Operasional (usia 2-7 tahun)
Pada tahap ini anak mulai memanipulasi simbul dari benda – benda disekitarnya.
Anak sudah siap untuk belajar bahasa, membaca,d an menyanyi.
c) Tahap Operasional Konkret (usia 7-11 tahun)
Pada tahapan ini ditandai dengan tiga kemampuan dan kecakapan baru yaitu
mengkonservasi pengetahuan tertentu dan kemampuan dalam proses berfikir
mengoperasikan kaidah – kaidah logika meskipun masih terkait dengan hal – hal
yang bersifat konkret.
7
nyata suatu benda. Seperti mata uang, tumbuhan, hewan, bebatuan, air, tanah, benda-
benda dan lain sebagainya. Menggunakan benda nyata dalam proses pembelajaran
merupakan hal yang sangat dianjurkan, sebab siswa lebih memahami materi yang
diajarkan. Penggunaan benda atau objek nyata ini bisa dilakukan melalui kegitan disekolah.
Menurut Pujita (2008: 15) : media realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar
dalam bentuk sebagaimana adanya tidak perlu dimodifikasi dan tidak ada pengubahan
kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan hidup aslinya. Masih dalam Pujita (2008: 16),
Brown, et. al mengungkapkan bahwa ciri media realia adalah benda asli yang masih berada
dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenamya dan dapat
dikenali sebagaimana wujud aslinya
Dari beberapa pengertian media realia diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa
media realia itu adalah :
a. Media nyata atau objek nyata yang dapat dilihat, diraba, dipegang dan
dimanipulasi.
b. Media realia adalah media yang tidak mengalami perubahan atau asli dan bukan
berupa tiruan atau model dari benda nyata.
c. Media realia tersebut dapat berupa orang, mata uang, tumbuhan, hewan,
bebatuan, air, tanah, benda-benda dan makanan.
Langkah – langkah Penggunaan Media Realia
Dalam sejarah ,media dan teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan
.ContohnyaKomputer dan internet telah mempengaruhi proses pembelajaran sampai saat ini
.Aturan – aturan dari pendidik dan pembelajar telah berubah karena dipengaruhi media dan
teknologi yang digunakan dalam kelas .Perubahan ini sangat esensial ,karena sebagai
penuntun dalam proses pembelajaran ,pendidik(guru)berhak menguji media dan teknologi
dalam kontek belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa.Learning Belajar adalah
proses pengembangan pengetahuan,ketrampilan,atau pengembangan tingkah laku sebagai
interaksi individu.menyangkut fasilitas fisik ,psikologis,metode pembelajaran ,media dan
teknologi .Belajar adalah proses yang dilakukan spanjang waktu oleh individu
manapun.Dengan demikian belajar adalah proses yang melibatkan proses seleksi
,pengaturan,dan penyampaian pesan yang pantas kepada lingkungan dan bagaimana cara
pebelajar berinteraksi dengan informasi tersebut.
11
binatang, tumbuhan, benda-benda, peristiwa dan sebagainya yang diamati oleh siswa.
Hal lain yang dikemukakan Hamalik (1989: 133) bahwa media realia yaitu
benda atau objek yang dapat digunakan untuk membantu pengajaran seperti bunga,
batu, koran, dan sebagainya yang mungkin dibawa oleh siswa atau dibawa oleh guru. Dari
beberapa penjelasan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bawa jenis-jenis media
realia yaitu :
a. Benda-benda hidup seperti : orang, binatang dan tumbuhan.
b. Benda-benda mati seperti : meja, kursi, piring, gelas, buku, majalah, koran, lemari,
figura foto, karpet, uang kertas, uang koin, bebatuan dan makanan.
2.1.7 Keunggulan Media Realia
Penggunaan media membawa dampak positif bagi kegiatan belajar mengajar di
kelas. Rusman (2005: 3) mengungkapkan secara umum media memiliki kegunaan yaitu :
Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang,
waktu, tenaga dan daya indera, menimbulkan gairah belajar. Interaksi langsung antara
murid dengan sumber belajar, memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan
bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetisnya, memberi rangsangan yang
sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
Sedangkan secara lebih khusus, keunggulan media realia diungkapkan oleh
Pujita (2006 : 18), media realia mempunyai keunggulan yaitu :
a. Mudah didapat, pada umumnya media realia dapat ditemui karena
merupakan benda nyata yang ada di sekitar lingkungan .
b. Memberikan informasi yang jelas dan akurat, mengingat benda realia
merupakan benda yang nyata, maka penjelasan atau informasi yang
berkaitan dengan benda tersebut menjadi jelas dan lebih akurat.
Hal sama yang tampak dikemukakan oleh Ibrahim dan Syaodih (2003:119)
tentang beberapa keunggulan dalam penggunaan media realia yaitu :
a. Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada anak untuk
mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata.
b. Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengalami sendiri situasi yang
sesungguhnya.
c. Melatih keterampilan anak dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indera.
Terkait dengan pendapat di atas Wibawa (1992: 55) menyebutkan kegunaan media
13
b. Benda nyata yang berharga mahal. Benda-benda nyata yang harganya mahal
tentunya sulit untuk digunakan sebagai media realia. Hal ini karena biaya yang tidak
mudah untuk dianggarkan, misalnya batu-batu berharga.
Selain Dhieni, Ibrahim dan Syaodih (2003:119) mengungkapkan beberapa
kelemahan dalam penggunaan media realia yaitu :
a. Membawa anak-anak ke berbagai tempat di luar sekolah kadang-kadang
mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan dan sebagainya.
b. Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata kadang-
kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan kerusakan dalam
menggunakannya.
Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang sebenarnya,
seperti pembesaran, pemotongan dan gambar bagian demi bagian, sehingga pengajaran
harus didukung pula dengan media lain.
Beberapa kelemahan media realia yang telah diungkapkan oleh para ahli, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media realia mempunyai kelemahan dari segi :
a. Ukuran benda tersebut, ada sebagian media realia
yang bentuknya terlalu besar untuk anak atau sebaliknya terlalu kecil untuk
anak. Sehingga membuat anak kurang memahami makna yang diberikan media
tersebut.
b. Harga media realia yang mahal
c. Pemeliharaan media realia yang harus diperhatikan.
2.1.9 Kriteria Media Realia yang digunakan dalam pembelajaran
Beberapa jenis media yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas. Masing-masing media tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan, namun dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas guru dapat menggabungkan beberapa media dengan
tujuan agar penggunaan media dapat saling melengkapi satu sama lain dan dapat
menutupi kelemahan-kelemahan salah satu media. Oleh sebab itu, hendaknya perhatikan
kriteria media yang akan digunakan di kelas.
Sudjana dan Rivai (2007: 4) menyatakan bahwa: “Penggunaan media sangat
bergantung kepada tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kemudahan memperoleh media
yang diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam kegiatan belajar
15
mengajar dikelas”.
Sama halnya dengan Dick dan Carey dalam Wibawa (1992: 67) menyebutkan
beberapa patokan yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media yaitu :
a. Ketersediaan sumber,
b. ketersediaan data, tenaga dan fasilitas,
c. Keluwesan, kepraktisan dan daya tahan (umur) media,
d. Efektivitas media untuk waktu yang panjang”.
Secara umum, Wibawa (1992 : 67) menjelaskan faktor- faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih media atau kriteria pemilihan media tersebut adalah :
a. Tujuan, artinya ketika guru memilih media yang akan digunakan
berdasarkan tujuan yang telah dirancang sebelumnya. Jika tujuannya
membuat anak memahami konsep bilangan, maka guru dapat
mempergunakan papan flanel angka, menyediakan beberapa bentuk angka dan
menggunakan benda-benda pada saat mempelajari konsep bilangan.
b. Karakteristik Siswa, penyediaan media juga berhubungan dengan jumlah anak,
dimana lokasi belajarnya dan bagaimana gaya belajar anak di kelas.Dengan begitu,
guru dapat menyediakan media sesuai dengan jumlah anak agar semua anak
mendapat kesempatan yang sama untuk mempergunakan media secara optimal.
c. Karakteristik Media, guru harus mengetahui karakteristik media yang hubungannya
dengan keunggulan dan kelemahan media tersebut. Misalnya guru tidak
mempergunakan media foto untuk mengajarkan gerakan, alangkah lebih baik
apabila guru menggunakan media video.
d. Alokasi Waktu, guru harus merencanakan berapa lama anak mempergunakan
media tersebut dan juga guru harus memperhatikan bagaimana cara merapikan
kembali media tersebut. Hal ini berhubungan dengan keefisienan media tersebut.
e. Ketersediaan, sebelum guru mempergunakan televisi di kelas, guru harus
memperhatikan ketersediaan alat-alat pendukung televisi tersebut. Seperti
ketersediaan stop kontak, aliran listrik dan sebagainya.
f. Efektivitas, berhungan dengan apakah penggunaan media tersebut efektif dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
g. Kompatibilitas, media yang akan digunakan harus bersifat praktis, luwes dan tahan
16
c. Select methods, media and materials (memilih metode, media dan bahan ajar). Agar
proses pembelajaran dapat lebih efektif maka guru harus bisa memilih metode,
media dan bahan ajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan
yang hendak dicapai. Disini kecermatan dalam memilih sangat dibutuhkan agar
proses pembelajaran tidak sia-sia dan mendaapat hasil yang maksimal. Ada 3 hal
yang harus diperhatikan dalam memilih yaitu : memilih bahan pembelajaran yang
sesuai, memodifikasi bahan pembelajaran yang ada, merancang bahan pembelajaran
baru.
d. Utilize Media and Materials (memanfaatkan media dan bahan ajar). Guru dituntut
untuk mampu memanfaatkan media dan bahan ajar seefektif dan semaksimal
mungkin. Setelah memodifikasi atau mendesain bahan pembelajaran tahap
selanjutnya ialah membuat perencanaan penggunaan bahan pembelajaran tersebut
dalam mengimplementasikan metode yang digunakan.
e. Require learner participant (mengembangkan peran peserta didik). Guru sebagai
pengajar dituntut untuk lebih terampil sebagai upaya untuk mengembangkan
peran peserta didik agar lebih aktif dalam kegiatan KBM atau dalam penggunaan
bahan pembelajaran dapat dilakukan dengan melibatkan pembelajaran.
f. Evaluate and revise (menilai dan memperbaiki). Setelah melakukan KBM maka hal yang
perlu dilakukan adalah memberikan penilaian untuk mengukur tingkat pemahaman atas
materi yang baru saja diberikan dan setelah itu menilai seluruh komponen yang ada
dalam KBM tadi untuk mengetahui sejauh mana keefektivan dan dapat dijadika
masukan bagi perbaikan penyelenggaraan KBM selanjutnya apabila telah mengetahui
kriteria dalam penggunaan media, ada baiknya mempertimbangkan dengan matang
sebelum penggunaan media di kelas. Beberapa penjelasan di atas dapat
menjadi pertimbangan guru pada saat sebelum mempergunakan media dan
dapat dijadikan acuan guru pada saat memilih media realia yang akan digunakan
di kelas. Maka hendaknya pemanfaatan media realia sebagai media pengajaran
dan sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar akan
semakin efektif.
18
siswa terhadap konsep penjumplahan bilangan cacah dapat meningkat, sehingga hasil
belajar siswa juga dapat meningkat.
Siswa : mengalami
Guru : kesulitan menerima
Kondisi Awal pembelajaran yang pelajaran
dilakukan guru
pembelajaran
konvensial Hasil belajar siswa rendah
Guru : SIKLUS 1
TINDAKAN menggunakan media Menggunakan media realia
realia dalam dalam pembelajaran
pembelajaran
SIKLUS 2
Menggunakan media realia
dalam pembelajaran