Anda di halaman 1dari 18

PENELITIAN PENDIDIKAN KELAS

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT


DENGAN GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS VI SD AL
ISLAMIYAH

Oleh :
Dimas Darma Agung (185500065)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah dasar ilmu universal yang sangat dibutuhkan dalam
berbagai aspek kehidupan. Pembelajaran matematika yang diberikan di sekolah
diharapkan memperkaya pengetahuan peserta didik yang nantinya dapat digunakan
untuk mengembangkan kemampuan bepikirnya. Oleh karena itu, pelajaran
matematika perlu dipahami dan dikuasai sejak dini. Mulai dari Sekolah Dasar,
Matematika Perlu diberikan kepada semua siswa untuk membekali siswa dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mampu bekerja
sama. terutama kemampuan pemecahan masalah terhadap penerapannya di kehidupan
sehari-hari.

Karena itu pemahaman sempurna akan dasar-dasar matematika dibutuhkan


untuk memecahkan masalah yang ada dikehidupan sehari-hari tanpa kesulitan.
Penyelesaian masalah matematika pada kehidupan sehari-hari biasanya dilakukan
secara penalaran berdasarkan pemahaman penuh akan konsep dasar matematika. Cara
berpikir secara abstrak membutuhkan konsentrasi tinggi.

Pada hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan bantuan Guru Kelas
selama 1 minggu dari tanggal 22 Maret – 03 April didapatkan sebagai berikut: 1)
Materi bilangan bulat pembelajaran daring yang di upload pada sway masih absrak. 2)
Siswa belum memahami konsep bilangan negatif. 3) Siswa masih kebingungan untuk
membedakan antara tanda negatif dengan operasi hitung pengurangan. 4) tugas yang
telah diupload pada sway dapat diselesaikan dengan baik dan mendapat nilai 100,
akan tetapi setelah di test secara offline sebagian besar mendapat nilai 0. Hal ini
disebabkan karena guru tidak bisa mengawasi secara langsung akan perkembangan
siswa dan apakah siswa yang tersebut yang benar-benar menyelesaikan tugas yang
diberikan atau orang lain. Akhirnya guru melakukan drill kepada siswa selama satu
bulan penuh dengan via daring dan luring.

Drill yang dilakukan pada saat luring guru menerangkan ceramah dan
memberikan cara cepat yang memotong beberapa langkah akan tetapi pemahaman
konsep awal masih tetap abstrak. Akhirnya siswa terpaku pada cara yang diberikan
oleh guru. Oleh karena itu dibutuhkan metode lain yang menguatkan konsep yang
menguatkan pemahaman siswa akan konsep dasar dari bilangan bulat sebelum masuk
ke latihan operasi penjumblahan dan pengurangan bilangan.

Untuk itu diperlukan pendekatan yang berbeda dalam pembelajaran yang


memudahkan siswa dalam memahami materi bilanagan bulat. Berdasarkan hasil
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Elfi Lailan Symita Lubis mendapatkan
kesimpulan bahwa ada peningkatan kemampuan berhitung bilangan bulat, setelah
dilakukan tindakan kelas melalui media garis bilangan. Hal ini dapat ditujukan dengan
meningkatnya kemampuan siswa dari sebelum dilakukan tindakan dan sesudah
diberikan tindakan, ada peningkatan dari rata-rata 39,13 meningkat menjadi 85,21.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan
menggunakan media garis bilangan dapat meningkatkan kemampuan berhitung
bilangan bulat
Berdasarkan latar belakang diatas, dalam penelitian ini peneliti mengambil
judul: “Meningkatkan Pemahaman Penjumlahan Bilangan Bulat Dengan Garis
Bilangan Pada Siswa Kelas Vi Sd Al Islamiyah”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan analisis masalah maka didapatkan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penggunaaan garis bilangan dapat meningkatkan pemahaman siswa
akan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat?

C. Tujuan Penelitian
 Tujuan umum:
Meningkatkan kualitas pembelajar siswa SD Al-Islamyah sehingga
dapat memiliki nilai akademi yang baik.
 Tujuan khusus:
Apakah penggunaan contoh konkret garis bilangan dapat
meningkatkan pemahaman siswa kelas 6 SD Al-Islamiyah.

D. Manfaat Penelitian
 Bagi guru:
Mengetahui terdapat media pembelajaran yang mengaitkan konsep
abstrak matematika dengan kehidupan sehari-hari
 Bagi siswa:
Lebih memudahkan dalam pemahaman siswa mengenai konsep
bilangan bulat
BAB II
Kajian Pustaka
A. Landasan Teori
1. Hakekat Belajar
Belajar menurut W. Gulö (2002: 23) adalah suatu proses yang
berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik
tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. James O. Whittaker
(Djamarah,1999) menyatakan bahwa belajar adalah Proses dimana tingkah
laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Sedanghkan
menurut R. Gagne (Djamarah ; 1999:22) Belajar adalah suatu proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah
laku

Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan prilaku siswa


yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif (syah, 2003), dengan kata lain belajar merupakan
kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan dalam belajar
tergantung pada fase-fase belajar, dan salah satu tahapannya adalah yang
dikemukakan oleh witting yaitu :
Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi;
Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi;
Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi (Syah, 2003).

Definisi yang lain menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah proses


yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah
laku yang menetap, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati
secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman
dalam interaksinya dengan lingkungan (Roziqin, 2007: 62). Dari berbagai
definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar,
yaitu:
1) Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior).
2) Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap
atau tidak berubah-ubah.
3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses
belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasillatihan atau pengalaman
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.

2. Hakekat Hasil Belajar


Belajar merupakan akumulasi proses yang bersifat individu, yang
mengubah stimulasi yang datang dari lingkungan seseorang ke dalam
sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar
dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasil-hasil belajar ini memberikan
kemampuan melakukan berbagai penampilan. Kemampuan yang merupakan
hasil belajar ini dapat dikategorikan sebagai bersifat praktis dan teoritis
(Warsita, 2008).
Hasil belajar yang dicapai murid dapat dijadikan indikator untuk
mengetahui tingkat kemampuan, kesanggupan, dan penguasaan materi belajar.
Winkel (1996: 244) mengemukakan bahwa “dalam taksonomi Bloom, aspek
belajar yang harus di ukur keberhasilannya adalah aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik sehingga dapat menggambarkan tingkah laku menyeluruh
sebagai hasil belajar murid”. Ketiga aspek tersebut tidak berdiri sendiri,
melainkan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sejalan
dengan intisari pendapat Warsita di atas adalah apa yang dikemukakan
Sudjana, N. (1995: 22) bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Lebih luas
mengenai hasil belajar yang dikemukakan Suprayekti (2003: 4-5) bahwa:

1) Hasil belajar ranah kognitif berorientasi pada kemampuan “berpikir”,


mencakup kemampuan yang lebih sederhana sampai dengan
kemampuan untuk memecahkan suatu masalah.

2) Hasil belajar ranah afektif berhubungan dengan “perasaan”, ”emosi”,


”sistem nilai” dan “sikap hati” yang menunjukkan peneri-maan atau
penolakan terhadap sesuatu.

3) Hasil belajar ranah psikomotorik berorientasi pada keterampilan


motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan yang
memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot.

Sementara Hamalik, O. (2006: 30) menyatakan bahwa “hasil belajar


adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada
orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti”.

Adapun menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 250-251) bahwa:\

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu
sisi murid dan dari sisi guru. Dari sisi murid, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum
belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar
merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, maka


dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya, di mana
kemampuan tersebut dapat berupa kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Selanjutnya, pengertian hasil belajar tersebut di atas diturunkan dalam
bahasa operasional sesuai dengan konteks penelitian ini. Di mana hasil belajar
yang dimaksud dibatasi pada penguasaan bahan ajar murid kelas IV yang
diberikan dengan mengacu pada indikator pembelajaran yang telah disusun
pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu skor hasil tes belajar
murid setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.

3. Garis Bilangan
Garis bilangan merupakan salah satu representasi garis yang mana
setiap titik-titiknya mewakili bilangan tertentu. Bilangan dapat berupa
bilangan real, bilangan rasional, maupun bilangan bulat. Jarak antar titik
dalam garis bilangan adalah sama.

Berikut merupakan langkah-langkah cara membuat garis bilangan.


1) Langkah pertama untuk membuat garis bilangan yaitu dengan
membuat garis horizontal lurus untuk menempatkan titik-titik.
2) Buatlah titik-titik untuk menempatkan bilangan yang akan dituliskan.
Perlu diperhatikan bahwa jarak setiap titik dengan titik sebelumnya
atau sesudahnya harus sama.
3) Tulis bilangan pada setiap titik. Perlu diperhatikan bahwa bilangan
negatif terletak di sebelah kiri bilangan nol dan bilangan positif terletak
di sebelah kanan bilangan nol. Urutan bilangan semakin ke kanan
semakin besar, begitu juga sebaliknya semakin ke kiri semakin kecil.
4) Beri tanda panah di kedua ujungnya. Tanda panah ini untuk
menunjukkan bahwa garis bilangan terus berlanjut baik ke kanan
(semakin besar) maupun ke kiri (semakin kecil), karena pada
prinsipnya garis bilangan memuat semua bilangan yang ada.

Penjelasan di atas merupakan bagaimana membuat garis bilangan. Berikut ini


akan diberikan contoh gambar garis bilangan.

Pada bagian kiri angka nol merupakan bilangan negatif dan kanan angka nol
merupakan bilangan positif. Sedangkan angka nol itu sendiri adalah bilangan
netral yang bukan positif dan negatif
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, jarak setiap bilangan
dengan bilangan sebelum atau sesudahnya memiliki jarak yang sama.

4. Bilangan Bulat
Bilangan Bulat terdiri atas bilangan asli, nol, dan lawanya. Bilangan
asli dimulai dari 1, 2, 3, 4, ... sehingga seluruh bilangan asli merupakan bagian
dari bilangan bulat. Lawan dari bilangan asli merupakan bilangan bulat
negatif.contoh penggunaan bilanagan bilat negarif pada sehari-hari berikut
 Bilangan bulat negatif digunakan untuk menyatakan suhu udara
Suhu udara di puncak gunung 5°C dibawah 0°. Dapat ditulis -5°C
 Bilanagn bulat negatif digunakan untuk menyatakan kedalaman laut
Terumbu karang ditemukan dikedalaman 20 m dibawah permukaan
laut. Dapat ditulis -20 m.

-3 -2 -1 0 1 2 3

Bilangan negatif Bilangan Positif


Pada bilangan dibawah nol bacanya diawali dengan ‘negatif’. Bilangan
negatif merupakan bilangan positif. Semakin kekanan maka nilainya semakin
besar, sedangkan semakin kekiri nilainya semakin kecil. Maka:
Lawan bilangan 1 adalah -1
Lawan bilangan 2 adalah -2
Lawan bilangan 3 adalah -3

Untuk membandingkan dua bilangan, perhatikan letak setiap bilangan pada


garis bilangan bilangan bulat yang berada disebelah kanan lebih besar dari
bilangan bulat yang berada disebelah kirinya.

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
Bilangan -3 terletak dikiri 5. Jadi -3 lebih kecil dari 5 ditulis -3<5
Bilangan 4 terletak dikanan 2. Jadi 4 lebih besar dari 2 ditulis 4>2
Bilangan 0 terletak dikanan -1. Jadi 0 lebih besar dari -1 ditulis 0>-1

Penjumblahan dan pengurangan Bilangan Bulat


Penjumblahan dan pengurangan bilangan bulat dengan garis bilangan
berarti melakukan penjumblahan dua bilangan dengan garis bantu seperti
berikut:
Contoh:
1) 6±8=…
Jadi. 6+(−8)
6−8
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

2) −4−−6=…
Jadi, (−4)−(−6)=…
−4+6

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

B. Penelitian terdahulu
Pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan matematika
realistik merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan hasil belaja siswa dalam
pembelajaran materi pecahan. Usaha ini dilakukan sehubungan dengan adanya
kesenjangan antara materi yang dicita-citakan oleh kurikulum tertulis (intended
curriculum), serta perbedaan materi yang diajarkan dengan materi yang dipelajari
siswa (relized curriculum).

Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hikmah tentang“Peningkatan Hasil


Belajar Matematika Siswa Pada Materi Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan
Bulat Dengan Menggunakan Alat Peraga Mistar Bilangan”. Dengan menggunakan
alat peraga mistar bilangan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar, hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan pada setiap siklusnya.
Persentase aktivitas pada siklus I sebesar 46%, sedangkan pada siklus II sebesar 62%,
sehingga terjadi peningkatan sebesar 16% dari siklus I ke siklus II. Persentase
aktivitas belajar siswa pada siklus III sebesar 79,4%. Sehingga dapat diketahui
peningkatan aktivitas belajar sebesar 17,4% dari siklus II ke siklus III

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Irmina Veronika Uskono dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan
Bilangan Bulat” menunjukan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Rata-rata
data hasil observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 0,72. Rata-rata data aktivitas siswa
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 0,91. Rata – rata hasil tes
belajar siswa juga menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 2,89.
Dan rata-rata ketuntasan hasil belajar klasikal juga mengalami peningkatan, yaitu
sebesar 25,71%.

C. Kerangka Pikir Penelitian


Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai kajian objek yang
abstrak. Sifat abstrak ini menjadikan banyak siswa kesulitan dalam matematika.
Pembelajaran matematika saat ini lebih kurang visualisai nyata akan membuat pikiran
siswa sering menjadikan matematika yang kurang dipelajari kurang bermakna dan
kurang menarik. Proses pembelajaran mempunyai tujuan, yaitu untuk meningkatkan
pemahaman akan konsep bastrak bilangan bulat dari yang tidak tau menjadi tau dan
dari yang tidak mengerti menjadi mengerti.
Untuk mencapai tujuan tersebut pada saat pembelajaran berlangsung dalam
memberikan materi matematika sebaiknya digunakan cara mengajar dan kemampuan
lain yang merupakan dasar bagi seorang guru dalam pembelajaran.

Tahap sekenario yang akan dilaksanakan yaitu:


1) Guru Menjelaskan konsep bilangan bulat dengan garis bilangan
2) Guru menjelaskan konsep bilangan negatif
3) Siswa mengajukan pertanyaan yang belum mereka pahami
4) Siswa mencoba membuat garis bilangan mereka sendiri
5) Guru memberikan latihan tentang operasi bilangan bulat
6) Guru membahas latihan yang telah dilaksanakan
7) Guru bersama siswa merefleksikan hasil belajar

Berikut merupakan hasil dari yang diinginkan:


1) Siswa memahami konsep bilangan negatif
2) Siswa mampu melakukan operasi penjumblahan dan pengurangan bilangan
bulat
3) Siswa mampu melakukan penjumblahan dan pengurangan bilangan bulat
dengan penalaran.

Penggunan garis bilangan dalam


pembelajaran penjumblahan Pelaksanaan
dan pengurangan bilangan bulat

Langkah pelaksanaan pembelajaran


1) Penjelasan konsep bilangan bulat
2) Siswa membuat garis bilangan bulat
3) Penjelasan operasi bilangan bulat
peningkatan Pemahaman
4) Latihan bilangan bulat
siswa 5) Pembahasan latihan dan penilaian

Berikut merupakan hasil dari yang diinginkan:


1) Siswa memahami konsep bilangan negatif
2) latihan operasi penjumblahan dan pengurangan Siswa mencapai kompetensi
bilangan bulat dasar yang telah ditentukan
3) Penalaran penjumblahan dan pengurangan bilangan
bulat D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan
uraian kajian pustaka diatas, peneliti merumuskan sebauh hipotesis tindakan sebagai
berikut. Dengan menggunakan garis bilangan pada materi pembelajaran operasi
hitung bilangan bulat maka diharapkan dapat meningkatkan pemahaman penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas VI-A SD Al Islamiyah.
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Materi Penjumblahan


dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Garis bilangan pada Siswa
Kelas VI SD Al Islamiyah, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya ini merupakan jenis
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan
untuk mengatasi suatu permasalahan atau memperbaiki suatu pembelajaran di dalam
kelas.

A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

Penelitian tindakan ini mengambil bentuk penelitian tindakan kelas kolaborasi,


dimana peneliti berkolaboasi dengan guru yang tergabung dalam satu tim untuk
melakukan penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan
dalam praktik pembelajaran. Hubungan antara peneliti dan guru bersifat kemitraan,
sehingga kedudukan peneliti dan guru adalah sama untuk mengupayakan persoalan-
persoalan yang akan diteliti. Dengan demikian peneliti dituntut untuk bisa terlibat
secara langsung dalam PTK ini. Adapun yang melaksanakan pembelajaran adalah
siswa dan peneliti, sedangkan guru sebagai pengamat.

B. SETTING PENELITIAN

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Al Islamiyah yang bertempatkan di
kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya.

2. Waktu Penelitian

No Tanggal Keterangan
.
1. 29 Maret – 03 April Observasi dan pengambilan data awal
2. 05 April – 26 April Perencanaan PTK
3. 26 April – 15 Mei Penyusunan proposal
4. 17 Mei – 12 Juni Pelaksanaan PTK

3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini merupakan siswa kelas VI SD dengan jumlah 11
siswa yang terdiri dari siswa 6 laki-laki dan 5 siswa perempuan.
Siswa-siswi tersebut memiliki latar belakang yang berbeda-beda, akan
tetapi sebagian besar dari mereka merupakan golongan menengah menegah
kebawah. Keseluruhan siswa merupakan siswa yang normal dan tidak ada
yang ABK (anak berkebutuhan Khusus)

4. Pihak Yang Membantu


Pihak yang membantu penelitian ini adalah Guru Kelas SD Al Islamiyah
Surabaya sebagai narasumber dan informan. Selain itu pihak sekolah juga
memperbolehkan pengambilan data melalui RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran), hasil Belajar siswa dan Pengamatan Pembelajaran kelas.

C. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model visualisasi bagan yang disusun
oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah sebagai berikut :

Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS 2 Pengamatan

Refleksi
SIKLUS 1

a. Perencanaan atau planning


Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang terstruktur dan
terencana namun tidak menutup kemungkinan untuk mengalami perubahan
sesuai situasi dan kondisi yang tepat.

b. Pelaksanaan atau acting


Yang dimaksud tindakan atau acting dalam penelitian ini adalah
tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi
praktek yang cermat dan bijaksana. Tindakan yang dilakukan berdasarkan
pada perencanaan yang telah disusun sesuai dengan perencanaan.

c. Observasi atau observing


Observasi pada pelaksanaan ini berfungsi untuk mendokumentasikan
hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan berlangsung.

d. Refleksi atau reflecting


Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali prosesi
pelaksanaan berlangsung sesuai dengan hasil observasi.
D. INSTRUMENT PENELITIAN
Instrument penilaian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian
ini, untuk kepentingan mengumpulkan data digunakan beberapa instrument, antara
lain:

a. Lembar observasi
Lembar observasi berisi catatan yang menggambarkan aktivitas
peneliti dan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas.
Format lembar observasi yang digunakan adalah format observasi sistematis
yang berbentuk isian untuk mengetahui tindakan selama proses pembelajaran.

b. Wawancara
Wawancara dilakukan tidak terstruktur kepada siswa, artinya
wawancara hanya dilakukan kepada siswa yang dipilih tentang aktivitas,
tanggapan, dan sikap siswa terhadap pembelajaran bilangan bulat.

c. Bahan ajar
Bahan ajar terdiri dari buku guru, buku siswa, Lembar Kegiatan Siswa
(LKS)

d. Lembar evaluasi
Lembar evaluasi ini berupa soal ulangan isian sebagai tolak ukur
kompetensi siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

Lembar instrument tersebut sebenarnya tercakup dalam sebuah instrument


pokok yakni peneliti itu sendiri. Penelitian tindakan kelas sebagai peneliti bertradisi
kualitatif dengan latar atau setting yang wajar dan alami yang diteliti, memberikan
peranan penting kepada penelitnya yakni sebagai satu-satunya instrument karena
manusialah yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu.

E. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Personel yang terlibat
Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru dalam satu
tim. Guru sebagai observer sedangkan peneliti dan siswa sebagai pelaksana
pembelajaran. Semua tindakan didiskusikan antara peneliti dan guru.

b. Penyusunan instrument pembelajaran


Instrument pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bahan ajar terdiri dari buku guru, buku siswa, lembar kegiatan siswa (LKS),
dan lembar evaluasi yang akan digunakan
c. Skenario tindakan
SIKLUS 1

1) Penyusunan perencanaan (planning)


Tahap perencanaan, adapun kegiatan dalam tahap ini meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar siswa yang akan dijadikan sebagai indikator.
b) Membuat rencana pembelajaran bilangan bulat dengan
menggunakan garis bilangan.
c) Membuat Lembar Observasi untuk mengamati dan
mengidentifikasi segala yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung.
d) Guru mempersiapkan soal berupa essay yang dijadikan sebagai
latihan yang diselesaikan individu
2) Pelaksanaan (acting)
a) Guru Menjelaskan konsep bilangan bulat dengan garis
bilangan.
b) Guru menjelaskan konsep bilangan negatif.
c) Siswa mengajukan pertanyaan atas materi yang sudah
dijelaskan tetapi belum mereka pahami.
d) Siswa mencoba membuat garis bilangan mereka sendiri.
e) Guru memberikan latihan tentang operasi bilangan bulat.
f) Guru membahas latihan yang telah dilaksanakan.
g) Guru bersama siswa merefleksikan hasil belajar.

3) Observasi (observing) dan perekaman tindakan.


Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati pelaksanaan dan hasil
serta dampak dari tindakan yang dilakukan pada siklus 1. Tahap ini
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dan
pengamat mencatatan dari dampak tindakan diperoleh dari lembar
observasi, wawancara, dan dokumentasi berupa foto kegiatan pada saat
pembelajaran. Observer hanya melakukan pencatatan atas apa yang
dilihat dan didengar. Observer harus bersifat deskriptif dan netral.

4) Refleksi (Reflecting)
Peneliti dan guru menganalisa, menginterprestasikan dan
menyimpulkan hasil dan dampak dari tindakan yang dilakukan
berdasarkan data dari hasil observasi (monitoring) dan perekaman
tindakan. Data hasil monitoring dan perekaman tindakan disusun
secara urut dan teratur. Data dari refleksi ini akan dilihat sebagai acuan
untuk perbaikan pada siklus 2 atau berhenti.

SIKLUS 2
Siklus 2 dilaksanakan ketika hasil pembelajaran yang diberikan pada
siklus 1 belum tercapai dengan baik. Pada dasarnya langkah-langkah yang
dilakukan pada siklus 2 relatif sama dengan perencanaan dan pelaksanaan
dalam siklus 1. yang membedakan hanyalah sub materi serta adanya
perbaikan-perbaikan atau perubahan sesuai dengan kenyataan yang
ditemukan di lapangan. Langkah-langkah dari penelitian tindakan kelas
siklus 2.

1) Penyusunan perencanaan (planning)


Setelah masalah ditemukan selanjutnya merupakan tahap
perencanaan, adapun kegiatan dalam tahap ini meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a) Mengidentifikasi masalah yang ada seperti faktor-faktor yang
menghambat siklus 1 tidak tercapai dengan baik. Dan
pengidentifikasian faktor penghambat guru dan siswa dalam
memenuhi kompetensi yang tersedia.
b) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar siswa yang akan dijadikan sebagai indikator.
c) Membuat rencana pembelajaran sesuai dengan metode
pembelajaran yang akan di terapkan.
d) Membuat Lembar Observasi untuk mengamati dan
mengidentifikasi segala yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung, antara lain daftar hadir, dan hasil
belajar siswa
e) Guru mempersiapkan soal berupa essay yang dijadikan sebagai
latihan yang diselesaikan individu

2) Pelaksanaan tindakan (acting)


a) Guru melakukan pre-test dari hasil refleksi siklus 1
b) Siswa mengajukan pertanyaan akan dari pertanyaan pre-test
mereka sendiri yang belum dapat mereka jawab.
c) Guru Menjelaskan konsep bilangan bulat dan bilangan negatif
dengan garis bilangan.
d) Siswa mencoba membuat garis bilangan mereka sendiri
e) Guru memberikan latihan tentang operasi bilangan bulat
f) Siswa membahas hasil latihan yang telah dilaksanakan
g) Guru bersama siswa merefleksikan hasil belajar

3) Observasi (observing) dan perekaman tindakan.


Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati pelaksanaan dan hasil
serta dampak dari tindakan yang dilakukan pada siklus 2. Tahap ini
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dan
pengamat mencatatan dari dampak tindakan diperoleh dari lembar
observasi, wawancara, dan dokumentasi berupa foto kegiatan pada saat
pembelajaran. Observer hanya melakukan pencatatan atas apa yang
dilihat dan didengar. Observer harus bersifat deskriptif dan netral.

4) Refleksi (Reflecting)
Peneliti dan guru menganalisa, menginterprestasikan dan
menyimpulkan hasil dan dampak dari tindakan yang dilakukan
berdasarkan data dari hasil observasi (monitoring) dan perekaman
tindakan. Data hasil monitoring dan perekaman tindakan disusun
secara urut dan teratur. Data dari refleksi ini akan dilihat sebagai acuan
untuk perbaikan pada siklus 2 atau berhenti.

F. TEKNIK ANALISIS DATA


Analisis data yang digunakan adalah analisis data diskriptif kualitatif. Data
yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil observasi tentang proses
pembelajaran, hasil wawancara. Data tambahan yang diperoleh dari wawancara tidak
terstruktur dengan siswa dan data dari foto kamera sebagai pertimbangan. Kemudian
data diperoleh dan dianalisis dalam beberapa tahap sebagai berikut :

a. Reduksi data
Tahap ini dilakukan untuk merangkum data, memfokuskan pada hal-
hal penting.

b. Triangulasi
Triangulasi adalah suatu cara untuk menghilangkan perbedaan-
perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu
pengumpulan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai
pandangan. Triangulasi pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan
data hasil observasi, data hasil wawancara dengan guru dan diperkuat dengan,
wawancara tidak terstruktur dengan siswa dan data dari dokumen kamera.

c. Display data
Data hasil reduksi data dan triangulasi kemudian dianalisis dengan
analisis deskriptif. Selanjutnya data hasil analisis disajikan dalam bentuk
terstruktur sehingga data mudah dipahami secara keseluruhan atau pada
bagian tertentu. Selain itu data ditampilkan pula dalam bentuk foto untuk
memahami hal-hal yang bersifat subjektif.

d. Kesimpulan
Data yang diperoleh setelah dianalisis kemudian diambil simpulannya
apakah tujuan dari pembelajaran sudah tercapai atau belum. Apabila belum
tercapai dilakukan tindakan selanjutnya dan apabilasudah tercapai penelitian
dihentikan.

G. INDIKATOR KEBERHASILAN
Apabila penggunaan Garis bilangan pada pembelajaran penjumblahan dan
pengurangan bilangan bulat dapat membuat siswa mampu menghitung operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat satu digit dengan penalaran tanpa
perhitungan manual di media apapun maka penelitian ini dihentikan. Dan Penelitian
PTK ini berhasil meningkatkan pemahaman siswa Kelas
DAFTAR PUSTAKA

Arrifudin. 2011. “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi


Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat Dengan Menggunakan Alat
Peraga Mistar Bilangan”. http://arifuddin-
proposalptk.blogspot.com/2011/07/peningkatan-hasil-belajar-
matematika_26.html. Diakses pada tanggal 15 April 2021

Adhalia, Dhesy., dan Gunanto. 2017. “Buku Siswa: Matematika untuk SD/MI Kelas
VI Kurikulum 2013 Revisi”. Jakarta Timur: PT Gelora Aksara Pratama.

Hikmah, Nurul. 2016. “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Penjumlahan


Dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Alat Peraga Mistar Bilangan Pada
Siswa Kelas Iv Sdn 005 Samarinda Ulu” Jurnal Pendas Mahakam. Vol. 1 No1 .
80-85.

Uskono, Irmina Veronika. 2019. “Penerapan Model Pembelajaran Matematika


Realistik Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat”. Jurnal Pendidikan Matematika
ISSN 2685-2373, Vol. 1 No. 2

Fitrah. 2017. “Belajar dan Pembelajaran”. Jurnal kajian Ilmu-ilmu Keislaman. Vol.
03 No. 2

Santoso, Indah Sylvia. 2014. “Penggunaan Media Garis Bilangan Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Penjumblahan dan Pengurangan Bilangan
Bulat”. Jurnal Pendidikan Guru SD. Vol. 02 No. 03.

Anda mungkin juga menyukai