Anda di halaman 1dari 168

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI POLA


BILANGAN

SKRIPSI

Puguh Harianto
NIM 165500039

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA


FAKULTAS KEPENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SURABAYA
2020
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI POLA
BILANGAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas PGRI Adi Buana Surabaya untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Progam Studi Pendidikan Matematika

Puguh Harianto
NIM 165500039

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA


FAKULTAS KEPENDIDIKAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SURABAYA
2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi oleh : Puguh Harianto


NIM 165500039

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematis Siswa SMP Pada Materi Pola Bilangan.

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Surabaya, 09 Januari 2020


Mengetahui:
Kaprodi Pendidikan Matematika Pembimbing

Nur Fathonah, S.Pd., M.Pd. Sri Rahmawati F, S.Pd., M.Si.


NIP/NPP. 0509476/DY NIDN. 0726068706

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Puguh Harianto


NIM : 165500039
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa SMP Pada Materi Pola
Bilangan.

Skripsi ini telah diuji dan disetujui oleh Panitia Ujian Skripsi Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya:

Pada hari :
Tanggal : Januari

Panitia Ujian Skripsi:


1. Ketua : ________________________
Dr. Suhari, S.H., M.Si.

2. Sekretaris : ________________________
Dr. Endang Mastuti Rahayu, M.Pd.

3. Anggota : ________________________
Nur Fathonah, S.Pd., M.Pd.

4. Anggota : ________________________
Sri Rahmawati F, S.Pd., M.Si.

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Puguh Harianto


NIM : 165500039
Program Studi : Pendidikan Matematika
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini


benar-benar merupakan karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui
sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia dibatalkan gelar akademik yang
saya peroleh dari Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Demikian pernyataan yang saya buat.

Surabaya, Januari 2020


Yang membuat pernyataan,

Puguh Harianto

iv
ABSTRAK

Harianto, Puguh. 2020. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah


Matematis Siswa SMP Pada Materi Pola Bilangan. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Matematika. Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
Pembimbing (1) Sri Rahmawati F, S.Pd., M.Si.
Kata Kunci: Pola Bilangan, Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis

Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah suatu


kemampuan yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah.
Salah satu materi pembelajaran matematika yang menuntut
kemampuan pemecahan masalah dalam penyelesaianya yaitu materi
pola bilangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
SMP pada materi pola bilangan.Penelitian ini menggunakan tahapan
analisis Newman yang terdiri dari tahap membaca masalah,
memahami masalah, transformasi masalah, ketrampilan proses dan
penulisan jawaban. Penelitian ini menggunakan 4 subjek dengan
kategori kemampuan sedang dan rendah dari 32 siswa kelas VIII A
SMP Negeri Waru, Sidoarjo. Pengumpulan data dilakukan dengan
tes dan wawancara. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi
teknik. Hasil penelitian adalah penggunaan logika begitu dominan
daripada rumus dengan rata – rata penggunaan 83%. Tingkat
kemampuan pemecahan masalah matematis subjek dalam
menyelesaikan soal adalah rendah, dengan rata – rata persentase
menjawab benar 33% . Kesalahan – kesalahan yang dilakukan oleh
subjek adalah (1) pada tahap membaca, subjek salah mengartikan
kalimat pada soal ke dalam model matematika, (2) pada tahap
memahami masalah, subjek tidak menuliskan informasi diketahui
dan ditanya, (3) pada tahap transformasi masalah, subjek
menggunakan strategi penyelesaian yang tidak tepat serta tidak
menuliskan notasi rumus, (4) pada tahap ketrampilan proses, subjek
keliru mengoperasikan pola dan rumus, (5) pada tahap penulisan

v
jawaban, subjek tidak menuliskan kesimpulan serta ada yang
menuliskan kesimpulan tetapi kesimpulan tersebut tidak tepat.

ABSTRACT

Harianto, Puguh. 2020. Analysis of Mathematical Problem Solving


Ability of Junior High School Students on Numbers Pattern
Material. Thesis. Mathematics Education Study Program.
Teacher Training and Education Faculty, PGRI Adi Buana
University, Surabaya. Advisor (1) Sri Rahmawati F, S.Pd.,
M.Sc.
Keywords: Number Patterns, Mathematical Problem Solving Ability

The ability to solve mathematical problems is an ability used to solve


a problem. One of the mathematics learning materials that demands
the ability to solve problems in the solution is number pattern
material. The purpose of this study is describe the mathematical
problem solving abilities of junior high school students on material
number patterns.This study uses the stages of Newman's analysis
consisting of the stages of reading a problem, understanding a
problem, problem transformation, process skills and encoding. This
study used 4 subjects from 32 students of class VIII A of SMP
Negeri Waru, Sidoarjo. Data collection is done by tests and
interviews. Data validity test is carried out by technique
triangulation. The results of the study are that the use of logic is
more dominant than formulas with an average use of 83%. The level
of mathematical problem solving ability of subjects in solving
problems is low with an average percentage of correct answers of
33%. Mistakes made by the subject are (1) at the reading stage, the
subject misinterprets the sentence in the problem into the
mathematical model, (2) at the stage of understanding the problem,
the subject does not write down known and asked questions, (3) at
the stage of problem transformation, the subject using a solution that
is not appropriate and does not write formula notation, (4) at the
vi
process skill stage, the subject operates the patterns and formulas
incorrectly, (5) at the stage of encoding, the subject does not write
the conclusion and writes the conclusion but is incorect.

vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO:

“Karena Mimpi Perlu Implementasi, Agar Tidak Dianggap Karya


Fiksi”

PERSEMBAHAN:
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:

1. Ibu (Laminem) dan Bapak (Samidi) kedua orang tua tercinta yang
selalu mendoakan dan merestui peneliti di setiap langkah
kehidupan.
2. Keluarga besarku yang tidak bisa disebut satu persatu yang telah
menyumbang doa dan semangat untuk peneliti.
3. Bapak Ibu Dosen Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya yang
selalu membimbing, terutama dosen pembimbing yang tidak
hanya membimbing tapi juga memotivasi peneliti dalam
menyelesaikan skripsi.
4. Sahabat dan teman-teman pendidikan matematika khususnya
angkatan 2016 D, kelas kecil yang tak berjiwa kecil, yang selalu
ramai dengan keluh kesah, serta ghibahnya. Tetapi selalu kompak
untuk lulus bersama.
5. Sahabat dan teman – teman peneliti baik itu alumni maupun
anggota aktif dari Pramuka dan Pecinta Alam, yang memberikan
dukungan berupa canda, semangat dan doa dalam penyusunan
skripsi
6. Sahabat dan teman – teman peneliti saat magang III, yang
senantiasa menemani dan membantu peneliti dalam mengambil
data penelitian untuk skripsi ini.

viii
7. Sahabat dan teman – teman SD, SMP dan SMK yang selalu
memberikan doa dan harapan di sela – sela keakraban yang jarang
bisa dilakukan dikarenakan jarak da kesibukan.
8. Seluruh guru, staf dan siswa SMPN 3 Waru Sidoarjo, yang telah
memberikan tempat dan waktu bagi peneliti untuk melakukan
penelitian ini.
9. Karyawan PT Sun Motor Surabaya, yang menemani dan
mendukung langkah awal peneliti dalam mengikuti jenjang
perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini.
10.Karyawan PT Sun Star Motor Sidoarjo, yang memberikan doa
dan dukungan untuk peneliti dalam menyusun skripsi.

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Pada Materi Pola
Bilangan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan
pada program Strata-1 di Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya.
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Marianus Subandowo, M.S. Selaku Rektor Universitas
PGRI Adi Buana Surabaya.
2. Bapak Dr. Suhari, S.H., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
3. Ibu Nur Fathonah, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Matematika, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.
4. Ibu Sri Rahmawati F, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing
yang selalu sabar dan ikhlas dalam memberi bimbingan,
petunjuk, koreksi, dan dorongan semangat dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Bapak Drs. Adi Sri Oetomo,M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 3
Waru Sidoarjo sebagai tempat pengambilan data penelitian.
6. Ibu Jo Estu Nugrahenny, S.pd, selaku Guru Pamong yang selalu
memberikan arahan dan dukungan dalam pengambilan data
penelitian.
7. Para Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, yang telah mendidik
dan mengajarkan ilmu pengetahuan di saat peneliti aktif
mengikuti perkuliahan, sehingga dengan berbekal ilmu
pengetahuan tersebut, penelitis dapat menyusun skripsi ini.
8. Seluruh siswa kelas VIII-A SMP Negeri 3 Waru yang bersedia
menjadi sumber data dalam pengambilan data penelitian.

x
9. Kedua orang tua dan keluarga besar peneliti yang selalu
mendo’akan dan memberikan motivasi dalam perjalanan hidup
peneliti.
10. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya, khususnya pendidikan matematika 2016-D yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak


luput dari kesalahan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik demi kesempurnan dan perbaikan sehingga skripsi ini dapat
memberikan manfaat serta dapat dikembangkan lebih lanjut.

Surabaya, 8 Januari 2020

xi
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Persetujuan
Halaman Pengesahan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Abstrak
Abstract
Moto Dan Persembahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian

Bab II Kajian Pustaka


A. Dasar Teori
1. Pembelajaran Matematika
2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
3. Tahapan Analisis Newman
4. Pola Bilangan
B. Tinjauan Penelitian Yang Relevan
C. Kerangka Konseptual
D. Asumsi

Bab III Metode Penelitian


A. Pendekatan Penelitian
B. Data Dan Sumber Data
C. Teknik Pengumpulan Data

xii
D. Instrumen Penelitian
E. Teknik Analisis Data
F. Keabsahan Data

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan


A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan

Bab V Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
Lampiran

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Penskoran Tes KPMM.....................................................10


Tabel 2.2 Kualifikasi Penguasaan KPMM.......................................14
Tabel 4.1 Skor KPPM Soal Nomor 1...............................................28
Tabel 4.2 Skor KPPM Soal Nomor 2...............................................30
Tabel 4.3 Skor KPPM Soal Nomor 3...............................................32
Tabel 4.4 Nilai Akhir Tes KPMM...................................................34
Tabel 4.5 Kategori KPMM..............................................................36
Tabel 4.6 Analisis Kesalahan Soal Nomor 1....................................38
Tabel 4.7 Analisis Kesalahan Soal Nomor 2....................................40
Tabel 4.8 Analisis Kesalahan Soal Nomor 3....................................42
Tabel 4.9 Pemilihan Subjek Penelitian............................................44
Tabel 4.10 Subjek Penelitian...........................................................46
Tabel 4.11 Jawaban Subjek Soal Nomor 1.......................................47
Tabel 4.12 Jawaban Subjek Soal Nomor 2.......................................56
Tabel 4.13 Jawaban Subjek Soal Nomor 3.......................................68
Tabel 4.14 Penggunaan Strategi Penyelesaian.................................82
Tabel 4.15 Persentase KPMM Soal Nomor 1..................................83
Tabel 4.16 Persentase KPMM Soal Nomor 2..................................83
Tabel 4.17 Persentase KPMM Soal Nomor 3..................................84
Tabel 4.18 Persentase Penguasaan KPMM Subjek..........................85
Tabel 4.19 Kesalahan Subjek..........................................................86

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual...................................................18


Gambar 4.1 Jawaban S1 Pada Soal Nomor 1...................................90
Gambar 4.2 Jawaban S1 Pada Soal Nomor 2...................................92
Gambar 4.3 Jawaban S1 Pada Soal Nomor 3...................................94
Gambar 4.4 Jawaban S2 Pada Soal Nomor 1...................................96
Gambar 4.5 Jawaban S2 Pada Soal Nomor 2...................................98
Gambar 4.6 Jawaban S2 Pada Soal Nomor 3.................................100
Gambar 4.7 Jawaban S3 Pada Soal Nomor 1.................................102
Gambar 4.8 Jawaban S3 Pada Soal Nomor 2.................................103
Gambar 4.9 Jawaban S3 Pada Soal Nomor 3.................................105
Gambar 4.10 Jawaban S4 Pada Soal Nomor 1...............................108
Gambar 4.11 Jawaban S4 Pada Soal Nomor 2...............................109
Gambar 4.12 Jawaban S4 Pada Soal Nomor 3...............................110

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1: Format Revisi Skripsi


Lampiran 2 : Berita Acara Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 : Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 4 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 5 : Taksonomi Bloom
Lampiran 6 : Lembar Validasi Soal Tes
Lampiran 7: Soal Tes
Lampiran 8 : Rubrik Skor Tes KPMM
Lampiran 9 : Lembar Jawaban Subjek
Lampiran 10 : Daftar Pertanyaaan Wawancara
Lampiran 11 : Foto Kegiatan

xvi
xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika adalah salah satu ilmu yang mendasari berbagai
bidang ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Matematika sendiri
merupakan disiplin ilmu yang mempelajari ide dan konsep abstrak.
Dimana ide dan konsep abstrak inilah yang memegang peranan
penting dalam meningkatkan kemampuan bernalar pada diri siswa.
Kemampuan bernalar tersebut dapat diperoleh melalui suatu proses
pembelajaran yang disebut pembelajaran matematika.
Pembelajaran matematika merupakan serangkaian kegiatan
belajar mengajar antara guru dan siswa guna mempelajari ide dan
konsep matematis. Salah satu tujuan dari pembelajaran matematika
adalah agar siswa mampu menghadapi perubahan keadaan di dunia
yang selalu berkembang. Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa
perlu menguasai kemampuan – kemampuan matematis yang ada
dalam pembelajaran matematika. Salah satu dari kemampuan
matematis tersebut adalah kemampuan pemecahan masalah.
Kemampuan pemecahan masalah adalah suatu kemampuan
yang digunakan dalam memecahkan suatu masalah. Menurut
Widjajanti dalam [ CITATION Wid13 \l 1033 ] , masalah dalam
pendidikan matematika biasanya berbentuk soal matematika yang
harus dikerjakan oleh siswa. Suatu soal matematika dapat menjadi
masalah matematika jika siswa tidak mempunyai gambaran untuk
menyelesaikan permasalahan. Berdasarkan pengalaman peneliti saat
melakukan observasi pada kegiatan magang I di SMA Intensif
Taruna Pembangunan Surabaya, banyak siswa di sekolah tersebut
masih kesulitan dalam mengerjakan soal – soal latihan. Hal tersebut
terjadi dikarenakan para siswa tidak bisa mengembangkan konsep
matematika yang telah diajarkan. Mereka terlalu fokus dengan
contoh dasar yang diberikan oleh guru, sehingga saat ada soal dengan
bentuk berbeda mereka bingung untuk menggambarkan
penyelesaian soal tersebut. Salah satunya materi Barisan dan Deret
Bilangan.
Materi barisan dan deret bilangan atau pola bilangan adalah
materi yang menuntut penguasaan logika dan penalaran. Tetapi pada
1
2

praktik pembelajaran, materi tersebut banyak didominasi rumus dan


kurang menekankan penguasaan logika dan penalaran. Oleh karena
itu, tak jarang banyak siswa yang mengalami kesulitan saat diberikan
soal materi Pola Bilangan yang bentuknya berbeda dengan yang telah
diajarkan di kelas.
Berdasarkan kurikulum 2013, materi pola bilangan dipecah
menjadi dua pembelajaran, yaitu pembelajaran di jenjang SMP dan
pembelajaran di jenjang SMA. Untuk pembelajaran SMP lebih
berpusat pada pencarian pola. Sedangkan di pembelajaran SMA,
materi pola bilangan lebih fokus pada baris dan deret. Pembelajaran
pola bilangan di jenjang SMP memegang peranan penting.
Mengingat di pembelajaran SMP, siswa dikenalkan pada konsep pola
bilangan dan strategi untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
pola bilangan. Hal ini membuat pembelajaran pola bilangan di
jenjang SMP sebagai pondasi dasar bagi siswa untuk memahami
materi pola bilangan dimana nantinya akan dikembangkan pada
pembelajaran pola bilangan di jenjang SMA.
Pada pembelajaran materi pola bilangan SMP, guru
mendapatkan tugas lumayan berat untuk menyampaikan materi
kepada siswa. Mengingat masa SMP adalah masa peralihan dari
tahapan operasional konkret menuju tahap operasional
formal[ CITATION Tho16 \l 1033 ] . Oleh karena itu, guru pasti
menggunakan berbagai metode dan strategi pembelajaran untuk
menunjang keberhasilan pembelajarannya. Hal tersebut secara
langsung maupun tidak langsung ikut mempengaruhi pembentukan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi pola
bilangan.
Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa, ada beberapa indikator yang dapat digunakan yaitu
indikator menurut polya, indikator menurut NCTM dan indikator
menurut Newman. Pada dasarnya ketiga indikator sama – sama
memuat tahapan memahami masalah, merumuskan masalah dan
melakukan penyelesaian hasil. Hanya saja di NCTM ada tahapan
yang menggunakan matematika secara bermakna yang tidak temuat
di indikator Polya dan indikator Newman. Indikator Polya dan
3

indikator Newman memiliki tahapan yang hampir mirip, hanya


istilah dan banyak prosedurnya yang berbeda beserta
penggunaannya. Untuk indikator Newman seing digunakan unuk
analisis kesalahan sedangkan polya untuk prosedur perencanaan.
Perbedaan dari ketiga indikator ini memberikan variasi metode pada
penelitian terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis.
Penelitian terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematis sudah sering ditemui, salah satunya seperti penelitian
yang dilakukan oleh Nurhayati dan Zanthy pada siswa MTs
[CITATION Nur \l 1033 ]. Hasil penelitian tesbut adalah
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa di sekolah tersebut
masih rendah. Adapun persentasenya sebagai berikut, untuk indikator
mengidentifikasi unsur yang diketahui,ditanyakan dan kecukupan
merupakan yang tertinggi yaitu 57,5%, indikator mengidentifikasi
strategi yang ditempuh 42,5%, indikator menyelesaikan model
matematika disertai alasan sebesar 7,5%, dan yang terendah ada pada
indikator memeriksa kebenaran solusi yang diperoleh 3,75%. Hal
serupa juga ditemui pada hasil penelitian Ratna Widianti Utami dan
Dhoriva Urwatul Wutsqa [ CITATION Uta17 \l 1033 ] yang
dilakukan pada siswa SMP Negeri di Kabupaten Ciamis. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa 389 siswa yang dijadikan
subjek penelitian memiliki kemampuan pemecahan masalah dalam
kriteria rendah. Faktor yang menyebabkan keadaan tersebut
diantaranya siswa kurang memahami informasi pada soal, siswa
kurang mampu membuat model matematis, dan siswa kurang teliti
dalam menyelesaikan soal.
Berdasarkan hasil penelitian - penelitian tersebut, perlu
adanya penelitian baru untuk menganalisis kemampuan pemecahan
masalah matematis dengan metode berbeda. Dimana yang
dideskripsikan tidak hanya kemampuan pemecahan masalah tetapi
juga strategi penyelesaian yang dipilih dan juga jenis kesalahan serta
penyebab kesalahan. Hal tersebut dilakukan karena masih ada
hubungan antara strategi peneyelesaian dan banyak kesalahan dengan
tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, indikator menurut Newman
4

sesuai untuk digunakan pada penelitian ini. Mengingat indikator


Newman sering digunakan untuk menganalisis kesalahan siswa.
Menindaklanjuti hal tersebut peneliti melakukan penelitian
berjudul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP Pada Materi Pola Bilangan”.

B. Batasan Masalah
Batasan penelitian sebagai berikut.
1. Penelitian dilakukan pada siswa – siswi kelas VIII A di SMPN 3
Waru.
2. Pada penelitian ini menggunakan materi pola bilangan.
3. Indikator kemampuan pemecahan masalah matematis yang
digunakan pada penelitian ini adalah indikator menurut Newman
4. Pada Tahap Tes, peneliti menggunakan tiga soal berbentuk uraian
dengan materi pola bilangan, dimana kategori soal nomor 1
adalah C3 (penerapan), soal no 2 kategori C3 (penerapan) dan
soal no 3 kategori C4 (analisis)
5. Batasan jumlah subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah
kisaran 3 – 6 subjek.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa SMP pada materi pola bilangan.

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa SMP pada materi pola bilangan.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari diadakan
penelitian ini, diantaranya sebagai berikut.
5

1. Bagi siswa, dapat mengetahui kemampuan pemecahan masalah


matematis pada materi pola bilangan sehingga dapat melakukan
pengembangan.
6

2. Bagi guru, mendapatkan bahan referensi dari penelitian yang


dapat digunakan untuk melakukan proses pembelajaran .
3. Bagi peneliti lain, dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya atau penelitian lain
yang sejenis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
1. Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat
khas. Kekhasan itu berkenaan dengan ide – ide atau konsep – konsep
abstrak yang disusun secara hirearkis [ CITATION Kho18 \l
1033 ]. Ide dan konsep inilah yang membuat matematika menjadi
satu dari cabang ilmu yang jarang diminati oleh siswa. Meskipun
begitu, matematika sendiri memiliki peran penting dalam
perkembangan dunia pendidikan.
Peran penting matematika dalam dunia pendidikan
diwujudkan dalam bentuk pembelajaran matematika. Pembelajaran
matematika adalah proses interaksi antara guru, siswa dan bahan ajar
dalam lingkungan belajar guna untuk mempelajari konsep dan ide
matematika. Menurut Sriyanto [ CITATION Yan17 \l 1033 ]
menyatakan bahwa pembelajaran matematika memiliki tujuan untuk
membantu siswa mempersiapkan diri agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu
berkembang atas dasar pemikiran secara logis, rasional dan kritis
serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika
dalam kehidupan sehari – hari dalam mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan.
Dalam mewujudkan tujuan tersebut, pembelajaran
matematika memiliki beberapa kompetensi yang harus dicapai. Ada
lima kompetensi pembelajaran matematika, yaitu pemecahan
masalah matematis, komunikasi matematis, penalaran matematis,
koneksi matematis dan representasi matematis [ CITATION
NCT00 \l 1033 ]. Dengan tercapainya kompetensi tersebut, siswa
diharapkan tidak sekedar menguasai kemampuan berhitung saja,
tetapi juga mempunyai kemampuan bernalar logis, kritis dalam
pemecahan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika memiliki peran penting dalam
perkembangan Pendidikan, dikarenakan dalam pembelajaran
7
8

matematika memiliki beberapa kompetensi yang apabila dapat


tercapai akan membantu siswa dalam mengembangakan kemampuan
penalaran dan logika. Dimana kemampuan ini sangat berguna bagi
siswa untuk mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis


Menurut Gagne dalam [ CITATION NUR16 \l 1033 ],
pemecahan masalah adalah tipe belajar yang tingkatnya paling tinggi
dan kompleks dibandingkan dengan tipe belajar lainnya. Sedangkan
menurut menurut Gunantara dkk dalam [ CITATION Jaz19 \l
1033 ] kemampuan pemecahan masalah merupakan kecakapan atau
potensi yang dimiliki seseorang atau siswa dalam menyelesaikan
permasalahan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal
serupa juga dapat ditemui pada pendapat Widjajati
dalam[ CITATION Wid13 \l 1033 ] bahwa kemampuan
pemecahan masalah adalah suatu kemampuan yang digunakan dalam
memecahkan suatu masalah.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah adalah proses berfikir tingkat
tinggi siswa dalam menyelasaikan masalah serta penerapan dalam
kehidupan sehari – hari.

3. Tahapan Analisis Newman


Tahapan analisis dikembangkan oleh Anne Newman pada
tahun 1977. Tahapan analisis Newman merupakan tahapan untuk
memahami dan menganalisis bagaimana siswa memecahkan
masalah berbentuk soal cerita [ CITATION Vis13 \l 1033 ].
Menurut Newman dalam [ CITATION Vis13 \l 1033 ],
bahwa ketika siswa berusaha menjawab sebuah permasalahan
berbentuk soal cerita, maka siswa tersebut telah melewati
serangkaian rintangan berupa tahapan dalam pemecahan masalah,
yang meliputi :
a. Membaca masalah (Reading)
Ketika seorang membaca sebuah teks, maka oleh pembaca
akan dipresentasikan sesuai dengan pemahamannya terhadap apa
9

yang dibacanya atau dikenal sebagai hasil representasi sesuai dengan


pemahaman mental pembaca tersebut. Selanjutnya, kemampuan
membaca siswa dalam menghadapi masalah berpengaruh terhadap
bagaimana siswa tersebut akan memecahkan masalah. Untuk
mengecek kemampuan siswa, siswa diminta mengartikan kata – kata
penting yang diberikan pada soal.
b. Memahami masalah (Comprehension)
Pada tahapan ini siswa harus bisa menunjukkan ide masalah
dalam matematika direpresentasikan ke dalam unsur diketahui,
ditanya dan prasyarat. Selanjutnya siswa diminta menyebutkan apa
saja yang diketahui dan ditanya dalam masalah untuk mengecek
kemampuan memahami masalah siswa.
c. Transformasi Masalah (Transformation)
Pada tahap ini, siswa mencoba mencari hubungan antara
yang diketahui dan yang ditanyakan. Untuk mengecek kemampuan
mentransformasikan masalah, siswa diminta menentukan metode,
prosedur atau strategi apa yang akan digunakan dalam
menyelesaikan soal.
d. Ketrampilan memproses (Process Skill)
Pada tahap ini, siswa diminta mengimplementasikan
rancangan rencana pemecahan masalah melalui tahapan transformasi
masalah untuk menghasilkan sebuah solusi yang diinginkan. Pada
tahapan ini untuk mengecek ketrampilan memproses, siswa diminta
menyelesaikan soal cerita sesuai dengan aturan – aturan matematika
yang telah direncanakan.
e. Penulisan Jawaban (Encoding)
Pada tahapan ini siswa dikatakan telah mencapai tahap
penulisan jawaban apabila siswa dapat menuliskan jawaban yang
ditanyakan secara tepat. Selanjutnya untuk mengecek kemampuan
penulisan jawaban, siswa diminta melakukan pengecekan kembali
terhadap jawaban dan siswa diminta menginterpretasikan
kesimpulan.
Berikut penskoran tes kemampuan pemecahan masalah
matematis (KPMM) menurut tahapan analisis Newman.
10

Tabel 2.1 Penskoran Tes KPMM

Indikator
N Pemecahan
o Masalah Indikator Skor
Matematis
Siswa mampu membaca masalah
dengan mengerti semua istilah,
Membaca
kata – kata, kalimat dan symbol
Masalah
1 sulit yang dicetak tebal dalam 0
(reading)
masalah dari ketepatan
mengartikan ke bahasa kurang dari
35%
Siswa mampu membaca masalah
dengan mengerti semua istilah,
kata – kata, kalimat dan symbol
sulit yang dicetak tebal dalam 1
masalah dari ketepatan
mengartikan ke bahasa kurang dari
35% - 59,99%
Siswa mampu membaca masalah
dengan mengerti semua istilah,
kata – kata, kalimat dan symbol
sulit yang dicetak tebal dalam 2
masalah dari ketepatan
mengartikan ke bahasa kurang dari
60% - 85%
Siswa mampu membaca masalah
dengan mengerti semua istilah,
kata – kata, kalimat dan symbol
sulit yang dicetak tebal dalam 3
masalah dari ketepatan
mengartikan ke bahasa lebih dari
85%
11

Lanjutan Tabel 2.1


Indikator
N Pemecahan
o Masalah Indikator Skor
Matematis
Siswa tidak memahami soal
Memahami
(tidak menuliskan apa yang
2 Masalah 0
diketahui dan ditanyakan pada
(comprehension)
soal)
Siswa menuliskan apa yang
diketahui dan ditanya pada
soal kurang tepat
ATAU 1
Siswa tidak menuliskan apa
yang diketahui dan menuliskan
apa yang ditanya dengan tepat
Siswa menuliskan beberapa
yang diketahui dan
2
menyebutkan apa yang diminta
dengan tepat
Siswa menuliskan apa yang
diketahui dan menyebutkan
apa yang di minta dengan tepat 3
serta menggunakan bahasanya
sendiri

Transformasi Tidak ada rencana atau strategi


3 Masalah penyelesaian atau permodelan 0
(transformation) matematika yang benar
Strategi atau permodelan
matematika yang digunakan 1
tidak jelas atau kurang relevan
Menggunakan strategi yang 2
tertentu dengan benar tetapi
tidak dapat dilanjutkan atau
12

Lanjutan Tabel 2.1


Indikator
N Pemecahan
o Masalah Indikator Skor
Matematis
salah langkah sehingga
mengarah pada jawaban yang
salah
Menggunakan strategi yang
benar dan mengarah 3
kejawaban yang benar pula

Ketrampilan Proses Tidak ada penyelesaian sama


4 0
( process skill) sekali
Ada penyelesaian tetapi
1
prosedur tidak jelas
Menggunakan prosedur
tertentu yang benar dan
mengarah pada kesalahan 2
perhitungan atau mengarah
pada jawaban yang salah
Menggunakan prosedur
tertentu yang benar dan
jawabannya benar pula serta
3
mampu menjelaskan alasan
dalam proses pemecahannya
dengan jelas dan benar

Penulisan Jawaban Tidak ada pengecekan jawaban


5 0
(encoding) dan tidak ada kesimpulan
Melakukan pengecekan namun
tidak ada kesimpulan yang 1
diberikan
Melakukan pengecekan pada 2
terhadap prosedur namun
13

Lanjutan Tabel 2.1


Indikator
N Pemecahan
o Masalah Indikator Skor
Matematis
kesimpulan yang diberikan
kurang tepat
Melakukan pengecekan dan
kesimpulan yang diberikan 3
tepat
(Sumber : [ CITATION Vis13 \l 1033 ])

Hasil analisis kemampuan pemecahan masalah pada tiap


tahapan analisis Newman kemudian digunakan untuk
mengelompokan siswa ke dalam tingkatan kemampuan pemecahan
masalah yaitu tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Berikut
kriteria pengelompokan berdasarkan Arikunto dalam [ CITATION
Vis13 \l 1033 ]
a. Kemampuan Tinggi (ST) : nilai ≥ 88
b. Kemampuan Sedang (SS) : 59 ≤nilai ≤ 88
c. Kemampuan Rendah (SR) : nilai ≤ 59
Hasil analisis kemampuan pemecahan masalah
tersebut juga peneliti gunakan untuk mengetahui pencapaian
kemampuan pemecahaan masalah matematis subjek yang peneliti
pilih dari keseluruhan siswa. Untuk kategori persentase pencapaian
kemampuan pemecahan masalah, peneliti menggunakan lima
kategori dari Syah dalam [ CITATION Nur \l 1033 ].
14

Tabel 2.2 Kualifikasi Penguasaan KPMM

Tingkat Penguasaan Kriteria


81% - 100% Sangat Tinggi
61% - 80 % Tinggi
41% - 60 % Sedang
21 % - 40 % Rendah
0 % - 20 % Sangat rendah
(Sumber : Syah dalam [ CITATION Nur \l 1033 ])

Selain untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah,


tahapan analisis Newman juga peneliti gunakan untuk menganalisis
kesalahan yang dilakukan siswa di tiap soal. Analisis kesalahan
tersebut berdasarkan langkah – langkah kesalahan pada lima tahapan
pada indikator Newman. Menurut Fitriatien ([ CITATION Fit19 \l
1033 ] beberapa langkah – langkah kesalahan tersebut yaitu
kesalahan dalam membaca (reading error); kesalahan memahami
masalah (comprehension error); kesalahan transformasi
(transformation error); kesalahan ketrampilan proses (process skill
error); dan kesalahan penulisan jawaban (encoding error).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tahapan
analisis Newman adalah suatu metode untuk menganalisis
kemampuan pemecahan matematis siswa dalam menyelesaikan soal
cerita menggunakan lima tahapan pada indikator Newman yaitu
tahap membaca, memahami masalah, transformasi masalah,
ketrampilan proses dan penulisan jawaban.
4. Pola Bilangan
a. Pengertian Pola Bilangan
Pola Bilangan dapat diartikan sebagai susunan bilangan yang
mempunyai bentuk teratur dari bentuk yang satu ke bentuk
berikutnya [ CITATION Nur18 \l 1033 ].
b. Macam – macam pola bilangan
15

Berikut macam – macam Pola Bilangan [ CITATION


Nur18 \l 1033 ] :
1) Pola Garis Lurus
Merupakan pola bilangan yang sederhana, suatu bilangan hanya
digambarkan dengan noktah yang mengikuti pola garis lurus.
2) Pola Persegi Panjang
Pada pola ini noktah – noktah disusun menyerupai bentuk persegi
panjang hanya saja bilangan yang digunakan bukan bilangan
prima
3) Pola Persegi
Pada pola ini noktah – noktah disusun menyerupai bentuk
persegi.
4) Pola Segitiga
Pada pola ini noktah – noktah disusun menyerupai bentuk
segitiga.
5) Pola Bilangan Ganjil
Memiliki aturan sebagai berikut :
a) Bilangan 1 sebagai bilangan awal
b) Bilangan selanjutnya memiliki selisih 2 dengan bilangan
sebelumnya.
6) Pola Bilangan Genap
Memiliki aturan sebagai berikut :
a) Bilangan 2 sebagai bilangan awal.
b) Bilangan selanjutnya memiliki selisih 2 dengan bilangan
sebelumnya.
7) Pola Bilangan Kubus
Pola kubus terbentuk dari bilangan kubik, yaitu pola bilangan
selanjutnya merupakan hasil pangkat tiga dari bilangan
sebelumnya.
8) Pola Bilangan Segitiga Pascal
Bilangan – bilangan yang disusun menggunakan pola segitiga
pascal memiliki pola yang unik. Adapun aturan – aturan untuk
membentuk pola tersebut, sebagai berikut :
a) Angka 1 merupakan angka awal atau puncak
16

b) Simpan dua bilangan dibawahnya, oleh karena angka awal


dan akhir selalu angka 1
c) Jumlahkan bilangan yang berdampingan, kemudian simpan
hasilnya dibagian tengah bawah kedua bilangan tersebut.
d) Proses ini dilakukan terus sampaibatas susunan bilangan yang
diminta
9) Pola Bilangan Fibonacci
Merupakan pola bilangan dimana jumlah bilangan setelah
merupakan hasil dari penjumlahan dari dua bilangan sebelumnya.
c. Pengertian Barisan dan Deret
Barisan adalah suatu barisan bilangan yang punya pola tertentu.
Sedangkan deret adalah jumlah – jumlah suku suatu barisan.
Barisan dilambangkan dengan Un sedangkan Deret dilambakan
dengan Sn. Barisan dan deret bilangan ada dua jenis yaitu
aritmatika dan geometri

B. Tinjauan Penelitian yang Relevan


Berikut beberapa penelitian yang dijadikan referensi untuk penelitian
ini :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati dan Zanthy pada tahun
2018, dengan judul “Analisis kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa MTS pada materi pola bilangan”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa MTs di Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini
dilakukan kepada 32 siswa MTs dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Insrumen yang digunakan adalah lima butir
soal kemampuan pemecahan masalah matematis disertai
wawancara kepada siswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa MTs di Desa
Kertamukti masih rendah. [ CITATION Nur \l 1033 ]
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Widianti Utami dan
Dhoriva Urwatul Wutsqa pada tahun 2017 dengan judul “Analisis
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dan Self - Efficacy
Siswa SMP Negeri di Kabupaten Ciamis”. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan
17

masalah matematika, self-efficacy siswa dan hubungan antara


kemampuan pemecahan masalah dan self-efficacy siswa kelas
VIII SMP Negeri di Kabupaten Ciamis. Penelitian ini adalah
penelitian survei. Subjek penelitian terdiri dari 389 siswa kelas
VIII SMP Negeri di Kabupaten Ciamis yang berasal dari 13
sekolah dengan kategori strata tinggi, sedang dan rendah. Sampel
dalam penelitian ini ditentukan dengan stratified proporsional
random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 389
siswa yang dijadikan subjek penelitian memiliki kemampuan
pemecahan masalah dalam kriteria rendah. Faktor yang
menyebabkan keadaan tersebut diantaranya siswa kurang
memahami informasi pada soal, siswa kurang mampu membuat
model matematis, dan siswa kurang teliti dalam menyelesaikan
soal. Hubungan kemampuan pemecahan masalah matematika dan
self-efficacy siswa termasuk kategori sangat rendah.
[ CITATION Uta17 \l 1033 ]
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahmawati Fitriatien di
SMPN Dharma Wanita Surabaya dengan judul “Analisis
Kesalahan Dalam Menyelesaikam Soal Cerita Matematika
Berdasarkan Newman”. Tujuan penelitian ini untuk
mendeskripsikan jenis kesalahan serta penyebab siswa kelas VIII
–E SMP Dharma Wanita Surabaya dalam menyelesaikan soal
cerita materi koordinat kartesius menggunakan prosedur analisis
kesalahan Newman. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini ada dua yaitu tes dan wawancara. Peneliti pada
penelitian ini memilih tiga subjek dari keseluruhan siswa kelas
VIII E. Hasil penelitian menunjukan subjek pertama mewakili
siswa yang melakukan kesalahan pada lima tahapan, subjek kedua
mewakili siswa yang melakukan kesalahan pada tiga tahapan
yaitu : tahap memahami masalah, tahap ketrampilan proses, dan
tahap penulisan jawaban. Subjek ketiga mewakili siswa yang
melakukan kesalahan pada tiga tahapan yaitu : tahap memahami
masalah, tahap ketrampilan proses, dan tahap penulisan jawaban,
18

yaitu : tahap transformasi masalah, tahap keterampilan proses,


dan tahap penulisan jawaban.[ CITATION Fit19 \l 1033 ]

C. Kerangka Konseptual
Menurut Sugiyono, kerangka konseptual merupakan sintesa
tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori
yang telah dideskripsikan[ CITATION Sug18 \l 1033 ]. Kerangka
konseptual dalam penelitian ini adalah:
19

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

D. Asumsi
Pada penelitian ini, agar data yang diperoleh dapat
SISWA SMPN 3
WARU KELAS VIII A
A

TES KEMAMPUAN
PEMECAHAN
MASALAH

PEMILIHAN SUBJEK DATA HASIL TES


SUBJEK

WAWANCARA TAHAPAN
SUBJEK ANALISIS NEWMAN

KESIMPULAN

dipertanggung jawabkan, maka dalam penelitian ini diasumsikan


sebagai berikut :
1. Siswa telah mempelajari materi pola bilangan dengan baik.
Kriteria baik yang dimaksud peneliti adalah siswa telah mengikuti
20

pembelajaran serta telah tuntas atau lulus untuk pembelajaran


materi pola bilngan
2. Aktivitas siswa dalam penelitian memenuhi kriteria berikut ;
a. Pengerjaan tes oleh siswa dilakukan dengan kondisi optimal.
Kondisi optimal yang dimaksud, yaitu siswa melakukan
pengerjaan tes dalam kondisi sehat serta sudah
mempersiapkan diri untuk pengerjaan tes tersebut.
b. Siswa tidak melakukan kecurangan dalam tes. Kondisi
tersebut diperkuat dengan pengawasan dilakukan oleh peneliti
dalam pelaksanaan tes.
c. Siswa mengikuti tahap wawancara dengan baik yaitu dengan
menjawab pertanyaan sesuai yang ditanya oleh peneliti serta
jawaban yag diberikan sesuai dengan keadaan.
21
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah
deskriptif. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa SMP pada materi pola bilangan
Penelitian ini terdiri dua tahap yaitu tahap tes dan tahap
wawancara. Tes dilakukan kepada seluruh siswa kelas VIII A SMPN
3 Waru. Dari hasil tes tersebut, peneliti memilih siswa untuk
dijadikan Subjek penelitian. Subjek yang terpilih selanjutnya
diwawancarai untuk mencari penjelasan dan keterangan yang
berkaitan dengan data yang diperoleh dari tahap tes. Selanjutnya data
tahap tes dan data tahap wawancara subjek dianalisis untuk
penarikan kesimpulan.

B. Data dan Sumber Data


Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data
deskriptif yang diperoleh dari hasil tes siswa dalam mengerjakan
soal materi pola bilangan dalam bentuk uraian, serta hasil
wawancara. Untuk sumber data pada penelitian ini diperoleh dari
siswa yang peneliti pilih dari masing – masing kategori kemampuan
yaitu tinggi,sedang dan rendah, dimana masing – masing kategori
dipilih dua siswa untuk dijadikan subjek penelitian. Dalam pemilihan
subjek tersebut peneliti mempertimbangkan banyak kesalahan
beserta variasi kesalahan yang dilakukan oleh siswa di tiap soal.
Selain itu, peneliti juga mempertimbangkan kemampuan siswa
dalam berkomunikasi secara langsung untuk memudahkan peneliti
dalam melakukan wawancara

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan upaya peneliti dalam
mengumpulkan data yang diperoleh di lapangan. Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik
wawancara.
21
22

1. Teknik tes
Tes yang digunakan adalah tes jenis uraian. Tes ini bertujuan
untuk mengumpulkan data dimana data tersebut akan dianalisis
menggunakan tahapan analisis Newman. Hasil analisis ada dua jenis
yaitu skor dan deskripsi. Analisis skor digunakan untuk mencari nilai
akhir, dimana nilai akhir tersebut akan digunakan untuk menentukan
kategori kemampuan siswa yaitu rendah, sedang dan tinggi. Berikut
rumus yang peneliti gunakan :

SKOR TOTAL SISWA


Nilai Akhir (NA) = x 100
SKOR IDEAL

Keterangan :
Skor Total : Skor keseluruhan soal nomor 1 sampai dengan nomor
3 yang diperoleh siswa.
Skor ideal : Skor keseluruhan soal nomor 1 sampai dengan nomor
3 bila jawaban siswa benar semua. Skor ideal pada tes
ini adalah 45.

Sedangkan analisis deskripsi, digunakan untuk menjelaskan


kondisi dari jawaban siswa di setiap indikator tahapan analisis
Newman.
2. Teknik Wawancara
Teknik ini dilakukan setelah data hasil tes dianalisis dan
ditemukan permasalahan – permasalahan. Teknik ini bertujuan
menggali informasi langsung dari siswa tentang permasalahan yang
ditemukan pada analisis data tes. Pada tahap wawancara, peneliti
melakukan penghalusan hasil wawancara ke dalam rekapitulasi
tertulis sebanyak tiga kali.

D. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua instrument,
yaitu soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan daftar
pertanyaan wawancara.
23
24

1. Soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis


Soal tes yang digunakan terdiri tiga soal berbentuk uraian
dengan materi pola bilangan. Soal nomor 1 berkategori C3
(penerapan), soal nomor 2 berkategori C3 (penerapan), dan soal
nomor berkategori C4 (analisis). Untuk pengkategorian soal, peneliti
menggunakan revisi Taksonomi Bloom [ CITATION Nin18 \l
1033 ]. Untuk tabel deskripsi dan kata kunci revisi Taksonomi
Bloom, peneliti sajikan di bagian lampiran 5.
Untuk soal nomor 1, siswa diminta menerapkan kemampuan
mencari pola pada suatu barisan dimana pola yang dicari adalah pola
bilangan tingkat dua. Dimana pola bilangan tingkat dua masih sedikit
penggunaannya dalam pembelajaran daripada pola bilangan tingkat
satu. Soal nomor 1 memberikan situasi baru untuk penerapan
kemampuan siswa dalam mencari pola bilangan. Oleh karena itu soal
nomor 1 berkategori C3.
Untuk soal nomor 2, siswa diminta menerapkan kemampuan
mencari bilangan awal dan akhir pada suatu barisan dimana yang
diketahui hanya beda dan total barisan. Permasalahan ini merupakan
peningkatan dari penerapan masalah deret dan baris yang biasanya
menyajikan informasi berupa beda dan bentuk barisan. Pada Soal
nomor 2 memberikan situasi baru untuk penerapan kemampuan
siswa dalam mencari pola bilangan. Oleh karena itu soal nomor 2
berkategori C3.
Untuk soal nomor 3, siswa diminta menerapkan kemampuan
mencari pola bilangan pada dua barisan dimana dua barisan tersebut
disajikan pada satu bentuk pola konfigurasi. Pada soal nomor 3 siswa
harus memilah dan membandingkan pola pada dua barisan tersebut
untuk dapat mencari nilai barisan yang diminta soal. Oleh karena itu
soal nomor 3 berkategori C4.
Untuk validasi soal, peneliti mengajukan validasi ke guru
pamong yaitu Bu Jo Estu Nugrahenny S,Pd untuk mengetahui layak
dan tidak layaknya instrumen tersebut digunakan pada siswa SMPN
3 Waru terutama kelas VIII. Validasi yang digunakan adalah lembar
validasi. Hasil validasi terlampir pada lampiran 6.
25

2. Daftar pertanyaan wawancara


Pertanyaan yang dibuat sesuai dengan tahapan analisis
Newman sehingga setiap pertanyaan mewakili tiap tahapan analisis
Newman. Pertanyaan - pertanyaan tersebut menggali informasi siswa
terhadap jawaban yang diberikan pada tahap tes di tiap tahapan
pemecahan masalah menurut Newman. Sehingga dari pertanyaan
tersebut dapat diketahui keterangan dan penjelasan dari siswa
mengenai jawaban soal yang dikerjakan pada tahap tes.

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah prosedur analisis data kualitatif. Prosedur penelelitiannya
adalah sebagai berikut.
1. Reduksi data
Pada proses ini, dilakukan pemilahan data serta
perangkuman. Dimana data disaring dan dipilah untuk disajikan
dalam laporan penelitian. Penyaringan dan pemilahan data ini
dilakukan pada saat pemilihan subjek. Subjek terpilih, peneliti
berfokus pada data subjek tersebut. Data – data dari subjek tersebut
akan dipilah lagi dan dibatasi untuk lebih fokus pada tiga
pembahasan yaitu penggunaan strategi penyelesaian, kategori
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa serta kesalahan
dan penyebab kesalahan. Data – data ini didapat dari teknik tes dan
wawancara. Data dari tes berisi informasi umun tentang penggunaan
strategi, tingkat kemampuan dan banyak serta jenis kesalahan. Data
dari wawancara akan berisi keterangan serta penyebab dari jawaban
siswa pada tahap tes.
2. Penyajian data
Setelah dipilah dan dirangkum, data disajikan secara
sistematis dan naratif guna untuk membantu peneliti dalam
penarikan kesimpulan
3. Verifikasi data
26

Verifikasi atau penarikan kesimpulan dilakukan setelah


semua data dari tes dan wawancara terkumpul, tereduksi dan telah
tersaji dengan sistematis.

F. Keabsahan Data
Dalam menguji hasil penelitian, peneliti menggunakan
triangulasi teknik, yaitu teknik tes dan teknik wawancara. Dimana
hasil yang siswa peroleh di tahap tes di periksa ulang atau dicari
penjelasan atau keterangan di tahap wawancara. Bila hasilnya kurang
sesuai maka akan dilakukan tes ulang dengan sumber data yang sama
sampai data dari tahap tes sesuai dengan data dari tahap wawancara.
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A SMPN 3 Waru
dengan tujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa SMP pada materi pola bilangan. Penelitian
berdasar pada tahapan analisis Newman yang meliputi tahap
membaca, memahami masalah, transformasi masalah, ketrampilan
proses dan penulisan jawaban. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa tes tertulis yang terdiri dari tiga soal cerita dan
wawancara. Penelitian terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap
perencanaan ,tahap pelaksanaan penelitian dan tahap pembahasan.
Berikut uraian dari ketiga tahapan tersebut.
1. Tahap Perencanaan
Tahap ini diawali dengan permohonan ijin, mempersiapkan
instrumen penelitan serta pemilihan kelas. Pada tanggal 14 Oktober
2019, peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian pada pihak
SMPN 3 Waru dengan memberikan surat pengantar permohonan ijin
penelitian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
PGRI Adi Buana Surabaya kepada pihak sekolah SMPN 3 Waru.
Hasil dari tahap ini terlampir pada lampiran 3.
Tahap selanjutnya adalah mempersiapkan instrumen
penelitian. Intrumen yang digunakan adalah soal pemecahan masalah
berbentuk uraian yang berisi 3 soal cerita, pedoman wawancara dan
pedoman pemberian skor pada tes kemampuan pemecahan masalah.
Untuk instrument tes, peneliti mengajukan validasi ke guru pamong
yaitu Bu Jo Estu Nugrahenny S,Pd untuk mengetahui layak dan tidak
layaknya instrumen tersebut digunakan pada siswa SMPN 3 Waru
terutama kelas VIII. Pengajuan Validasi ini dilakukan pada tanggal
14 Oktober 2019 . Hasil tahap ini terlampir pada lampiran 6.
Selain pengajuan validasi, peneliti juga berkonsultasi dengan
guru pamong utnuk memilih kelas yang akan dijadikan subjek
penelitian. Mengingat materi yang digunakan adalah pola bilangan
sehingga kelas yang diambil adalah kelas VIII. Kelas VIII sendiri
ada A s/d I, dari kesembilan kelas tersebut, peneliti mengambil kelas
VIII A dikarenakan kelas tersebut sudah tuntas untuk materi
27
28

pelajaran yang pada saat itu sedang di tempuh, sehingga memiliki


waktu untuk dijadikan subjek penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian merupakan suatu tahap
pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada
penelitian ini adalah tes dan wawancara. Teknik tes dilakukan pada
tanggal 30 Oktober 2019 sedangkan teknik wawancara tanggal 1
November 2019.
Teknik tes menggunakan instrument berupa 3 soal tes
kemampuan pemecahan masalah matematis berbentuk uraian. Tes ini
diberikan pada kelas VIII A dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa.
Berikut skor kemampuan pemecahan masalah matematis (KPMM)
dari hasil tes tersebut.

Tabel 4.1 Skor KPPM Soal Nomor 1

Soal Nomor 1 Skor


Absen
T1 T2 T3 T4 T5
1 3 3 3 2 2 13
2 3 0 3 3 3 12
3 3 0 3 3 1 10
4 3 0 3 3 2 11
5 3 0 3 2 2 10
6 3 0 3 3 1 10
7 3 3 3 3 2 14
8 3 0 3 2 0 8
9 3 1 3 3 3 13
10 3 3 3 3 3 15
11 3 1 3 3 1 11
12 2 1 3 2 0 8
13 3 0 3 3 2 11
Lanjutan Tabel 4.1

29

Soal Nomor 1 Skor


Absen
T1 T2 T3 T4 T5
14 3 0 3 3 3 12
15 3 3 3 3 2 14
16 2 0 3 2 2 9
17 3 0 3 3 2 11
18 3 0 3 3 2 11
19 2 3 3 2 2 12
20 3 0 3 3 3 12
21 3 0 3 3 3 12
22 3 3 3 2 3 14
23 2 0 3 2 2 9
24 3 3 3 3 2 14
25 2 3 3 2 2 12
26 3 3 3 3 3 15
27 3 0 3 3 3 12
28 3 0 3 3 2 11
29 3 3 3 3 1 13
30 3 1 3 2 3 12
31 3 0 3 3 0 9
32 3 1 3 3 3 13
(Sumber: Olah Data Primer, 2019)

Keterangan :
T1 = Tahap Membaca Masalah (Reading)
T2 = Tahap Memahami Masalah (Comprehension)
T3 = Tahap Transformasi Masalah (Transformation)
T4 = Tahap Ketrampilan Memproses (Process Skill)
T5 = Tahap Penulisan Jawaban (Encoding)
30

Tabel 4.2 Skor KPPM Soal Nomor 2

Soal Nomor 2 Skor


Absen
T1 T2 T3 T4 T5
1 2 3 1 1 0 7
2 2 0 1 1 2 6
3 3 0 3 3 3 12
4 3 0 3 1 2 9
5 2 0 1 1 2 6
6 2 0 1 1 2 6
7 2 3 1 1 2 9
8 3 0 3 1 2 9
9 2 1 1 1 0 5
10 2 3 1 1 2 9
11 2 0 1 1 0 4
12 2 0 1 1 0 4
13 2 0 1 1 0 4
14 3 0 3 2 2 10
15 3 3 1 1 0 8
16 2 0 0 0 3 5
17 3 0 1 1 3 8
18 2 0 0 0 3 5
19 2 3 1 1 0 7
20 3 0 3 3 0 9
21 2 0 1 1 2 6
22 2 0 1 1 2 6
23 2 0 1 1 2 6
24 2 3 1 1 2 9
Lanjutan Tabel 4.2

31

Soal Nomor 2 Skor


Absen
T1 T2 T3 T4 T5
25 2 1 1 1 0 5
26 2 3 1 1 2 9
27 2 0 1 1 0 4
28 2 0 1 1 2 6
29 3 1 2 0 2 8
30 2 1 1 1 2 7
31 2 0 1 1 2 6
32 2 1 1 1 0 5
(Sumber: Olah Data Primer, 2019)
Keterangan :
T1 = Tahap Membaca Masalah (Reading)
T2 = Tahap Memahami Masalah (Comprehension)
T3 = Tahap Transformasi Masalah (Transformation)
T4 = Tahap Ketrampilan Memproses (Process Skill)
T5 = Tahap Penulisan Jawaban (Encoding)
32

Tabel 4.3 Skor KPPM Soal Nomor 3

Soal Nomor 3 Skor


Absen
T1 T2 T3 T4 T5
1 2 3 1 1 2 9
2 2 0 1 1 2 6
3 2 0 1 1 2 6
4 2 0 1 1 0 4
5 2 0 1 1 0 4
6 3 0 3 3 1 10
7 2 3 1 1 2 9
8 2 0 1 1 0 4
9 2 0 1 1 2 6
10 2 3 1 1 0 7
11 2 0 1 1 0 4
12 2 0 1 1 0 4
13 2 0 1 1 0 4
14 3 0 3 2 2 10
15 2 3 1 1 0 7
16 2 0 1 1 0 4
17 2 0 1 1 2 6
18 2 0 1 1 0 4
19 2 3 1 1 2 9
20 2 0 1 1 0 4
21 2 0 1 1 0 4
22 3 0 2 2 2 9
23 2 0 1 1 0 4
24 3 3 2 2 2 12
33

Lanjutan Tabel 4.3


Soal Nomor 3 Skor
Absen
T1 T2 T3 T4 T5
25 2 0 1 1 0 4
26 3 3 2 2 2 12
27 2 0 1 1 2 6
28 2 0 1 1 0 4
29 2 0 1 1 0 4
30 2 1 1 1 0 5
31 2 0 1 1 2 6
32 2 1 1 1 0 5
(Sumber: Olah Data Primer, 2019)
Keterangan :
T1 = Tahap Membaca Masalah (Reading)
T2 = Tahap Memahami Masalah (Comprehension)
T3 = Tahap Transformasi Masalah (Transformation)
T4 = Tahap Ketrampilan Memproses (Process Skill)
T5 = Tahap Penulisan Jawaban (Encoding)

Langkah selanjutnya adalah mencari nilai akhir. Nilai akhir


digunakan untuk menentukan kategori kemampuan siswa. Untuk
mencari nilai akhir, peneliti menggunakan rumus :
SKOR TOTAL SISWA
Nilai Akhir (NA) = x 100
SKOR IDEAL

Berikut peneliti sajikan hasil perhitungan nilai akhir dari tes


kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMPN 3 Waru.
34

Tabel 4.4 Nilai Akhir Tes KPMM

Skor Skor Skor


Soal Soal Soal Total Nilai
Absen
Nomor Nomor Nomor Skor Akhir
1 2 3

1 13 7 9 29 64
2 12 6 6 24 53
3 10 12 6 28 62
4 11 9 4 24 53
5 10 6 4 20 44
6 10 6 10 26 58
7 14 9 9 32 71
8 8 9 4 21 47
9 13 5 6 24 53
10 15 9 7 31 69
11 11 4 4 19 42
12 8 4 4 16 36
13 11 4 4 19 42
14 12 10 10 32 71
15 14 8 7 29 64
16 9 5 4 18 40
17 11 8 6 25 56
18 11 5 4 20 44
19 12 7 9 28 62
20 12 9 4 25 56
21 12 6 4 22 49
22 14 6 9 29 64
23 9 6 4 19 42
Lanjutan Tabel 4.4
35

Skor Skor Skor


Soal Soal Soal Total Nilai
Absen
Nomor Nomor Nomor Skor Akhir
1 2 3

24 14 9 12 35 78
25 12 5 4 21 47
26 15 9 12 36 80
27 12 4 6 22 49
28 11 6 4 21 47
29 13 8 4 25 56
30 12 7 5 24 53
31 9 6 6 21 47
32 13 5 5 23 51
(Sumber: Olah Data Primer, 2019)

Menurut Arikunto dalam [ CITATION Vis13 \l 1033 ]


kriteria pengelompokan kemampuan siswa sebagai berikut
a. Kemampuan Tinggi (ST) : nilai ≥ 88
b. Kemampuan Sedang (SS) : 59 ≤nilai ≤ 88
c. Kemapuan Rendah (SR) : nilai ≤ 59
Berdasarkan kriteria tersebut maka dapat diketahui bahwa
data yang diperoleh dalam tes menunjukkan dua kelompok tingkat
kemampuan yaitu sedang dan rendah. Berikut pengelompokan data
tersebut berdasarkan kriteria Arikunto.

Tabel 4.5 Kategori KPMM


36

Absen Total Skor Nilai Akhir Kriteria

26 36 80 SEDANG
24 35 78 SEDANG
7 32 71 SEDANG
14 32 71 SEDANG
10 31 69 SEDANG
1 29 64 SEDANG
15 29 64 SEDANG
22 29 64 SEDANG
3 28 62 SEDANG
19 28 62 SEDANG
6 26 58 RENDAH
17 25 56 RENDAH
20 25 56 RENDAH
29 25 56 RENDAH
2 24 53 RENDAH
4 24 53 RENDAH
9 24 53 RENDAH
30 24 53 RENDAH
32 23 51 RENDAH
21 22 49 RENDAH
27 22 49 RENDAH
8 21 47 RENDAH
25 21 47 RENDAH
28 21 47 RENDAH
31 21 47 RENDAH
Lanjutan Tabel 4.5 37

Absen Total Skor Nilai Akhir Kriteria

5 20 44 RENDAH
18 20 44 RENDAH
11 19 42 RENDAH
13 19 42 RENDAH
23 19 42 RENDAH
16 18 40 RENDAH
12 16 36 RENDAH
(Sumber: Olah Data Primer, 2019)

Langkah selanjutnya, peneliti menganalisis kesalahan siswa


untuk mengetahui banyak kesalahan beserta variasi kesalahan yang
dilakukan di tiap soal. Berikut peneliti sajikan hasil analisis
kesalahan berdasarkan lima tahap pada indikator Newman.
38

Tabel 4.6 Analisis Kesalahan Soal Nomor 1

Banyak
Soal Nomor 1
Absen Kesalahan
T1 T2 T3 T4 T5
1 0 0 0 1 1 2
2 0 1 0 0 0 1
3 0 1 0 0 1 2
4 0 1 0 0 1 2
5 0 1 0 1 1 3
6 0 1 0 0 1 2
7 0 0 0 0 1 1
8 0 1 0 1 1 3
9 0 1 0 0 0 1
10 0 0 0 0 0 0
11 0 1 0 0 1 2
12 1 1 0 1 1 4
13 0 1 0 0 1 2
14 0 1 0 0 0 1
15 0 0 0 0 1 1
16 1 1 0 1 1 4
17 0 1 0 0 1 2
18 0 1 0 0 1 2
19 1 0 0 1 1 3
20 0 1 0 0 0 1
21 0 1 0 0 0 1
22 0 0 0 1 0 1
23 1 1 0 1 1 4
24 0 0 0 0 1 1
39
Lanjutan Tabel 4.6
Banyak
Soal Nomor 1
Absen Kesalahan
T1 T2 T3 T4 T5
25 1 0 0 1 1 3
26 0 0 0 0 0 0
27 0 1 0 0 0 1
28 0 1 0 0 1 2
29 0 0 0 0 1 1
30 0 1 0 1 0 2
31 0 1 0 0 1 2
32 0 1 0 0 0 1
(Sumber: Olah Data Primer, 2019)
Keterangan :
T1 = Tahap Membaca Masalah (Reading)
T2 = Tahap Memahami Masalah (Comprehension)
T3 = Tahap Transformasi Masalah (Transformation)
T4 = Tahap Ketrampilan Memproses (Process Skill)
T5 = Tahap Penulisan Jawaban (Encoding)
40

Tabel 4.7 Analisis Kesalahan Soal Nomor 2

Banyak
Soal Nomor 2
Absen Kesalahan
T1 T2 T3 T4 T5
1 1 0 1 1 1 4
2 1 1 1 1 1 5
3 0 1 0 0 0 1
4 0 1 0 1 1 3
5 1 1 1 1 1 5
6 1 1 1 1 1 5
7 1 0 1 1 1 4
8 0 1 0 1 1 3
9 1 1 1 1 1 5
10 1 0 1 1 1 4
11 1 1 1 1 1 5
12 1 1 1 1 1 5
13 1 1 1 1 1 5
14 0 1 0 1 1 3
15 0 0 1 1 1 3
16 1 1 1 1 0 4
17 0 1 1 1 0 3
18 1 1 1 1 0 4
19 1 0 1 1 1 4
20 0 1 0 0 1 2
21 1 1 1 1 1 5
22 1 1 1 1 1 5
23 1 1 1 1 1 5
24 1 0 1 1 1 4
25 1 1 1 1 1 5
26 1 0 1 1 1 4
41
Lanjutan Tabel 4.7
Banyak
Soal Nomor 2
Absen Kesalahan
T1 T2 T3 T4 T5
27 1 1 1 1 1 5
28 1 1 1 1 1 5
29 0 1 1 1 1 4
30 1 1 1 1 1 5
31 1 1 1 1 1 5
32 1 1 1 1 1 5
(Sumber: Olah Data Primer, 2019)
Keterangan :
T1 = Tahap Membaca Masalah (Reading)
T2 = Tahap Memahami Masalah (Comprehension)
T3 = Tahap Transformasi Masalah (Transformation)
T4 = Tahap Ketrampilan Memproses (Process Skill)
T5 = Tahap Penulisan Jawaban (Encoding)
42

Tabel 4.8 Analisis Kesalahan Soal Nomor 3

Banyak
Soal Nomor 3
Absen Kesalahan
T1 T2 T3 T4 T5
1 1 0 1 1 1 4
2 1 1 1 1 1 5
3 1 1 1 1 1 5
4 1 1 1 1 1 5
5 1 1 1 1 1 5
6 0 1 0 0 1 2
7 1 0 1 1 1 4
8 1 1 1 1 1 5
9 1 1 1 1 1 5
10 1 0 1 1 1 4
11 1 1 1 1 1 5
12 1 1 1 1 1 5
13 1 1 1 1 1 5
14 0 1 0 1 1 3
15 1 0 1 1 1 4
16 1 1 1 1 1 5
17 1 1 1 1 1 5
18 1 1 1 1 1 5
19 1 0 1 1 1 4
20 1 1 1 1 1 5
21 1 1 1 1 1 5
22 0 1 1 1 1 4
23 1 1 1 1 1 5
24 0 0 1 1 1 3
25 1 1 1 1 1 5
26 0 0 1 1 1 3
Lanjutan Tabel 4.8

43

Banyak
Soal Nomor 3
Absen Kesalahan
T1 T2 T3 T4 T5
27 1 1 1 1 1 5
28 1 1 1 1 1 5
29 1 1 1 1 1 5
30 1 1 1 1 1 5
31 1 1 1 1 1 5
32 1 1 1 1 1 5
(Sumber: Olah Data Primer, 2019)

Keterangan :
T1 = Tahap Membaca Masalah (Reading)
T2 = Tahap Memahami Masalah (Comprehension)
T3 = Tahap Transformasi Masalah (Transformation)
T4 = Tahap Ketrampilan Memproses (Process Skill)
T5 = Tahap Penulisan Jawaban (Encoding)
Selanjutnya, peneliti memilih siswa untuk dijadikan subjek.
Subjek diambil dari setiap kategori ( tinggi, sedang dan rendah )
dimana masing – masing kategori dipilih dua siswa. Mengingat hasil
tes (Tabel 4.5) hanya ada dua kategori yaitu sedang dan rendah,
maka subjek yang dipilih hanya empat siswa ( dua kemampuan
sedang dan dua kemampuan rendah). Pemilihan tersebut didasarkan
pada banyak kesalahan beserta variasi kesalahan yang dilakukan
oleh siswa di tiap soal. Dimana untuk kemampuan sedang, dipilih
dua siswa yang melakukan sedikit kesalahan dengan variasi
kesalahan berbeda antara siswa satu dengan siswa yang lain.
Sedangkan di kemampuan rendah, dipilih dua siswa yang melakukan
banyak kesalahan dengan variasi kesalahan berbeda antara siswa satu
dengan siswa yang lain. Selain itu, peneliti juga mempertimbangkan
kemampuan berkomunikasi siswa. Berikut hasil dari pemilihan
subjek penelitian.
44

Tabel 4.9 Pemilihan Subjek Penelitian

Banyak
Nilai
Absen Kriteria Kesalahan Keterangan
Akhir
Keseluruhan

26 80 Sedang 7 Subjek
24 78 Sedang 8 Bukan Subjek
7 71 Sedang 9 Bukan Subjek
14 71 Sedang 7 Subjek
10 69 Sedang 8 Bukan Subjek
1 64 Sedang 10 Bukan Subjek
15 64 Sedang 8 Bukan Subjek
22 64 Sedang 10 Bukan Subjek
3 62 Sedang 8 Bukan Subjek
19 62 Sedang 11 Bukan Subjek
6 58 Rendah 9 Bukan Subjek
17 56 Rendah 10 Bukan Subjek
20 56 Rendah 8 Bukan Subjek
29 56 Rendah 10 Bukan Subjek
2 53 Rendah 11 Bukan Subjek
4 53 Rendah 10 Bukan Subjek
9 53 Rendah 11 Bukan Subjek
30 53 Rendah 12 Bukan Subjek
32 51 Rendah 11 Bukan Subjek
21 49 Rendah 11 Bukan Subjek
27 49 Rendah 11 Bukan Subjek
8 47 Rendah 11 Bukan Subjek
25 47 Rendah 13 Bukan Subjek
Lanjutan Tabel 4.9
45

Banyak
Nilai
Absen Kriteria Kesalahan Keterangan
Akhir
Keseluruhan

28 47 Rendah 12 Bukan Subjek


31 47 Rendah 12 Bukan Subjek
5 44 Rendah 13 Bukan Subjek
18 44 Rendah 11 Bukan Subjek
11 42 Rendah 12 Subjek
13 42 Rendah 12 Bukan Subjek
23 42 Rendah 14 Bukan Subjek
16 40 Rendah 13 Bukan Subjek
12 36 Rendah 14 Subjek
(Sumber: Olah Data Primer, 2019)
Empat siswa yang terpilih sebagai subjek adalah absen
11,12,14,dan 26. Absen 11 menggunakan kode “S1”, absen 12
menggunakan kode “S2”, absen 14 menggunakan kode “S3” dan
absen 26 menggunakan kode “S4”. Berikut data dari keempat subjek.
46

Tabel 4.10 Subjek Penelitian

Letak Kesalahan Pada Tahap


Analisis Newman Kode
Absen
Soal Soal Soal Subjek
Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3
T2 dan T1,T2,T3,T4 T1,T2,T3,T4
11 S1
T5 dan T5 dan T5
12 T1,T2,T4 T1,T2,T3,T4 T1,T2,T3,T4
S2
dan T5 dan T5 dan T5
14 T2,T4 dan T2,T4 dan
T2 S3
T5 T5
26 T1,T3,T4 T3,T4 dan
S4
dan T5 T5
(Sumber: Olah Data Primer, 2019)

B. Pembahasan
1. Analisis Hasil Tes
Tes dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2019 dengan subjek
dari siswa SMPN 3 Waru kelas VIII-A sejumlah 32 Siswa. Dari tes
tersebut, data dianalisis menggunakan tahap analisis Newman.
Berikut hasil analisis data soal nomor 1 sampai dengan 3.
Soal nomor 1
Seorang tukang menyusun batu bata dengan susunan sebagai
berikut:
Lapisan pertama atau paling atas ada 4 buah, lapisan kedua
ada 12 buah, lapisan ketiga ada 24 buah dan lapisan keempat
ada 40 buah dan seterusnya. Bila lapisan batu bata tersebut
ada sepuluh lapisan. Tentukan :
a. Banyak batu bata pada lapisan ketujuh?
b. Selisih banyak batu bata antara lapisan kelima dan
kesepuluh?
47

Tabel 4.11 Jawaban Subjek Soal Nomor 1

Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
Membaca
1 Masalah
(reading)
Siswa mampu
membaca
masalah
dengan
mengerti
semua istilah,
kata – kata,
kalimat dan
Tidak ada jawaban subjek pada
symbol sulit -
kategori ini
yang dicetak
tebal dalam
masalah dari
ketepatan
mengartikan
ke bahasa
kurang dari
35%
Siswa mampu Tidak ada jawaban subjek pada -
membaca kategori ini
masalah
dengan
mengerti
semua istilah,
kata – kata,
kalimat dan
symbol sulit
48

Lanjutan Indikator
Tabel 4.11
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
yang dicetak
tebal dalam
masalah dari
ketepatan
mengartikan
ke bahasa
kurang dari
35% - 59,99%
Siswa mampu
membaca
masalah
dengan
mengerti
semua istilah,
kata – kata,
kalimat dan
S2
symbol sulit
yang dicetak
tebal dalam Subjek mengartikan konsep
masalah dari selisih sama dengan konsep
ketepatan pengurangan
mengartikan
ke bahasa
kurang dari
60% - 85%
49

Lanjutan Tabel 4.11


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
Siswa mampu
membaca
masalah
dengan
mengerti
semua istilah,
S1,S3,
kata – kata,
dan S4
kalimat dan
symbol sulit
yang dicetak
tebal dalam
masalah dari Subjek memahami kata dan
ketepatan istilah pada soal terbukti dari
mengartikan arah pengerjaan soal untuk
ke bahasa mencari apa yang diminta dari
lebih dari soal
85%

Memahami
Masalah
2
(comprehensi
on)
Siswa tidak S3
memahami
soal (tidak
menuliskan
apa yang
diketahui dan
ditanyakan
pada soal) Subjek tidak menuliskan
50

Lanjutan Tabel 4.11


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
informasi diketahui dan ditanya
yang ada pada soal
Siswa
menuliskan
apa yang
diketahui dan
ditanya pada
soal kurang
tepat
ATAU S1 dan
Siswa tidak S2
menuliskan
apa yang
diketahui dan
menuliskan Subjek hanya menuliskan
apa yang informasi diketahui saja
ditanya
dengan tepat
Siswa
menuliskan
beberapa yang
diketahui dan Tidak ada jawaban subjek pada
-
menyebutkan kategori ini
apa yang
diminta
dengan tepat
51

Lanjutan Tabel 4.11


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis

Siswa
menuliskan
apa yang
diketahui dan
menyebutkan
apa yang di S4
minta dengan
tepat serta
menggunakan
bahasanya Subjek menuliskan informasi
sendiri diketahui dan ditanya pada soal
dengan benar dan lengkap

Transformasi
Masalah
3
(transformati
on)
Tidak ada
rencana atau
strategi
penyelesaian Tidak ada jawaban subjek pada
-
atau kategori ini
permodelan
matematika
yang benar
Strategi atau Tidak ada jawaban subjek pada -
permodelan kategori ini
matematika
yang
52

Lanjutan Tabel 4.11


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
digunakan
tidak jelas
atau kurang
relevan
Menggunakan
strategi yang
tertentu
dengan benar
tetapi tidak
dapat
Tidak ada jawaban subjek pada
dilanjutkan -
kategori ini
atau salah
langkah
sehingga
mengarah
pada jawaban
yang salah

Menggunakan
strategi yang
benar dan S1,S2,S
mengarah 3 dan
kejawaban S4
yang benar Subjek menggunakan logika
pula untuk mencari pola pada
masalah yang ada di soal. Pola
tersebut adalah pola tingkat dua

4 Ketrampilan
53

Lanjutan Tabel 4.11


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
Proses
( process
skill)
Tidak ada
Tidak ada jawaban subjek pada
penyelesaian -
kategori ini
sama sekali
Ada -
penyelesaian
Tidak ada jawaban subjek pada
tetapi
kategori ini
prosedur tidak
jelas
Menggunakan
prosedur
tertentu yang
benar dan
mengarah
pada Subjek salah dalam mengisi pola S2
kesalahan pada urutan ke sepuluh,
perhitungan sehingga angka yang digunakan
atau untuk mencari poin B menjadi
mengarah tidak sesuai dan jawaban subjek
pada jawaban pun menjadi salah
yang salah
Menggunakan S1,S3
prosedur dan S4
tertentu yang
benar dan
jawabannya
benar pula
serta mampu
54

Lanjutan Tabel 4.11


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
menjelaskan
alasan dalam Subjek mampu menemukan
proses hasil menggunakan strategi yang
pemecahanny telah ditemukan menggunakan
a dengan jelas prosedur yang benar
dan benar

Penulisan
5 Jawaban
(encoding)

Tidak ada
pengecekan
jawaban dan Subjek tidak menuliskan S2
tidak ada kesimpulan dan hanya
kesimpulan menuliskan akhir proses
perhitungan. Dimana hasil dari
perhitungan tersebut salah
55

Lanjutan Tabel 4.11


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis

Melakukan
pengecekan
namun tidak
ada S1
kesimpulan Subjek tidak menuliskan
yang kesimpulan, hanya menuliskan
diberikan akhir dari proses perhitungan.
Dimana hasil dari perhitungan
tersebut benar
Melakukan
pengecekan
pada terhadap
prosedur
Tidak ada jawaban subjek pada
namun
kategori ini
kesimpulan
yang
diberikan
kurang tepat

Melakukan
pengecekan
dan
S3 dan
kesimpulan
S4
yang
diberikan
tepat Subjek menuliskan kesimpulan
dengan lengkap dan benar.
56

(Sumber : Olah Data Primer,2019)

Soal nomor 2
Sebuah tali temali panjangnya 180 cm dipotong – potong
menjadi 8 bagian. Jika bagian kedua 5 cm lebih panjang dari
bagian pertama, bagian ketiga 5 cm lebih panjang dari
bagian kedua dan seterusnya. Tentukan panjang tali bagian
pertama dan yang terakhir?

Tabel 4.12 Jawaban Subjek Soal Nomor 2

Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
Membaca
1 Masalah
(reading)
Siswa mampu Tidak ada jawaban subjek -
membaca pada kategori ini
masalah
dengan
mengerti
semua istilah,
kata – kata,
kalimat dan
symbol sulit
yang dicetak
tebal dalam
masalah dari
57

Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
ketepatan
mengartikan
ke bahasa
kurang dari
35%
Siswa mampu
membaca
masalah
dengan
mengerti
semua istilah,
kata – kata,
kalimat dan
Tidak ada jawaban subjek
symbol sulit -
pada kategori ini
yang dicetak
tebal dalam
masalah dari
ketepatan
mengartikan
ke bahasa
kurang dari
35% - 59,99%
Siswa mampu S1,S2
membaca dan S4
masalah
dengan
mengerti
semua istilah,
kata – kata, Subjek mengartikan konsep
kalimat dan kalimat “tali dipotong
symbol sulit delapan” sama dengan konsep
Lanjutan Tabel 4.12

58

Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
yang dicetak
tebal dalam dibagi delapan
masalah dari
ketepatan
mengartikan
ke bahasa
kurang dari
60% - 85%
59

Lanjutan Tabel 4.12


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
Siswa mampu
membaca
masalah
dengan
mengerti
semua istilah,
kata – kata,
kalimat dan
S3
symbol sulit Subjek memahami kata dan
yang dicetak istilah pada soal terbukti dari
tebal dalam arah pengerjaan soal sesuai
masalah dari dengan apa yang diminta dari
ketepatan soal
mengartikan
ke bahasa
lebih dari 85%

Memahami
Masalah
2
(comprehensio
n)
Siswa tidak
memahami
soal (tidak
menuliskan S1,S2
apa yang dan S3
diketahui dan Subjek tidak menuliskan
ditanyakan informasi diketahui dan
pada soal) ditanya
Siswa Tidak ada jawaban subjek -
60

Lanjutan Tabel 4.12


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
menuliskan
apa yang
diketahui dan
ditanya pada
soal kurang
tepat
ATAU
Siswa tidak pada kategori ini
menuliskan
apa yang
diketahui dan
menuliskan
apa yang
ditanya dengan
tepat
Siswa
menuliskan
beberapa yang
diketahui dan Tidak ada jawaban subjek
-
menyebutkan pada kategori ini
apa yang
diminta
dengan tepat
Siswa S4
menuliskan
apa yang
diketahui dan
menyebutkan
apa yang di
minta dengan Subjek menuliskan informasi
61

Lanjutan Tabel 4.12


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
tepat serta
menggunakan diketahui dan ditanya pada
bahasanya soal dengan benar dan lengkap
sendiri

Transformasi
Masalah
3
(transformatio
n)

Tidak ada
rencana atau
strategi
penyelesaian Tidak ada jawaban subjek
-
atau pada kategori ini
permodelan
matematika
yang benar

Strategi atau
permodelan
matematika
yang S2 dan
digunakan S4
tidak jelas atau
kurang relevan Subjek menggunakan logika
tapi berdasar pada konsep
yang salah yaitu “tali dipotong
delapan diartikan dibagi
delapan”
62

Lanjutan Tabel 4.12


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis

S1
Subjek juga membagi tali
tetapi dengan dengan angka
5,8 dan selanjutnya
dipangkatkan dengan 8

Subjek menggunakan dua cara


logika dan rumus. Untuk
rumus tidak dituliskan notasi
S4
tetapi langsung dimasukan
angka pada rumus

Menggunakan Tidak ada jawaban subjek -


strategi yang pada kategori ini
tertentu
63

Lanjutan Tabel 4.12


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
dengan benar
tetapi tidak
dapat
dilanjutkan
atau salah
langkah
sehingga
mengarah pada
jawaban yang
salah

Menggunakan
strategi yang
benar dan S3
mengarah
kejawaban Subjek menggunakan logika
yang benar dengan menggunakan nilai
pula awal lima lalu ditambah lima
seterusnya

Ketrampilan
4 Proses
( process skill)
Tidak ada
Tidak ada jawaban subjek
penyelesaian -
pada kategori ini
sama sekali
64

Lanjutan Tabel 4.12


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
Ada
penyelesaian
tetapi prosedur
tidak jelas
S2

Subjek menggunakan logika


tapi berdasar pada konsep
yang salah yaitu “tali dipotong
delapan diartikan dibagi
delapan”

S1
Subjek juga membagi tali
tetapi dengan dengan angka
5,8 dan selanjutnya
dipangkatkan dengan 8
65

Lanjutan Tabel 4.12


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis

Subjek menggunakan dua cara


logika dan rumus. Untuk
rumus tidak dituliskan notasi
tetapi langsung dimasukan
angka pada rumus S4

Menggunakan
prosedur
tertentu yang
benar dan
mengarah pada Subjek menggunakan logika
kesalahan dengan menggunakan bilangan
awal yaitu lima, lalu S3
perhitungan
atau mengarah ditambahkan lima sampai
pada jawaban menemukan kesimpulan.
yang salah Tetapi di siswa hanya
menuliskan tujuh pola
sehingga kesimpulan tidak
sesuai
Menggunakan Tidak ada jawaban subjek -
prosedur pada kategori ini
tertentu yang
benar dan
jawabannya
benar pula
serta mampu
menjelaskan
alasan dalam
66

Lanjutan Tabel 4.12


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
proses
pemecahannya
dengan jelas
dan benar

Penulisan
5 Jawaban
(encoding)

Tidak ada
pengecekan
S1 dan
jawaban dan
S2
tidak ada
kesimpulan
Subjek tidak menuliskan
kesimpulan hanya menuliskan
hasil dari proses. Dimana hasil
dari proses tersebut salah.
Melakukan
pengecekan
namun tidak Tidak ada jawaban subjek
-
ada pada kategori ini
kesimpulan
yang diberikan
67

Lanjutan Tabel 4.12


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis

S4

Subjek menuliskan kesimpulan


Melakukan tetapi salah
pengecekan
pada terhadap
prosedur
namun
kesimpulan S3
yang diberikan
kurang tepat
Subjek menuliskan kesimpulan
dengan menyebutkan semua
bilangan tapi untuk bilangan
terakhir tidak ikut dituliskan.
Mengingat pada proses siswa
hanya menulis tujuh pola dari
delapan pola yang diminta
Melakukan
pengecekan
dan Tidak ada jawaban subjek
-
kesimpulan pada kategori ini
yang diberikan
tepat
(Sumber : Olah Data Primer, 2019)
68

Soal nomor 3
Sebuah PAUD membuat beberapa desain zona bermain.
Zona bermain tersebut akan dibuat menggunakan dua jenis
ubin yaitu ubin hitam dan ubin putih. Dimana ubin hitam
mengelilingi ubin putih. Penyusunan kedua ubin tersebut
membentuk pola. Berikut beberapa desain zona bermain
tersebut

……….

……….
Desain 1 Desain 2 Desain 3
Tentukan :
a. Banyak ubin warna hitam, ketika ubin putih sebanyak
225 ubin ?
b. Total seluruh ubin, ketika ubin hitam sebanyak 56 ubin ?
69

Tabel 4.13 Jawaban Subjek Soal nomor 3

Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
Membaca
1 Masalah
(reading)
Siswa
mampu
membaca
masalah
dengan
mengerti
semua
istilah, kata –
kata, kalimat
Tidak ada jawaban subjek pada
dan symbol -
kategori ini
sulit yang
dicetak tebal
dalam
masalah dari
ketepatan
mengartikan
ke bahasa
kurang dari
35%
70

Lanjutan Tabel 4.13


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
Siswa
mampu
membaca
masalah
dengan
mengerti
semua
istilah, kata –
kata, kalimat
dan symbol Tidak ada jawaban subjek pada
-
sulit yang kategori ini
dicetak tebal
dalam
masalah dari
ketepatan
mengartikan
ke bahasa
kurang dari
35% -
59,99%
71

Lanjutan Tabel 4.13


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
Siswa
mampu
membaca
masalah S1
dengan
mengerti
semua
istilah, kata –
kata, kalimat
dan symbol
sulit yang
dicetak tebal
dalam Subjek mengerjakan dengan
masalah dari prosedur tidak jelas menunjukkan
ketepatan siswa belum memahami
mengartikan sepenuhnya maksud soal.
ke bahasa
kurang dari
60% - 85%

S2

Subjek menambahkan hasil point


a dengan point b menunjukkan
siswa belum memahami maksud
72

Lanjutan Tabel 4.13


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
soal
Siswa
mampu
membaca
masalah
dengan
mengerti
semua
istilah, kata –
kata, kalimat
dan symbol S3 dan
sulit yang S4
dicetak tebal
dalam
masalah dari Subjek memahami kata dan istilah
ketepatan pada soal terbukti dari arah
mengartikan pengerjaan soal untuk mencari
ke bahasa apa yang diminta dari soal
lebih dari
85%

Memahami
Masalah
2
(comprehens
ion)
73

Lanjutan Tabel 4.13


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis

Siswa tidak
memahami
soal (tidak
S1,S2
menuliskan
dan S3
apa yang
diketahui dan
ditanyakan
pada soal)
Siswa tidak menuliskan diketahui
dan ditanya
Siswa
menuliskan
apa yang
diketahui dan
ditanya pada
soal kurang
tepat
ATAU Tidak ada jawaban subjek pada
-
Siswa tidak kategori ini
menuliskan
apa yang
diketahui dan
menuliskan
apa yang
ditanya
dengan tepat
Siswa Tidak ada jawaban subjek pada -
74

Lanjutan Tabel 4.13


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
menuliskan
beberapa
yang
diketahui dan
kategori ini
menyebutkan
apa yang
diminta
dengan tepat

Siswa
menuliskan
apa yang
diketahui dan
menyebutkan
apa yang di S4
minta dengan
tepat serta
menggunaka
n bahasanya
sendiri Subjek menuliskan diketahui dan
ditanya pada soal dengan benar
dan lengkap

Transformasi
Masalah
3
(transformati
on)
Tidak ada Tidak ada jawaban subjek pada -
rencana atau kategori ini
strategi
75

Lanjutan Tabel 4.13


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
penyelesaian
atau
permodelan
matematika
yang benar
Strategi atau
permodelan
matematika
yang
digunakan
tidak jelas
atau kurang
relevan

S1

Subjek menggunakan strategi


tidak jelas untuk menyelesaikan
soal
76

Lanjutan Tabel 4.13


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis

S2

Subjek menggunakan strategi


tidak jelas untuk menyelesaikan
soal

Menggunaka S4
n strategi
yang tertentu
dengan benar
tetapi tidak
dapat
dilanjutkan
atau salah
langkah
sehingga
mengarah
pada jawaban
yang salah Subjek menyelesaikan soal
menggunakan rumus dengan
77

Lanjutan Tabel 4.13


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
penulisan notasi tidak ditulis.

Menggunaka
n strategi
yang benar
dan S3
mengarah
kejawaban
yang benar
pula
Subjek menggunakan logika
dengan menggunakan pola
bilangan. Siswa mencari pola ubi
hitam dan ubi putih

Ketrampilan
Proses
4
(process
skill)
Tidak ada -
Tidak ada jawaban subjek pada
penyelesaian
kategori ini
sama sekali
78

Lanjutan Tabel 4.13


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
Ada S2
penyelesaian
tetapi
prosedur
tidak jelas

Siswa menggunakan prosedur


untuk menyelesaikan strategi
tidak jelas untuk menyelesaikan
soal

S1

Subjek menggunakan strategi


tidak jelas untuk menyelesaikan
79

Lanjutan Tabel 4.13


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
soal
Menggunaka
n prosedur
tertentu yang
benar dan
mengarah
pada S4
kesalahan
perhitungan
atau
mengarah
pada jawaban
yang salah
Siswa menggunakan rumus untuk
mencari ubin hitam, dengan cara
mangakarkuadratkan jumlah ubin
putih untuk mencari pola ke – dari
ubun putih. Selanjutnya
memasukkan pola ke – ubin putih
ke rumus sehingga diteukan ubin
hitam.Untuk mencari total seluruh
ubin pada poin b, siswa
melakukan kesalahan dalam
memasukkan angka ke dalam
rumus.
80

Lanjutan Tabel 4.13


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis

Siswa mencari kedua pola dari


ubin putih dan hitam, lalu S3
menghubungkan kedua pola
tersebut. Untuk ubin hitam
memiliki pola dengan beda empat.
Sedangkan ubin putih pola
bilangan persegi. Tetapi kurang
satu bilangan pada pola ubin putih
sehingga hasil akhir pada poin b
tidak sesuai
Menggunaka Tidak ada jawaban subjek pada -
n prosedur kategori ini
tertentu yang
benar dan
jawabannya
benar pula
serta mampu
menjelaskan
81

Lanjutan Tabel 4.13


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
alasan dalam
proses
pemecahann
ya dengan
jelas dan
benar

Penulisan
5 Jawaban
(encoding)

Tidak ada
pengecekan
S1 dan
jawaban dan
S2
tidak ada
kesimpulan

Siswa hanya menuliskan akhir


jawaban dari proses perhitungan.
Dimana hasil tersebut salah
Melakukan Tidak ada jawaban subjek pada -
pengecekan kategori ini
namun tidak
ada
kesimpulan
82

Lanjutan Tabel 4.13


Indikator
Pemecahan
No
Masalah Jawaban Subjek Subjek
Matematis
yang
diberikan

S3 dan
S4
Melakukan
pengecekan
pada
terhadap
prosedur
namun
kesimpulan
yang
diberikan
kurang tepat
Siswa menuliskan kesimpulan
tapi ada jawaban yang tidak
sesuai karena kesalahan pada
tahap proses
Melakukan
pengecekan
dan
Tidak ada jawaban subjek pada
kesimpulan -
kategori ini
yang
diberikan
tepat
(Sumber : Olah Data Primer, 2019)

Dari hasil analisis tersebut, peneliti akan meneliti tiga hal


yaitu strategi penyelesaian yang banyak digunakan subjek,
83

kemampuan subjek dalam menyelesaikan masalah di tiap soal, dan


kesalahan yang dilakukan subjek.
Strategi penyelesaian pada materi pola bilangan ada
beberapa cara yaitu menggunakan logika, menggunakan rumus atau
kombinasi keduanya. Untuk mengetahui tersebut, peneliti membuat
tabel berikut yang berisi banyak strategi yang digunakan subjek
dalam menyelesaikan masalah.

Tabel 4.14 Penggunaan Strategi Penyelesaian

Rumus & Kombinasi


Logika Rumus
Soal No Logika rumus dan
(%) (%)
(%) logika (%)
1 100 0 0 0
2 75 0 25 0
3 75 25 0 0
Rata – 83 8.5 8.5 0
rata
(Sumber: Olah Data Primer, 2019)

Catatan : Kolom Rumus & Logika berarti ada dua jawaban subjek
terpisah yaitu logika dan rumus

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan logika


lebih banyak dari penggunaan rumus. Dimana rata – rata penggunaan
logika sebesar 83% dari pada penggunaan rumus maupun kombinasi
keduanya.
Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah subjek
di tiap soal, peneliti menggunakan tabel berikut untuk mengetahui
persentase banyak subjek yang mampu menyelesaikan masalah di
tiap soal dengan benar
84

Tabel 4.15 Persentase KPMM Soal Nomor 1

Indikator Pemecahan
NO Benar (%)
Masalah Matematis Salah (%)
Membaca Masalah
1 75 25
(reading)
Memahami Masalah
2 25 75
(comprehension)
Transformasi Masalah
3 100 0
(transformation)
Ketrampilan Proses
4 75 25
( process skill)
Penulisan Jawaban
5 Akhir 50 50
(encoding)
Persentase Rata - Rata 65 35

(Sumber: Olah Data Primer, 2019)

Tabel 4.16 Persentase KPMM Soal Nomor 2

Indikator Pemecahan
NO Benar (%)
Masalah Matematis Salah (%)
Membaca Masalah
1 25 75
(reading)
Memahami Masalah
2 25 75
(comprehension)
Transformasi Masalah
3 25 75
(transformation)
Ketrampilan Proses
4 0 100
( process skill)
Penulisan Jawaban
5 Akhir 0 100
(encoding)
Lanjutan Tabel 4.16
85

Indikator Pemecahan
NO Benar (%)
Masalah Matematis Salah (%)
Persentase rata – rata 15 85
(Sumber: Olah Data Primer, 2019)

Tabel 4.17 Persentase KPMM Soal Nomor 3

Indikator Pemecahan
NO Benar (%)
Masalah Matematis Salah (%)
Membaca Masalah 50 50
1
(reading)
Memahami Masalah 25 75
2
(comprehension)
Transformasi Masalah 25 75
3
(transformation)
Ketrampilan Proses 0 100
4
( process skill)
Penulisan Jawaban 0 100
5 Akhir
(encoding)
Persentase rata – rata 20 80

(Sumber: Olah Data Primer,2019)


86

Tabel 4.18 Persentase Penguasaan KPMM Subjek

Persentase Jawaban Siswa di Tiap


Soal No
Soal
Soal No 1 65 %
Soal No 2 15 %
Soal No 3 20 %
Persentase (Rata – rata) 33 %
(Sumber: Olah Data Primer,2019)

Berdasarkan kualifikasi kemampuan pemecahan masalah


matematis (Lihat Tabel 2.2) menunjukkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematis subjek berada pada tingkat kualifikasi
rendah. Kondisi ini dapat dilihat pada Tabel 4.18 yang menunjukkan
bahwa rata – rata persentase tingkatan penguasaan kemampuan
pemecahan masalah matematis subjek sebesar 33%. Hal ini
disebabkan oleh kesalahan yang banyak dilakukan oleh subjek di
setiap tahapan pemecahan masalah di tiap soal (Tabel 4.6, Tabel 4.7
dan Tabel 4.8)
Pada soal nomor 1, subjek mampu menyelesaikan
permasalahan soal dengan baik meskipun ada beberapa kesalahan.
Soal no 1 memuat petunjuk berupa barisan bilangan. Subjek diminta
mencari pola ke sekian dan selisih pola kesekian. Untuk pola barisan
pada soal nomor 1 menggunakan pola bilangan tingkat dua. Subjek
mampu menemukan pola tersebut menggunakan cara logika,
meskipun pada tahap proses ada sebagian subjek yang salah
memasukan pola maupun menafsirkan kalimat pada informasi
pertanyaan.
Pada soal nomor 2, sebagian besar subjek melakukan
kesalahan pada tahap membaca sehingga mengakibatkan salah pada
tahap selanjutnya yaitu transformasi dan ketrampilan proses. Soal
nomor 2 hanya memuat petunjuk berupa total barisan dan beda
barisan. Subjek diminta mencari bilangan awal dan akhir dari
barisan.
87

Pada soal nomor 3, kesalahan subjek beragam tetapi


kebanyakan berpusat pada tahap transformasi dan ketrampilan
proses. Pada transformasi, subjek kesulitan untuk menentukan
strategi, sedangkan pada tahap ketrampilan proses, subjek tidak teliti
dalam memasukkan bilangan ke pola maupun rumus. Soal nomor 3
memuat dua barisan yang disajikan dalam bentuk pola konfigurasi.
Subjek diminta mencari nilai pola tertentu bila pola yang lain
memiliki nilai kesekian.
Tabel 4.19 Kesalahan Subjek
Letak Soal Nomor
Kesalahan
1 2
Subjek 3
Salah
mengartikan
informasi
Mengartikan pertanyaan;
Mengartikan kalimat “ tali
konsep selisih dipotong Subjek tidak
T1 bisa
dengan operasi delapan”
kurang menjadi dibagi mengartikan
delapan permasalahan
pada soal ke
dalam model
matematika
Tidak Tidak Tidak
menuliskan menuliskan menuliskan
informasi informasi informasi
diketahui dan diketahui dan diketahui dan
T2 ditanya; ditanya; ditanya;
Tidak Tidak Tidak
menuliskan menuliskan menuliskan
informasi informasi informasi
ditanya ditanya ditanya
T3 Tidak Menggunakan
Lanjutan Tabel 4.19

88

Letak Soal Nomor


Kesalahan
1 2
Subjek 3
menuliskan
notasi rumus;
Menggunakan
strategi yang strategi yang
tidak tepat tidak tepat
akibat dari
Tidak
salah
menuliskan
mengartikan
notasi rumus
kalimat pada
soal kedalam
kalimat
matematika
Salah
Kurang memasukkan
memasukkan angka pada
angka pada pola;
Salah pola;
T4 memasukan Salah
angka pada pola Salah memasukkan
memasukkan angka pada
angka pada rumus;
rumus

Letak Soal Nomor


Kesalahan
Subjek 1 2
3
T5 Tidak Tidak Tidak
menuliskan menuliskan menuliskan
kesimpulan; kesimpulan; kesimpulan;
Menuliskan Menuliskan Menuliskan
Lanjutan Tabel 4.19

89

kesimpulan
tidak tidak
kesimpulan tepat; kesimpulan
tidak tepat; tidak tepat;
Menuliskan
kesimpulan
berupa pola
barisan
(Sumber: Olah Data Primer,2019)

Keterangan :
T1 = Tahap Membaca Masalah (Reading)
T2 = Tahap Memahami Masalah (Comprehension)
T3 = Tahap Transformasi Masalah (Transformation)
T4 = Tahap Ketrampilan Memproses (Process Skill)
T5 = Tahap Penulisan Jawaban (Encoding)
Dari data analisis hasil tes dapat diketahui bahwa subjek
cenderung menggunakan logika daripada rumus yaitu sebesar 83%
(Tabel 4.14) . Penguasaan kemampuan pemecahan masalah
matematis subjek berada kategori rendah ini dapat dilihat pada Tabel
4.18 yang menunjukkan persentase rata – rata penguasaan
kemampuan pemecahan masalah matematis hanya 33 %. Hal ini
disebabkan oleh kesalahan yang sering dilakukan siswa di setiap
tahapan pemecahan masalah matematis.
Pada tahap membaca, subjek salah mengartikan kalimat pada
soal kedalam model matematika. Pada tahap memahami
masalah,subjek tidak menuliskan informasi diketahui dan ditanya.
Pada tahap transformasi masalah, subjek menggunakan strategi yang
tidak tepat dan tidak menuliskan strategi dengan baik terutama pada
cara rumus yang notasinya tidak dituliskan. Pada tahap ketrampilan
proses, subjek keliru dalam mengoperasikan pola dan rumus. Dan
pada tahap penulisan jawaban, subjek tidak menuliskan kesimpulan
dan ada yang menuliskan kesimpulan tetapi tidak tepat.

2. Analisis Hasil Wawancara


90

Berikut hasil rekapitulasi tertulis hasil wawancara antara


peneliti dengan subjek penelitian.

a. Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis subjek


pertama (S1)
Siswa dengan absen nomor 11 merupakan siswa yang
terpilih sebagai subjek dengan kode “S1”. S1 melakukan 12
kesalahan dengan rincian 2 kesalahan pada nomor 1, 5 kesalahan
pada nomor 2 dan 5 kesalahan pada nomor 3. Variasi jenis kesalahan
S1 pada soal nomor 1 terdapat pada tahap memahami masalah (T2)
dan tahap penulisan jawaban (T5). Pada soal nomor 2, kesalahan S1
terdapat pada semua tahap (T1,T2,T3,T4 dan T5) begitu pula
dengan soal nomor 3. Sedangkan strategi yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah, S1 menggunakan logika daripada rumus.
Dengan catatan strategi yang digunakan untuk menyelesaikan nomor
2 dan 3 tidak sesuai. Berikut uraian analisis kemampuan masing –
masing nomor soal.

1) Analisis kemampuan pemecahan masalah S1 pada nomor 1


91

Gambar 4.1 Jawaban S1 Pada Soal Nomor 1

Pada gambar 4.1, terlihat S1 menuliskan informasi diketahui


saja tanpa disertai ditanya (T1). Berikut cuplikan wawancara
mengenai hal tersebut.
P : “Dapatkah kamu jelaskan apa yang diketahui dan ditanya
pada soal ?”
S1 : ” Yang diketahui Lapisan satu 4, lapisan dua 12, lapisan
tiga 24, lapisan empat 40. Yang ditanya batu bata lapisan
ketujuh dan selisih batu bata lapisan kelima dan kesepuluh”
P : “Kenapa tidak ada ditanya ?”
S1 : ” Tergesa – gesa , pak”

Dari cuplikan wawancara tersebut dapat diketahui


siswa tidak menuliskan informasi ditanya dikarenakan tergesa –
gesa.
Pada gambar 4.1, S1 mampu menemukan pola dari barisan
tersebut, sehingga dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
Strategi yang digunakan S1 adalah menggunakan logika. Berikut
cuplikan wawancara berkaitan dengan strategi dan prosedur yang
digunakan oleh S1.

P : “Dapatkah kamu jelaskan bagaimana kamu mengerjakan


soal tersebut ?”
S1 : ” Kayak KPK atau kelipatan jadi kita cari dulu selisihnya
nanti kalau sudah ketemu akan tahu loncatan – loncatannya.
Selisihnya itu dari dari selisih batu bata no 2 dan no 1 yaitu 8
, lalu selisih batu bata no 3 dan no 2 yaitu 12. Selisih 12 dan
8 kan 4, jadi tiap loncatan ditambah 4 trus samapi ketemu
yang dicari ”
P : “Selain cara itu adakah cara yang lain ?”
S1 : ” Saya tidak tahu”
P : “ Kalau pakai rumus bagaimana?”
S1 : ” Saya tidak tahu rumusnya Pak”
92

Dari cuplikan tersebut dapat diketahui bahwa S1


menggunakan cara logika dikarenakan dia tidak tahu cara yang lain.
Pada gambar 4.5, S1 hanya menuliskan kesimpulan hasil
proses, tanpa adanya kesimpulan atau jadi (T5).
Berikut cuplikan wawancara dengan S1.

P : “ Bagaimana kamu menyimpulkan hasil dari


pekerjaanmu ?”
S1 : ” Yang ini pak hasilnya (sambil menunjuk ke jawaban)”
P : “ Maksudnya kenapa tidak ada jadi ?”
S1 : ” Tergesa – gesa pak, langsung ke nomor 2”
P : “ Apakah kamu mengecek kembali jawabanmu ?”
S1 : “Saya mengeceknya sekilas saja lalu langsung ke nomor 2 “

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, S1 tidak


menuliskan kesimpulan dikarenakan tergesa – gesa untuk
mengerjakan soal no 2.

2) Analisis kemampuan pemecahan masalah S1 pada nomor 2


93

Gambar 4.2 Jawaban S1 Pada Soal Nomor 2

Pada gambar 4.2, S1 melakukan kesalahan tahap membaca


(T1) yaitu mengartikan dipotong dengan dibagi, selain itu S1 juag
tidak menuliskan diketahui dan ditanya (T2). Berikut cuplikan
wawancara dengan S1.

P : “ Apa yang diketahui dan ditanya dari soal no 2 ?”


S1 : ”Ada tali yang panjangnya 180 cm dibagi menjadi 8 , yang
ditanya panjang tali pertama dan akhir”
P : “ Dibagi ya ?”
S1 : ” Iya pak dibagi”
P : “Kenapa tidak ada diketahui dan ditanya ?”
S1 : ” Terburu – buru pak”

Dari cuplikan wawancara tersebut, dapat diketahui


konsep S1 sudah salah saat menyebutkan diketahui dan ditanya. Hal
tersebut terjadi karena S1 mengartikan ”tali dipotong” sama dengan
konsep dibagi. Selain itu S1 tidak menuliskan informasi diketahui
dan ditanya (T2) dikarenakan terburu – buru. Kesalahan S1 dalam
mengartikan kata diperkuat lagi dengan cuplikan wawancara
dibawah ini.

P : “Jelaskan bagaimana kamu mengerjakan soal tersebut ?”


S1 : ” Tali panjang 180 dibagi 5 karena jarak antar bagian 5, lalu
dibagi 8 karena dipotong, hasilnya itu tali pertama adalah
4,5. Selanjutnya dipangkatkan 8 untuk mencari tali akhir ”
P : “Kenapa kok dibagi 5 , lalu dibagi 8 lalu dipangkat 8 ?”
S1 : ” Dibagi 5 kan karena jaraknya 5, dibagi 8 karena dipotong
delapan, lalu dipangka delapan karena dipotong 8 bagian ”
P : “ Adakah soal sebelumnya yang membuatmu berpikir
seperti itu?”
S1 : ” Tidak ada, Pak. Itu murni pikiran saya”
P : “ Kenapa tidak ditulis pola nya?”
S1 : ” Tidak kepikiran pak”
94

Dari cuplikan wawancara tersebut, S1 salah


mengartikan banyak konsep dari dipotong dan jarak, menunjukkan
kesalahan pada tahap membaca (T1). Hal ini berdampak pada saat
tahap transformasi masalah (T3) dimana menggunakan strategi yang
tidak tepat serta tidak menuliskan polanya. Dikarenakan strategi
yang digunakan salah maka ketrampilan prosesnya (T4) menjadi
salah dan menuju hasil akhir yang tidak tepat. Berikut cuplikan
wawancara dengan S1 berkaitan dengan strategi yang dipilih serta
kesalahan pada tahap penulisan jawaban (T5).

P : “ Adakah cara lain selain ini?”


S1 : ” Ada , tapi tidak bisa”
P : “ Cara apakah itu?”
S1 : ” Saya tidak tahu, saya merasa ada tapi saya tidak tahu”
P : “ Kenapa tidak menggunakan rumus?”
S1 : ” Saya tidak tahu rumusnya ”
P : “ Kenapa tidak ada jadi?”
S1 : ” Soalnya saya tergesa - gesa”
P : “ Apakah kamu mengecek kembali jawabanmu ?”
S1 : “ Tidak pak, karena saya tidak yakin dengan jawaban saya”

Dari cuplikan wawancara tersebut, S1 tidak menuliskan


kesimpulan (T5) karena tergesa – gesa. S1 tidak menggunakan rumus
dikarenakan tidak tahu rumusnya.

3) Analisis kemampuan pemecahan masalah S1 pada nomor 3


95

Gambar 4.3 Jawaban S1 Pada Soal Nomor 3

Saat disuruh menceritakan kembali maksud soal, S1


menjawab dengan lama dan hanya disebutkan poin yang tidak
penting dari soal. Selanjutnya untuk menyebutkan diketahui dan
ditanya, S1 terbata – bata dalam menjawab. Berikut cuplikan
wawancara dengan S1 :

P : “Jelaskan maksud dari soal?”


S1 : ” ….ada dua jenis ubin, ubin hitam dan ubin putih. Ubin
putih ditengah dan ubin hitam mengelilingnya”
P : “ Apa yang diketahui dan ditanya dari soal no 3 ?”
S1 : ” desain 1 satu ada.. ada 12 ubin hitam eh 8 ubin hitam dan
1 ubin putih,
desain ke dua ada 12 ubin hitam dan 4 ubin putih, yang
ketiga ada 16 ubin hitam sama 9 ubin putih. Yang ditanya
ubin hitam ketika ubin putih 225, dan total ubin ketika ubin
hitam 56 “
P : “Jelaskan bagaimana kamu mengerjakan soal tersebut ?”
S1 : ” Saya ngawur pak, saya tahu maksud soal tapi saya tidak
tahu caranya ”
P : “Apakah sudah dicari polanya ?”
96

S1 : ” Tidak, karena waktu udah hampir habis jadi saya ngawur



P : “ Begitu dengan jadi ?”
S1 : ” Iya pak, saya kehabisan waktu dan tidak saya cek kembali
karena saya ngawur”

Dari cuplikan wawancara tersebut, S1 tidak bisa


menerjelmahkan maksud soal ke dalam model matematika (T1)
dikarenakan waktu yang hampir habis. Sehingga prosedur yang
digunakan tidak sesuai (T3 dan T4). Waktu yang hampir habis ini
juga menjadi alasan untuk informasi diketahui dan ditanya serta
kesimpulan tidak ditulis (T2 dan T5).

b. Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis subjek


kedua (S2)
Siswa dengan absen nomor 12 merupakan siswa yang terpilih
sebagai subjek dengan kode “S2”. S2 melakukan 14 kesalahan
dengan rincian 4 kesalahan pada nomor 1, 5 kesalahan pada nomor 2
dan 5 kesalahan pada nomor 3. Variasi jenis kesalahan S2 pada soal
nomor 1 terdapat pada tahap membaca (T1), tahap memahami
masalah (T2), tahap ketrampilan proses (T4) dan tahap penulisan
jawaban (T5). Pada soal nomor 2, kesalahan S2 terdapat pada semua
tahap (T1,T2,T3,T4 dan T5) begitu pula dengan soal nomor 3.
Sedangkan strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah,
S2 menggunakan logika untuk soal nomor 1 dan 2 serta rumus untuk
soal nomor 3. Dengan catatan strategi yang digunakan untuk
menyelesaikan nomor 2 dan 3 tidak sesuai. Berikut uraian analisis
kemampuan masing – masing nomor soal.

1) Analisis kemampuan pemecahan masalah S2 pada nomor 1


97

Gambar 4.4 Jawaban S2 Pada Soal Nomor 1

Pada gambar 4.4, S2 tidak menuliskan informasi ditanya


hanya diketahui saja (T2). Berikut cuplikan wawancara dengan S2.

P : “Jelaskan apa yang diketahui dan ditanya pada soal ?”


S2 : ” Yang diketahui, Lapisan batu batanya, lapisan pertama 4,
lapisan kedua 12, lapisan ketiga 24 dan lapisan keempat 40.
Yang ditanyakan banyak lapisan batu bata ketujuh dan
selisih batu bata kelima dan kesepuluh”
P : “Kenapa tidak ada ditanya ?”
S2 : ” Saya terburu – buru jadi saya langsung ke jawabannya
karena menurut saya waktunya bakal tidak cukup, pak”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, S2 tidak


menuliskan ditanya karena terburu – buru karena ingin fokus ke
jawaban.
Pada gambar 4.4, S2 salah mengartikan konsep selisih
dengan konsep pengurangan (T1). Selain itu S2 juga salah
memasukkan angka pada pola . Berikut cuplikan wawancara dengan
S2.

P : “Bagaimana kamu mengerjakan soal tersebut ?”


S2 : ” Saya cari kelipatannya dengan ditambah - tambah.
Ketemu kelipatan pola itu empat. 4 ke 12 adalah 8, terus 12
ke 24 itu 12, jadi 8 ke 12 itu empat dan seterusnya. Hingga
sampai ke lapisan ke 7 , aku nemuin angka 112. Itu untuk
98

poin A. sedangkan B, tinggal saya kurangkan lapisan 10


dengan kelima sehingga ketemu -150”
P : “Sebentar, Coba periksa kembali pola mu kesepuluh ?”
S2 : ” Oh iya pak, seharusnya itu 220”
P : “Apakah kamu tidak mengecek kembali jawabanmu?”
S2 : “Saya mengecek perhitungannya saja “
P : “Kenapa lapisan kelima dikurangi kesepuluh, kenapa bukan
sebaliknya ?”
S2 : “Karena di soal tertulis selisih dari lapisan 5 dan 10, jadi
lapisan kelima dikurangi 10. Hasilnya -150”.
P : “apakah menurutmu selisih seperti itu ?”
S2 : “Iya, Pak. Selisih menurut saya itu dikurangi. Karena kalau
saya lihat dibuku dulu selisih itu dikurangi.
P : “ Apa kamu tidak memperhatikan pada buku bacaanmu
yang dahlu, selisih itu mengurangi bilangan apa dengan
apa ?
S2 : “ Tidak, karena saya tahu selisih itu dikurangi”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, S2


mengganggap selisih itu dikurangi dikarenakan terpacu pengalaman
sebelumnya, dimana pengalaman sebelumnya tidak diteliti lebih
dahulu, sehingga terjadi kesalahan pada tahap membaca (T1).
Sedangkan untuk tahap ketrampilan proses (T4) S2 salah
memasukkan angka pada pola. S2 tidak memeriksa kembali
jawabannya hanya perhitungan saja .
Pada gambar 4.4, siswa tidak menuliskan kesimpulannya
serta menggunakan logika dalam menyelesaikan permasalahan.
Berikut cuplikan wawancara dengan S2.

P : “ Adakah cara lain selain ini?”


S2 : ” Ada , menggunakan rumus”
P : “ Kenapa tidak menggunakan cara tersebut?”
S2 : ” Saya tidak tahu”
P : “ Kenapa tidak ada jadi?”
S2 : ”Saya lupa, Pak”
99

P : “Seandainya ada, kesimpulan atau jadi kamu seperti apa ?”


S2 : “ Ya Jadi lapisan ke tujuh 112 dan selisih lapisan ke lima
dan kesepuluh yaitu -150”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, S2 tidak


menuliskan jawabannya (T50 kembali karena lupa. S2
menggunakan logika dikarenakan tidak tahu rumus apa yang
digunakan.

2) Analisis kemampuan pemecahan masalah S2 pada nomor 2

Gambar 4.5 Jawaban S2 Pada Soal Nomor 2

Pada gambar 4.5 , terlihat S2 hanya menjawab singkat, tanpa


ada diketahui dan ditanya (T2) . Berikut cuplikan wawancara dengan
S2.

P : “Jelaskan maksud dari soal?”


S2 : ” Ada sebuah tali panjangnya 180 cm dibagi 8 bagian.
Bagian kedua lebih panjang dari bagian pertama dan
seterusnya. Disuruh mencari bagian pertama dan terakhir.”
P : “ Apa yang diketahui dan ditanya dari soal no 2 ?”
S2 : ” Diketahui Tali panjang 180 cm, yang Ditanya disuruh
mencari tali bagian pertama dan terakhir “
P : “ Kenapa diketahui dan ditanya tidak ditulis ?”
S2 : “Saya tergesa - gesa pak”
100

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, S2 salah


mengartikan kalimat “ Tali dipotong delapan “ dengan dibagi
delapan terlihat pada saat S2 menjelaskan maksud soal (T1). S2 juga
tergesa – gesa sehingga kelewatan untuk menulis infomasi diketahui
dan ditanya (T2). Kesalahan membaca S2 juga diperkuat melalui
cuplikan wawancara berikut.

P : “Bagaimana kamu mengerjakan soal tersebut ?”


S2 : ” 180 dibagi 8 hasil nya 22.5 Hasilnya tadi ditambahkan
lima sampai terakhir”
P : “Kenapa dibagi 8?”
S2 : ” Karena dipotong – potong menjadi 8 bagian”
P : “Kamu dapat konsep dipotong itu dibagi dari mana?”
S2 : “Dulu ada soal kalo dipotong itu dibagi “
P : “Kamu yakin? Adakah kata kata tambahan pada soal itu ?”
S2 : “Saya lupa Pak”.
P : “Kenapa penyelesaian tidak ditulis dilembar kerja?”
S2 : “Sebenarnya disitu pak, tapi saya hapus karena coret
coretan, jadi saya tulis hanya hasilnya”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, S2 pernah


menjumpai soal dimana dipotong itu dibagi hanya saja S2 tidak
yakin apakah ada kalimat tambahan atau penjelas dari soal tersebut.
Sehingga terjadi kesalahan membaca berakibat pada tahap
transformasi masalah yang juga ikut salah (T3). Selain itu S2
sebenarnya menuliskan perhitungan lengkap pada lembar jawaban,
hanya saja menurut S2 terlalu coret – coretan sehingga dihapus dan
ditulis jawaban intinya saja (T4).
Pada gambar 4.5, S2 tidak menggunakan cara lain hanya
menggunakan logika serta tidak menuliskan kesimpulan (T5).
P : “ Adakah cara lain selain ini?”
S2 : ” Ada rumus, tapi saya tidak tahu rumusnya”
P : “ Kenapa tidak ada jadi?”
S2 : ”Saya Lupa, Pak”
P : “Seandainya ada, kesimpulan atau jadi kamu seperti apa ?”
101

S2 : “ Ya seperti jawaban saya, tali pertama 22,5 dan tali akhir


62,5”
P : “Apakah langkah – langkah mu sudah benar?”
S2 :” Sudah pak, sudah saya periksa tapi ada yang saya tidak
yakin yaitu panjang tali akhir. Alasannya saya tidak tahu”
Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, S2 tidak
menuliskan jawabannya (T5) kembali karena lupa. S2 menggunakan
logika dikarenakan tidak tahu rumus apa yang digunakan.

3) Analisis kemampuan pemecahan masalah S2 pada nomor 3

Gambar 4.6 Jawaban S2 Pada Soal Nomor 3

Pada gambar 4.6, S2 tidak menuliskan informasi diketahui


dan ditanya (T2). Berikut cuplikan wawancara dengan S2.
P : “ Apa yang diketahui dan ditanya dari soal no 3 ?”
S2 : ” Diketahui ubin putih dan ubin hitam, Ditanya banyak
ubin hitam bila ubin putih 225, dan total seluruh ubin saat
ubin hitam 56 “
P : “ Kenapa diketahui dan ditanya tidak ditulis ?”
S2 : “Saya tergesa - gesa ,pak”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, S2


tergesa – gesa sehingga tidak menuliskan diketahui dan ditanya.
102

Pada gambar 4.6, S2 menggunakan prosedur yang tidak


tepat. Selain itu, S2 juga tidak menuliskan kesimpulan. Berikut
cuplikan wawancara dengan S2.

P : “Jelaskan bagaimana kamu mengerjakan soal tersebut ?”


S2 : ” Rumusnya seingat saya , karena rumusnya ada di paket
tapi saya lupa. Jadi caranya seperti itu. Ini 15 ditambah 2
karena ada 2 macam. Dikurangi ubin putih sebanyak 225
sehingga ketemu 64 untuk poin A . Sedangkan poin B,
dikuadratkan karena seingatku dipaket dipangkatkan.
Dikurangi 56 karena ubin hitam”
P : “Kenapa hasilnya ditambahkan dengan hasil A ?”
S2 : ” Saya kurang teliti biasanya ditambahkan antara poin A
dan poin B”
P : “ Kenapa tidak menggunakan cara mencari polanya satu
per satu?”
S2 : ” waktunya mepet, ditambah soal jenis ini pernah dibahas
di buku paket jadi saya memakai cara dibuku paket
meskipun saya agak lupa”
P : “ Adakah langkah yang kelewatan ?”
S2 :” Iya,ini cara nya salah. Saya tidak yakin dengan cara ini.
Sebenarnya saya tahu diketahui dan ditanya itu apa, hanya
saja caranya saya tidak tahu.
P : “Kenapa tidak dituliskan jadi?”
S2 :” Saya lupa”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, S2


kurang teliti membaca soal sehingga ditambah antara poin A dengan
poin B (T1). S2 terlalu fokus dengan ingatan tentang rumus di buku
paket sehingga menghasilkan prosedur yang tidak sesuai (T3 dan
T4). S2 tidak menuliskan kesimpulan dikarenakan lupa (T5).

c. Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis subjek


ketiga (S3)
103

Siswa dengan absen nomor 14 merupakan siswa yang terpilih


sebagai subjek dengan kode “S3”. S3 melakukan 7 kesalahan dengan
rincian 1 kesalahan pada nomor 1, 3 kesalahan pada nomor 2 dan 3
kesalahan pada nomor 3. Variasi jenis kesalahan S3 pada soal nomor
1 terdapat pada tahap memahami masalah (T2). Pada soal nomor 2,
kesalahan S3 terdapat pada 3 tahap (T2,T4 dan T5) begitu pula
dengan soal nomor 3. Sedangkan strategi yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah, S3 menggunakan logika pada tiap soal.
Dengan catatan, strategi dilakukan sesuai dengan masalah ditiap soal.

1) Analisis kemampuan pemecahan masalah S3 pada nomor 1

Gambar 4.7 Jawaban S3 Pada Soal Nomor 1

Pada gambar 4.7, S3 tidak menuliskan informasi diketahui


dan ditanya (T1) dan menggunakan logika untuk menyelesaikan
permasalahan pada soal. Berikut cuplikan wawancara dengan S3.
P : “Jelaskan apa yang diketahui dan ditanya pada soal ?”
S3 : ” Yang diketahui, lapisan pertama 4 lapisan kedua 12,
lapisan ketiga 24 dan lapisan keempat 40, banyak lapisan ke
tujuh dan selisih banyak batu pada lapisan kelima dan
kesepuluh”
P : “Kenapa tidak ada diketahui dan ditanya ?”
104

S3 : ” Tergesa – gesa, karena saya fokus ke soal selanjutnya.


Dan juga termasuk kebiasaan”
P : “Bagaimana kamu mengerjakan soal tersebut ?”
S3 : ” Bisa pakai ke rumus dan bisa pakai logis. Karena lupa
rumus, saya pakai logis. Setiap lapis saya tahu selisih 12 dan
4 itu 8, selisih 12 dan 24 itu 12. Jadi setiap batu bata naik
ditambah empat. Jadi habis 8 itu 12, hbis 12 itu 16 habis 16
itu 20 dan seterusnya.”
P : “Adakah langkah yang kelewatan?”
S3 : ” Sepertinya tidak. Hanya kurang diketahui dan ditanya”
P : “Bagaimana kamu menyimpulkan jawabanmu?”
S3 : “Yang A. Jadi lapisan batu ketujuh adalah 112, yang B jadi
lapisan batu ke lima dan kesepuluh adalah 160 “
P : ” Kenapa ada coretan pada kesimpulan poin b ?”
S3 : ” Saya salah nulis , sehingga saya coret jawaban itu”
P : ” Berarti kamu melakukan pemeriksaan ?”
S3 : ” Tentu Pak”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, S3 tidak


menuliskan diketahui dan ditanya dikarena faktor tergesa juga karena
faktor kebiasaan. S3 menggunakan logika karena lupa dengan cara
rumus. S3 melakukan pemeriksaan kembali terbukti ada perbaikan
jawaban pada kesimpulan.

2) Analisis kemampuan pemecahan masalah S3 pada nomor 2


105

Gambar 4.8 Jawaban S3 Pada Soal Nomor 2

Pada gambar 4.8, S3 tidak menuliskan informasi diketahui dan


ditanya (T1) dan menggunakan logika untuk menyelesaikan
permasalahan pada soal. Berikut cuplikan wawancara dengan S3.

P : “Jelaskan apa yang diketahui dan ditanya pada soal ?”


S3 : ” Diketahui tali panjang 1880. Dipotong 8 bagian, dimana
kedua dan ketiga dan seterusnya selisish 5 panjangnya.
Ditanya bagian tali pertama dan terakhir”
P : “Kenapa tidak ada diketahui dan ditanya ?”
S3 : ” Tergesa – gesa dan kebiasaan”
P : “Bagaimana kamu mengerjakan soal tersebut ?”
S3 : ” Saya menggunakan logis, saya lupa denga rumus. kalo
sama rata gampang, 180 dibagi 8 yaitu 22,5 jika sama rata.
Jika tali panjang lebih 5 cm, saya coba coba awal. Saya
menggunakan 5 sebagai awal lalu saya tambahkan lima
sehingga nanti totalnya dapat 180. Saya pilih 5 , karena
disoal selisihnya lima. Jadi saya pakai 5 lalu saya dicoba
ternyata benar.”
P : “Kenapa ada keterangan 180 dibagi 8 yaitu 22,5 jika sama
rata ?”
S3 : “Karena saya dulu pernah menemukan soal dengan kata
dipotong itu dibagi, tapi saya juga ingat ada tambahan kata
dibagi sama rata di soal tersebut sebagai jaga – jaga saya
tuliskan keterangan tersebut”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, S3 tidak


menuliskan diketahui dan ditanya dikarenakan tergesa – gesa dan
sudah kebiasaan (T1). S3 menggunakan logika karena lupa dengan
cara rumus. S3 juga membagi tali tersebut dengan 8 seperti S1,S2
dan S4, hanya saja S3 teliti dalam membaca soal tersebut.
Pada gambar 4.8, S3 melakukan kesalahan dimana pola yang
ditulis hanya 7 seharusnya 8 pola (T4). Oleh karena itu, kesimpulan
106

tidak sesuai dengan permasalahan pada soal (T5). Berikut cuplikan


wawancara dengan S3.

P : “Adakah langkah yang kelewatan?”


S3 : ” Menurut saya, jawaban sudah benar”
P : “Coba periksa lagi polamu ada 8 atau 7 ?”
S3 : “Oh iya kurang 40. Saya lupa menyalin dari coretan ke situ.
Jadinya 40 ketinggalan “
P : ” Apakah kamu tidak melakukan pemeriksaan kembali?”
S3 : ” Saya hanya memeriksa jawaban di coretan saya”
P : ” Bagaiman kamu menyimpulkan jawaban ini ?”
S3 : ” Jadi panjang tali yaitu 5,10,15,20,25,30,35 ”
P : “Kenapa kok ditulis semua untuk kesimpulan ?“
S3 : “Karena mencangkup semua, Pak dan lengkap “

S3 kurang memasukan angka 40 pada pola, dikarena tidak


lengkap memindah jawaban dari coretan menuju lembar jawaban
(T4). S3 tidak memeriksa jawaban karena hanya memeriksa coretan
dan menuliskan semua pola pada kesimpulan karena dirasa lebih
lengkap sehingga tidak sesuai dengan yang ditanya pada soal (T5).

3) Analisis kemampuan pemecahan masalah S3 pada nomor 3

Gambar 4.9 Jawaban S3 Pada Soal Nomor 3


107

Pada gambar 4.9, S3 tidak menuliskan informasi diketahui dan


ditanya (T1) dan menggunakan logika untuk menyelesaikan
permasalahan pada soal. Berikut cuplikan wawancara dengan S3.

P : “Jelaskan apa yang diketahui dan ditanya pada soal ?”


S3 : ” Diketahui desain pertama ubin hitam 8 ubin putih 1,
desain ke dua ubin hitam 12 dan ubin putih ada empat,
desain ketiga ubin hitam ada 16 dan ubin putih ada
Sembilan. Ditanya ubin hitamnya jika ubin putih 225 ubin,
yang b total ubin jika ubin hitam sebanyak 56”
P : “Kenapa tidak ada diketahui dan ditanya ?”
S3 : ” Tergesa – gesa dan kebiasaan”
P : “Bagaimana kamu mengerjakan soal tersebut ?”
S3 : ” Saya pakai logis Saya tahu ubin putih itu 225 itu desain
kelima belas. Jadi saya harus mencari desain ubin hitam ke
lima belas. Ubin hitam itu polanya ditambah 4 jadi saya tahu
kalo ubin hitam ke lima belas itu 64. Jadi saya tadi
menghitung kalo 64 ubin kelima belas. Itu saya ngelewati ke
56 jadi ubin hitam tersebut adalah 13. Yang ketiga belas itu
ubin putihnya 169. Untuk putih itu selisihnya ganjil. 1 ke 4
ditambah 3, 4 ke 9 itu ditambah 5 dan seterusnya.

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, S3 tidak


menuliskan diketahui dan ditanya dikarenakan tergesa – gesa dan
sudah kebiasaan (T1). S3 menggunakan logika karena lupa dengan
cara rumus.
Pada gambar 4.9, S3 melakukan kesalahan dimana salah
memasukan pola (T4). Oleh karena itu, kesimpulan tidak sesuai
dengan permasalahan pada soal (T5). Berikut cuplikan wawancara
dengan S3.
108

P : “Adakah langkah yang kelewatan?”


S3 : ” Menurut saya, jawaban sudah benar”
P : “Coba periksa lagi polamu yang putih ?”
S3 : “Oh iya Seharusnya 36 ditambah 13, saya kira ditambah 15
sehingga 49 terganti angka 51.
P : ” Apakah kamu tidak melakukan pemeriksaan kembali?”
S3 : ” Saya tergesa – gesa sehingga tidak teliti dalam
memeriksa”
P : ” Bagaimana kamu menyimpulkan jawaban ini ?”
S3 : ” Jadi yang A, ubin hitam sebanyak 64. Yang B total ubin
sebanyak 252 ubin”

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, S3 salah


memasukkan angka pada pola, dkarenakan kurang teliti dalam
menghitung dan memeriksa kembali (T4). Oleh karena itu hasil akhir
tidak sesuai dengan permasalahan pada soal (T5).

d. Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis subjek


keempat (S4)
Siswa dengan absen nomor 26 merupakan siswa yang terpilih
sebagai subjek dengan kode “S4”. S4 melakukan 7 kesalahan dengan
rincian 3 kesalahan pada nomor 2 dan 4 kesalahan pada nomor 3.
Variasi jenis kesalahan S4 pada soal nomor 2 terdapat pada 4 tahap
(T1,T3,T4 dan T5). Kesalahan S4 pada nomor 3 terdapat pada 3
tahap (T3,T4 dan T5) . Sedangkan strategi yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah, S4 menggunakan logika pada soal nomor 1,
menggunakan rumus pada soal no 3 dan menggunakan rumus serta
logika pada nomor 2.Dengan catatan, strategi menggunakan logika
pada no 2 tidak sesuai.
109

1) Analisis kemampuan pemecahan masalah S4 pada nomor 1

Gambar 4.10 Jawaban S4 Pada Soal Nomor 1


Pada gambar 4.10, S4 mampu menyelesaikan tiap tahap
kemampuan pemecahan masalah dengan baik. S4 menggunakan
logika untuk menyelesaikan permasalahan pada nomor 1. Berikut
kutipan wawancara dengan S4.

P : “Bagaimana kamu mengerjakan soal tersebut ?”


S4 : ” Lapisan kedua dan pertama selisih delapan, lapisan ketiga
dan kedua ada 12, jadi jedanya ada 4.
P : “Adakah cara lainnya?”
S4 : “Iya ada, menggunakan rumus. Tapi saya lupa”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, S4 menggunakan


logika karena dia lupa rumus yang sesuai dengan permasalahan
tersebut.
110

2) Analisis kemampuan pemecahan masalah S4 pada nomor 2

Gambar 4.11 Jawaban S4 Pada Soal Nomor 2

Pada gambar 4.11, S4 salah mengartikan kalimat “Tali


dipotong delapan” dengan konsep pembagian (T1). S4 menggunakan
dua cara yaitu logika dan rumus dimana kedua cara tersebut tidak
sesuai dengan permasalahan pada soal (T3). Pada cara rumus, S4
tidak menuliskan notasi (T3). Selain itu, S4 juga salah memasukkan
angka pada rumus (T4) sehingga kesimpulan tidak sesuai (T5).
Berikut cuplikan wawancara dengan S4.

P : “Bagaimana kamu mengerjakan soal tersebut ?”


S4 : ” 180 cm di bagi 8 menjadi 22,5 trus ditambah lima sampai
ke delapan”
P : “Kenapa 180 dibagi 8 ?”
S4 : “Dulu pernah, ada soal dipotong 8 lalu dibagi 8 “
P : “ Adakah kata tambahan pada soal tersebut ?”
S4 : “ Ada tambahan kata sama rata, Pak”
P : “Apakah di soal ini ada kata sama rata ?”
S4 : “ Tidak ada, Pak”
P : “Kenapa ada dua cara ?”
S4 : “ Untuk jaga – jaga saja, kalau ada jawaban yang salah
pada salah satu cara”
P : “Kenapa rumusnya tidak ada notasinya?”
S4 : “ Waktunya mepet jadi saya langsung angkanya?”
111

P : “Coba jelaskan angka pad acara rumus ?”


S4 :” 180 itu panjang tali total, 22,5 itu 180 dibagi 8. Saya lupa
lupa ingat dengan rumusnya.”
P :”Apakah ada langkah yang kelewatan?”
S3 : “ Saya ragu yang 180 : 8”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, S4 salah


mengartikan kalimat dikarenakan kurang teliti dalam membaca (T1).
Oleh karena itu, S4 salah menerapkan strategi penyelesaian
menggunakan logika (T3). Selain itu, S4 kurang menguasai rumus
yang digunakan karena lupa – lupa ingat (T3 dan T4). Oleh karena
itu, dua cara tersebut berujung pada kesimpulan yang tidak sesuai
(T5).

3) Analisis kemampuan pemecahan masalah S4 pada nomor 3

Gambar 4.12 Jawaban S4 Pada Soal Nomor 3

Pada gambar 4.12, S4 tidak menuliskan notasi rumus (T3).


Selain itu S4 juga salah memasukkan angka pada rumus(T4)
sehingga berujung pada kesimpulan yang tidak sesuai (T5). Berikut
cuplikan wawancara dengan S4.
P : “Bagaimana kamu mengerjakan soal tersebut ?”
112

S4 : ” 225 dikuadratkan menjadi 15,ubin hitam 8 ditambah 14


dikali 4 = 64. Ini rumus dari buku paket.”
P : “Kenapa rumusnya tidak ada notasinya?”
S4 : “Tidak ada notasi di buku paket?”
P : “Coba jelaskan angka pada acara rumus ?”
S4 :” Poin A, delapan itu ubin pertama. 14 nya 15 -1. Saya tulis
langsung. Empatnya saya lupa, rumusnya seperti itu. Poin B,
56 itu dari 13, ini 12 karena 13 – 1. Sesuai rumus.
P :” Ini ubin putih kenapa mencari dengan cara ubin hitam,
padahal poin A tadi dikuadratkan.?”
S3 : “Ini salah. Seharusnya dikuadratkan. Saya salah
menggunakan rumus. Seharusnya 13 nya dikuadratkan”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, S4 tidak


menguasai rumus sehingga tidak menuliskan notasi (T3) dan salah
mengoperasikan rumus (T4). Oleh karena itu kesimpulan menjadi
tidak sesuai (T5).

Dari hasil wawancara dengan keempat subjek dapat


diketahui bahwa penggunaan logika lebih banyak daripada rumus
dikarenakan kurangnya penguasaan dalam penggunaan rumus
(S1,S2,S3 dan S4). Selain itu, diperoleh informasi mengenai
penyebab kesalahan subjek ditiap soal.
Tahap membaca (T1), subjek salah mengartikan kalimat
pada soal ke dalam model matematika (S1,S2 dan S4). Hal ini
disebabkan oleh kurang telitinya subjek dalam membandingkan soal
tersebut dengan soal lain yang sebelumnya pernah ditemui.
Tahap memahami masalah (T2), subjek tidak menuliskan
informasi diketahui dan ditanya atau hanya menuliskan informasi
diketahui saja. Hal ini disebabkan oleh faktor tergesa – gesa ( S1),
lupa (S2) dan kebiasaan (S3).
Tahap transformasi masalah (T3), subjek menggunakan
strategi penyelesaian yang tidak tepat dan tidak menuliskan notasi
rumus. Kesalahan memilih strategi dikarenakan siswa salah
113

mengartikan kalimat pada soal ke dalam model matematika (S1,S2


dan S3). Sedangkan kesalahan tidak menuliskan notasi rumus,
disebabkan oleh kurangnya penguasaan dalam menggunakan rumus
tersebut (S4).
Tahap ketrampilan proses (T4), subjek keliru
mengoperasikan pola dan rumus. Kesalahan pada pola disebakan
oleh tidak telitinya siswa dalam menjumlahkan angka pada pola
tersebut (S2 dan S3). Sedangkan pada rumus, kesalahan disebabkan
oleh kurangnya penguasaan terhadap penggunaan rumus tersebut
(S4).
Tahap penulisan jawaban (T5), subjek tidak menuliskan
kesimpulan atau menuliskan kesimpulan tetapi tidak tepat. Subjek
tidak menuliskan kesimpulan dikarenakan tergesa – gesa (S1) dan
lupa (S2). Sedangkan penulisan jawaban yang tidak tepat,
disebabkan oleh kesalahan dari proses sebelumnya dimana subjek
tidak teliti dalam pemeriksaan kembali, sehingga kesimpulan
menjadi tidak tepat (S3 dan S4).
3. Analisis Hasil Tes dan Hasil Wawancara
Setelah menganalisis data tes dan wawancara, dapat
diketahui kemampuan dari subjek dan penjelasan serta keterangan
dari jawaban siswa. Subjek cenderung menggunakan logika daripada
rumus. Penggunaan logika begitu dominan dengan rata – rata
penggunaan 83%. Berdasarkan hasil wawancara dengan S1,S2,S3
dan S4 dapat diketahui bahwa alasan penggunaan rumus dikarenakan
subjek kurang memahami penggunaan rumus. Hal ini dapat dilihat
dari penggunaan rumus yang rata – rata penggunaannya hanya 8.5 %.
Kemampuan pemecahan masalah matematis subjek masuk
kategori rendah. Rata – rata kemampuan pemecahan masalah
matematis subjek di tiap tahap analisis Newman hanya 33%. Hal ini
disebabkan banyak subjek melakukan kesalahan di soal nomor 2 dan
nomor 3. Di soal nomor 2, banyak siswa yang melakukan kesalahan
membaca dikarenakan salah mengartikan kata pada soal ke dalam
model matematika ( S1,S2 dan S4). Sedangkan soal nomor 3,
kebanyakan siswa tidak dapat menentukan strategi yang sesuai
114

(S1,S2) dan kesalahan operasional (S3,S4). Kesalahan- kesalahan


tersebut sebagai berikut.
Tahap membaca (T1), subjek salah mengartikan kalimat
pada soal ke dalam model matematika (S1,S2 dan S4). Hal ini
disebabkan oleh kurang telitinya subjek dalam membandingkan soal
tersebut dengan soal lain yang sebelumnya pernah ditemui.
Tahap memahami masalah (T2), subjek tidak menuliskan
informasi diketahui dan ditanya atau hanya menuliskan informasi
diketahui saja. Hal ini disebabkan oleh faktor tergesa – gesa ( S1),
lupa (S2) dan kebiasaan (S3). Ketergesa – gesaan dan lupa tersebut
(S1 dan S2) terjadi karena subjek fokus ke soal selanjutnya.
Sedangkan alasan kebiasaan (S3) terjadi karena subjek selama ini
dalam setiap mengerjakan soal cerita kerap tidak menuliskan
informasi diketahui dan ditanya.
Tahap transformasi masalah (T3), subjek menggunakan
strategi penyelesaian yang tidak sesuai dan tidak menuliskan notasi
rumus. Kesalahan memilih strategi dikarenakan siswa salah
mengartikan kalimat pada soal ke dalam model matematika (S1,S2
dan S3). Sedangkan kesalahan tidak menuliskan notasi rumus,
disebabkan oleh kurangnya penguasaan dalam menggunakan rumus
tersebut (S4).
Tahap ketrampilan proses (T4), subjek salah mengoperasikan
pola dan rumus. Kesalahan pada pola disebakan oleh tidak telitinya
siswa dalam menjumlahkan angka pada pola tersebut (S2 dan S3).
Sedangkan pada rumus, kesalahan disebabkan oleh kurangnya
penguasaan terhadap penggunaan rumus tersebut (S4).
Tahap penulisan jawaban (T5), subjek tidak menuliskan
kesimpulan atau menuliskan tetapi jawaban tidak tepat. Subjek tidak
menuliskan kesimpulan dikarenakan tergesa – gesa (S1) dan lupa
(S2). Sedangkan penulisan jawaban yang tidak tepat, disebabkan
oleh kesalahan dari proses sebelumnya dimana subjek tidak teliti
dalam pemeriksaan kembali, sehingga kesimpulan menjadi tidak
tepat (S3 dan S4).
115
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa subjek dominan menggunakan logika daripada menggunakan
rumus yaitu dengan persentase penggunaan sebesar 83%. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya kemampuan penguasaan subjek dalam
menggunakan rumus. Kemampuan pemecahan masalah matematis
subjek masuk dalam kategori rendah dengan rata – rata persentase
subjek menjawab benar sebesar 33%. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh subjek di tiap tahapan
pemecahan masalah. Pada tahap membaca, subjek tidak teliti
membaca sehingga salah mengartikan kalimat pada soal ke dalam
model matematika. Pada tahap memahami masalah, subjek tidak
menuliskan informasi pada soal. Hal tersebut terjadi karena subjek
tergesa – gesa mengerjakan soal selanjutnya sehingga lupa untuk
menuliskan informasi diketahui dan ditanya. Selain itu ada faktor
kebiasaan, dimana subjek selama ini dalam setiap mengerjakan soal
cerita kerap tidak menuliskan informasi diketahui dan ditanya. Pada
tahap transformasi masalah, subjek salah memilih strategi
dikarenakan kesalahan konsep pada tahap membaca serta kurangnya
penguasaan rumus sehingga tidak menuliskan notasi rumus. Pada
tahap ketrampilan proses, subjek kurang teliti serta kurang
penguasaan strategi sehingga salah dalam pengoperasian rumus dan
pola. Dan pada tahap terakhir, subjek tidak menuliskan kesimpulan
serta ada kesimpulan tetapi tidak tepat, Hal ini disebabkan oleh
subjek tergesa – gesa dan lupa serta kurang teliti pada proses
pemeriksaan ulang.

B. Saran
Berikut saran yang dapat dikemukakan peneliti berdasar
pada hasil penelitian serta pembahasan.

115
116

1. Bagi Guru :
Dalam pembelajaran ada baiknya guru menggunakan model
pembelajaran bermakna sehingga siswa tidak cenderung menghafal.
Serta dalam memberikan latihan soal, hendaknya guru juga
memperhatikan tahapan penyelesaian siswa seperti dituliskannya
diketahui, ditanya dan jadi. Selain itu, baiknya guru memberikan
banyak latihan soal pada siswa untuk membentuk kemampuan
merumuskan strategi penyelesaian.
2. Bagi Siswa
Dalam mempelajari rumus hendaknya siswa juga
memahami dan mengerti notasi rumus. Serta,siswa diharapkan bisa
teliti dalam menyelesaikan soal baik dari segi membaca, pengerjaan
maupun mengoreksi jawaban kembali. Selain itu, siswa juga baiknya
banyak berlatih mengerjakan soal serta berkonsultasi dengan guru
bila menemui kesulitan
3. Untuk Peneliti
Penelitian ini dapat dikembangkan atau dilanjutkan kembali
dengan metode lain seperti kuantitatif, deskriptif kuantitatif, maupun
PTK. Selain itu, diharapkan ada penelitian lagi menggunakan subjek
yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Asbiallah. (2018). Analisis Tingkat Kemampuan Pemecahan


Masalah Siswa Kelas VII MTs Badrussalam Sekarbela
Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pecahan Tahun Ajaran
2017/2018. Mataram.
Fitrianingsih. (2018). Pengaruh Pendekatan Open-Ended Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa DI
SMPN 1 Driyorejo.
Fitriatien, S. R. (2019). Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan
Soal Cerita Matematika Berdasarkan Newman. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Matematika, 53-64.
Jazilah, N. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas VII SMPN 21 Surabaya.
Khotimah, N., Utami, C., & Citroresmi, N. (2018). Penerapan Model
Learning Cycle 7E Untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Matematis Siswa Kelas VIII Pada Materi Prisma.
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia, 15-20.
NCTM. (2000). Principles and Standars for School Mathematics.
Ningsih, D. L. (2018). Analisis Tipe Higher Order Thinking Skill
(HOTS) Dalam Soal Ujian Nasional (UN) Biologi Sekolah
Menengah Atas (SMA) Tahun Ajaran 2016/2017.
Nuragni, W. T. (2018). Analisis Kemampuan Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Matematika Tipe High Order Thinking
Pada Pokok Bahasan Pola Bilangan Di Kalangan Siswa
Kelas VIII E SMP Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran
2018/2019. Yogyakarta.

117
118

Nurfatonah, A. (2016). Pengaruh Model Pembelajarn Learning


Cycle 7E Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa SMP.
Nurhayati, & Zanthy, L. S. (2018). Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematik Siswa MTS Pada Materi Pola Bilangan.
Journal On Education, 23-26.
Polya, G. (1957). How To Solve It : A New Aspect of Mathematical
Method.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D.
Sugiyono, P. D. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D (28 ed.). Bandung: Penerbit Alfabeta.
Thobroni, M. (2016). Belajar & Pembelajaran Teori dan Praktik.
Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Utami, R. W., & Wutsqa, D. U. (2017). Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika dan Self - Efficacy Siswa
SMP Negeri di Kabupaten Ciamis. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika, 166-175.
Visitari, R., & Siswono, T. Y. (2013). Kemampuan Siswa
Memecahkan Masalah Berbentuk Soal Cerita Aljabar
Menggunakan Tahapan Analisis Newman.
Wahyuningtyas, N. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran SQ3R
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMPN
1 Sukodono.
Widodo, A. S. (2013). Analisis Kesalahan Dalam Pemecahan
Masalah DivergensiI Tipe Membuktikan Pada Mahasiswa
Matematika. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 106-113.
119

Yanti, A. H. (2017). Penerapan Model Problem Based Learning


(PBL) Terhadap Kemampuan Komunikasi dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Menengah
Pertama Lubuklinggau. Jurnal Pendidikan Matematika
Raflesia, 118-129.
Yuwono, T., Supanggih, M., & Ferdiani, R. D. (2018). Analisis
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Berdasarkan Prosedur Polya.
Jurnal Tadris Matematika 1, 137-144.
120
Lampiran 1: Format Revisi Skripsi

FORMAT REVISI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Puguh Harianto


NIM : 165500039
Program Studi : Pendidikan Matematika
Tanggal Ujian Skripsi : Januari 2020
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa SMP Pada
Materi Pola Bilangan
Penguji I : Nur Fathonah, S.Pd., M.Pd.
Penguji II : Sri Rahmawati F, S.Pd., M.Si.
No Materi Revisi Penguji I Penguji II
1 Perbaikan kerangka konseptual
(Bab II)
2 Penambahan Kesimpulan
( Bab V)
3 Penambahan keterangan pada
asumsi (Bab II)
4 Penambahan keterangan pada teknik
pengumpulan data (Bab III)
5 Perbaikan penulisan struktur dan tata
letak tulisan
Batas waktu revisi skripsi: 2 (dua) minggu terhitung dari waktu ujian skripsi.

Dosen Penguji I, Dosen Penguji II,

Nur Fathonah, S.Pd., M.Pd. Sri Rahmawati F, S.Pd., M.Si.


NIDN. 0703046803 NIDN. 0726068706
Lampiran 2 : Berita Acara Bimbingan Skripsi

121
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Puguh Harianto


NIM : 165500039
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa SMP Pada Materi Pola
Bilangan
No Tanggal Materi Bimbingan Pembimbing
1 12 September 2019 Pengajuan Judul Skripsi
2 3 Oktober 2019 Pengajuan BAB I
3 10 Oktober 2019 Revisi BAB I
4 14 Oktober 2019 BAB I (ACC)
5 17 Oktober 2019 Pengajuan BAB II & BAB III
6 24 Oktober 2019 Revisi BAB II & BAB III
7 31 November 2019 BAB II & BAB III (ACC)
8 07 November 2019 Pengajuan BAB IV
9 14 November 2019 Revisi BAB IV
10 3 Desember 2019 Revisi BAB IV & Pengajuan BAB V
11 11 Desember 2019 Revisi BAB IV & Revisi BAB V
12 19 Desember 2019 BAB IV & BAB V (ACC)
13 3 Januari 2020 ABSTRAK (IND & ENG)
14 8 Januari 2020 Keseluruhan Naskah Skripsi
Selesai bimbingan skripsi tanggal 8 Januari 2020.

Mengetahui:
Dekan FKIP, Pembimbing,

Dr. Suhari, S.H., M.Si. Sri Rahmawati F, S.Pd., M.Si.


NIP. 196801031992031003 NIDN. 0726068706

122
Lampiran 3 : Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 4 : Surat Keterangan Penelitian


123
124
Lampiran 5 : Taksonomi Bloom

Berikut tabel berisi deskripsi dan kata kunci revisi taksonomi


bloom oleh Krathwohl dalam [ CITATION Nin18 \l 1033 ].

Kategori Kata Kunci


Mengingat (C1) : Menyebutkan definisi, menirukan
Dapatkah peserta didik ucapan, menyatakan susunan,
mengucapkan atau mengucapkan, mengulang,
mengingat informasi ? menyatakan.
Pemahaman (C2) : Mengelompokkan, menggambarkan,
Dapatkah peserta didik menjelaskan identifikasi,
dapat menjelaskan menempatkan, melaporkan,
konsep, prinsip, hokum menjelaskan, menerjemahkan,
atau prosedur? pharprase
Penerapan (C3) : Memilih, mendemontrasikan,
Dapatkah peserta didik memerankan, menggunakan,
menerapkan mengilustrasikan, menginterpretasi,
pemahamnnya dalam menyusun jadwal, membuat sketsa,
situasi baru? memecahkan masalah, menulis
Analisis (C4) : Mengkaji, membandingkan
Dapatkah peserta didik ,mengkontraskan, membedakan,
memilah bagian – bagian melakukan deskriminasi,
berdasarkan perbedaan memisahkan, menguji, melakukan
dan kesamaannya? eksperimen , mempertanyakan.
Evaluasi (C5) :
Memberi argumentasi,
Dapatkah peserta didik
mempertahankan, menyatakan,
menyatakan baik atau
memilih , memberikan dukungan,
buruk terhadap sebuah
memberi penilaian, melakukan
fenomena atau objek
evaluasi
tertentu?
Penciptaan (C6) : Merakit,
Dapatkah peserta didik mengubah,membangun,mencipta,
menciptakan sebuah merancang , mendirikan,
benda atau pandangan ? merumuskan, menulis
125
126
Lampiran 6 : Lembar Validasi Soal Tes

127
128
129
Lampiran 7: Soal Tes

SOAL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH


MATEMATIS
MATERI POLA BILANGAN

1. Seorang tukang menyusun batu bata dengan susunan sebagai


berikut:
Lapisan pertama atau paling atas ada 4 buah, lapisan kedua
ada 12 buah , lapisan ketiga ada 24 buah dan lapisan
keempat ada 40 buah dan seterusnya. Bila lapisan batu bata
tersebut ada sepuluh lapisan. Tentukan :
c. Banyak batu bata pada lapisan ketujuh?
d. Selisih banyak batu bata antara lapisan kelima dan
kesepuluh?

2. Sebuah tali temali panjangnya 180 cm dipotong – potong


menjadi 8 bagian. Jika bagian kedua 5 cm lebih panjang dari
bagian pertama, bagian ketiga 5 cm lebih panjang dari
bagian kedua dan seterusnya. Tentukan panjang tali bagian
pertama dan yang terakhir?

3. Suatu lembaga PAUD membuat beberapa desain zona


bermain. Zona bermain tersebut akan dibuat menggunakan
dua jenis ubin yaitu ubin hitam dan ubin putih. Dimana ubin
hitam mengelilingi ubin putih. Penyusunan kedua ubin
tersebut membentuk pola. Berikut beberapa desain zona
bermain tersebut.

……….

130
Desain 1
Desain 2
Desain 3
Tentukan :
a. Banyak ubin warna hitam, ketika ubin putih sebanyak
225 ubin ?
b. Total seluruh ubin, ketika ubin hitam sebanyak 56 ubin ?

131
Lampiran 8 : Rubrik Skor Tes KPMM

1. Seorang tukang menyusun batu bata dengan susunan sebagai


berikut:
Lapisan pertama atau paling atas ada 4 buah, lapisan kedua ada
12 buah , lapisan ketiga ada 24 buah dan lapisan keempat ada 40
buah dan seterusnya. Bila lapisan batu bata tersebut ada sepuluh
lapisan. Tentukan :
a. Banyak batu bata pada lapisan ketujuh?
b. Selisih banyak batu bata antara lapisan kelima dan kesepuluh?

Indikator
Pemecahan
Jawaban
Masalah Skor
Matematis
Membaca Siswa mampu membaca masalah
Masalah dengan mengerti semua istilah, kata
(reading) – kata, kalimat dan symbol sulit yang
3
dicetak tebal dalam masalah dari
ketepatan mengartikan ke bahasa
lebih dari 85%
Memahami Diketahui : lapisan bata pertama
Masalah adalah 4, lapisan kedua ada 12,
(comprehension lapisan ketiga ada 24 dan lapisan
) keempat ada 40. Dan seterusnya.
3
Ditanya : banyak lapisan ketujuh ?
dan selisih lapisan ke lima dan
kesepuluh?
Transformasi LOGIKA 3
Masalah Mencari pola barisan tersebut :
(transformation) 4 12 24 40 60 Dst
8 12 16
4 4

132
Indikator
Pemecahan
Jawaban
Masalah Skor
Matematis
RUMUS
Un = 2n (n + 1)

Ketrampilan LOGIKA
Proses Mencari pola barisan tersebut :
( process skill) 4 12 24 40 60 84 112 144 180
220
8 12 16 20 24 28 32 36 40
4 4 4 4 4 4 4 4

Selisih lapisn ke lima dan ke sepuluh


= 220 – 60 = 160

RUMUS
Un = 2n (n + 1)
U7 = 2.7 (7 + 1)
3
= 14 . 8
= 112 (a)

U5 = 2.5 (5 + 1)
= 10 . 6
= 60

U10 = 2.10 (10 + 1)


= 20 . 11
= 220
Selisih lapisan ke lima dan ke
sepuluh yaitu 220 – 60 = 160 (b)

Penulisan Jadi lapisan batu bata ketujuh adalah 3


Jawaban Akhir 112 dan selisih lapisan batu bata

133
Indikator
Pemecahan
Jawaban
Masalah Skor
Matematis
(encoding) kelima dan ksepuluh adalah 160
TOTAL 15

2. Sebuah tali temali panjangnya 180 cm dipotong – potong menjadi


8 bagian. Jika bagian kedua 5 cm lebih panjang dari bagian
pertama, bagian ketiga 5 cm lebih panjang dari bagian kedua dan
seterusnya. Tentukan panjang tali bagian pertama dan yang
terakhir?

Indikator
Pemecahan
Jawaban
Masalah Skor
Matematis
Membaca Siswa mampu membaca masalah
Masalah dengan mengerti semua istilah, kata
(reading) – kata, kalimat dan symbol sulit yang
3
dicetak tebal dalam masalah dari
ketepatan mengartikan ke bahasa
lebih dari 85%
Memahami Diketahui : Tali panjang 180 cm
Masalah dipotong menjadi delapan bagian,
(comprehension dengan beda tiap bagian adalah lima
3
)
Ditanya : tali bagian pertama dan
terakhir ?
Transformasi LOGIKA 1 3
Masalah Misal bagian pertama = x, maka :
(transformation) x+(x+5)+(x+5+5)+(x+5+5+5)+
(x+5+5+5+5)+ (x+5+5+5+5+5)+

134
Indikator
Pemecahan
Jawaban
Masalah Skor
Matematis
(x+5+5+5+5+5+5)+ (x+5+5+5+5+
5+5+5) = 180

LOGIKA 2
Menggunakan cara coba – coba :
5, 10,15,20,25,30,35,40

RUMUS
Mencari bilangan awal
Sn= ½ n (2a + (n-1)b)
Mencari bilangan akhir
Un = a + (n-1)b

Ketrampilan Misal bagian pertama = x, maka : 3


Proses x+(x+5)+(x+5+5)+(x+5+5+5)+
( process skill) (x+5+5+5+5)+ (x+5+5+5+5+5)+
(x+5+5+5+5+5+5)+ (x+5+5+5+5+
5+5+5) = 180
8x + 140 = 180
8x = 180 -140
x = 40 : 8
x = 5

8x + 140 = 180
8x = 180 -140
x = 40 : 8
x = 5
bilangan awal adalah 5 maka
bilangan akhir yaitu:
5, 10,15,20,25,30,35,40

135
Indikator
Pemecahan
Jawaban
Masalah Skor
Matematis
LOGIKA 2
Menggunakan cara coba – coba :
5, 10,15,20,25,30,35,40

RUMUS
Mencari bilangan awal
Sn= ½ n (2a + (n-1)b)
180 = ½ 8 (2a + (8-1)5)
180 = 4 (2a + 30)
180 = 8a + 120
8a = 180 -120
a = 40 : 8
a=5
Mencari bilangan akhir
Un = a + (n-1)b
U8 = 5 + (8-1) 5
U8 = 40

Penulisan
Jadi tali bagian awal dan akhir secara
Jawaban Akhir 3
berurutan adalah 5 dan 40
(encoding)
TOTAL 15

136
3. Suatu lembaga PAUD membuat beberapa desain zona
bermain. Zona bermain tersebut akan dibuat menggunakan
dua jenis ubin yaitu ubin hitam dan ubin putih. Dimana ubin
hitam mengelilingi ubin putih. Penyusunan kedua ubin
tersebut membentuk pola. Berikut beberapa desain zona
bermain tersebut.

……….

Desain 1
Desain 2
Desain 3
Tentukan :
a. Banyak ubin warna hitam, ketika ubin putih sebanyak
225 ubin ?
b. Total seluruh ubin, ketika ubin hitam sebanyak 56 ubin ?

Indikator
Pemecahan
Jawaban
Masalah Skor
Matematis
Membaca Siswa mampu membaca masalah
Masalah dengan mengerti semua istilah, kata –
(reading) kata, kalimat dan symbol sulit yang
3
dicetak tebal dalam masalah dari
ketepatan mengartikan ke bahasa
lebih dari 85%
Memahami Diketahui : 2 desain bermain dengan 3

137
Indikator
Pemecahan
Jawaban
Masalah Skor
Matematis
Masalah dua warna ubin
(comprehension) Ditanya : banyak ubin hitam ketika
ubin putih 225? Total seluruh ubin
ketika ubin hitam 56?
Transformasi LOGIKA
Masalah Pola ubin putih
(transformation) 1,4,9, dst
Pola bilangan persegi dimana barisan
terdiri atas bilangan kuadrat

Pola ubin hitam


8,12,16 dst 3
Pola bilangan kelipatan 4

RUMUS
Pola ubin putih = n2
Pola ubin hitam =
Un = a + (n-1)b

Ketrampilan LOGIKA 3
Proses Ubin Putih
( process skill) 1,4,9,16,25,36,49,64,81,100,144,169,
225
Ubin hitam
8,12,16,20,24,28,32,36,40,44,48,52,5
6,60,64

Bila ubin putih 225 maka ubin hitam


adalah 64
Bila ubin hitam 56 maka ubin putih
adalah 169 total kedua ubin adalah

138
Indikator
Pemecahan
Jawaban
Masalah Skor
Matematis
225
RUMUS
Pola ubin putih = n2
Jika ubin putih 225 maka urutannya
adalah n = √ 225 = 15
Sehingga ubin hitam =
Un = a + (n-1)b
U15 = 8 + (15-1) 4
U15 = 8 + 196
U15 = 225 (a)

Jika ubin hitam adalah 56 maka


barisan urutan ke – :
Un = a + (n-1)b
56 = 8 + (n-1) 4
4n = 56 - 4
n = 52 : 4
n = 13

karena n = 13, maka jumlah ubin


putih = n2= 132 = 169.
Total seluruh ubin (putih dan hitam)
= 169 +56 = 225 (b)

Penulisan
Jadi tali bagian awal dan akhir secara
Jawaban Akhir 3
berurutan adalah 5 dan 40
(encoding)
TOTAL 15

139
Skor Total Siswa = Skor nomor 1 + Skor nomor 2 + Skor nomor 3
SKOR TOTAL SISWA
Nilai Akhir (NA) = x 100
SKOR IDEAL

140
Lampiran 9 : Lembar Jawaban Subjek

141
142
143
144
Lampiran 10 : Daftar Pertanyaaan Wawancara

Berikut daftar pertanyaan yang digunakan dalam tahapan


wawancara:

Indikator
Pemecahan
Pertanyaan
Masalah
Matematis

Membaca Masalah  Silahkan dibaca soal nomor ..


(reading)  Jelaskan maksud dari soal?
Memahami  Apa yang diketahui dan ditanya dari
Masalah soal?
(comprehension)  Mengapa diketahui dan ditanya tidak
ditulis?***
Transformasi  Bagaimana kamu mengerjakan soal
Masalah tersebut?
(transformation)  Mengapa menggunakan strategi
tersebut?***
 Mengapa notasi rumus atau pola tidak
ditulis?***
Ketrampilan Proses  Jelaskan proses pengerjaan yang kamu
( process skill) lakukan?
 Mengapa komponen tersebut harus
melalui proses tersebut?***
Penulisan Jawaban  Dari proses tersebut adakah yang
(encoding) menurutmu terlewat?
 Bagaimana kamu menyimpulkan
jawaban tadi?
 Mengapa tidak dituliskan jadi?***
 Mengapa tidak dilakukan pengecekan?
***
Keterangan :

145
Indikator
Pemecahan
Pertanyaan
Masalah
Matematis

*** = pertanyaan tersebut akan digunakan bila ditemui kesalahan

146
Lampiran 11 : Foto Kegiatan

147

Anda mungkin juga menyukai