Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Judul Penelitian
Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang gaya otot dalam kehidupan sehari-hari
dengan mengunakan metode Demonstrasi pada siswa kelas IV SD Advent Doyo baru
Tahun ajaran 2020/2021

B. Bidang kajian
Ilmu pengetahuan alam (IPA)

C. Lata Belakan Masalah

IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas

terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses

pendidikan dan juga perkembangan teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk

membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan Ilmu pengetahuan

dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang

belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat

dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran pada pelajaran IPA di kelas VI Advent Doyo Baru tahun pelajaran

2020/2021 dapat diukur dengan keberhasilan siswa yang mengikuti pembelajaran tersebut.

Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta hasil belajar

siswa. semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi belajar IPA semakin

tinggi pula tingkat hasil belajar siswa.

Dari hasil belajar siswa kelas IV advent doyo baru Tahun Ajaran 2020/2021 terhadap

mata pelajaran IPA khususnya pada materi gaya otot menunjukkan bahwa masih ada siswa

yang kurang paham akan materi tersebut. Hal ini dibuktikan bahwa dari 20 siswa kelas IV

advebt doyo baru hanya 8 siswa yang dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

sedangkan 12 siswa tidak dapat mencapai nilai KKM, dimana nilai KKM untuk mata

pelajaran IPA kelas IV (Empat) di SD advent doyo baru adalah 70.


Rendahnya hasil belajar IPA dapat di pengaruhi oleh banyak faktor salah satunya

iyalah :proses belajar mengajar,kebanyakan guru tidak memperdulikan konsep atau

pengetahuan siswa sehinga hasil belajar mengakibatkan siswa tidak paham tentang materi

yang di ajarkan guru, khususnya pada mata pelajaran IPA tentang Gaya otot dalam kehidupan

sehari hari serian tejadi pada pembelajaran IPA siswa tidak meiliki keinganan untuk bertanya

karena penugasan, dan metode cerama dominan dalam pembelajaran sehinga menimbulkan

kebosanan siswa dalam proses penbelajaran sehinga siswa cenderung ribut saat guru

menerangkan ,siswa ada yang mengantuk keluar masuk,mengangu teman

Berdasarkan dari hasil data awal yang di lakukan di SD Advent Doyo Baru tersebut
bahwa perkembangan belajar anak dari 20 siswa hanya 8 yang mencapai KKM 25%
sedangkan 8 siswa belum mencapai KKM 75% dalam pembelajaran IPA tema 7 tema 1
pembelajaran 1 dengan materi tentang gaya otot dalam kehidupan sehari-hari menggunakan
metode demonstrasi dengan media alat peraga. Dari paparan para ahli maka dapat ditegaskan
bahwa pengertian metode demonstrasi adalah cara mengajar kepada sisiwa atau peserta didik
dimana guru memperagakan ataupun memperlihatkan proses dalam kegiatan sesuatu
sehingga peserta dapat memahami materi dengan lebih mudah dan jelas, agat mampu
membuat siswa menangkap pembelajaran dengan mudah pada siswa di kelas IV SD Advent
Doyo Baru tahun ajaran 2020/2021
D. Rumusan Masalah dan penecahannya
a) Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah

sebagai berikut :

Apakah Penggunaan pembelajaran dengan mengunakan metode Demonstrasih dapat

meningkat hasil belajar dan mencapai KKM pada siswa kelas IV SD advent doyo baru pada

pelajaran IPA tentang gaya otot dalam kehidupan sehari-hari?

b) Pemecahan masalah

Berdasarkan rumusan masalah, maka peneliti memilih alternatif cara pemecahan masalah

sebagai berikut :
Denganl Penggunaan Metode demonstrasih dapat Meningkatan Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam tentang gaya otot dalm kehidupan sehari-hari Tahun Pelajaran 2020/2021

minimal mencapai KKM.

Langkah-langkah pemecahan masalah penggunaan metode Demonstrasi dalam meningkatkan

hasil belajar siswa tentang Gaya Otot:

1. merumuskan keterampilan yang diharapkan akan dicapai oleh siswa setelah demonstrasi

dilakukan

2. mencoba alat-alat yang akan digunakan dalam demonstrasi, supaya waktu diadakan

demonstrasi tidak gagal

3. memperkirakan jumlah siswa apakah memungkinkan diadakan metode demonstrasi

4. menetapkan garis besar langkah yang akan dilaksanakan

6. memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.

E. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan hasil belajar IPA menggunakan metode demonstrasih tentang gaya

otot dalam kehidupan sehari hari pada kelas IV sd advent doyo baru Tahun Ajaran

2020/2021 dimana semua siswa mencapai KKM yang sudah ditentukan yaitu 70.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a. Siswa dapat memahami materi dengan menggunakan metode deontrasih

b. Siswa dapat aktif bertanya tentang materi yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran

dalam proses demonstrasih

c. Pembelajaran IPA tidak membosankan.

d. Memberi materi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa atau dilingkungan

sekitar.
e. Hasil belajar siswa meningkat.

2. Bagi Guru

 Dalam proses pembelajaram dengan mengunakan metode demonstrasih dapat mempermudah

guru dalam mengajarkan materi bagi siswa.

3. Bagi Sekolah

 Dapat memperbaiki pembelajaran IPA dalam hal kualitas proses dan hasil pembelajaran.

 Menigkatkan mutu anak didik agar mampu bersaing dengan sekolah lain serta unggul dalam

prestasi.

 Sebagai bahan acuan dalam penelitian lebih lanjut.

4. Bagi Peneliti

 Sebagai pengalaman bagi peneliti dan merasa bangga ketika hasil belajar siswa meningkat

G. TINJAUAN PUSTAKA

Kajian teori

a. Pengertian belajar

Belajar merupakan suatu proses yang di lakukan individu untuk memperoleh perubahan

tingka laku yang baru secara keseluruhn,sebagai hail penelitian individu itu di dalam interaksi

lingkungannya.

Menurut Anurrahman(2009.35)

b. Berikut pengertian belajar dan pembelajaran menurut para ahli :

1. Menurut R.Gagne (1989 : 1), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di

mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar

dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama

lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan di mana terjadi
interaksi antara guru dengan siswa, serta dengan siswa pada saat pembelajaran

berlangsung.

Gagne dalam teorinya yang disebut the domains of learning, menyimpulkan segala

sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu :

2. Kemampuan intelektual; selain menggunakan simbol verbal, manusia juga

mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan

intelektualnya, misalnya mampu membedakan warna, bentuk, dan ukuran.

Strategi kognitif; Gagne menyebutnya sebagai organisasi keterampilan yang internal

(internal organized skill) yang sangat diperlukan untuk belajar mengingat dan berpikir,

kemampuan kognitif ini lebih ditujukan ke dunia luar, dan tidak dapat dipelajari dengan

sekali saja memerlukan perbaikan dan latihan terus-menerus yang serius.

3. Sikap (attitude); sikap merupakan faktor penting dalam belajar; karena tanpa

kemampuan belajar tak akan berhasil dengan baik. Sikap seseorang dalam

belajar akan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh dari belajar tersebut.

Sikap akan sangat tergantung pada pendirian, kepribadian, dan keyakinannya,

tidak dapat dipelajari atau dipaksakan, tetapi perlu kesadaran diri yang penuh.

Belajar merupakan berpikir dengan mengunakan daya berpikir, berpikir konkrit pada

dasarnya hanya jenjang pendidikan dasar permulaan setelah itu akan beralih ke taraf

berpikir abstrak, hal ini di sebabkan karena lingkungan yang semakin luas

Merurut Desnawati (1993:35)

4. Menurut Winkel (2004:59) Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis

yang berlangsung dalam interaktif aktif dengan lingkungan yang menghasilkan


sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap.

c. Ciri Ciri Belajar

Hakekat belajar menurut belajar adalah sesuatu yang di lakukan di buat di jadikan oleh

usha sedangkan bagaimana tela di uraikan iyalah perubahan tingka laku sehinga hasil

belajar dapat di artikan sesuatu yang di peroleh dengan usaha, hasil belajar seing di sebut

dengan prestsi

1. Perubahan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Peruabahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar meliputi

perubahan keseluruhan tingkah laku. Misal, jika seseorang belajar sesuatu maka

perubahan akan mencakup dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

2. Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai

oleh pelaku belajar dan terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar

disadari. Contoh, seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa

yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik

3. Perubahan dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk

memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan dalam belajar

bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan

karena usaha individu sendiri.

d. Tujuan belajar

a. Mendapkan pengetahuan

b. Membentuk sikap

1. Menurut Sadirman 2001:28 pembentukan sikap mentl dam perilaku anak

didik tidak terlepas dari penanaan Nilai-Nilai guru tidak sekedar menjhadi
pengajar tetapi betul-betul menjadi pendidik yang memindahkan Nilai-Nilai

itu kepada siswa

Jadi pada intinya tujuan belajar ingin mendapatkan pengetahuan,

ketrampilan dan penanaman sikap, mental atau Nilai-Nilai

2. Menurut Oemar Hamalik (2008:73-75), tujuan belajar adalah suatu deskripsi

mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah

berlangsungnya proses belajar. Oemar Hamalik mengungkapkan bahwa

tujuan belajar terdiri dari tiga komponen yaitu :

 Tingkah laku terminal. Tingkah laku terminal adalah komponen tujuan belajar

yang menentukan tingkah laku peserta didik setelah belajar.

 Kondisi-kondisi tes. Komponen kondisi tes tujuan belajar menentukan situasi

dimana peserta didik dituntut untuk mempertunjukkan tingkah laku terminal.

 Ukuran-ukuran perilaku. Komponen ini merupakan suatu pernyataan tentang

ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku

peserta didik.

3. Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan

tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis,

kontruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari

berbagai komponen belajar

4. Hasil belajar adalah angka yang di peroleh siswa yang telah berhail

menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran sedsuai dengan kriteria

ketuntasan KKM yang di tetapkan sesuai dengan kurikulim yang berlaku

Prinsip dasar penilaian belajar yaitu untuk memberikan harapan bagi siswa

dan guru untuk dapat meningkatkan kwalitas belajar Rasyid 2008 : 67


BUAT SUB JUDUL TTG

e. Belajar di SD

Kata Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar.

Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada siswa, sementara

mengajar secara instruksional dilakukan oleh guru. Jadi, istilah pembelajaran adalah

ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah

penyerdehanaan dari kata belajar dan mengajar (BM), proses belajar mengajar (PBM),

atau kegiatan belajar mengajar (KBM).

Kata atau istilah pembelajaran dan penggunaannya masih tergolong baru, yang mulai

populer semenjak lahirnya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

2003. Menurut undang-undang ini, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut pengertian ini, pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik

agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan

tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan

baik.

f. Kharakteristik Anak SD

a. Pengertian Karasteristik siswa

Karakter menurut Puerwadarminta adalah watak, tabiat atau sifat-sifat kejiwaansedang

menurut IR Pedjawijatna mengemukakan karakter atau watak adalah seluruh aku yang

ternyata dalam tindakannya (insani). Dengan beberapa pengertian tersebut dapat

penulis katakan bahwa karakteristik siswa adalah merupakan semua watak yang nyata
dan timbul dalam suatu tindakan siswa dalah kehidupannya setiap saat. Sehingga

dengan demikian, karena watak dan perbuatan manusia yang tidak akan lepas dari

kondrat, dan sifat , serta bentuknya yang berbeda-beda, maka tidak heran jika bentuk

dan karakter siswa juga berbeda-beda. Adapun bentuk dan karakter siswa SD

khususnya adalah dapat di uraikan sebagai berikut. Bentuk –Bentuk karakteristik siswa

SD:

1.Senang bermain.

Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang

bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru sd seyogiyanya

merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di

dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai.

Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius

seperti ipa, matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti

pendidikan jasmani, atau seni budaya dan keterampilan.

2. Senang bergerak,

Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan

tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang

model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh

anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.

3. Anak senang bekerja dalam kelompok.

Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting

dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar


setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar

menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat

(sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus

merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar

dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa

implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak

untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk

membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau

menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.

4. Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.

Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional

konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep

baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep-

konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan

sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih

dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi

orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang

memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh

anak akan lebih memahami tentang solat jikalangsung dengan prakteknya

g.Pengertian IPA

a. Menurut Nash 1993ilmu pengetahuan alam iyalah model yang mengamati alam,

dan juga ipa mengamati Dunia ini bersifaat analisis serta hub ungan antara suatu
fenomena alam 1 dengan fenomena alam yang lain sehinga keseluruhannya

membentuk satu prespektif yang baru tentang objek yang di teliti dan di amati

Menurut Ahmad Susanto (2013: 167) IPA adalah usaha manusia dalam

memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran serta

menggunakan prosedur dan di jelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan

suatu kesimpulan . dalam hal ini para guru di sekolah dasar di harapkan

mengetahui dan mengerti hakikat pembelajaran IPA, sehingga dalam

pembelajaran IPA guru tidak mengalami kesulitan. Siswa yang melakukan

pembelajaran juga tidak mendapat kesulitan dalam memahami konsep IPA.

a. Hakekat IPA

Menurut Djarumojo 1992 IPA adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan

isisnya, yang juga di artikan sebagai segalah sesuatu yang di ketahui oleh

manusia, yang di artikan pengetahuan Rasional dan objektif dengan segalah

isisnya

Menurut Ahmad Susanto (2013: 165) IPA yang sering di sebut juga

dengan pendidikan sains, di singkat menjadi IPA. Merupakan salah satu mata

pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang

sekolah dasar. Mata pelajaran IPA selama ini di anggap mata pelajaran yang sulit

oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar hingga

menengah. Anggapan ini benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir sekolah

(UAS) yang di peroleh masih sangat jauh dengan yang di harapkan

h.BUAT JUGA SUB JUDUL TTG

h. Pembelajaran IPA di SD

Menurut Darmodjo (1993:7) menyatakan, pembelajaran IPA didasarkan pada

hakikat IPA sendiri yaitu dari segi proses, produk, dan pengembangan sikap.
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebisa mungkin didasarkan pada pendekatan

empirik dengan asumsi bahwa alam raya ini dapat dipelajari, dipahami, dan

dijelaskan yang tidak semata-mata bergantung pada metode kausalitas tetapi

melalui proses tertentu, misalnya observasi, eksperimen, dan analisis rasional.

Dalam hal ini juga digunakan sikap tertentu, misalnya berusaha berlaku seobjektif

mungkin dan jujur dalam mengumpulkan dan mengevaluasi data. Proses dan

sikap ilmiah ini akan melahirkan penemuan-penemuan baru yang menjadi produk

IPA.

Sebagaimana yang dikemukakan Trianto (2008:71), proses belajar mengajar sains

lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, sehingga siswa dapat

menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah

siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses

pendidikan maupun produk pendidikan.

Dengan demikian dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya diberikan

pengetahuan saja atau menghafal fakta, namun pembelajaran IPA didasarkan pada

prinsip-prinsip dan proses yang dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap

konsep-konsep IPA. Melalui kegiatan-kegiatan pengamatan langsung dan

penemuan siswa dituntut untuk aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari

gejala-gejala alam, serta melatih sikap obyektif dan jujur dalam melahirkan

penemuan baru.

a) Pengertian Demonstrasi

Demonstrasi iyalah metode belajar dengan cara memperagakan barang,

kejadian,aturan,dan ururtan melakukan suatu kegiatan,baik secara langsung maupun


melalui pengunan Media pengajaran yang relevan dengan pokok pembahasan atau materi

yang di sajikan menurut muhibbin 1993 : 43

Demonstrasi iyalah salah satu metode yang di gunakan untuk memperlihat

suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenan dengan bahan pe mbelajaran

Menurut syaiful bahri Djamara 2009 : 87

b. Metode demonstrasih

c. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan suatu benda

tertentu yang tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Menurut Sanjaya W.

(2006 : 152), metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau

benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian,

demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses

demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat

menyajikan bahan pelajaran lebih konkret dalam strategi pembelajaran ekspositori dan

inkuiri

Menurut Fat (dalam udhiexz) metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan

cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik

secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan

pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.

d. Sedangkan menurut Daryanto (2009: 403), metode demonstrasi merupakan cara

penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa

suatu proses situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun

tiruan yang sering disertai penjelasan lisan. Seringkali orang mengira bahwa metode
demonstrasi hanya digunakan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam saja, padahal

tidak demikian halnya. Metode ini dapat dipergunakan bagi penyajian semua jenis mata

pelajaran termasuk matematika. Dengan demonstrasi, proses penerimaan terhadap

pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan

baik dan sempurna, juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang

diperagakan guru selama pelajaran berlangsung.

e. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan suatu benda

tertentu yang tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh seorang guru. Menurut

Sanjaya W (2006:152) metode demonstrasi ” Metode penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau

benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.” Sebagai metode penyajian,

demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses

demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat

menyajikan bahan pelajaran lebih konkret dalam setrategi pembelajaran ekspositori dan

inkuiri.

f. Sedangkan menurut Daryanto (2009:403) metode demonstrasi ”cara penyajian bahan

pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses situasi, atau

benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai

penjelasan Iisan.” Sering kali orang mengira bahwa metode demonstrasi hanya digunakan

pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam saja. Padahal tidak demikian halnya. Metode

ini dapat dipergunakan bagi penyajian semua jenis mata pelajaran termasuk matematika.

Dengan demonstrasi proses penerimaan terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna, juga siswa dapat

mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperagakan guru selama pelajaran

berlangsung. Penggunaan teknik demonstrasi sangat menunjang proses interaksi belajar

mengajar dikelas, sehingga kesan yang diterima lebih lama pada jiwanya. Akibatnya

memberikan motivasi yang kuat untuk síswa agar lebih giat belajar. Dengan demonstrasi

itu siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung serta dapat

mengembangkan kecakapannya.

g. Metode demonstrasi merupakan metode yang paling pertama digunakan oleh manusia

purba takala menambah kayu untuk memperbesar nyala api unggun, sementara anak-anak

mereka memperhatikan dan menirunya. Dalam metode demonstrasi diharapkan setiap

Iangkah dari hal-hal yang didemonstrasikan dapat dilihat dengan mudah oleh siswa

melalui prosedur yang benar meskipun demikian siswa perlu juga mendapatkan waktu

yang cukup lama untuk memperhatikan sesuatu yang didemonstrasikan. Dalam

demonstarsi terutama dalam mengembangkan sikap-sikap, guru perlu merencanakan.

c. Kelebihan mengunakan metode Demostrasi

a. Menurut Bahri Djamarah (2008:211) Kelebihan

Metode Demonstrasi Adalah Sebagai Berikut :

1) Perhatian Siswa Dapat Dipusatkan Pada Hal-Hal Yang Dianggap Penting Oleh Guru

Sehingg Hal Yang Penting Itu Dapat Diamati Secara Teliti. Di Samping Itu,

Perhatian Siswa Pun Lebih Mudah Dipusatkan Kepada Proses Belajar Mengajar Dan

Tidak Kepada Yang Lainya.


2) Dapat Membimbing Siswa Ke Arah Berpikir Yang Sama Dalam Satu Saluran Pikiran

Yang Sama.

3) Ekonomis Dalam Jam Pelajaran Di Sekolah Dan Ekonomis Dalam Waktu Yang

Panjang Dapat Diperlihatkan Melalui Demonstrasi Dengan Waktu Yang Pendek.

4) Dapat Mengurangi Kesalahan-Kesalahan Bila Dibandingkan Dengan Hanya

Membaca Atau Mendengarkan, Karena Murid Mendapatkan Gambaran Yang Jelas

Dari Hasil Pengamatannya.

5) Karena Gerakan Dan Proses Dipertunjukkan Maka Tidak Memerlukan

KeteranganketeranganYang Banyak

b. Sebagai suatu metode pembelajaran, menurut Sanjaya W (2006: 152) metode demonstrasi

memiliki keunggulan diantaranya

 Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab

siswa langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan

 Proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi

juga melihat peristiwa yang terjadi

 Dengan cara mengamati secara langsung siswa memiliki kesempatan untuk

membandingkan antara teori dengan kenyataan

 Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pelajaran

c. Sedangkan menurut Syaiful (2010: 210), kelebihan metode demonstrasi ini adalah

1. Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkret

sehingga dapat menghindarkan verbalisme

2. Siswa diharapkan lebih mudah memahami apa yang dipelajari

3. Proses pengajaran akan lebih menarik

4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan

kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri


5. Melalui metode ini, dapat disajikan materi pelajaran yang tidak mungkin, kurang

sesuai dengan menggunakan metode lain.

Dari kelebihan-kelebihan di atas, metode demonstrasi dapat menanamkan keyakinan

pada siswa akan kepastian sesuatu karena metode demonstrasi merupakan cara yang

wajar atau alamiah sesuai dengan proses perkembangan jiwa anak untuk memahami

sesuatu atau objek perbuatan. Dengan melihat sendiri objeknya, timbul hasrat untuk

mengetahui lebih dalam terperinci tentang objek yang dilihatnya. Dengan demikian, siswa

dididik untuk mengamati sesuatu dengan sikap kritis.

Mengamati sesuatu dengan cermat, baik dengan alat indra mata, telinga, maupun

indra lainnya bukan pekerjaan yang mudah bagi siswa apabila tempat duduknya tidak

berpindah-pindah. Maka siswa hanya melihat dari satu pihak saja objek yang

didemonstrasikan. Hal ini dapat menimbulkan kekeliruan tangapan dan pengertian objek

yang diamati. Apabila siswa hanya dengan berpindah-pindah tempat dapat menimbulkan

kegaduhan. Untuk mengatasinya, guru harus menetapkan garis-garis besar, langkah-

langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.

Kekurangan metode demonstrasu

a. Di Samping Beberapa Kelebihan, Metode Demonstrasi Juga Memiliki Beberapa

Kelemahan. Kelemahan Tersebut Dijabarkan Oleh Beberapa Ahli. Menurut

Sanjaya W (2006: 153) Kelemahan Metode Demonstrasi Adalah

a) Metode Demonstrasi Memerlukan Persiapan Yang Lebih Matang, Sebab Tanpa

Persiapan Yang Memadai, Demonstrasi Bisa Gagal Sehingga Dapat Menyebabkan

Metode Ini Tidak Efektif Lagi. Bahkan Sering Terjadi Untukm Menghasilkan

Pertunjukkan Suatu Proses Tertentu, Guru Harus Bisa Beberapa Kali Mencobanya

Terlebih Dahulu, Sehingga Dapat Memakan Waktu Yang Banyak.


b) Demonstrasi Memerlukan Peralatan, Bahan-Bahan, Dan Tempat Yang Memadai

Yang Berarti Menggunakan Metode Ini Memerlukan Pembiayaan Yang Lebih

Mahal Dibandingkan Dengan Ceramah.

c) Demonstrasi Memerlukan Kemampuan Dan Keterampilan Guru Yang Khusus,

Sehingga Guru Dituntut Untuk Bekerja Lebih Profesional. Di Samping Itu,

Metode Demonstrasi Juga Memerlukan Kemampuan Dan Motivasi Guru Yang

Bagus Untuk Keberhasilan Proses Pembelajaran Siswa.

Sedangkan Menurut Syaiful (2010: 210) Kekurangan Metode Ini Adalah

o Metode Ini Memerlukan Keterampilan Guru Secara Khusus, Karena Tanpa

Ditunjang Hal Itu, Pelaksanaan Metode Demonstrasi Tidak Akan Efektif.

o Fasilitas Seperti Peralatan, Tempat, Dan Biaya Yang Memadai Tidak Selalu

Tersedia Dengan Baik

o Demonstrasi Memerlukan Kesiapan Dan Perencanaan Yang Matang Disamping

Sering Memerlukan Waktu Yang Cukup Panjang Mungkin Mterpaksa Mengambil

Waktu Atau Jam Pelajaran

o Dari Kelemahan-Kelemahan Di Atas, Sebaiknya Guru Mengarahkan Demonstrasi

Itu Sedemikian Rupa Sehingga Siswa Memperoleh Pengertian Dan Gambaran Yang

Benar Tentang Apa Yang Didemonstrasikan. Sebaiknya Sebelum Demonstrasi Itu

Dimulai, Guru Telah Mengadakan Uji Coba Supaya Kelak Dalam Pelaksanaannya

Dapat Menerapkan Metode Demonstrasi Dengan Tepat.

d. Cara pengunaan metode demonstrasi

 Menurut Djamarah (2010: 91) setelah segala sesuatu direncanakan dan disiapkan,

langkah berikutnya ialah memulai melaksanakan demontrasi. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan antara lain


Guru sebelum memulai persiapkanlah sekali lagi kesiapan peralatan yang akan

didemonstrasikan, pengaturan tempat, keterangan tentang garis besar, langkah, dan

pokok-pokok yang akan yang didemonstrasikan, serta hal-hal lain yang diperlukan.

1. Siapkanlah siswa, barangkali ada hal-hal yang perlu mereka catat.

2. Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian siswa.

3. Ingatlah pokok-pokok materi yang didemonstrasikan, agar demonstrasi mencapai

sasaran.

4. Pada waktu berjalannya demonstrasi, sekali-kali perhatikanlah keadaan siswa,

apakah semua mengikuti dengan baik.

5. Untuk menghindarkan ketegangan, ciptakanlah suasana yang harmonis.

6. Berikanlah kesempatan pada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut

tentang apa yang dilihat dan apa yang didengarnya dalam bentuk mengajukan

pertanyaan, membandingkannya dengan yang lain, atau dengan pengalaman lain,

serta mencoba melakukannya sendiri dengan bimbingan guru.

 Sedangkan menurut Daryanto (2009: 403), langkah-langkah metode

demonstrasi sebaga berikut

 Membagi dan menjelaskan sumber-sumber kegiatan demonstrasi

 Memberikan gambaran tentang seluruh kegiatan demonstasi dan mewujudkan

hasil akhir.

 Menghubungkan kegiatan dengan keterampilan yang dimiliki peserta dan

keterampilan yang akan disampaikan

 Mendemonstrasikan langkah-langkah secara perlahan dan memberikan waktu

yang cukup pada peserta untuk mengamatinya

 Menentukan hal-hal yang penting dan kritis atau hal yang berkaitan dengan

keselamatan kerja.
Jadi, dalam pelaksanaan metode demonstrasi guru dituntut membuat siswa aktif.

Ajak siswa untuk menanyakan apa yang kurang dimengerti bagian yang dipandang

penting dari sesuatu yang dipertunjukkan atau dijelaskan harus diulang berkali-kali

agar siswa mengetahui seluk beluknya. Setelah selesai mendemonstrasikan, guru

mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengecek sampai di mana siswa telah

dapat memahami atau mengikuti demonstrasi yang harus selesai dipertunjukkan.

Siswa diarahkan untuk mengamati dengan penuh perhatian kepada suatu objek yang

didemonstrasikan. Hal ini menuntut diperlukannya konsentrasi dari seluruh pikiran,

perasaan, dan kemauan seseorang terhadap objek yang dipertunjukkan.

 Adapun aspek yang penting dalam menggunakan metode demonstrasi adalah

b. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang

didemonstrasikan tidak bisa diamati dengan seksama oleh siswa. Misalnya

alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas

c. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas dimana siswa

sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai

pengalaman yang berharga

d. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas karena alat-alat yang terlalu

besar atau berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas

e. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis

f. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan

didemonstrasikan.
Peneliti Mengunakan
Metode Demonstrasi
H. Kerangka Berpikir dengan siswa bekerja
sama

Siswa :
Guru menggunakan hasil belajar IPA
Kondiri awal Siklus II
metode demonstrasi 25% tuntas
Peneliti
75 % menggunakan
belum tuntasmetode
demonstrasi dengan siswa bekerja
secara kelompok

Tindakan Siklus 1

Tindakan Akhir Di Harapkan Tuntas


I. Hipotesis Tindakan
Hipotesis Tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut : Berdasarkan

kerangka berpikir diatas menggunakan Metode Demonstrasi dengan siswa bekerja

secara kelompok dan mempresentasiman dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA

tentang Gaya Otot dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas IV SD Advent

doyo baru Tahun Pelajaran 2020/2021

 Metodologi Penelitian

a) Lokasi penelitian
SD Advent doyo baru

b) Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2020/2021. Waktu

penelitian di rencanakan Selama 2 bulan terhitung dari bulan Maret sampai

dengan April 2021.

c) Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah 12 siswa dari 20 siswa kelas IV SD Advent doyo

baru Tahun Pelajaran 2020/2021 yang belum lulus nilai KKM 70 pada materi

tentang gaya otot dalam kehidipuan sehari hari

d) Sumber Data

Penulis memperoleh data dari hasil observasi/wawancara dengan guru wali

kelas IV dan hasil tes data awal setelah melakukan pembelajaran di kelas.

A. Teknik Pengumpulan Data

2. Hasil Belajar

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes tertulis yang berkaitan

dengan pemahaman siswa tentang keadaan cuaca untuk mengumpulkan


data.Tesnya berbentuk Pilihan Ganda sebanyak 10 MATERI TENTANG

gaya otot

3. Observasi

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik observasi. Observasi

dilakukan oleh penulis secara langsung dan dilakukan dengan instrument yang

telah disiapkan. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa

selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.

B. Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan peneliti di nyatakan berhasil jika hasil belajar siswa SD

Advent doyo baru Tahun Pelajaran 2020/2021 meningkat dan nilai siswa yang

mencapai KKM hingga 100%.

1. Rancangan Penelitian/Langkah-Langkah Penelitian


Desain Penelitian

a. Adapun pelaksanan ti ndakan maupun pengamatan di lakukan dalam satu kesatuan

Waku, begitu berlangsung nya suatu tindakan, begitu pula pengamatan harus di

lakukan .sebagaimana gambar di bawa ini


Bagan Siklus PTK Menurut Kemmis & Mc Taggart

b. Implementasi Tindakan

Berdasarkan gambar bagan di atas maka tahap penelitian terdiri atas

gambar bagan di atas maka tahap penelitian terdiri atas :

1. Tahap perencanaan (plan)

2. Tahap tindakan (act) dan observasi (observe)

3. Tahap refleksi (reflect)

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu pada perencanaan

yang telah dibuat :

a) Tahap perencanaan (plan)

Tahap Perencanaan (plan), yaitu persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan

penelitian tindakan kelas, Seperti langkah-langkah dalam tahap perencanaan tindakan

penelitian sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model Kontekstual

c. Menyiapkan materi, media dan sumber pembelajaran


d. Menyusun lembar penilaian dan lembar kerja siswa

e. Menyiapkan lembar observasi

b) Tahap tindakan (act) dan observasi (observe)

c) Tahap tindakan (act)

Tahap tindakan (act), yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja

tindakan perbaikan yang dikerjakan serta prosedur tindakan yang akan diterapkan

Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan cara melaksanakan proses belajar

mengajar dengan menggunakan desain pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah

disusun, uraian, deskripsi siklus I berkaitan dengan pelaksanaan Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) pada masing-masing siklus sehingga tampak terjadi implementasi

tindakan yang dipilih oleh peneliti.

1. Kondisi awalnya peneliti menggunakan metode demostrasi ( peneliti menjelaskan

tentang materi ipa tentang gaya otot dikehidupan sehari-hari dan peneliti menggunakan

alat peraga yaitu tubuhnya sendiri)

2. Setelah menjelaskan peneliti memberikan tugas dengan siswa bekerja secara

berkelompok

3. Dari tugas kelompok tadi siswa mempresentasikan hasil kelompoknya di depan

kelas

4. Dan peneliti menyimpulkan hasil tugas tiap kelompok

c. Tahap observasi (observe)

Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran

yang telah dilaksanakan, apakah pembelajaran tersebut sesuai dengan apa yang telah

dilaksanakan. Pengamatan tersebut meliputi kegiatan pembelajaran, aktifitas siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar, termasuk observasi terhadap hasil belajar siswa.
Pengamatan dilakukan oleh supervisor yang merupakan guru kelas dengan menggunakan

lembar observasi yang telah disiapkan.

d. Tahap refleksi (reflect)

Tahap refleksi (reflect), yaitu kegiatan evaluasi mengenai perubahan yang

terjadi atau hasil yang diperoleh atas yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan

yang sudah dirancang.

 Pada tahap ini dilakukan kajian ulang terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh peneliti, tujuannya adalah untuk melihat kendala-kendala yang
dihadapi oleh peneliti selama pelaksanaan pembelajaran serta hal-hal yang telah

 Direncanakan peneliti, refleksi ini bertujuan untuk perbaikan-perbaikan pada pelaksanaan


pembelajaran pada siklus berikutnya jika terdapat siswa yang belum mencapai

 ketuntasan. Refleksi atau kajian ulang ini dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari
hasil observasi terutama yang berhubungan

 kegiatan pembelajaran yang dilakukan,


 aktivitas belajar siswa,
 hasil belajar siswa. Apabila siklus I masih ada siswa yang belum mencapai KKM,
maka dilanjutkan ke siklus II

J. JADWAL PENELITIAN
Jadwal Kegiatan penelitian berlangsung di SD Advent Doyo baru sebagai

berikut :

No Hari/Tgl/Bln/Thn Kegiatan
1. Senin, 1 maret 2021 Pengantaran Surat Pengantar ke Sekolah.
2 Rabu 10 maret 2021 Melakukan wawancara dengan guru kelas.
3 Sinin 15 maret 2021 Perkenalan diri kepada siswa
4 Kamis,18 maret 2021 Pengambilan data dalam bentuk soal tes

kepada siswa dan dibimbing oleh guru


kelas.
5 Senin 29 maret 2021 Pengumpulan data awal selanjutnya

penyusunan Proposal.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman 2009. Belajar & Pembelajaran. Bandung: Cv Alfabeta.

Budimansyah, Dasim., 2002. Model Pembelajaran Dan Penilaian. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

BSNP, Pedoman Hasil Belajar Di Sekolah Dasar, Jakarta Dipdiknas

Hamalik,Oemer.2001 Proses Belajar Mengajar ,Jakarta, Bumi Aksara

Iskandar Dan Srini M 1997 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Ala, Jakarta Bagian Proyek
Pembangunana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Candra Wijaya,2013. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Citapustak

Feida Noorlaila Isti’adah 2020. Teori-Teori Belajar Dalam Pendidikan.

Surakahmad,Winarno,2003,Pengantar Interaksi Belajar Mengajar


Bandung: Pt Gramedia

Farida Nur Kumala, 2016. Pembelajaran Ipa Sd. Malang:


Ediide Infografika

Hamzah B. Uno 2018. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Winkel Ws,1987,Peikologi Pengajaran , Jakarta Pt Gramedia

Trianto, (2010). Mengembangkan Model Pembelajaran


Tematik. Jakarta: Prestasi Pustakarya

Anda mungkin juga menyukai