Anda di halaman 1dari 3

RUJUKAN TEORI

- Belajar menurut konstruktivisme adalah suatu proses mengasimilasikan dan mengaitkan


pengalaman atau pelajaran yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimilikinya, sehingga
pengetahuannya dapat dikembangkan.
Satu prinsip yang mendasar adalh guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada
siswa, namun siswa juga harus berperan aktif membangun sendiri pengetahuan di dalam
memorinya. Dalam hal ini, gru dapat memberikan kemudahan dalam proses ini, dengan memberi
kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide –ide mereka sendiri, dan
mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk
belajar. Guru dapat memberikan siswa anak tanga yang membawa siswa ke tingkat pemahaman
yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang mereka tulis dalam bahasanya sendiri.
- Driver and Bell (1986) dalam Leo Sutrisno (1994) mendefinisikan belajar adalah
suatu proses aktif menyusun makna melalui interaksi dengan lingkungan, dengan membangun
hubungan antara konsepsi yang dimiliki dengan fenomena yang dipelajari.Illeris (2000) and
Ormorod (1995) seperti yang dikutip Wikipedia (diakses 30 Agustus 2013) menyatakan bahwa
belajar adalah suatu proses yang membawa bersama-sama pengaruh dan pengalaman kognitif,
emosional, dan lingkungan untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan di
dalam pengetahuan, keterampilan, nilai –nilai dan cara pandang (world views) dari seseorang.
Dari berbagai defenisi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kebutuhan hidup yang self
generating, yang mengupayakan diri sendiri, karena sejak lahir manusia memiliki dorongan
untuk melangsungkan hidup menuju suatu tujuan tertentu.
- Dimyati dan Mudjiono (2006:3) mengatakan hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan interaksi mengajar. Dari sisi guru, tindak belajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar
yang merupakan bukti dari usaha yang telah dilakukan.

Dimyati dan Mudjiono (2006:4-5) dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur,
seperti tertuang dalam angka rapor, angka ijazah, atau kemapuan meloncat setelah latihan.
Dalam kaitannya dalam belajar, hasil berarti penugasan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh guru melalui mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai
tes atau nilai yang diberikan guru.
Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-
macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas
pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester akhir
dan sebagainya. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar tes setiap
siklus.
Dari uraian-uraian diatas jelas bahwa suatu belajar mengajar pada akhirnya akan
menghasilkan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam
arti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator untuk mengetahui hasil prestasi belajar
siswa. Dan dari beberapa pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan
hasil yang diperoleh oleh siswa setelah ia menerima suatu pengetahuan yang berupa angka
(nilai). Jadi aktivitas siswa mempunyai peran yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar, tanpa adanya aktivitas siswa maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan
baik, akibatnya hasil belajar yang akan dicapai menjadi rendah.
2. Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dari
perkataan Yunani manthematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal kata
mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata manthematike
berhubungan pula dengan kata lainnyayang hamper sama, yaitu mathein atau manthenein yang
artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti
ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih menekankan
kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil
observasi matematika terbentuk karena pikiran – pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide,
proses, dan penalaran(Russeffendu ET, 1980 : 148).
- Ebbutt dan Straker (Marsigit, 2003 : 2-3) memberikan definisi Matematika
sekolah yang selanjutnya disebut Matematika sebagai berikut :
1. Matematika merupakan kegiatan penelusuran pola dan hubungan.
2. Matematika merupakan kreativitas yang memerlukan imajinasi, instuti dan
penemuan.
3. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem solving).
4. Matematika sebagai alat berkomunikasi.
Berikut ini beberapa definisi matematika dari para ahli :
1.James dan James (1976) Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai
bentuk, susunan, besaran dan konseop –konsep yang berhubungan satu dengan
yang lainnya.
2.Reys - dkk (1984) Matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan,
suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni suatu bahasa dan suatu alat.
3.Kline (1973) Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat
sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan social,
ekonomi dan alam.
Dari uraian yang dikemukan para ahli dapat disimpulkan bahwa matematika terbentuk
dari pengalaman manusia dalam dunianya secara emperis. Kemudian pengalaman itu proses di
dalam dunia rasio, diolah secara analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga
sampai terbentuk konsep – konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh
oranglain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa matematika atau notasi
matematika yang bernilai global (universal). Konsep matematka didapat karena proses berpikir,
karena itu logika adalah dasar terbentuknya matematika.

Anda mungkin juga menyukai