PENDAHULUAN
belajar yang diperoleh siswa. Hal ini menunjukan bahwa keberhasilan yang
dicapai oleh siswa sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang terjadi.
Proses pembelajaran adalah interaksi dua insan antara guru dan siswa untuk
kenyataannya proses kegiatan belajar mengajar yang terjadi ada saja yang tidak
suasana di dalam kelas, minat belajar siswa, cara penyampaian guru, model atau
metode yang digunakan, dll, mungkin menjadi penyebab rendahnya hasil belajar.
mudah oleh siswa. kenyataannnya sampai saat ini guru masih menggunakan
1
2
sikap. Perlu digarisbawahi bahwa disana adanya proses perubahan yang dialami
sebaiknya memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar dan memotivasi siswa
untuk belajar
Salah satu upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar
adalah penerapan model pembelajaran yang variatif. Salah satunya adalah model
“Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Dewi Sartika 1 melalui
matematika”.
a. Bagi siswa
kelas
b. Bagi guru
c. Bagi sekolah
pribadinya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas,
dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa
berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”. Sependapat dengan Mulyasa dan
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah prestasi
belajar yang dicapai siswa dalam roses kegiatan belajar mengajar dengan
membawa suatu perubahan dan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa
5
suatu proses belajar dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-
kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku pada saat ini yang telah
disempurnakan.
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk penilaian harian,
penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, dan penilaian kenaikan kelas.
A. Pengertian Matematika
itu mempunyai asal kata dari mathema yang berarti pengetahuan dan ilmu atau
yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar atau
berpikir.
menekankan kegiatan dalam dunia rasio atau penalaran, bukan menekankan dari
pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara analisis dengan
dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan
Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika adalah dasar
hubungannya dengan kata sansekerta, medha atau widya yang artinya kepandaian,
struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis. Jadi
kosong dari arti sehingga dapat diberi arti sesuai dengan lingkup semestanya.
a. Nasution, 1980
Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan
c. Russefendi, 1989
alam dan ilmu pengetahuan yang lain. Metode yang pencarian kebenaran yang
dipakai adalah metode deduktif, tidak dapat dengan cara induktif. Pada ilmu
cara induktif, tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan
harus bisa di buktikan dengan cara deduktif. Dalam matematika suatu generalisasi
dari sifat, teori atau dalil itu dapat diterima kebenarannya sesudahnya dibuktikan
secara deduktif.
Matematika yang tediri dari simbol-simbol yang sangat padat arti dan
lain. Matematika sebagai suatu ilmu yang berfungsi melayani ilmu pengetahuan.
Matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu,
operasionalnya.
9
F. Kegunaan matematika
matematika. Contoh :
konsep propabolitas.
untuk menaksir jumlah energi yang dapat diperoleh dari ledakan atom.
melukis mosaik.
musik.
h. Banyak teori-teori dari Fisika dan Kimia (modern) yang ditemukan dan
5) Menghitung jarak yang ditempuh dari suatu tempat ke tempat yang lain.
sebagai salat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran
medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Oleh karena itu,
mengajar. Jalinan komunikasi ini menjadi indikator suatu aktivitas atau proses
adalah tujuan dari suatu proses interaksi antara guru dan peserta didik dalam
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang
dan pola pikir dalam kehidupan dan dunia selalu berkembang, dan
ilmu pengetahuan.
Dari uraian di atas jelas bahwa kehidupan ini akan terus berkembang
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu
informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah. Kemampuan ini
bekerja sama yang efektif. Dengan demikian, maka seorang guru harus terus
diinginkan.
strategi yang dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
beberapa hal strategi atau prosedur agar tujuan yang ingin dikehendaki dapat
merupakan satu yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya harus beriringan, sejalan,
dan saling mempengaruhi. Istilah strategi itu sendiri dapat diuraikan sebagai taktik
atau sesuatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Selain itu strategi
menciptakan hasil belajar yang diinginkan guru pada siswa. agar tujuan
pendidikan yang telah disusun dapat secara optimal tercapai, maka perlu suatu
13
tersebut.
ceramah, metode tanya jawab, atau metode diskusi dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada dan mudah didapatkan di sekitar sekolah yaitu bisa dengan
metode. Strategi lebih menunjukkan pada sebuah perencanaan atau yang biasa
untuk mencapai sesuatu. sedangkan metode adalah suatu cara tersendiri yang
dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata lain, strategi adalah a
echieving something.
pembelajaran ini banyak diamati oleh peneliti Joyce & Weil. Mereka mempelajari
mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang
tugas atau kuis. Vera (Juliani, 2712: 8) berpendapat bahwa, “Model pembelajaran
AIR diartikan sebagai model pembelajaran yang menekankan tiga aspek, yaitu
1. Auditory
adalah belajar dengan berbicara dan mendengar. Belajar auditori merupakan cara
belajar yang standar bagi semua orang sejak awal sejarah. pada pembelajaran ini
siswa belajar dari suara, dialog, menceritakan kepada orang lain sebuah
pengalaman, belajar dan berbicara dengan diri sendiri, mengingat bunyi dan
irama, mendengarkan kaset dan dari mengulang apa yang dibaca dalam hati.
yang menarik saluran auditori dengan melakukan tindakan seperti mengajak siswa
15
membicarakan materi apa yang sedang dipelajari, dan siswa diminta untuk
guru.
cara untuk mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka bicarakan,
pelajari, baca keras-keras dan ajak berbicara saat mereka memecahkan masalah,
2. Intellectualy
nilai dari pengalaman tersebut. Belajar intelektual adalah bagian untuk merenung,
dalam belajar aka terlatih jika guru mengajak siswa terlibat dalam aktivitas
seperti:
1. memecahkan masalah;
2. menganalisis masalah;
6. merumuskan pertanyaan;
pada hakikatnya adalah suatu rahmat dan karunia dari Allah. Sarbana (Juliani,
“Berfikir adalah proses aktifnya otak melalui indra mata, telinga dan rasa akan
diolah didalam otak melalui peristiwa listrik yang akan merangsang sekaligus
banyak hubungan yang terjadi maka fungsi otak akan semakin meningkat yang
3. Repetition
pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis. Bila
guru menjelaskan suatu unit pelajaran, itu perlu diulang-ulang. Karena ingatan
siswa tidak selalu tetap dan mudah lupa, maka perlu dibantu dengan mengulangi
tanggapan yang jelas, dan tidak mudah dilupakan, sehingga dapat digunakan oleh
siswa untuk memecahkan masalah. Ulangan dapat diberikan secara teratur, pada
waktu-waktu tertentu, atau setelah tiap unit diberikan, maupun secara insidentil
jika dianggap perlu (Slameto dalam Panjaitan, 2712: 11). Menurut Suherman
adalah pengulangan yang tidak membosankan dan disajikan dalam metode yang
menarik”.
17
Pada kegiatan ini siswa dapat saling menukar informasi yang didapatnya
dan siswa dapat mengeluarkan ide mereka secara verbal atau guru mengajak
kreatif.
2) Memecahkan masalah
Pada kegiatan ini ada beberapa hal yang dilakukan siswa dalam
3) Melakukan presentasi
kelompok lain sehingga terjadi diskusi antar seluruh siswa dan guru akan
4) Melakukan repetisi
Pada kegiatan ini guru melakukan repetisi kepada seluruh siswa tetapi
yang menjadi kelebihan dari model pembelajaran AIR adalah sebagai berikut.
(Auditory).
c. Melatih siswa untuk mengingat kembali tentang materi yang telah dipelajari
(Repetition).
dalam model pembelajaran AIR terdapat tiga aspek yang harus diintegrasikan
membutuhkan waktu yang lama. Tetapi, hal ini dapat diminimalisir dengan cara
BAB III
METODE PENELITIAN
Gambar 3.1
Spiral PTK
Subyek yang akan diteliti atau sampel yang akan diteliti ialah siswa yang
mendapat pembelajaran matematika kelas III SD Negeri Dewi Sartika 1 tahun
pelajaran 2714/2715.
Terdapat 3 siklus dalam penelitian ini. Pada tiap siklus terdapat 4 langkah
penelitian ini.
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
C. Pengamatan
baik terhadap proses tindakan, efek tindakan, maupun terhadap hasil tindakan
D. Refleksi
masalah yang muncul , dan segala yang berkaitan dengan tindakan yang
dengan menggunakan soal tes tertulis dan lembar pengamatan. Soal tes dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan penguasaan materi pada siswa setelah
digunakan untuk melihat sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa. Lembar
3.6 Instrumen
1. Lembar pengamatan
tujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan, keaktifan, minat siswa terhadap
22
model pembelajaran yang diberikan oleh guru. Berikut lembar pengamatan yang
Tabel 3.1
Lembar Pengamatan
Siklus I Siklus II
Intellectually
Intellectually
Indikator
Repetition
Repetition
Auditory
Auditory
No. Nama Siswa Pencapaian Model
AIR
1. S1 Belajar dengan
2. S2 berbicara dan
3. S3 mendengar
4. S4 (auditory)
Belajar dengan
5. S5
berpikir
... ... (Intellectually)
... ... Belajar bermakna
... ... pendalaman dengan
... ... mengerjakan soal
... ... atau kuis yang
... ... diberikan
... ... (Repetition)
2. Soal tes
Soal tes yang diberikan harus sesuai dengan materi pembelajaran yang
3. Dokumentasi
yaitu nilai tes, hasil pekerjaan siswa, dokumen nilai peningkatan siswa, dan foto
yang signifikan melalui tahapan siklus yang dilaksanakan. Variabel yang diamati
BAB IV
PEMBAHASAN
hasil belajar 15%. Kondisi tersebut menjadikan indikator pada penelitian ini
bahwa kemampuan belajar matematika siswa kelas III SD Negeri Dewi Sartika 1
terlibat aktif dalam belajar, terjadinya komunikasi dua arah, serta siswa meningkat
yang digunakan tetapi menitik beratkan pada belajar dengan mendengar dan
pada siklus ini. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 69,44 dengan
adanya peningkatan hasil belajar siswa, namun peningkatan yang terjadi belum
signifikan.
Pada siklus II tidak terlalu berbeda dengan siklus I, hanya pada siklus ini
siswa (repetition) menjadi fokus utama dalam kegiatan pembelajaran. Hasil yang
nilai yang diperoleh siswa adalah 80,56 dengan persentase ketuntasan hasil belajar
sebesar 89%.
Dalam pra siklus, peneliti dalam hal ini guru, menerima kondisi awal
siswa sebelum diberikan perlakuan pembelajaran. Dengan kata lain, guru belum
4.3.2 Siklus I
segala hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Secara garis besar
penyusunan RPP yang sesuai dengan model pembelajaran yang akan digunakan,
yang akan diajarkan, membuka komunikasi percakapan dua arah antara guru dan
siswa (Auditory).
yang digunakan tetapi menitik beratkan pada belajar dengan mendengar dan
pemahaman siswa (repetition) tidak menjadi fokus utama pada siklus ini. guru
(Intellectually).
27
pendapat terkait materi yang diajarkan, sehingga interaksi antara guru dan siswa
atau siswa dengan siswa lain terjadi dalam roses pembelajaran. 2) Pengamatan
terhadap siswa dalam belajar dengan berpikir (Intellectually). Agar siswa berpikir
oleh guru (repetition). Tugas guru melihat apakah seluruh siswa telah
telah terjadi, mengidentifikasi masalah baru yang muncul, dan segala yang
berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi
4.3.3 Siklus II
penyusunan RPP yang sesuai dengan model pembelajaran yang akan digunakan,
Dalam pelaksanaan pada siklus II, pada siklus ini pemberian soal-soal
Ada 3 aspek yang sesuai dengan model pembelajaran yang diamati dalam
penelitian ini. 1) Pengamatan terhadap siswa dalam belajar dengan berbicara dan
interaksi antara guru dan siswa atau siswa dengan siswa lain terjadi dalam roses
latihan soal-soal yang diberikan oleh guru (repetition). Tugas guru melihat apakah
telah terjadi, mengidentifikasi masalah baru yang muncul, dan segala yang
berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi
Tabel 4.1
Data Penelitian Pra Siklus
≥ KKM < KKM
Banyaknya siswa 4 23
Rata-rata nilai 59,81
Persentase ketuntasan 15%
29
Dalam pra siklus, peneliti dalam hal ini guru menerima kondisi awal siswa
siswa. Hasil yang diperoleh ternyata 4 dari 27 siswa telah mencapai nilai KKM
yang ditentukan. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 59,81 dengan
4.4.2 Siklus I
Siklus I merupakan tindak lanjut dari pra siklus, karena dari pra siklus
menunjukan adanya indikator tingkat hasil belajar siswa yang sangat rendah.
Pembelajaran dilakukan dengan model AIR, yang lebih menekankan pada aspek
penelitian pada siklus I dan tabel 4.3 pengamatan siklus I di bawah ini.
Tabel 4.2
Data Hasil Penelitian Siklus I
≥ KKM < KKM
Banyaknya siswa 11 9
Rata-rata nilai 69,44
Persentase ketuntasan 56%
Tabel 4.3
Data Hasil Pengamatan Siklus I
Aspek yang diamati
auditory Intellectually repetition
Banyaknya siswa 17 16 15
Persentase 89% 80% 75%
Persentase keseluruhan 80%
pemahaman siswa (repetition) tidak menjadi fokus utama pada siklus ini. Tabel
4.2 menunjukan, 15 dari 27 siswa dinyatakan telah melampaui KKM dengan rata-
rata nilai yang diperoleh siswa adalah 69,44 dengan persentase ketuntasan sebesar
56%.
pendapat pada siklus I dengan model AIR menunjukan 17 dari 27 siswa yang
aktif, dengan persentase sebesar 89%. Pengamatan terhadap siswa dalam belajar
dengan berpikir pada tabel menunjukan 16 dari 27 siswa yang aktif, dengan
yang diberikan oleh guru pada tabel menunjukan 15 dari 27 siswa, dengan
4.4.3 Siklus II
Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I, karena dari siklus I belum
model AIR, yang lebih menekankan pada aspek repetisi. Berikut tabel 4.4 hasil
penelitian pada siklus II dan tabel 4.5 pengamatan siklus II di bawah ini.
Tabel 4.4
Data Penelitian Siklus II
≥ KKM < KKM
Banyaknya siswa 24 3
Rata-rata nilai 80,56
Persentase ketuntasan 89%
31
Tabel 4.5
Data Hasil Pengamatan Siklus II
Aspek yang diamati
auditory Intellectually repetition
Banyaknya siswa 19 19 18
Persentase 95% 95% 90%
Persentase keseluruhan 93%
yang tidak jauh berbeda pada siklus I, hanya pada siklus ini lebih menitik beratkan
melampaui KKM dengan rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 80,56 dengan
pendapat pada siklus II dengan model AIR menunjukan 19 dari 27 siswa yang
aktif, dengan persentase sebesar 95%. Pengamatan terhadap siswa dalam belajar
dengan berpikir pada tabel menunjukan 19 dari 27 siswa yang aktif, dengan
yang diberikan oleh guru pada tabel menunjukan 18 dari 27 siswa, dengan
pembelajaran AIR pada siklus II menunjukan nilai sebesar 93%. Hal ini
Tabel 4.6
Pembahasan Hasil Belajar Per Siklus
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Nilai rata-rata 59,81 69,44 80,56
Persentase 15% 56% 89%
Diagram 4.1
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa
Tabel 4.7
Pembahasan Hasil Pengamatan Per Siklus
Siklus I Siklus II
Auditory Intellectually Repetition Auditory Intellectually Repetition
90%
85%
Persentase Hasil
80% Pengamatan
80%
75%
70%
Siklus I Siklus II
Diagram 4.2
Persentase Hasil Pengamatan
Tabel 4.6 di atas menunjukan ketuntasan hasil belajar siswa pada pra
siklus memperoleh persentase sebesar 15% dengan rata-rata nilai 59,81. Hal
tersebut jauh dari kata berhasil, karena hanya 4 dari 27 siswa yang mampu
Ketuntasan hasil belajar siswa memperoleh persentase sebesar 56% dengan nilai
auditori, intelektul, dan repetisi. Nilai rata-rata hasil pengamatan siswa pada siklus
Pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa, hal tersebut dapat
dilihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 9,9 dibandingkan pada pra
Selanjutnya pada siklus II, guru lebih menitik beratkan pada pemberian
dengan nilai rata-rata 80,56. Sedangkan nilai rata-rata hasil pengamatan siswa
belajar siswa, yang dapat dilihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar
Dari data yang disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa dari setiap
siklus yang dilalui terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa secara
signifikan, begitu pula sikap siswa terhadap model pembelajaran yang diberikan.
Hal ini telah membuktikan kebenaran hipotesis dalam penelitian bahwa model
BAB V
Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas III di SD Negeri Dewi Sartika 1 tentang
5.1 Simpulan
bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Dewi
2. Dari hasil pengamatan kelas, siswa menunjukkan sikap yang positif terhadap
5.2 Saran
1. Bagi guru dan calon guru matematika, hendaknya dijadikan sebagai masukan
untuk mencari solusi yang lebih efektif berkaitan dengan meningkatkan hasil
belajar siswa sehingga dapat menjadi salah satu alternatif untuk memperbaiki
36
pertimbangan untuk dilakukan penelitian serupa tapi pada materi dan subjek
yang berbeda.
37
DAFTAR PUSTAKA
SILABUS
Penilaian
Alokasi Sumber /
Kompetensi Materi
Kegiatan Pembelajaran Indikator Teknik Bentuk Contoh Waktu Bahan /
Dasar Ajar
Instrumen Instrumen (menit) Alat
1.2. Melakukan Operasi Menyediakan kartu Menuliskan Tugas Isian Singkat Terlampir 3 35 Pusat
penjumlahan Hitung bilangan ribuan, bilangan dalam Individu menit. perbukuan
dan Penjumla ratusan dan puluhan bentuk panjang DepDiknas
pengurangan han dan (ribuan, ratusan, Matematika
tiga angka Penguran Bermain kartu puluhan, dan SD/MI
gan bilangan untuk satuan) kelas 2.
menentukan letak
angka ribuan,ratusan, Mengenal nilai
dan puluhan tempat dengan
sampai dengan
ribuan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus I
Pertemuan ke :
III. Indikator :
1.2.1 Menuliskan bilangan dalam bentuk panjang (ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan)
39
40
VIII. Penilaian
Teknik penilaian : Tugas Individu dan pengamatan kelas.
Bentuk Instrumen : Isian singkat
Contoh instrumen :
3.528 = 3.000 + . . . + ... + ...
.................., ......................................
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Matematika
................................... .......................................
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus II
Pertemuan ke :
III. Indikator :
1.2.1 Menuliskan bilangan dalam bentuk panjang (ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan)
42
43
VIII. Penilaian
Teknik penilaian : Tugas Individu dan pengamatan kelas.
Bentuk Instrumen : Isian singkat
Contoh instrumen :
3.528 = 3.000 + . . . + ... + ...
.................., ......................................
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Matematika
................................... .......................................
45
PRA SIKLUS
Pra
No Nama KKM Ket
Siklus
1 Akmal Zikri Khairal 70 55 BL
2 Asti Auliya Lisani 70 60 BL
3 Aulia Fahmi Ramadhan 70 60 BL
4 Aura Apriliya Maulina 70 50 BL
5 Bilqis Addawiyah Azzahro 70 45 BL
6 Dwina Yuliani Utami 70 55 BL
7 Fahmi Ahmad Fahrezi 70 75 L
8 Fakhrul Maulana Malik Ihsan 70 55 BL
9 Fathia Kalina Khaerunisa 70 50 BL
10 Fauzan Nurdiansyah 70 60 BL
11 Ismitha Putri Arohim 70 65 BL
12 Mahesa Gibran Syahlani 70 55 BL
13 Muhammad Bintang Herdianto 70 65 BL
14 M. Fahril Nuril Akbar 70 55 BL
Muhammad Nathan Pramudana
15 70 70 L
Kashira
16 Marshanda Triutami 70 75 L
17 Muhammad Fikri Ramadhoan 70 65 BL
18 Naila Chika Puspita 70 60 BL
19 Nedvi Olivia Putri 70 55 BL
20 Novia Dewi Fajri 70 55 BL
21 Nurul Alisa 70 55 BL
22 Phirli Adelsya Rifana 70 65 BL
23 Rangga Al Fathir Siregar 70 55 BL
24 Raudiya Al Qarni 70 55 BL
25 Salwa Novri Ananda 70 75 L
26 Siti Najwa Zildjianti Royadi 70 65 BL
27 Zahwa Riztya Putri 70 60 BL
Jumlah 1615
Rata-rata 59,81
Persentase Ketuntasan 15%
46
SIKLUS I
SIKLUS II
Siklus
No Nama KKM Ket
II
1 Akmal Zikri Khairal 70 80 L
2 Asti Auliya Lisani 70 85 L
3 Aulia Fahmi Ramadhan 70 85 L
4 Aura Apriliya Maulina 70 75 L
5 Bilqis Addawiyah Azzahro 70 65 BL
6 Dwina Yuliani Utami 70 90 L
7 Fahmi Ahmad Fahrezi 70 90 L
8 Fakhrul Maulana Malik Ihsan 70 75 L
9 Fathia Kalina Khaerunisa 70 80 L
10 Fauzan Nurdiansyah 70 80 L
11 Ismitha Putri Arohim 70 75 L
12 Mahesa Gibran Syahlani 70 75 L
13 Muhammad Bintang Herdianto 70 85 L
14 M. Fahril Nuril Akbar 70 65 BL
15 Muhammad Nathan Pramudana Kashira 70 80 L
16 Marshanda Triutami 70 95 L
17 Muhammad Fikri Ramadhoan 70 85 L
18 Naila Chika Puspita 70 90 L
19 Nedvi Olivia Putri 70 75 L
20 Novia Dewi Fajri 70 65 BL
21 Nurul Alisa 70 80 L
22 Phirli Adelsya Rifana 70 85 L
23 Rangga Al Fathir Siregar 70 80 L
24 Raudiya Al Qarni 70 85 L
25 Salwa Novri Ananda 70 85 L
26 Siti Najwa Zildjianti Royadi 70 80 L
27 Zahwa Riztya Putri 70 85 L
Jumlah 2175
Rata-rata 80,56
Persentase Ketuntasan 89%
48
LEMBAR PENGAMATAN
SIKLUS I
Siklus I
Indikator
Intellectually
Repetition
Auditory
No Nama Pencapaian
Model AIR
LEMBAR PENGAMATAN
SIKLUS II
Siklus II
Indikator
Intellectually
Repetition
Auditory
No Nama Pencapaian
Model AIR
LEMBAR PENGAMATAN
SIKLUS I
Siklus I
Indikator
Intellectually
Repetition
Auditory
No Nama Pencapaian
Model AIR
LEMBAR PENGAMATAN
SIKLUSI
Siklus II
Indikator
Intellectually
Repetition
Auditory
No Nama Pencapaian
Model AIR