Anda di halaman 1dari 5

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 21 UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 05 MEI 2018 ISBN 978-602-52451-0-7

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL


PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)
1
Tri Ullandari Utami Wijaya 2Destiniar 3Anggria Septiani Mulbasari

Program Studi Pendidikan Matematika


Universitas PGRI Palembang
e-mail: ullanwijaya1@gmail.com

Abstract— The purpose of this research is to know that the learning model of Auditory
Intellectually Repetition (AIR) can improve students' mathematical concept comprehension ability.
Mathematics is very necessary to be given to students ranging from elementary to college level to
equip learners with the ability to understand mathematical concepts. In general, mathematics
learning in Indonesia is still using the traditional approach so that the lesson of mathematics less
meaningful. Based on the above problems it is necessary to have a model of learning that is
considered appropriate to overcome the problem is the learning model of Auditory Intellectually
Repetition (AIR) which is a learning model that emphasizes student learning activities in which
students are actively building their own personal and group knowledge by integrating three aspects
1) Auditory (2) Intellectually (3) Repetition. Therefore, the learning model of Auditory Intellectually
Repetition (AIR) can improve students' mathematical concept.

Keywords— understanding of mathematical concepts, learning model of Auditory Intellectually


Repetition (AIR).

Abstrak— Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bahwa model pembelajaran Auditory
Intellectually Repetition (AIR) dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa. Matematika sangatlah perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari tingkat dasar sampai
perguruan tinggi untuk membekali peserta didik dengan kemampuan pemahaman konsep
matematis. Secara umum pembelajaran matematika di Indonesia masih menggunakan
pendekatan tradisional sehingga pembelajaran matematika kurang bermakna. Berdasarkan
permasalahan di atas maka diperlukan sebuah model pembelajaran yang dipandang tepat untuk
mengatasi permasalahan tersebut yaitu model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition
(AIR) yakni model pembelajaran yang menekankan pada kegiatan belajar siswa dimana siswa
secara aktif membangun sendiri pengetahuan secara pribadi maupun kelompok dengan
mengintegrasikan tiga aspek (1) Auditory (2) Intellectually (3) Repetition. Maka dari itu model
pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa.

Kata Kunci— Pemahaman Konsep Matematis, Model Pembelajaran Auditory Intellectually


Repetition (AIR).

——————————  ——————————

PENDAHULUAN
erkembangan teknologi dan informasi saat ini matematika merupakan materi pelajaran yang sangat
P mengalami perubahan yang sangat pesat
sehingga membutuhkan peningkatan kualitas dan
dekat dengan dunia nyata
Pada pembelajaran matematika terdapat juga
potensi sumber daya manusia (SDM). Untuk tujuan pembelajaran yang tercantum dalam
meningkatkan kualitas dan potensi SDM dapat Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar
ditempuh dengan pendidikan. Mata pelajaran yang Isi Mata Pelajaran Matematika. Tujuan pembelajaran
diajarkan pada jenjang pendidikan mulai dari tingkat matematika adalah agar siswa mampu memahami
dasar sampai perguruan tinggi salah satunya adalah konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
matematika. Handayani mengatakan bahwa konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma,

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018


431
secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam Model pembelajaran AIR menganggap bahwa
pemecahan masalah. Dalam tujuan pembelajaran suatu model pembelajaran akan efektif jika
terdapat beberapa aspek salah satunya kemampuan memperhatikan 3 aspek yaitu Auditory (mendengar),
pemahaman konsep matematis yang memiliki Intellectually (berfikir) dan Repetition (pengulangan).
peranan penting dalam pembelajaran matematika Model pembelajaran AIR menekankan pada kegiatan
yang merupakan dasar yang kuat bagi siswa untuk belajar siswa, dimana siswa secara aktif membangun
memahami konsep yang diberikan. Pemahaman sendiri pengetahuan secara pribadi maupun
konsep matematis merupakan salah satu aspek kelompok dengan cara mengintegerasikan tiga aspek
kognitif yang bertujuan untuk menambahkan tingkat tersebut. Auditory yaitu belajar yang mengutamakan
pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang berbicara dan mendengar, belajar dengan cara
semula tidak tahu menjadi tahu dan yang semula Auditory sangat diajarkan oleh bangsa yunani kuno,
tidak mengerti menjadi mengerti. Hadi mengatakan karena filosofi mereka adalah jika kita mau belajar
bahwa pemahaman konsep matematis siswa masih lebih banyak tentang apa saja, bicarakanlah tanpa
sangat rendah dilihat dari siswa belum bisa henti. Intellectually ialah belajar haruslah
mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup menggunakan kemampuan berpikir (minds-on)
suatu konsep dengan tepat, serta keliru dalam dengan konsentrasi pikiran dan berlatih
memahami soal-soal matematika sehingga menjadi menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki,
masalah dalam dunia pendidikan. mengidentifikasi, menemukan, mencipta,
Untuk mengatasi pemahaman konsep mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan
matematis tersebut seorang guru harus tau menerapkan. Repetition merupakan pengulangan
penyebabnya. Menurut Ompusungu salah satu dalam konteks pembelajaran yang merujuk pada
penyebab rendahnya kemampuan pemahaman pendalaman, perluasan, dan pemantapan siswa
konsep siswa adalah strategi pembelajaran yang dengan cara memberinya tugas dan kuis.
dilaksanakan oleh guru masih menggunakan metode Pengulangan dalam kegiatan pembelajaran
konvensional, siswa diperlakukan sebagai objek dimaksudkan agar pemahaman siswa lebih
belajar dan guru lebih dominan berperan dalam mendalam disertai dengan pemberian tugas. Dengan
pembelajaran sehingga sangat sulit diterima. Untuk pemberian tugas diharapkan siswa lebih terlatih
dapat mewujudkan agar siswa dapat menjadi aktif, dalam menggunakan pengetahuan yang didapat
kreatif dan mempunyai pemahaman konsep dalam menyelesaikan soal dan mengingat apa yang
matematis yang baik, maka dibutuhkan model diterima.
pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk
aktif dan kreatif yang berbasis pada pemahaman TINJAUAN PUSTAKA
konsep matematis. 1. Pengertian Model Pembelajaran AIR
Kemampuan pemahaman konsep yang baik Menurut Burhan model pembelajaran Auditory
dapat dilihat dari kemampuan menyatakan ulang Intellectually Repetition (AIR) yang terdiri dari tiga
konsep, mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat aspek yaitu: 1) Auditory (mendengar) merupakan
tertentu sesuai dengan konsepnya, memberi contoh belajar dengan berbicara dan mendengarkan,
dan bukan contoh, menyajikan konsep dalam bentuk menyimak, presentasi, argumentasi, mengemukakan
representasi matematika, mengembangkan syarat pendapat, dan menanggapi. 2) Intellectually (berpikir)
perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, merupakan kegiatan pikiran siswa secara internal
menggunakan dan memanfaatkan serta memilih ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk
prosedur, mengaplikasikan konsep atau algoritma merenungkan pengalamannya. Menurut Meier aspek
pada pemecahan masalah. intellectually dalam belajar akan terlatih jika guru
Bukanlah hal yang mudah untuk mengajak siswa terlibat dalam aktivitas seperti
meningkatkan pemahaman konsep matematis dalam memecahkan masalah, menganalisis pengalaman,
suatu pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat mengerjakan perencanaan yang kreatif, melahirkan
dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep gagasan yang kreatif, mencari dan menyaring
matematis adalah dengan penggunaan model informasi, merumuskan pertanyaan, menciptakan
pembelajaran yang lebih bervariasi. Jenis-jenis model model mental, menerapkan gagasan baru pada
pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pekerjaan, menciptakan makna pribadi, dan
proses pembelajaran beragam yang salah satunya meramalkan implikasi suatu gagasan. Hal ini
ialah model pembelajaran Auditory Intellectually menunjukkan bahwa intellectually adalah pencipta
Repetition (AIR). makna dalam berpikir. 3) Repetition pengulangan
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018
432
diperlukan dalam pembelajaran agar pemahaman ekstrapolasi (extrapolation). Pemahaman translasi
lebih mendalam dan luas. Ketiga tahap tersebut digunakan untuk menyampaikan informasi dengan
menekankan pada siswa untuk dapat memahami bahasa dan bentuk yang lain dan menyangkut
masalah kemudian menemukan hubungan antara pemberian makna dari suatu informasi yang
data dan yang diketahui, melaksanakan perencanaan bervariasi. Interpolasi digunakan untuk menafsirkan
dari penyelesaian masalah, periksa setiap langkah maksud dari bacaan dan ekstrapolasi mencakup
dan meninjau kembali solusi yang diperoleh. estimasi dan prediksi yang didasarkan pada sebuah
Ngalimun berpendapat model pembelajaran pemikiran, gambaran, dari suatu informasi, juga
AIR mirip dengan model pembelajaran SAVI dan VAK mencakup pembuatan kesimpulan dengan informasi
bedanya hanyalah pada repetition yaitu pengulangan jenjang kognitif yang ketiga yaitu penerapan.
yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan Pemahaman konsep matematis sangat
dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas penting untuk belajar matematika secara bermakna
atau kuis. Teori yang mendukung model untuk itu para guru mengharapkan pemahaman yang
pembelajaran AIR adalah aliran psikologi tingkah laku dicapai siswa tidak terbatas pada pemahaman yang
serta pendekatan pembelajaran matematika bersifat dapat menghubungkan. Dapat disimpulkan
berdasarkan paham konstruktivisme. Model Pemahaman konsep matematis adalah kemampuan
pembelajaran AIR dirancang khusus agar dapat menyerap, memahami ide-ide matematika,
menunjang proses belajar siswa sehingga dapat memahami konsep dan membedakan sejumlah
meningkatkan penguasaan dan pengetahuan faktual. konsep-konsep yang saling terpisah secara
langkah – langkah model pembelajaran AIR adalah: bermakana pada situasi permasalahan–
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing- permasalahan yang lebih luas.
masing kelompok 4-5 anggota.
2. Setiap kelompok mendiskusikan tetang materi PEMBAHASAN
yang mereka pelajari dan menuliskan hasil dari Pemahaman konsep merupakan kemampuan
hasil diskusi tersebut dan selanjutnya untuk di siswa untuk memahami suatu materi pelajaran
presentasikan di depan kelas (Auditory). dengan pembentukan pengetahuannya sendiri dan
3. Saat diskusi berlangsung, siswa mendapat soal mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain
atau permasalahan yang berkaitan dengan materi. yang mudah dimengerti serta mengaplikasikannya.
4. Masing-masing kelompok memikirkan cara Dengan pemahaman konsep matematika yang
menerapkan hasil diskusi serta dapat baik siswa akan mudah mengingat, menggunakan
meningkatkan kemampuan mereka untuk dan menyusun kembali suatu konsep yang telah
menyelesaikan masalah dari guru (Intellectually). dipelajari serta dapat menyelesaikan berbagai variasi
5. Setelah selesai berdiskusi, siswa mendapatkan soal matematika. Seseorang yang mempunyai
pengulangan materi dengan cara mendapatkan kemampuan pemahaman konsep matematis berarti
tugas atau kuis tiap individu (Repetition). orang tersebut telah mengerti dan telah mengetahui
apa yang dipelajari, langkah-langkah yang dilakukan
2. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis dan dapat menggunakan matematika dalam konteks
Pemahaman merupakan terjemahan dari matematika dan luar konteks matematika. maka dari
istilah understanding. Menurut Purwanto itu dapat disimpulkan kemampuan pemahaman
“Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang konsep matematis merupakan landasan penting
mengharapkan siswa mampu memahami arti atau untuk berpikir dalam menyelesaikan permasalahan
konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya”. matematika maupun permasalahan sehari-hari.
Menurut Depdiknas pemahaman konsep Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran meningkatkan pemahaman konsep matematis adalah
matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam dengan penggunaan model pembelajaran yang lebih
belajar matematika yaitu dengan menunjukkan bervariasi. Jenis-jenis model pembelajaran yang
pemahaman matematika yang dipelajari, menjelaskan dapat digunakan oleh guru dalam proses
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan pembelajaran beragam yang salah satunya ialah
konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efesien model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition
dan tepat dalam pemecahan masalah. (AIR).
Dilihat dari sisi jenisnya ada tiga macam Model pembelajaran AIR menganggap bahwa
pemahaman matematis ialah: pengubah (translation), suatu pembelajaran akan efektif jika memperhatikan
pemberian arti (interpretation), dan pembuatan tiga hal yaitu Auditory, Intellectually dan Repetition.
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018
433
Auditory berarti indra telinga digunakan dalam belajar DAFTAR PUSTAKA
dengan menyimak, berbicara, presentasi, 1. Baron, Robert dan Byrne Donn.2003.Psikologi
argumentasi mengemukakan pendapat, dan Sosial. Jakarta:Erlangga.
menanggapi. Intellectually berarti kemampuan 2. Burhan, Arini Viola dkk.2014.”Penerapan Model
berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, pembelajaran AIR pada pembelajaran
mencipta, memecahkan masalah mengkonstruksi, Matematika siswa kelas VII SMPN 18 Padang”.
dan menerapkan. Repetition merupakan pengulangan dalam Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.3 No.1
dengan tujuan memperdalam dan memperluas Hal.6.
pemahaman siswa yang perlu dilatih melalui 3. Fitri, Selviani dkk.2016. “Pengaruh model
pengerjaan soal, pemberian tugas atau kuis. pembelajaran Auditory Intellectually and
Sehingga dapat dikatakan bahwa model Repetition terhadap kemampuan pemahaman
pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) konsep di SMP Pustek Serpong”. dalam Jurnal
merupakan suatu model pembelajaran yang Pendidikan Matematika, Vol.2 No.2 Hal 194.
menekankan pada kegiatan belajar siswa secara aktif 4. Hadi, Susanto dan Maidatina Umi Kasum. 2015.”
membangun sendiri pengetahuannya baik secara Pemahaman konsep matematika siswa SMP
pribadi maupun kelompok dengan mengintegrasikan melalui penerapan model pembelajaran
ketiga aspek tersebut. kooperatif tipe memeriksa berpasangan (Pair
Menurut Widyawati model pembelajaran AIR Checks)”. dalam Jurnal Pendidikan
mempunyai kelebihan yaitu melatih pendengaran dan Matematika,Vol 3 No.1 Hal.60.
keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat, 5. Handayani dkk.2014.”Keefektifan Auditory
memecahkan masalah secara kreatif, mengingat Intellectually Repetition berbantu LKPD terhadap
kembali tentang materi yang telah dipelajari dan kemampuan penalaran peserta didik SMP”.
peserta didik lebih aktif dan kreatif. Model dalam Jurnal Kreano,Vol 5 No.1 Hal 1.
pembelajaran AIR merupakan salah satu model 6. Handayani, Ayu dkk.2014. “Analisis kemampuan
pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis yang komunikasi matematis siswa melalui pendekatan
menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan pendidikan matematika Realistik (PMR) bagi
semua alat indra yang dimiliki siswa, dengan adanya siswa kelas VII MTSN Lubuk Buaya Padang”.
penggunaan banyak panca indra yang telibat, maka dalam Jurnal pendidikan Matematika, Vol.3 No.2
akan meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hal 1.
Dalam hal ini dapat dikatakan siswa belajar dengan 7. Huda, Miftahul,2013. Model – model pengajaran
tahap Auditory dapat menumbuhkan kemampuan dan pembelajaran. Medan: Media Persada.
pemahaman konsep matematis. 8. Kesumawati,Nila .2008.Pemahaman konsep
matematik dalam pembelajaran matematika”. In
KESIMPULAN Prosiding Seminar Nasional Matematika dan
Hasil belajar matematika siswa dan pendidikan Matematika. Fkip Program studi
penguasaan siswa terhadap konsep-konsep pendidikan Matematika Universitas PGRI
matematika secara umum sangatlah rendah. Untuk Palembang.Vol 2 229- 235.
dapat meningkatkan kemampuan pemahaman 9. Meier, Dave. 2002. The Accelerated Learning
konsep matematis, guru diharapkan dapat berkreasi Hanbook. Bandung: Kaifa.
dengan menerapkan model pembelajaran matematika 10. Ngalimun, 2017. Strategi Pembelajaran.
yang cocok. Model pembelajaran haruslah sesuai Yogyakarta: Parama Ilmu.
dengan materi yang akan diajarkan serta dapat 11. Septriani Nicke,2014 “Pengaruh penerapan
mengoptimalkan suasana belajar yang nyaman. pendekatan scaffolding terhadap kemampuan
Salah satu model pembelajaran yang dapat pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII
melibatkan siswa secara aktif adalah model SMP Pertiwi 2 Padang” dalam jurnal pendidikan
pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR). matematika Vol.3 no.3 Hal. 17.
Dengan model pembelajaran AIR proses 12. Ompusunggu, Vera Dewi kartini.2014.
pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga siswa “Peningkatan Kemampuan pemahaman
menjadi semangat dan termotivasi dalam kegiatan matematik dan sikap positif terhadap Matematika
belajar mengajar dan siswa menjadi lebih aktif dan siswa SMP Nasrani 2 Medan melalui pendekatan
kreatif selama kegiatan pembelajaran berlangsung problem posing”. dalam Jurnal Saintech, Vol.6
serta mampu meningkatkan kemampuan pemahaman No. 04 Hal. 94.
konsep matematis.
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018
434
13. Omrod, Jeanne Ellis.2008. Psikologi
Pendidikan.Jakarta: Erlangga.
14. Purwanto, M. Ngalim.2006. Prinsip-Prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung:Rosdakarya.
15. Santrock, John W. 2007.Psikologi Pendidikan.
Jakarta:Selemba Humanika.
16. Shoimin,Aris.2014. 68 Model pembelajaran
Inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta:Ar-
Ruzz Media.
17. Sukoco, Heru dan Ali Mahmudi.2016. “Pengaruh
pendekatan Brain-Based Learning terhadap
kemampuan komunikasi matematis dan Self-
Efficacy siswa SMA”. dalam Jurnal Pendidikan
Matematika,Vol 11 No.1 Hal.13.
18. Susanti. 2017. ”Meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis dan Self Efficacy
siswa MTs melalui pendekatan pendidikan
matematika realistik”. dalam Jurnal Pendidikan
Matematika,Vol 3 No.2 Hal 93-94.
19. Susanto,Ahmad.2013.Teori Belajar Pembelajaran
di sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
20. Widyawati, Sri dkk. 2016. “Efektifitas model
pembelajaran Auditory Intellectually and
Repetition dengan pendekatan trade a problem
terhadap kemampuan komunikasi matematis”.
dalam Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 3 No.1
Hal 19.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG©2018


435

Anda mungkin juga menyukai