Anda di halaman 1dari 22

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN

PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF


DAN MENYENANGKAN (PAKEM) PADA SISWA
SMK PAB 3 MEDAN ESTATE T.P 2018/2019

PROPOSAL

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pada


Program Studi Pendidikan Matematika

OLEH :

NUR SILVIA
NPM. 1602030010

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Menurut Mulyono Abdurrahman ( 2003 : 252 ), Matematika adalah bahasa

simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan – hubungan

kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan

berpikir. Alasan tentang pentingnya matematika diajarkan kepada siswa adalah selalu

digunakan dalam segala segi kehidupan, semua bidang studi memerlukan ketrampilan

matematika yang sesuai, merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas,

dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, meningkatkan

kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, memberikan

kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Masalah klasik dalam pendidikan matematika di Indonesia adalah rendahnya

prestasi serta kurangnya motivasi dan keinginan terhadap pembelajaran matematika

di sekolah. Matematika yang diajarkan di sekolah terdiri dari arti / hakekat

kependidikan yang berfungsi untuk mengembangkan daya nalar serta pembinaan

kepribadian siswa dan adanya kebutuhan nyata berupa tuntutan perkembangan real

berorientasi pada perkembangan pengetahuan seiring dengan kemajuan teknologi.

Berbagai cara telah dicoba bagaimana menyajikan pendidikan matematika

agar supaya menarik perhatian dan tidak membuat siswa merasa takut dalam belajar

1
2

matematika. Kita ketahui bahwa pengetahuan matematika sifatnya abstrak dan kurang

menarik, namun demikian keadaan tersebut sebenarnya dapat diperbaiki dengan

mengemas pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pengajaran

yang menyenangkan dan tidak membuat siswa takut belajar matematika.

Munculnya permasalahan tersebut, maka perlu adanya usaha pembaharuan

pendidikan khususnya dalam metode pengajaran. Usaha pembaharuan pendidikan ini

tidak pernah berhenti, selalu berlanjut memenuhi pembangunan pendidikan yang

semakin meningkat.

Salah satu usaha pembaharuan dalam metode pengajaran yang dicoba untuk

ditawarkan yaitu dengan mengubah pola – pola pengajaran lama dengan pola

pengajaran yang baru yang nilainya lebih efektif dan bermakna bagi siswa yaitu

dengan menggunakan Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan

(PAKEM).

Pembelajaran model PAKEM adalah pembelajaran yang menggunakan

berbagai metode secara bervariasi, menggunakan berbagai media dan alat bantu

pembelajaran. Model PAKEM berisi berbagai kegiatan seperti merangkum bacaan,

merancang sesuatu, membuat laporan dan sebagainya. Didalam metode PAKEM

individu harus selalu diperhatikan oleh guru dan guru harus bersikap ramah sehingga

siswa tidak merasa takut. Kegiatan pembelajaran dirancang sesuai dengan

kemampuan siswa dan setiap selesai pembelajaran siswa diberi tugas serta hasilnya

dipajang di papan informasi sehingga dapat membangkitkan motivasi untuk

berprestasi. Dengan Metode PAKEM tersebut diharapkan minat dan motivasi untuk
3

belajar matematika meningkat sehingga kejenuhan dalam mengikuti proses belajar

mengajar akan hilang. Dengan meningkatnya prestasi belajar matematika melalui

metode PAKEM maka dapat meningkatkan kualitas SDM. Tingkat keberhasilan

siswa dalam menangkap pelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor dari

dalam dan dari luar.

Bertolak dari permasalahan di atas, maka penulis mencoba untuk meneliti

tentang upaya apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar

matematika. Untuk itu penulis mengadakan suatu penelitian tentang upaya

peningkatan prestasi belajar matematika melalui Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif

dan Menyenangkan (PAKEM) .

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas peneliti dapat

mengidentifikasi masalah – masalah yang timbul dalam penelitian sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa dikarenakan kurangnya minat,

motivasi dan perasaan takut untuk belajar matematika.

2. Kurang tepatnya metode yang digunakan guru dalam menyampaikan pokok

bahasan mempengaruhi hasil belajar.

3. Adanya kemungkinan keberhasilan penggunaan metode mengajar PAKEM

berpengaruh pada prestasi belajar matematika.


4

C. Pembatasan Masalah Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka

pengkajian dan pembatasan masalah dititik beratkan pada :

1. Hasil belajar

Hasil belajar adalah perubahan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

sebagai akibat dari setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem

pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun

tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom

yang secara garis besar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor.

2. Model pengajaran dan pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan adalah PAKEM. PAKEM merupakan suatu

rangkaian kegiatan penyampaian materi pelajaran yang bertujuan memberi

kesempatan kepada siswa untuk aktif belajar sehingga memungkinkan siswa

memperoleh pengetahuan dan mengembangkan ketrampilan kognitif dan manual,

serta menumbuhkan kreatifitas siswa untuk memecahkan permasalahan yang

dihadapi seperti bertanya terhadap sesuatu yang belum dipahami dengan

menggunakan berbagai metode yang bervariasi untuk menciptakan suasana

menyenangkan bagi peserta didik dan mewujudkan pencapaian hasil belajar yang

tinggi.
5

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka

permasalahan yang dapat dirumuskan adalah “Bagaimana meningkatkan hasil belajar

matematika siswa SMK PAB 3 Medan estate dengan menggunakan pendekatan

PAKEM?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

matematika dengan menggunakan pendekatan PAKEM pada siswa SMK PAB 3

Medan Estate.

F. Manfaat Penelitian

Sebagai Penelitian Tindakan Kelas, penelitian ini memberikan manfaat

utamanya kepada pembelajaran matematika. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai berikut:


6

1. Secara Praktis:

a) Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan bagi pihak sekolah dalam

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran,

sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

b) Bagi Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki

dan menyempurnakan proses belajar mengajar.

c) Bagi Peneliti

Penelitian ini menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti.

d) Bagi Siswa

Melalui penelitian ini hasil belajar perkalian pecahan pada mata pelajaran

matematika siswa dapat meningkat.

2. Secara Teoritis:

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan

mengenai upaya meningkatkan hasil belajar matematika pada materi pecahan

melalui penerapan pendekatan PAKEM.

b) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau acuan bagi penelitian

lain yang relevan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Pendekatan PAKEM

PAKEM adalah singkatan dari pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan. Istilah ini mengacu pada pendekatan AJEL (Active Joyfull and

Evective Learning ) yang pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1999

dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif, Aktif, dan Menyenangkan). Namun,

seiring dengan kebutuhan untuk menciptakan pembelajaran yang tidak saja efektif,

aktif, dan menyenangkan tetapi juga kreatif, maka pada tahun 2002 istilah PEAM ini

diganti menjadi PAKEM. (Rosdijati. 2010: 15). Sesuai dengan namanya, PAKEM

memuat empat karakteristik utama, yakni pembelajaran yang aktif, pembelajaran

yang kreatif, pembelajaran yang efektif, dan pembelajaran yang menyenangkan.

a. Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif mengandung makna bahwa sebuah proses belajar harus

dapat menumbuhkan motivasi dalam diri siswa untuk terlibat secara aktif. Guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,

mempertanyakan, mengemukakan gagasan, berinteraksi dengan lingkungan,

memanipulasi objek objek yang ada disekitarnya. Keterlibatan aktif siswa seperti ini

bukanlah sebuah prinsip yang mengada-ada. Dengan demikian, jika suatu

7
8

pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka

pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.

Pembelajaran aktif sebagaimana diuraikan diatas juga mengandung

konsekuensi bahwa seorang guru dituntut juga terlibat secara aktif, baik dalam

merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi sebuah proses pembelajaran. Menurut

Joel Wein dalam Rosdijati (2010: 18), keterlibatan aktif guru hanya dalam perannya

sebagai seorang pelatih, pengarah, dan penolong; bukan pihak yang mendominasi

proses pembelajaran.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif akan dapat

terlaksana jika terjadi interaksi yang kolabora\tif antara siswa, guru, dan

lingkungannya. Interaksi ini melibatkan seluruh indra baik melalui penglihatan

(visual), pendengaran (auditory), gerakan fisik (kinestetik), penciuman (olfactory),

dan gustatory.

b. Pembelajaran Kreatif

Pembelajaran kreatif mengandung arti bahwa seorang guru harus dapat

menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat

kemampuan siswa. Oleh karena itu, aktivitas belajar IPS yang banyak menuntut siswa

untuk banyak menulis tentu kurang tepat karena akan menyita banyak waktu.

(Rosdijati 2010: 19)

Kreativitas guru berkaitan dengan pemanfaatan media belajar yang sesuai

untuk menjelaskan suatu materi kepada para siswa. Seorang guru dituntut untuk

kreatif dan memiliki kepekaan terhadap berbagai media yang ada di sekitarnya yang
9

dapat dipakai untuk proses belajar di kelas. Guru juga dapat memanfaatkan media

belajar yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (information and

Communication tecnology) yang saat ini tengah berkembang pesat. Teknologi seperti

computer, handphone, dan internet dapat dipakai sebagai media untuk memberikan

pengetahuan atau keterampilan kepada siswa.

c. Pembelajaran Efektif

Situasi belajar yang aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses

pembelajaran tersebut tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang seharusnya

dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Menurut Suparlan (dalam

Rosdijati 2010: 21) jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan terapi tidak

efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti sebuah permainan biasa.

Salah satu hal yang harus diperhatikan seorang guru dalam keseluruhan

proses pembelajaran di sekolah adalah mempersiapkan dan merancang aktivitas

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Di sini dibutuhkan keyakinan

dari seorang guru akan aktivitas yang dirancangnya. Namun pada saat yang sama juga

dibutuhkan perencanaan yang baik agar kreativitas yang kita miliki itu benar-benar

efektif untuk membantu peserta didik mencapai kompetensi yang kita inginkan.

Rosdijati (2010: 22)

d. Pembelajaran Menyenangkan

Pembelajaran menyenangkan berkaitan dengan penciptaan suasana belajar

yang aman, menyenangkan, dan menarik bagi siswa sehingga mereka tergerak untuk

terlibat dan memusatkan perhatiannya secara penuh pada kegiatan tersebut. Siswa-
10

siswa SD umumnya berada pada usia bermain sehingga ketertarikan mereka terhadap

aktivitas belajar akan tumbuh jika mereka merasa aktivitas tersebut menyenangkan

seperti yang mereka rasakan saat bermain.

Suasana pembelajaran yang menyenangkan itu umumnya terjadi ketika

dilaksanakan bersama orang lain misalnya dalam bentuk diskusi, kerja kelompok,

bermain peran, bereksperimen, dan sebagainya. Pengaturan kelas juga menjadi hal

yang perlu diperhatikan seorang guru. Tempat duduk siswa tidak harus selalu

menggunakan pola berjejer kebelakang dengan guru berada di bagian paling depan.

Tempat duduk dapat dirancang dengan berbagai pola sesuai kebutuhan belajar.

Dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang

menyenagkan siswa akan merasa belajar sebagai sebuah kebutuhan yang harus

dipenuhi. Dalam diriny akan tumbuk kecintaan terhadap aktivitas belajar seumur

hidup (life-long education).

2. Hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM

a. Memahami sifat yang dimiliki anak.Mengenal anak secara perorangan.

b. Memanfaatkan anak dalam pengorganisasian belajar.

c. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan

memecahkan masalah.

d. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.


11

e. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

f. Memberikan umpan balik yang baik ubtuk meningkatkan kegiatan belajar.

g. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

3. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan PAKEM.

Pembelajaran yang menerapkan pendekatan PAKEM harus melaksanakan

langkah-langkah dalam penggunaan pendekatan ini. Secara umum langkah-langkah

penyusunan RPP untuk pembelajaran PAKEM sama seperti penyusunan RPP

pembelajaran biasa. Hal ini ditegaskan oleh Dasim Budimansyah, Suparlan, dan

Danny Meirawan (2009: 147), yang menyatakan bahwa format RPP pembelajaran

PAKEM harus melaksanakan tiga langkah dalam setiap siklus pembelajaran yaitu:

1) Kegiatan Awal (pembukaan).

2) Kegiatan Inti (pembentukan kompetensi).

3) Kegiatan Akhir (penutup).

Pendekatan PAKEM harus melaksanakan tiga langkah di atas mulai dari

kegiatan mengucapkan salam sampai menutup pelajaran dengan refleksi. Fokus

dalam RPP pendekatan PAKEM adalah keseluruhan proses dalam siklus

pembelajaran harus mengandung empat unsur PAKEM yaitu aktif, kreatif, efektif,

dan menyenangkan.
12

Selain itu Jamal Ma‟mur Asmani (2012: 123) menyatakan bahwa

pembelajaran yang menggunakan pendekatan PAKEM memiliki prinsip sebagai

berikut:

1) Mengalami

Dalam prinsip mengalami ini siswa belajar banyak tentang suatu pengetahuan

melalui berbuat dan pengalaman langsung dengan mengaktifkan banyak indra.

Contoh: wawancara, pengamatan, percobaan, penggunaan alat peraga, dll.

2) Interaksi

Interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru perlu untuk selalu

dijaga agar mempermudah dalam membangun makna. Dengan interaksi

pembelajaran menjadi lebih hidup dan menarik.

3) Komunikasi

Komunikasi dalam pendekatan PAKEM diartikan bahwa siswa dapat

mengkomunikasikan kepada orang lain secara terbuka tentang suatu hal untuk

mendapatkan tanggapan. Contoh: presentasi, laporan, pajangan.

4) Refleksi

Refleksi diartikan memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan. Refleksi

memberikan peluang untuk memunculkan gagasan baru yang bermanfaat dalam

perbaikan makna hasil pembelajaran.


13

Berdasarkan dua pendapat para ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa

secara umum langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan pendekatn PAKEM

yaitu:

1) Siswa mempraktekkan apa yang telah dijelaskan oleh guru

2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dalam pembagiannya ditentukan

sesuai jenis suatu benda yang dimbil oleh siswa dan jumlah benda tersebut

sesuai dengan jumlah kelompok yang akan dibentuk, setiap kelompok

mendapatkan nomor sesuai nomor urut absensi siswa,

3) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya,

4) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar melalui peragaan dengan media

pembelajaran yang telah disediakan dan memastikan tiap anggota kelompok

dapat mengerjakan atau mengetahui jawabannya,

5) Guru memanggil salah satu nomor peserta didik secara acak, nomor yang

dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka,

6) Tanggapan dari teman atau kelompok lain, kemudian siswa yang ditunjuk

selanjutnya menunjuk nomor yang lain untuk melaporkan hasil kerjasama

kelompoknya sampai pembahasan soal selesai.

7) Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai materi supaya menjadikannya

lebih paham,

8) Guru membagikan soal evaluasi dan masing-masing siswa mengerjakannya

secara mandiri,
14

9) Guru memberi penilaian,

10) Kesimpulan,

11) Kesan dan pesan terkait pembelajaran

12) Lks atau soal evaluasi yang sudah dikerjakan siswa dan sudah diberikan

penilaian kemudian dipajang di tempat pemajangan kelas.

4. Manfaat PAKEM

Manfaat penerapan PAKEM bagi siswa, sekolah, dan orang tua antara lain:

1. Pembelajaran dengan model PAKEM membuat siswa benar-benar lebih asyik

belajar, betah tinggal di kelas.

2. Pembelajaran dengan model PAKEM memungkinkan munculnya berbagai

potensi siswa.

3. Pembelajaran dengan model PAKEM juga menunjukan sisi demokratisasi.

4. Pembelajaran dengan model PAKEM membuat guru bukanlah satu-satunya

sumber belajar yang mutlak dan benar.

5. Pembelajaran dengan model PAKEM mendorong maksimalnya daya serap para

siswa terhadap materi pelajaran.

6. Pembelajaran dengan model PAKEM akan mendorong perkembangan intelektual

siswa (intelectual growth ).


15

7. Pembelajaran dengan model PAKEM juga membantu perkembangan fisik siswa

(physical development ).

8. Pembelajaran dengan model PAKEM juga dapat memebangun keterampilan

sosial siswa (building social skills).

9. Pembelajaran dengan model PAKEM juga akan membantu perkembangan emosi

siswa (emotional development).

10. Pembelajaran dengan model PAKEM juga akan mendorong perkembangan

kemampuan membaca dan berbahasa siswa (language and literacy

developmant).

11. Pembelajaran dengan model PAKEM akan menumbuhkan daya kreativitas

siswa (creatifity).

12. Pembelajaran dengan model PAKEM juga akan mendorong anak untuk

mencintai belajar sepanjang hidupnya.

13. Pembelajaran dengan model PAKEM juga mendorong kreativitas dan

dedikasih guru.

14. Pembelajaran dengan model PAKEM juga mendorong ketetlibatan orang


16

5. Hasil Belajar Matematika

a. Pengertian Hasil Belajar Matematika

Menurut Winkel (dalam Purwanto, 2013: 45) hasil belajar adalah perubahan

yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Sedangkan

yang dikemukakan oleh Purwanto (2013: 45) bahwa hasil belajar merupakan

perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran (ends are being

attained) dan menurut pendapatnya beliau juga menjelaskan bahwa hasil belajar

merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar

mengajar. Selain itu menurut Nana Sudjana (2010: 22) mengemukakan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat

dari setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional

rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar

menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

1) Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek, yaitu; pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis sintesis, dan evaluasi.

2) Ranah afektif berkaitan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu;

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilian, organisasi, dan internalisasi.


17

3) Ranah psikomotor berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan

bertindak. Dalam ranah psikomotor terdiri dari enam aspek, yaitu; a.) gerakan

reflek, b.) keterampilan gerakan dasar, c.) perseptual, d.) keharmonisan atau

ketepatan, e.) gerakan keterampilan kompleks, f.) gerakan ekspresif dan

interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.

Namun diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak

dinilai oleh para guru di sekolah sebab berkaitan dengan kemampuan.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti terhadap metode Demonstrasi dalam meningkatkan prestasi belajar IPS yaitu

keterampilan guru dalam mengelola kelas, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.

Adapun hasil penelitian tersebut antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yekti Utami dengan judul upaya peningkatan

hasil belajar IPA melalui pendekatan PAKEM siswa kelas IV SDN Cepoko 02

Gunungpati Semarang. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus

terdiri dari tiga kali pertemuan. Hasil penelitian pada siklus I, II, dan III

menunjukan peningkatan keterampilan guru dalam mengajar, aktivitas siswa dan

hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Cepoko 02 Gunungpati Semarang.

Hal ini terlihat adanya peningkatan persentase tertentu dan hasil belajar siswa.

Sebelum diberi tindakan atau siklus I, persentase ketuntasan belajar klasikal


18

sebesar 23% setelah dilakukan siklus I 49% terdapat kenaikan sebesar 26%.

Setelah siklus II dilakukan persentase ketuntasan belajar klasikal juga mengalami

peningkatan dari 70% menjadi 92% dan pada akhir siklus III persentase

ketuntasan belajar yang dicapai menjadi 92%. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa penerapan PAKEM dapat meningkatkan keterampilan guru

dalam mengajar IPA, meningkatkan aktivitas siswa dan dapat meningkatkan

hasil belaajar IPA SDN Cepoko 02 Gunungpati Semarang. (UPT Perpustakaan

UNNES. Nomor: SD1001729h1)

2. Penelitian yang dilakukan Intan Mailani dengan judul Penerapan Pendekatan

PAKEM untuk Meningkatkan hasil belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Matematika Materi Bilangan Bulat di Kelas IV Semester 2 Sutenjaya Kecematan

Lembang Kabupaten Bandung Barat yang dilakukan pada tahun 2013. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan Model PAKEM dapat meningkatkan

hasil belajar siawa, hal ini dapat dilihat dari presentase ketuntasan siswa yang

naik pada setiap siklusnya. Presentase ketuntasan siswa pada siklus 3 mencapai

94% dengan rata-rata kelasnya 87, ini melebihi target yang ditetapkan diawal

oleh peneliti yaitu 85%.

3. Penelitian yang dilakukan Muliana dengan judul Penerapan Model PAKEM pada

Materi Prisma dan Limas untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa

Kelas VIII.A MTs Bontomarannu Kabupaten Takalar. Dimana hasil penelitian

menunjukkan bahwa dengan menerapkan Model PAKEM dapa meningkatkan

hasil belajar siswa kelas VIII.A pada materi prisma dan limas, hal ini dapa dilihat

pada siklus I nilai rata-rata hasi belajar siswa adalah 78,4, sedangkan pada siklus

h. nilai rata-rata hasil belajar siawa adalah 79,5. Dan jika dilihat dari presentase
19

ketuntasan, siklus I hanya mencapai 77% sedangkan pada siklus II mengalami

peningkatan yaitu 85,36%.

4. Penelitian yang dilakukan Pratiyan Isnaeni dengan judul Aplikasi PAKEM

(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan) Model Toys And Trick

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Kelas VII B SMP Negeri I

Ambarawa dapat meningkatkan daya piker secara aktif dan Kreatif

5. Penelitian yang dilakukan Khithok Ahmad Purwanto dengan judul

Penerapanmodel Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan

(Pakem) Pada Mata Pelajaran Pkn (Suatu Studi Di Mts Negeri I Malang).

Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan Model

PAKEM dapat meningkatkan keberanian siswa dalanbelajar dalam kelas.

6. Penelitian yang dilakukan Tarmani dengan judul Penggunaan Model PAKEM

Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Perubahan Sifat Benda di Kelas

h SD Negeri 05 Pegundan Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang Setelah

melalui siklus I dan siklus II hasil penelitian diketahui adanya perubahan dalam

hal: daya serap klasikal 78,26; lembar pengamatan aktivitas siswa yang

mengalami peningkatan 81% dalam kategori baik, dan nilai rata-rata peformansi

guru menjadi sangat baik (A). Dengan demikian penggunaan model PAKEM

telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.


20

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil observasi di SMK PAB 3 Medan Estate pada mata

pelajaran matematika khususnya di kelas X ditemui berbagai masalah, seperti;

keterlibatan siswa di dalam proses belajar mengajar matematika masih kurang, siswa

cenderung pasif dan bermain sendiri atau bermain dengan temannya daripada

memperhatikan pelajaran matematika, metode pembelajaran matematika yang

diterapkan kurang bervariasi, dan masalah yang begitu mendasar yaitu hasil belajar

matematika siswa rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata UAS I (Ujian Akhir

semester I) matematika yang rendah..

Perlu dipahami bersama bahwa matematika merupakan ilmu yang bersifat

abstrak, karena objek dasarnya berupa fakta, konsep, operasi dan prinsip. Ciri

keabstrakan matematika beserta ciri lainnya yang tidak sederhana menyebabkan

matematika tidak mudah untuk dipelajari dan cenderung ditakuti oleh siswa, hal ini

berdampak pada hasil belajar matematika yang rendah, seperti yang terjadi di SMK

PAB 3 Medan Estate.

Pendekatan PAKEM adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang efektif

untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran

matematika di SMK PAB 3 Medan Estate. Pendekatan PAKEM sesuai dengan

karakteristik siswa yang berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap

operasional konkret siswa harus ditunjukkan dengan benda-benda nyata supaya

mudah untuk memahami materi yang dipelajari. Pendekatan PAKEM dapat

diterapkan dalam pembelajaran matematika di SMK PAB 3 Medan Estate karena


21

pendekatan PAKEM ini dirancang agar mengaktifkan siswa yaitu dengan melibatkan

siswa dalam kegiatan pembelajaran seperti siswa melakukan praktik langsung

menggunakan media pembelajaran (dalam penelitian ini menggunakan kertas),

mengembangkan kreativitas seperti halnya siswa bebas menggunakan media yang

telah disediakan untuk dimanfaatkan dalam menemukan jawaban sendiri secara

terkonsrtuksi dari soal yang diberikan oleh guru, serta pembelajaran menjadi

menyenangkan ditambah dengan hasil yang telah dikerjakan siswa dipajang di tempat

pemajangan kelas, sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif karena siswa

terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran dan hasil belajar matematika siswa

dapat menigkat.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori di atas, maka peneliti dapat mengajukan hipotesis

sebagai berikut: hasil belajar matematika pada siswa SMK PAB 3 Medan Estate

dapat meningkat menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (PAKEM).

Anda mungkin juga menyukai