Matematika salah satu sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan untuk
subjek yang sangat penting dalam sistem pendidikan di seluruh dunia ( Masykur dan
matematika yang cukup untuk menghadapi masa depan. Menyadari akan pentingnya
peranan matematika, baik dalam penataan nalar dan pembentukan sikap maupun
karena di dalam memasuki era globalisasi dan tinggal landas pembangunan nasional,
semakin terasa adanya tuntutan yang tinggi akan kualitas manusia Indonesia.
2
yaitu : (1) Memiliki obyek yang abstrak, dimana obyek matematika adalah fakta,
konsep, operasi dan prinsip yang kesemuannya itu berperan dalam membentuk proses
berpikir matematis, dengan salah satu cirinya adalah adanya alur penalaran yang
dengan berbagai ilmu lain. Sebagai contoh, banyak teori-teori dan cabang-cabang dari
fisika dan kimia (modern) yang ditemukan dan dikembangkan melalui konsep
dikembangkan melalui fungsi dan kalkulus. Untuk itu, sangat diharapkan agar para
sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain, dalam kehidupan
kerja atau dalam kehidupan sehari-hari. Namun tentunya harus disesuaikan dengan
peningkatan hasil belajar tersebut tidak terlepas dari peranan guru sebagai motivator
dan fasilitator. Oleh sebab itu diharapkan guru dapat menggunakan strategi yang
tepat, agar tercipta proses belajar mengajar yang efektif. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Slameto (2003:76) bahwa proses belajar mengajar yang efektif
dapat dicapai apabila guru menggunakan strategi yang baik. Dengan digunakannya
3
meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa sehingga mereka aktif ketika berada
dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung, yang pada akhirnya dapat
Hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi matematika kelas VIII-A
SMPN PLUS YLPI P. Marpoyan Pekanbaru pada tanggal 18 Agustus 2010, diperoleh
rendah apa lagi yang berhubungan dengan soal cerita, hal ini dapat dilihat dari hasil
yang diperoleh siswa pada ulangan harian semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011
masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM)
yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Seperti pada materi Faktorisasi Suku aljabar
yang mencapai KKM hanya 3 siswa dari 13 siswa yaitu 23,08%. Hasil yang peneliti
Marpoyan pada materi Fungsi siswa yang mencapai KKM hanya 5 siswa dari 13
siswa yaitu 38,46%. Ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
kemudian siswa kurang aktif dalam diskusi baik bertanya sesama temannya maupun
kepada gurunya sendiri sehingga masalah siswa tersebut susah untuk diselesiakan.
Akhirnya, guru susah untuk mengetahui sampai dimana pemahaman siswa tentang
observasi, saat proses belajar mengajar berlangsung pada awal tahun ajaran baru
2010/2011, dimana guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian
tugas, dari awal hingga akhir pertemuan guru menjelaskan materi pelajaran kepada
siswa, selanjutnya guru bertanya kepada siswa seputar materi yang telah
dijelaskannya. Setelah itu guru memberi tugas kepada siswa berupa soal-soal latihan
yang ada di dalam buku paket. Aktivitas siswa hanya mengikuti alur pembelajaran
yang dilakukan oleh guru sehingga pembelajaran cendrung didominasi oleh guru. Hal
ini menyebabkan siswa menjadi cepat bosan, dan juga masih banyak siswa yang
hanya menunggu jawaban dari temannya apabila di suruh mengerjakan soal, sehingga
membuat suasana kelas menjadi ribut akibat dari suara-suara siswa yang berbicara
dengan temannya sambil menunggu jawaban dari temannya itu selesai. Masalah yang
seperti inilah yang membuat siswa menjadi tidak aktif dalam mengikuti proses
bukanlah penguasaan materi pelajaran, akan tetapi proses untuk mengubah tingkah
5
laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk itulah diharapkan guru
melalui tulisan yang berarti membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran,
Write (TTW) Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
Dalam penelitian ini, materi yang akan diteliti adalah kubus dan balok pada
D. RUMUSAN MASALAH
yang dikemukakan adalah: Apakah hasil belajar matematika siswa kelas VIII-A SMP
PLUS YLPI.P. Marpoyan Pekanbaru pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011
E.TUJUAN PENELITIAN
penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII-A
SMP PLUS YLPI P. Marpoyan Pekanbaru pada semester genap tahun pelajaran
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Siswa
belajar matematika siswa kelas VIII-A SMP PLUS YLPI P. Marpoyan Pekanbaru
2. Guru
3. Sekolah
Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
salah satu bahan masukan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan hasil belajar
4. Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi landasan berpijak bagi peneliti dalam rangka
G. KAJIAN PUSTAKA
dalam bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains”, ilmu pengetahuan atau belajar”,
atas dua jenis kebenaran , yaitu aksioma dan teorema. Sehingga dari pengertian diatas
dapat peneliti simpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang
butir-butir pengetahuan benar yang terdiri dari aksioma dan teorema. Belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok, dengan belajar seseorang akan mengalami
suatu perubahan tingkah laku dalam dirinya. Sebagaimana yang dikatakan oleh
bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
belajar merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan seseorang yang dapat memberi
perubahan tingkah laku dalam dirinya sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi
dengan lingkungannya yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek kognitif,
merupakan proses belajar, sedangkan perubahan itu merupakan hasil belajar. Hasil
belajar tersebut diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar
merupakan faktor penting dalam pendidikan, secara umum hasil belajar selalu
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur
adalah ditandai dengan adanya perubahan yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri
(2009:111) menyatakan tingkah laku sebagai hasil belajar dirumuskan dalam bentuk
kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat ditampilkan melalui
performance siswa.
9
merupakan suatu hasil dari proses belajar dengan adanya perubahan tingkah laku dan
Sedangakan hasil belajar matematika pada penelitian ini adalah tingkat penguasaan
yang dicapai siswa setelah melakukan proses pembelajaran model kooperatif dengan
2. PEMBELAJARAN KOOPERATIF
sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai
tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib (Suyatno.
2009:51). Pembelajaran kooperatif ini mencakupi suatu kelompok kecil siswa yang
adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan
kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa, terutama untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat
bekerja sama dengan orang lain. Yamin, M dan Ansari, BI ( 2009:74 ) juga
yang dapat menciptakan saling ketergantungan antar siswa, sehingga sumber belajar
bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.
10
memiliki peran, (b) terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa, (c) setiap
interpersonal kelompok, dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan cara bekerja sama di dalam
berikut:
1. Tahap Persiapan
2. Penyajian Kelas.
3. Kegiatan Kelompok
4. Evaluasi
5. Penghargaan Kelompok
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
pengajaran merupakan teori mengajar menjadi rumusan tentang cara mengajar yang
harus ditempuh dalam situasi khusus atau dalam keadaan tertentu yang spesifik
12
(Hamalik, 2005:183). Sebuah strategi dapat berlaku umum bagi semua guru bidang
matematika siswa. Pembelajaran ini dimulai dengan berfikir melalui bahan bacaan
dengan presentasi, diskusi dan kemudian membuat laporan hasil persentasi ( Suyatno.
2009:66). Pada strategi pembelajaran TTW ini siswa terdorong untuk berpikir dan
terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar. Strategi pembelajaran ini
pada dasarnya dibangun melalui kegiatan berpikir, berbicara, dan menulis. Dengan
konsep matematika siswa yang berakhir pada tingginya hasil belajar siswa.
Aktifitas berpikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks
matematika atau berisi cerita matematika kemudian membuat catatan apa yang telah
dibaca. Dalam membuat atau menulis catatan siswa membedakan ide yang disajikan
secara umum dianggap berpikir. Dalam strategi ini teks bacaan selalu dimulai dengan
soal-soal kontekstual yang diberi sedikit panduan sebelum siswa membuat catatan
kecil.
kata dan bahasa yang mereka pahami. Pemahaman matematik dibangun melalui
13
interaksi antara sesama individu yang merupakan aktivitas sosial yang bermakna.
siswa yang diberikan. Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karna setelah
a. Guru membagi teks bacaan berupa LKS yang memuat situasi masalah, petunjuk
b. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual,
c. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan
kolaborasi (write).
penulis dapat menyimpulkan ada beberapa kelebihan dari strategi ini yaitu:
a. Pada tahap Think, siswa dituntut membuat catatan yang berarti menganalisis
tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulisnya. Hal ini dapat
Beberapa keterbatasan yang dapat penulis simpulkan dari strategi TTW ini
yaitu:
a. Beberapa siswa mungkin sulit untuk menganalisis tujuan isi teks dan enggan
TTW ini, penulis mengusulkan agar guru dapat berperan sebagai mediator yang
pembelajaran yang dilakukan akan menjadi efektif dan efisien sehingga tujuan
Belajar Bermakna
Guru Melalui Strategi TTW
Siswa
Mermbaca Teks
&
THINK Siswa Membuat Catatan
Secara Individual
Kontruksi
WRITE Aktivitas Pengetahuan Hasil
Siswa dari Think & Talk
Secara Individual
Kemampuan
Pemahaman
dan
Komunikasi
Matematika
1. Persiapan.
yang akan disajikan yaitu Kubus dan Balok pada semester genap tahun pelajaran
2010/2011.
Skor dasar dipilih dari hasil akhir sebelum tindakan dilakukan (sebelum penerapan
sampai 6 orang. Dalam penelitian ini anggota kelompok dipilih secara heterogen
yang berjumlah 4 orang tiap kelompok. Jika jumlah siswa tidak habis dibagi
2. Penyajian Kelas.
menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan isi materi secara umum serta
menyampaikan kepada siswa mengapa materi itu perlu dipelajari. Informasi ini
apa yang akan dipelajarinya dan juga mengingatkan kembali tentang materi yang
3. Kegiatan Kelompok.
masing-masing.
Masing-masing kelompok diberi waktu untuk membaca dan memahami teks pada
LKS dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individu (Think).
bimbingan guru.
4. Evaluasi.
Evaluasi dikerjakan secara individu dengan waktu yang telah ditentukan oleh
guru mencakup semua materi yang telah dibahas melalui pembelajaran kooperatif
dengan strategi TTW. Skor yang diperoleh siswa dalam evaluasi yang diadakan pada
5. Penghargaan kelompok.
sebagai berikut :
terdahulu (skor dasar) dengan skor tes akhir (tes setelah dilakukan tindakan
skor yang digunakan seperti terlihat pada tabel berikut (Slavin, Robert E
2009:159).
19
(2008:39), dari nilai perkembangan individu yang diperoleh, terdapat tiga tingkat
Namun Slavin juga menyatakan, guru boleh merubah kriteria ini. Dalam penelitian
dengan strategi TTW dengan mengacu kepada sintak kooperatif yang dapat dilihat
Belajar
interaksi siswa, yang menuntut siswa untuk berpikir secara kritis dan dapat lebih
memotivasi siswa untuk siap mengikuti pelajaran agar siswa termotivasi untuk
umum tentang isi materi yang akan dipelajari. Kemudian, guru mengorganisasikan
siswa kedalam kelompok belajar. Kelompok belajar dapat membuat siswa saling
Tahap selanjutnya guru membagikan LKS kepada siswa yang berisi tentang
ringkasan materi dan beberapa soal yang harus dipelajari siswa. Awalnya siswa harus
membuat catatan kecil dari hasil bacaan secara individu yang ditulis dalam buku
catatan dan mencoba mencari jawaban dari soal yang ada. Catatan kecil ini dapat
berarti menganalisis tujuan isi teks. Selanjutnya siswa diberi waktu berdiskusi dengan
kelompoknya untuk membahas isi catatan. Dalam berdiskusi siswa mencoba untuk
memahami teks dan mencari penyelesaian soal yang ada pada LKS. Selanjutnya guru
individu. Hal ini berarti siswa mengkonstruksikan ide-ide yang dimilikinya melalui
menanggapi apa yang dipresentasikan agar terjadi komunikasi antar siswa untuk
materi yang dipelajari dari hasil presentasi yang disajikan agar pembelajaran dapat
dituntut untuk saling bekerja sama dan berfikir kritis dalam menyelesaikan suatu
persoalan. Hal ini dapat membuat siswa lebih memahami konsep-konsep yang
sebelumnya, yang pernah diteliti oleh Fikriyah (2007:62) juga menyimpulkan bahwa
pemahaman siswa mengenai materi yang dipelajari sehingga hasil belajar siswa
meningkat.
H. HIPOTESIS TINDAKAN
VIII-A SMP PLUS YLPI P. Marpoyan Pekanbaru pada materi kubus dan balok di
semester genap tahun ajaran 2010/2011 maka hasil belajarnya akan meningkat
I. METODE PENELITIAN
1. Bentuk Penelitian
tindakan kelas (PTK) adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara
rasional dan sistematis terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru (tenaga
penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-
tindakan kelas adalah merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam seebuah kelas secara
bersama.
24
berkelanjutan .
dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII-A
SMP PLUS YLPI P. Marpoyan Pekanbaru. Peneliti dan guru bersama-sama akan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui empat langkah utama yaitu
prencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Empat langkah utama yang saling
berkaitan itu dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sering disebut dengan
istilah siklus. Kemudian tahapan pada setiap siklus mengacu pada Arikunto (2008:16)
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
mencari informasi untuk mengenali kondisi awal guna mendapatkan masalah yang
memperbaiki, meningkatkan atau perubahan tingkah laku dan sikap sebagai solusi.
Pelaksanaan : apa yang akan dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai
Perencanaan ulang
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh guru, teman peneliti dan peneliti yang
4) Refleksi : data yang diperoleh dari kegiatan observasi dan tes hasil belajar
dianalisis dan hasilnya dijadikan bahan kajian pada kegiatan refleksi. Pada
kegiatan refleksi akan ada beberapa pertanyaan yang dijadikan sebagai patokan
2. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A SMP PLUS YLPI P.
orang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan dengan karakteristik dan
3. Instrumen Penelitian
a. Perangkat Pembelajaran
pada pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut maka silabus dan sistem
meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen dan contoh instrumen serta alokasi waktu,
sumber bahan atau alat. Pembuatan silabus dan sistem penilaian ini bertujuan agar
peneliti mempunyai acuan yang jelas dalam melakukan tindakan selama jangka
waktu tertentu.
dan penutup. RPP ini berfungsi sebagai acuan peneliti dalam melaksanakan satu kali
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah langkah kerja dalam memahami konsep
dengan prosedur yang dibuat sedemikian rupa sehingga siswa mampu menyelesaikan
materi pokok dan soal-soal latihan. Lembar kerja siswa berguna bagi siswa untuk
pemahaman konsep materi pokok yang sudah dipelajari berdasarkan langkah kerja
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang aktivitas dan
interaksi siswa dan guru selama proses pembelajaran serta data tentang hasil belajar
matematika siswa setelah proses pembelajaran. Data tentang aktivitas dan interaksi
ulangan harian.
1. Lembar Pengamatan
dengan strategi TTW yang diisi untuk setiap kali pertemuan. Lembar pengamatan
bertujuan untuk mengamati aktivitas dan interaksi siswa dan guru selama proses
Tes hasil belajar digunakan untuk melihat ketercapaian kompetensi siswa dan
keberhasilan tindakan. Tes hasil belajar berupa ulangan harian yang dilakukan setelah
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
a. Teknik Tes
dengan melakukan tes yang berbentuk ulangan harian dengan bentuk soal essay
(uraian) pada saat selesai siklus, baik siklus pertama maupun siklus kedua. Pada
siklus pertama terdapat 3 kali pertemuan ditambah 1 kali ulangan harian dan siklus
kedua terdapat 4 kali pertemuan ditambah 1 kali ulangan harian. Data yang dikumpul
berupa nilai dari tes yang dilakukan pada setiap siklus pada materi kubus dan balok.
b. Teknik Pengamatan
dan guru setiap kali pertemuan pada proses pembelajaran yang dikumpul
menggunakan lembar pengamatan yang telah disusun oleh peneliti. Penelitian ini
Data yang sudah diperoleh melalui lembar pengamatan maupun tes hasil
belajar matematika kemudian dianalisis. Teknik analisis data yang digunakan adalah
menggambarkan data tentang hasil belajar belajar siswa secara individu dan analisis
kualitatif bertujuan untuk menggambarkan data tentang aktivitas guru dan siswa
dan guru selama proses pembelajaran untuk melihat kesesuaian antara perencanaan
dengan pelaksanaan tindakan. Apabila hasil dari refleksi tersebut masih terdapat
Keberhasilan tindakan pada penelitian ini dilihat dari skor dasar, ulangan
harian I dan ulangan harian II dianalisis untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa
dengan melihat ketercapain siswa terhadap KKM. Siswa dikatakan tuntas secara
individu apabila daya serap siswa mencapai ≥ 70% sesuai dengan KKM sekolah
rumus :
Keterangan :
KI = Ketuntasan individu
31
menggunakan rumus :
Keterangan :
Apabila jumlah siswa yang mencapai KKM pada Ulangan Harian I dan
Ulangan Harian II meningkat dari skor dasar, maka dapat dikatakan hasil belajar
siswa meningkat.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat juga dilihat dari jumlah siswa yang
memperoleh nilai tinggi dan rendah pada skor dasar, ulangan harian I, dan Ulangan
Harian II, dengan menggunakan distribusi frekuensi. Apabila jumlah siswa yang
memperoleh nilai rendah menurun pada ulangan harian I dan II dari skor dasar, dan
jumlah siswa yang memperoleh nilai tinggi meningkat pada ulangan harian I dan II
dari skor dasar, dengan demikian dapat dikatakan hasil belajar siswa meningkat.
32