Anda di halaman 1dari 95

Judul:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
(POKOK MATERI STATISTIKA) DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS XI-IA SMA NEGERI 4 WATAMPONE

Diajukan untuk mengikuti


Simposium tahunan penelitian pendidikan 2008

Oleh
H. AHMAD JAYANI , S.Pd.
SMA NEGERI 4 WATAMPONE

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN DAN INOVASI PENDIDIKAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Tahun 2008

0
I . PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan dikembangkan agar mampu memenuhi kebutuhan dan menjawab


tantangan pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin maju.
Kemajuan itulah yang senantiasa menimbulkan perubahan dan perkembangan dalam
masyarakat saat ini. Selanjutnya mengharuskan dunia pendidikan mampu
mengantisipasi dan mencegah efek negative yang ditimbulkannya.
Implementasi dari hal tersebut diatas, saat ini pemerintah memberlakukan
kurikulum baru, yaitu kurikulum tahun 2004 dengan penyempurnaannya terbitlah
Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yang mengacu kepada
pembentukan pengetahuan oleh siswa itu sendiri atau yang di kenal dengan
konstruksivisme dimana pembelajaran berpusat kepada siswa. Namun dengan usaha
tersebut, hasil belajar siswa sebagai tolak ukur keberhasilan di dunia pendidikan
masih menunjukkan tidak adanya peningkatan. Khusunya bidang studi matematika,
sebahagian siswa kurang menyenangi pelajaran matematika sehingga motivasi untuk
belajar matematika tidak ada. Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah rendahnya
prestasi belajar siswa.
Tantangan terhadap masalah rendahnya mutu proses pembelajaran yang terjadi
semuanya dipulangkan kepada para pelaksana pendidikan di sekolah terutama yang
berhadapan langsung dengan peserta didik, yaitu guru. Walaupun guru bukan satu-
satunya sebagai faktor penyebab, tetapi oleh karena guru adalah orang yang
berinteraksi langsung dengan siswa dalam proses belajar mengajar maka yang
menjadi fokus permasalahan adalah bagaimana kemampuan mengajar guru dalam
menciptakan pembelajaran yang dilaksanakan menjadi berkualitas.
Selanjutnya berdasarkan data awal yang ada menunjukkan bahwa,
Hasil belajar matematika atau tingkat daya serap siswa dari hasil penilaian
harian maupun pada penilaian berkala pada mata pelajaran matematika
Semester I dan Ulangan Blok I Semester II tahun pelajaran 2006/2007 pada
SMA Negeri 4 Watampone belum menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Daya serap hasil belajar matematika pada setiap tingkatan berkisar antara 50
persen sampai 62 persen. (SMA Negeri 4 Watampone : 2007) .

1
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas belajar, tetapi yang utama adalah
guru. Hal ini memberikan asumsi bahwa guru harus mampu membuat program belajar
mengajar yang baik, melaksanakan proses pembelajaran yang efektif, menilai dan
melakukan kegiatan pengayaan dan remedial terhadap materi kurikulum yang
digariskan. Konsekuensi dari mengajar tidak selamanya menggembirakan tetapi juga
dapat mengecewakan
Meningkatkan hasil belajar matematika bukanlah hal yang mudah, jika proses
pembelajaran yang terjadi tidak diarahkan pada upaya membangkitkan pengalaman
belajar siswa itu sendiri. Pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai
pendengar dan penerima tanpa mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa hampir
dipastikan tidak memberikan hasil yang menggembirakan. Pembelajaran seperti itu
membuat peserta didik menjadi pasif dan tidak kreatif.
Sebagai contoh, belajar statistika sesungguhnya siswa telah diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti menetukan rataan hitung (rata-rata), menentukan nilai
maksimum, nilai minum, simpangan rata-rata, simpangan baku, dll. Umumnya siswa
diajar oleh guru hanya dengan angka-angka maupun bilangan yang ada pada buku,
tanpa mencari solusi yang tepat atas angka-angka tersebut. Maka dengan penerapan
CTL, mereka menemukan sendiri angka-angka tersebut, misalkan dengan cara guru
menugaskan mereka untuk menuliskan nilai raport, mengukur tinggi teman
mereka atau mengukur berat teman (penilai sebenarnya), guru/siswa
menyiapkan meteran atau timbangan, guru membagi siswa dalam kelompok-
kelompok kecil 5-6 siswa (model dan masyarakat belajar), kemudian mereka
diarahkankan untuk menemukan sendiri nilai maksimum, nilai minimum, rataan
hitung, simpangan rata-rata, simpampangan baku, dll, nilai-nilai tersebut sebagai
bentuk belajar sendiri, sehingga konsep-konsep yang diajarkan akan lebih lama
mereka ingat, tentulah mereka akan (bertanya) tentang apa-apa yang harus mereka
hitung atas angka-angka itu?. Terjadilah diskusi antara individu dalam kelompok,
antara kelompok dengan kelompok lainnya maupun antara peserta dengan guru,
sebagai refleksi atas pembelajaran yang berlangsung pada mereka masing-masing.
Pembelajaran matematika diatas merupakan pembelajaran model CTL seperti,
memungkinkan siswa untuk belajar kreatif dan efektif serta memikirkan sebanyak
mungkin pertanyaan yang dapat menunjang meningkatnya rasa ingin tahu, menumbuh

2
kembangkan kemampuan intelektual dalam berpikir induktif, kemampuan meneliti,
kemampuan berargumentasi, serta kemampuan mengembangkan teori. Harapan untuk
dapat meningkatkan motivasi belajar, mutu proses dan hasil belajar siswa dapat
diwujudkan jika proses pembelajaran matematika menggunakan pendekatan
kontekstual dengan menerapkan pilar-pilar Contextual Teaching and Learning atau
biasa disingkat CTL secara optimal. Karena itu untuk dapat menciptakan proses
pembelajaran yang kondusif dibutuhkan peran guru yang optimal dan memunculkan
kreatifitas siswa.
Walaupun mengajar konvensional masih dilakukan oleh sebagian besar guru
dalam pembelajaran matematika. Tidak mengherankan jika diadakan penilaian diakhir
setiap pembelajaran, para siswa pada umumnya memperoleh hasil baik, tetapi jika
sudah berselang beberapa waktu dan diberikan ulangan harian atau ulangan blok,
mereka gagal memperoleh hasil yang diinginkan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran
matematika (statistika) siswa kelas XI-IA SMA Negeri 4 Watampone
Kabupaten Bone?
2. Apakah penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran matematika (statistika) siswa
kelas XI-IA SMA Negeri 4 Watampone Kabupaten Bone?
3. Apakah penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
dapat meningkatkan hasil belajar matematika (statistika) siswa kelas XI-IA
SMA Negeri 4 Watampone Kabupaten Bone?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penting yang diharapkan dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan Contextual Teaching and
Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses

3
pembelajaran matematika (statistika) siswa kelas XI-IA SMA Negeri 4
Watampone Kabupaten Bone.
2. Untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan Contextual Teaching and
Learning dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran matematika
(statistika) siswa kelas XI-IA SMA Negeri 4 Watampone Kabupaten Bone.
3. Untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan Contextual Teaching and
Learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika (statistika) siswa kelas
XI-IA SMA Negeri 4 Watampone Kabupaten Bone.

D. RUANG LINGKUP PENELITIAN

1. Tempat Penelitian : SMA Negeri 4 Watampone


2. Subyek Penelitian : Siswa Kelas XI-IA Tahun Pelajaran 2007/2008
3. Jadwal Penelitian : Juni 2007 s.d Desember 2007 (lihat tabel)

Tabel 1.: Waktu Pelaksanaan Penelitian


WAKTU PELAKSANAAN
No. MATERI KEGIATAN JUNI JULI AGUT SEPT OKT NOP DES KET
1. PERSIAPAN
a. Pemilihan Judul
b. Pembuatan Makalah
2. PELAKSANAAN
a. Pembuatan RPP
b. Rancangan Tindakan
c. Pelaksanaan Tindakan
3. PENYUSUNAN
a. Analisis Data
b. Pembuatan Laporan

E. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK),


dengan model / pendekatan pembelajaran kontekstual / CTL.

4
II. KAJIAN TEORI

A. PENGERTIAN BELAJAR MENGAJAR

Belajar dan mengajar adalah dua kata yang saling berkait. Istilah belajar
memiliki makna yang universal, yang menghasilkan berbagai definisi yang berbeda.
Petunjuk pelaksanaan proses belajar mengajar atau PBM ( 1994:7) menyatakan
bahwa,

Dalam setiap interaksi belajar mengajar ditandai sejumlah unsur yaitu : (1).
Tujuan yang hendak dicapai, (2). Siswa dan guru (3). Buku Pelajaran, (4).
Metode yang digunakan menciptakan situasi belajar mengajar, (5). Penilaian
yang fungsinya untuk menetapkan seberapa jauh ketercapaian tujuan. Istilah
belajar sendiri berarti suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah
terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar itu dapat berupa
buku, lingkungan atau sesama teman, sedangkan istilah mengajar dalam
pengertian ini adalah menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa
untuk belajar.

Selanjutnya Sardiman (1994:22) membagi dua pengertian belajar dalam


pengertian luas dan pengertian sempit yaitu:
Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik
menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya, sedangkan dalam arti sempit,
belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang
merupakan sebagai kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Selanjutnya Sardiman (1994:47) menyatakan :


mengajar diartikan sebagai suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga
terjadi proses belajar. Mengajar sebagai suatu upaya menciptakan situasi
yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa, mengajar


sebagai sistem kegiatan dengan menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif untuk
membimbing atau merangsang siswa belajar, siswa mengerti, dan siswa dibimbing
sebagai individu/kelompok dengan maksud terpenuhinya kelengkapan pengalaman
belajar setiap siswa untuk dapat berkembang terus secara teratur dalam rangka
mencapai kedewasaan. Sedangkan prestasi belajar matematika dapat diartikan
sebagai hasil belajar matematika yang diperoleh siswa setelah mengikuti materi
matematika, yang mengakibatkan perubahan pada diri individu sebagai hasil dari
5
aktifitas dengan menggunakan metode mengajar tertentu dalam proses belajar
mengajar.

B. KEMAMPUAN MENGAJAR GURU

Untuk memperoleh keberhasilan belajar sebagai seorang guru, kita haruslah


dapat memperhatikan karekteristik-karekteristik dalam belajar. Cara mengajar
haruslah mengena pada ketercapaian sasaran, berupa efektifitas dan efesiensi. Guru
yang melaksaakan proses pembelajaran menggali potensi-potensi yang ada pada
siswa, dengan merangsang dari luar dan tentulah kemampuan yang dimiliki seorang
guru untuk melakukannya harus kontinyu.
Maknanya proses belajar berlangsung secara terus menerus harus melibatkan
siswa secara aktif dan bahan pelajaran itu diorganisasi dengan baik sehingga
mengandung makna bagi siswa. Profesionalisme seorang guru, maka Soedijarto
(1993:58) menuliskan indikator yang termasuk tugas profesional guru, yaitu:
1. Menyusun rencana strategis kegiatan belajar mengajar.
2. Melaksanakan dan mengelola prose belajar secara dinamis dan taktis.
3. Mendiagnosis masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar.
4. Menilai kemajuan belajar dan memanfaatkannya untuk membantu dan
mendorong pelajar untuk mengikuti proses belajar selanjutnya dengan sistem
evaluasi yang adekuit (memadai).
5. Memilih alternatif pemecahan masalah dalam pelaksanaan belajar mengajar.

Berdasarkan dari beberapa pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk


dapat menciptakan suatu sistem lingkungan belajar yang kondusif, guru
dipersyaratkan memiliki kemampuan dalam melaksanakan proses belajar mengajar
yaitu : (1). kemampuan Kemampuan merencanakan program belajar mengajar, (2).
Kemampuan mengelola proses belajar mengajar, (3). Kemampuan Melaksanakan
evaluasi dan tindak lanjut.

C. PENTINGNYA MOTIVASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Motivasi kelakuan manusia merupakan topik yang sangat luas dan universal.
Motivasi diakui sebagai hal yang sangat penting bagi pelajaran di sekolah. Setidak-
tidaknya seorang anak harus memiliki motivasi untuk belajar di sekolah. Misalkan
keinginan untuk berprestasi sebagai perbuatan normal yang selalu lahir dari dorongan,
baik asalnya dari luar maupun dalam diri orang yang bersangkutan. Dorongan inilah

6
yang kemudian populer dengan sebutan motivasi. Berbagai pengertian telah
dikemukakan oleh para ahli tentang motivasi yang satu dengan yang lainnya berbeda
dari segi redaksi, namun secara prinsip tidak ada perbedaan. S. Nasution (1997 : 182)
menyatakan bahwa,
Pelajar harus diberikan ganjaran (reward) berupa pujian, angka yang baik,
rasa keberhasilan atas hasil belajarnya, sehingga ia lebih tertarik oleh
pelajaran. Keberhasilan dalam interaksi dengan lingkungan belajar,
penguasaan tujuan program pendidikan memberikan rasa kepuasan dan karena
itu merupakan sumber motivasi yang terus menerus bagi pelajar, sehingga ia
sanggup belajar sendiri depanjang hidupnya, yang dapat dianggap sebagai
salah satu hasil pendidikan yang paling penting.

Motivasi sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang yang mendorong,


mengaktifkan atau menggerakkan dan mengarahkan atau menyalurkan ke arah tujuan.
Gibson (1984:27) menyatakan bahwa motivasi adalah faktor-faktor yang mendorong,
mengarahkan, mempertahankan dan mengaktifkan perilaku.
Kemudian Maslow (1976) memberikan sumbangan yang sangat berharga
dalam memperhatikan kebutuhan-kebutuhan tingkat rendah para pekerja yang
sebelumnya mungkin diabaikan pada suatu organisasi. Di lain pihak teori ini
mengandung beberapa kelemahan dan kekurangan. Kritikan-kritikan yang
dikemukakan dari teori Maslow antara lain:
(1) sulit dibuktikan bahwa kebutuhan-kebutuhan manusia mengikuti suatu
hierarchy, (2) terdapat hubungan yang berbeda-beda pada tiap individu, (3)
timbulnya kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi bukan semata-mata
disebabkan terpenuhinya kebutuhan tingkat yang lebih rendah dan, (4)
kebutuhan-kebutuhan ini elastis sifatnya dan sulit diketahui seberapa banyak
dapat dikatakan suatu kebutuhan itu sudah cukup atau sudah memuaskan.

Lebih lanjut Mc Clelland (dalam S. Nasution, 1997 : 182) menyelidiki


berbagai hal yang dapat mempertinggi motivasi yang terkait dengan pelajaran di
sekolah , yaitu Merumuskan tujuan dengan jelas, mengetahui kemajuan yang dicapai,
merasa bertanggung jawab, dan lingkungan sosial yang menyokong.
Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki kemauan lebih
keras. Kegagalan yang dialaminya akan membangkitkan semangat berusaha lebih giat
untuk memperoleh sukses di masa yang akan datang. Individu yang memiliki motivasi
berprestasi rendah jika mengalami kegagalan akan mengakibatkan kemampuannya

7
cenderung menurun, sehingga kegagalan yang satu akan diikuti oleh kegagalan
berikutnya.

D. Pendekatan Kontekstual dalam Proses Pembelajaran

Upaya untuk merubah paradigma pembelajaran dari kondisi guru aktif menjadi
siswa aktif memerlukan kecakapan dari pihak guru dalam memilih dan menggunakan
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada usaha merangsang seluruh potensi
siswa secara optimal melalui pengaitan materi dengan dunia nyata siswa dalam
kehidupan sehari-hari.

Menurut Uus Toharuddin ( 2005) menyatakan bahwa,

Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey


(1916) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa
yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan
yang atau peristiwa yang akan terjadi di sekelilingnya. Pembelajaran ini
menekankan pada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan,
mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan masalah-masalah tertentu
baik secara individu maupun kelompok. Dengan demikian, guru dituntut untuk
menggunakan strategi pembelajaran kontekstual dan memberikan kegiatan
yang bervariasi, sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa,
mengaktifkan siswa dan guru, mendorong berkembangnya kemampuan baru,
menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah, responsif, serta rumah dan
lingkungan masyarakat. Pada akhirnya siswa memiliki motivasi tinggi untuk
belajar.

Penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan


pilihan yang tepat untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas.
Lebih lanjut (Depdiknas, 2002:10) menyatakan pendekatan CTL memiliki tujuh
komponen utama, yaitu konstruktivisme (Constructivism), menemukan (Inquiry),
bertanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan
(Modelling), refleksi (Reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Authentic
Assessment).

i) Konstruktivisme (Constructivism)
Pembelajaran matematika harus dikemas menjadi proses
mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Melalui penggunaan konsep
konstruktivisme dalam pembelajaran matematika banyak memberikan kontribusi,
terutama pada siswa. Para siswa tidak lagi berangan-angan dan menghafal

8
sejumlah konsep-konsep tetapi mereka diarahkan membangun pengetahuan
melalui keterlibatan secara aktif dalam proses belajar mengajar.

ii) Menemukan (Inquiry)


Pemanfaatan pendekatan CTL dengan strategi menemukan (Inquiry) dalam
pembelajaran matematika adalah upaya menciptakan proses yang bermutu dan
berujung pada peningkatan mutu hasil belajar. Melalui strategi ini, pengetahuan
dan keterampilan yang diperoleh siswa merupakan buah dari kegiatan mengalami
sendiri dan menemukan sendiri. Proses perpindahan dari pengamatan menjadi
pemahaman.Pendekatan ini sangat cocok dalam pembelajaran matematika.

iii) Bertanya (Questioning)


Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan
berpikir siswa, sebab pengetahuan pada dasarnya muncul dari rasa ingin tahu dan
bermula dari bertanya. Bertanya harus dipandang sebagai upaya untuk
membangkitkan keinginan untuk mengetahui lebih jauh tentang sesuatu (inquiry),
apakah itu berasal dari pihak guru maupun dari pihak peserta didik.

iv) Masyarakat Belajar (Learning Community)


Aktivitas belajar secara kelompok dapat memperluas perspektif serta
membangun kecakapan interpersonal untuk berhubungan dengan orang lain. Hal
ini adanya pemahaman siswa terhadap bahan ajar akan lebih baik jika peserta
didik belajar bersama dalam kelompok dan memecahkan masalah secara bersama
pula. Mereka akan saling mengisi dan siswa yang kurang lebih berani bertanya
kepada anggota kelompoknya dan penjelasan dari temannya dengan bahasa yang
sederhana lebih cepat dimengerti. Asumsi ini diambil agar hasil belajar dapat
diperoleh melalui sharing antar teman atau antar kelompok, dan antara yang
tahu ke yang belum tahu.

v) Pemodelan (Modelling)
Peserta didik diarahkan untuk mencari, menganalisis dan menggunakan
informasi dengan sedikit atau bahkan tanpa bantuan guru. Pembelajaran
matematika terutama dalam mengoperasikan atau penggunaan algoritma biasanya
diperlukan pemodelan sebagai contoh. Pemodelan bukan saja diarahkan pada cara
mengoperasikan sesuatu tetapi dapat pula mengkongkritkan sesuatu yang bersifat

9
abstrak. Kongkritisasi suatu konsep dapat memberi kesan dan makna yang sangat
berarti dalam meningkatkan pemahaman dan partisipasi siswa.
vi) Refleksi (Reflection)
Demonstrasi, siswa diminta menampilkan hasil penugasan kepada orang
lain mengenai kompetensi yang telah mereka kuasai. Teman yang lainnya dapat
memberikan evaluasi pertunjukkan siswa. Refleksi merupakan salah satu pilar
yang perlu dilaksanakan dalam setiap akhir kegiatan pembelajaran. Refleksi
adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang
tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. (Depdiknas, 2002:18).

vii) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)


Authentic assessment menekankan pada proses pembelajaran nyata. Guru
yang ingin mengetahui perkembangan belajar matematika maka pengumpulan
data diambil dari kegiatan nyata pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran,
misalnya: menjawab pertanyaan guru, mengerjakan soal, mempresentasikan hasil
kerja dan sebagainya. Penilaian autentik diarahkan pada penilaian pengetahuan
dan keterampilan (performance) yang diperoleh siswa. Intinya adalah apakah
siswa belajar dan bukan apa yang sudah diketahui. Jadi fokus penilaian adalah
kemampuan siswa dan dilakukan dengan berbagai cara dan tidak semata-mata
melalui ulangan tulis.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan kajian teori maka hipotesis


tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Motivasi belajar siswa meningkat melalui penggunaan pendekatan Contextual
Teaching and Learning dalam pengajaran matematika (Statistika) siswa kelas
XI-IA SMA Negeri 4 Watampone Kabupaten Bone.
2. Mutu proses pembelajaran meningkat melalui penggunaan pendekatan
Contextual Teaching and Learning dalam pengajaran matematika (Statistika)
siswa kelas XI-IA SMA Negeri 4 Watampone Kabupaten Bone.
3. Hasil belajar siswa meningkat melalui penggunaan pendekatan Contextual
Teaching and Learning dalam pengajaran matematika (Statistika) siswa kelas
XI-IA SMA Negeri 4 Watampone Kabupaten Bone.

10
III . HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PROSEDUR PENELITIAN

1. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Watampone Kabupaten Bone


yang memiliki 27 rombongan belajar, dengan kelas X , XI dan XII masing-masing
terdiri dari 9 rombongan belajar tahun pelajaran 2007/2008 dengan subyek
penelitian adalah siswa kelas XI-IA (XI Program Ilmu Alam) dari 4 kelas paralel
dipilih kelas XI-IA.1 dengan jumlah siswa 45 orang.
Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas. Prosedur
penelitian yang dilakukan berbentuk siklus dengan mengacu pada model spiral
Kemmis & Taggart menurut Suharsimi Arikunto (2007:16),
Terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, (3) pegamatan, (4) refleksi, dengan model sebagai berikut:
Tabel 2. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas

2. Rencana Tindakan

Untuk memecahkan masalah penelitian diperlukan langkah yang tepat


dalam penanganannya. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian
tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kontekstual maka
pelaksanaan tindakan direncanakan minimal dalam dua siklus.
Siklus pertama yang dilaksanakan terdiri dari dua kompetensi dasar yaitu:
(1) membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan
ogive. (2) Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis,
lingkaran, dan ogive serta penafsirannya.
11
Siklus kedua yang dilaksanakan terdiri dari satu kompetensi dasar yaitu
Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran data, serta
penafsirannya. Demikian selanjutnya.
Langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan masalah adalah
membuat perencanaan yang memuat:
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berbasis kontekstual
(CTL). Dalam rencana pembelajaran yang dibuat menggunakan alat peraga
yang ada disekitar siswa itu sendiri dan mudah diperoleh..
2. Menyiapkan/Membuat alat bantu mengajar yang mendukung
terlaksananya pembelajaran kontekstual, meliputi meteran, timbangan,
kubus dadu yang dibuat sendiri oleh siswa yang semuanya diperoleh dari
lingkungan sekitarnya, maupun yang telah dipersiapkan oleh kelompoknya
masing-masing dari rumah.
3. Membuat instrumen untuk merekam bentuk aktifitas siswa selama proses
pembelajaran (lembar observasi), penilaian kemajuan belajar dan hasil
belajar siswa (tes), penilaian tingkat motivasi (kuesioner). Penilaian hasil
belajar siswa dilakukan pada setiap akhir siklus
4. Personil yang dilibatkan dalam penelitian ini selain siswa adalah peneliti
sendiri sebagai pelaksana tindakan atau peneliti.
5. Refleksi pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan pada setiap akhir
kegiatan pembelajaran dan pada akhir setiap siklus.
3. Instrumen Penelitian

Penelitian ini melibatkan siswa yang berkaitan dengan tingkat motivasi


belajar dan hasil belajar. Sumber data adalah siswa, oleh karena itu teknik yang
digunakan untuk merekam data yang diperlukan adalah: (1) dokumentasi, (2)
kuesioner skala sikap, dan (3) tes hasil belajar. Teknik-teknik tersebut digunakan
dengan menggunakan prosedur-prosedur sebagai berikut:
1. Dokumentasi digunakan untuk menjaring data tentang kegiatan siswa
dalam proses pembelajaran (dokumentasi photo), dan hasil tes pekerjaan
siswa pada siklus I dan siklus II yang menjadi sasaran penelitian.
2. Kuesioner skala sikap digunakan untuk menjaring data tentang tingkat
motivasi belajar siswa
12
3. Tes digunakan juga untuk menjaring data tentang nilai hasil belajar siswa
Kuesioner skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
pernyataan dengan 5 alternatif pilihan yaitu: (1) Selalu, (2) Sering, (3) Kadang-
kadang, (4) Jarang dan (5) Tidak pernah. Pemberian nilai atau skor pada setiap
item atau pernyataan menggunakan skala lima, dengan rincian sebagai berikut:
1. Untuk item-item positif atau pernyataan positif: (1) jawaban Sangat sering,
mendapat skor 5, (2) jawaban Sering mendapat skor 4, (3) jawaban
Kadang-kadang, mendapat skor 3, (4) jawaban Jarang mendapat skor 2,
dan (5) jawaban Tidak pernah mendapat skor 1.
2. Untuk item-item negatif atau pernyataan negatif: (1) jawaban Sangat
sering, mendapat skor 1, (2) jawaban Sering mendapat skor 2, (3) jawaban
Kadang-kadang, mendapat skor 3, (4) jawaban Jarang mendapat skor 4,
dan (5) jawaban Tidak pernah mendapat skor 5.
3. Sebaran butir pernyataan tentang motivasi belajar siswa dapat dilihat pada
Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Kisi-kisi instrumen motivasi belajar siswa

No Indikator Nomor butir Jumlah butir


1 Kecenderungan perhatian 1, 2, 3, 4 4
terhadap pelajaran
2 Kecenderungan tertarik 5, 6, 7, 8, 9 5
dengan cara mengajar guru
3 Kecenderungan untuk 10, 11,12, 13, 14 5
berprestasi dengan baik
4 Kecenderungan untuk disiplin 15, 16, 17 3
dalam belajar

Jumlah 17

Hasil belajar matematika siswa dijaring dengan menggunakan tes. Tes hasil
belajar yang digunakan adalah jenis uraian berstuktur dengan kata kunci jawaban
yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Materi yang
menjadi bahan tes adalah materi yang diajarkan pada siklus pertama dan siklus
kedua.

13
4. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini melibatkan unsur guru dan siswa dengan dua faktor penting
yang diteliti. Oleh karena itu teknik yang digunakan adalah: (1) dokumentasi, (2)
kuesioner, dan (3) tes hasil belajar. Berdasarkan instrumen yang digunakan maka
jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
adalah data yang bersumber dari lembar observasi sedangkan data kuantitatif
adalah data yang dijaring dengan kuesioner dan tes. Teknik-teknik tersebut
digunakan dengan menggunakan prosedur-prosedur sebagai berikut:
1. Dokumentasi digunakan untuk menjaring data tentang kegiatan siswa
dalam proses pembelajaran (dokumentasi photo), dan hasil tes pekerjaan
siswa pada siklus I dan siklus II yang menjadi sasaran penelitian
2. Tes digunakan juga untuk menjaring data tentang nilai hasil belajar siswa
pada akhir siklus I dan II.
3. Kuesioner digunakan untuk menjaring data tentang tingkat motivasi
belajar siswa pada akhir siklus I dan II.
4. Langkah berikutnya adalah pemberian skor atau nilai dari setiap instrumen
oleh siswa sebagai sasaran penelitian pada akhir siklus I dan II. Kegiatan
ini merupakan kegiatan penting dan menentukan kualitas hasil penelitian
yang dilakukan. Oleh karena itu dalam pemberian nilai atau skor terhadap
setiap instrumen dilaksanakan secara cermat dan hati-hati.
5. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan data


kuantitatif dan berfokus untuk menjawab masalah tentang bagaimana tingkat
motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa. Semua data yang terkumpul
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial
Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat
motivasi belajar dan tingkat hasil belajar siswa.
Analisis statistik deskriptif dilakukan pada setiap akhir siklus, sedangkan
analisis statistik inferensial dengan t-tes dilakukan pada akhir siklus kedua yang
bertujuan untuk membandingkan hasil belajar pada siklus pertama dan siklus

14
kedua. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa terjadi
perubahan ke arah peningkatan secara signifikan atau tidak.
Pemberian kategori hasil belajar matematika menggunakan acuan baku
dengan lima kategori. Lima kategori yang dimaksud adalah: (1) sangat rendah, (2)
rendah, (3) sedang, (4) tinggi, dan (5) sangat tinggi. Interval nilai setiap kategori
menurut Depdikbud (1993:6) adalah sebagai berikut:
1. Kategori sangat rendah yaitu nilai 0 sampai dengan 34
2. Kategori rendah yaitu nilai 35 sampai dengan 54
3. Kategori sedang yaitu nilai 55 sampai dengan 64
4. Kategori tinggi yaitu nilai 65 sampai dengan 84
5. Kategori sangat tinggi yaitu nilai 85 sampai dengan 100

B. HASIL PENELITIAN
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Adapun kegiatan pembelajaran yang terlaksana difokuskan pada upaya


pencapaian KD / kompetensi dasar dengan indikator-indikator tertentu yang
dikaitkan dengan kondisi obyektif siswa dalam kehidupan sehari-hari. Rencana
pelaksanan pembelajaran yang dibuat didasarkan atas kondisi obyektif sekolah dan
karakteristik siswa yang memuat rencana kegiatan kelas yang dirancang
sedemikian rupa. Oleh karena itu kegiatan guru berhubungan dengan penggunaan
strategi belajar sesuai dengan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
Fungsi guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai motivator dan
fasilitator. Guru hanya memberikan motivasi dan penjelasan seperlunya jika siswa
membutuhkannya. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran diarahkan dengan
mengemas bahan ajar untuk disajikan sedemikian yang tentunya berhubungan
secara fungsional antara materi dan pengalaman nyata yang dialami siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Hasil belajar hanyalah dampak suatu proses yang terjadi dan
tidak semata-mata ditentukan oleh guru tetapi ditentukan oleh siswa itu sendiri..
Siswa dibiasakan dan diarahkan untuk menemukan sendiri, mengalami sendiri dan
memecahkan masalah melalui pengalaman langsung dalam proses belajar. Tempat
kegiatan dalam proses belajar ditentukan oleh kelompok masing-masing yang telah
diatus sebelumnya, apakah itu dilaksanakan di dalam kelas atau di luar kelas..
15
Kegiatan siklus I dilakukan dengan menggunakan pilar-pilar pendekatan
kontekstual dengan usaha mengkombinasikan pilar-pilar tersebut sesuai dengan
karakteristik bahan ajar. Langkah-langkah tindakan sebagaimana tersebut dalam
RPP, proses pembelajaran yang dilakukan adalah:
1. Pembelajaran selalu dimulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada siswa yang dapat menjadi prasyarat bagi bahan ajar yang akan
dipelajari. Tujuannya adalah untuk menyelidiki kemampuan dasar yang
sudah dimiliki siswa sekaligus mengarahkan agar para siswa harus
memiliki pengetahuan prasyarat sebelum proses pembelajaran inti
berlangsung. Disadari bahwa kemampuan dasar sangat penting bagi
keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa bersama
guru. Selain itu, melalui pertanyaan yang diberikan ternyata dapat
membangkitkan motivasi dan rasa ingin tahu siswa.
2. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Belajar dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 5 orang siswa, ternyata dapat
membangkitkan semangat belajar dan mereka bekerja sama dalam
memecahkan masalah-masalah matematika yang diberikan oleh guru. Hasil
belajar yang diperoleh dari terjadinya tanya jawab antara teman dalam
kelompok, antar kelompok lewat diskusi dan antara yang tahu dan yang
tidak tahu.
3. Memamfaatkan alat bantu belajar yang diperlukan yang ada disekitar
mereka. Alat bantu tersebut yang berfokus pada pendekatan enemukan
sesuatu inquiry , bukan pada memberi tahu.
4. Memberikan pemodelan tentang penggunaan alat bantu belajar atau cara
pemecahan masalah agar tidak terjadi kesalahan. Tujuannya adalah agar
kegiatan belajar dalam kelompok masing-masing dapat berlangsung aktif
dan menjadi bermakna bagi siswa. Selain itu guru berusaha mengaitkan
bahan ajar dengan situasi dunia nyata siswa agar lebih menarik untuk
dipelajari.
5. Tiap-tiap kelompok mengerjakan soal yang ada di buku paket. Guru
mengamati kegiatan siswa, melakukan kontrol dan bimbingan jika
diperlukan. Presentase hasil kerja kelompok oleh kelompok masing-

16
masing. Setelah masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerja,
dilanjutkan dengan tanya jawab atau diskusi antar kelompok atau diskusi
kelas. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pada setiap kelompok.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap bahan ajar yang baru dipelajari.
6. Melaksanakan refleksi. mereka diberikan kesempatan untuk merevisi
pengetahuan mereka sendiri agar pengalaman belajar yang baru saja
dialami dapat memberi pengetahuan baru bagi mereka dan bermanfaat
untuk memecahkan masalah-masalah yang diahadapinya. Siswa yakni
diarahkan untuk merenungkan bahan ajar, apakah mereka sudah
memahaminya dengan baik atau belum. Penutup. Bagian ini siswa
diarahkan untuk membuat kesimpulan sebagai materi inti dari bahan ajar.
7. Mengadakan penilaian untuk mengukur keberhasilan siswa atau ketuntasan
indikator dari kompetensi dasar yang baru selesai dipelajari.
Berdasarkan langkah kegiatan tersebut terlihat adanya fase-fase strategi
kegiatan belajar yang terjadi, yaitu:
Fase I: Kegiatan pendahuluan.
Pada fase ini terdiri dari kegiatan-kegiatan antara lain: (1) pemberian
apersepsi, (2) pemberian motivasi, dan (3) membagi siswa dalam
kelompok-kelompok kecil 5 orang.
Fase II: Kegiatan inti
Pada fase ini terdiri dari kegiatan-kegiatan antara lain: (1) pemodelan
tentang cara melaksanakan kegiatan terutama cara penggunaan alat
bantu, (2) siswa melaksanakan kegiatan berdasarkan soal yang ada di
buku paket, (3) Guru mengamati/mengontrol kegiatan siswa dan
memberikan bantuan/bimbingan jika diperlukan, (4) diakhir kegiatan,
setiap kelompok yang diwakili oleh salah seorang anggota kelompok
melakukan presentase hasil kegiatan, dan (5) tanya jawab atau diskusi
kelas,
Fase III: Kegiatan penutup.
Pada fase ini terdiri dari kegiatan-kegiatan antara lain: (1) refleksi
melalui kegiatan tanya jawab yang diberikan oleh guru untuk mengukur

17
kedalaman pemahaman yang diperoleh siswa, (2) refleksi dalam bentuk
menyuruh siswa untuk merenungi hasil-hasil yang telah diperoleh
selama proses pembelajaran dan melakukan revisi jika perlu, dan (3)
siswa membuat simpulan dibawa bimbingan guru, dan (4) pemberian
tugas.
Fase IV: Kegiatan penilaian
Pada fase ini siswa mengerjakan soal yang diberikan sebagai alat ukur
berhasil tidaknya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Soal yang
diberikan sebatas pada usaha mengukur ketercapaian indikator yang
telah ditetapkan.
Tampak jelas bahwa tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan mencerminkan adanya implementasi penggunaan pendekatan
kontekstual. Pilar-pilar CTL yang tampak yaitu terbentuknya masyarakat belajar
(learning community), yaitu siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil,
pemodelan (modelling) berupa penjelasan singkat tentang cara penggunaan alat
atau cara kerja, konstruktivisme melalui penggunaan alat dan upaya mengaitkan
materi pelajaran dengan dunia nyata siswa, menemukan (inquiry) dalam bentuk
menemukan konsep-konsep matematika melalui pembelajaran dengan
menggunakan alat bantu yang ada di sekeliling mereka, bertanya (questioning) atau
latihan inquiry melalui tanya jawab, diskusi kelompok/kelas atau pertanyaan yang
diberikan oleh guru, refleksi (reflection) dalam bentuk hasil kerja (karya) atau
diskusi, dan adanya penilaian (authentic assessment) yang dilaksanakan pada
setiap akhir pembelajaran selain dari pada penilaian pada setiap akhir siklus.
2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I
Menganalisis data kuantitatif digunakan statistik deskriptif yaitu
mendeskripsikan karakteristik distribusi skor nilai hasil belajar matematika siswa
dan tingkat motivasi belajar, dan. Analisis meliputi penentuan skor tertinggi, skor
terendah, mean, median, modus, dan simpangan baku.

a. Deskripsi tingkat motivasi belajar siswa pada siklus I


Data tentang motivasi belajar siswa sebagai hasil pelaksanaan tindakan
pada siklus I yang dikumpulkan melalui kuesioner skala sikap adalah
menyangkut seberapa besar motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
18
mengajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Data dari faktor
motivasi belajar siswa yang diperoleh melalui kuesioner skala sikap yang terdiri
atas 17 item. Skor pada masing-masing butir adalah 1 sampai 5 sehingga nilai
terendah yang kemungkinan diperoleh seorang responden adalah 17 dan nilai
tertinggi adalah 85.
Hasil penjaringan data motivasi belajar siswa pada akhir siklus I
menunjukkan perolehan skor motivasi belajar siswa mulai dari minimum
36,0000 sampai dengan tertinggi 74,0000; rata-rata sebesar 57,5111; median
sebesar 59,0000; modus sebesar 60,0000; standar deviasi sebesar 10,4482; dan
varians sebesar 109,1646.

Median sebesar 59,0000 menunjukkan bahwa 50 persen para siswa


mempunyai tingkat motivasi 59,0000 ke atas atau 59,0000 ke bawah. Skor rata-
rata motivasi belajar siswa 57,5111 dapat dikatakan bahwa motivasi belajar
kategori sedang. Ukuran dispersi yang relatif kecil dengan standar deviasi
10,4482 dengan rentang skor 38,0000 memberikan indikasi bahwa nilai hasil
belajar matematika siswa cenderung menyebar secara homogen dengan nilai
minimum 36,0000 dan nilai maksimum 74,0000. Distribusi tabel frekuensi dan
persentase motivasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase


motivasi belajar siswa siklus I

Interval Skor Kategori Frekuensi (f) Persen (%)

17 30 Sangat rendah 0
31 44 Rendah 5 11,11
45 58 Sedang 17 37,78
59 72 Tinggi 21 46,67
73 85 Sangat tinggi 2 4,44
Jumlah 45 100

Berdasarkan Tabel 4 diperoleh informasi bahwa tidak ada siswa atau 0


persen siswa memiliki motivatisi belajar kategori sangat rendah, 11,11 persen
siswa memiliki skor motivasi belajar kategori rendah; 37,78 persen siswa
19
memiliki skor motivasi belajar kategori sedang; 46,67 persen siswa memiliki
skor motivasi belajar kategori tinggi dan 4,44 persen siswa memiliki skor
motivasi belajar kategori sangat tinggi.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah motivasi belajar siswa berada di
sekitar daerah rata-rata 57,5111 sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi
belajar siswa kelas XI-IA SMA Negeri 4 Watampone di Kabupaten Bone
berada pada kategori sedang.

b. Deskripsi hasil belajar matematika siswa pada siklus I


Data hasil belajar matematika siswa pada siklus I yang dikumpulkan
melalui tes adalah menyangkut seberapa besar hasil belajar siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan
kontekstual.
Data tentang hasil belajar matematika yang dijaring melalui tes yang
terdiri atas 4 butir soal. Dengan skor seperti tersebut pada table 5 berikut ini :
Tabel 5. Distribusi skor tes hasil belajar siklus I

Nomor soal Skor


1 4
2 4
3 3
4 22,5
Jumlah 33,5

Berdasar tabel 5 di atas, dari jumlah soal sebagai alat ukur tersebut
maka jumlah skor terendah yang kemungkinan diperoleh seorang siswa adalah
0, tertinggi adalah 33,5 dengan nilai ideal 100.
Hasil pengukuran diperoleh data hasil belajar siswa pada akhir siklus I
menunjukkan perolehan nilai hasil belajar siswa nilai minimum 33 dan nilai
tertinggi 90, rata-rata 62,0667; median sebesar 63,0000; modus sebesar 69,000;
standar deviasi sebesar 15,8436; dan varians sebesar 251,0182.
Median sebesar 63,0000 menunjukkan bahwa 50 persen para siswa
mempunyai tingkat hasil belajar 63,0000 ke atas atau 63,0000 ke bawah. Skor

20
rata-rata hasil belajar siswa 62,0667 dapat dikatakan bahwa hasil belajar
matematika siswa berada pada kategori sedang.. Ukuran dispersi yang relatif
kecil dengan standar deviasi 15,8436 dengan rentang skor 57,0000 memberikan
indikasi bahwa nilai hasil belajar matematika siswa cenderung menyebar secara
homogen dengan nilai minimum 33 dan nilai maksimum 90.

Distribusi tabel frekuensi dan persentase hasil belajar matematika siswa


pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase hasil


belajar matematika siswa siklus I

Interval Skor Kategori Frekuensi (f) Persen (%)

0 34 Sangat rendah 2 4,44


35 54 Rendah 12 26,67
55 64 Sedang 9 20,00
65 84 Tinggi 18 40,00
85 10 Sangat tinggi 4 8,89

Jumlah 45 100

Berdasarkan Tabel 6 diperoleh informasi bahwa 4,44 persen siswa


memiliki skor hasil belajar berada pada kategori sangat rendah; 26,567 persen
SISW berada pada kategori rendah; 20,00 persen siswa berada pada kategori
sedang; 40,00 persen siswa berada pada kategori tinggi, dan 8,89 persen siswa
berada pada kategori sangat tinggi.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah hasil belajar matematika siswa
berada di sekitar daerah rata-rata 62,0667 sehingga dapat dikatakan bahwa hasil
belajar matematika pada siklus I siswa kelas XI-IA SMA Negeri 4 Watampone
Kabupaten Bone berada pada kategori sedang.

3. Refleksi Tindakan Siklus I

Pelaksanaan monitoring terhadap implementasi tindakan pada siklus I


sangat besar manfaatnya untuk merekam setiap aktifitas siswa. Lembar observasi
21
yang digunakan menggunakan beberapa indikator yang memberikan gambaran
tentang motivasi belajar siswa dan mutu proses yang terjadi.

Indikator-indikator yang digunakan dalam lembar observasi adalah sebagai


berikut: (1) antusias menerima pelajaran, (2) konsentrasi dalam belajar, (3) kerja
sama dalam kelompok, (4) keaktifan bertanya, (5) ketepatan jawaban, (6)
keaktifan menjawab pertanyaan guru atau siswa lainnya, (7) kemampuan
memberikan penjelasan, dan (8) terampil menggunakan alat bantu belajar.
Pada tatap muka awal, tampaknya proses pembelajaran masih berjalan
secara rutinitas. Belum ada perubahan yang sangat berarti dalam mutu proses. Hal
yang cukup menggembirakan adalah munculnya motivasi, minat dan perhatian
siswa, serta hilangnya ketegangan dan berganti dengan rasa gembira.
Pada tatap muka kedua, sudah mulai tampak antusias, kerja sama baik,
cukup konsentrasi dalam mengikuti pelajaran, cukup aktif memberikan jawaban
atas pertanyaan yang diberikan dan cukup banyak jawaban yang diberikan sudah
benar serta cukup terampil menggunakan alat bantu dalam kegiatan pembelajaran.
Kelemahan yang terjadi adalah masih banyak siswa belum ada keberanian
mengajukan pertanyaan dan belum memiliki kemampuan memberikan penjelasan.
Pada tatap muka ketiga dan keempat, aspek konsentrasi, antusiasme,
keaktifan dalam belajar semakin meningkat. Sudah mulai ada kemampuan
sejumlah siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mulai ada pula
sejumlah siswa yang memiliki kemampuan memberikan penjelasan atas jawaban
atau pertanyaan yang diberikan.
Pada tatap muka kelima kekurangan yang dialami siswa belum jauh
bergeser, seperti pada pertemuan ketiga dan keempat, yaitu potensi siswa dalam
belajar belum optimal. Siswa yang telah memiliki keberanian dan kemampuan
untuk bertanya masih sedikit, demikian juga kemampuan siswa dalam
memberikan penjelasan atau presentase setiap hasil kegiatan kelompok maupun
individu. Hasil belajar siswa setiap penilaian proses sudah mencapai standar
ketuntasan.
Berdasar pada hasil tes motivasi belajar yang diberikan dengan Skor pada
masing-masing butir adalah 1 sampai 5 sehingga nilai terendah yang kemungkinan
diperoleh siswa adalah 17 dan nilai tertinggi yang kemungkinan diperoleh seorang
22
responden adalah 85. Pada akhir siklus I, terlihat bahwa skor perolehan siswa
mulai 7,2 14,8 dengan skor maksimal 17 atau setara dengan nilai ideal 36,00
74,00 dengan nilai ideal maksimal 85. Skor rata-rata 11,5022 atau setara dengan
nilai 57,5111. Masih terdapat 11,11 persen siswa yang motivasinya rendah atau
setara dengan 5 orang siswa, terdapat 46,70 persen siswa dengan nilai 36,00
57,00 yang motivasinya dibawah rata-rata atau setara dengan 17 orang siswa dari
45 siswa.
Selanjutnya tes hasil belajar siswa secara individual belum memberikan
hasil yang kurang menggembirakan karena skor perolehan siswa mulai 11 30
dengan skor maksimal 33,5 atau setara dengan nilai ideal 33,00 90,00 dengan
nilai ideal maksimal 100. Skor rata-rata 20,69 atau setara dengan 62,0667. Masih
terdapat 31,11 persen siswa yang motivasinya sangat rendah sampai rendah atau
setara dengan 14 orang siswa, kemudian masih ada 42,20 persen siswa dengan
nilai kurang dari 62 yang motivasinya dibawah rata-rata 62,0667 atau setara
dengan 19 orang siswa dari 45 siswa.
Kurang berhasilnya tindakan yang diberikan dalam proses pembelajaran
pada siklus I diakibatkan oleh kadar implementasi pilar-pilar CTL yang digunakan
belum mencapai tingkat yang optimal. Kondisi nyata yang dihadapi adalah
berhubungan langsung masalah-masalah sebagai berikut:
1. Situasi dan kondisi dalam setiap pembelajaran belum mendukung
pembelajaran yang menyenangkan siswa, sebab masih dalam situasi kelas
baru yang tempat mereka di Program Ilmu Alam.
2. Penggunaan alat bantu belum optimal, sebab mereka belum kenal antara
teman yang satu dengan yang lainnya.
3. Siswa belum ada keberanian untuk selalu bertanya, sebab masih melihat
guru matematika baru,
4. Lembar observasi kurang berfungsi sebagai pembangkit motivasi siswa,
5. Belum adanya paket penilaian untuk menilai aktifitas belajar siswa,
6. Masih suasana 17 Agustus 2007 HUT Kemerdekaan RI, sehingga banyak
siswa yang terlibat kegiatan pada tingkat Kabupaten dan tidak mengikuti
kegiatan pembelajaran secara kontinu.

23
7. Adanya siswa yang tidak hadir karena alfa atau sakit/izin, berakibat
kelompoknya menjadi kurang dari 4 orang, sehingga tidak terjadi diskusi
pada kelompoknya dengan optimal.

4. Rencana Strategi dan Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I masih terdapat


beberapa kekurangan mendasar pada diri siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran matematika. Usaha untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang
terjadi dilakukan dengan mengadakan perbaikan pada aspek strategi yang
digunakan, terutama perlunya latihan inquiry.
Model latihan inquiry bertujuan untuk menumbuhkan keberanian siswa dan
mengemukakan gagasan pada orang lain. Melalui latihan inquiry siswa diarahkan
untuk berani melakukan presentase atau memberikan penjelasan-penjelasan
terhadap suatu hasil karya/kerja. Gagasan pada siswa akan muncul bila dalam
proses belajar mengajar dilaksanakan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu secara
optimal dan siswa dapat mengontrol dirinya sendiri.
Upaya untuk meningkatkan minat, motivasi, konsentrasi, keaktifan
menjawab pertanyaan, kerja sama kelompok, ketepatan jawaban yang diberikan
maka langkah yang ditempuh adalah mengubah lembar observasi menjadi sebuah
paket penilaian untuk setiap siswa. Melalui paket penilaian ini siswa menyadari
bahwa setiap aktifitas yang dilakukan diberikan penghargaan atau nilai sesuai
dengan tingkat perubahan setiap aspek yang terjadi pada setiap siswa.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan tidak terjadi
perubahan dan tetap mengacu pada skenario pembelajaran yang telah dibuat.
Hanya dalam pelaksanaan tindakan difokuskan perbaikan atas kekurangan atau
kelemahan yang terjadi pada siklus I.

5. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II

Dengan memperhatikan berbagai kekurangan pada siklus I, maka terdapat


analisis kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif. Tujuannya adalah
untuk mendeskripsikan karakteristik distribusi skor tingkat motivasi belajar, dan
nilai hasil belajar matematika siswa. Analisis meliputi penentuan skor tertinggi,
skor terendah, mean, median, modus, dan simpangan baku, dan histogram.

24
a. Deskripsi tingkat motivasi belajar siswa pada siklus II

Hasil perolehan data motivasi belajar siswa pada akhir siklus II


menunjukkan perolehan skor motivasi belajar siswa mulai dari minimum
44,0000 sampai dengan tertinggi 83,0000; rata-rata sebesar 65,5111; median
sebesar 66,0000; modus sebesar 66,0000; standar deviasi sebesar 10,0286; dan
varians sebesar 100,5737.

Median sebesar 66,0000 menunjukkan bahwa 50 persen para siswa


mempunyai tingkat motivasi 66,0000 ke atas atau 66,0000 ke bawah. Skor
rata-rata motivasi belajar siswa 65,5111 dapat dikatakan bahwa motivasi
belajar kategori tinggi. Ukuran dispersi yang relatif kecil dengan standar
deviasi 10,0286 dengan rentang skor 39,0000 memberikan indikasi bahwa
nilai hasil belajar matematika siswa cenderung menyebar secara homogen
dengan nilai minimum 44,0000 dan nilai maksimum 83,0000

Distribusi tabel frekuensi dan persentase motivasi belajar siswa dapat


dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Distribusi frekuensi dan persentase


motivasi belajar siswa siklus II

Interval Skor Kategori Frekuensi (f) Persen (%)

17 30 Sangat rendah 0 0,00

31 44 Rendah 1 2,22

45 58 Sedang 9 20,00

59 72 Tinggi 24 53,33

73 85 Sangat tinggi 11 24,45

Jumlah 45 100,00

Berdasarkan Tabel 6 diperoleh informasi bahwa tidak ada lagi siswa


memiliki skor motivasi belajar berada pada kategori sangat rendah; 2,22
persen berada pada kategori rendah; 20,00 persen berada pada kategori
sedang; 53,33 persen berada pada kategori tinggi, dan 24,45 persen berada
pada kategori sangat tinggi.
25
Kesimpulan yang dapat diambil adalah motivasi belajar siswa berada
di sekitar daerah rata-rata dari 57,5111 pada siklus I menjadi 65,5111 pada
siklus II yang cenderung naik sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi
belajar siswa kelas XI-IA SMA Negeri 4 Watampone Kabupaten Bone hasil
tindakan pada siklus II berada pada kategori tinggi.

b. Deskripsi hasil belajar matematika siswa pada siklus II

Data tentang hasil belajar matematika siswa pada siklus II yang


dikumpulkan melalui tes tujuannya adalah untuk mengukur tingkat hasil
belajar siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar siklus II dengan
menggunakan pendekatan kontekstual.
Data tentang hasil belajar matematika yang dijaring melalui tes yang
terdiri atas 10 butir soal. Dengan skor seperti tersebut pada table 8 berikut ini
:Tabel 8. Distribusi skor tes hasil belajar Siklus II

Nomor soal Skor Nomor soal Skor


1 15 6 10
2 4 7 10
3 6 8 10
4 5 9 10
5 2 10 2
JUMLAH SKOR 75
Berdasar tabel 8 di atas, dari jumlah soal sebagai alat ukur tersebut
maka jumlah skor terendah yang kemungkinan diperoleh seorang siswa adalah
0, tertinggi adalah 75 dengan nilai ideal 100.
Hasil pengukuran diperoleh data hasil belajar siswa pada akhir siklus
II menunjukkan perolehan nilai hasil belajar siswa nilai minimum 47 dan nilai
tertinggi 100, rata-rata 67,2000; median sebesar 65,0000; modus sebesar
55,000; standar deviasi sebesar 13,3580; dan varians sebesar 178,4364.
Median sebesar 65 menunjukkan bahwa 50 persen para siswa
mempunyai tingkat hasil belajar 65,0000 ke atas atau 65,0000 ke bawah. Skor
rata-rata hasil belajar siswa 67,2000 dapat dikatakan bahwa hasil belajar
matematika siswa berada pada kategori tinggi. Ukuran dispersi yang relatif
26
kecil dengan standar deviasi 13,3580 dengan rentang skor 53,0000
memberikan indikasi bahwa nilai hasil belajar matematika siswa cenderung
menyebar secara homogen dengan nilai minimum 47 dan nilai maksimum 100.

Distribusi tabel frekuensi dan persentase hasil belajar matematika


siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Distribusi frekuensi dan persentase hasil


belajar matematika siswa siklus II

Interval Skor Kategori Frekuensi (f) Persen (%)


0 34 Sangat rendah 0 0
35 54 Rendah 8 17,78
55 64 Sedang 14 31,11
65 84 Tinggi 19 42,22
85 100 Sangat tinggi 4 8,89
Jumlah 45 100,00

Berdasarkan Tabel 9 diperoleh informasi bahwa tidak ada lagi siswa


memiliki nilai hasil belajar berada pada kategori sangat rendah; 17,78 persen
siswa berada pada kategori rendah; 31,11 persen siswa berada pada kategori
sedang; 42,22 persen siswa berada pada kategori tinggi, dan 8,89 persen siswa
berada pada kategori sangat tinggi.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah hasil belajar matematika siswa
berada di sekitar daerah rata-rata. Hasil belajar matematika pada siklus I rata-
rata 62,0667 kemudian pada siklus II menjadi rata-rata 67,2000 yang berada
pada kategori tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar
matematika pada siklus II siswa kelas XI-IA SMA Negeri 4 Watampone
Kabupaten Bone sudah tinggi.

6. Refleksi Tindakan Siklus II

Masalah yang ditemukan pada siklus I telah dapat diatasi pada siklus II.
Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan skor rata-rata motivasi belajar siswa
dan peningkatan skor rata-rata hasil belajar matematika. Peningkatan tersebut

27
merupakan implikasi peningkatan mutu proses belajar mengajar. Pengaruh positif
yang muncul dari penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran sudah
dianggap cukup sebagai bukti keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena
itu siklus pelaksanaan tindakan dapat dihentikan.

7. Analisis Hubungan Pelaksanaan Tindakan Setiap Siklus

a. Motivasi Belajar siswa


Ada atau tidaknya peningkatan dan hubungan terhadap tindakan
pembelajaran yang dilakukan harus didasarkan oleh bukti-bukti kuat. Bukti
nyata, menjadi acuan berada pada hasil tindakan pada siklus I dan siklus II.
Hasil-hasil yang diperoleh pada setiap siklus pada faktor motivasi belajar siswa
seperti tampak pada Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10. Distribusi frekuensi dan persentase motivasi belajar siswa
pada siklus I dan II
Siklus I Siklus II Keterangan
Kategori
Frekuensi Persen Frekuensi Persen (%)
Sangat
0 0 0,00 Tetap
rendah
Rendah 5 11,11 1 2,22 Naik 8,89
Sedang 17 37,78 9 20,00 Naik 17,78
Tinggi 21 46,67 24 53,33 Naik 6,66
Sangat
2 4,44 11 24,45 Naik 20,01
tinggi
Jumlah 45 100 45 100,00 =======

Berdasarkan Tabel 10 di atas diperoleh informasi bahwa pada siklus I,


dan siklus II tidak ada siswa yang memiliki motivasi yang sangat rendah,.
Siswa yang memiliki motivasi rendah pada siklus I sebanyak 11,11 persen (5
orang) pada siklus II menjadi 2,22 persen (1 orang), berarti terjadi kenaikan
sebanyak 8,89 persen. Siswa yang memiliki motivasi sedang pada siklus I
sebanyak 37,78 persen (17 orang) pada siklus II menjadi 20,00 persen (9
orang), berarti terjadi kenaikan sebanyak 17,78 persen. Siswa yang memiliki
motivasi tinggi pada siklus I sebanyak 46,67 persen (21 orang) pada siklus II
menjadi 53,33 persen (24 orang), berarti terjadi kenaikan sebanyak 6,66

28
persen. Siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi pada siklus I sebanyak
4,44 persen (2 orang) pada siklus II menjadi 24,45 persen (11 orang), berarti
terjadi kenaikan sebanyak 20,01 persen.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil
analisis deskriptif ternyata terdapat peningkatan motivasi belajar dalam
pengajaran matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Hal ini
dapat dilihat pada peningkatan rata-rata motivasi belajar pada siklus I dan II
yaitu dari 57,5111 menjadi 65,5111 dapat menjadi bukti pendukung yang
cukup berarti tentang kebermaknaan penggunaan pendekatan CTL dalam
pembelajaran matematika.
Untuk mengetahui signifikansi peningkatan motivasi belajar siswa
maka data dianalisis dengan statistik inferensial, dengan melihat seberapa
besar koefisien korelasi yang terjadi dan selanjutnya dilakukan dengan uji test
yaitu t-test.. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah peningkatan motivasi
belajar siswa tersebut signifikan berdasarkan taraf kepercayaan 95 persen.
Kriteria yang digunakan adalah jika t hitung > t tabel atau = 0,05 lebih
besar dari probabilitas maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.
Hasil olah data menunjukkan bahwa koefisien korelasi (r) antara
motivasi siklus I dengan motivasi siklus II sebesar r = 0,653 atau diperoleh
koefisien diterminasi r2=0,4264. Dengan demikian 42,64 persen motivasi siswa
dipengaruhi oleh penggunaan pendekatan CTL dalam pembelajaran, dengan
syarat variable lainnya diabaikan. Selanjutnya dilakukan uji-t maka diperoleh t
hitung = 6,285 pada derajat kebebasan df=44 dengan nilai probabilitas 0,000
dan nilai t tabel = 1,68. Dengan demikian maka nilai p = 0,000 lebih kecil dari
= 0,05 atau t hitung lebih besar dari t tabel 6,285 > 1,68.
Berdasar hasil tersebut di atas maka terdapat bukti yang cukup kuat
bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas XI-IA SMA Negeri 4 Watampone Kabupaten Bone.

29
b. Hasil Belajar Siswa
Hubungan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I dan siklus II
dilakukan pula dengan menggunakan analisis deskriptif dengan
membandingkan skor perolehan siswa pada setiap kategori. Hasil-hasil yang
diperoleh pada setiap siklus pada faktor motivasi belajar siswa seperti tampak
pada Tabel 11 berikut ini.
Tabel 11. Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar siswa siklus I dan II

Siklus I Siklus II Keterangan


Kategori
Frekuensi Persen Frekuensi Persen (%)

Sangat
2 4,44 0 0 Naik 4,44
rendah
Rendah 12 26,67 8 17,78 Naik 8,89

Sedang 9 20,00 14 31,11 Naik 11,11

Tinggi 18 40,00 19 42,22 Naik 2,22

Sangat tinggi 4 8,89 4 8,89 Tetap

Jumlah 45 100 45 100,00 ======

Berdasar pada Tabel 11 di atas diperoleh informasi bahwa Siswa yang


memiliki hasil belajar sangat rendah pada siklus I sebanyak 4,44 persen (2
orang) pada siklus II menjadi tidak ada, berarti terjadi kenaikan sebanyak 4,44
persen.. Siswa yang memiliki hasil belajar rendah pada siklus I sebanyak
26,67 persen (12 orang) pada siklus II menjadi 17,78 persen (8 orang), berarti
terjadi kenaikan sebanyak 8,89 persen. Siswa yang memiliki hasil belajari
sedang pada siklus I sebanyak 20,00 persen (9 orang) pada siklus II menjadi
31,11 persen (14 orang), berarti terjadi kenaikan sebanyak 11,11 persen. Siswa
yang memiliki hasil belajar tinggi pada siklus I sebanyak 40,00 persen (18
orang) pada siklus II menjadi 42,22 persen (19 orang), berarti terjadi kenaikan
sebanyak 2,22 persen. Siswa yang memiliki hasil belajar sangat tinggi pada
siklus I pada siklus II tetap atau tidak terjadi kenaikan.
Frekeunsi Hasil Belajar dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil
analisis deskriptif ternyata terdapat peningkatan hasil belajar dalam pengajaran

30
matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Hal ini dapat
dilihat pada peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I dan II yaitu
dari 62,0667 menjadi 67,2000 menjadi bukti yang cukup berarti tentang
kebermaknaan penggunaan pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika.
Untuk mengetahui signifikansi peningkatan hasil belajar siswa maka
data dianalisis dengan statistik inferensial, dengan melihat seberapa besar
koefisien korelasi yang terjadi dan selanjutnya dilakukan dengan uji test yaitu
t-test. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar
siswa tersebut signifikan berdasarkan taraf kepercayaan 95 persen. Kriteria
yang digunakan adalah jika t hitung > t tabel atau = 0,05 lebih besar dari
probabilitas maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.
Hasil olah data menunjukkan bahwa koefisien korelasi (r) antara hasil
belajar siklus I dengan hasil belajar siklus II sebesar r=0,724 atau diperoleh
koefisien diterminasi r2=0,5242. Dengan demikian 52,42 persen mutu proses
dan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan pendekatan CTL dalam
pembelajaran dengan syarat variable lainnya diabaikan . Selanjutnya dilakukan
uji-t maka diperoleh t hitung = 3,107 pada derajat kebebasan df=44 dengan
nilai probabilitas 0,000 dan nilai t tabel = 1,68. Dengan demikian maka nilai p
= 0,003 lebih kecil dari = 0,05 atau t hitung lebih besar dari t tabel 3,107 >
1,68.
Berdasar hasil tersebut di atas, maka terdapat bukti yang cukup kuat
bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan mutu proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa kelas XI-IA SMA Negeri 4 Watampone
Kabupaten Bone.

31
C. PEMBAHASAN

Peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam pengajaran


matematika kelas XI-IA SMA Negeri 4 Watampone memberikan indikasi yang kuat
terhadap meningkatnya mutu proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
selain meningkatkan motivasi belajar dan mutu proses pembelajaran, serta dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa secara signifikan.
Hasil analisis data secara inferensial menunjukkan bahwa koefisien
diterminasi r2=0,4264. Dengan demikian 42,64 persen motivasi siswa dipengaruhi oleh
penggunaan pendekatan CTL dalam pembelajaran, dengan syarat variable lainnya
diabaikan. Selanjutnya dilakukan uji-t maka diperoleh t hitung = 6,285 pada derajat
kebebasan df=44 dengan nilai probabilitas 0,000 dan nilai t tabel = 1,68. Dengan
demikian maka nilai p = 0,000 lebih kecil dari = 0,05 atau t hitung lebih besar dari
t tabel 6,285 > 1,68.
Demikian halnya juga hasil belajar pada siklus I dengan hasil belajar siklus II
diperoleh koefisien diterminasi r2=0,5242. Artinya 52,42 persen mutu proses dan hasil
belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan pendekatan CTL dalam pembelajaran
dengan syarat variable lainnya diabaikan . Selanjutnya dilakukan uji-t maka diperoleh
t hitung = 3,107 pada derajat kebebasan df=44 dengan nilai probabilitas 0,000 dan
nilai t tabel = 1,68. Dengan demikian maka nilai p = 0,003 lebih kecil dari = 0,05
atau t hitung lebih besar dari t tabel 3,107 > 1,68.
Dari hasil analisis, terlihat bahwa tingkat motivasi belajar dan kemampuan
guru dalam menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap meningkatnya mutu proses pembelajaran dan hasil
belajar matematika pada kelas XI-IA SMA Negeri 4 Watampone Kabupaten Bone.
Hasil penelitian di atas juga menunjukkan bahwa nilai hasil belajar matematika siswa
memiliki kecenderungan yang berbanding lurus dengan tingkat kemampuan mengajar
guru. Ada indikasi bahwa nilai hasil belajar matematika akan meningkat jika terjadi
peningkatan kemampuan mengajar guru menerapkan strategi yang tepat dalam proses
pembelajaran.

32
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil analisis secara deskriptif, dapat ditarik kesimpulan sebagai


berikut:

a. Data motivasi belajar siswa diperoleh informasi sbb:

1. Hasil data motivasi belajar siswa pada akhir siklus I menunjukkan


perolehan skor motivasi belajar siswa mulai dari minimum 36,0000
sampai dengan tertinggi 74,0000; rata-rata sebesar 57,5111; median
sebesar 59,0000; modus sebesar 60,0000; standar deviasi sebesar
10,4482; dan varians sebesar 109,1646.

2. Hasil perolehan data motivasi belajar siswa pada akhir siklus II


menunjukkan perolehan skor motivasi belajar siswa mulai dari
minimum 44,0000 sampai dengan tertinggi 83,0000; rata-rata sebesar
65,5111; median sebesar 66,0000; modus sebesar 66,0000; standar
deviasi sebesar 10,0286; dan varians sebesar 100,5737.

3. Pada siklus I, dan siklus II tidak ada siswa yang memiliki motivasi
yang sangat rendah,.

4. Siswa yang memiliki motivasi rendah pada siklus I sebanyak 11,11


persen (5 orang) pada siklus II menjadi 2,22 persen (1 orang), berarti
terjadi kenaikan sebanyak 8,89 persen.

5. Siswa yang memiliki motivasi sedang pada siklus I sebanyak 37,78


persen (17 orang) pada siklus II menjadi 20,00 persen (9 orang),
berarti terjadi kenaikan sebanyak 17,78 persen.

6. Siswa yang memiliki motivasi tinggi pada siklus I sebanyak 46,67


persen (21 orang) pada siklus II menjadi 53,33 persen (24 orang),
berarti terjadi kenaikan sebanyak 6,66 persen.

7. Siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi pada siklus I sebanyak


4,44 persen (2 orang) pada siklus II menjadi 24,45 persen (11 orang),
berarti terjadi kenaikan sebanyak 20,01 persen.

33
b. Data hasil belajar siswa diperoleh informasi sbb :

1. Perolehan data hasil belajar siswa pada akhir siklus I menunjukkan


perolehan nilai hasil belajar siswa nilai minimum 33 dan nilai
maksimum 90, rata-rata 62,0667; median sebesar 63,0000; modus
sebesar 69,000; standar deviasi sebesar 15,8436; dan varians sebesar
251,0182.

2. Hasil pengukuran diperoleh data hasil belajar siswa pada akhir siklus II
menunjukkan perolehan nilai hasil belajar siswa nilai minimum 47 dan
nilai tertinggi 100, rata-rata 67,2000; median sebesar 65,0000; modus
sebesar 55,000; standar deviasi sebesar 13,3580; dan varians sebesar
178,4364.

3. Siswa yang memiliki hasil belajar sangat rendah pada siklus I sebanyak
4,44 persen (2 orang) pada siklus II menjadi tidak ada, berarti terjadi
kenaikan sebanyak 4,44 persen.

4. Siswa yang memiliki hasil belajar rendah pada siklus I sebanyak 26,67
persen (12 orang) pada siklus II menjadi 17,78 persen (8 orang),
berarti terjadi kenaikan sebanyak 8,89 persen.

5. Siswa yang memiliki hasil belajar sedang pada siklus I sebanyak 20,00
persen (9 orang) pada siklus II menjadi 31,11 persen (14 orang),
berarti terjadi kenaikan sebanyak 11,11 persen.

6. Siswa yang memiliki hasil belajar tinggi pada siklus I sebanyak 40,00
persen (18 orang) pada siklus II menjadi 42,22 persen (19 orang),
berarti terjadi kenaikan sebanyak 2,22 persen.

7. Siswa yang memiliki hasil belajar sangat tinggi pada siklus I pada
siklus II tetap atau tidak terjadi kenaikan

2. Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial, dapat ditarik kesimpulan


sebagai berikut:

a. Data motivasi belajar siswa diperoleh informasi sbb:

34
Koefisien diterminasi r2=0,4264. Berarti 42,64 persen motivasi siswa
dipengaruhi oleh penggunaan pendekatan CTL dalam pembelajaran,
dengan syarat variable lainnya diabaikan.

b. Data hasil belajar siswa diperoleh informasi sbb :


Koefisien diterminasi r2=0,5242. Berarti 52,42 persen mutu proses dan
hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan pendekatan CTL dalam
pembelajaran dengan syarat variable lainnya diabaikan.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk dapat meningkatkan


motivasi, mutu proses dan hasil belajar matematika disarankan:
1. Pihak Departemen Pendidikan Nasional dengan aktif dapat melanjutkan
pembiayaan penelitian bagi guru untuk melatih guru dalam membuat karya tulis
yang bermutu dimasa mendatang, dengan demikian guru dapat mengatasi
keperluan pembiayaan penelitiannya, yang selama ini hanya dibiayai secara
mandiri.
2. Pihak Departemen Pendidikan Nasional melalui Balitbang khususnya Pusat
Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan dengan aktif menyebarkan informasi
metode penelitian yang inovatif, sehingga guru dapat melakukan pembelajaran
yang sesuai dengan matapelajaran yang diajarkan, demi keberhasilan dan
peningkatan prestasi peserta didik.
3. Khususnya Dinas Pendidikan Kabupaten Bone sebagai pihak yang terlibat
langsung dan sebagai ujung tombsk dalam pengambilan kebijakan agar
menyediakan dan memberikan pembinaan guru melalui pendidikan, pelatihan dan
sejenisnya lebih diarahkan pada peningkatan kemampuan mengajar dengan
menggunakan pendekatan kontekstual.
4. Pihak Guru Matematika sebaiknya ikut aktif pada pertemuan-pertemuan mata
pelajaran (misalnya MGMP Matematika), kemudian untuk guru yang telah
melakukan penelitian tindakan kelas menyampaikan inovasi-inovasi terbaru pada
forum tersebut tentang hasil penelitiannya, sehingga membantu guru lainnya

35
untuk melakukan inovasi dan perubahan yang mendasar terhadap model
pembelajaran yang selama ini dilakukannya.
5. Pihak sekolah hendaknya menyediakan dana yang cukup untuk pengadaan alat
dan bahan yang diperlukan agar implementasi pendekatan kontekstual dalam
pembelajaran berlangsung secara optimal, memenuhi standar pemenuhan
kebutuhan guru dan anak didik yang berorientasi pada perubahan secara
signifikan.
6. Pihak guru hendaknya meningkatkan kemampuannya sendiri secara profesional
yang diarahkan dalam merencanakan program pengajaran, menyajikan program
pengajaran yang berorientasi pada pembelajaran yang efektif dan bermutu,
penilaian yang sebenarnya dan tindak lanjutnya, sehingga terjadi interaksi yang
optimal antara dirinya dengan peserta didik.

36
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar Mata Pelajaran Matematika. Jakarta:


Balai Putaka

Depdikbud. 1994. Kurikulum SMU, Petunjuk Pelaksana Proses Belajar Mengajar


(PBM). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Depdiknas. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).


Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006


Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar. Jakarta. Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Umum

Maslow, Abraham, H. 1976. Motivation and Personality. New York: Paper and Row,
Publisher.

Nasution S, 1997. Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Sardiman, A.M. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

SMA Negeri 4 Watampone. 2007. Laporan Hasil Belajar Siswa. Watampone: Arsip
Kurikulum.

Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Jakarta:
Balai Pustaka.

Suharsimi Arikunto, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas : Jakarta : Bumi Aksara.

Toharuddin. Uus, Senin 24 Oktober 2005. Kompetensi Guru Dalam Strategi Ajar.
Jakarta : Artikel Pikiran Rakyat

37
LAMPIRAN

38
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Rencana TindakanPertemuan 1
Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Watampone
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Progr / Semt : XI-IA / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

1. STANDAR KOMPETENSI
1. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang
dalam pemecahan Masalah.

2. KOMPETENSI DASAR
2.1 Membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan
ogive
2.2 Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan
ogive serta penafsirannya.

3 INDIKATOR PENCAPAIAN
3.1 Membaca sajian data dalam bentuk diagram garis, diagram lingkaran dan
diagram batang.

4. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa Dapat :
4.1 Memahami pengertian statistik dan statistika,
4.2 Mengidentifikasi data
4.3 Memahami pengertian populasi dan sample

5. MATERI

5.1 Pengertian statistik dan statistika

6. STRATEGI PEMBELAJARAN
6.1 Pendahuluan
6.1.1 Menggali pengetahuan siswa tentang pengertian statistik dan statistika
6.1.2 Memotivasi siswa betapa pentingnya mempelajari statistika
6.2 Kegiatan Inti

39
6.2.1 Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang,
6.2.2 Guru menjelaskan secara rinci tentang pengertian statistik dan
statistika
6.2.3 Setiap kelompok diberikan tugas yang telah dipersiapkan oleh guru
berupa lembar kegiatan siswa LKS untuk membedakan mana yang
termasuk data kualitatif, data kuantitatif, cacahan dan data kontinu.
6.2.4 Setiap kelompok diberikan tugas untuk membedakan mana yang
termasuk populasi dan mana yang termasuk sampel
6.2.5 Siswa menjelaskan hasil tugasnya.
6.2.6 Siswa membuat kesimpulan dari hasil yang diberikan.
6.2.7 Perwakilan kelompoknya mempersentasekan hasil diskusi dan
kelompok lain memberikan tanggapan.
6.2.8 Dari hasil diskusi, siswa menyimpulkan tugas yang telah diberikan
6.3 Penutup
6.3.1 Siswa membuat rangkuman tentang pengertian statistik dan statistika
6.3.2 Siswa membuat rangkuman tentang pengertian data kualitatif,
kuantitatif, data cacahan, data kontinu, populasi dan sampel.

7 SUMBER BELAJAR
7.1 Buku paket Matematika penerbit Bumi Aksara jilid 2
7.2 Buku Paket Matematika Interaktif penerbit Yudhistira jilid 2A

8 PENILAIAN
8.1 Jenis :
8.1.1 Tugas individu
8.1.2 Tugas kelompok
8.2 Bentuk
8.2.1 Uraian
8.3 Intrumen penilaian:
Soal:
8.3.1 Dari data berikut, tentukanlah populasi dan sampelnya
a. Seluruh siswa kelas XI yang ada di SMA Negeri 4 Watampone
b. Jenis binatang yang dipelihara oleh penduduk di Kabupaten Bone.
c. Seorang siswa membeli 2 kg jeruk.
d. Penjual/Pedagang di Pasar Sentral Watampone.

40
8.3.2 Dari pernyataan berikut tentukan yang termasuk data kualitatif dan
data kuantitatif
a. Jumlah penduduk kabupaten Bone
b. Jenis pekerjaan orang tua siswa SMA Negeri 4 Watampone tahun
pelajaran 2007/2008
c. Banyaknya siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas XI-IA.1 SMA
Negeri 4 Watampone,
8.3.3 Buatlah masing-masing dua contoh yang termasuk data cacahan dan
data kontinu.

Mengetahui, Watampone, 15 Juli 2007


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. ABDUL SALAM H. AHMAD JAYANI, S.Pd


NIP. 131275537 NIP. 132072279

41
Rencana TindakanPertemuan 2
Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Watampone
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Progr / Semt : XI-IA / Ganjil
Alokasi Waktu : 3 X 45 Menit

1. STANDAR KOMPETENSI
1. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang
dalam pemecahan Masalah.

2. KOMPETENSI DASAR
2.1 Membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan
ogive
2.2 Menyajikan data dalam bentuk tabel, diagram batang, garis, lingkaran, dan
ogive serta penafsirannya.

3. INDIKATOR PENCAPAIAN
3.1 Membaca sajian data dalam bentuk diagram garis, diagram lingkaran dan
diagram batang.
3.2 Mengidentifikasi nilai suatu data yang ditampilkan pada diagram

4. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa Dapat :
4.1 Menyajikan data dalam bentuk diagram batang.
4.2 Menyajikan data dalam bentuk diagram garis.

5. MATERI
5.1 Bentuk-bentuk diagram garis
5.2 Bentuk-bentuk diagram batang.

6 STRATEGI PEMBELAJARAN
6.1 Pendahuluan
6.1.1 Menggali pengetahuan siswa tentang berbagai macam penyajian data
dalam bentuk garis.
6.1.2 Memotivasi siswa betapa pentingnya mempelajari bentuk-bentuk
penyajian data.
6.2 Kegiatan Inti

42
6.2.1 Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang,
6.2.2 Guru menjelaskan cara membuat diagram batang dan diagram garis.
6.2.3 Setiap kelompok diberikan tugas mengamati beberapa diagram yang
telah dipersiapkan oleh guru berupa GUNTINGAN KORAN
berbentuk diagram batang dan diagram garis,
6.2.4 Siswa menjelaskan hasil pengamatannya,
6.2.5 Siswa membuat kesimpulan dari hasil pengamatannya,
6.2.6 Perwakilan kelompoknya mempersentasekan hasil diskusi dan
kelompok lain memberikan tanggapan.
6.2.7 Dari hasil diskusi, siswa menyimpulkan maksud penyajian data dalam
bentuk diagram garis dan batang.
6.3 Penutup
6.3.1 Siswa membuat rangkuman tentang penyajian data dalam bentuk garis.
6.3.2 Siswa membuat rangkuman tentang penyajian data dalam bentuk
batang,
6.3.3 Siswa diberikan tugas di rumah untuk mencari penyajian dalam
bentuk diagram garis dan diagram batang pada majalah, koran atau
sumber lainnya, kemudian di tempel di buku tugas dan membuat
kesimpulan dari diagram tersebut.

7 SUMBER BELAJAR
7.1 Buku paket Matematika penerbit Bumi Aksara jilid 2
7.2 Buku Paket Matematika Interaktif penerbit Yudhistira jilid 2A
7.3 Guntingan koran, bentuk grafik garis dan batang.

8 PENILAIAN
8.1 Jenis :
8.1.1 Tugas individu
8.1.2 Tugas kelompok
8.2 Bentuk
8.2.1 Uraian
8.3 Intrumen penilaian:
Soal:
8.3.1 Diketahui gambar seperti berikut ini:

43
( Fajar : 17 Mei 2007)
Dari Grafik tersebut di atas, buatlah 3 kesimpulan
8.3.2 Tabel Berikut menunjukkan banyaknya siswa SMA Negeri 4
Watampone yang lulus mulai tahun pelajaran 1999/2000 s.d tahun
pelajaran 2006/2007
Tahun Pelajaran Jumlah Lulusan

1999/2000 213
2000/2001 255
2001/2002 304
2002/2003 312
2003/2004 321
2004/2005 327
2005/2006 368
2006/2007 374
Buatlah diagram Batang dari tabel diatas.
Mengetahui, Watampone, 15 Juli 2007
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. ABDUL SALAM H. AHMAD JAYANI, S.Pd


NIP. 131275537 NIP. 132072279

44
Rencana TindakanPertemuan 3
Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Watampone
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Progr / Semt : XI-IA / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

1. STANDAR KOMPETENSI
1. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang
dalam pemecahan Masalah.

2. KOMPETENSI DASAR
2.1 Membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan
ogive
2.2 Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan
ogive serta penafsirannya.

3. INDIKATOR PENCAPAIAN
3.1 Membaca sajian data dalam bentuk diagram garis, diagram lingkaran dan
diagram batang.
3.2 Mengidentifikasi nilai suatu data yang tampilkan pada diagram.

4. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa Dapat :
4.1 Menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran.

5. MATERI
4.1 Bentuk-bentuk diagram lingkaran

6. STRATEGI PEMBELAJARAN
5.1 Pendahuluan
5.1.1 Menggali pengetahuan siswa tentang berbagai macam penyajian data
dalam bentuk lingkaran
5.1.2 Memotivasi siswa betapa pentingnya penyajian mempelajari bentuk-
bentuk penyajian data.
5.2 Kegiatan Inti
5.2.1 Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang,
5.2.2 Guru menjelaskan cara membuat diagram lingkaran.
45
5.2.3 Setiap kelompok diberikan tugas mengamati beberapa diagram yang
telah dipersiapkan oleh guru berupa GUNTINGAN KORAN
berbentuk diagram lingkaran
5.2.4 Siswa menjelaskan hasil pengamatannya,
5.2.5 Siswa membuat kesimpulan dari hasil pengamatannya,
5.2.6 Perwakilan kelompoknya mempersentasekan hasil diskusi dan
kelompok lain memberikan tanggapan.
5.2.7 Dari hasil diskusi, siswa menyimpulkan maksud penyajian data dalam
bentuk diagram lingkaran
5.3 Penutup
5.3.1 Siswa membuat rangkuman tentang penyajian data dalam bentuk
lingkaran
5.3.2 Siswa diberikan tugas di rumah untuk mencari penyajian data dalam
bentuk diagram lingkaran pada majalah, koran atau sumber lainnya,
kemudian di tempel di buku tugas dan membuat kesimpulan dari
diagram tersebut..

6 SUMBER BELAJAR
6.1 Buku paket Matematika penerbit Bumi Aksara jilid 2
6.2 Buku Paket Matematika Interaktif penerbit Yudhistira jilid 2A
6.3 Guntingan koran, bentuk grafik lingkaran

7 PENILAIAN
7.1 Jenis :
7.1.1 Tugas individu
7.1.2 Tugas kelompok
7.2 Bentuk:
7.2.1 Uraian
7.3 Intrumen penilaian:
Soal:
7.3.1 Diketahui gambar seperti berikut ini:

46
(Fajar : Juli 2005)
Dari Grafik tersebut di atas, buatlah 3 kesimpulan
7.3.2 Tabel Berikut menunjukkan banyaknya siswa Kelas XI-IA.1 SMA
Negeri 4 Watampone yang mengambil kegiatan ekstrakurikuler tahun
pelajaran 2007/2008
Kegiatan Ekstrakurikuler Banyaknya Siswa

Pramuka 5
PMR 7
Sispalaras / Pecinta Alam 2
Olah Raga 3
KIR 12
Rohis 6
SSB / Sanggar Seni Budaya 2
Lainnya 8
Buatlah diagram Lingkaran dari tabel diatas.

Mengetahui, Watampone, 15 Juli 2007


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. ABDUL SALAM H. AHMAD JAYANI, S.Pd


NIP. 131275537 NIP. 132072279

47
Rencana Tindakan Pertemuan 4
Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Watampone
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Progr / Semt : XI-IA / Ganjil
Alokasi Waktu : 3 X 45 Menit

1. STANDAR KOMPETENSI
1. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang
dalam pemecahan Masalah.

2. KOMPETENSI DASAR
2.1 Membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan
ogive
2.2 Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan
ogive serta penafsirannya.

3. INDIKATOR PENCAPAIAN
3.1 Membaca sajian data dalam bentuk tabel.
3.2 Menafsirkan data dalam bentuk tabel.

4. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa Dapat :
4.1 Menyajikan data dalam bentuk Tabel Distribusi frekuensi.

5. MATERI
5.1 Tabel Distribusi Frekuensi untuk Data Tunggal
5.2 Tabel Distribusi Frekuensi untuk Data Berkelompok

6. STRATEGI PEMBELAJARAN
6.1 Pendahuluan
6.1.1 Menggali pengetahuan siswa tentang berbagai macam penyajian data
dalam bentuk tabel.
6.1.2 Memotivasi siswa betapa pentingnya mempelajari penyajian data
dalam bentuk tabel.
6.2 Kegiatan Inti
6.2.1 Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang,
6.2.2 Guru menjelaskan cara membuat tabel distribusi frekuensi
48
6.2.3 Guru memberikan sebuah dadu kepada setiap kelompok, kemudian
setiap kelompok melemparkan sebuah dadu sebanyak 15 kali, dan
mencatat mata dadu yang muncul.
6.2.4 Siswa diukur tinggi badannya dengan menggunakan sebuah meteran
yang telah dipersiapkan oleh siswa.
6.2.5 Siswa membuat tabel distribusi frekuensi hasil pengukuran tinggi
badan tersebut
6.2.6 Perwakilan kelompoknya mempersentasekan hasil diskusi dan
kelompok lain memberikan tanggapan.
6.2.7 Dari hasil diskusi, siswa menyimpulkan maksud penyajian data dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi
6.3 Penutup
6.3.1 Siswa membuat rangkuman tentang penyajian data dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
6.3.2 Siswa diberikan tugas di rumah untuk membuat tabel distribusi
frekuensi

7. SUMBER BELAJAR
7.1 Buku paket Matematika penerbit Bumi Aksara jilid 2
7.2 Buku Paket Matematika Interaktif penerbit Yudhistira jilid 2A
7.3 Alat bantu belajar : dadu dan meteran.

8. PENILAIAN
8.1 Jenis :
8.1.1 Tugas individu
8.1.2 Tugas kelompok
8.2 Bentuk:
8.2.1 Uraian
8.3 Intrumen penilaian:
Soal:
8.3.1 Pada sebuah pelemparan dadu sebanyak 20 kali, mata dadu yang
muncul adalah sebagi berikut:
6, 3, 2, 5, 6, 1, 5, 4, 3, 6, 3, 4, 1, 4, 2, 4, 3, 1, 2, 6
Buatlah tabel distribusi frekuensi data di atas.

49
8.3.2 Berikut adalah hasil ulangan matematika 30 siswa kelas XI-IA.1 SMA
Negeri 4 Watampone tahun Pelajaran 2007/2008:
60 55 61 72 59 49 57 65 78 66 40 52 42 47 50
65 74 68 88 68 90 63 79 56 87 65 85 98 81 69
Buatlah tabel distribusi frekuensi data di atas.

Mengetahui, Watampone, 15 Juli 2007


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. ABDUL SALAM H. AHMAD JAYANI, S.Pd


NIP. 131275537 NIP. 132072279

50
Rencana TindakanPertemuan 5
Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Watampone
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Progr / Semt : XI-IA / Ganjil
Alokasi Waktu : 3 X 45 Menit

1. STANDAR KOMPETENSI
1. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang
dalam pemecahan Masalah.

2. KOMPETENSI DASAR
2.1 Membaca data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan
ogive
2.2 Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, dan
ogive serta penafsirannya.

3. INDIKATOR PENCAPAIAN
3.1 Membaca sajian data dalam bentuk tabel, histogram, poligon frekuensi dan
ogive
3.2 Menafsirkan data dalam bentuk tabel, histogram, poligon frekuensi dan ogive

4. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa Dapat :
4.1 Menyajikan data dalam bentuk diagram Distribusi frekuensi Relatif dan
Kumulatif
4.2 Menyajikan data dalam bentuk histogram, foligon frekwensi dan ogive.

5. MATERI
5.1 Tabel Distribusi Frekuensi Relatif dan Kumulatif
5.2 Histogram dan poligon frekuensi
5.3 Ogive

6. STRATEGI PEMBELAJARAN
6.1 Pendahuluan

51
6.1.1 Menggali pengetahuan siswa tentang berbagai macam penyajian data
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relatif, tabel distribusi frekuensi
kumulatif, histogram, poligon frekuensi dan ogive.

6.1.2 Memotivasi siswa betapa pentingnya mempelajari penyajian data


dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relatif, tabel distribusi frekuensi
kumulatif, histogram, poligon frekuensi dan ogive.

6.2 Kegiatan Inti


6.2.1 Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang,

6.2.2 Guru menjelaskan cara membuat tabel distribusi frekuensi relatif, tabel
distribusi frekuensi kumulatif, histogram, poligon frekuensi dan ogive.

6.2.3 Siswa membuat tabel distribusi frekuensi relatif, tabel distribusi


frekuensi kumulatif, histogram, poligon frekuensi dan ogive, data hasil
pengukuran tinggi badannya.

6.2.4 Perwakilan kelompoknya mempersentasekan hasil diskusi dan


kelompok lain memberikan tanggapan.

6.2.5 Dari hasil diskusi, siswa menyimpulkan maksud penyajian data dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi

6.3 Penutup
6.3.1 Siswa membuat rangkuman tentang penyajian data dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi relatif, tabel distribusi frekuensi kumulatif,
histogram, poligon frekuensi dan ogive

6.3.2 Siswa diberikan tugas di rumah untuk membuat tabel distribusi


frekuensi relatif, tabel distribusi frekuensi kumulatif, histogram,
poligon frekuensi dan ogive.

7. SUMBER BELAJAR
7.1 Buku paket Matematika penerbit Bumi Aksara jilid 2
7.2 Buku Paket Matematika Interaktif penerbit Yudhistira jilid 2A
7.3 Alat bantu belajar : dadu dan meteran.

52
8. PENILAIAN
8.1 Jenis :
8.1.1 Tugas individu
8.1.2 Tugas kelompok
8.2 Bentuk:
8.2.1 Uraian
8.3 Intrumen penilaian:
Soal:
8.3.1 Berikut adalah hasil ulangan matematika 30 siswa kelas XI-IA.1 SMA
Negeri 4 Watampone tahun Pelajaran 2007/2008:
Nilai Frekuensi (f)
40 49 4
50 59 6
60 69 10
70 79 4
80 89 4
90 99 2

Buatlah tabel distribusi frekuensi relatif, tabel distribusi frekuensi


kumulatif, histogram, poligon frekuensi dan ogive data di atas.

Mengetahui, Watampone, 15 Juli 2007


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. ABDUL SALAM H. AHMAD JAYANI, S.Pd


NIP. 131275537 NIP. 132072279

53
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Rencana Tindakan Pertemuan 1


Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Watampone
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Progr / Semt : XI-IA / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

1. STANDAR KOMPETENSI
1. Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang
dalam pemecahan Masalah.

2. KOMPETENSI DASAR
2.1 Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran data,
serta penafsirannya.

3. INDIKATOR PENCAPAIAN
3.1 Menentukan ukuran pemusatan data : rataan hitung

4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa Dapat
4.1 Menentukan rataan dari data tunggal.
4.2 Menentukan rataan dari data kelompok.
4.3 Menentukan rataan dari data dengan menggunakan rataan sementara.

5. MATERI
5.1 Rataan Hitung ( x )

6. STRATEGI PEMBELAJARAN
6.1 Pendahuluan
6.1.1 Menggali pengetahuan siswa tentang rataan hitung (rata-rata)
6.1.2 Memotivasi siswa betapa pentingnya mempelajari rataan hitung.
6.2 Kegiatan Inti
6.2.1 Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang,

54
6.2.2 Guru menjelaskan cara menentukan rataan hitung data tunggal, data
berkelompok, dan menentukan rataan hitung dengan menggunakan
rataan sementara.

6.2.3 Setiap kelompok melakukan pelemparan dadu dan menentukan rataan


hitungnya.
6.2.4 Siswa menentukan rataan hitung raportnya masing-masing

6.2.5 Setiap kelompok menentukan rataan hitung raport kelompoknya


masing-masing, setelah dibuat dalam daftar distribusi frekuensi.
6.2.6 Perwakilan kelompoknya mempersentasekan hasil diskusi dan
kelompok lain memberikan tanggapan.
6.2.7 Dari hasil diskusi, siswa menyimpulkan maksud menentukan rataan
hitung.

6.3 Penutup
6.3.1 Siswa membuat rangkuman rumus rataan hitung data tunggal, data
berkelompok, dan menggunakan rataan sementara.
6.3.2 Siswa diberikan tugas di rumah untuk menentukan rataan hitung hasil
pengukuran berat badan siswa setelah dibuat dalam daftar distribusi
frekuensi.
7. SUMBER BELAJAR
7.1 Buku paket Matematika penerbit Bumi Aksara jilid 2
7.2 Buku Paket Matematika Interaktif penerbit Yudhistira jilid 2A
7.3 Alat bantu belajar : dadu, buku raport, timbangan.

8. PENILAIAN
8.1 Jenis :
8.1.1 Tugas individu
8.1.2 Tugas kelompok
8.2 Bentuk:
8.2.1 Uraian
8.3 Intrumen penilaian:
Soal:
8.3.1 Pada pelemparan sebuah dadu, diperoleh mata dadu yang muncul sbb:
5, 2, 3, 4, 5, 6, 1, 3, 5, 3, 6, 5, 4
Tentukan rataan hitung munculnya mata dada tersebut!
55
8.3.2 Berikut adalah hasil ulangan matematika 30 siswa kelas XI-IA.1 SMA
Negeri 4 Watampone tahun Pelajaran 2007/2008:
Nilai Frekuensi (f)
40 49 4
50 59 6
60 69 10
70 79 4
80 89 4
90 99 2
Tentukan rataan hitung dari tabel di atas.
8.3.3 Berikut adalah hasil pengukuran berat badan siswa kelas XI-IA.1 SMA
Negeri 4 Watampone tahun Pelajaran 2007/2008:
Nilai Frekuensi (f)
36 40 2
41 45 5
46 50 10
51 55 8
56 60 6
61 65 3
66 70 1
Tentukan rataan hitung dari tabel di atas dengan menggunakan rataan
sementara.

Mengetahui, Watampone, 15 Juli 2007


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. ABDUL SALAM H. AHMAD JAYANI, S.Pd


NIP. 131275537 NIP. 132072279

56
Rencana Tindakan Pertemuan 2

Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Watampone


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Progr / Semt : XI-IA / Ganjil
Alokasi Waktu : 3 X 45 Menit

1. STANDAR KOMPETENSI
1.1 Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang
dalam pemecahan Masalah.

2. KOMPETENSI DASAR
2.1 Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran data,
serta penafsirannya.

3. INDIKATOR PENCAPAIAN
3.1 Menentukan ukuran pemusatan data : Modus dan Median

4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat :
4.1 Menentukan Modus dari data tunggal.
4.2 Menentukan Modus dari data kelompok.
4.3 Menentukan Media / Kuartil kedua dari data tunggal
4.4 Menentukan Media / Kuartil kedua dari data tunggal

5. MATERI
5.1 Modus (Mo)
5.2 Median /Kuartil Kedua (Me)

6. STRATEGI PEMBELAJARAN
6.1 Pendahuluan
6.1.1 Menggali pengetahuan siswa tentang Modus, dan Median
6.1.2 Memotivasi siswa betapa pentingnya mempelajari Modus, dan Median
6.2 Kegiatan Inti
6.2.1 Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang,

57
6.2.2 Guru menjelaskan cara menentukan Modus dan Median data tunggal,
data berkelompok.

6.2.3 Guru mengukur berat badan siswa dan termasuk guru (pengajar).

6.2.4 Siswa menentukan Modus hasil pengukuran berat badan siswa di


kelasnya.

6.2.5 Setiap kelompok menentukan Modus dan Median hasil pengukuran


berat badan tersebut, setelah dibuat dalam daftar distribusi frekuensi.

6.2.6 Perwakilan kelompoknya mempersentasekan hasil diskusi dan


kelompok lain memberikan tanggapan.

6.2.7 Dari hasil diskusi, siswa menyimpulkan maksud menentukan Modus


dan Median

6.3 Penutup
6.3.1 Siswa membuat rangkuman rumus Modus dan Median data tunggal
dan data Berkelompok.

6.3.2 Siswa diberikan tugas di rumah untuk menentukan Modus danMedian


hasil pengukuran tinggi badan siswa setelah dibuat dalam daftar
distribusi frekuensi.(Lihat pertemuan 1)
7. SUMBER BELAJAR
7.1 Buku paket Matematika penerbit Bumi Aksara jilid 2
7.2 Buku Paket Matematika Interaktif penerbit Yudhistira jilid 2A
7.3 Alat bantu belajar : dadu, timbangan dan meteran.

8. PENILAIAN
8.1 Jenis :
8.1.1 Tugas individu
8.1.2 Tugas kelompok
8.2 Bentuk:
8.2.1 Uraian
8.3 Intrumen penilaian:
Soal:
8.3.1 Pada pelemparan sebuah dadu, diperoleh mata dadu yang muncul sbb:

58
5, 2, 3, 4, 5, 6, 1, 3, 5, 3, 6, 5, 4
Tentukan Modus dan Median mata dada yang muncul tersebut!
8.3.2 Berikut adalah hasil pengukuran berat badan siswa kelas XI-IA.1 SMA
Negeri 4 Watampone tahun Pelajaran 2007/2008:
Nilai Frekuensi (f)
36 40 2
41 45 5
46 50 10
51 55 8
56 60 6
61 65 3
66 70 1
Tentukan Modus dan Median tabel di atas !

Mengetahui, Watampone, 15 Juli 2007


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. ABDUL SALAM H. AHMAD JAYANI, S.Pd


NIP. 131275537 NIP. 132072279

59
Rencana Tindakan Pertemuan 3

Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Watampone


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Progr / Semt : XI-IA / Ganjil
Alokasi Waktu : 3 X 45 Menit

1. STANDAR KOMPETENSI
1.1 Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang
dalam pemecahan Masalah.

2. KOMPETENSI DASAR
2.1 Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran data,
serta penafsirannya.

3. INDIKATOR PENCAPAIAN
3.1 Menentukan ukuran letak data : Kuartil (Qi) dan Desil (Di)

4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat :
4.1 Menentukan Kuartil Pertama / Kuartil Bawah dari data tunggal dan
berkelompok (Q1)
4.2 Menentukan Median / Kuartil Kedua / Kuartil Tengah dari data tunggal dan
berkelompok (Q2)
4.3 Menentukan Kuartil Ketiga / Kuartil Atas dari data tunggal dan berkelompok
(Q3)
4.4 Menentukan Desil dari data tunggal dan berkelompok (Di)

5. MATERI
5.1 Kuartil (Qi)
5.2 Desil (Di)

6. STRATEGI PEMBELAJARAN
6.1 Pendahuluan
6.1.1 Menggali pengetahuan siswa tentang Kuartil dan Desil.
6.1.2 Memotivasi siswa betapa pentingnya mempelajari Kuartil dan Desil
6.2 Kegiatan Inti

60
6.2.1 Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang,

6.2.2 Guru menjelaskan cara menentukan Kuartil Bawah / pertama, Kuartil


kedua (Median sudah dipelajari dipertemuan 2), Kuartil Atas
/ketiga.

6.2.3 Guru menjelaskan cara menentukan Desil (Di)

6.2.4 Siswa menentukan Kuartil bawah, Kuartil Atas dan Desil hasil
pengukuran berat badan siswa di kelasnya setelah dibuat dalam daftar
distribusi frekuensi

6.2.5 Perwakilan kelompoknya mempersentasekan hasil diskusi dan


kelompok lain memberikan tanggapan.

6.2.6 Dari hasil diskusi, siswa menyimpulkan maksud menentukan Modus


dan Median

6.3 Penutup
6.3.1 Siswa membuat rangkuman rumus Kuartil, dan Desil data tunggal dan
data Berkelompok.

6.3.2 Siswa diberikan tugas di rumah untuk menentukan Kuartil dan Desil
pengukuran tinggi badan siswa setelah dibuat dalam daftar distribusi
frekuensi.(Lihat pertemuan 1)
7. SUMBER BELAJAR
7.1 Buku paket Matematika penerbit Bumi Aksara jilid 2
7.2 Buku Paket Matematika Interaktif penerbit Yudhistira jilid 2A
7.3 Alat bantu belajar : dadu, timbangan dan meteran.

8. PENILAIAN
8.1 Jenis :
8.1.1 Tugas individu
8.1.2 Tugas kelompok
8.2 Bentuk:
8.2.1 Uraian
8.3 Intrumen penilaian:

61
Soal:
8.3.1 Pada pelemparan sebuah dadu, diperoleh mata dadu yang muncul sbb:
5, 2, 3, 4, 5, 6, 1, 3, 5, 3, 6, 5, 4
Tentukan Q1, Q2, Q3 dan D2, D4, D7, D9 mata dada yang muncul
tersebut!
8.3.2 Berikut adalah hasil pengukuran berat badan siswa kelas XI-IA.1 SMA
Negeri 4 Watampone tahun Pelajaran 2007/2008:
Nilai Frekuensi (f)
36 40 2
41 45 5
46 50 10
51 55 8
56 60 6
61 65 3
66 70 1
Tentukan Q1, Q2, Q3 dan D1, D3, D5, D8 tabel di atas !

Mengetahui, Watampone, 15 Juli 2007


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. ABDUL SALAM H. AHMAD JAYANI, S.Pd


NIP. 131275537 NIP. 132072279

62
Rencana Tindakan Pertemuan 4

Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Watampone


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Progr / Semt : XI-IA / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit

1. STANDAR KOMPETENSI
1.1 Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang
dalam pemecahan Masalah.

2. KOMPETENSI DASAR
2.1 Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran data,
serta penafsirannya.

3. INDIKATOR PENCAPAIAN
3.1 Menentukan ukuran penyebaran data : Jangkauan, Hamparan, Simpangan
Kuartil, Simpangan Rata-rata

4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat :
4.1 Menentukan Jangkauan (J)
4.2 Menentukan Hamparan (H)
4.3 Menentukan Simpangan Kuartil (Qd)
4.4 Menentukan Simpangan rata-rata (SR)

5. MATERI
5.1 Jangkauan (J)
5.2 Hamparan (H)
5.3 Simpangan Kuartil (Qd)
5.4 Simpangan rata-rata (SR)

6. STRATEGI PEMBELAJARAN
6.1 Pendahuluan
6.1.1 Menggali pengetahuan siswa tentang Jangkauan, Hamparan,
Simpangan Kuartil, Simpangan Rata-rata

63
6.1.2 Memotivasi siswa betapa pentingnya mempelajari Jangkauan,
Hamparan, Simpangan Kuartil, Simpangan Rata-rata

6.2 Kegiatan Inti


6.2.1 Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang,

6.2.2 Guru menjelaskan cara menentukan Jangkauan, Hamparan, Simpangan


Kuartil, Simpangan Rata-rata.

6.2.3 Siswa menentukan Jangkauan, Hamparan, Simpangan Kuartil,


Simpangan Rata-rata hasil pengukuran berat badan siswa di kelasnya
setelah dibuat dalam daftar distribusi frekuensi

6.2.4 Perwakilan kelompoknya mempersentasekan hasil diskusi dan


kelompok lain memberikan tanggapan.

6.2.5 Dari hasil diskusi, siswa menyimpulkan maksud menentukan


Jangkauan, Hamparan, Simpangan Kuartil, Simpangan Rata-rata.

6.3 Penutup
6.3.1 Siswa membuat rangkuman rumus Jangkauan, Hamparan, Simpangan
Kuartil, Simpangan Rata-rata data tunggal dan data Berkelompok.

6.3.2 Siswa diberikan tugas di rumah untuk menentukan Jangkauan,


Hamparan, Simpangan Kuartil, Simpangan Rata-rata dari data hasil
pengukuran tinggi badan siswa setelah dibuat dalam daftar distribusi
frekuensi.(Lihat pertemuan 1)
7. SUMBER BELAJAR
7.1 Buku paket Matematika penerbit Bumi Aksara jilid 2
7.2 Buku Paket Matematika Interaktif penerbit Yudhistira jilid 2A
7.3 Alat bantu belajar : dadu, timbangan dan meteran.

8. PENILAIAN
8.1 Jenis :
8.1.1 Tugas individu
8.1.2 Tugas kelompok
8.2 Bentuk:

64
8.2.1 Uraian
8.3 Intrumen penilaian:
Soal:
8.3.1 Pada pelemparan sebuah dadu, diperoleh mata dadu yang muncul sbb:
5, 2, 3, 4, 5, 6, 1, 3, 5, 3, 6, 5, 4
Tentukan J, H, Qd dan SR dari mata dada yang muncul tersebut!
8.3.2 Berikut adalah hasil pengukuran berat badan siswa kelas XI-IA.1 SMA
Negeri 4 Watampone tahun Pelajaran 2007/2008:
Nilai Frekuensi (f)
36 40 2
41 45 5
46 50 10
51 55 8
56 60 6
61 65 3
66 70 1
Tentukan J, H, Qd dan SR tabel di atas !

Mengetahui, Watampone, 15 Juli 2007


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. ABDUL SALAM H. AHMAD JAYANI, S.Pd


NIP. 131275537 NIP. 132072279

65
Rencana Tindakan Pertemuan 5

Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Watampone


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Progr / Semt : XI-IA / Ganjil
Alokasi Waktu : 3 X 45 Menit

1. STANDAR KOMPETENSI
1.1 Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang
dalam pemecahan Masalah.

2. KOMPETENSI DASAR
2.1 Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran data,
serta penafsirannya.

3. INDIKATOR PENCAPAIAN
3.1 Menentukan ukuran penyebaran data : Ragam (Varians) dan Simpangan Baku

4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat :
4.1 Menentukan Ragam (Varians) / S2
4.2 Menentukan Simpangan Baku / S

5. MATERI
5.1 Menentukan Ragam (Varians) / S2
5.2 Menentukan Simpangan Baku / S

6. STRATEGI PEMBELAJARAN
6.1 Pendahuluan
6.1.1 Menggali pengetahuan siswa tentang Ragam (S2) dan Simpangan
Baku(S).

6.1.2 Memotivasi siswa betapa pentingnya mempelajari Ragam (S2) dan


Simpangan Baku (S).

6.2 Kegiatan Inti


6.2.1 Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 5 orang,
66
6.2.2 Guru menjelaskan cara menentukan Ragam (S2) dan Simpangan
Baku(S) data tunggal dan data berkelompok.

6.2.3 Siswa menentukan Ragam (S2) dan Simpangan Baku(S) darihasil


pengukuran berat badan siswa di kelasnya setelah dibuat dalam daftar
distribusi frekuensi

6.2.4 Perwakilan kelompoknya mempersentasekan hasil diskusi dan


kelompok lain memberikan tanggapan.

6.2.5 Dari hasil diskusi, siswa menyimpulkan maksud menentukan Ragam


(S2) dan Simpangan Baku(S).

6.3 Penutup
6.3.1 Siswa membuat rangkuman rumus Ragam (S2) dan Simpangan
Baku(S) dari data tunggal dan data Berkelompok.

6.3.2 Siswa diberikan tugas di rumah untuk menentukan Ragam (S2) dan
Simpangan Baku(S) dari data hasil pengukuran tinggi badan siswa
setelah dibuat dalam daftar distribusi frekuensi.(Lihat pertemuan 1)
7. SUMBER BELAJAR
7.1 Buku paket Matematika penerbit Bumi Aksara jilid 2
7.2 Buku Paket Matematika Interaktif penerbit Yudhistira jilid 2A
7.3 Alat bantu belajar : dadu, timbangan dan meteran.

8. PENILAIAN
8.1 Jenis :
8.1.1 Tugas individu
8.1.2 Tugas kelompok
8.2 Bentuk:
8.2.1 Uraian
8.3 Intrumen penilaian:
Soal:
8.3.1 Pada pelemparan sebuah dadu, diperoleh mata dadu yang muncul sbb:
5, 2, 3, 4, 5, 6, 1, 3, 5, 3, 6, 5, 4
Tentukan Ragam (S2) dan Simpangan Baku(S) dari mata dada yang
muncul tersebut!

67
8.3.2 Berikut adalah hasil pengukuran berat badan siswa kelas XI-IA.1 SMA
Negeri 4 Watampone tahun Pelajaran 2007/2008:
Nilai Frekuensi (f)
36 40 2
41 45 5
46 50 10
51 55 8
56 60 6
61 65 3
66 70 1
Tentukan Ragam (S2) dan Simpangan Baku(S) tabel di atas !

Mengetahui, Watampone, 15 Juli 2007


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs. ABDUL SALAM H. AHMAD JAYANI, S.Pd


NIP. 131275537 NIP. 132072279

68
Lampiran 3 : Evaluasi Siklus I

Nama Sekolah : SMA Neg. 4 Watampone


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Prog / Semester : XI-IPA / 1
Materi Pokok : Statistika
Waktu : 60 Menit

A. Petunjuk
1. Tulislah Nama , NIS dan Kelas pada lembaran jawaban
2. Jawablah dengan singkat
B. Soal

1. Tuliskan populasi dan sampelnya, dari data berikut :


a. Siswa kelas XI-IPA yang ada di SMA Negeri 4 Watampone
b. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 4 Watampone
2. Tuliskan masing-masing dua contoh yang termasuk data cacahan dan data
kontinu.

3. Diagram lingkaran disamping Lainnya


5%
Nelayan
12,5%
menunjukkan pekerjaan 40 orang Polisi 15%

tua siswa kelas XI-IA.1 SMA


Petani
17,5%
Negeri 4 Watampone tahun
pelajaran 2007/2008.
PNS 25% Tentara
5%

Pedagang
20%

Dari diagram lingkaran di atas berapa orang tua siswa yang pekerjaannya Petani ?

69
4. Berikut adalah Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif hasil ulangan matematika 45
siswa kelas XI.IA.1 SMA Negeri 4 Watampone tahun Pelajaran 2007/2008:

Frekuensi Titik Tengah Tepi Tepi fk fk


Nilai (f) ( xi ) Bawah Atas Lebih Kurang
dari dari
40 49 6 ... ... ... ... ...
50 59 10 ... ... ... ... ...
60 69 15 ... ... ... ... ...
70 79 6 ... ... ... ... ...
80 89 5 ... ... ... ... ...
90 99 3 ... ... ... ... ...
JUMLAH 45 ========== ======= ====== ====== ======
a. Lengkapi tabel di atas
b. Buatlah histogram dari tabel di atas.
c. Buatlah ogive dari tabel di atas.

70
Lampiran 4 : Evaluasi Siklus II

Nama Sekolah : SMA Neg. 4 Watampone


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Prog / Semester : XI-IPA / 1
Materi Pokok : Statistika
Waktu : 60 Menit
A. Petunjuk
1. Tulislah Nama , NIS dan Kelas pada lembaran jawaban
2. Jawablah dengan singkat
B. Soal

1. Test Matematika diberikan kepada tiga kelas dengan jumlah keseluruhan 100
siswa. Nilai rata-rata kelas pertama 7, rata-rata kelas kedua 8, dan rata-rata kelas
ketiga 6. Jika banyaknya siswa kelas pertama 25 siswa, dan kelas ketiga 5 orang
lebih banyak dari kelas kedua, maka nilai rata-rata seluruh siswa tersebut adalah...

(Untuk menjawab no. 2 s.d 5) Diketahui data sbb:

NILAI FREKUENSI
5 3 Dari data disamping tentukan !
6 5 2. Rataan Hitung / Rata-rata
7 6 3. Simpangan Rata-rata
8 6 4. Ragam / Varians
9 1 5. Simpangan Baku
10 1
JUMLAH 22

(Untuk menjawab no. 6 s.d 10) Diketahui data sbb:

NILAI UJIAN FREKUENSI


21 25 3 Dari data disamping tentukan !
26 30 4 6. Modus (Mo)
31 35 6 7. Kuartil Pertama (Q1)
36 40 10 8. Kuartil Kedua/Median (Q2)
41 45 5 9. Kuartil Ketiga (Q3)
46 50 2 10. Simpangan Kuartil
JUMLAH 30

71
Lampiran 5 : Kunci / Jawaban dan skor Evaluasi Siklus I

SKOR
1. Tuliskan populasi dan sampelnya, dari data berikut :
a. Siswa kelas XI-IPA yang ada di SMA Negeri 4 Watampone
Populasi : seluruh siswa kelas XI-IPA yang ada di SMA Negeri 4 Watampone 1
Sampel : siswa kelas XI-IPA.1 1
atau siswa kelas XI-IPA.4 dll
b. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 4 Watampone
Populasi : Seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di
SMA Negeri 4 Watampone 1
Sampel : siswa yang mengikuti Pramuka
atau siswa yang mengikuti Sispalaras, dll 1
Skor maksimal 4

2. Tuliskan masing-masing dua contoh yang termasuk data cacahan dan data kontinu.
a. Data cacahan : 1
1. Menghitung jumlah siswa
1
2. Menghitung jumlah buku, dll
b. Data ukuran :
1. Mengukur berat badan siswa 1
2. Mengukur tinggi siswa, dll 1
Skor maksimal 4
3. Diagram lingkaran disamping Lainnya
5%
Nelayan
12,5%
menunjukkan pekerjaan 40 orang tua
Polisi 15%
siswa kelas XI-IA.1 SMA Negeri 4
Watampone tahun pelajaran
Petani
2007/2008. 17,5%

PNS 25% Tentara


5%

Pedagang
20%

Dari diagram tersebut orang tua siswa yang bekerja sebagai Petani adalah
17,5%
40 orang 1
100%
700 1
=
100 1
= 7 Orang
Skor maksimal 3

72
4. Berikut adalah hasil lengkapi tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif hasil ulangan
matematika 45 siswa kelas XI.IA.1 SMA Negeri 4 Watampone tahun Pelajaran
2007/2008
Frekuensi Titik Tengah Tepi Tepi fk fk
Nilai (f) ( xi ) Bawah Atas Lebih Kurang
dari dari
40 49 6 44.5 39.5 49.5 45 6 1,25
50 59 10 54.5 49.5 59.5 39 16 1,25
60 69 15 64.5 59.5 69.5 29 31 1,25
70 79 6 74.5 69.5 79.5 14 37 1,25
1,25
80 89 5 84.5 79.5 89.5 8 42
1,25
90 99 3 94.5 89.5 99.5 3 43
JUMLAH 45 ========== ======= ====== ====== ======
a. Lengkapi tabel
Skor maksimal 7,5

b. Histogram tabel di atas

f 15
15
i. Membuat skala grafik dengan 1
benar
10 ii. Membuat sumbu frekuensi 1
10
iii. Membuat sumbu nilai tb/ta 1
6 6 iv. Membuat 6 buah diagram batang 3
5 5
yang berimpit dengan benar
3

0 Nilai
39,5 49,5 59,5 69,5 79,5 89,5 99,5 (tb/ta)

Skor maksimal 6

c. ogive dari tabel di atas.

i. Membuat skala grafik 1


dengan benar

73
ii. Membuat sumbu frekuensi 1
Ogive Hasil Ulangan Matematika
45 Siswa kls XI-IA.1 SMAN 4 Watampone kumulatif

45 45 45
iii. Membuat sumbu nilai tb/ta 1
42
40 39
37 iv. Membuat 12 titik dan saling 6
35
Frek. Kumulatif

31
30 29 dihubungkan dengan benar
Ogive Negatif
25
20 Ogive Positif

15 16
14
10
8
5 6
3 Nilai (tb/ta)
0 0 0
29.5 39.5 49.5 59.5 69.5 79.5 89.5 99.5

Skor maksimal 9

JUMLAH SKOR IDEAL 33,5

74
Lampiran 6 : Kunci / Jawaban dan skor Evaluasi Siklus II

SKOR
8.3.4 X1 = 25, 1
X3 = X2 + 5 1
Xn = 100 1
Xn = X1 + X2 + X3 1
100 = X1 + X2 + (X2 + 5) 1
100 = 25 + 2 X2 + 5 1
100 = 30 + 2 X2 1
2 X2 = 100 30 1
2 X2 = 70 1
X2 = 35 1
X3 = 40 1
x = (25. x 1 + 35 x 2 + 40 x 3 ) : 100 1
1
x = (25. 7 + 35.8 + 40.6 ) : 100
1
x = 696 : 100
1
x = 6,95

Skor maksimal 15
5.3 + 6.5 + 7.6 + 8.6 + 9.1 + 10.1 1
8.3.5 x=
22
15 + 30 + 42 + 48 + 9 + 10 1
x=
22
154
x= 1
22
x= 7 1
Skor maksimal 4
3. 5 7 + 5. 6 7 + 6. 7 7 + 6. 8 7 + 1. 9 7 + 1.10 7 1
8.3.6 SR =
22
3. 2 + 5. 1 + 6. 0 + 6.1 + 1. 2 + 1. 3 1
SR =
22
3.2 + 5.1 + 6.0 + 6.1 + 1.2 + 1.3 1
SR =
22

75
6+5+0+6+2+3 1
SR =
22
22 1
SR =
22
SR = 1 1
Skor maksimal 6
3.(5 7 ) + 5.(6 7) 2 + 6.(7 7) 2 + 6.(8 7) 2 + 1.(9 7) 2 + 1.(10 7) 2 1
2
2
8.3.7 S =
22
3.( 2 ) + 5.( 1) 2 + 6.(0) 2 + 6.(1) 2 + 1.(2) 2 + 1.(3) 2 1
2
2
S =
22
3.4 + 5.1 + 6.0 + 6.1 + 1.4 + 1.9 1
S2 =
22
36 1
S2 =
22 1
2
S = 1,68
Skor maksimal 5
8.3.8 karena S2 = 1,68
S = 1,68 1
1
S = 1,29
Skor maksimal 2
8.3.9 p = 5 1
tb = 35,5 1
d1 = 10 6 = 4 1
d2 = 10 5 = 5 1
d1 + d2 = 9 1
d1 1
Mo = tb + p
d1 + d 2
1
4
Mo = 35,5 + 5
9
Mo = 35,5 + 5 . 0,44 1

Mo = 35,5 + 2,2 1

Mo = 37,7 1

Skor maksimal 10
76
1
8.3.10 letak Q1 =
1
(30 + 1) = 7,75 (pada kelompok ke 3)
4
fk< = 7 1
F =6 1
tb1 = 30, 5 , dan p = 5 1
1.n
( fk < )
Q1 = tb1 + p 4 1
F


30
(7 ) 1
Q1 = 30,5 + 5 4
6


7,5 7 1
Q1 = 30,5 + 5
6
Q1 = 30,5 + 5 (0,5) 1
Q1 = 30,5 + 0,417 1
Q1 = 30,917 1
Skor maksimal 15
1
8.3.11 letak Q2 =
2
(30 + 1) = 15,5 (pada kelompok ke 4)
4
fk< = 13 1
F = 10 1
tb2 = 35, 5 dan p = 5 1
2.n
( fk < )
Q2 = tb2 + p 4 1
F


2.30
13 1
Q2 = 35,5 + 5 4
10


15 13 1
Q2 = 35,5 + 5
10
Q2 = 35,5 + 5 (0,2) 1
Q2 = 35,5 + 1
77
Q2 = 36,5 1
1
Skor maksimal 15
1
8.3.12 letak Q3 =
3
(30 + 1) = 23,25 (pada kelompok ke 5)
4
fk< = 23 1
F =5 1
Tb3 = 40,5 dan p = 5 1
3.n
( fk < )
Q3 = tb3 + p 4 1
F


3.30
23 1
Q3 = 40,5 + 5 4
5


0,5 1
Q3 = 40,5 + 5
5
Q3 = 40,5 + 5 (-0,10) 1
Q3 = 40,5 0,5 1
Q3 = 40 1
Skor maksimal 15
1
8.3.13 Qd = ( 40 30,917)
2 1
1 1
Qd = ( 9,083)
2
Qd = 4,5415 1
Skor maksimal 3
JUMLAH SKOR IDEAL 75

78
Lampiran 7 : Kuesioner motivasi belajar siswa

A. Identitas responden

1. N a m a :
2. N I S (No. Induk Siswa) : . . . . . . ..
3. Jenis kelamin : Laki-laki/perempuan
4. Kelas : XI-IPA....

Petunjuk:
1. Berilah tanda silang ( X ) pada pilihan alternatif yang tersedia.
2. Kuesioner ini bukan untuk menguji kemampuan anda, untuk itu jawablah
sesuai dengan kondisi nyata dalam kehidupan anda.

B. Butir Kuesioner Motivasi


1. Cenderung dalam setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar tidak menarik
perhatian untuk disimak
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah

2. Cenderung cara guru menerapkan materi pelajaran atau bahan ajar tidak
membangkitkan rasa ingin tahu
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah

3. Setiap mengikuti kegiatan belajar mengajar timbul rasa berontak untuk tidak
mengikutinya
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah

4. Cenderung merasa terpaksa mengikuti kegiatan belajar mengajar


a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah

5. Cenderung ingin mengulang pelajaran di rumah setelah menerima pelajaran yang


diberikan oleh guru di sekolah
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah

79
6. Cenderung menimbulkan perasaan puas jika dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan guru tepat waktu
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah

7. Cenderung menjadi hal yang sangat menyenangkan jika guru memberikan tugas
untuk dikerjakan di rumah
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah

8. Cenderung gembira jika guru dalam setiap selesai menyajikan pelajaran tidak
memberikan tugas sama sekali
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah

9. Belajar sambil bermain dalam proses pembelajaran mendorong meningkatkan


kreatifitas dalam belajar
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah

10. Sebagian besar bahan ajar yang disajikan oleh guru meresap tahan lama dalam
ingatan saya
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah
11. Tanpa dipelajari dengan serius, mata pelajaran matematika cenderung menarik
dan mudah dimengerti
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah
12. Penggunaan alat bantu mengajar mengakibatkan keinginan untuk belajar dengan
giat menjadi berkurang
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah

13. Cenderung timbul keinginan untuk berprestasi lebih baik dibanding dengan siswa
lainnya
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah

80
14. Perhatian serius terhadap pelajaran tergantung pada bagaimana cara guru
menyajikan pelajaran tersebut
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah

15. Pembelajaran secara berkelompok membangkitkan keinginan untuk belajar lebih


giat lagi
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah

16. Disiplin guru dalam mengajar cenderung menimbulkan rasa bosan dalam proses
pembelajaran
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah

17. Cenderung berkeinginan agar guru tidak selalu tepat waktu dalam menyajikan
bahan ajar yang menjadi tanggung jawabnya
a. Sangat sering b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang
e. Tidak pernah

81
Lampiran 8 : Pembagian kelompok Siklus I dan Siklus II

PEMBAGIAN KELOMPOK

PERTEMUAN / KELOMPOK
L
NO NIS NAMA SISWA P Siklus-1 Siklus-2 NR

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 3652 A. RIKA FEBRIANI P 1 9 5 7 2 3 4 6 8 1
2 3653 AMRIANI P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 3654 ANDI EVIDAMAYANTI P 1 8 6 9 3 4 5 2 7 1
4 3569 ANDI FAIKA TAHIR P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
5 3571 ANDI NURFAHIRA SAFITRI P 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 3572 ANDI TENRI PADAULENG TANGKABATARA P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7 3700 DESY ARISANDI P 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 3701 DEWI DEBBY FEBRIANI P 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2
9 3576 ELVIRA ANWAR P 2 1 7 8 9 5 6 3 4 2
10 3702 ELVIRA SUSANTI P 3 4 1 5 7 8 9 2 6 3
11 3577 EVA PUSPITA HERMAN P 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3
12 3703 FITRIANI P 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
13 3704 HARDIANTI P 4 5 2 6 8 9 1 3 7 4
14 3579 IKA HARDIYANTI HASBULLAH P 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
15 3707 JUMRIATI KISNA P 5 6 8 4 1 2 3 7 9 5
16 3711 NURAFIAH P 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
17 3583 NURJANNAH P 6 7 9 8 4 1 2 3 5 6
18 3584 RAHMA P 7 8 1 9 6 2 3 4 5 7
19 3585 RENI P 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4
20 3589 SALMAWATI P 6 9 2 1 3 4 7 5 8 6
21 3966 SATRIANA P 8 1 3 4 9 5 6 2 7 8
22 3591 SELFIKIANTY P 8 2 4 5 1 3 9 6 7 8
23 3715 SITTI RAHMAH P 7 3 8 6 2 1 9 4 5 7
24 3716 SRI ADRIANI P 8 4 6 7 5 9 1 2 3 8
25 3717 SRI WAHYU NENGSI P 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5
26 3592 STEVANA RURI EKA DAMAYANTI P 9 5 7 8 4 6 3 1 2 9
27 3718 YUSTIKA YUSUF P 9 6 8 2 7 1 5 4 3 9
28 3845 ANDI AZWAR MUHARRAM AKIB L 7 8 9 3 6 2 4 5 1 7
29 3847 ANDI RAHMADANI L 3 7 1 9 8 4 5 6 2 3
30 3595 ARFIANSYAH HAMID L 3 9 2 1 6 7 4 5 8 3
31 3849 ASBIRUANDI L 4 1 3 2 7 8 6 9 5 4
32 3882 A. GANDI L 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6
33 3851 DERY ASFAR PRATAMA L 9 2 4 3 5 6 1 7 8 9
34 3599 INDIRWAN L 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
35 3601 JULIANDRI L 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7
36 3728 MUH. NUHKMAL AMDAR L 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8
37 3858 MUH. SALMAN SYAM L 4 7 5 6 9 3 2 1 8 4
38 3603 MUHAMMAD AEDIL L 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9

82
39 3729 SAMSU ALAM L 2 4 6 7 3 5 8 9 1 2
40 3730 SUGIANTO L 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
41 3860 SUPRIADY BAHAR L 5 3 7 1 4 8 2 6 9 5
42 3733 TAHANG L 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
43 3817 TASLIM L 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2
44 3559 ANDI RUKMAN L 5 6 8 2 1 9 7 3 4 5
45 3556 ALFIAN L 6 5 9 3 2 7 8 1 4 6

83
Lampiran 9 : Daftar Nilai Motivasi Siklus I dan Siklus II
Evaluasi / Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
NILAI
L
NO NIS NAMA SISWA P MOTIV1 MOTIV2 HASBEL1 HASBEL2
KET

1 3652 A. RIKA FEBRIANI P 50 65,0 69,0 63,0


2 3653 AMRIANI P 72 76,0 78,0 90,0
3 3654 ANDI EVIDAMAYANTI P 55 54,0 57,0 55,0
4 3569 ANDI FAIKA TAHIR P 60 72,0 63,0 59,0
5 3571 ANDI NURFAHIRA SAFITRI P 60 69,0 72,0 83,0
6 3572 ANDI TENRI PADAULENG TANGKABATARA P 68 69,0 87,0 76,0
7 3700 DESY ARISANDI P 71 68,0 75,0 84,0
8 3701 DEWI DEBBY FEBRIANI P 54 77,0 90,0 100,0
9 3576 ELVIRA ANWAR P 46 82,0 72,0 84,0
10 3702 ELVIRA SUSANTI P 60 62,0 73,0 77,0
11 3577 EVA PUSPITA HERMAN P 52 60,0 67,0 71,0
12 3703 FITRIANI P 70 66,0 70,0 53,0
13 3704 HARDIANTI P 71 80,0 81,0 73,0
14 3579 IKA HARDIYANTI HASBULLAH P 50 55,0 69,0 60,0
15 3707 JUMRIATI KISNA P 46 67,0 54,0 47,0
16 3711 NURAFIAH P 66 80,0 87,0 93,0
17 3583 NURJANNAH P 54 65,0 66,0 56,0
18 3584 RAHMA P 69 59,0 69,0 65,0
19 3585 RENI P 53 61,0 42,0 55,0
20 3589 SALMAWATI P 74 72,0 81,0 79,0
21 3966 SATRIANA P 70 69,0 66,0 70,0
22 3591 SELFIKIANTY P 61 64,0 69,0 68,0
23 3715 SITTI RAHMAH P 60 68,0 57,0 62,0
24 3716 SRI ADRIANI P 49 66,0 33,0 59,0
25 3717 SRI WAHYU NENGSI P 58 60,0 39,0 55,0
26 3592 STEVANA RURI EKA DAMAYANTI P 70 76,0 63,0 77,0
27 3718 YUSTIKA YUSUF P 36 45,0 33,0 52,0
28 3845 ANDI AZWAR MUHARRAM AKIB L 65 66,0 69,0 72,0
29 3847 ANDI RAHMADANI L 53 55,0 60,0 50,0
30 3595 ARFIANSYAH HAMID L 67 70,0 60,0 62,0
31 3849 ASBIRUANDI L 70 81,0 75,0 80,0
32 3882 A. GANDI L 42 50,0 39,0 60,0
33 3851 DERY ASFAR PRATAMA L 51 55,0 36,0 51,0
34 3599 INDIRWAN L 60 75,0 87,0 77,0
35 3601 JULIANDRI L 40 44,0 54,0 52,0
36 3728 MUH. NUHKMAL AMDAR L 44 50,0 53,0 56,6
37 3858 MUH. SALMAN SYAM L 59 67,0 63,0 68,0
38 3603 MUHAMMAD AEDIL L 74 83,0 81,0 87,0
39 3729 SAMSU ALAM L 62 74,0 57,0 72,0
40 3730 SUGIANTO L 46 54,0 39,0 55,0
41 3860 SUPRIADY BAHAR L 37 50,0 48,0 59,0
42 3733 TAHANG L 50 77,0 39,0 79,0
43 3817 TASLIM L 60 59,0 63,0 76,0
44 3559 ANDI RUKMAN L 46 65,0 42,0 51,0
45 3556 ALFIAN L 57 66,0 46,0 50,0

84
Lampiran 10 : Hasil Pengolahan Data

Case Summaries
MOTIVSI1 MOTIVSI2 HASBEL1 HASBEL2
1 A. RIKA FEBRIANI 50,00 65,00 69,00 63,00
2 AMRIANI 72,00 76,00 78,00 90,00
3 ANDI EVIDAMAYANTI 55,00 54,00 57,00 55,00
4 ANDI FAIKA TAHIR 60,00 72,00 63,00 59,00
5 ANDI NURFAHIRA SAFITRI 60,00 69,00 72,00 83,00
6 ANDI TENRI PADAULENG TANGKABATARA 68,00 69,00 87,00 76,00
7 DESY ARISANDI 71,00 68,00 75,00 84,00
8 DEWI DEBBY FEBRIANI 54,00 77,00 90,00 100,00
9 ELVIRA ANWAR 46,00 82,00 72,00 84,00
10 ELVIRA SUSANTI 60,00 62,00 73,00 77,00
11 EVA PUSPITA HERMAN 52,00 60,00 67,00 71,00
12 FITRIANI 70,00 66,00 70,00 53,00
13 HARDIANTI 71,00 80,00 81,00 73,00
14 IKA HARDIYANTI HASBULLAH 50,00 55,00 69,00 60,00
15 JUMRIATI KISNA 46,00 67,00 54,00 47,00
16 NURAFIAH 66,00 80,00 87,00 93,00
17 NURJANNAH 54,00 65,00 66,00 56,00
18 RAHMA 69,00 59,00 69,00 65,00
19 RENI 53,00 61,00 42,00 55,00
20 SALMAWATI 74,00 72,00 81,00 79,00
21 SATRIANA 70,00 69,00 66,00 70,00
22 SELFIKIANTY 61,00 64,00 69,00 68,00
23 SITTI RAHMAH 60,00 68,00 57,00 62,00
24 SRI ADRIANI 49,00 66,00 33,00 59,00
25 SRI WAHYU NENGSI 58,00 60,00 39,00 55,00
26 STEVANA RURI EKA DAMAYANTI 70,00 76,00 63,00 77,00
27 YUSTIKA YUSUF 36,00 45,00 33,00 52,00
28 ANDI AZWAR MUHARRAM AKIB 65,00 66,00 69,00 72,00
29 ANDI RAHMADANI 53,00 55,00 60,00 50,00
30 ARFIANSYAH HAMID 67,00 70,00 60,00 62,00
31 ASBIRUANDI 70,00 81,00 75,00 80,00
32 A. GANDI 42,00 50,00 39,00 60,00
33 DERY ASFAR PRATAMA 51,00 55,00 36,00 51,00
34 INDIRWAN 60,00 75,00 87,00 77,00
35 JULIANDRI 40,00 44,00 54,00 52,00
36 MUH. NUHKMAL AMDAR 44,00 50,00 53,00 57,00
37 MUH. SALMAN SYAM 59,00 67,00 63,00 68,00
38 MUHAMMAD AEDIL 74,00 83,00 81,00 87,00
39 SAMSU ALAM 62,00 74,00 57,00 72,00
40 SUGIANTO 46,00 54,00 39,00 55,00
41 SUPRIADY BAHAR 37,00 50,00 48,00 59,00
42 TAHANG 50,00 77,00 39,00 79,00
43 TASLIM 60,00 59,00 63,00 76,00
44 ANDI RUKMAN 46,00 65,00 42,00 51,00
45 ALFIAN 57,00 66,00 46,00 50,00
Total N 45 45 45 45
Mean 57,5111 65,5111 62,0667 67,2000
Median 59,0000 66,0000 63,0000 65,0000
Std. Error of Mean 1,5575 1,4950 2,3618 1,9913
Sum 2588,00 2948,00 2793,00 3024,00
Minimum 36,00 44,00 33,00 47,00
Maximum 74,00 83,00 90,00 100,00
Range 38,00 39,00 57,00 53,00
Std. Deviation 10,4482 10,0286 15,8436 13,3580
Variance 109,165 100,574 251,018 178,436
Kurtosis -,883 -,557 -,821 -,666
Std. Error of Kurtosis ,695 ,695 ,695 ,695
Skewness -,196 -,238 -,230 ,462
Std. Error of Skewness ,354 ,354 ,354 ,354
a Limited to first 100 cases.

85
Uji t Perbedaan antara Motivasi Siklus I
Dengan Motivasi Siklus II

dan

Uji t Perbedaan antara Hasil Belajar Siklus I


Dengan Hasil Belajar Siklus II

Paired Samples Statistics

Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair MOTIVSI1 57,5111 45 10,4482 1,5575
1 MOTIVSI2 65,5111 45 10,0286 1,4950
Pair HASBEL1 62,0667 45 15,8436 2,3618
2 HASBEL2 67,2000 45 13,3580 1,9913

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair 1 MOTIVSI1 & MOTIVSI2 45 ,653 ,000
Pair 2 HASBEL1 & HASBEL2 45 ,724 ,000

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 MOTIVSI1 - MOTIVSI2 -8,0000 8,5387 1,2729 -10,5653 -5,4347 -6,285 44 ,000
Pair 2 HASBEL1 - HASBEL2 -5,1333 11,0836 1,6522 -8,4632 -1,8035 -3,107 44 ,003

86
Lampiran 11 : Beberapa Bahan / Alat yang mudah diperoleh siswa di
lingkungan sekolah

Meteran Grafik di koran/majalah Timbangan

Membuat dadu dari kertas Hasil pembuatan dadu

87
Lampiran 12 : Foto Dokumentasi Siklus I dan II Pelaksanaan Proses dan
Evaluasi Pembelajaran

Membuat kesimpulan dari hasil Membuat kesimpulan dari hasil


pengamatan diagram lingkaran pengamatan diagram batang

Mengukur tinggi siswa Mengukur tinggi siswa siswa


untuk memperoleh data untuk memperoleh data

Mengukur berat siswa Mengukur berat siswa


Untuk memperoleh data Untuk memperoleh data

88
Siswa dibagi dalam Siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil Kelompok-kelompok kecil

Mencatat hasil pengamatan Mencatat hasil pengamatan


pelemparan dadu pelemparan dadu

Terjadi diskusi pada kelompok Terjadi diskusi pada kelompok

Evaluasi Evaluasi

89
Lampiran 13 : Dokumentasi Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I dan siklus II
(a.n Dewi Debby Febriani)
Siklus I

Siklus II

90
(a.n Elvira Susanti)
Siklus I

Siklus II

91
(a.n Tahang)
Siklus I

Siklus II

92
(a.n Alfian)
Siklus I

Siklus II

93
Lampiran 14 : Tabel Uji-t

94

Anda mungkin juga menyukai