Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu fokus

didalam pembangunan pendidikan Indonesia dewasa ini. Salah satu pendekatan

untuk memecahkan berbagai permasalahan yang digunakan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan itu dengan cara melakukan penelitian

pendidikan. Salah satunya yaitu pendidikan matematika yang juga perlu

ditingkatkan kualitas pengajarannya, dan tak lepas pula dalam pembelajaran

matematika itu sendiri selalu mengacu pada kurikulum atau Garis Besar

Program Pengajaran ( GBPP ) matematika yang berlaku.

Kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan ( KTSP), yang memberikan wewenang lebih bagi sekolah dan guru

untuk mengelolah pengajaran yang berlangsung disekolah tersebut. Sehingga

munculnya Manajemen Pendidikan Mutu Berbasis Sekolah( MPMBS )

diharapkan mutu pendidikan disekolah tersebut benar–benar menjadi lebih baik.

Demi kelancaran proses belajar mengajar matematika, guru harus bisa

menggunakan metode yang tepat saat menyampaikan materi pembelajaran.

Berdasarkan penggunaan metode yang tepat diharapkan siswa tidak mengalami

kesulitan dalam menyampaikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan

dengan matematika, sehingga pada akhirnya dapat bermanfaat di masa datang.

1
Namun ironisnya, dengan metode yang sesuai masih saja hasil belajar

yang dicapai pembelajaran matematika masih rendah, sehingga menjadi sorotan

bapak/ ibu guru disekolah-sekolah.Kenyataan ini perlu mendapatkan perhatian

yang serius dengan inovasi-inovasi yang konstruksif sehingga memberikan

harapan yang lebih bagus.

Ada beberapa yang dapat diidentifikasikansebagai berikut :

1. Siswa cukup sulit memahami konsep, prinsip, fakta dan skill matematika

Contoh : siswa sulit memahami rumus

2. Siswa tidak banyak yang siap atau menyiapkan diri sebelum

pembelajaran dimulai

( pengalaman sendiri )

3. Aktif siswa dala proses pembelajaran masih rendah ( informasi dari

Guru ).

Berdasarkan atas data yang diambil dengan cara merata-rata nilai siswa

kelas 2 SMA Negeri 2Lembor Selatan Kab.Manggarai Barat, tahun yang lalu

dapat dikatakan bahwa banyak siswa yang belum menguasai materi

pembelajaran matematika, sehingga dikatakan materi-materi belum tuntas.

Selain itu dari hasil diskusi peneliti dengan Guru matematika yang

mengajar di kelas 2 SMA Negeri 2 Lembor Selatan Kab. Manggarai Barat

diperoleh data berikut :

2
Tahun Pelajaran Rata-rata Siswa
2014/2015 5,50 %
2015/2016 5,75 %
2016/2017 5,85 %
Dari data diatas terlihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika siwa

kelas 2 SMA Negeri 2 Lembor Selatan Kab. Manggarai Baratkhususnya untuk

materi Matematikamasih rendah yaitu kurang dari 60

Oleh karena itu perlu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa

yaitu dengan melakukan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki keadaan,

selain itu tindakan ini dilakukan untuk mengubah pandangan siswa yang

berpendapat bahwa matematika merupkan hal yang paling sulit dihadapi.

Pandangan inilah yang mengakibatkan siswa untuk memahami materi

matematika, khususnya dalam menyelesaikan soal-soal pada materi pokok

Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi, yang akhirnya siswa akan lebih suka

untuk tidak menyelesaikan pekerjaan rumah yang mengakibatkan hanya bisa

menyalinkan pekerjaan temannya.

Melalui penelitian,kita dapat mengimplementasikanpembelajaran

dengan metode Tipe Cooperative Integrated Reading And Compocition

(CIRC). Dengan pembelajaran ini diharapakan dapat membantu siswa untuk

meningkatkan sikap yang positif dalam belajar matematika, yang secara

individu membentuk sikap percaya diri untuk menyelesaikan masalah-masalah

matematika yang dianggap membebaninya.Kooperatif TipeCIRC ini sangat

3
bermanfaat bagi para siswa yang heterogen. Yang lebih menonjolkan interaksi

dalam kelompok model belajar ini, dengan demikian siswa dapat menerima

siswa lain yang berkemampuan dan berlatar belakang berbeda ( Erman

Suherman,dkk, 2003 : 259 )

Kompetensi antara kelompok belajar akan menumbuhkan motivasi

belajar pada siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam

kelompok yang berakibat kemampuan dan hasil belajar siswa akan lebih baik.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut “ Apakah Melalui Implementasi Pembelajaran

Kooperatif Tipe CIRChasil belajar siswa Kelas 2 SMA Negeri 2 Lembor

Selatan Kab. Manggarai Barat dapat menigkat” ?

C. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa

peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok BahasanKomposisi Fungsi

dan Invers Fungsi implementasi pembelajaran kooperatif Tipe CIRC.

D. Manfaat

Hasil dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang

merupakan self reflectife teaching ini akan memberikan manfaat yang berarti

bagi Guru, Siswa Sekolah dan Peneliti.

4
a. Bagi Guru

Penelitian tindakan kelas ini bermanfaat untuk Guru karena dapat

mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat

memperbaiki dan meningkatkan sistem pemeblajaran kelas, yang baik

dihadapi oleh siswa, Guru dan Peneliti.

b. Bagi Siswa

Hasil peneliti ini akan bermanfaat bagi siswa yang bermasalah dikelas

dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi Komposisi

Fungsi dan Invers Fungsi melalui optimalisasi potensi keunggulan lokal

sebagai implementasi kurikulum berbasisi kompetensi.

c. Bagi Sekolah

Hasil peneliti ini akan memberikan sumbangan yang baik pada

sekolahitu sendiri,untuk memperbaiki pembelajaran pada khususnya dan

sekolah lain pada umumnya. Dan diharapkan dapat menjadi input dalam

penyempurnakan pendekatan pembelajaran mata pelajaran matematika.

d. Bagi Peneliti

Hasil peneliti ini dapat menambah pengalaman pembelajaran juga untuk

menyelesaikan tugas pemebelajran.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran maka perlu adanya

penegesan istilah sebgai berikut ;

5
Model pembelajaran kooperatif Tipe CIRC

Model ini dalah metode yang memfokuskan kepda siswa untuk belajar

secara individu maupun kelompok dalam mencapai tujuan dan berakhir pada

pembuatan kesimpulan. Model pembelajaran CIRC memiliki delapan

komponen-komponen sebagai berikut :

a. Teams, yaitu pembentuk kelompok yang heterogen terdiri atas 5 sampai 6

siswa

b. Placement test, misalnya diperoleh nilai rata-rata nilai ulangan harian

sebelumnya atau berdasarkan nilai rapor Guru mengetahui kelebihan atau

kelemahan siswa pada bidang tertentu.

c. Student Creatif, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan

menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau

dipengaruhi oleh kelompok.

d. Learningsociety ( Team Learning ), yaitu tahapan tindakan belajar yang

harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan kepada

kelompok yang membutuhkannya.

e. Teams Scores And Team Recognition, pemberiaan skor terhadap hasil

kerja kelompok yang berhasil dalam menyelesaikan tugas.

f. Teaching Group,yaitu pemberian materi secara singkat dari guru

menjelang pemberian tugas kelompok.

g. Fact Test, yaitu pelaksanaan tes / ulangan berdasarkan fakta yang diperoleh

siswa.

6
h. Whole-Class Units, yaitu pemberian rangkuman materi oleh guru diakhir

waktu pembelajaran khususnya tentang pemecahan soal cerita.

7
BAB II.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari yang terutama dalam proses pendidikan. Para ahli telah

mendefenisikan pengertian belajar menurut sudut pandang masing-

masing,diantaranya adalah sebagi berikut:

a. Belajar adalah proses perubahan yang relative tetap dalam prilaku

individu sebagai hasil dari pengalaman ( Fontana,1981:147 ).

b. Belajar adalah perubahan prilaku seseorang akibat

pendengaran,pengamatan dan meniru ( Yamin ,2003:99 )

c. Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, konstan dan

berkas (Winkel,1989:36)

Dari beberapa pengertian tentang belajar dapat dikatakan bahwa belajar

mengandung makna terjadinya perubahan tingkahlaku dari individu.

Perubahan tingkahlaku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat

pengatahuan, keterampilan maupun nilai dan sifat.

Ciri-ciri perubahan tingkahlaku yang merupakan hasil belajar (Rusyan,

1989:11 ) adalah sebagi berikut:

8
Perubahan - perubahan yang terjadi secara sadaryaitu :

a. Perubahan dalam belajar bersifat continue dan fungsional

b. Perubahan dalam belajar yang bersifat positif dan aktif

c. Perubahan dalam belajar yang bersifat sementara

d. Perubahan dalam belajar yang mencakup seluruh aspek tingkah laku

Dari pengertian diatas serta adanya perubahan tingkahlaku setelah

belajar maka hasil belajar yang diperoleh diharapkan akan terjadi

peningkatan.

2. Hasil belajar

Hasil belajar adalah penguasaan bahan pelajaran yang ditimbulkan oleh

pemahaman dan pengertiana, Mursel ( dalam Winarto,2004: 17 ) yang

dimaksud dengan hasil belajar adalah pengusaan yang diperoleh setelah

mempelajari materi pembelajaran,serta adanya peningkatan nilai yang di

peroleh dari evaluasi yang diberikan oleh guru diakhir materi pokok yang

semula belum mencapai tuntas belajar berubah menjadi tuntas belajar.

3. Proses pembelajaran matematika

Proses belajar merupakan suatu urutan dalam pengajaran matematika

dimana pembelajaran matematika bertujuan:

a. Memungkinkan siswa dapat berlatih banyak mengembangkan proses

berfikir dengan menggunakan operasi formal

b. Mengembangkan keterampilan belajar bagaimana belajar (how-to

leam skills)

9
c. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah

d. Membangun proses interaksi antara siswa.

4. Evaluasi dalam pembelajaran matematika

Hal yang akan di jumpai dan di laksanakan dalam kehidupan sehari-hari

seorang guru matematika diantaranya menilai siswa sebagai ukuran berhasil

tidaknya siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

Penilaian yang di lakukan antara lain :

a. Melakukan pengkoreksian hasil pekerjaan siswa di rumah

b. Menilai siswa dengan mengajukan soal secara lisan

c. Menilai siswa melalui tes

5. Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC

Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC ini yaitu model pembelajaran

yang mengutamakan kerja sama diantara siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Model ini memiliki cirri-ciri pokok yaitu siswa-siswa dalam

belajar kelompok secara kooperatif yang di bentuk dari siswa-siswa yang

memiliki kemampuan tinggi , sedang dan rendah. Dalam pembelajaran

kooperatif dapat dilakukan melalui macam-macam pendekatan, guru dapat

memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.Salah

satu pendekatan itu adalah pendekatan model kooperatif tipe CIRC.

Kunci dari pembelajaran kooperatf adalah bekerja sama dalam satu

kelompok yang membantu siswa untuk berinteraksi dalam rangka mencapai

tujuan tertentu atau membangun hasil akhir yang di inginkan.

10
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut :

a. Untuk menuntas materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok

secara kooperatif

b. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan

tinggi, sedang dan rendah

c. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa suku,

ras, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda, maka di upayakan agar

dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya dan jenis kelamin

yang berbeda.

d. Penghargaan lebih di utamakan pada kerja kelompok dari pada

individual.

Unsur-unsur dasar pada pembelajaran kooperatif antara lain :

a. Siswa mempunyai rasa tanggung jawab atas segala sesuatu didalam

kelompoknya seperti milik mereka sendiri

b. Siswa dalam kelompok harus berpandangan bahwa mereka semua

memiliki tujuan yang sama

c. Siswa haruslah membagi tugas dan bertanggung jawab yang sama

diantara anggota kelompoknya

d. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah atau

penghargaan yang sama untuk semua anggota kelompok

e. Siswa akan diminta mempertanggung jawaban secara individu materi

yang ditangani oleh kelompok kooperatif.

11
Adapun langkah-langkah model pembelajaran koopertaif Tipe CIRC

yaitu:

1. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen

yang terdiri atas 4 atau 5 siswa

2. Siswa diberikan masalah, kemudian mendiskusikan masalah itu

3. Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam satu kelompok

4. Siswa diajarkan bagaimana menyelesaikan masalah itu dengan

bimbingan guru jika dibutukan

5. Siswa memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dan

berdiskusi

6. Sala satu anggota kelompok diminta untuk mempertanggung jawabkan

hasil diskusinya

7. Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi

Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif Tipe CIRC berguna melatih

siswa untuk meningkatkan keterampilan dalam menjelaskan soal cerita, maka

langkah yang tempuh oleh seorang guru mata pelajaran adalah sebagai berikut:

1) Guru siap melatih siswa untuk menigkatka keterampilan siswanya dalam

meneyelesaikan soal cerita melalui penerapan kooperatif Tipe CIRC

2) Guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa ( Learningsociety)

yang heterogen setiap kelompok terdiri atas 4 atau 5 siswa

3) Guru mempersiapkan 1 atau 2 soal cerita dan membagikannya kepada

setiap siswa dalam kelompok yag sudah terbentuk.

12
4) Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok terdiri serangkaian

kegiatan spesifik CIRC ( yang sudah disebutkan didepan )

5) Setiap kelompok bekerja berdasarkan serangkaian kegiatan pola CIRC

(learning society ). Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok

6) Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor

kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika

diperlukan guru membantu kelompok secara professional.

7) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah

memahami dan dapat menemukan cara mengerjakan soal cerita yang

diberikan guru

8) Guru meminta perwakilan kelompok untuk menyajikan temuaan

didepan kelas.

B. Kerangka berpikir

Keberhasilan pembelajran merupakan hal utama yang didambakan dalam

pelaksanaan pendidikan.Agar pembelajaran berhasil, guru harus membimbing

siswa sedemikian rupa sehingga siswa dapat mengembangkan pengetahuannya

sesuai dengan struktur penegetahuan mata pelajara yang dipelajari.Untuk

memcapai keberhasilan belajar, guru harus dapat memilih model pembelajaran

yang tepat untuk diterapkan kepada siswa.

Model pemebelajaran itu harus pembelajaran inovatif yang dapat

diterapkan untuk guru, sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep, prinsip

dan fakta matematika dan sekaligus dapat meningkatkan aktivitas

13
siswa.Berdasarkan pembelajaran kooperatif ini, siswa akan termotivasi untuk

belajar menyampaikan pendapat dan sekaligus bersosialisai dengan

temannya.Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang

mengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda dan dibagi

kedalam kelompok-kelompok kecil.

Model pembelajaran kooperatif Tipe CIRC merupakan sala satu model

pembelajaran yang mengikutsertakan siswa secara langsung dalam proses

pembelajaran. Masing – masing siswa mempunyai kelompok kecil untuk bekerja

sama. Dalam pembelajaran kooperatif Tipe CIRC siswa diajarkan untuk bekerja

sama dalam satu kelompok sehingga dapat memberikan penjelasan kepada teman

sekelompok yang belum mengerti tanpa ada rasa malu dan takut. Dengan

demikian diharapkan dengan penerapan pembelajaran kooperatif Tipe CIRC hasil

belajar siswa kelas 2 SMA NEGERI 2Lembor Selatan Kab. Manggrai Barat

tahun ajaran 2016/2017.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir me diatas maka dapat dirumuskan

hipotesis tindakan sebagai berikut, melalui implementasi kooperatif Tipe CIRC

hasil belajar siswa kelas 2 SMA NEGERI 2Lembor Selatan Kab.Manggarai Barat

tahun ajaran 2016/2017 dapat meningkatkan.

14
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK )

B. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 2Lembor Selatan

Kecamatan Lembor Selatan Kab. Manggarai Barat

C. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas 2 SMA Negeri

2Lembor Selatan Kab. Manggarai Barat tahun Pelajaran 2016/2017

D. Prosedur penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang akan

perlakuannya direncanakan sebanyak 2 siklus dengan setiap siklus mencakupi 4

tahap yaitu; perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Masing-masing

siklus, 3 sampai 4 kali pertemuan.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis data

a. Data mengenai hasil belajar

b. Data mengenai tanggapan siswa terhadap pembelajaran

c. Data mengenai kinerja guru dalam pembelajaran dan aktivitas siswa

dalam kelompok

15
2. Alat pengumpulan data

a. Tes evaluasi

b. Lembar observasi ( pengamatan )

3. Cara pengumpulan data

Data mengenai hasil belajar diambil dengan memberikan tes evaluasi

pada setiap akhir siklus.

F. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah “persentase” untuk

mengungkapkan data tentang pelaksanaan pendidikan matematika dalam

meningkatkan hasil belajar siswa kelas 2 di SMA Negeri 2Lembor Selatan Kab.

Manggarai Barat.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase

dengan rumus :

f
P= ×100 %
n

Keterangan:

P = Persentase

f = Frekuensi data

n = Jumlah keseluruan responden

16
Kategori penilaian

Nilai Kategori

80 – 100 Sangat baik

60 – 80 Baik

40 – 60 Cukup

10 – 40 Kurang

( Sumber : buku pedoman IKIP malang yang mudah

disesuaikan dengan penelitian yang dibutuhkan oleh peneliti ).

DAFTAR PUSTAKA

17
Adinawan, M. Cholik.2004.matematika 2A kelas VIII. Jakarta. Erlangga.

Arikunto,Suharsimi,2006,Prosedur Penelitian Suatu Tindakan

Praktik,Jakarta:Rineka CIPTA

Isdiyanto, Budi.2003.Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Integrated

Reading And Camposition ) Latihan kerja guru Inti ( LKGI )Matematika

Propensi Jawa Tengah.

Nugroho Soedyarto, Maryanto,2008.Matematika kelas 2 SMA dan MA Progam

IPA– Jakarta: Pusat Perbukuan,Departemen Pendidikan Nasional.

Rusyan, A.Tabrani.1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung. Cv Remaja Karya.

Suyitno, Amin.2006. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas Untuk

Penyusunan Skripsi.Semarang : Universitas Negeri Semarang

Winataputra,Udin S.1995. Belajar Dan Pembelajaran. Depertemen Pendidikan

Dan Kebudayaan Direktur Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah Bagian

Proyek Peningkatan Mutu Guru Setara D III.

18

Anda mungkin juga menyukai