Anda di halaman 1dari 36

TUGAS

KURANGAN PEMAHAMAN KELAS II SD DALAMBELAJAR MATEMATIKAMENGENAI konvesi


satuan panjang

Dosen: Anggia Trisola ,S.Pd, M.Pd


NAMA : Rimpi Mayuni (856238379)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belekang Masalah


Guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kompetensi tersendiri guna mencapai
harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar
mengajar pada khususnya. Untuk memiliki kompetensi tersebut guru perlu membina diri secara baik,
karena fungsi guru itu adalah membina dan mengembangkan kemampuan peserta didik secara
profesional didalam proses belajar mengajar. Guru harus senantiasa berpikir kretif dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang optimal adalah iklim belajar
yang baik, peningkatan sistem pembelajaran dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan dapat diciptakan dengan penerapan sistem pembelajaran yang sesuai.
Penyebab kurang baiknya hasil belajar siswa disebabkan oleh kurang tepatnya guru dalam
memilih metode belajar. Metode inilah yang sangat menentukan kegiatan siswa dalam belajar untuk
memperoleh maksud yang diharapkan. (Sudjana 1988 : 50)
Guru harus selalu berpikir kreatif agar dapat melaksanakan pembelajaran yang menuntut
siswa aktif, membangun suasana kelas semakin hidup sehingga siswa memiliki kesempatan untuk
berinteraksi dengan siswa yang lainnya. Hal ini dimaksudkan supaya siswa dapat mengembangkan
potensi dan prestasinya.
Kenyataan setelah proses pembelajaran berakhir masih ada siswa yang tidak dapat menguasai
materi pelajaran dengan baik, hal ini tercermin dari perolehan nilai evaluasi. Pada umumnya mereka
memperoleh nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya, keadaan
demikian sangatlah merisaukan guru karena siswa yang bersangkutan tidak menuntaskan
pembelajaran sesuai dengan Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan, yang
berarti siswa yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan.
Dari hasil evaluasi di kelas II SDN 15 LANSANO Kecamatan Sutera Kabupaten Pessel
tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran pada pertemuan pertama masih rendah pada pelajaran
matematika mengenai “konvesi satuan panjang” hanya 8 orang dari 19 orang siswa yang mendapat
nilai di atas Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sedangkan nilai ketuntasan untuk mata pelajaran
matematika adalah 65.
Menurut hasil evaluasi di atas maka perlunya diadakan perbaikan pembelajaran. Berdasarkan
hasil analisis terlihat jelas bahwa dalam upaya meningkatkan hasil belajar pelajaran matematika
diperlukan memperbaiki kerakteristik siswa dan lingkungan belajar. Menurut Muyasa (2007:12)
bahwa guru merupakan peran penting dalam pelaksanaan pembelajaran yang lebih lanjut, oleh karena
itu guru disebut ahli penyebar informasi yang baik juga berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
penilai pembelajaran.
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan, maka penulis
melakukan perbaikan pembelajaran merujuk kepada Penelitia Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan
tersebut berfungsi ganda, selain dapat memperbaiki pembelajaran juga untuk mengembangkan diri
secara profesional sesuai tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) pada jenjang
S.1 Universitas Terbuka.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis terhadap pelaksanaan pembelajaran
matematika siswa kelas II SDN 15 LANSNO Kecamatan Sutera Kabupaten Pessel ada beberapa
masalah yang dapat menghambat pencapian tujuan pembelajaran khususnya pada pembelajaran
matematika diantaranya :
a. Siswa kurang konsentrasi ketika guru menerangkan pelajaran matematika, anak asyik ngobrol
dengan teman sebangkunya.
b. Guru terlalu banyak ceramah pada waktu menyampaikan pembelajaran matematika, menyebabkan
siswa menjadi bosan dalam menerima pelajaran.
c. Siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk untuk mempelajari matematika karena dianggap
pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan.
2. Analisis Masalah
Pada awalnya mungkin guru bingung untuk mengidentifikasi masalah, oleh karena itu guru
tidak mesti memulai dengan masalah. Setelah penulis mengidentifikasi masalah yang ada dalam
pelajaran matematika, maka penulis dapat merumuskan analisis masalah sebagai berikut :
a. Guru tidak bisa mengelola kelas dengan baik sehingga kondisi kelas tidak kondusif, siswa merasa
tidak nyaman ketika pembelajaran berlangsung.
b. Metode yang digunakan oleh guru kurang tepat karena terlalu banyak ceramah mengakibatkan
pembelajaran menoton dan membosankan
c. Guru kurang menguasai materi sehingga kurang percaya diri, dan pelajaran hanya tertuju kepada
siswa yang aktif saja.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Maslah


Adapun alternatif yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan kelas adalah dengan
menggunakan metode yang tepat, maka penulis merencanakan melakukan perbaikan pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan mencoba mengimplementasikan metode latihan pada
pembelajaran matematika di kelas II SDN 15 lansano “konvesi satuan panjang”.

B. Rumusan Masalah
Masalah adalah segala rintangan tentang hambatan dan kesulitan yang memerlukan
pemecahan jawaban agar usaha tujuan yang dimaksud dapat berhasil dengan baik. Adapun rumusan
masalah pada peneliti ini adalah “Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode latihan pada pelajaran matematika di kelas II SDN 15 Lansano 3 Kecamatan
SuteraKabupaten Pessel pada materi “konvesi satuan panjang”.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah yang dikembangkan, maka tujuan perbaikan pembelajaran ini
adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan materi “konvesi
satuan panjang” melalui penerapan metode latihan.
b. Menganalisis penigkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode latihan.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Manfaat yang diharapkan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Dapat menigkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dalam membangun pemahaman konsep
materi pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan aktifitas dan motivasi dalam pembelajaran.
c. Dapat membantu kesulitan dalam memahami materi pembelajaran.
d. Dapat mengubah konsep siswa dalam pembelajaran matematika sehingga lebih menyenangkan,
mengasyikan, dam mudah di mengerti.
2. Bagi Guru
a. Dapat meningkatkan wawasan guru dalam hal pengetahuan, serta meningkatkan kreatifitas guru
dalam pembelajaran matematika pada khususnya dan pada mata pelajaran lain pada umumnya.
b. Dapat memilih strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat.
c. Dapat memilih dan menggunakan media yang tepat.
3. Bagi Sekolah
Hasil perbaikan pembelajaran ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
sekaligus meningkatkan mutu pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan serta membangun institusi
sekolah sebagai sekolah yang memiliki keunggulan dalam inovasi pembelajaran dan mutu
kelulusannya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas


penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di dalam kelas tempat ia
mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan/peningkatan proses dan praktik pembelajaran
antara guru dan siswa di dalam kelas.
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
praktik mengajar dan pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga menigkatkan mutu
pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Penelitian tindakan kelas digambarkan sebagai
suatu proses yang dinamis meliputi aspek perencanaan, observasi, dan refleksi yang merupakan
langkah berurutan dalam suatu siklus berikutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses analisis hasil PTK adalah :
1. Data penelitian tindakan kelas pada dasarnya dikumpulkan oleh guru yang berperan sebagai
peneliti dan pengajar, dan jika perlu dapat dibantu oleh teman sejawat. Data tersebut lebih banyak
bersifat kualitatif, meski ada juga data yang bersifat kuantitatif.
2. Analisi data aalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk
merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan
benar.
3. Sehubungan dengan butir 2 maka analisis data dilkukan dengan cara memilih, memilah,
mengelompokan data yang ada, merangkumnya, kemudian menyajikan dalam bentuk yang mudah
dibaca atau dipahami. Penyajian hasil analisis data kualitatif dapat dibuat dalam bentuk uraian
singkat, bagan alur, atau tabel sesuai dengan hakikat data yang dianalisis.
4. Data kuantitatif dapat dianalisis dengan statistik deskrifsi untuk menemukan persentase dan rata-
rata. Penyajian hasil analisis dapat dilakukan dengan membuat tabel distribusi atau grafik.
5. Interprestasi data adalah upaya peneliti untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan
untuk menjawab pertanyaan penelitian.
6. Analisis yang akurat dan cara penyajian yang tepat akan memungkinkan tafsiran/interprestasi hasil
penelitian yang akurat dan valid itu. Oleh karena itu, guru harus sangat berhati-hati dalam
melakukan analisis. Kekurangan akurat dapat diminimalkan dengan melakukan “cross chek”
dengan sumber data atau dengan data lain yang sejenis.
7. Agar mampu melaksanakan analisis data, guru harus banyak melakukan latihan dan bekerja dalam
kelompok.
8. Menyimpilkan adalah mengikhtisarkan atau memberi pendapat berdasarkan apa yang diuraikan
sebelumnya. Sejalan dengan itu, kesimpulan atau simpulan adalah kesudahan pendapat atau
pendapat terakhir yang dibuat berdasar uraian sebelumnya.
9. Dalam kaitan dengan PTK, kesimpulan harus disusun secara singkat, padat dan jelas sesuai dengan
uraian, dan mengacu kepada pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan. Di samping itu kesimpulan
harus disusun secara sistematis sesuai dengan urutan pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan.

B. Tentang Matematika
1. Pengertian
Secara etimologi pengertian matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathemata
yang berarti belajar atau hal yang dipelajari (thing that are learned). Dalam bahasa belanda disebut
wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika adalah ilmu
yang tidak jauh dari realitas kehidupan manusia. Proses pembentukan dan pengembangan ilmu
matematika tersebut sejak jaman purba hingga sekarang tidak pernah berhenti. Sepanjang sejarah
matematika dengan segala perkembangan dan pengalaman langsung berinteraksi dengan matematika
membuat pengertian orang tentang matematika terus berkembang. Dikemukakan beberapa pengertian
matematika menurut para ahli.
Menurut Riedesel matematika adalah kumpulan kebenaran dan aturan, matematika bukanlah
sekeder berhitung. Matematika merupakan sebuah bahasa, kegiatan pembangkitan masalah dan
pemecahan masalah, kegiatan menemukan
dan mempelajari pola serta hubungan.
Menurut Prof. Dr. Andi Hakim Nasution matematika adalah ilmu struktur, urutan (order), dan
hubungan yang meliputi dasar-dasar penghitungan, pengukuran, dan penggambaran bentuk objek.
Menurut Susilo matematika bukanlah sekedar kumpulan angka, simbol dan rumus yang tidak
ada kaitannya dengan dunia nyata. Justru sebaliknya, matematika tumbuh dan berakar dari dunia
nyata.
Menurut Yansen Marpaung matematika adalah ilmu yang dalam perkembangannya
penggunaanya menganut metode deduksi.
Menurut Suwarsono matematika adalah ilmu yang memiliki sifat khas yaitu objek bersifat
abstrak, menggunakan lambang-lambang yang tidak banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dan proses berpikir yang dibatasi oleh aturan-aturan yang ketat.
Dengan demikian matematika berfungsi mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur
menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperluas dalam kehidupan sehari-hari
melalui pengukuran, geometri, aljabar, peluang, statistik, kalkulus dan trigometri. Matematika juga
berfungsi mengembangkan kemampuan mengkominikasikan gagasan melalui model matematika
yang dapat berupa kalimat matematika, persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel.

2. Ruang Lingkup Matematika


Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika yang
dibukukan dan harus ditunjukan oleh siswa pada hasil belajarnya pada mata pelajaran matematika.
Standar ini dirinci dalam komponen kompetensi dasar beserta hasil belajarnya, indikator dan materi
pokok untuk setiap aspeknya. Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada materi berdsarkan
disiplin menurut ilmunya atau didasarkan menurut kemahiran atau kecakapan yang hendak dicapai.
Aspek atau ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika adalah bilangan, pengukuran,
geometri, aljabar trigonometri, peluang, statistik dan kalkulus.
3. Tujuan Matematika
Mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan ketrkaitan antar konsep dan mengaflikasikan konsep
atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manifulasi matematika, dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel diagram atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin
tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.

C. Metode Pembelajaran
1. Definisi Metode Pembelajaran
Dalam bahasa Inggris, method berarti cara. Apabila kita kaitkan dengan pembelajaran, metode
adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa. Menurut Joni (1992/1993:1.24)
mengemukakan bahwa metode adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai
untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi metode pembelajaran adalah berbagai cara kerja dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Hal berlaku baik bagi
guru (metode mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar). Makin baik metode yang dipakai,
makin efektif pula pencapaian tujuan.
Kadang-kadang metode juga dapat dibedakan dengan teknik. Metode bersifat prosedural,
sedangkan teknik bersifat implementatif. Pada prinsipnya tidak ada satupun metode belajar yang
dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang
studi. Setiap metode belajar pasti memiliki keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan yang
khas. Guru yang profesional yang kretif dituntut untuk mampu memilih metode mengajar yang lebih
tepat setelah menetapkan topik pembahasan materi dan bab tujuan pembelajaran serta jenis kegiatan
belajar siswa yang dibutuhkan. Karena dengan memilih metode yang lebih tepat akan memantapkan
dan akan terarah kepada pembelajaran yang tepat. Keberhasilan penyampaian pembelajaran ini akan
mampu menambah respon siswa dalam mengikuti pelajaran.

2. Jenis Metode
Beberapa bentuk metode belajar yang kita adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, simulasi,
pemberian tugas, kerja kelompok, demontrasi (modelling),
eksperimen, pemecahan masalah, inkuiri, dan sebagainya.
sekarang muncul Pertanyaan, bagaimana langkah-langkah atau prosedur penggunaan metode.
Penulis sekaligus guru yang melakukan perbaikan pembelajaran di kelas II SDN 15 Lansano
Kecamatan Sutera Kabupaten Pessel menerapkan model pembelajaran matematika dengan
penggunaan metode latihan untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang “konvesi satuan
panjang”.

D. Metode Latihan
1. Pengertian Metode Latihan
Metode latihan merupakan suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-
kegiatan latihan agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang
telah dipelajari. Penerapan metode latihan dalam pengajaran matematika dan berhitung sangat
dipengaruhi dan didasari oleh psikologi daya yang mengatakan bahwa dalam diri setiap individu itu
terdapat sejumlah daya atau potensi yang perlu dikembangkan. Oleh karena itu metode latihan
menuntut siswa untuk selalu belajar dan mengevaluasi latihan-latihan yang diberikan oleh guru denga
tujuan mencapai keberhasilan untuk menigkatkan hasil belajar siswa. Pengunaan metode latihan
sangat berperan sekali dalam mengukur kemampuan siswa dalam hasil belajar.
2. Tahapan Metode Latihan
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan metode latihan yaitu guru memberikan gambaran antara materi yang akan
dipelajari dengan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa tersebut. Guru juga menyampaikan
tujuan-tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran ini. Serta guru memberikan motivasi agar siswa
memahami tentang bilangan romawi.
b. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan metode latihan dalam pembelajaran matematika tentang
bilangan romawi adalah sebagai berikut :
 Sebelu latiahan dilaksanaka siswa harus diberi penjelasan mengenai arti atau manfaat dan tujuan
dari latihan tersebut.
 Latihan hendaknya dilakukan secara bertahap dimulai dari yang sederhana
kemudian ke taraf yang lebih kompleks atau sulit.
 Prinsip-prinsip dasar pengerjaan latihan hendaknya telah diberikan kepada siswa.
 Selama latihan berlangsung perhatikanlah bagian-bagian yang dirasakan sulit oleh siswa.
 Memberikan penilaian terhadap hasil latihan siswa.

3. Kelebihan Metode Latihan


a. Siswa memperoleh kecakapan motoris..
b. Siswa memperoleh kecakapan mental.
c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
d. Siswa memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang
dipelajarinya.
e. Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa siswa yang telah berhasil dalam belajar telah
memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.
f. Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan antara siswa yang disiplin dan
yang kurang disiplin dalam belajarnya dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan siswa saat
berlangsunnya latihan.

4. Kelemahan Metode Latihan


a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa karen siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan
diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b. Latihan yang dilaksanakan secara berulang merupakan hal yang monoton dan mudah
membosankan.
c. Dapat menimbulkan verbalisme.
d. Menimbulkan penyesuaian setatis kepada lingkungan, dimana siswa menyelesaikan tugas secara
statis sesuai dengan yang diingikan guru.
e. Membentuk kebiasaan yang kaku, terutama pelajaran yang bersifat menghapal.

5. Usaha Mengatasi Kelemahan Metode Latihan


a. metode ini hendaknya digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seprti menulis, permainan,
pembuatan grafik dan kesenian.
b. Sebelum latihan dimulai, pelajaran hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang yang
akan dilatih dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai.
c. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada latihan pertama tidak
berhasil maka guru harus mengadakan perbaikan dan penyempurnaan.
d. Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan dari sifat keterpaksaan.

E. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar, sehingga mendorong
terjadinya proses belajar. Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang
timbulnya proses belajar, adanya komunikasi antara siswa dengan media atau secara tidak langsung
komunikasi antara guru dengan siswa. Jenis media dikelompokan ada 3.
Menurut modul strategi pembelajaran (Sri Anitatah W,dkk, 2008 :6.16) yaitu media visual,
media audio, media audiovisual.
Penggunaan Alat ukur seperti penggaris siswa dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih
menarik dan lebih aktif. Menurut (I Made Tegeh, 2008), media gambar adalah gambar-gambar
lukisan tangan, hasil cetakan, dan hasil karya seni fotografi. Penyajian objek dalam bentuk gambar
dapat disajikan dalam bentuk nyata maupun dalam kreasi khayalan belaka sesuai dengan bentuk yang
pernah dilihat oleh orang yang menggambarnya.
Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk 2
dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang macam-macam seperti luksan, potret, slide, film, strip,
opaque proyektor. (Hamalik 1994 : 95). Menururt (Sadiman, 1996 : 29) media gambar adalah media
yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasa umum yang dapat dimengerti dan dinikmati
diamana saja.

 Fungsi utama penggunaan media gambar adalah :


a. Fungsi edukatif : artinya mendidik dan memberi pengaruh positif pendidikan.
b. Fungsi sosial: artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang
kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.
c. Fungsi ekonomis: artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja maksimal
d. Fungsi politis: artinya berpengaruh pada politik pembangunan
e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi: artinya mendororng dan menimbulkan ciptaan baru,
termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern (Hamalik, 1994 : 12)

 Ada beberapa karakteristik media gambar, menurut Rahadi ( 2003 : 27-28 ) yaitu :
a. Harus autentik artinya dapat mnggambarkan objek atau peristiwa seperti jika siswa melihat
langsung
b. Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut
c. Ukuran gamabaran profesional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran yang
sesungguhnya benda atau objek yang digambar
d. Memadukan antara keindahan dengan kesesuaiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e. Gambar harus messege, tidak setaip gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai
media yang baik gambar hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.

 Tujuan penggunaan media gambar dalam pembelajaran adalah :


1) Menterjemaahkan symbol verbal
2) Mengkonkritkan dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari ilustrasi lisan
3) Member ilustrasi suatu buku
4) Membangkitkan motivasi belajar dan menghidupkan suasana kelas
Dalam proses belajar mengajar di sekolah dasar sangat baik diterapkan dan digunakan sebab akan
menarik siswa sehingga akan muncul motivasi untuk ingin lebih mengetahui tentang gambar yang
dijelaskan dan guru akan lebih optimal dalam menjelaskan materi melalui media gambar.

 Kelebihan dari media gambar :


 Sifatnya konkrit, lebih realistis dibandingkan dengan media verbal semata
 Gambarnya dapat mengatasi masalah ruang dan waktu
 Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita
 Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja
sehingga dapat mencegah kesalahan pahaman
 Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus
 Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media gambar hanya menampilkan
persepsi indera mata yang tidak cukup kuat untuk mengerjakan seluruh kepribadian manusia
sehingga materi yang dibahas kurang sempurna
 Gambar atau photo benda terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran
 Ukuran sangat terbatas dalam klompok besar
Menurut Sudjana (2001 : 12) tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar-gambar adalah
sebagai berikut :
a. Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat ditafsirkan berdasarkan
pengalaman dimasa lalu, melalaui penafsiran kata-kata.
b. Ilustarsi gambar merupakan pereangkar yang dapat menarik minat belajar siswa secara efektif.
c. Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama penafsiran dan
mengingat-ngingat materi teks yang menyertainya.
d. Balam bloklet, pada umumnya anak-anak menyukai setengah atau 1 halaman penuh bergambar
disertai beberapa petunjuk yang jelas.
e. Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata agar minat para siswa menjadi
efektif.
f. Ilustrasi gambar isinya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan dengan
gerakan mata pengamat dan bagian-bagian yang paling penting dari ilustrasi itu harus dipusatkan
kepada sebelah kiri atas medan gambar aktif karena dapat membantu dalam pembelajaran.

Dengan demikian media gambar merupakan salah satu teknik media pembelajaran yang efektif
karena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan
kata-kata dengan gambar.

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian


1. Subjek Penelitian
Pelaksanaan perbaikan dilakukan di kelas II SDN I5 LANSANO Kecamatan Sutera
Kabupaten Pesisir Selatan, dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari 7 orang siswa laki-laki dan 13
siswa perempuan. Dengan materi “Bilangan Romawi” pada mata pelajaran matematika.
Yang membantu di dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran diantaranya :
1. Bapak
2. Bapak
3. Bapak
4. Bapak Syamsuardi, S.pd. SD sebagai kepala SDN 15 LANSANO
5. Ibu Novico, S.Pd. selaku teman sejawat
6. Rekan-rekan Guru SDN 15 Lansano

Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas guru harus memperhatikan karakteristik siswa,


latar belakang keluarga dan tahap perkembangan psikologisnya sehingga dalam implementasinya
pada pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna bagi siswa.

2. Tempat Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran yang penulis laksanakan adalah
disalah satu SD yang berada di Desa Tegallayang Kecamatan
Sutera Kabupaten Pessel, tepatnya di SDN 15 Lansano UPTD Pendidikan Kecamatan Sutera
- Sekolah yang digunakan penulis dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran adalah di SDN 15
lansano . Karena penulis merupakan salah satu personil guru di SD tersebut.
- Kelas yang digunakan dalam pelaksanaan pebaikan pembelajaran adalah di kelas II dengan jumlah
murid sebanyak 20 siswa.
- Mata pelajaran yang dilakukan dalam pelaksanaan perbaikan ini adalah mata pelajaran
matematika.

3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan 2 siklus, yaitu siklus 1 dilaksanakan
pada tanggal 6 april 2022 dan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 6 april 2022, dengan waktu
pelaksanaan sebagai tertera dalam tabel 3.1

Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan
No Hari/Tanggal Mata Pelajaran Keterangan

1. Senin, april 2022 Matematika Siklus I

2. Sabtu, april 2022 Matematika Siklus II

Langkah-langkah dalam melakukan PKP pada program PKP dapat digambarkan pada Gambar 3.1

Gambar 3.1
Diagram Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas

Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan
Tindakan I Tindakan I

SIKLUS I

Refleksi I Observasi I

Permasalahan Baru
Hasil Refleksi

Perencanaan Pelaksanaan
Tindakan II Tindakan II

SIKLUS II

Penyimpulan
dan Pemaknaan
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Hasil analisis dan perumusan masalah tersebut di atas menunjukan bahwa program perbaikan
pembelajaran dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pelajaran
matematika.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal berikut ini adalah langkah-langkah
persiapan yang perlu dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran :
a. Membuat skenario pembelajaran.
b. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan penulis sesuai dengan rencana perbaikan
pembelajaran adalah dengan menggunakan metode latihan.
c. Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan tindakan.
d. Mempersiapkan format dan cara observasi baik bagi guru maupun bagi siswa serta membuat
kesepakatan dengan supervisor 1 dan supervisor 2 mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
observasi.
e. Melaksanakan simulasi rencana perbaikan pembelajaran siklus 1.

Sebelum melaksanakan perbaikan, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :


a. Menentukan teman sejawat.
Teman sejawat berperan membantu mengobservasi jalannya proses perbaikan pembelajaran
dari setiap siklus, yang sekaligus sebagai teman berdiskusi. Sedangkan identitas teman sejawat yang
menjadi pilihan penulis adalah :
Nama : Nivi Karlina, S.Pd
Jabatan : Guru SDN 15 Lansano
Pendidikan : S.1
b. Menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan teman sejawat :
1) Mengadakan pertemuan jika menemukan masalah.
2) Menentukan sasaran yang akan diobservasi sesuai dengan fokus perbaikan.
3) Mengobservasi jalannya proses perbaiakan pembelajaran
4) Melaporkan hasil pengamatan selama pembelajaran.
c. Menyusun skenario pembelajaran sebanyak 2 siklus
d. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang menunjang perbaikan pembelajaran
e. Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui PTK dilakukan saat proses pembelajaran
berlangsung. Pelaksanaan perbaikan mata pelajaran IPS Siklus 1
dilakukan melalui empat tahapan kegiatan yaitu :
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap pelaksanaan dan pengumpulan data
4. Tahap refleksi

Siklus 1 dilakukan pada tanggal 5 april 2022 dengan kompetensi Mengenal Bilangan
Romawi. Pada tahapan inilah guru melaksanakan langkah-langkah kegiatan :

 Langkah-langkah Pembelajaran
 Kegiatan Awal ( 5 menit )
- Memberi salam dan mengkondisikan peserta didik kedalam situasi belajar yang kondusif dengan
cara berdoa, mengabsen, dan menyuruh peseta didik mempersiapkan alat tulis
- Melakukan apersepsi / tanya jawab untuk mengiring pemahaman peserta didik terhadap materi
yang akan diajarkan dengan beberapa pertanyaan diantaranya :
1. Apaka kalian sudah mengenal konvesi satuan panjang?
2. Apakah konvesi satuan panjang sama dengan bilangan biasa ?
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Kegiatan Inti ( 20 menit )
- Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan memanfaatkan alat peraga seperti penggaris
- Siswa menyimak penjelasan dari guru dan mengamati gambar pada alat peraga
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang disampaikan
- Siswa mengerjakan soal latihan pada lembar kerja siswa (LKS)
 Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan seluruh
 Kegiatan Akhir ( 10 menit )
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan
- Melaksanakan evaluasi secara individu
- Menindaklanjuti pembelajaran berupa pesan moral supaya siswa rajin belajar di rumah

 Media, Sumber dan Metode Pembelajaran


 Media
- Alat peraga alat ukur konvesi satuan panjang
 Sumber
- Buku matematika untuk SD KLS 2
- Ary Astuti penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
 Metode Pembelajaran
- Ceramah, tanya jawab, diskusi, latihan.

c. Pengamatan
 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Dalam penelitian metode merupakan faktor yang sangat penting yang menjadi tonggak
berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Penggunaan metode yang tepat dan sesuai dengan masalah
dalam penelitian akan membuahkan hasil yang sempurna serta dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Disamping itu kesalahan-kesalahan yang terjadi saat penelitian dapat dikurangi
seminimal mungkin.
Teknik dan alat yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut :
1. Teknik pengamatan partisipatif. Guru sambil melaksanakan tugas mengajar, melaksanakan
tindakan, juga melakukan pengamatan terhadap kelas dan siswanya. Alat yang dapat digunakan
dalam teknik pengamatan ini adalah (1) pedoman observasi (formulir atau lembar pengamatan dan
daftar cek), (2) catatan lapangan (catatan tentang peristiwa yang dianggap penting)
2. Teknik wawancara, secara bebas atau terstruktur. Alat yang dapat digunakan adalah pedoman /
panduan wawancara.
3. Teknik pengamatan dan analisis data dokumen, misalnya : daftar hadir, satuan pelajaran (RPP),
hasil karya siswa, hasil karya guru.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut :

a) Observasi
observasi adalah pengamatan dengan tujuan mengumpulkan data yang valid dan akurat yang
diperlukan untuk menjawab masalah tertentu yang timbul dalam penelitian. Observasi ini bertumpu
pada proses dan hasil serta pengaruh pembelajaran yang dilakukan sebagai tindakan perbaikan
terhadap siswa. Pengaruh serta proses yang telah diamati, diidentifikasai kemudian hasilnya akan
digunakan untuk menyususn kembali langkah-langkah perbaikan.

b) Tes Mengukur Kemampuan Siswa


Tes merupakan alat ukur kemampuan yang berupa seperangkat pertanyaan-pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur apakah materi yang diberikan sudah atau belum berhasil. Menurut
Arikunto (1985 : 105) tes adalah pertanyaan atau latihan dan alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelejensi, atau bakat-bakat yang dimiliki individu atau
kelompok. Oleh karena itu, peneliti menggunakan tes prestasi dalam penelitian ini guna mengetahui
sejauh mana keterampilan siswa tentang materi yang di bahas serta mengukur tingkat pencapaian
seorang siswa setelah mempelajari sesuatu.
 Instrumen-instrumen yang digunakan peneliti dalam tes adalah sebagai berikut :
1. Rencana perbaikan pembelajaran (terlampir)
2. Lembar Pengamatan Siswa (terlampir)
3. Lembar Observasi Guru (terlampir)
4. Lembar Kegiatan Siswa (terlampir)
5. Lembar Evaluasi Akhir (terlampir)

d. Refleksi
 Refleksi Terhadap Proses Perbaiakan Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan supervisor 2 dan hasil renungan penelitian setelah melaksanakan
perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran matematika siklus 1, kami berdiskusi untuk merefleksi
terhadap pembelajaran, maka teridentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran
yang telah dilaksanakan sebagai berikut :
1. Kekuatan
 Berdasarkan pengamatan supervisor 2 dan hasil renungan penelitian setelah melaksanakan
perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran matematika siklus 1, tentang “Bilangan Romawi”
dengan menggunakan metode latihan yaitu tahap aspek yang diobservasi, yaitu 9 tahap aspek
yang telah diobservasi, 6 tahap aspek sudah menunjukan baik/terlaksanan sedangkan 3 tahap
yang masih harus diperbaiki.
 Dengan mengunakan metode latihan, maka berhasil untuk meningkatkan penguasaan konsep
siswa terhadap materi pembelajaran tentang “Bilangan Romawi”.
2. Kelemahan
 Siswa masih bingung dalam mengerjakan soal latihan.
 Guru kurang melibatkan siswa untuk mencari informasi.
 Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas latihan belum optimal.
 Masih ada siswa yang ragu-ragu dalam bertanya atau menjawab pertanyaan yang dilakukan guru.

 Refleksi Guru
Setelah perbaikan pembelajaran dilaksanakan, berhasil menemukan kekuatan dan kelemahan
guru dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
1. Kekuatan
Melakukan hal-hal yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam pembelajaran yang berguna
untuk meningkatkan keprofesionalan guru dalam mengajar serta melaksanakan siklus berikutnya.
2. Kelemahan
 Target mengerjakan soal-soal latihan melalui bimbingan guru belum tercapai.
 Guru masih mendominasi siswa dalam latihan.

2. Siklus 2
a. Perencanaan
Hasil analisis dan perumusan masalah tersebut di atas menunjukan bahwa program perbaikan
pembelajaran dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pembelajaran
matematika.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal berikut ini adalah langkah-langkah
persiapan yang perlu dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran :
a. Membuat skenario pembelajaran
b. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan penulis sesuai dengan rencana
perbaikan pembelajaran adalah dengan menggunakan metode latihan.
c. Mempersiapkan sarana dan fasilitas yaitu digunakan untuk mendukung pelaksanaan tindakan.
d. Mempersiapkan format dan cara observasi baik bagi guru maupun siswa serta membuat
kesepakatan dengan supervisor 1 dan supervisor 2 mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
observasi.
e. Melaksanakan simulasi rencana perbaikan pembelajaran siklus 2.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui PTK dilakukan saat proses pembelajaran
berlangsung. Pelaksanaan perbaikan mata pelajaran IPS siklus 2 dilakukan melalui empat tahapan
kegiatan yaitu :
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap pengamatan dan pengumpulan data
4. Tahap refleksi

Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal april 2022 dengan kompetensi mengenal Jenis-jenis
Pekerjaan pada tahapan ini guru melaksanakan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :

 Langkah-langkah Pembelajaran
 Kegiatan Awal ( 5 menit )
- Memberi salam dan mengkondisikan peserta didik kedalam situasi belajar yang kondusif dengan
cara berdoa, mengabsen, dan menyuruh peseta didik mempersiapkan alat tulis
- Melakukan apersepsi / tanya jawab untuk mengiring pemahaman peserta didik terhadap materi
yang akan diajarkan dengan beberapa pertanyaan diantaranya :
1. Apaka kalian sudah mengenal konvesi satuan panjang?
2. Apakah konvesi satuan panjang sama dengan bilangan biasa ?
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Kegiatan Inti ( 20 menit )
- Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan memanfaatkan alat
peraga alat ukur daam beajar konvesi satuan panjang
- Siswa menyimak penjelasan dari guru dan mengamati gambar pada alat peraga
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang disampaikan
- Guru membentuk kelompok diskusi bagi siswa
- Siswa mengerjakan soal latihan pada lembar kerja siswa (LKS) secara invidu
- Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan seluruh individu
 Kegiatan Akhir ( 10 menit )
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan
- Melaksanakan evaluasi secara individu
- Menindaklanjuti pembelajaran berupa pesan moral supaya siswa rajin belajar di rumah
 Media, Sumber dan Metode Pembelajaran
 Media
- Alat peraga PENGGARIS,ALAT UKUR
 Sumber
- Buku matematika untuk SD dan MI kelas II karan
- , Ary Astuti penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
 Metode Pembelajaran
- Ceramah, tanya jawab, diskusi, latihan

c. Pengamatan
 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Dalam penelitian metode merupakan faktor yang sangat penting yang menjadi tonggak
berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Penggunaan metode yang
tepat dan sesuai dengan masalah dalam penelitian akan membuahkan hasil yang
sempurna serta dapat dipertanggung jawabkan kebenerannya. Disamping itu kesalahan-kesalahan
yang terjadi saat penelitian dapat dikurangi seminimal mungkin.
Teknik dan alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Teknik pengamatan partisipatif. Guru sambil menunaikan tugas mengajar, melaksanakan tindakan,
juga melakukan pengamatan terhadap kelas dan siswanya adalah alat yang dapat digunakan dalam
teknik pengamatan ini adalah (1) Pedoman observasi (formulir/lembar pengamatan dan daftar
cek), (2) Catatan lapangan (catatan tentang peristiwa yang dipandang penting)
2. Teknik wawancara, secara bebas atau terstruktur. Alat yang dapat digunakan adalah pedoman /
panduan wawancara.
3. Teknik pengamatan dan analisis data dokumen, misalnya : daftar hadir, Satuan Pelajaran ( RPP ),
hasil karya siswa, hasil karya guru.

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan metode-metode sebagai berikut :


a) Observasi
Secara umum observasi adalah pengamatan dengan tujuan mengumpulkan data yang valid
dan akurat yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu yang timbul dalam penelitian.
Observasi ini bertumpu pada froses dan hasil serta pengaruh pembelajaran yang dilakukan sebagai
tindakan perbaikan terhadap siswa. Pengaruh seta froses yang telah diamati, dicatat perubahan yang
terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran.
b) Tes Mengukur Kemampuan Siswa
Tes merupakan alat ukur kemampuan yang berupa seperangkat pertanyaan-pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur apakah materi yang diberikan sudah atau belum berhasil. Menurut
Arikunto (1985 : 105 ) tes adalah pernyataan atau latihaan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan,
pengetahuan, intelejensi, atau bakat-bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Oleh sebab itu
penelitian dapat digunakan tes prestasi dalam penelitian ini guna mengetahui sejauh mana
ketrampilan siswa tentang materi yang dibahas.
 Instrumen-instrumen yang Digunakan Peneliti Dalam Tes adalah Sebagai Berikut :
Dalam melakukan observasi ini diperlukan adanya beberapa Instrumen diantaranya :
1. Rencana Perbaikan Pembelajaran ( terlampir )
2. Lembar Pengamatan Siswa ( terlampir )
3. Lembar Observasi Guru ( terlampir )
4. Lembar Kegiatan Siswa ( terlampir )
5. Lembar Evaluasi Akhir ( terlampir )

d. Refleksi
 Refleksi Terhadap Proses Perbaiakan Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan supervisor 2 dan hasil renungan penelitian setelah melaksanakan
perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran matematika siklus 2, kami berdiskusi untuk merefleksi
terhadap pembelajaran, maka teridentifikasi hasil perbaikan pembelajaran sebagai berikut :
a. Siswa sudah mampu menyelesaikan soal-soal latihan tentang bilangan romawi.
b. Merefleksi hasil belajar siswa kelas II SDN 15 Lansano pada mata pelajaran matematika tentang
bilangan romawi sudah mencapai tujuan yang diharapkan sehingga siklus 2 ini dapat dikatakan
telah berhasil karena dapat mengangkat kompetensi yang diharapkan. Jadi perbaikan
pembelajaran dicukupkan sampai siklus 2 saja.

C. Teknik Analisis Data


Teknik dan alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Teknik pengamatan partisipatif. Guru sambil menunaikan tugas mengajar, melaksanakan tindakan,
juga melakukan pengamatan terhadap kelas dan siswanya adalah alat yang dapat digunakan dalam
teknik pengamatan ini adalah (1) Pedoman observasi (formulir/lembar pengamatan dan daftar
cek), (2) Catatan lapangan (catatan tentang peristiwa yang dipandang penting) teknik
penilainya secara kualitatif.
2. Teknik pemanfaatan data dan analisis data dokumen, misalnya : daftar hadir, RPP, hasil karya
siswa, hasil karya guru, teknik penilaian yang digunakan adalah secara kualitatif.

 Rumus mencari rata-rata


Jumlah nilai semua siswa
Jumlah Siswa

 Rumus mempresentase jumlah siswa yang mencapai KKM :


Jumlah siswa yang mencapai KKM
X 100
Jumlah siswa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD NEGERI 15 LAANSANO


Kelas / Semester : 2 /2
Tema : 5. Pengalamanku
Sub Tema : 3. Pengalaman di Tempat Bermain
Muatan Terpadu : Matematika
Pembelajaran ke 1
Alokasi waktu : 10 menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati gambar pengukuran panjang, siswa dapat menentukan
konversi satuan panjang ( cm, m) dengan tepat.
2. Dengan mengerjakan soal latihan, siswa dapat mengukur panjang benda dengan
satuan baku yang sering digunakan (misal: cm, m) dengan tepat.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru menyapa siswa dan memandu siswa untuk mengawali 2 menit
belajar dengan berdoa (Orientasi)
2. Guru dan siswa menyanyikan lagu Indonesia Raya
(Motivasi)
3. Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang
akan dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan
pengalaman peserta didik (Apersepsi)
4. Guru memberikan gambaran tentang manfaat pembelajaran
hari ini. (Motivasi)

Kegiatan Inti Ayo Mengamati 6 menit


1. Guru menunjukkan penggaris dan meteran yang dibawa
oleh guru.
2. Siswa mengamati beberapa benda yang ada di sekitar.

Ayo Berdiskusi
1. Siswa bersama guru mendiskusikan cara menggunakan alat
ukur penggaris dan meteran.

Ayo Mencoba
1. Siswa mensimulasikan cara menggunakan alat ukur
penggaris dan meteran
Ayo Menulis
1. Siswa menuliskan laporan sederhana tentang hasil
pengukuran benda-benda yang ada di sekitar

Ayo Berlatih
1. Siswa mengerjakan latihan soal-soal evaluasi yang
berhubungan dengan pengukuran panjang

Ayo Mengomunikasikan
1. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai
materi yang telah dipelajari
2. Memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa tentang
konversi satuan sentimeter (cm) ke meter (m)

Kegiatan 1. Guru melakukan refleksi pembelajaran hari ini 2 menit


Penutup 2. Guru memeriksa pekerjaan siswa, siswa yang
mengerjakan tugas dengan benar diberi pujian
3. Siswa dan guru menyanyikan lagu daerah
untuk menumbuhkan semangat cinta tanah air
4. Guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri
pembelajaran

C. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Pengamatan sikap : (pengamatan dan rekaman sikap)
2. Pengetahuan : dokumentasi kegiatan belajar, tes tertulis, laporan
3. Keterampilan : dokumentasi praktik

Mengetahui, Surantih ,APRIL 2022


Kepala Sekolah Guru Kelas

SYAMSIWARDI,S.Pd SD RIMPI MAYUNI.S.Pd


NIP.197012151997101001

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskrifsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Deskrifsi Hasil Siklus 1
a. Pelaksanaan Tindakan
pada tahap awal guru seperti biasa mengondisikan siswa pada
pembelajaran yang kondusif dengna cara berdoa, mengabsen, dan menyuruh siswa
untuk mempersiapkan alat tulis. Dilanjutkan dengan apersepsi kemudian
menjelaskan materi pembelajaran sehingga perhatian siswa lebih terfokus kepada
kegiatan pembelajaran memotivasi siswa dengan mengadakan tanya jawab supaya
kegiatan pembelajaran menjadi hidup siswa aktif dan ikut berpartisifasi dalam
kegiatan pembelajaran, siswa secara berkelompok mengerjakan soal latihan pada
lembar kerja siswa (LKS), guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan seluruh
kelompok, menyimpulkan materi secara bersama-sama, mengadakan
ecaluasi/latihan per individu, sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan moral
kepada siswa sebagai pemahaman supaya siswa rajin belajar di rumah.

b. Pengamatan
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 selesai maka
dapat diketahui adanya kenaikan hasil belajar siswa dari perolehan nilai
sebelumnya (pra siklus).
Dari hasi nilai evaluasi pada Pra Siklus, masih banyak siswa yang nilainya
belum mencapai Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM), KKM yang ditargetkan
adalah 65. Dari 20 orang siswa terdapat 12 orang siswa yang nilainya belum
mencapai KKM, jika dipersentasikan jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM
adalah 40%. Setelah diadakan pada perbaikan pembelajaran pada siklus 1,
ternyata ada peningkatan yaitu menjadi 8 orang siswa yang nilainya belum
mencapai KKM. Jika dipersentasekan jumlah siswa yang mencapai KKM adalah
60%. Maka kenaikan persentase dari nilai evaluasi pra siklus ke siklus 1 yaitu
20%. Ini membuktikan ada peningkatan nilai siwa antar Pra Siklus dan Siklus1.
Adapun hasil perolehan nilai hasil evaluasi pada pembelajaran Pra Siklus,
dan Siklus 1 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1
Perolehan Nilai Evaluasi Pra Siklus dan Siklus 1
Nama Siswa Nilai
Urut Pra Siklus Siklus 1
1 Ahmad Rizal Mudzakir 70 80
2 Riswa Putri 100 100
3 Anita Sri Wulandari 60 70
4 Amanda 50 60
5 Revita 60 60
6 Rindang ayu putri 80 90
7 Hendi Efendi 70 70
8 Kinara Nadia Safira 60 60
9 Nayla 80 80
10 Nita Febriyani 20 40
11 Rara Melani 50 70
12 Riska Ristiana 80 90
13 Riva Yudia Andina 50 60
14 Selvi Mukaromah 60 80
15 Siti Fatimah Azzahra 60 60
16 Surya Saputra 100 100
17 Triana Febrianti 60 60
18 Winda Putri Yono 40 60
19 Wulan Fitri Yani 100 100
20 Zaki Mubarok 60 80
65,50 73,50
8 Orang 12 Orang
(40%) (60%)
12 Orang 8 Orang
(60%) (40%)
Ketarangan :
Batas Nilai KKM = 65
Tabel 4.2
Persentase Perolehan Nilai evaluasi Pra Siklus dan Siklus 1

Pra Siklus Siklus 1


No Nilai Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Siswa (%) Siswa (%)
1 100 3 15 3 15

2 90 - - 2 10

3 80 3 15 4 20

4 70 2 10 3 15

5 60 7 35 7 35

6 50 3 15 - -

7 40 1 5 1 5

8 30 - - - -

9 20 1 5 - 2,5

10 10 - - - -

Jumlah 20 100 20 100

2. Deskrifsi Siklus 2
a. Pelaksanaan Tindakan
Perbaikan pembelajaran pada siklus 2 guru memperbaiki kelemahan dan
kekurangan pada siklus 1, yaitu guru lebih menefektifkan waktu, melibatkan
siswa dalam pembelajaran, lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya, dan memberikan materi secara berulang-ulang.

b. Keberhasilan
Setelah memperbaiki kegiatan pembelajaran yang ada di siklus 1 maka
pelaksanaan pada siklus 2 sudah membuat rancangan yang lebih baik sehingga
mengalami kemajuan dan peningkatan. Hal ini terbukti dengan perbandingan nilai
evaluasi pada siklus 1 dan siklus 2.
Adapun perolehan nilai evaluasi pada siklus 1 yang dibandingkan dengan
perolehan nilai evaluasi siklus 2, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3
Perolehan Nilai Evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2
Nomor Nilai
Nama Siswa
Urut Induk Siklus 1 Siklus 2
10110100
1 Ahmad Rizal Mudzakir 80 80
8
10110101
2 Aldi Alamsyah 100 100
6
10110102
3 Anita Sri Wulandari 70 70
8
11120100
4 Anwar Musadad 60 80
1
11120100
5 Diana 60 70
2
11120100
6 Febi Nur Hafid 90 100
3
11120100
7 Hendi Efendi 70 70
4
11120100
8 Kinara Nadia Safira 60 80
5
11120100
9 Nela Kamilah 80 80
6
11120100
10 Nita Febriyani 40 80
8
11120100
11 Rara Melani 70 70
9
11120101
12 Riska Ristiana 90 100
0
11120101
13 Riva Yudia Andina 60 70
2
11120101
14 Selvi Mukaromah 80 80
4
11120101
15 Siti Fatimah Azzahra 60 80
5
11120101
16 Surya Saputra 100 100
6
11120101
17 Triana Febrianti 60 60
7
11120101
18 Winda Putri Yono 60 60
8
11120101
19 Wulan Fitri Yani 100 100
9
11120102
20 Zaki Mubarok 80 90
0
Rata-rata 73,50 81
12 Orang 18 Orang
Nilai di Atas KKM
(60%) (90%)
8 Orang (40%) 2 Orang
Nilai di Bawah KKM (10%)
Ketarangan :
Batas Nilai KKM = 65
Dari hasil perolehan siklus 1, ada 8 orang siswa yang belum mencapai
KKM dari jumlah 20 siswa, atau 40%. Sedangkan siswa yang telah mencapai
KKM sebanyak 12 siswa, atau 60%. Setelah diadakan tindakan perbaikan
pembelajaran pada siklus 2, ternyata ada peningkatan nilai evaluasi siswa hanya 2
orang siswa yang belum mencapai KKM atau (10%) dari jumlah 20 siswa.
Sedangkan siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 18 siswa atau (90%). Maka
persentase kenaikan dari nilai evaluasi siklus 1 ke siklus 2 yaitu 30%.
Untuk lebih jelasnya, persentase perolehan nilai evaluasi pada siklus 1 dan
2 dapat dilihat dari tebel di bawah ini :

Tabel 4.4
Persentase Perolehan Nilai evaluasi Siklus 1 dan Siklus 2
Siklus 1 Siklus 2
No Nilai Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Siswa (%) Siswa (%)
1 100 3 15 5 25

2 90 2 10 1 5

3 80 4 20 7 35

4 70 3 15 5 25

5 60 7 35 2 10

6 50 - - - -
7 40 1 5 - -

8 30 - - - -

9 20 - 2,5 - -

10 10 - - - -

Jumlah 20 100 20 100

Adapun perbandingan perolehan nilai evaluasi mulia dari pra siklus,


siklus 1, siklus 2 dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 4.5
Rekafitulasi Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Nomor Nilai
Nama Siswa
Urut Induk Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
10110100
1 Ahmad Rizal Mudzakir 70 80 80
8
10110101
2 Aldi Alamsyah 100 100 100
6
10110102
3 Anita Sri Wulandari 60 70 70
8
11120100
4 Anwar Musadad 50 60 80
1
11120100
5 Diana 60 60 70
2
11120100
6 Febi Nur Hafid 80 90 100
3
11120100
7 Hendi Efendi 70 70 70
4
11120100
8 Kinara Nadia Safira 60 60 80
5
11120100
9 Nela Kamilah 80 80 80
6
11120100
10 Nita Febriyani 20 40 80
8
11120100
11 Rara Melani 50 70 70
9
12 11120101 Riska Ristiana 80 90 100
0
11120101
13 Riva Yudia Andina 50 60 70
2
11120101
14 Selvi Mukaromah 60 80 80
4
11120101
15 Siti Fatimah Azzahra 60 60 80
5
11120101
16 Surya Saputra 100 100 100
6
11120101
17 Triana Febrianti 60 60 60
7
11120101
18 Winda Putri Yono 40 60 60
8
11120101
19 Wulan Fitri Yani 100 100 100
9
11120102
20 Zaki Mubarok 60 80 90
0
Rata-rata 65,50 73,50 81
8 Orang 12 Orang 18 orang
Nilai di Atas KKM
(40%) (60%) (90%)
12 Orang 8 Orang 2 orang
Nilai di Bawah KKM (40%) (10%)
(60%)
Ketarangan :
Batas Nilai KKM = 65
Adapun grafik perolehan nilai evaluasi mulai dari pra siklus, siklus 1,
siklus 2 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 4.1
Grafik Perolehan Nilai Evaluasi pada Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
81
90
73,50
80
65,50
70
60
50 Pra Siklus
Siklus 1
40 Siklus 2
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Grafik 4.2
Grafik Persentase Pencapaian KKM Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2

90%

90 %
80 %
70 %
60%

60 %
40% Pra Siklus
50 %
Siklus 1
40 %
Siklus 2
30 %
20 %
10 %
0 %
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dibagi menjadi 2, yaitu siklus 1 dan
siklus 2. Tujuan dilakukannya perbaikan pembelajaran yaitu untuk meningkatkan
hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 15 Lanssano pada mata pelajaran
matematika tentang “konvesi satuan panjang” dengan menggunakan metode
latihan.
Penulis sebagai peneliti melakukan penelitian perbaikan pembelajaran di
kelas II SD Negeri konvesi satuan panjang dengan menerapkan kaidah dan
prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas. Schmuck 1997 mengemukakan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas adalah proses penelitian yang sistematis dan terencana
melalui perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri.
Berdasarkan hasil diskusi dengan supervaisor 2 dan teman sejawat, dalam
perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukan peningkatan nilai
hasil evaluasi siswa mulai dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Terbukti nilai
evaluasi pada pra siklus ada 8 orang dari 20 orang siswa yang menempuh KKM.
Setelah diadakan perbaikan pada siklus 1, siswa yang mencapai KKM menjadi 12
orang. Kemudian pada pelaksanaan perbaikan siklus 2 hasil evaluasi siswa
bertambah menjadi 18 orang siswa yang mencapai KKM. Ini menunjukan adanya
hasil belajar yang merupakan kulminasi dari suatu proses yang dilakukan dalam
belajar.
Penggunaan metode latihan dalam proses pembelajaran matematika
tentang “konvesi satuan panjang” mampu meningkatkan hasil belajar siswa di
kelas II SD Negeri 15 LANSANO Karena metode merupakan cara yang
digunakan guru dalam mempelajarkan siswa.
Peran guru dalam pembelajaran matematika yaitu menumbuhkan
kesadaran tentang pentingnya kekuatan matematika pada siswa, yaitu dengan
ketekunan, keuletan, minat, pengetahuan, daya temuan atau daya cipta. Maka guru
harus profesional dan kompeten, artinya guru harus mempunyai wawasan dan
landasan yang dapat dicapai dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
matematika. Wawasan ini digunakan untuk pengembangan atau perbaikan
pembelajaran.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Penggunaan metode latihan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap pembelajaran matematika tentang “Bilangan Romawi” di kelas II SDN
15 Lansano Kecamatan Sutera Kabupaten Pesel terbukti dari hasil evaluasi siswa
yang memperoleh nilai diatas KKM pra siklus (8 orang 40%), siklus 1 (12 orang
60%), dan siklus 2 (18 orang 90%).
Dengan adanya perbedaan individual siswa dalam hal menerima pelajaran,
atau adanya tife belajar siswa yang berbeda, maka dalam menggunakan metode
belajar peneliti sebagai guru perlu menggunakan metode mengajar latihan.
Metode mengajar ini merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan
siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam pembelajaran.
Hasil belajar siswa di kelas II SDN 15 Lansano Kecamatan Sutera
Kabupaten Pessel Terhadap pembelajaran matematika tentang “Konveksi Satuan
Panjang” mencapai peningkatan yang signifikan dilihat dari nilai evaluasi siswa
dari mulai Pra Siklus, Siklus 1, sampai Siklus 2.

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan simpulan di atas, untuk menindaklanjuti hasil penelitian yang
diperoleh, maka ada beberapa hal yang sebaiknya dilaksanakan dalam
peningkatan hasil belajar siswa, diantaranya :
1. Libatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.
2. Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi
pembelajaran.
3. Berikanlah latihan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang ingin
dicapai.
4. Selalu memberikan penguatan kepada siswa baik berupa pujian, tepuk
tangan atau hadiah.
Berdasarkan hasil penggunaan metode latihan perbaikan pembelajaran
matematika siklus 1 dan siklus 2, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Siswa perlu memberdayakan semua sumber belajar maupun media belajar
yang mampu meningkatkan minat siswa dalam membangun pemahaman
konsep melalui alat peraga, gambar-gambar dam media lainnya.
b. Perlu kesungguhan dalam mengikuti aktifitas pembelajaran di kelas agar
dapat melatih kemampuan berfikir kritis terhadap materi pembelajaran yang
diterimanya.

2. Bagi Guru
a. Sebaiknya dapat memilih alat peraga media pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran matematika sesuai dengan karakteristik tujuan dan
karakteristik siswa.
b. Perlu direncanakan secara cermat dalam memilih metode pembelajaran yang
tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran.
c. Penting untuk meningkatkan profesional guru dalam melaksanakan poses
kegiatan mengajar, dengan memberdayakan semua sumber daya belajar
yang ada baik di dalam maupun di luar persekolahan.

3. Bagi Sekolah
a. Perlunya sekolah memfasilitasi segala kebutuhan sarana dan prasarana
pembelajaran agar dapat membantu terciptanya pembelajaran yang
berkualitas.
b. Perlunya sekolah memberi ruang dan kebebasan bagi guru untuk melakukan
inovasi pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai