https://id.wikipedia.org/wiki/Tarekat_Syadziliyah
Daftar isi
Halaman_1
Ia tinggal di desa Syadzilah. Oleh karena itu, namanya dinisbatkan kepada desa
tersebut meskipun ia tidak berasal dari desa tersebut.[2]
Halaman_2
As-Syaikh Ma'ruf Al-Kharkhi ra drp
As-Syaikh Daud At-Tai ra drp
As-Syaikh Habib Al-Ajami ra drp
Imam Hasan Al-Basri ra drp
Sayyidina Ali bin Abu Talib ra drp
Sayyidina Muhammad saw
Silsilah Sanad Nasab Abil Hasan Asy-Syadzili[sunting | sunting sumber]
As-Sayyid Asy-Syaikh Abul Hasan Asy-Syadzili
Ali bin
Abdullah bin
Tamim bin
Hurmuz bin
Hatim bin
Qusay bin
Yusuf bin
Yusya bin
Ward bin
Bathaal bin
Ali bin
Ahmad bin
Muhammad bin
Isa bin
Muhammad bin
Abi Muhammad bin
Imam Hasan bin
Sayyidna Ali ra dan Sayyidatina Fathimah binti
Rasulullah Sayyidina Muhammad saw. [4]
Halaman_3
6. Kembali kepada Allah, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan
susah, yang diwujudkan dengan jalan bersyukur dalam keadaan senang dan
berlindung kepada-Nya dalam keadaan susah.
Keenam atau lima sendi tersebut juga tegak diatas lima sendi berikut:
Semangat yang tinggi, yang mengangkat seorang hamba kepada derajat yang
tinggi.
Berhati-hati dengan yang haram, yang membuatnya dapat meraih penjagaan
Allah atas kehormatannya.
Berlaku benar/baik dalam berkhidmat sebagai hamba, yang memastikannya
kepada pencapaian tujuan kebesaran-Nya/kemuliaan-Nya.
Melaksanakan tugas dan kewajiban, yang menyampaikannya kepada
kebahagiaan hidupnya.
Menghargai (menjunjung tinggi) nikmat, yang membuatnya selalu meraih
tambahan nikmat yang lebih besar.
Selain itu tidak peduli sesuatu yang bakal terjadi (merenungkan segala kemungkinan
dan akibat yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang) merupakan salah satu
pandangan tareqat ini, yang kemudian diperdalam dan diperkukuh oleh Ibn Atha'illah
menjadi doktrin utamanya. Karena menurutnya, jelas hal ini merupakan hak prerogratif
Allah. Apa yang harus dilakukan manusia adalah hendaknya ia menunaikan tugas dan
kewajibannya yang bisa dilakukan pada masa sekarang dan hendaknya manusia tidak
tersibukkan oleh masa depan yang akan menghalanginya untuk berbuat positif.
Perkembangan Tarekat[sunting | sunting sumber]
Sementara itu tokohnya yang terkenal pada abad ke delapan Hijriyah, Ibn Abbad ar-
Rundi (w. 790 H), salah seorang pensyarah kitab al-Hikam memberikan kesimpulan dari
ajaran Syadziliyah: Seluruh kegiatan dan tindakan kita haruslah berupa pikiran tentang
kemurahan hati Allah kepada kita dan berpendirian bahwa kekuasaan dan kekuatan
kita adalah nihil, dan mengikatkan diri kita kepada Allah dengan suatu kebutuhan yang
mendalam akan-Nya, dan memohon kepada-Nya agar memberi syukur kepada kita."
Mengenai dzikir yang merupakan suatu hal yang mutlak dalam tareqat, secara umum
pada pola dzikir tareqat ini biasanya bermula dengan Fatihat adz-dzikir. Para peserta
duduk dalam lingkaran, atau kalau bukan, dalam dua baris yang saling berhadapan,
dan syekh di pusat lingkaran atau diujung barisan. Khusus mengenai dzikir dengan al-
asma al-husna dalam tareqat ini, kebijakjsanaan dari seorang pembimbing khusus
mutlak diperlukan untuk mengajari dan menuntun murid.
Sebab penerapan asma Allah yang keliru dianggap akan memberi akibat yang
berbahaya, secara rohani dan mental, baik bagi sipemakai maupun terhadap orang-
orang di sekelilingnya. Beberapa contoh penggunaan Asma Allah diberikan oleh Ibnu
Atha'ilah berikut: Asma al-Latif, Yang Halus harus digunakan oleh seorang sufi dalam
penyendirian bila seseorang berusaha mempertahankan keadaan spiritualnya; Al-
Wadud, Kekasih yang Dicintai membuat sang sufi dicintai oleh semua makhluk, dan bila
dilafalkan terus menerus dalam kesendirian, maka keakraban dan cinta Ilahi akan
semakin berkobar; dan Asma al-Faiq, "Yang Mengalahkan" sebaiknya jangan dipakai
Halaman_4
oleh para pemula, tetapi hanya oleh orang yang arif yang telah mencapai tingkatan
yang tinggi.
Demografik para pengikut[sunting | sunting sumber]
Tareqat Syadziliyah terutama menarik dikalangan kelas menengah, pengusaha,
pejabat, dan pengawai negeri. Mungkin karena kekhasan yang tidak begitu membebani
pengikutnya dengan ritual-ritual yang memberatkan seperti yang terdapat dalam
tareqat-tareqat yang lainnya. Setiap anggota tareqat ini wajib mewujudkan semangat
tareqat di dalam kehidupan dan lingkungannya sendiri, dan mereka tidak diperbolehkan
mengemis atau mendukung kemiskinan. Oleh karenanya, ciri khas yang kemudian
menonjol dari anggota tareqat ini adalah kerapian mereka dalam berpakaian.
Kekhasan lainnya yang menonjol dari tareqat ini adalah "ketenagan" yang terpancar
dari tulisan-tulisan para tokohnya, misalnya: asy-Syadzili, Ibn Atha'illah, Abbad. A
Schimmel menyebutkan bahwa hal ini dapat dimengerti bila dilihat dari sumber yang
diacu oleh para anggota tareqat ini. Kitab ar-Ri'ayah karya al-Muhasibi. Kitab ini berisi
tentang telaah psikologis mendalam mengenai Islam pada masa awal. Acuan lainnya
adalah Qut al-Qulub karya al-Makki dan Ihya Ulumuddin karya al-Ghazali. Ciri
"ketenangan" ini tentu saja tidak menarik bagi kalangan muda dan kaum penyair yang
membutuhkan cara-cara yang lebih menggugah untuk berjalan di atas Jalan Yang
Benar.
Disamping Ar-Risalahnya Abul Qasim Al-Qusyairy serta Khatamul Auliya'nya, Hakim at-
Tirmidzi. Ciri khas lain yang dimiliki oleh para pengikut tareqat ini adalah keyakinan
mereka bahwa seorang Syadzilliyah pasti ditakdirkan menjadi anggota tareqat ini sudah
sejak di alam Azali dan mereka percaya bahwa Wali Qutb akan senantiasa muncul
menjadi pengikut tareqat ini.
Tidak berbeda dengan tradisi di Timur Tengah, Martin menyebutkan bahwa
pengamalan tareqat ini di Indonesia dalam banyak kasus lebih bersifat individual, dan
pengikutnya relatif jarang, kalau memang pernah, bertemu dengan yang lain. Dalam
praktiknya, kebanyakan para anggotanya hanya membaca secara individual rangaian-
rangkaian doa yang panjang (hizb), dan diyakini mempunyai kegunaan-kegunaan
megis. Para pengamal tareqat ini mempelajari berbagai hizib, paling tidak idealnya,
melalui pengajaran (talkin) yang diberikan oleh seorang guru yang berwewenang dan
dapat memelihara hubungan tertentu dengan guru tersebut, walaupun sama sekali
hampir tidak merasakan dirinya sebagai seorang anggota dari sebuah tareqat.
Contoh Hizib Al Barr (Daratan)[sunting | sunting sumber]
Amalan-Amalan[sunting | sunting sumber]
[[Hizb al-Bahr]], ]]Hizb Nashor]], [[Hizb Barr]] disamping ]]Hizib al-Hafidzah]],
merupakan Hizib-Hizib yang terkenal dari as-Syadzilli. Menurut laporan, hizib ini
dikomunikasikan kepadanya oleh [[Nabi Muhammad]] SAW. Sendiri. Hizib ini dinilai
mempunyai kekuatan adikodrati, yang terutama dugunakan untuk melindungi selama
dalam perjalanan dan bermanfaat dalam meningkatkan kadar ibadah kepada Allah.
Sebagai contoh, [[Ibnu Batutah]] menggunakan doa-doa tersebut selama perjalanan-
perjalanan panjangnya, dan berhasil. Di Indonesia, di mana doa ini diamalkan secara
Halaman_5
luas, secara umum dipercaya doa ini baik dan tidak bertentangan dengan Sunatulloh
dan Sunnatur Rosul. Untuk pengamalan hizb ini sebaiknya dalam bimbingan guru yang
mengamalkannya.
Hizib-hizib dalam Tareqat Syadzilliyah, di Indonesia, juga dipergunakan oleh anggota
tareqat lain untuk memohon perlindungan tambahan (Istighotsah), dan berbagai
kekuatan hikmah, seperti debus di Pandegelang, yang dikaitkan dengan tareqat
Rifa'iyah, dan di Banten utara yang dihubungkan dengan tareqat Qadiriyah. Akan tetapi
yang utama adalah Hizb tersebut dipergunakan untuk meningkatkan kadar ibadah yang
sebenarnya kepada Allah.
Para ahli mengatakan bahwa hizib, bukanlah doa yang sederhana, ia bukan hanya
merupakan mantera megis yang Nama-nama Allah Yang Agung (Ism Allah A'zhim) dan,
apabila dilantunkan secara benar, akan mengalirkan berkah dan menjamin respon
supra natural dan yang terpenting adalah mendapatkan ridha Allah. Menyangkut
pemakaian hizib, wirid, dana doa, para syekh tareqat biasanya tidak keberatan bila doa-
doa, hizib-hizib (Azhab), dan wirid-wirid dalam tareqat dipelajari oleh setiap muslim
untuk tujuan personalnya. Akan tetapi mereka tidak menyetujui murid-murid mereka
mengamalkannya tanpa berlandaskan Al-Qur'an dan tuntunan Rasululloh SAW, sebab
murid tersebut sedang mengikuti suatu pelatihan dari sang guru untuk dapat beribadah
kepada Allah dengan benar.
Yang menarik dari filosufi Tasawuf Asy-Syadzily, justru kandungan makna hakiki dari
Hizib-hizib itu, memberikan tekanan simbolik akan ajaran utama dari Tasawuf atau
Tharekat Syadziliyah. Jadi tidak sekadar doa belaka, melainkan juga mengandung
doktrin tingkah laku islami, pemahaman, adab hati, penyaksian, pembuktian yang
sangat dahsyat yang semuanya bersumber dari Nabi Muhammad SAW.
Pengaruh dan Cabang-Cabang Tarekat Syadziliyyah[sunting | sunting
sumber]
Tareqat ini mempunyai pengaruh yang besar di dunia Islam. Sekarang tareqat ini
terdapat di Afrika Utara, Mesir, Kenya, dan Tanzania Tengah, Sri langka, Indonesia dan
beberapa tempat yang lainnya termasuk di Amerika Barat dan Amerika Utara.
Di Mesir yang merupakan awal mula penyebaran tareqat ini, tareqat ini mempunyai
beberapa cabang, yakitu: al-Qasimiyyah, al- madaniyyah, al-Idrisiyyah, as-Salamiyyah,
al-handusiyyah, al-Qauqajiyyah, al-Faidiyyah, al-Jauhariyyah, al-Wafaiyyah, al-
Azmiyyah, al-Hamidiyyah, al-Faisiyyah dan al- HasyimiyyaH dan 'Alawiyah
Kata-Kata Hikmah[sunting | sunting sumber]
Di antara Ucapan Abul Hasan asy-Syadzili: "Pengelihatan akan yang Haqq telah
mewujud atasku, dan takkan meninggalkan aku, dan lebih kuat dari apa yang dapat
dipikul, sehingga aku memohon kepada Tuhan agar memasang sebuah tirai antara aku
dan Dia. Kemudian sebuah suara memanggilku", katanya "Jika kau memohon kepada-
Nya yang tahu bagaimana memohon kepada-Nya, maka Dia tidak akan memasang tirai
antara kau dan Dia. Namun memohonlah kepada-Nya untuk membuatmu kuat
memiliki-Nya."Maka akupun memohon kekuatan dari Dia pun membuatku kuat, segala
puji itu milik Allah.
Halaman_6
Aku dipesan oleh guruku (Abdus Salam ibn Masyisy ra): "Jangan anda melangkahkan
kaki kecuali untuk sesuatu yang dapat mendatangkan keridhoan Allah ta'ala, dan
jangan duduk dimajelis kecuali majelis yang aman dari murka Allah. Jangan
bersahabat kecuali dengan orang yang membantu berbuat taat kepada Allah. Jangan
memilih sahabat karib kecuali orang yang menambah keyakinanmu terhadap Allah."
Seorang wali tidak akan sampai kepada Allah selama ia masih ada syahwat atau usaha
ikhtiar sendiri. Janganlah yang menjadi tujuan doamu itu adalah keinginan tercapainya
hajat kebutuhanmu. Dengan demikian engkau hanya terhijab dari Allah. Yang harus
menjadi tujuan dari doamu adalah untuk dapat selalu taat kepada Allah yang memiliki
pemelihara dirimu.
Seorang arif adalah orang yang megetahui rahasia-rahasia karunia Allah di dalam
berbagai macam bala' dan ni'mat yang menimpanya sehari-hari, dan mengakui
kesalahan-kesalahannya di dalam lingkungan belas kasih Allah kepadanya dan
bersyukur atas syukur yang mendalam.
Sedikit amal dengan mengakui dan mensyukuri karunia Allah, lebih baik dari banyak
amal dengan terus merasa kurang beramal. Andaikan Allah membuka nur (cahaya)
seorang mu'min yang berbuat dosa, niscaya ini akan memenuhi antara langit dan bumi,
maka bagaimanakah kiranya menjelaskan : Andaikan Allah membuka hakikat kewalian
seorang wali, niscaya ia akan disembah, sebab ia telah mengenangkan sifat-sifat Allah
SWT.
Perkembangan di Indonesia[sunting | sunting sumber]
Tarikat Syadziliyyah adalah satu di antara tarikat yang diakui di Indonesia yang
tergabung dalam Jam’iyyah Ahli al-Thariqah al-Mu’Tabarah al-Nahdliyah (JATMAN),
lembaga otonom Nahdhatul Ulama NU, yaitu Aliran-aliran tarekat yang dinilai
mu'tabarah (diakui keabsahannya) adalah: 1) 'Abbasiyah, 2) Akbariyah, 3) Baerumiyah,
4) Bakriyah, 5) Buhuriyah, 6) Ghaibiyah, 7) Haddadiyah, 8) Idrisiyah, 9) Isawiyah, 10)
Justiyah, 11) Khadliriyah, 12) Khalidiyah wa al-Naqsyabandiyah, 13) Madbuliyah, 14.
Maulawiyah, 15) Rifa'iyah, 16) Sa’diyah, 17) Sumbuliyah, 18) Syadziliyah, 19)
Syuhrawiyah, 20) Umariyah, 21) Utsmaniyah. Kemudian, 22) Ahmadiyah, 23) Alawiyah,
24) Bakdasyiyah, 25) Bayumiyah, 26) Dasuqiyah, 27) Ghozaliyah, 28) Hamzawiyah, 29)
Idrusiyah, 30) Jalwatiyah, 31) Kalsyaniyah, 32) Khalwatiyah, 33) Kubrawiyah, 34)
Malamiyah, 35) Qadiriyah wa al-Naqsyabandiyah, 36) Rumiyah, 37) Samaniyah, 38)
Sya'baniyah, 39) Syathariyah, 40) Tijaniyah, 41) Usyaqiyah, 42) Uwaisiyah, dan 43)
Zainiyah. [5]
Halaman_7
4. ^ http://suryanicenter.blogspot.co.id/2013/08/silsilah-tarekat-syadziliyah.html
5. ^ http://www.nu.or.id/post/read/55506/habib-luthfi-tarekat-samaniyah-tidak-sesat
6. ^ http://mukelujauh.blogspot.co.id/2013/03/kh-abdul-jalil-mustaqim-mursyid-tarekat.html
Pranala[sunting | sunting sumber]
Tarikat Mu'tabarah NU
Kategori:
Tarekat
Disebarkan oleh:
Suhanto Kastaredja
kastaredjasuhanto@gmail.com
Halaman_8