Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MELALUI MODEL


PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS 5 SD ISLAM AL –
HIKMAH SAMARINDA SEBERANG
Proposal ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Pengampu : Marniati Kadir, M.Pd

Disusun Oleh :

JUHARIAH 1911306081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
2022
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Aqidah akhlak ialah ilmu yang mengajarkan manusia tentang
keyakinan yang harus dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al-Qur’an
mengajarkan kita akidah tauhid, yaitu menanamkan keimanan Allah SWT
yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Meyakini kepada Allah
SWT adalah salah satu rukun iman yang pertama tidak percaya pada rukun
iman disebut kafir.1
Pendidikan Aqidah akhlak merupakan upaya sadar terencana dalam
mempersiapkan siswa untuk mengenali, memahami, menghargai, dan
beriman kepada Allah dan mewujudkannya dalam perilaku akhlak mulia di
kehidupan sehari – hari melalui bimbingan, pengajaran, pelatihan,
penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Dalam kehidupan masyarakat
dimana pluralisme dalam bidang keagamaan, Pendidikan ini juga diarahkan
pada memperkuat iman di satu sisi dan meningkatkan toleransi dan saling
menghormati dengan pemeluk agama lain dalam rangka mewujudkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
Pembelajaran Aqidah Akhlak bertujuan untuk membentuk keimanan
dan perkembangan perilaku setiap siswa, pembelajaran ini akan berhasil
dilaksanakan jika didukung dengan penggunaan sarana dan prasarana alat
pembelajaran. Media pembelajaran dan metode yang sesuai dengan situasi
dan kondisi siswa dan bahan ajar.2
2. Perumusan
Berdasarkan penjelasan diatas maka bisa dirumuskan masalah
penelitian “Bagaimanakah Peningkatan Hasil Belajar siswa melalui Model
Pembelajaran PAKEM mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas 5
SD Al – Hikmah Samarinda Seberang”.

1
Syekh Mahmud Syaltut, Akidah Dan Syariah Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1985), hlm. 189
2
Syekh Mahmud Syaltut, Akidah Dan Syariah… hlm. 124

1
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran pakem mata
pelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas 5 sd Al-Hikmah Samarinda
Seberang”.
4. Manfaat Penelitian
Adapun dua manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, yaitu manfaat
teoritis dan manfaat secara praktis.
a. Manfaat Teoritis
1) Hasil penelitian ini agar dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan baru bagi penulis.
2) Menjadi dasar bahan ajar untuk penelitian lebih lanjut mengenai
masalah peningkatan standar model pembelajaran.
3) Sehingga dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk
memecahkan masalah – masalah peningkatan model pembelajaran.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi siswa, kesimpulan dari penelitian ini bahwa dapat memecahkan
suatu masalah agar dapat meluruskan pemahaman yang diteliti.
2) Bagi guru, dari penelitian ini peserta didik dengan parah guru
diharapkan bahwa kemampuan peserta didik tidak dapat di
kemukakan dengan cara yang monoton yang hanya belajar tanpa
adnya peningkatan model pembelajaran daro media pengajaran dan
mengawasi siswa dalam penerapan media pembelajaran.
3) Bagi sekolah, dalam penelitian ini sekolah dapat membantu hasil dari
penerapan media pembelajaran maupun pengajaran yang dilakukan
oleh penelitian di sekolah untuk menambahkan pengetahuan dalam
pengawasan pembelajaran.

2
4) Bagi peneliti, dari hasil penelitian ini acuan yang di hasilkan dapat
memenuhi pembaruan dari permasalahan yangdilakukan dalam
penerapan media pembelajaran di sekolah.
B. KAJIAN TEORI
1. Kajian Teori tentang Masalah
a. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar sering digunakan untuk mengukur tingkat
seseorang telah menguasai seberapa baik materi yang telah diajarkan.
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
menyusunnya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Definisi hasil yang
diperoleh dari melakukan suatu kegiatan atau proses yang mengarah
pada perubahan fungsional dalam input, sementara Belajar dilakukan
untuk mencari perubahan perilaku pada individu peserta didik
(Purwanto, 2011). Hasil belajar adalah bukti keberhasilan dicapai
oleh siswa ketika setiap kegiatan dapat menyebabkan perubahan
tertentu, dalam hal ini hasil belajar meliputi aktivitas, keterampilan
proses, motivasi dan keberhasilan akademik (Winkel, 1991: 42).
Dimyati dan Mudjiono (2006: 45) menjelaskan bahwa hasil belajar
adalah hasil yang diperoleh berupa angka atau nilai setelah
menyerahkan tes prestasi akademik kepada mahasiswa untuk jangka
waktu tertentu. Hasil belajar merupakan hasil akhir setelah
mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan
yang dapat diamati dan dapat diukur (Arikunto, 1990:133). Proses
belajar Anggraini Fitrianingtyas mengajar selalu menghasilkan hasil
belajar yang dicapai. Gambaran tentang keberhasilan belajar dapat
diambil dalam bentuk penentuan raport. Dalam proses mengajar,
siswa mengalami pengalaman belajar, kemampuan-kemampuan yang

3
dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar tersebut
merupakan hasil belajar (Mustamin, 2010:37).3
2) Fungsi Hasil Belajar
a) Hasil belajar yaitu indikator kualitas dan banyaknya pengetahuan
yang diperoleh siswa.
b) Hasil belajar merupakan symbol dari fokus rasa ingin tahu.
c) Hasil belajar sebagai bahan informasi Pendidikan. Hipotesisnya
ialah hasil belajar dapat menjadi pedoman bagi siswa untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagai
umpan balik untuk meningkatkan kualitas Pendidikan.
d) Hasil belajar merupakan indicator internal dan eksternal Lembaga
Pendidikan. Indikator internal ialah indicator bahwa kinerja
akademik dapat dijadikan sebagai ukuran tingkat produktivitas
suatu Lembaga Pendidikan.
3) Macam – macam Hasil Belajar
Nana Sudjana dalam bukunya tentang Evaluasi Hasil Proses
Belajar mengajar, menunjukkan bahwa ada beberapa jenis hasil
belajar, yaitu:
a) Jenis pemahaman hasil belajar, dan jenis hasil belajar di atas
pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya, menjelaskan dalam
kalimatnya sendiri apa yang telah dia baca atau dengar,
mengambil contoh lain dari apa yang telah diilustrasikan, atau
menggunakan instruksi aplikasi dalam situasi lain.
b) Jenis penerapan hasil belajar, dimana penerapannya adalah
penggunaan abstraksi dalam situasi konkrit atau khusus. Sebuah
abstraksi dapat berupa ide, teori atau panduan teknis. Menerapkan
abstraksi ke situasi baru disebut aplikasi. Berulang kali
3
Anggraini Fitrianingtyas, Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Discovery Learning
Siswa Kelas IV SDN Gedanganak 02, e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017,
hlm. 710-711

4
menerapkannya pada situasi lama akan berubah menjadi
pengetahuan atau keterampilan hafalan.
c) Jenis analisis hasil belajar Analisis merupakan upaya untuk
membagi suatu keseluruhan menjadi unsur-unsur atau bagian-
bagian sehingga jelas hierarki atau susunannya. Analisis adalah
keterampilan kompleks yang memanfaatkan tiga jenis
keterampilan pertama. Dengan analisis tersebut, diharapkan
seseorang memiliki gambaran utuh, dapat memahami bagian-
bagian yang berbeda, tetapi memahami kelengkapan prosesnya.
d) Jenis hasil belajar terpadu yang menyatukan unsur-unsur atau
bagian-bagian menjadi suatu bentuk yang utuh disebut sintesis.
Pemikiran berbasis kawah, pemikiran pemahaman, pemikiran
terapan, dan pemikiran analitis dapat dilihat sebagai pemikiran
konvergen, satu tingkat di bawah pemikiran divergen. Dalam
berpikir konvergen, solusi atau jawaban akan diketahui
berdasarkan apa yang diketahui. Berpikir sintetik adalah berpikir
divergen. Sebuah solusi atau jawaban tidak dapat ditentukan
dalam pemikiran divergen. Unit tersebar terintegrasi tidak sama
dengan mengumpulkannya kedalam satu kelompok besar.
Mengartikan analisis sebagai memecah integritas menjadi bagian-
bagian dan sintesis sebagai menyatukan unsur-unsur menjadi
integritas perlu secara hati-hati dan penuh telaah.
e) Jenis hasil belajar evaluasi, Evaluasi ialah pemberian ketetapan
nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara
bekerja, pemecahan, metode, materi dan lain – lain.
Mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Mampu memberikan evaluasi
tentang kebijakan mengenai kesempatan belajar, kesempatan
kerja, dapat mengembangkan partisipasi serta tanggung jawabnya

5
sebagai warga Negara. Mengembangkan kemampuan evaluasi
yang dilandasi pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis akan
mempertinggi mutu evaluasinya.4
b. Model Pembelajaran Pakem
1) Pengertian Model Pembelajaran PAKEM
PAKEM ialah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan. Untuk menghasilkan manfaat yang lebih
dalam tentang kata yang terkandung dari singkatan PAKEM tersebut,
dan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Aktif
Aktif artinya dalam proses pembelajaran, siswa diharapkan
terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang bertindak untuk
berpikir, berinteraksi, menemukan konsep baru atau menciptakan
karya. Anak-anak, di sisi lain, tidak diharapkan untuk menerima
secara pasif ketika mereka menunggu gelas kosong untuk diisi.
b) Kreatif
Menurut Torrance dan Myers, pembelajaran kreatif terdiri
dari peka terhadap atau mengenali masalah, kekurangan,
kesenjangan pengetahuan, elemen yang hilang, perselisihan dan
sebagainya. Mengumpulkan informasi yang ada, batasi kesulitan
atau identifikasi elemen yang hilang, menemukan jawaban,
membuat hipotesis, melakukan koreksi dan tes, memperbaiki dan
terakhir menyampaikan hasilnya. Torrance dan Myers juga
melihat proses pembelajaran kreatif sebagai terlibat dalam sesuatu
yang bermakna. Keingintahuan dan kekaguman,
ketidaksempurnaan, kebingungan, kompleksitas, perselisihan,
ketidakteraturan, dan sebagainya. Kesederhanaan atau kesulitan

4
Nana Sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1990), hlm. 23.

6
struktural dengan mensintesis informasi yang diketahui,
membentuk kombinasi baru, dan mengidentifikasi jarak.
Penyempurnaan dan perbedaan dengan menciptakan pilihan baru,
kemungkinan baru, dan banyak lagi.
Mempertimbangkan, menilai memeriksa dan menguji
kemungkinan - kemungkinan. Menyisihkan pemecahan yang tidak
berhasil, salah dan sangat tidak baik. Memilih pemecahan yang
paling baik dan membuatnya menarik atau menyenangkan secara
estetis. Mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada orang lain.
Dalam pembelajaran kreatif, siswa ingin terlibat aktif dan
mendalami materi pelajaran. Proses pembelajaran kreatif
menggunakan proses berfikir divergen (proses berpikir kea rah
yang berbeda dan menciptakan banyak alternatif solusi) dan
proses berpikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban yang
paling tepat), dengan berpikir kritis.
Beberapa saran perlu dibuat untuk menciptakan iklim dan
suasana yang mendorong dan mendukung pemikiran kreatif, yaitu:
1) Bersikap terbuka terhadap minat dan ide siswa.
2) Berilah anak/siswa anda waktu untuk berpikir dan
mengembangkan ide – ide kreatif. Karena kreativitas tidak
selalu terjadi secara langsung dan spontan.
3) Menciptakan suasana saling menghargai dan saling menerima
antar siswa, antara siswa dengan guru sehingga siswa dapat
bekerjasama, belajar bersama dan belajar mandiri.
4) Kreativitas dapat diterapkan pada semua bidang kurikulum dan
bidang ilmu.
5) Mendorong pemikiran divergen dan menjadi narasumber dan
pengarah.

7
6) Suasana yang hangat dan mendukung memberi anda keamanan
dan kebebasan untuk berpikir tentang eksplorasi.
7) Memberikan kesempatan kepada anak dan siswa untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
8) Libatkan semua siswa dan dukung ide dan solusi anak – anak
mereka atau siswa untuk masalah dan rencana (proyek).
Dukungan tidak sama dengan persetujuanm dukungan berarti
menerima, berterima kasih, dan jika tidak berhasil, berusaha
mencari solusi bersam.
9) Proaktif menangani kegagalan dan membantu siswa
mengidentifikasi kesalahan dan mencoba untuk meningkatkan
ide – ide mereka untuk memenuhi syarat dalam suasana yang
mendukung. 5
c) Efektif
Pembelajaran yang digunakan guru mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. 6Dengan strategi pembelajaran yang efektif ini,
siswa anda dapat belajar di mana anda telah memperkenalkan
kemungkinan yang berbeda, tumbuh melalui kemampuan yang
anda berikan, dan sepenuhnya atau mencapai kemampuan belajar
siswa dalam jangka waktu tertentu. Semua pertimbangan dalam
strategi ini berkaitan dengan tujuan yang dibuat berdasarkan
kemampuan siswa dan pemilihan materi yang sesuai untuk strategi
tersebut.
Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil jika
kegiatan Pendidikan dan pembelajaran dapat merangsang

5
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), hal. 77
6
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar…,hal. 13

8
terjadinya proses belajar. Menentukan atau mengukur hasul
belajar yang efektif terletak pada hasil.
d) Menyenangkan
Menurut Frank Smith, “Tidak ada yang mengalahkan
aktivitas, keterampilan, atau misteri orang dewasa yang
mengasyikkan bagi kaum muda.” Ini semua untuk para guru yang
ingin menjadi panutan aktif dan berbagi nilai melalui kegiatan
pembelajaran. Saya menyusun hanya satu kata, yaitu antusiasme .
Melalui partisipasi yang antusias, guru yang antusias memberi
tahu siswa mereka bahwa mereka peduli dengan apa yang mereka
ajarkan, dan nilai mereka penuh vitalitas.
Ini memberikan kredibilitas pada subjek, karena guru seperti
itu adalah saksi hidup yang berharga dari disiplin mereka. Mereka
dapat menginspirasi siswa yang mencari orang dewasa yang
tepercaya dan menjangkau apa yang mereka katakan Tindakan,
bukan kata-kata. Ini sangat penting untuk dipelajari.
Biarkan anak-anak sepenuhnya menerima pembelajaran, ini
adalah cara yang paling menarik dan terbaik untuk belajar. Ini
adalah salah satu jenis partisipasi yang mengarah pada hasil
terbaik. Dengan memprioritaskan manfaat daripada manfaat
penghargaan, guru mendapat manfaat lebih banyak dari banyak
siswa daripada metode lainnya, berkontribusi pada lingkungan,
harapan, dan integritas untuk semua.
Sesuai dengan prinsip yang diajarkan oleh guru Siswa akan
menjadi lebih terbuka dan menarik dalam emosinya tentang
belajar dan akan terbiasa dengan pembelajaran yang nyaman dan
menyenangkan.
Secara umum gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:

9
 Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan untuk mengembangkan
pemahaman dan keterampilan dengan penekanan pada
pembelajaran melalui praktik.
 Guru menggunakan berbagai alat dan metode untuk
membangkitkan semangat, seperti memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar, membuat pembelajaran menjadi
menarik, menyenangkan dan sesuai bagi siswa.
 Guru mengorganisasikan pelajarannya dengan memajang buku
dan bahan ajar yang lebih menarik dan menyediakan “pojok
baca”.
 Guru mengadopsi metode pengajaran yang lebih kolaboratif
dan interaktif, termasuk pembelajaran kelompok.
 Guru mendorong siswa untuk memecahkan masalah,
mengungkapkan pemikiran mereka, dan menemukan cara yang
unik untuk melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan
sekolah.7
2) Ciri – ciri Model Pembelajaran PAKEM
a) Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik.
b) Mendorong kreaktivitas peserta didik dan guru.
c) Pembelaaran efektif.
d) Pembelajaran menyenangkan utamanya bagi peserta didik.8
3) Prinsip Model Pembelajaran PAKEM
Prinsip yang harus diperhatikan guru saat menerapkan
PAIKEM Ini adalah sebagai berikut:
a) Memahami sifat siswa
b) Berkenalan dengan siswa
7
Raymond J. Wlodkowski, Hasrat untuk Belajar, (Yoyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hal. 47-
51
8
Diakses dari http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/538/4/BAB%20II.pdf , pada tanggal
11 juni 2022

10
c) Memanfaatkan perilaku siswa
d) Pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kreatif Dapat
memecahkan masalah
e) Menciptakan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
f) Gunakan lingkungan kelas sebagai lingkungan belajar
g) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
h) Bedakan antara aktif secara fisik dan aktif secara mental
c. Pembelajaran Aqidah Akhlak MI
1) Pengertian Aqidah Akhlak
Menurut Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008,
ushuluddin atau kepercayaan adalah asal usul atau prinsip agama.
Moralitas adalah kehidupan atau kehidupan manusia dalam arti
bahwa sistem norma yang mengatur hubungan dengan Tuhan (ibadah
dalam arti khas) dan hubungan dengan orang lain (Muamara) menjadi
sikap hidup. hidup dalam menerapkan sistem kehidupan berbasis
keyakinan yang kokoh (politik, ekonomi, kemasyarakatan,
pendidikan, keluarga, budaya/seni, iptek, olah raga/kesehatan, dll).
Akidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran
pendidikan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah. Aspek Aqidah
adalah kemampuan memahami dan mendukung keyakinan/keyakinan
yang benar serta menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Asma
Alfsna. Aspek moral membiasakan diri untuk mencapai akhlak
terpuji dan tercela dalam kehidupan sehari-hari.
2) Tujuan Aqidah Akhlak
Menurut Permenag No. dua tahun 2008, Akidah Akhlak pada
Madrasah Ibtidaiyah adalah keliru satu mata pelajaran PAI yg
memeriksa mengenai rukun iman yg dikaitkan menggunakan
sosialisasi dan penghayatan terhadap al-asma` al-husna, dan
penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan pada mengamalkan

11
akhlak terpuji dan adab Islami melalui hadiah model-model konduite
dan cara mengamalkannya pada kehidupan sehari-hari. Secara
substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak mempunyai donasi pada
menaruh motivasi pada siswa buat mempraktikkan al-akhlakul
karimah dan adab Islami pada kehidupan sehari-hari menjadi
manifestasi menurut keimanannya pada Allah, malaikat malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan Qada dan
Qadar.
Al-akhlak al-karimah ini sangat krusial buat dipraktikkan dan
dibiasakan semenjak dini sang siswa pada kehidupan sehari-hari,
terutama pada rangka mengantisipasi impak negatif era globalisasi
dan krisis multidimensional yg melanda bangsa dan Negara
Indonesia.
Mata Pelajaran Akidah-Akhlak pada Madrasah Ibtidaiyah
bertujuan buat membekali siswa supaya dapat:
a) Menumbuhkembangkan akidah melalui hadiah, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, dan pengalaman siswa mengenai akidah Islam
sebagai akibatnya sebagai insan muslim yg terus berkembang dan
ketakwaannya pada Allah SWT.
b) Mewujudkan insan Indonesia yg berakhlak mulia dan menghindari
akhlak tercela pada kehidupan sehari-hari baik pada kehidupan
individu juga sosial, menjadi manifestasi menurut ajaran dan nilai-
nilai akidah Islam.9
3) Strategi PAKEM dalam pembelajaran Aqidah Akhlak
Metodologi pengajaran agama islam khususnya Akidah
Akhlak, kiranya selalu teransparan serta sarat dengan muatan
9
Abdu Mas'ud, Pembelajaran Aktif. Inovatif. Kreatif. Efektif, dan Menyenangkan
(PAIKEM). Diakses dari http://abdundari.blogspot.com/2009/05/pembelajaran-aktif-inovatif
kreatif.html. 11 juni 2022

12
kemudahan. Lebih khusus lagi hubungannnya dengan interaksi
edukatif, dimana selalu bertumpu dan bermuara pada pencapaian
tujuan, yakni bertambah, berubah, dan berkembang secara terpadu
melalui ketiga unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik.10 PAKEM
merupakan pendekatan dalam proses belajar mengajar yang bila
diterapkan secara tepat berpeluang dapat meningkatkan. tiga hal,
pertama maksimalisasi pengaruh fisik terhadap jiwa, kedua
maksimalisasi jiwa terhadap psikofisik dan psikososial, dan ketiga 20
bimbingan kearah pengalaman kehidupan spiritual.11 Dalam
pembelajaran Akidah Akhlak hasil belajar atau bentuk perubahan
tingkah laku yang diharapkan melalui tiga aspek, yaitu:
Pertama, aspek kognitif, yaitu perubahanperubahan dalam
bentuk penguasaan pengetahuan dan perkembangan ketrampilan
yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut.12 Dengan
demikian ranah kognitif dalam pelajaran Akidah Akhlak adalah
mengenal dan meyakini rukun iman dari iman kepada Allah sampai
dengan iman kepada Qada dan Qadar melalui pembiasaan dalam
mengucapkan kalimatkalimat thayyibah, pengenalan, pemahaman
sederhana, dan penghayatan terhadap rukun iman dan alasma`
alhusna, serta pembiasaan dalam pengamalan akhlak terpuji dan adab
Islami serta menjauhi akhlak tercela dalam perilaku seharihari.
Kedua, aspek afektif, meliputi perubahan dalam segi sikap
mental, perasaan dan kesadaran. Ranah emosi dalam mata pelajaran
Akidah Akhlak adalah rukun iman, kalimat Thayyibah, makna
Alasma'alhusna, dan pengamalan akhlak terpuji dan akhlak Islami,
10
Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (STAIN Ternate, Pustaka Firdaus,
Cet. Pertama April, 2000), hal. 43-44
11
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), Cet I, hal. 46
12
H. Mgs. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep Karakteristik dan
Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, (Yogyakarta: Teras 2007), hal. 54

13
serta kebiasaan menghindari akhlak tercela dalam aktivitas sehari-
hari. siswa untuk mengkonversi. Misalnya, kesadaran berdoa dan
membuang sampah pada tempatnya.
Ketiga, aspek psikomotorik dengan bentuk perubahan perilaku
motorik.13 “Area psikomotor adalah area yang berkaitan dengan
keterampilan atau kemampuan yang bertindak setelah seseorang
memiliki pengalaman belajar tertentu.”14 Area minat psikomotor
akidah Area Akhlak adalah kemampuan siswa untuk melakukan
gerakan shalat dan melafalkan kalimat thayyibah dengan benar dan
benar. Misalnya gerakan shalat. Tentunya dengan berkembangnya
ketiga bidang ini dalam belajar Aqidah Akrak maka keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT pada akhirnya akan meningkat, dan
anda tidak hanya dapat memperoleh ilmu agama, tetapi anda juga
dapat mengamalkannya. 15
Menurut Ismail SM. Ada 24 strategi PAKEM yang digunakan
dalam pembelajaran agama Islam. Artinya, setiap orang adalah guru
di sini, menulis di sini, membaca dengan lantang, dua kekuatan, temu
kembali informasi, tandingan poin, panduan membaca, diskusi hidup,
pertandingan kartu flash, pembelajaran teka-teki. Role-playing, debat
berantai, tim pendengar, kuis tim, diskusi kelompok kecil, sortir
kartu, tur galeri, musykilat althullab, istintajiyah, muqaranat alnash,
tahlil alakhta, ikhtiyar aljurnal, tabirus surah, ceramah. Namun hanya
beberapa strategi yang diterapkan di MI Islam Al – Hikmah, yaitu:

13
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press,
2002), hal. 197
14
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1996),
hal. 60
15
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Prikologi Belajar, Edisi: Revit, (Jakarta: PT. Grasindo,
2006), hal. 216

14
a) Semua orang di sini adalah guru, memberi siswa kebebasan untuk
mengekspresikan pendapat mereka dan berbagi ide dengan siswa
lain saat mereka belajar.
b) Diskusi kelompok kecil, diskusi kelompok kecil, dilakukan untuk
menemukan diskusi yang kuat dalam memecahkan masalah
kontroversial dan melatih siswa untuk saling menghormati
kepribadian dan perbedaan pendapat yang demokratis, itu salah
satu strateginya.
c) Perkuliahan di PAKEM dimulai dengan cerita dan ilustrasi yang
menarik untuk membangkitkan minat siswa, memaksimalkan
pemahaman dengan memberikan kata kunci dengan contoh, dan
menarik siswa dengan menyelingi presentasi dalam kegiatan
singkat, artinya bagaimana meningkatkan pembelajaran dengan
menerapkan materi pada masalah.
Pengertian pembelajaran Akidah Akhlak dalam penelitian ini
adalah proses pembelajaran pada materi Akidah Akhlak yang ada di
MI Islam Al – Hikmah Samarinda Seberang. Dalam pelaksanaannya,
penyampaian materi ini diampu langsung oleh guru Akidah Akhlak
yang telah diberi wewenang madrasah. Sehingga, seluruh
pembelajaran Akidah Akhlak baik dari perencanaan. pelaksanaan
hingga evaluasi dikelola secara kreatif oleh guru Akidah Akhlak.16

2. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian
ini dapat dikemukakan yaitu, “Melalui model pembelajaran PAKEM dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Madrasah Ibtidaiyah Al Hikmah
Kelurahan Mesjid, Kecamatan Samarinda Seberang Kota Samarinda".
C. METODE PENELITIAN
16
Ismail SM, Strategi…,hal. 73

15
1. Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di Pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah atau SD Islam Al – Hikmah Samarinda Seberang dengan tempat
dan waktu.
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Islam Al – Hikmah, Jl. Tanjung
Jone No. 89, Kelurahan Mesjid, Kecamatan Samarinda Seberang, Kota
Samarinda.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 2 bulan setengah,
mulai bulan Mei sampai dengan bulan Juli Tahun 2022. Penelitian pukul
08.00 – 10.00 pada hari yang telah ditentukan, sesuai dengan Tema dan
sub Tema.
2. Prosedur Pelaksanaan/Siklus Penelitian
Studi tindakan kelas ini dirancang dengan menggunakan model
Arikunto, yang menggunakan sistem spiral dimana PTK terdiri dari
rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus yang berulang.
Setiap siklus terdiri dari empat tahapan kegiatan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti menentukan fokus kasus yang
perlu diberikan perhatian khusus yang akan diamati, lalu kita membuat
sebuah instrument pengamatan untuk merekam fakta yang akan terjadi
selama penelitian tindakan berlangsung.
b. Tindakan
Pada fase ini akan diterapkan rancangan strategi dan skenario
implementasi pembelajaran. Tentunya rencana tindakan telah “dilatih”
kepada pelaksana (guru) tindakan dan diterapkan di kelas sesuai dengan

16
situasi, dan situasi tindakan tersebut harus dilaksanakan dengan benar
dan adil.
c. Observasi
Tahap ini praktis bersamaan dengan pelaksanaan, peneliti
mengamati dan mencatat semua hal yang diperlukan dengan
menggunakan format observasi/penilaian yang telah disiapkan, dan
mengamati dengan seksama pelaksanaan skenario yang diperlukan,
termasuk observasi langsung, dengan menggunakan format
observasi/penilaian yang telah disiapkan. skenario tindakan dan
dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa dari waktu ke waktu.
d. Refleksi
Pada Fase ini merupakan tinjauan menyeluruh atas tindakan yang
telah dilakukan, dan berdasarkan data yang terkumpul, dievaluasi untuk
menyempurnakan langkah selanjutnya.17
3. Metode Pengumpulan Data
Teknik perolehan data ditujukan untuk mengukur keterampilan dasar
dan hasil belajar seorang anak selama melakukan kegiatan belajar. Data
yang diperoleh dari hasil survei yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Observasi/Pengamatan
Observasi yang digunakan yaitu dengan teknik atau
mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan kepada
kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam pengamatan perlu mencatat
kegiatan tersebut melalui alat observasi hal-hal yang akan diteliti.
Pengamatan atau observasi ialah kegiatan pemusatan terhadap
objek yang digunakan melalui alat indra. Lalu pengamatan yang
dilakukan dengan penglihatan pengciuman, pendengaran, peraba dan
pengecap. Teknik pengamatan obsevasi ini menggunakan teknik

17
Arikunto Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara, hlm. 74

17
pengumpilan data dapat mendukung data yaitu mencermati kegiatan,
suasana, peningkatan model pembelajaran PAKEM.18
Pemusatan data yang dilakukan ialah gambaran secara nyata
bagaimana Peningkatan Hasil Belajar siswa melalui Model
Pembelajaran PAKEM mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa SD Al
- Hikmah Samarinda Seberang.
b. Dokumentasi
Dokumen berupa catatan tertulis tentang berbagai
peristiwa/kegiatan atau foto-foto kegiatan. Dokumentasi yang terkait
dengan peserta studi akan memberikan kerangka kerja untuk data yang
mendasarinya.19
Sastra berasal dari kata “dokumen” yang berarti benda tertulis, dan
metode sastra mengacu pada cara memperoleh data dengan menyelidiki
benda tertulis, baik itu kata-kata, gambar, atau karya seseorang. Dalam
penelitian ini, dokumen yang dilakukan berupa foto-foto. Foto yang
digunakan adalah foto guru dan anak saat mereka terlibat dalam
kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar melalui model
pembelajaran PAKEM yang sedang berlangsung.
c. Wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpulan sejumlah informasi
yang mengajukan pertanyaan dengan secara lisan dan dengan menjawab
secara lisan pula.20 Melakukan wawancara dengan tanya jawab melalui
penulisan dengan narasumber ini berkaitan dengan wawancara guru SD
Islam Al – Hikmah Samarinda Seberang Informasi yang diperoleh
secara lebih valid, dalam penelitian ini wawancara yang dilakukan akan

18
Sudaryono, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia, 2016),
hlm. 87.
19
Sukardi, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hlm. 47.
20
Nurul Zahriyah, Metode Penelitian Sosial dan Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
hlm. 179.

18
bertemu langsung dengan objek untuk mencari informasi atau data yang
berguna untuk alat pengumpulan data seperti pedoman wawancara
penelitian Pedoman wawancara ini digunakan untuk terstruktur
pertanyaan.
4. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah apakah model
pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD
Islam Al-Hikmah Samarinda Seberang pada mata pelajaran Aqidah Akhlak
yang dibuktikan dengan nilai di atas tingkat ketuntasan KKM yaitu: 75
sampai 100%. Begitu juga dengan observasi gabungan, terjadi peningkatan
yang penting pada perilaku belajar siswa, perilaku kelompok, dan aktivitas
guru. Indikator ini menjelaskan tujuan minimal yang harus dicapai setelah
tindakan dilaksanakan.
5. Instrument Penelitian
Instrument penelitian sebagai alat bantu pengumpulan data yang
diperoleh peneliti selama proses penelitian:
a. Observasi
Penelitian ini menggunakan catatan dalam pengamatan aktivitas
siswa saat menggunakan model pembelajaran PAKEM pada mata
pelajaran Aqidah Akhlak.
b. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini peneliti menggunkan
handphone atau kamera sebagai alat foto saat pembelajaran model
PAKEM di kelas ataupun mencatat dokumen - dokumen yang berkaitan
dengan profil SD Islam Al - Hikmah Samarinda Seberang.
c. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini peneliti menggunakan tanya
jawab melalui penulisan dengan narasumber, peneliti mewawancarai
guru SD Islam Al – Hikmah Samarinda Seberang agar Informasi yang

19
diperoleh secara lebih valid, dalam penelitian ini wawancara yang
dilakukan akan bertemu langsung dengan objek.

20
DAFTAR PUSTAKA

Syekh Mahmud Syaltut, Akidah Dan Syariah Islam, (Jakarta: Bina Aksara,
1985).
Anggraini Fitrianingtyas, Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model
Discovery Learning Siswa Kelas IV SDN Gedanganak 02, e-
jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017.
Nana Sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1990).
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad. Belajar dengan Pendekatan
PAILKEM, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013).
Raymond J. Wlodkowski, Hasrat untuk Belajar, (Yoyakarta: Pustaka Pelajar,
2004).
Diakses dari http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/538/4/BAB%20II.pdf ,
pada tanggal 11 juni 2022
Abdu Mas'ud, Pembelajaran Aktif. Inovatif. Kreatif. Efektif, dan
Menyenangkan (PAIKEM). Diakses dari
http://abdundari.blogspot.com/2009/05/pembelajaran-aktif-inovatif
kreatif.html. 11 juni 2022
Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (STAIN Ternate,
Pustaka Firdaus, Cet. Pertama April, 2000).
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM:
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan,
(Semarang: Rasail Media Group, 2008), Cet I.
H. Mgs. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep
Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Umum, (Yogyakarta: Teras 2007).
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:
Ciputat Press, 2002).
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,1996).
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Prikologi Belajar, Edisi: Revit, (Jakarta: PT.
Grasindo, 2006).
Arikunto Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara.
Sudaryono, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta:
Prenadamedia, 2016)
Sukardi, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015)
Nurul Zahriyah, Metode Penelitian Sosial dan Penelitian, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006).

21
22

Anda mungkin juga menyukai