Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat india dibangun di atas salah satu peradaban yang
tertua di dunia.Tradisi-tradisinya,yang berawal dari abad-abad 15-10
SM,sampai kini masih di pertahankan. Tonggak paling awal dari
pemikiran india,Veda,bersama dengan himne-himne bagi sejumlah
dewa,memuat konsep tentang tata dunia yang satu. Kitab-kitab itu
berisi gagasan yang sebagian besar di bentuk dalam perkembangan
Filsafat India kemudian hari. ( Misalnya,kesatuan subtansi rohani
integral dengan jiwa individual; kebanyakan jiwa yang mengalami
reinkarnasi sesuai dengan hukum karma,atau retribusi ) .
Ajaran-ajaran Upanishad,sebagai mana ajaran-ajaran religius
idealistis lain,merefleksikan pandangan kaum materilialis dan ateis
yang menyangkal otoritas Veda dan kehidupan jiwa setelah mati.
Upanisad menggangap salah satu unsur material sebagai dasar
pertama dunia.

B. Rumus Masalah
1. Apakah di maksud Filsafat India?
2. Bagaimanakah proses perkembangan Filsafat India ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Filsafat India
2. Mengetahui proses perkembangan Filsafat India

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Filsafat Hindia

India adalah suatu wilayah yang di batasi pegunungan yang


terjal. Tidak ada jalan lain kecuali melalui lintasan Kaibar. Pada
zaman kuno, daerah india sulit dimasuki oleh musuh sehingga
penduduknya dapat menikmati kehidupan yang tenang dan banyak
peluang untuk memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan
kerohanian. Filsafat india berkembang dan menjadi satu dengan
agama sehingga pemikiran filsafatnya bersifat religius dan tujuan
akhirnya adalah mencari keselamatan akhirat. Peradaban india yang
tertua sampai sekarang masih hidup.Peradaban itu telah mencapai
tingkat teknologi yang tinggi sejak tahap awalnya.
Kontak eropa dengan peradaban india sebagian besar
berlangsung melalui sumber-sumber berbahasa Arab,dan penelitian
historisbelum cukup maju untuk dapat membedakan prioritas-
prioritas dan jalur jalur penyebarannya. Jelas terlihat bahwa
matematika india,dengan sistem bilangan dan perhitungan yang telah
berkembang cukup tinggi,mempengaruhi aljabar Arab; juga
melengkapi angka-angka utama Arab(yakni,sembilan digit dan satu
angka nol dalam suatu sistem nilai –tempat). Tetapi ciri khas ilmu
dalam peradaban ini berkenaan dengan kesadaran yang lebih tinggi
dan dalam soal ini pemikiran Eropa sangat kurang,namun hanya
kadang kadang saja di sadari adanya kekurangan itu. Oleh karena itu
prestasi prestasi eropa dan india tak dapat di bandingkan secara ketat
melainkan harus di anggap sebagai saling melengkapi satu sama lain.

2
Filsafat India terbagi atas dua golongan, yaitu :
Ortodoks atau astika, yaitu golongan yang mengakui kedaulatan Veda
serta mendasarkan ajarannya atas Veda dan berpegang teguh padanya.
Heterodoks atau nastika , yaitu golongan yang tidak menerima
kekuasaan Veda dan tidak mendasarkan ajarannya atas Veda. Yang
termasuk golongan heterodoks adalah Buddhisme, Jainisme dan
Charvaka.

1. Buddhisme
Buddhisme atau yang lebih sering dikenal sebagai Buddha
didirikan oleh Siddharta Gautama. Ciri khas dari Buddha adalah
ajaran tanpa aku (anatta/anatman). Diri sejati itu tidak ada, karena itu
disebut anatman, sebuah ajaran yang berlawanan dengan atman. Apa
yang disebut aku (Atman) itu hanya kumpulan agregat seperti
kesadaran, persepsi, sensasi dan bentuk-bentuk pikiran.
Merealisasikan Anatta adalah salah satu tahapan latihan dalam teknik
yang diajarkan Buddha.Buddhisme kadang-kadang dikritik sebagai
agama dan filsafat "negatif" atau "pesimis". Setelah semua (sehingga
argumen itu) hidup tidak semua penderitaan dan kekecewaan:
menawarkan berbagai jenis sukacita dan kebahagiaan. Sang Buddha
berdasarkan ajaran tentang penilaian jujur dari penderitaan kami
sebagai manusia: ada ketidakpuasan dan penderitaan di dunia. Hidup
Buddha adalah sengsara, sebab manusia terikat pada realitas yang

3
selalu mengalir karena adanya karma.Tidak ada yang tetap atau kekal,
semua berubah. Manusia membebaskan diri dari kesengsaraan itu
dengan jalan menyadari kesempuraan itu, maka dikemukakan bahwa
Aryasata ialah kebenaran(Duka-Satya, Tresna-Satya,Nirodha-Satya,
Marga-Satya) dan “Jalan yang Utama” yang cukup dikenal. Buddha
mengajarkan dengan memakai bahasa daerah.ketka ajarannya
dinyatakan dalam Bahasa Sansekerta, terjadi perselisihan antara kaum
Brahmana, terutama tentang pengetahuan manusia, tentang
kekhilafan, jiwa dan logika. Bersamaan dengan itu mulailah terjadi
perpecahan dalam lingkungan kaum Buddha sendiri (400SM) hingga
terjadi berbagai aliran yang terkenal, yang terbesar yaitu Himayana
dan Mahayana yang diperinci menjadi :
2. Jainisme
Jainisme berasal dari kata “jina”, yang berarti penaklukm
penakluk ketamakan dan keinginan. Jainisme menolak otoritas
Veda dan mengaku tidak berasal dari Brahman-Arya tapi
merepresentasikan kosmologi dan antropologi pra-Arya (bangsa
Dravida). Pertapa jain mengejutkan kelompok raja Alexander
ketika menaklukkan India. Mereka menyebut para Jain
sebagai gypnosof, filosof telanjang, karena sebagian dari pertapa
jain berpenampilan telanjang. Jainisme terbagi dua, yaitu mereka
yang memakai jubah putih (svetambaras), dan yang telanjang
(digambaras).

4
Pendiri Jainisme tidak diketahui dengan pasti tapi konon
mengacu pada guru-guru peradaban pra-Arya. Dikenal Parscva
sebagai pemimpin Jain ke-23 (872-772SM). Dan Mahavira adalah
pemimpin ke-24, yang hidup sezaman dengan Buddha. Dalam naskah
Buddhisme awal, Mahavira juga dikenal dengan nama Nigantha
Nataputta. Pemimpin Jain yang lain adalah Mikkhali Gosala, yang
mengajarkan ajaran deterministik. Gosala sebelumnya adalah murid
Mahavira, namun berselisih pandangan dan mempimpin kelompoknya
tersendiri.

Jainisme menganggap jiwa sebagai mahkluk kecil seukuran


ibu jari yang bersemanyam di dalam hati. Tubuh adalah pakaian dan
sel kehidupanlah yang menggerakkan tubuh. Kebebasan jiwa bisa
ditempuh dengan menaklukkan ketamakan dan keinginan dan karma.
Jain menjunjung tinggi prinsip tanpa kekerasan (ahimsa). Perjalanan
individu menuju kesempurnaan hanya manakala sel kehidupan tidak
terkontaminasi oleh karma. Sel kehidupan terkotori oleh karma,
karena itu untuk memiliki sel kehidupan yang murni pintu indria
sebagai jalannya karma harus ditutup dan dijaga ketat. Proses
pembersihan terjadi dengan disiplin yang keras, menyiksa diri, hingga
tidak membedakan antara kesenangan, kesakitan, menjijikkan bahkan
membahagiakan. Pertapaan yang keras membakar benih-benih karma
yang membuat sel kehidupan menjadi semakin murni.

Kelompok Digambaras dalam Jain adalah Tirthankaras, yang hidup


sebelum Buddha, yang konon hidup tanpa makan. Ciri unik
Digambaras lainnya bahwa pertapa yang memiliki properti tidak akan
bisa moksa, dan juga wanita tidak bisa moksa.Mikkhali Gosala yang
pernah bersama Mahavira memiliki pandangannya sendiri tentang
proses pembersihan atau keselamatan. Menurutnya keselamatan tidak
bisa dipercepat. Kesempurnaan akan terjadi dengan sendirinya jika

5
saatnya sudah tepat. Ajaran deterministik Gosala menyebutkan bahwa
usaha untuk moksa adalah sia-sia. Evolusi spiritual tidak bisa
dipaksakan. Tidak ada juga manfaat devosi pada dewa yang
mencampuri proses penyempurnaan. Analogi yang digunakan adalah
seperti bola benang yang dilempar akan mengurai benang dan berhenti
ketika gulungan benang sudah habis.
3. Charvaka
Merupakan sebuah kata yang umumnya menyatakan
materialistis.Menurut charvaka, dunia materi adalah nyata dan hanya ia
sendiri yang ada. Materi dibuat dari udara, tanah, api dan air.
Kesadaran hanyalah satu fungsi dari materi, jiwa berarti badan, tidak
ada kehidupan lagi setelah mati, tidak ada Tuhan, dunia menciptakan
dirinya sendiri, mengejar kesenangan adalah tujuan
hidup.Penggolongan Filsafat IndiaCharvaka sangat tidak bisa
menerima kehidupan sesudah mati ( kehidupan sesudah kehidupan di
dunia) karena tidak adaseorang pun yang telah melihatnya dan
seandainya ada,tidak adasarana untuk emverifikasinya.Maka, hanya
eksistensi dunia ini yang yang diakui, kebakaan jiwa sebagai entitas
ditolak.
Charvaka begitu tajam dalam mengkritik sumber-sumber
pengetahuan yang menurut mereka tidak benar. Sebagai conto kritik
mereka terhadap penyimpulan. Dengan konsep genaralisasi,
penyimpulan memperoleh pengetahuan tentang objek yang belum
diketahui dengan mencari objek yang sama. Konsep disatukan
generalisasi sehingga menciptaka sebuah pengetahuan baru.

B. Priodesasi Filsafat India


Filsafat india di bagi dalam lima priode besar.
1. Jaman Weda (2000-600 SM)
Secara ringkas jaman ini meliputi:
 Masa terbentuknya atau turunnya Kitab Suci Wedha

6
 Masa ritual korban
 Masa aferleksi filsafat dalam upanisad
Pada jaman ini bangsa aya mulai memasuki india dari utara,sekitar 1500
SM. Kitab Suci mereka di sebut Weda,yang terdiri dari
Samhita,Brahmana, dan Upanisad. Upanisad sendiri merupakan weda
yang sangat penting dalam filsafat hindia,karena paling filosofis di antara
Weda lainnya dan menjadi sumber sangat kaya untuk inspirasi dan
pembaharuan filsafat hidia.
2. Jaman Skeptisme (200 SM- 300 M)
Dinamakan jaman skeptisme karena menandai timbulnya
pemikiran yang meragukan bahkan melawan otoritas Weda. Pemikiran
yang kemudian melahirkan faham besar,antara Budhisme dan Jainisme
tersebut,kemudian di reaksi balik oleh Sad-Darsana sebagai aliaran yang
mengakui Wedha ,Reaksi terjadi tahun 1600terutama terhadap ritual
korban dan keberaaan para rahib,para imam korban (kaum Brahmana).
Para imam agama ini di anggap tidak cukup baik memimpin agama
bahkan dalam batas batas tertentu mendistorsi kebenaran agama. Reaksi
muncul dalam berbagai bentuk.Tetapi yang paling berpengaruh adalah
Sidharta Gautama,putera Raja Kapilawastu,dengan faham Budhisme
mengajarkan secara praktis dan konkrit pedoman mencapai keselamatan.
Di ajarkan bagaimana cara manusia mengurangi penderitaannya dan
melepaskan diri dari belenggu samsara,mencapai moksa menuju nirwana.
3. Jaman Puranis (300 SM – 1200M)
Disebut pula jaman epos atau wiracarita,setelah kurang lebih 300
tahun,Budhisme mulai hilang dari india dan menyebar ke negara-negara
tetangga. India kemudian di dominasi karya-karya sastra yang bersifat
mitologi,terutama mengenai reinkarnasi dewa dewa. Berbagai contoh
reinkarnasi para dewa terhadap dalam epos besar Mahabarata dan
Ramayana adalah cerita kepahlawanan antara kebaikan ,yang di simbolkan
pada pandawa dan keburukan tersimbol pada Kurawa. Ramayana

7
merupakan cerita tentang kemurnian cinta yang melibatkan tokoh
Sinta,Rama,Rahwana,dan Hanoman.
4. Jaman Muslim (1200M-1757 M)
Jaman ini adalah priode mulai masuknya pengaruh pemikiran
dunia islam dalam kefilsafat India. Tema menonjol waktu itu adalah usaha
menyelaraskan ajaran islam dengan Hinduisme,seperti yang di lakukan
oleh Gum Nanak yang merintis aliran Skih. Tokoh lain adalah Syair Kabir
seorang pengarang ternama pada jamannya.
5. Jaman Modern
Ditandai oleh masuknya Inggris di india pada tahun 1757.Periode
ini merupakan renaissance filsafat india yang memperlihatkan
perkembangan kembali nilai-nilai klasik india dalam menghadapi berbagai
perubahan sosial. Tokoh-tokoh penting periode ini adalah :
a. Raja Ram Mohan Roy (1772-1833), yang mengajarkan
monoteisme bedasar upanisad dan ajaran moralitas baru berdasar
Khotbah di bukti dari kitab injil.
b. Vevikenanda (1863-1902), mengajarkan bahwa semua agama
benar,namun demikian yang tercocok untuk india adalah agama
Hindu.
c. Mahatma Gandhi (1869-1948) dan Rabindranat Tagore (1861-
1941). Penyair dan pemikir religius yang membuka pintu masuk
bagi ide-ide luar ke alam pikiran india.
Sejumlah pemikir india modern melihat banyak kemungkinkan
dialog antara filsafat Timur dan Barat. Radhakrishnan (guru besar filsafat
di Calcutta dan Oxford University,serta wakil pada PBB dan UNESCO)
misalnya,sinkretisme hindu-kristiani sabagai pola pikir untuk masa depan
seluruh dunia.

8
Sejumlah pemikir lain tidak optimis dengan gagasan tersebut.
Corak pikir timur dan barat terlalu berbeda jauh untuk ‘berkomunikasi’
dan saling melengkapi. Filsafat Timur cenderung mistik dan rasionalitas
dan posotovisme model Barat,dan filsafat Barat perlu mengikuti tradisi
intuisi Timur mengenai kesatuan manusia dan alam,kepaduan mikro dan
makrokosmo.Dengan cara itu terbuka kemungkinan untuk dapat
mempertemukan keduanya.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah filsafat India adalah evolusi pemikiran manusia yang
mengarah pada spiritualitas. Saya memilih menulis filsafat India karena
budaya Jawa dan mungkin budaya lokal lainnya juga memiliki akar
yang sama dengan filsafat India. Jika kita cermati, setiap sistem filsafat
berkembang dengan caranya sendiri dan merupakan reaksi dari keadaan
yang diramaikan dengan perbedaan interpretasi akan nilai hidup.
Bentuk primitif agama, pada mulanya adalah pemujaan keluar, yang
lebih sebagai sandaran psikologis dalam diri manusia, lalu menjadi
mengarah kedalam, mengarah pada pemahaman diri, yang membawa
transformasi diri yang lebih baik. Memanglah tepat istilah Jawa
“ageman”. Agama memang hanya pakaian (baca: ageman), hanya
bentuk luar, yang didalamnya mesti ada refleksi diri dan pencarian ke
dalam. Walaupun demikian, pencarian spiritual tidak bisa dipaksa,
diatur secar mekanis, atau juga dijadikan standar moral tertentu.

10
DAFTAR PUSTAKA

Raventerz,Jerome.2004.The Philosophy of Science Oxford University Press, 1983.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar

http://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/makalah-filsafat-
india.html

11
12

Anda mungkin juga menyukai