Anda di halaman 1dari 36

FILSAFAT HINDI

OLEH:
KELOMPOK 3
KELAS A
KELOMPOK 3 A
 ISLAH AMALIA  ADISTI ADIZAH
(C021201030) (C021201038)

 ANDI RADIVA KANANDA  AINUN MIFTAHUL QALBY


(C021201032) (C021201039)

 EVRYANA YULIANDARI  VINCENSIA EVANJELIN


(C021201034) (C021201041)

 INAYAH AULIA  A.AULIA RAMADHANI


(C021201036) (C021201

MEET THE TEAM


MATERI PEMBELAJARAN
1 2
HISTORY TOKOH
SEJARAH FILSAFAT
HINDI PANDANGAN TOKOH

3 4 5
ALIRAN BUDAYA IMPLIKASI
ALIRAN FILSAFAT BUDAYA MASYARAKAT Implikasi dari Nilai-nilai
YANG INDIA Filosifis dalam Kehidupan
BERKEMBANG Sehari-hari
HISTOR
Y
Sejarah Filsafat Hindi
History

Sejarah Filsafat India menurut Dr. S Radhakrishnan dibatasi


mulai dari 2000 SM sampai 1000 SM yang dibagi menjadi 4
periode, yaitu:
- Zaman Veda ( 1500 SM-600 SM )
- Zaman Epos ( 600 SM – 200 SM )
- Zaman Sutra ( mulai 200 SM )
- Zaman Scholastik ( mulai 200 SM)
ZAMAN VEDA (2000 SM-600 SM)
Zaman Veda ( 1500 SM sampai dengan 600 SM ).Kedatangan bangsa Arya
ke India membawa peradaban baru dimana sebelumnya telah berkembang
peradapan Drawida, penduduk asli India. Peradaban Arya memiliki benih-
benih pemikiran filsafat didalamnya dalam bentuk pujian-pujian dan
nyanyian-nyanyian keagamaan dan dalam perkembangan selanjutnya mulai
ter dapat dalam Kitab Brahmana dan Kitab Upanisad.(S. Radhakrishnan,
Vol.I: 1927: 57)
Kitab Brahmana

Manusia pada zaman ini melaksanakan penyembahan kepada Dewa-dewa. . Kemudian


dipersonifikasikan dan disembah sebagai dewa-dewa yang berpribadi.Kepada para dewa
dipersembahkan korban-korban dan diundang dengan mantra-mantra yang diucapkan. Adapun
dewa-dewa itu diantaranya Waruna, Indra. Dewa-dewa itu juga menguasai tata tertib alam
semesta, termasuk tata tertib kehidupan manusia.

Hubungan manusia dan alam semesta adalah seperti makro dan mikrokosmos,
tapi belum dalam hubungan yang harmonis. Mulai ditemukan asas pertama alam
semesta adalah Brahman dan pusat hidup manuasia adalah atman. Setelah
kematian manusia akan dilahirkan kembali yang merupakan suatu karunia.
Kitab Upanisad
Di zaman Upanisad ini juga diajarkan Karma atau perbuatan yang berakar pada ajaran
tentang Rta. Karma atau perbuatan juga mempunyai buah perbuatan atau Karma Phala.
Perbuatan baik akan berbuah baik, perbuatan jelek akan berbuah jelek pula. Manusia kalau
demikian merupakan hasil dari perbuatannya sendiri. Karma tidak saja menguasai kehidupan
manusia yang akan datang tapi juga kehidupan manusia yang telah lalu. Hidup manusia yang
sekarang ditentukan oleh kehidupannya yang lalu dan kehidupannya yang sekarang
menentukan kehidupannya yang akan datang

Demikianlah manusia dilahirkan, hidup, mati dan dilahirkan kembali, hidup mati
lagi dan dilahirkan kembali, demikian seterusnya tidak ada awal tidak ada akhir.
Kelahiran yang terus menerus seperti itu disebut Samsara atau Punarbawa atau
reinkarnasi.Jika seseorang mati maka akunya yang halus bersama dengan
perbuatannya masih melekat. Kecenderungan-kecenderungannya yang lalu masih
menyertainya, ia masih ingin untuk melakukannya, ia diikat oleh samsara.
Zaman Epos (600 SM-200 SM)
Meliputi perkembangan antara kesusasteraan Upanisad yang
tertua dan sistem-sistem filsafat (darsana). Kitab Ramayana dan
Kitab Mahabarata menjadi alat untuk menyebarkan cita-cita baru,
yaitu mengenai sifat dan ciri-ciri kepahlawanan dan kedewataan
dalam hubungan insani atau kemanusiaan. Sistem-sistem dari
agama Budha, Jainisme, agama Siwa, agama Wisnu termasuk juga
dalam periode ini. Pada jaman ini juga sudah dimulai timbulnya
sutra-sutra.
Zaman Sutra (Mulai 200 SM)
● Pada zaman ini bahan-bahan pemikiran menjadi sangat banyak sehingga
dirasakan perlu adanya penyederhanaan dan perangkuman. Hal ini terjadi
dalam bentuk Sutra-sutra, yang sebenarnya sudah dimulai pada jaman
sebelumnya (Epos). Pada jaman ini sutra-sutra yang makin lama semakin
banyak itu memerlukan penjelasan lebih lanjut. Sejak itu kemudian
berkembang sikap kritis dalam filsafat India. Zaman tumbuhnya sutra-sutra
ini sukar sekali dipisahkan dari jaman para komentatornya. Sistem-sistem
filsafat yang berkembang pada jaman ini sulit dicari urutannya. Menurut R.
Garbe yang tertua adalah Sankhya, kemudian timbul Yoga, Mimamsa,
Wedanta, Walcesika, dan kemudian Nyaya.
Zaman Scholastik ( mulai 200 SM )

● Zaman scholastic ini sukar sekali dipisahkan dengan zaman sutra-sutra di atas
karena periodenya sama. (S. Radhakrshnan, Vol. II: 1927: 59). Scholastic yang
dimaksud adalah zaman sekolah-sekolah pemikiran yang dalam bahasa Sanskerta
disebut Acharya. Pemikiran Buddha dan perkembangannya juga mendorong
munculnya zaman ini, karena pemikir-pemikir filsafat India yang berdasarkan
Veda mulai menentang dogmatism dan tradisi dengan menafsirkan ulang tradisi-
tradisi mempergunakan akal budhi dan logika berfikir. Munculnya para pemikir
yang mendirikan aliran pemikiran sendiri-sendiri, bahkan antara satu pemikran
yang satu dengan yang lain satu sama yang lainnya ada yang saling bertentangan.
(S. Radhakrshnan, Vol. II: 1927: 17).
Pandangan
TOKOH-TOKOH FILSAFAT HINDI
—Bhiraspati
Brihaspati mendirikan filsafat carvaka dan cirinya materialistis dan hedonistis. Aliran ini tidak
menerima kehidupan setelah kematian, alasannya kehidupan di dunia akhirat tak dapat
diverifikasi apalagi belum ada seorangpun yang menyaksikannya. Jadi, aliran ini hanya mengakui
eksistensi duniawi dan kebakaan jiwa. Menurut aliran ini manusia boleh melakukan apa saja
karena tidak ada hukum yang mengikat, jadi mereka menolak konsep hukum karma yang terdapat
dalam filsafat india lainnya. Aliran ini hanya menerima pengetahuan berdasarkan persepsi
langsung dan mereka menolak deduksi, karena menurut mereka kebenaran telah terkandung
dalam premisnya.
-Sindharta Gautama
Budhisme didirikan oleh Sindharta Gautama. Inti ajarannya ialah bahwa segalanya duka.
Penderitaan karena samsara adalah suatu yang real dan oleh sebab itu manusia harus
berusaha melepaskan diri dari kesengsaraan. Tapi bukan berarti bahwa bhudisme
mengajarkan keputusasaan. Budha mengajarkan empat kebenaran utama yakni :
• Hidup adalah sengsara
• Penderitaan itu muncul karena keinginan
• Penderitaan dapat diisi dan mencapai nirvana dimana segala kehidupan berakhir
-Sankara
Merupakan pengajar aliran Adwaita. Pokok ajarannya adalah
bahwa “Brahman adalah nyata. jiwa perorangan adalah Brahman.
Brahman tidak rangkap. Dunia itu tidak nyata. jiwa tidak berbeda
dengan Brahman.”
-Ramanuja

Ia berupaya mempersatukan agama Wisnu dengan Wedanta. Sumber


ajarannya Wisista Waits (kitab Upanishad). Menurutnya, terdapat
tiga kenyataan yang tertinggi: Tuhan (Iswara),jiwa (cit), dan benda
(acit). Hanya Tuhanlah kenyataan yang bebas.
-Madwa
Ia sangat berpengaruh di India Barat. Pokok ajarannya, “ada”, merupakan
kenyataan yang jamak (dualisme). Segala sesuatu di dunia ini beraneka ragam.
Terdapat lima per­bedaan, yaitu antara Tuhan dan jiwa; antara jiwa (yang satu) dan
jiwa (yang lain); antara Tuhan dan benda; antara jiwa dan benda; antara benda
(yang satu) dan benda (yang lain).
-Mahatma Ghandi
Dasar-dasar ajaran perjuangan Mahatma Gandhi adalah:
• Ahimsa : Asas anti peperangan dan menganjurkan perdamaian yang berarti gerakan
melawan inggris tanpa kekerasan.
• Hartal : Aksi tidak berbuat apapun untuk kepentingan kolonial inggris.
• Satyagraha : asas tidak bersedia bekerjasama dengan kolonial inggris.
• Asas dengan tidak memakai bahan-bahan inggris dan mengutamakan bahan buatan
sendiri.
Aliran Filsafat
Hindi
Carvaka
Carvaka didirikan oleh Brihaspati. Aliran ini tidak menerima kehidupan
setelah kematian, alasannya kehidupan di dunia akhirat tak dapat
diverifikasi apalagi belum ada seorangpun yang menyaksikannya. Jadi,
aliran ini hanya mengakui eksistensi duniawi dan kebakaan jiwa.
Menurut aliran ini manusia boleh melakukan apa saja karena tidak ada
hukum yang mengikat, jadi mereka menolak konsep hukum karma yang
terdapat dalam filsafat india lainnya. Aliran ini hanya menerima
pengetahuan berdasarkan persepsi langsung dan mereka menolak
deduksi, karena menurut mereka kebenaran telah terkandung dalam
premisnya.
Jainisme

Menurut aliran ini, hakikat diri atau jiwa adalah kesasaran. Tujuan
tertinggi adalah realisasi kondisi murni, mengembalikan jiwa
kepada hakikatnya, yakni pengetahuan tak terbatas (ananta jnana),
persepsi tidak terbatas (ananta darsana), kekuatan tidak terbatas
(ananta virya), dan kebahagiaan tidak terbatas.
Buddhisme
Inti ajarannya ialah bahwa segalanya duka. Penderitaan karena
samsara adalah suatu yang real dan oleh sebab itu manusia harus
berusaha melepaskan diri dari kesengsaraan. Tapi bukan berarti bahwa
bhudisme mengajarkan keputusasaan. Budha mengajarkan empat
kebenaran utama yakni :
· Hidup adalah sengsara
· Penderitaan itu muncul karena keinginan.
· Penderitaan dapat diakhiri dan dicapai nirvana dimana segala
kehidupan berakhir
Nyaya dan
Vaisesika

Mengajarkan bahwa keselamatan berarti kembali ke keadaan


tidak sadar dari Atman (jiwa), lepas dari kontak dengan dunia dan
kembali kepada eksistensi buta, tidak sadar, kekosongan dari
sengsara, dan bahkan kosong dari kebahagiaan dan kesenangan
Purva Mimamsa

Purva Mimamsa didirikan oleh Jaimini. Pada mulanya Mimamsa bukan


merupakan sistem filsafat, melainkan usaha untuk menjelaskan hakikat
hukum, peraturan atau kewajiban (dharma), yang menurut sistem ini
terdiri atas ketaatan perintah Veda (ajaran untuk berkurban untuk
kebahagiaan di dunia dan di akhirat) dan larangan-larangannya. Hakikat
diri adalah kesadaran, bukan kebahagiaan. Upacara kurban dianggap
sebagai sarana untuk mencapai keselamatan. Karma (perbuatan, termasuk
penyelenggaraan kurban) merupakan daya yang tak kelihatan, apurva,
umum yang membawa orang kepada keselamatan.
Uttara Mimamsa
(Vedanta)
Ada banyak sistem Vedanta, dan bersifat realis, idealis, monistis,
atau pluralis. Tiga sistem yang terkenal ialah :

a. Sankara, adalah sistem nodualitas. Menurut Sankara, Atman sama


dengan Brahman, yakni esensi subyektifitasnya yang bersatu dengan
esensi dunia.
b. Ramanuja, menekankan perbedaan dalam nondualisme Sankara.
Dunia diri. Tuhan (Brahman) itu riil, tapi dunia dan diri tergantung
pada Brahman.
c. Madhava, bersifat dualistis. Dunia, diri, dan Brahman merupakan
eksistensi abadi, tapi dunia dan diri itu tergantung pada Brahman.
Sankhya dan Yoga

Perbedaan Sankhya dan Yoga adalah bahwa Sankhya menolak Tuhan


(sekurang-kurangnya menganggap konsep Tuhan itu tidak relevan),
sedangkan Yoga menerimanya. Menurut Yoga, Tuhan dianggap sebagai
Roh Maha Mulia dan Yang Maha Sempurna, dan sebab itu menjadi
obyek penyembahan
Kebudayaan
Budaya Masyarakat Hindi
Budaya India
Budaya India tidak kaku sehingga mampu bertahan dalam
kebanggaan pada masa modern. Budaya India menyerap nilai-
nilai berbagai budaya lain dan muncul sebagai tradisi
kontemporer yang bisa diterima siapa saja. Inilah yang unik
dari budaya India, yakni berjalan seiring waktu. Berikut ini
beberapa unsur dalam budaya India yang terkenal di seluruh
dunia.
BUDAYA INDIA
MERCURY
1.Budaya India - Ucapan Salam
Dalam budaya India Namaste adalah ucapan salam untuk menyapa pendatang dan orang
yang lebih tua. Kedua telapak tangan ditangkupkan dan diangkat hingga ke bagian bawah
wajah. Salam ini bukan sekadar menunjukkan penghormatan, melainkan juga membuat
pendatang merasakan keakraban. Ucapan “halo” atau “hai” tidak akan dapat
menggantikannya.
SATURN
2.Budaya India - Karangan Bunga
Menyambut tamu dengan karangan bunga adalah juga merupakan budaya India. Dalam
upacara perkawinan, pertukaran karangan bunga antara pengantin laki-laki dan
perempuan merupakan ritual wajib. Dalam ibadah mereka, orang juga
mempersembahkan karangan bunga kepada dewa dewi.
BUDAYA INDIA
3. Budaya India- Perkawinan
Budaya India percaya bahwa perkawinan bukan sekadar lembaga yang
menyatukan laki-laki dan perempuan, melainkan juga menyatukan dua keluarga.
Oleh karena itu, budaya India yang diperlihatkan melalui upacara perayaan
perkawinan selalu ramai dengan musik dan tari-tarian. Di India, setiap kasta dan
komunitas memiliki tradisi sendiri berkaitan dengan ritual perkawinan. Dalam
perkawinan masyarakat Hindu, penduduk Punjab melaksanakan upacara Roka
dalam perkawinan. Sedangkan, penduduk Sindh melakukan “Berana”. Akan
tetapi, yang paling lazim adalah upacara perayaan Hast Milap yang biasa juga
disebut Paanigrahan Sanskar.
Budaya India untuk pemeluk Islam juga memiliki cara sendiri dalam merayakan
perkawinan, yang biasa disebut Nikaah. Dalam kesempatan yang penuh
pengharapan itu, keluarga mempelai laki-laki memberikan mehar (maskawin)
kepada pengantin perempuan. Orang Parsi menanam pohon mangga dalam pot
pada upacara perkawinannya. Upacara ini disebut Madhasvaro
BUDAYA INDIA
4. Budaya India- Busana
Cara berbusana juga merupakan salah satu budaya India yang tetap dipelihara
oleh masyarakatnya. Kecantikan perempuan India tampak dari pakaian yang
mereka kenakan. Pakaian tradisional India, yakni sari, sangat dikenal di seluruh
dunia. Sari dikenakan dengan blus yang menutup bagian atas tubuh.
Meski sedikit beragam, salwar kameez merupakan busana yang terkenal di
seluruh India dan menjadi budaya India yang diakui oleh masyarakatnya secara
luas. Pakaian tersebut terdiri atas dua bagian, yakitu kameez, semacam baju untuk
menutup bagian atas tubuh dan salwar yang mirip celana panjang.Seperti ghagara
choli, salwar kameez juga dilengkapi dupatta.
Cara berbusana untuk laki-laki ternyata juga menjadi bagian dari budaya India.
Dari dhoti kurta hingga kemeja dan celana, pria India memilih apa pun yang pas
dan serasi.
Dalam budaya India, tanpa aksesoris penampilan seorang perempuan belumlah
lengkap. Dari anting, anting hidung, gelang, kalung, hingga gelang kaki,
perhiasan khas India memberi apa pun yang dibutuhkan perempuan untuk
menambah kecantikannya.
BUDAYA INDIA

5. Budaya India- Mehndi


Mehndi atau henna adalah sejenis pasta yang dipakai perempuan untuk
membuat desain-desain tertentu di telapak tangan tangannya. Menhdi
dipakai pada kesempatan khusus, seperti pertunangan, perkawinan, atau
perayaan lain.

6. Budaya India- Agama


Hindu, Islam, Sikh, Kristen, Buddha, Jain atau Zoroaster; semua agama
dapat dijumpai di India. India merupakan negara sekuler dan budaya
India membebaskan setiap warga negara untuk memilih agama tertentu.
Lebih dari dua pertiga penduduk India merupakan pemeluk Hindu dan
tempat-tempat ziarah Hindu dapat dijumpai di setiap bagian negeri.
BUDAYA INDIA

7. Budaya India- Seni Pertunjukan

Pada budaya India, agama, mitologi, dan literatur klasik merupakan basis bagi
seni pertunjukan. Tarian klasik India, seperti Bharatnatyam, Kathakali, Kathak,
Manipuri, Odissi, dan Kuchipudi mengikuti aturan-aturan natya shastra,
mitologi, dan literatur klasik seperti epik Ramayana dan Mahabharata.
Menurut budaya India, bagi jiwa, musik bagaikan makanan bagi tubuh. Sejak
zaman Veda, musik telah menawan hati dan pikiran setiap orang India. Salah
satu bentuk seni pertunjukan yang membuat India terkenal adalah film. India
memproduksi lebih dari 1.000 film setiap tahun yang bukan hanya populer di
pasar domestik, tetapi juga tersebar di negara-negara lain di Asia dan di Eropa.
NILAI YANG DIANUT DAN
IMPLIKASINYA
Tentang Kenyataan 1 2
Tentang Jiwa
Tertinggi

3 4
Tentang Karma Tentang Kelepasan

5
Tentang Keramah-tamahan
Nilai yang dianut dan Implikasinya
Kenyataan Tertinggi Jiwa
Ajaran tentang jiwa semuanya mengakui adanya
Kenyataan tertinggi itu tidak terlihat oleh
Tuhan dan dapat dikatakan juga bahwa jiwa itu
penginderaan, dengan demikian, realitas
mempunyai sikap meyakini dan perasa terhadap
dihubungkan dengan kenyataan. Sebenarnya
kepercayaan Yang Maha Kuasa
kenyataan itu rasionalitas.

Karma Keramah-tamahan
Mereka akan mendapatkan balasan dari Keramah-tamahan adalah sebuah kebiasaan dan harus
perbuatan mereka. Apabila mereka berbuat baik, selalu dilakukan oleh mereka. Setiap tetangga atau orang
maka balasan yang mereka dapatkan setimpal. baru yang mereka temui dianggap sebagai sebagai
Begitu pula sebaliknya saudara dan mereka senang akan hal tersebut. Ketika
kita berkunjung memenuhi undangan makan dari orang
Kelepasan India misalnya, mereka akan melayani kita dengan
Dengan melepaskan segala kejahatan yang telah sepenuh tenaga.
mereka lakukan dan bertaubat, maka mereka
meraih kebaikan dengan merealisasikan segala
keinginan untuk menjadi pribadi yang lebih baik
T H A N K S

Anda mungkin juga menyukai