Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Pemikiran ​(27/01/2021)

Notulis : Jestin Agustin

Anggota:
● Stefani Lauren : 01071200101
● Jestin Agustin : 01071200185
● Karin Pratiwi Oktaviani : 01071200143
● Sithi Maryami Hamidah : 01071200161
● Louis Chanputra : 01071200043
● Siti Asyifa : 01071200126
● Rifki Rosyad Mulyadin : 01071200141
● Almer Fauzan Sukri Mappeabang : 01071200117

1. Jelaskan satu pokok perbedaan antara Hinduisme dan buddhisme!


Perbedaan pokok antara Hinduisme dengan Buddhisme adalah tentang
bagaimana cara manusia mencapai jalan akhir. Dalam Hinduisme, tujuan akhir
umatnya adalah ​moksa​, sedangkan dalam Buddhisme, tujuan akhirnya adalah nirwana.
Moksa ​adalah saat dimana jiwa manusia terlepas dari segala hal yang berbau duniawi
dan juga terlepas dari perputaran reinkarnasi atau ​samsara​. ​Moksa ​dan nirwana
merupakan hal yang mirip karena intisarinya, yaitu sama-sama terputus dari rantai
kelahiran kembali dan merupakan tingkat kebahagian tertinggi. Namun, dalam
pencapaiannya, Hinduisme menekankan pada ​catur marga yoga​. Terdapat empat poin
dalam ​catur marga yoga untuk mencapai Moksa dalam Hinduisme, yaitu Bhakti
Marga Yoga, Karma Marga Yoga, Jnana Marga Yoga, dan Raja Marga Yoga. Bhakti
Marga Yoga merupakan menuju Nya dengan berbakti pada Nya. Karma Marga Yoga
merupakan jalan menuju Nya dengan kerja tulus dan ikhlas. Jnana Marga Yoga
merupakan usaha menuju Nya melalui pengetahuan spiritual, sedangkan Raja Marga
Yoga merupakan menghubungkan diri dengan Nya melalui pengendalian dan disiplin
diri yang ketat mengenai hal-hal duniawi.
Dalam Buddhisme, tujuan akhir hidup manusia adalah mencapai nirwana.
Ketika sudah mencapai nirwana maka manusia sudah tidak melekat pada nafsu
keinginan dan terbebas dari penderitaan. Memahami empat kebenaran mulia (​cattari
ariya saccani)​ , yaitu kebenaran tentang adanya ​dukkha​, kebenaran tentang sebab
dukkha​, kebenaran tentang terhentinya ​dukkha​, dan kebenaran tentang jalan menuju
terhentinya ​dukkha​. Jalan menuju akhir ​dukkha ​inilah yang merupakan jalan menuju
nirwana. Jalan untuk menuju nirwana adalah dengan mempraktekkan “Jalan Mulia
Berfaktor Delapan,” yang terdiri dari pengertian benar, pemikiran benar, perkataan
benar, perbuatan benar, bermata pencaharian benar, daya dan upaya benar, perhatian
benar, serta konsentrasi benar. Ketika seseorang sudah melaksanakan “Jalan Mulia
Berfaktor Delapan” maka ia akan terbebas dari kekotoran batin dan kemelekatan
nafsu ​indriya​.
Jika dibandingkan mengenai ​cattari ariya saccani dengan ​atma janna​, ​cattari
ariya saccani lebih memfokuskan kepada bagaimana individu menjalankan kehidupan
yang harmonis dengan alam dan manusia lainnya, dapat dilihat dari salah satu dari 8
faktor mulia, yaitu perkataan benar. Dengan perkataan benar, manusia dibimbing
untuk selalu berkata sebenarnya agar tetap harmonis dengan manusia lainnya. Jika
dibandingkan dengan ​catur marga yoga,​ ​catur marga yoga lebih memfokuskan
kepada bagaimana umatnya menghormati dan melayani Yang Mahakuasa dengan cara
yang majemuk.

2. Jelaskan mengapa baik Konfusianisme maupun Taoisme berciri kosmosentris dan beri
bukti dari teks referensi!
Kosmosentrisme sendiri merupakan pemikiran dimana alam merupakan objek pemikiran.
Konfusius (tokoh Konfusianisme)
- Taoisme : Ajaran Tao percaya bahwa manusia dan segala makhluk hidup yang
tercipta sebaiknya hidup dengan mengikuti alur kehidupan yang telah ditentukan oleh
langit atau 天, di mana ajaran Tao sendiri percaya bahwa kehidupan yang bertolak
belakang dengan garis kehidupan yang diatur oleh Tian akan berdampak negatif pada
kehidupan individu tersebut. Menurut pandangan Taoisme, dalam pandangan
kosmologi, alam semesta ini berjalan sesuai dengan hukum-hukum yang
mengaturnya. Hukum yang mengatur alam semesta bersifat abadi dan tidak berubah.
Manusia memiliki relasi yang kuat dengan alam semesta, keselarasan antara alam dan
manusia yang membantu manusia dalam mempelajari serta memahami hukum-hukum
yang mengatur alam semesta. Pemahaman manusia terhadap hukum alam
berpengaruh terhadap pandangan hidup yang universal dimana pandangan ini selaras
dengan ajaran Tao itu sendiri.
- Konfusianisme : Ajaran Konfusianisme ini dikemukakan oleh Konfusius. Beliau
berasal dari keluarga dengan status yang tinggi, akan tetapi kematian sang Ayah
berdampak pada turunnya status keluarganya menjadi rendah. Konfusius pernah
menjadi seorang pengajar yang membagikan ilmunya berdasarkan dari
pengalaman-pengalamannya. Sebelum menjadi seorang pengajar, beliau pernah
bekerja di pemerintahan. Pemerintahan pada masa itu dipenuhi oleh orang yang
korup. Ia melihat bahwa tatanan politik, ekonomi dan kehidupan sosial sangatlah
kacau balau. Hal ini memicu Konfusius untuk memberikan ajaran dan filosofinya
yang berkaitan dengan kehidupan dunia. Sehingga filosofi dan ajarannya lebih
berfokus kepada apa yang terjadi pada kehidupan manusia dan cara menjalani
kehidupan tersebut dengan baik atau benar. Filosofi konfusius juga banyak digunakan
untuk bidang politik namun tetap juga membimbing individu untuk bermoral baik.

Kesimpulan : Kedua ajaran ini memiliki ciri yang sama, yaitu kosmosentris. Hal ini
dikarenakan ajaran Taoisme dan Konfusianisme berasal atau berakar dari filosofi Lao Zi. Di
mana Konfusianisme menerapkan ajaran Lao Zi dari sisi ​mourning ​dan ​funeral rites,
sedangan Taoisme menerapkan ajaran Lao Zi dari sisi ​being​.
Referensi :
1. https://plato.stanford.edu/entries/laozi/#DaoVir
2. https://plato.stanford.edu/entries/confucius/#SourForConfLifeThou

1. “On the contrary,​i​it​i​recognizes that the Dao “lives forever and does not die” (8.9b),
and that the man of Dao, correspondingly, “enjoys long life” (7.2a). Valuing one’s
spirit and vital energy is important, but the Zhigui is concerned that self-cultivation
must not violate the principle of “nonaction.” Any effort contrary to what the Laozi
have termed “naturalness” (ziran) is counter-productive and doomed to failure.”
2. “One view is that the ​Laozi reflects a deep mythological consciousness at its core.
The myth of “chaos,” in particular, helps shape the Daoist understanding of the
cosmos and the place of human beings in it (Girardot 1983). Chapter 25, for
example, likens the Dao to an undifferentiated oneness”
3. “​Confucius had sought his advice presumably on mourning and funeral rites, given
that the Confucian work ​Liji (Records of Rites) has Confucius citing Lao Dan four
times specifically on these rites”
4. “The founding of Celestial Master/Heavenly Master Daoism was based on a new
revelation of the Dao by Laozi (on which see Kohn 1998a and 1998b, Kleeman
2016, and the entry on ​religious Daoism​). In the eyes of the faithful, the Dao is a
divine reality, and Laozi is seen as the personification of the Dao.”

Anda mungkin juga menyukai