Filsafat Jawa
MISTIK
JAWA
SEMESTER IV
FAKULTAS FILSAFAT
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
Pengertian mistik
Secara etimologi, mistisisme berasal dari bahasa Yunani yaitu Misterion dari
akar kata Mytes yang mengandung arti orang yang mencari rahasia-
rahasia kenyataan, Myen yang berarti menutup mata atau dekat.
Untuk memperoleh pengalaman mistik seseorang harus menutup pintu
kesadarannya dari pengaruh dunia luar dan masuk dalam batinnya
sehingga ia menemukan dirinya berada dalam kesatuan dengan
Tuhan/hal ghaib.
Pengalaman mistik adalah sebuah sikap pikiran, sebuah kecenderungan
jiwa manusia yang selalu mencari dan berusaha untuk mendapatkan
pengalaman yang berhubungan langsung dengan Tuhan/hal ghaib
sehingga Tuhan/ghaib tidak dapat menjadi objek, namun sudah menjadi
pengalaman. Pengalaman mistik daalam budaya Jawa sering disebut
Kebatinan.
Objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra-rasional, seperti
alam gaib termasuk tuhan, malaikat, surga, neraka, jin, mahluk ghaib dan
lain sebagainya. Objek yang dapat diketahui melalui pengetahuan mistik
ialah objek-objek supra-natural seperti kebal, debus, pelet, penggunaan
jin, santet, dll.
Pengertian kebatinan
Etimologi: batin ( bhs. arab) berarti : yang di dalam, yang sulit,
yang tersembunyi.
Batin dipakai menunjuk kata sifat: manusia lepas dari sesuatu
yang semu ( dunia lahir/nyata) dan masuk ke alam spiritual.
“ Kebatinan adalah sumber asas dan sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, untuk mencapai budi luhur, guna kesempurnaan
hidup” ( Konggres BKKI).
“Kebatinan adalah suatu ilmu atas dasar ketuhanan absolut,
yang mempelajari kenyataan dan mengenal hubungan
langsung dengan Allah tanpa perantara” ( Dr. Surono
Projohusodo).
Kebatinan merupakan kepercayaan dan bukan agama.
Dasar terbentuknya adalah dari pewahyuan (wahyu pribadi).
Aliran kebatinan di Jawa disebut dengan Kejawen.
Timbulnya aliran kebatinan
1. Faktor politik, sosial dan kerohanian yang kacau ( Nicholson
dan Harun Hadiwijaya).
2. Faktor modernitas dan modernisasi. Muncul sebagai
perlawanan adanya kecenderungan hidup ke arah budaya
materialistik (Rahmat Subagyo).
3. Faktor masyarakat : adanya kegoncangan yang luas dan
mendalam atas nilai-nilai hidup, lebih kearah pragmatis,
hedonis dan materialistis. (Selo Sumarjan).
Aliran kebatinan jawa terhitung cukup banyak dan bersifat
sinkretisme karena dipengaruhi oleh unsur agama : Hindu,
Budha, Islam dan Kristen. Kebatinan akhirnya memiliki beberapa
corak yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Kebatinan: periodisasi
Soedjono Humardani membagi 3 periode kebatinan:
1. Jaman Purwa : era sebelum masuknya pengaruh dari
luar, khususnya pengaruh dari agama-agama. Cikal
bakal lahirnya budaya spiritual jawa di lingkup lahir
dan batin.
2. Jaman Madya: jaman perjumpaan dan interaksi
budaya spiritual jawa dengan pengaruh agama-
agama. Interaksi ini menimbulkan sinkretisme.
3. Jaman Kontemporer : interaksi budaya spiritual
dengan modernitas. Kebatinan masuk persoalan
hukum dan lembaga.
4 golongan aliran kebatinan
Dalam kosmologi jawa, Alam semesta terdiri dari dua dunia yaitu
dunia nyata dan dunia tidak nyata/dunia ghaib, seperti manusia
terdiri dari tubuh dan roh. Dunia nyata adalah dunia yang dapat
diindrai dengan panca indra, sedangkan dunia tidak nyata adalah
dunia yang tidak dapat diindrai. Dunia tidak nyata ini sering disebut
dengan dunia ghaib, dunia klenik, dunia perdukunan.
Alam semesta yang dapat dilihat melalui indra adalah alam lahir.
Sedangkan alam semesta yang tidak dapat dilihat dengan mata
adalah alam semesta yang dapat dilihat melalui melalui proses
spiritual.
Dunia bathin adalah dunia yang berdampingan secara langsung
dengan manusia dihuni oleh berbagai macam dimensi kehidupan:
Dimensi Jin, dimensi arwah, dimensi siluman, dimensi bekasakan.
Alam mereka juga berbeda-beda, dunianya sendiri-sendiri. Mereka
hidup dalam kelompoknya.
PEMAHAMAN TENTANG KLENIK
Dalam paham kejawen, Bagi manusia yang mampu
mematikan keinginan nafsu jasmani (matiraga) lewat laku
maka dunia ghaib ini menjadi sesuatu yang bisa dilihat dengan
jelas. Mempelajarinya sama halnya mempelajari keilmuan di
dunia nyata. Mereka yang hidup didunia kasat mata adalah
mahluk yang hidup, dapat berbahasa (bahasa universal),
berkomunikasi. Mereka Berdampingan langsung dengan
manusia dan dapat dimintai pertolongan untuk hidup manusia.
Seandainya semua manusia bisa memahami dunia ghaib
secara jelas maka dipahami bahwa mahluk ghaib menyukai
tinggal dalam darah manusia, selain batu akik, benda pusaka
dan tosan aji.
Kehidupan mahluk ghaib mempunyai lapisan-lapisan dimensi
dengan segala variasinya sedangkan manusia menempati
dimensi bumi. Ada dimensi yang berbeda dengan dimensi
manusia.
PENYIMPANGAN KLENIK
Klenik merupakan ilmu tentang kehidupan dalam dunia ghaib.
penyimpangan klenik adalah menyalahgunakan dunia ghaib untuk
kepentingan pragmatis manusia dan mengabaikan harmoni
kehidupan bersama di alam semesta ini.
Dengan kemampuan bathinnya, manusia mampu memanfaatkan
kekuatan di alam ghaib untuk menunjang kehidupan manusia di
alam nyata. untuk hal tersebut terwujud dengan transaksi yang
membutuhkan syarat-syarat tertentu seperti korban nyawa (tumbal:
ayam, kambing, sapi, dll.) dan perlengkapan lainnya (ugorampe:
kemenyan, bunga, api, dll.) untuk menjadi media dan penghubung
dunia nyata dan dunia ghaib.
Apabila syarat terpenuhi, maka akan dipenuhi juga oleh dunia ghaib
akan apa yang menjadi tujuan dan keinginan manusia. mahluk
ghaib tidak memahami apakah tujuan manusia tersebut baik atau
buruk secara moral. yang memahami tujuan baik dan buruk secara
moral adalah manusia itu sendiri. maka, tindakan ghaib yang terjadi
seperti santet, pelet, gendam, dll. bukanlah keburukan dari dunia
ghaib tetapi manusialah yang melanggar moral dan etika demi
kepentingan individu dan dapat mencelakakan manusia lainnya.
PEMANFAATAN KLENIK
Dunia ghaib dan pengetahuan klenik dalam pemikiran jawa/kejawen
bersifat netral. oleh karena itu di jawa dikenal ilmu hitam dan ilmu
putih. Ilmu hitam adalah pemanfaatan klenik untuk kejahatan seperti
santet, tenung, pelet, dll. Ilmu putih adalah pemanfaatan klenik untuk
kebaikan secara moral seperti penyembuhan, perlindungan (pager
omah), pelarisan, dll.
Pemanfaatan klenik sulit dibuktikan secara ilmiah empiris karena
berada di wilayah dunia tidak nyata/metafisika batin (bedakan
dengan metafisik rasional aristoteles). Pemanfaatan klenik sering
hanya dipahami dalam wujud dan hasilnya di dunia nyata.
Mekanisme klenik hanya dapat dipahami dalam ranah kebatinan.
Dalam paham jawa, pemanfaatan klenik tidak bertentangan dengan
agama karena dilihat sebagai bentuk ekspresi kehidupan manusia
yang multidimensi. Etika keharmonisan di dunia klenik menjadi
pedoman dalam memanfaatkan klenik bagi hidup manusia.
KLENIK DAN AGAMA
Keyakinan manusia jawa akan dunia ghaib tidak bertentangan
dengan agama karena agama, selain ritual, juga meyakini
keberadaan dunia ghaib.
Menjadi bertentangan dengan agama apabila pemanfaatan
klenik melanggar kebebasan manusia dan kehendak tuhan. oleh
karena itu pemanfaatan klenik selalu seturut/diselaraskan dengan
kehendak tuhan (kersaning gusti allah).
Klenik bertentangan dengan agama karena keterbatasan
keyakinan manusia sendiri yang tidak mampu menempatkan
tuhan dalam hirarki kepentingan hidup manusia (menyekutukan
tuhan, musrik, tahayul, berhala, dll.).
Dunia klenik dewasa ini menjadi tercemar karena pemanfaatan
klenik dinilai sebagai jasa paranormal dan dikomersilkan sebagai
usaha dibidang jasa. ada nilai pamrih dan nilai keuntungan sesaat
yang terkandung dalam pemanfaatan klenik dewasa ini.
KLENIK DAN ILMU PSIKOLOGI
Manusia multidimensional dalam paham jawa memiliki
dunia nyata dan ghaib, sedangkan ilmu psikologi adalah
ilmu empiris yang melihat manusia memiliki dimensi fisik
dan psikis. dunia psikis merupakan dunia intern manusia
yang memiliki emosi, nafsu, keinginan, ingatan dan
pengalaman. dunia psikis manusia mengenal adanya
dunia bawah sadar dan dimensi psikis lainnya.
Dunia klenik jawa memandang emosi dan hawa nafsu
adalah bagian dari dorongan manusia yang
menghambat manusia masuk ke dunia ghaib. di sisi lain,
psikologi memandang fenomena dunia hgaib merupakan
simptom-simptom dari dinamika kejiwaan/psikis manusia
belaka.
Seringkali dunia klenik dan ilmu psikologi berbenturan atau
dibenturkan namun memperhatikan dimensinya (objek
materialnya dan objek formalnya) keduanya jelas
berbeda. (benturan ilmu barat dan ilmu timur berada
dalam konteks ini).
KLENIK DAN ILMU PSIKOLOGI
Dalam aktualisasinya, akibat dari pemanfaatan dunia klenik dan
ungkapan psikologis manusia hampir dapat dikatakan mirip seperti:
tergila-gila (kedanan), kerasukan roh atau ekspresi bawah sadar, bipolar
atau kerawuhan, dll.
Ilmu klenik dan psikologi keduanya memiliki cara pendekatan yang
berbeda dalam menanggapi fenomena kejiwaan manusia. ilmu klenik
akan mendiagnosa dalam konstelasi dunia ghaib sedangkan ilmu
psikologi akan mendoagnosa dalam dimensi psikis manusia itu sendiri dan
pengalamannya.
Hasil dari analisa akan menghasilkan kebenarannya masing-masing yang
tidak perlu dipertentangkan. Pembuktian secara keilmuan masing-masing
membutuhkan skill atau ketrampilan yang dipelajari oleh masing-masing
ilmu tersebut. Dewasa ini, dominasi ilmu empiris/saintis seringkali kurang
menghargai kapasitas skill/ketrampilan ilmu ghaib/klenik.
Bagi manusia jawa, kedua ilmu menjadi kekayaan manusia dalam
menjalani tugas hidupnya di dunia ini yang tidak perlu dipertentangkan
satu dengan yang lain karena manusia jawa hidup dalam dunia nyata
dan dunia ghaib.