PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mitos sebagai landasan perkembangan pola pikir.
2. Untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan.
3. Untuk mengetahui pola pikir manusia di eropa dan dunia islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Popularitas pada filsuf yunani setelah hampir 2500 tahun setelah kematiannya
tidak pernah pudar. Corak mitologis ini berhubungan dengan segala sesuatu yang ada
dan yang mungkin ada. Sikap berlebihan dalam memuji pikiran Aristoteles tidak
selamanya salah. Sebab, ia adlah filsuf pertama yang mebagi ilmu pada dua wilayah
yang praktis, yaitu ilmu pengetahuan poetis (terapan) dan ilmu pengetahuan praktis
(dalam arti normatve seperti etik dan politik).
Dari dua cabang bentuk pengetahuan itu, Aristoteles membagi lagi ilmu alam,
ilmu pasti, dan filsafat yang kemudian metafisika. Menurut Bertens, berkat kerja keras
Socrates, Platos, dan Aristoteles, masyarakat yang mitos berubah menjadi masyarakat
yang logos.
3
1. Albert Einstein (1879-1955)
Telah menemukan teori relavitas, yang dirumuskan pada 1905 M. salah satu
kesimpulan teori relativitas yaitu benda dan energi berada dalam arti yang berimbang
dan hubungan antara keduanya dirumuskan sebagai E=mc2.
2. August Comte (1979-1857m)
Dengan grand teory-nya yang di gelar dalam karangannya Course de
Philoosphic Positive. Ia berpendapat bahwa cara berfikir manusia berlandaskan pada
tahap positif. Menurut Comte kesatuan ilmu memperlihatkan hukum perkembangan
intelektual yang sama, seperti tampak dalam perkembangan melalui tiga tahap
pemikiran, yaitu teologis, metafisik dan positif.
Paul Jhonson mengemukakan bahwa tahap metafisik merupakan tahap transisi
antara tahap teologis dan positif. Tahap teologis merupakan periode yang paling lama
dalam sejarah manusia dan untuk analisis lebih terperinci.
Tahap metafisik adalah tahap transisi yang menandakan bahwa satu
kepercayaan akan hukum alam yang asasi serta dapat ditemukan dengan akal budi.
Tahap positif ditandai oleh kepercayaan terhadap data empiris sebaagai sumber
pengetahuan terakhir. Akan tetapi pengetahuan sifatnya selalu sementara, tidak mutlak.
Perkembangan pemikiran islam telah tumbuh sejak abad ke-2 Hijriah atau abad
ke-8 masehi. Sejak masa Nabi Muhammad saw, benih-benih pertumbuhan pemikiran
islam telah ada hingga pada masa Khulafa Ar-Rasyidin. Adapun pemikiran filsafat Islam
baru dikenal pada abad ke-3 H, yaitu dengan munculnya Al-Kindi (w.260 H), yang
dianggap sebagai filsuf Islam pertama.
Sejarah peradaban Islam mengenal empat disiplin keilmuan, yaitu kalam, fiqih,
tasawuf dan falsafah.Ilmu kalam dalam pembahasannya diarahkan pada segi ketuhanan
berserta eksisten-Nya.Ilmu fiqih membidangi segi-segi formal peribadatan dan hukum
sehingga tekanan orientasinya sangat eksoterik mengenai hal-hal yang dzahiriah.Ilmu
tasawuf membidangi segi-segi penghayatan dan pengamalan keagamaan yang bersifat
pribadi, sehingga tekanan orientasinya bersifat esoterik, mengenai hal-hal
batiniah.Adapun filsafat membidangi hal-hal yang bersifat perenungan spekulatif tentang
kehidupan dan lingkungan secara luas.
Kemajuan yang pesat dalam hal pemikiran, memunculkan konflik baru, dimana
adanya gejala penekanan yang berlebihan dalam salah satu bidang disiplin ilmu dan
menafikan disiplin ilmu lainnya.Muncul klaim-klaim kebeneran di kalangan pengikut
disiplin ilmu tertentu. Bahkan, menurut Al-Ghazali (t.t:14-15), mereka mengklaim
disiplin ilmunya sebagai ilmu yang hukumnya fardhu untuk dipelajari umat islam.
Penekanan yang parsial tersebut menyebabkan berkurangnya pandangan tentang
ketentuan dan keutuhan kebenaran-kebenaran bagaikan pecahan kaca yang berserakan,
4
dan setiap orang mengklaim terhadap pecahan kaca yang sedang dipegangnya sebagai
sebuah cermin yang utuh atau sebagai kebenaran yang esensial.Contoh konflik karena
klaim kebeneran, misalnya peristiwa mihnah, eksekusi al Hallaj, suhrawardi, bahkan di
Jawa dikenal kisah Syekh Siti Jenar.
Pada masa Khulafa Ar Rasyidin pun banyak muncul peristiwa politik yang
berujung pada konflik horizontal.Diantaranya, masalah penggantian khalifah, perang
shiffin, dan peristiwa lainnya.Selain itu, muncul pula masalah takdir yang tercatat tiga
khalifah menghadapi masalah tersebut. Khalifah Umar bin Khatab pernah menghukum
seorang pencuri dengan hukuman ganda, yaitu potong tangan dan dicambuk dengan
pelapah kurma, dengan alasan karena dia, disamping mencuri, juga karena takdir Tuhan.
Khalifah Utsman bin Affan saat menjelang terbunuhnya sempat menolak anggapan kaum
pemberontak yang mengatakan bahwa yang telah melemparnya dengan lembing itu
bukan mereka,tetapi Allah. Utsman menjawab “jika Allah yang melemparku, tentu Dia
tidak menyalahkan tindakanku”.Khalifah Ustman memisahkan antara takdir dan
tanggung jawab manusia. Adapun khalifah Ali bin Abi Thalib menghadapi pertanyaan
salah seorang tentaranya dalam perjalanan menuju medan perang menghadapi
Mu’awiyah “apakah ini merupakan takdir Tuhan?” lalu Ali menjawab bahwa takdir
Tuhan tidak berarti seseorang terpaksa melakukan suatu perbuatan, tetapi dia melakukan
perbuatan itu dengan kemampuan memilih, karena disinilah terletak tanggung jawabnya.
Pemikiran ilmiah manusia terus berkembang.Banyak orang Arab yang
mempelajari filsuf sekaligus ilmu alam, misalnya kedokteran, kimia, fisika dan
matematika.Salah satunya Al-Harits bin Kaldah Ats-Tsaqafi yang belajar ilmu
kedokteran di Jundisabur, Persia.Ia adalah dokter Arab yang menjadi rujukan kesehatan
Nabi saat Saad bin Abi Waqash sakit. Dari perguruan Jundisabur tersebut lahir sejumlah
pemikir besar, seperti Euclide, Galenus, Archimides, Ptolomeus, dan lain-lain, yang telah
berhasil meletakkan dasar-dasar ilmu pengetahuan, seperti ilmu geometri, ilmu falak
(astronomi), dan ilmu kedokteran. Ilmu kimia, fisika dan matematika. Alharits bin
kaidah ats-tsaqfi yang belajr ilmu kedokteran disalah satu universitas jundisabur, Persia ia
adalah dokter arab yang menjadi rujukan kesehatan petunjuk nabi SAW.
Ilmu filsafat Averroes (Ibnu Rusyd) yang sangat Aristotalian ke eropa melalui
Cordova,telah diwarisi oleh kaum Parristik dan Skolastik muslim.perkembangan ilmu
pengetahuan dan filsafat modern mengarahkan hidupnya ke dunia sekuler,yaitu
kehidupan pembebasan dari kedudukannya yang semulooa merupakan subkoloni agama
dan gereja pada kehidupan yang sama sekali lepas dari nilai-nilai agama. Keilmuan barat
modern yang sekuler muncul karena epistemology keilmuan barat cenderung berbasis
pada epistemology kealaman,yakni kebenaran dilandaskan pada corak teologis yang
natural,dinamis,dapat dibuktikan secara empiric.
Dizaman skolastik, lahir ahli pikir Boethius yang dalam 44 tahun, dijatuhi
hukuman mati dengan tuduhan berkomplot.dia filsuf akhir Romawi dan filsuf pertama
skolatik. Zaman keemasan skolastik terjadi pada abad ke 13, ditandai dengan
membangunnya sekolah-sekolah serta universitas yang meliputi guru dan
mahasiswa,munculnya ordo-ordo yang baru merupakan fakktor yang mmengaruhi
perkengbangan hidup intelektual, ordo Fransiskan dan ordo Fransiskus,dan adanya
penemuan karya filsafat yunani (Aristoteles)menjelaskan di bidang logika.
5
Sejarah keilmuan lebih berkembang mulai abad 14 dan 15 melalui ekspedisi-
ekspedisibesar, seperti vasco d agama ke india timur,dan Christopher colombus ke india
barat,dan mesin cetak ditemukan oleh johann Gutenberg. Tokoh filsuf yang lahir di
London adalah Francis Bacon dia menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan filsafat dapat
mengubah dunia,tokoh-tokoh renaisans, yaitu Francis
Bacon,Descartes,Newton,Kepler,Nicolaus
Copernicus,Galileo,Lavoiser,Muller,Darwin,Koch,Pasteur dan kawan-kawan
memperscepat kemajuan ilmu pengetahuan ilmiah. Newton,Kepler, Copernicus,Galileo
itulah 4 orang besar yang menonjol keahlianya dalam menciptakan ilmu pengetahuan,
pada zaman pertengahan berakhir pada saat yang tidak jelas karena batas-batas
pemikirannya.
Pencarian kebenaran dan esensi alam dilakukan oleh para filsuf dan para ilmuwan
muslim, dianataranya Al-kindi, ia ,membagi ilmu pada 3 bagian , yaitu ilmu fisika, ilmu
matematika,ilmu ketuhnan. Alas an pembagian tersebut adalah ilmu berthubungan
dengan sesuatu yang dapat diindra,bersifat fisikal (ilmu fisika)ilmu adakalanya
berhubungan dengan benda , tetapi mempunyai wujud tersendiri , yaitu matematika yang
terdiri dari ilmu hitung tehnik ,astronomi , dan music. Ada pula yg tidak berhubungan
dengan benda sama sekali, yaitu ilmu ketuhanan. Di abad pertengahan ,alfarobi sangat
terkenal sehingga banyak orang Yahudi yang mempelajari karanagan nya kemudian
menyalinnya ke dalam bahasa ibrani .salinan nya masih tersimpan di perpustakaan-
perpustakaan Eropa hingga sasat ini.
Bagi al-farabi, tujuan ilmu dan agama sama, yaitu mengetahui semua wujud,
karena wujud meliputi ilmu matematika,fisika,metafisika. Masing-masing ilmu tersebut
mempunyai bagian-bagian yang perlu di ketahui. Menuruk Golongan ikhwanushafa,ilmu
itu bertingkat-tingkat, cinta kepada ilmu dan mengetahui hahikat wujud menurut
kesanggupan manusia, berkata dan berbuat sesuai dengan ilmu. Lapangan ilmu ada 4,
yaitu matematika,logika,fisika, dan ilmu ketuhanan.
6
3.Kepler (1571- 1630)
Kepler cukup mudah menangkap permasalahannya dan mengajukan pendapat bahwa
gerakan planet dikontrol oleh tenaga yang datang dari matahari. Sebagai tambahan
gerakan hukum planet-planet,Kepler menyumbangkan berbagai ihwal kecil di bidang
anstronomi.
4.Nicholaus Copernicus (1473-1543 M)
Dia berasal dari keluarga berada. Sebagai anak muda belia,Copernicus belajar di
Universitas Cracow, selaku murid yang menaruh minat besar terhadap ihwal ilmu
perbintangan.
5. Galileo Galilei (1564 – 1642)
Yang telah melahirkan ilmu astronomi dengan menyelidiki putaran benda-benda
angkasa. Ilmuwan Itali besar ini mungkin lebih bertanggung jawab terhadap
perkembangan metode ilmiah dari siapa pun juga.
7
kembali mazhab Ibnu Shina,Sejak saat itu, mazhab itu berkembang di wilayah timur
Islam khususnya di persia.Sampai abad 10 aliran Peripatetic yang dihidupkan oleh Al
Tuhsi,yaitu mahzab pencerahan yang dibentuk oleh Suhrawardi, aliran kalam, baik
As’ariyah maupun syiah dan tasawuf teoritis mazhab Ibnu Arab.Semua berkembang dan
mulai semakin bercampur aduk menjadi satu.Dan juga Filosof terkenal dari india seperti
Syekh Akhmad Sirhingi danSyekh Wali Allah dari Delhi, Pembaharu agama terkemuka
yang langsungterkait dengan garis Mazhab ini dihidupkan kembali pada abad ke 19 oleh
paratokoh seperti Mulla ‘Ari Nuri, Mulla Ali Zunuri dan lain-lain hingga
berlanjutsampai sekarang.Sedangkan di Arab,ajaran ini dibawa oleh Jamal al Din
alAfghani ke mesir pada abad ke 13/19 untuk menyalakan kembali lampufilsafat Islam
dinegara-negara arab.
a. Spiritualisasi Islam
Pesoalan spiritualitas Islam tentu saja berhubungan langsung denganAlqur’an dan
Sunnah Nabi.Hal ini berdasarikan pada makna batin ayat-ayat firman tuhan dan perilaku
nabi yang berkanaan dengan kehidupanbatiniah.Dalam sejarah Islam,aspek tradisi ini
dikenal sebagia Al Thariqahila’ allah,yang makna literalnya berarti jalan menuju
tuhan,dan kemudian pada suatu waktu dalam kurun kedua abad Islam,dikenal dengan
namatasawuf.Jalan menuju Tuhan diciptakan dari atas oleh tuhan sendirisehingga umat
manusia yang melaksanakan syariah dan disucikan sebagaimuslim pada saat yang sama
juga dapat menjalankan kebajikan batiniah, menjalankan agama dalam tingkatan yang
paling dalam danmengacu sepenuhnya kepada sunah dan makna batiniah
keyakinanmereka.
b. Teologi Islam
Disamping tradisi spiritual sufi yang kaya beragam dalamIslam,dan melahirkan bentuk-
bentuk teologi yang ekstensif dan silih berganti yang dikenal dalam pemikiran Islam
sebagai kalam. Istilah inimengacu pada pemahaman tentang firman Tuhan (kalam Allah)
atauAlqur’an pembangun bentuk pemikiran Islam ini adalah Ali bin Abi thalibyang juga
sekaligus mutakalim pertama atau ulama kaum kalam.Tidak ada keraguan bahwa diskusi
tentang kalam akan kembali pada periodemasyarakat yang sangat awal.
Pencarian kebenaran dan esensi alam dilakukan oleh para filsuf sekaligus para
ilmuwan muslim, diantaranya sebagai berikut:
1. Al-Kindi
Ia membagi ilmu pada tiga bagian, yaitu :
Thibbiyat (ilmu fisika), sebagai tingkatan yang paling bawah
Al-ilm al-riyadli (matematika), sebagai tingkatan tengah-tengah
Ilmu al-rububiyyah (ilmu ketuhanan), sebagai tingkatan yang paling tinggi.
Unsur-unsur filsafat yang terdapat pada Al-kindi adalah :
8
Pemikiran Aritoteles dalam bidang fisika dan metafisika, meskipun Al-kindi
tidak sependapat dengan Aristoteles tentang qadim-nya alam.
Pemikiran Plato dalam soal kejiwaan.
Pemikiran plato dan Aristoteles dalam soal etika.
Wahyu dan iman.
Aliran phytagoras.
Al-kindi berpendapat bahwa benda-benda langit mempunyai kehidupan serta
mempunyai indra-indra, yaitu, indra penglihatan dan indra pendengaran sebagai indra-
indra yang diperlikan untuk berpikir dan mendengarkan.
2. Al-Farabi
Ia mendalami ilmu matematika, kimia,ilmu bahasa, astronomi,kemiliteran dll. Pada
abad pertengahan, al-farabi sangat terkenal sehingga banyak orag yahudi yang
mempelajari karangannya kemudian menyalinnya kedalam bahasa ibrani.
Di antara karangan-karangan Al-farabi adalah sebagai berikut :
Aghradlu ma Ba’da at-Thabi’ah.
Al-Jam’u baina Ra’yai al- hakimain (mempertemukan pendapat kedua filsuf yaitu Plato
dan Aristoteles).
Tahsilas-sa`adah (mencari kebahagiaan).
`uyun ul-Masail (pokok-pokok persoalan).
Ara-u Ahl-il madinah al-Fadilah (pikiran-pikiran penduduk kota utama-negeri
utama)yi.
3. Ikhwanushafa
Pertama, cinta kepada ilmu dengan mengetahui wujud menurut kesanggupan umat
manusia. Kedua, berkata dan berbuat sesuai dengan ilmu. Lapangan ilmu ada empat,
yaiti matematika, logika, fisika, dan ilmu kelautan.
4. Ibnu Sina
Seorang filsuf dan ilmuwan, serta ahli kedokteran. Karya-karya Ibnu Sina yang terkenal
adalah :
Asy- syifa.
An- Najat.
Al-Isyarat wat-Tanbihat.
9
Al-hikmat al-masyiriqiyyah.
Al-Qanum, atau Canon of medicine.
Salah satu kajian Ibnu Sina adalah tentang gerak. Gerak adalah pergantian keadaan
yang menetap pada benda, sedikit demi sedikit menujuh arah tertentu.
5. Al-ghazali
Al-ghazali menyimpulkan bahwa ia harus meneliti dari hakikat pengetahuan yang
bertitik tolak atas kebenaran ilmu yang diyakininya benar, yang tingkat kebenarannya
tidak di ragukan lagi, seperti adanya kepastian kematian bagi seluruh makhluk, tanpa
kecuali.
Abul Faraj Ibnul Jauzi menyampaikan kisah meninggalnya beliau dalam kitab Ats
Tsabat Indal Mamat, menukil cerita Ahmad (saudaranya) ; Pada subuh hari senin,
saudaraku Abu Hamid berwudhu dan shalat, lalu berkata, “ Bawa kemari kain kafan
saya.”
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan pengetahuan dan pola
pikir manusia bersifat progresif yaitu berjalan dari yang sederhana menuju pada kondisi
yang lebih kompleks. bahwa manusia adalah makhluk yang unik Makhluk yang berbeda
dengan makhluk Allah yang lainnya.Sehingga selain mempunyai insting –sebagaimana
makhluk lainnya—manusia juga mampu berpikir.Dan dengan pikirannya itu timbullah rasa
ingin tahu yang selalu berkembang.Rasa ingin tahu tidak pernah dapat dipuaskan. Kalau
salah satu soal dapat dipecahkan maka timbul soal lain yang menunggu penyelesaiannya.
Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu, tampak lebih nyata bahwa
manusia berbeda daripada hewan.Manusia merupakan makhluk yang berakal serta
mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya.
Berkat pengamatan yang sistematis dan kritis, serta makin bertambahnya pengalaman
yang diperoleh, lambat-laun manusia berusaha mencari jawab secara rasional dengan
meninggalkan cara yang irasional. Pemecahan yang secara rasional berarti mengandalkan
rasio dalam usaha memperoleh pengetahuan yang benar.
3.2 SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan untuk perkembangan manusia di eropa dan dunia
islam adalah sudah selayaknya khususnya kita selaku umat islam dalam hal pemikiran
paling tidak menjadikan Al-Qur’an dan As Sunnah dijadikan sebagai pijakan dan tolak ukur.
Itulah yang membedakan antara pemikiran barat dan dunia islam.
11
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Herabudin, M.Pd., M.Si. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: Pustaka Setia. 2013
http://groupfivestt.blogspot.com/2013/12/perkembangan-pola-pikir-manusia-di.html
12