Anda di halaman 1dari 9

Abad Pertengahan[sunting 

| sunting sumber]
FIlsuf muslim pertama yang menulis tentang psikologi pada Abad
Pertengahan adalah Al-Kindi. Psikologi merupakan salah satu dari 17
disiplin ilmiah yang dikajinya dalam 270 buku hasil pemikirannya. Al-Kindi
membahas mengenai fungsi-fungsi jiwa dan kecerdasan manusia di dalam
tulisannya yang berjudul Tentang Tidur dan Mimpi dan Filsafat Pertama.
Teori kejiwaannya dipengaruhi oleh pemikiran Aristoteles. [

1. 8. MASA ABAD PERTENGAHAN 1 PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN


DARI FILSAFAT AKHIR MASA HELLENISTIC Pendekatan natural
science dari Aristoteles disebarkan oleh muridnya, Alexander the
Great melalui ekspansi militer sampai ke daerah Timur. Bersamaan
dengan itu mulai juga masuk pandangan belahan dunia Timur ke
Barat, terutama Persia, India, dan Mesir. Dengan runtuhnya
kekuasaan Alexander the Great, pengaruh timur ini semakin kuat,
ditandai dengan menguatnya pandangan spiritualitas menggantikan
naturalisme. 8
2. 9. MASA ABAD PERTENGAHAN 2 PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN
DARI FILSAFAT MASA ROMAWI 1. Konteks sosial : Pemerintahan
kekaisaran romawi yang mendunia dengan tertib administrasi
kependudukan yang kuat serta jaminan akan ketentraman sosial.
Pemikiran tentang manusia dan alam menjadi lebih pragmatis,
spesifik dan spesialis. Bangsa Romawi lebih tertarik pada ilmu
pengetahuan yang teknikal dan aplikatif, seluruhnya diarahkan untuk
memperkuat dominasi kekaisaran Romawi. Ide-ide dan pemikiran
tentang manusia berkembang subur, bahkan juga ide-ide ketuhanan
2. Pengaruh bagi perkembangan pemikiran tentang manusia: Filsafat
yang berkembang memiliki konteks yang lebih terbatas dan spesifik,
serta tampak dalam bentuk yang nyata, misalnya ritual religi
masyarakat Romawi. Fokus yang dibicarakan :  dikotomi aktif-pasif,
apakah jiwa (yang menggambarkan manusia) adalah unsur yang aktif
dan mandiri terhadap lingkungan ataukah unsur yang pasif dan
hanya bisa memberi reaksi.  dikotomi passion - reason  manusia
dipandang sebagai makhluk yang kehidupannya didorong oleh usaha
untuk mencari cara „menguasai‟ keinginan fisik melalui penolakan
dunia materiil dan mencari kebenaran dalam alam dan Tuhan
(Neoplatonism) Pengaruh pada pemikiran tentang nilai moral.
Pemikiran pada masa Romawi memberi jalan bagi berkembangnya
kekristenan. 9
3. 10. MASA ABAD PERTENGAHAN 3 PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN
DARI FILSAFAT PENGARUH KEKRISTENAN 1. Konteks sosial :
masa penyebaran agama Kristen dengan tokoh Yesus sebagai
perwujudan "manusia sempurna" beserta perilakunya yang harus jadi
teladan. paham Tritunggal yang mengandaikan x=3x gereja dan para
ulamanya berperan penting dalam masyarakat peran gereja menjadi
dominan dalam perkembangan intelektualitas di masyarakat, banyak
cendekiawan berlatar belakang ulama. secara gradual, gereja
menjadi penentu nilai di masyarakat dan berhak melakukan sensor
atas tulisan atau ide yang muncul. Gereja juga adalah penyelenggara
pendidikan moral. Peran gereja dirasakan kurang memuaskan dan
tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, maka muncul
universitas- universitas di Eropa yang menawarkan kebebasan
berpikir secara lebih luas. Terjadi pertentangan antara gereja dan
masyarakat. 2. Pengaruh pada pandangan mengenai manusia :
Manusia bukan hanya physical being, tetapi juga spiritual entity.
Aspek spiritual tidak diatur oleh hukum alam. Jiwa manusia (soul)
ada pada dunia yang tidak nyata (intangible), tidak dapat dibuktikan
dengan mata, dan eksistensinya hanya dapat dibuktikan lewat
percaya (iman). Menempatkan ide Plato dalam konteks kekristenan
Usaha untuk menjelaskan hubungan antara body and soul sebagai
suatu dualisme, bukan sstu yang harus dipertentangkan, body dan
soul masing-masing memiliki fungsi tersendiri. 10
4. 11. MASA ABAD PERTENGAHAN 4 PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN
DARI FILSAFAT BEBERAPA TOKOH FILSUF PADA MASA
KEKRISTENAN 1. St. Agustinus Filsuf pertama pada masa
Kekristenan. Tuhan adalah kebenaran yang menciptakan manusia,
bumi dan surga. Jiwa manusia adalah image dari Tuhan. Pentingnya
eksplorasi spiritualitas sebagai usaha manusia untuk mendekatkan
diri pada Tuhan. Faktor materiil tidak penting, rationalitas juga tidak
terlalu dapat dipercaya. Maka pandangannya betul-betul merupakan
kebalikan dari pandangan natural science yang empiris dan objektif.
Hanya melalui transendensi manusia dapat sedekat mungkin dengan
Tuhan dan berarti juga sedekat mungkin dengan kebenaran.
Sumbangan bagi psikologi : metode introspective. Teknik utama
manusia untuk melakukan transendensi. Dalam psikologi modern
teknik ini digunakan oleh beberapa aliran besar seperti strukturalisme
(teknik utama untuk menggali jiwa manusia), gestalt, dan
psikoanalisa. 11
5. 12. MASA ABAD PERTENGAHAN 5 PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN
DARI FILSAFAT BEBERAPA TOKOH FILSUF PADA MASA
KEKRISTENAN 2. Thomas Aquinas Mentransformasikan pandangan
Aristoteles ke dalam konsep-konsep kekristenan. Apa yang dikenal
sebagai reason oleh Aristoteles diterjemahkan sebagai soul oleh
Aquinas. Maka soul adalah sesuatu yang vital bagi manusia, tujuan
utamanya adalah memahami dunia, hal yang tidak dapat dilakukan
oleh fisik manusia semata. Namun demikian, banyak act dari soul
yang membutuhkan tubuh fisik manusia sebagai kekuatan yang
dapat mewujudkannya. Sumbangan bagi science/psikologi modern :
Pengubahan mutlak dari Aristoteles Pengembangan dualisme
Sepanjang masa ini, perdebatan mengenai manusia bergeser dari
topik kehidupan yang luas, hubungan antara manusia dengan
lingkungannya /alam, ke arah pemahaman tentang kehidupan secara
lebih spesifik, yaitu hubungan antara aspek-aspek di dalam diri
manusia itu sendiri. Menunjukkan semakin mendalamnya perhatian
dan concern awal mengenai manusia itu sendiri. Meskipun demikian,
pengaruh kuat gereja menyebabkan pemikiran tentang manusia tidak
bebas, dan otoritas ketuhanan tetap dijunjung sebagai otoritas
tertinggi. 12
6. 13. MASA RENAISANS 1 PSIKOLOGI SEBAGAI BAGIAN DARI
FILSAFAT Konteks sosial dan intelektual Masa Rennaisance Masa
ini merupakan merupakan reaksi terhadap masa sebelumnya,
dimana pengetahuan bersifat doktrinal di bawah pengaruh gereja dan
lebih didasarkan pada iman. Reaksi ini sedemikian kuat sehingga
dapat dikatakan peran nalar menggantikan peran iman, ilmu
pengetahuan menggantikan tempat agama dan iman di masyarakat.
Semangat pencerahan semakin tampak nyata dalam perkembangan
science dan filsafat melalui menguatnya peran nalar (reason) dalam
segala bidang, dikenal sebagai the age of reason. Akal budi manusia
dinilai sangat tinggi dan digunakan untuk membentuk pengetahuan.
Masa Rennaissance ditandai dengan bergesernya fokus pemahaman
dari God-centeredness menjadi human-centerednes, dikenal dengan
istilah sekularisasi atau humanity. Tulisan- tulisan filsuf terkenal
seperti Plato, Aristoteles dan lain-lain dikaji untuk melihat bagaimana
pola pikir penulisnya dan konteks histories waktu tulisan itu dibuat.
Maka yang dicari adalah human truth dan bukan God truth.
Kesimpulan akhirnya adalah penerimaan bahwa kebenaran memiliki
lebih dari satu perspektif. Masa Renaissance diikuti oleh masa
reformasi dari Luther dalam agama Kristen, yang memiliki dua arti
penting. Pertama, reformasi Luther semakin melemahkan pengaruh
gereja dan mendukung kemandirian manusia dalam mengelola
imannya kepada Tuhan. Kedua dengan peperangan yang
ditimbulkan reformasi, terungkap pula sisi negative dari kemanusiaan
seperti penindasan, penderitaan, dan rasa tidak berdaya manusia. 13

Masa Helenistik dan Abad Pertengahan

Sebelumnya, memandang masa Helenistik dan abad pertengahan perlu


diuraikan sedemikian rupa, agar geneologi dari pembahasan mempunyai
keterkaitan dengan pembahasan materi pada psikologi masa Yunani Kuno.
Singkatnya, masa Helenistik dimulai dan terjadi pada pemerintahan
Alexander Agung (3589-23 SM), dimana kala itu pembahasan mengenai
ilmu pengetahuan mulai bergerak dari ranah teoritis menuju praktis di
kehidupan. 

Masa ini mempunyai ciri khas dimana seseorang disebut mempunyai


kebijaksanaan jika ia mampu mengatur hidupnya menurut budinya.
Berbagai aliran yang terlahir pada masa ini antara lain Epikurisme,
Stoaisme, Skeptisisme, dan Neoplatonisme, bisa dikatakan masa ini
merupakan akhir dari diskursus keilmuan Yunani klasik menuju abad
pertengahan (Nurasiah FakihSutan Hrp, 2010).

Abad pertengahan, khususnya di dunia Barat adalah tanda awal dari


keberpengaruhan dogma (ajaran Kriten) gereja pada bidang keilmuan
secara menyeluruh, masa ini berlangsung selama seribu tahun. Ciri khas
masa ini ditandai dengan otoritas gereja dalam perkembangan ilmu
(sehingga lambat), ajaran yang tersebar berpangkal pada pemikiran
Aristoteles, dan banyak pemikiran dari tokoh yang berpangkal dari ajaran
agama. 
Abad pertengahan jika ditinjau lebih jauhm terbagi menjadi dua masa
dalam perjalanan sejarahnya, yakni masa Patristik yang ditandai dengan
pimpinan gereja dipilih dari golongan atas atau ahli pikir, dan masa
skolastik (skolastik awal: berdirinya sekolah; skolastik puncak; berdirinya
perguruan tinggi; dan skolastik akhir; kejenuhan dalam berfilsafat) yang
ditandai dengan pendidikan melalui berbagai sekolah yang didirikan.
Diantara tokohnya adalah Agustinas (354-430 M) dan Thomas Aquinas
(1225-1275 M).

Dari kedua masa tersebut, pembahasan tentang psikologi lebih mengarah


pada praksis di kehidupan dan bertautan dengan ajaran agama, sehingga
tidak bebas nilai. Tema yang diangkat seputar penciptaan alam diciptakan
oleh Yang Maha Tunggal; manusia dikaji melalui sudut pandang satu
kesatuan, terlepas dari dualitas; kehidupan manusia dikaji sebagai bebas
berkehendak. Namun, dengan sifat demikian memerlukan kendali Tuhan
untuk menebus kesalahan atas kebebasannya dalam berbuat dosa.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Dinamika


Psikologi Masa Yunani Kuno, Helenistik, dan Abad Pertengahan", Klik
untuk baca:
https://www.kompasiana.com/heri82568/60161b648ede4860c8156806/
dinamika-psikologi-masa-yunani-kuno-helenistik-dan-abad-pertengahan?
page=all#section1
Kreator: Heri Bdp
Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab
kreator.
Abu Yusuf Ya'qub bin Ishaq Al-Kindi (bahasa Arab:  ‫أبو يوسُف َيعْ قُوب بن ِإسْ َحاق‬
ْ
‫;ال ِكنِدي‬ bahasa Latin: Alkindus; lahir: 801 - wafat: 873), dikenal sebagai filsuf
pertama yang lahir dari kalangan Islam. Semasa hidupnya, selain
bisa berbahasa Arab, ia mahir berbahasa Yunani. Banyak karya-karya para
filsuf Yunani diterjemahkannya dalam bahasa Arab; antara lain
karya Aristoteles dan Plotinos. Sayangnya ada sebuah karya Plotinus yang
diterjemahkannya sebagai karangan Aristoteles yang berjudul Teologi
menurut Aristoteles, yang di kemudian hari menimbulkan sedikit
kebingungan.[butuh rujukan]

Perkembangan Psikologi pada Abad Pertengahan


AKHIR MASA HELLENISTIC
Pendekatan natural science dari Aristoteles disebarkan oleh muridnya,
Alexander the Great melalui ekspansi militer sampai ke daerah Timur.
Bersamaan dengan itu mulai juga masuk pandangan belahan dunia Timur
ke Barat, terutama Persia, India, dan Mesir. Dengan runtuhnya kekuasaan
Alexander the Great, pengaruh timur ini semakin kuat, ditandai dengan
menguatnya pandangan spiritualitas menggantikan naturalisme.

MASA ROMAWI
1. Konteks sosial :
Pemerintahan kekaisaran romawi yang mendunia dengan tertib
administrasi kependudukan yang kuat serta jaminan akan ketentraman
sosial.
Pemikiran tentang manusia dan alam menjadi lebih pragmatis, spesifik dan
spesialis. Bangsa Romawi lebih tertarik pada ilmu pengetahuan yang
teknikal dan aplikatif, seluruhnya diarahkan untuk memperkuat dominasi
kekaisaran Romawi.
Ide-ide dan pemikiran tentang manusia berkembang subur, bahkan juga
ide-ide ketuhanan
2. Pengaruh bagi perkembangan pemikiran tentang manusia:
Filsafat yang berkembang memiliki konteks yang lebih terbatas dan
spesifik, serta tampak dalam bentuk yang nyata, misalnya ritual religi
masyarakat Romawi.
Fokus yang dibicarakan :
dikotomi aktif-pasif, apakah jiwa (yang menggambarkan manusia) adalah
unsur yang aktif dan mandiri terhadap lingkungan ataukah unsur yang pasif
dan hanya bisa memberi reaksi.
dikotomi passion - reason
manusia dipandang sebagai makhluk yang kehidupannya didorong oleh
usaha untuk mencari cara ‘menguasai’ keinginan fisik melalui penolakan
dunia materiil dan mencari kebenaran dalam alam dan Tuhan
(Neoplatonism)
Pengaruh pada pemikiran tentang. nilai moral.
Pemikiran pada masa Romawi memberi jalan bagi berkembangnya
kekristenan.

PENGARUH KEKRISTENAN
1. Konteks sosial :
masa penyebaran agama Kristen dengan tokoh Yesus sebagai perwujudan
"manusia sempurna" beserta perilakunya yang harus jadi teladan.
paham Tritunggal yang mengandaikan x=3x
gereja dan para ulamanya berperan penting dalam masyarakat
peran gereja menjadi dominan dalam perkembangan intelektualitas di
masyarakat, banyak cendekiawan berlatar belakang ulama.
secara gradual, gereja menjadi penentu nilai di masyarakat dan berhak
melakukan sensor atas tulisan atau ide yang muncul. Gereja juga adalah
penyelenggara pendidikan moral. Peran gereja dirasakan kurang
memuaskan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, maka
muncul universitas-universitas di Eropa yang menawarkan kebebasan
berpikir secara lebih luas. Terjadi pertentangan antara gereja dan
masyarakat.
2. Pengaruh pada pandangan mengenai manusia :
Manusia bukan hanya physical being, tetapi juga spiritual entity. Aspek
spiritual tidak diatur oleh hukum alam. Jiwa manusia (soul) ada pada dunia
yang tidak nyata (intangible), tidak dapat dibuktikan dengan mata, dan
eksistensinya hanya dapat dibuktikan lewat percaya (iman).
Menempatkan ide Plato dalam konteks kekristenan
Usaha untuk menjelaskan hubungan antara body and soul sebagai suatu
dualisme, bukan sst yang harus dipertentangkan, body dan soul masing-
masing memiliki fungsi tersendiri.

BEBERAPA TOKOH
St. Agustinus
Filsuf pertama pada masa Kekristenan.
Tuhan adalah kebenaran yang menciptakan manusia, bumi dan surga.
Jiwa manusia adalah image dari Tuhan.
Pentingnya eksplorasi spiritualitas sebagai usaha manusia untuk
mendekatkan diri pada Tuhan. Faktor materiil tidak penting, rationalitas
juga tidak terlalu dapat dipercaya. Maka pandangannya betul-betul
merupakan kebalikan dari pandangan natural science yang empiris dan
objektif. Hanya melalui transendensi manusia dapat sedekat mungkin
dengan Tuhan dan berarti juga sedekat mungkin dengan kebenaran.
Sumbangan bagi psikologi : metode introspective. Teknik utama manusia
untuk melakukan transendensi.
Dalam psikologi modern teknik ini digunakan oleh beberapa aliran besar
seperti strukturalisme (teknik utama untuk menggali jiwa manusia), gestalt,
dan psikoanalisa.
Thomas Aquinas
Mentransformasikan pandangan Aristoteles ke dalam konsep-konsep
kekristenan. Apa yang dikenal sebagai reason oleh Aristoteles
diterjemahkan sebagai soul oleh Aquinas. Maka soul adalah sesuatu yang
vital bagi manusia, tujuan utamanya adalah memahami dunia, hal yang
tidak dapat dilakukan oleh fisik manusia semata.
Namun demikian, banyak act dari soul yang membutuhkan tubuh fisik
manusia sebagai kekuatan yang dapat mewujudkannya.
Sumbangan bagi science/psikologi modern :
Pengubahan mutlak dari Aristoteles’ natural science
Pengembangan dualisme

Sepanjang masa ini, perdebatan mengenai manusia bergeser dari topik


kehidupan yang luas, hubungan antara manusia dengan lingkungannya
/alam, ke arah pemahaman tentang kehidupan secara lebih spesifik, yaitu
hubungan antara aspek-aspek di dalam diri manusia itu sendiri.
Menunjukkan semakin mendalamnya perhatian dan concern awal
mengenai manusia itu sendiri. Meskipun demikian, pengaruh kuat gereja
menyebabkan pemikiran tentang manusia tidak bebas, dan otoritas
ketuhanan tetap dijunjung sebagai otoritas tertinggi. (sumber)

Anda mungkin juga menyukai