Galen
AUGUST 26, 2011 SINDHUSAS
Galen, seorang fisiolog Romawi yang hidup di abad ke-2 Masehi , yang pertama
kali memperkenalkan teori empat kepribadian. Ia menyatakan bahwa kepribadian
manusia bisa dibagi menjadi empat kelompok besar: sanguin (populer), koleris (kuat),
melankolis (sempurna), dan phlegmatis (damai). Meski teori ini tergolong sangat
kuno, para psikolog masa sekarang mengakui, teori kepribadian ini banyak benarnya.
Menurut teori ini, tipe pertama adalah sanguin, tipe yang mempunyai energi yang
besar, suka bersenang-senang, dan supel. Mereka suka mencari perhatian, sorotan,
kasih sayang, dukungan, dan penerimaan orang-orang di sekelilingnya. Orang bertipe
sanguin suka memulai percakapan dan menjadi sahabat bagi semua orang. Orang tipe
ini biasanya optimis dan selalu menyenangkan. Namun, ia tidak teratur, emosional,
dan sangat sensitif terhadap apa yang dikatakan orang terhadap dirinya. Dalam
pergaulan, orang sanguin sering dikenal sebagai “si tukang bicara”.
Tipe kedua adalah koleris, yang suka berorientasi pada sasaran. Aktivitasnya
dicurahkan untuk berprestasi, memimpin, dan mengorganisasikan. Orang bertipe
koleris menuntut loyalitas dan penghargaan dari sesama, berusaha mengendalikan dan
mengharapkan pengakuan atas prestasinya, serta suka ditantang dan mau menerima
tugas-tugas sulit. Tapi mereka juga suka merasa benar sendiri, suka kecanduan jika
melakukan sesuatu, keras kepala, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain. Orang
koleris seperti ini sering diidentifikasi sebagai “si pelaksana”.
Tipe ketiga adalah melankolis yang cenderung diam dan pemikir. Ia berusaha
mengejar kesempurnaan dari apa yang menurutnya penting. Orang dalam tipe ini
butuh ruang dan ketenangan supaya mereka bisa berpikir dan melakukan sesuatu.
Orang bertipe melankolis berorientasi pada tugas, sangat berhati-hati, perfeksionis,
dan suka keteraturan. Karenanya, orang melanklolis sering kecewa dan depresi jika
apa yang diharapkannya tidak sempurna. Orang melankolis sering diidentifikasi
sebagai “si perfeksionis” atau “si pemikir”.
Tipe keempat adalah phlegmatis, yang seimbang, stabil, merasa diri sudah cukup, dan
tidak merasa perlu merubah dunia. Ia juga tak suka mempersoalkan hal-hal sepele,
tidak suka risiko atau tantangan, dan butuh waktu untuk menghadapi perubahan.
Orang bertipe ini kurang disiplin dan motivasi sehingga suka menunda-nunda sesuatu.
Kadang, ia dipandang orang lain sebagai lamban. Bukannya karena ia kurang cerdas,
tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang lain. Orang phlegmatis tak suka keramaian
ataupun banyak bicara. Namun, ia banyak akal dan bisa mengucapkan kata yang tepat
di saat yang tepat, sehingga cocok menjadi negosiator. Orang phlegmatis kadang
diidentifikasi sebagai “si pengamat” atau “si manis”.
Setiap orang mempunyai kombinasi dari dua kepribadian. Umumnya salah satunya
lebih dominan, kadang juga keduanya seimbang. Sanguin dan koleris bisa
berkombinasi secara alami karena keduanya ekstrovert, optimis dan terus terang.
Kombinasi ini menghasilkan individu yang sangat energik. Mereka punya daya tarik
serta banyak bicara sambil menyelesaikan pekerjaan mereka, entah melakukannya
sendiri atau menyuruh orang lain untuk mengerjakannya.
Phlegmatis dan melankolis bisa berkombinasi karena keduanya introvert, pesimis, dan
lembut. Mereka melakukan segala sesuatu dengan sempurna dan tepat waktu, tidak
mau mengambil sikap konfrontatif. Namun anak tipe ini akan mudah terkuras
energinya jika berurusan dengan orang lain.
Kepribadian memang bisa dirubah sedikit demi sedikit setelah tumbuh dewasa.
Misalnya, jika ia merasa terlalu emosional, ia bisa merubahnya sedikit demi sedikit
sehingga bisa lebih sabar. Namun kepribadian seseorang telah ada sejak ia lahir, dan
akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak dalam kehidupannya. Maka ada
baiknya jika kita bisa memahami kepribadian diri kita sendiri, juga kepribadian orang-
orang di sekitar kita. Karena tiap tipe kepribadian ini mempunyai kelebihan dan
kekurangan, dan masing-masing tipe ini akan berinteraksi dengan baik jika dapat
saling melengkapi.
Sumber : https://sindhusas.wordpress.com/2011/08/26/empat-tipe-kepribadian-versi-
galen/