Anda di halaman 1dari 4

Tipe Kepribadian

Salah satu teori mengenai tipe kepribadian manusia berasal dari Socrates yang membagi berdasar
cairan tubuh yang dominan. Pembagian tipe kepribadian tersebut adalah sebagai berikut.

• Sanguinis
• Melankolis
• Kholeris
• Phlegmatis

Orang sanguinis adalah orang yang populer. Suka cerita, banyak omong, dan selalu menjadi pusat
perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Orang sanguinis gampang bergaul dan mudah berteman.
Salah satu kelemahannya adalah sifatnya yang moody, atau tergantung suasana hati. Kadang ia cepat
gembira, namun tiba-tiba menangis, atau sebaliknya. Profesi yang berkutat di bidang entertainment/
hiburan biasanya diwarnai dengan orang-orang yang bertipe sanguinis. (Contoh: Petrus)

Orang melankolis adalah orang yang perfeksionis. Suka akan hal-hal yang detil dan membutuhkan
ketelitian. Salah satu kelemahan orang melankolis adalah karena sifatnya yang terlalu perfeksionis,
kadang-kadang suka menunda-nunda pekerjaan sampai terciptanya suasana yang sempurna. Orang
yang bekerja di bidang penelitian/riset biasanya bertipe melankolis. (Contoh: Musa)

Orang kholeris adalah orang yang mempunyai jiwa kepemimpinan. Punya wibawa, punya kemauan
kuat, serta biasanya gampang menyuruh-nyuruh orang lain. Kelemahannya tidak semua orang mau
disuruh-suruh. Orang yang menjadi pemimpin/manajer biasanya bertipe kholeris. (Contoh: Paulus)

Orang phlegmatis adalah orang yang cinta damai. Sifatnya mengalah, tidak mau terlibat dalam
perdebatan. Kelemahannya antara lain karena terlihat lemah, kadang-kadang dipermainkan oleh
orang lain. Orang phlegmatis biasanya ada di profesi-profesi yang tidak banyak konflik. (Contoh:
Abraham)

Pembagian tipe kepribadian berdasarkan cairan tubuh di atas, pada dasarnya bersifat sangat umum.
Banyak orang yang mempunyai sifat gabungan dari tipe-tipe yang ada. Yang jelas dengan
mengenali kepribadian sendiri, dapat membantu menentukan cita-cita/rencana hidup selanjutnya.
Yang jelas nobody's perfect, tidak ada orang yang sempurna. Masing-masing orang sudah dikaruniai
Tuhan kelebihan dan kekurangan.
MENGENAL TIPE KEPRIBADIAN

Apa yang membuat diri anda begitu istimewa ?

Setiap orang menginginkan kepribadian yang lebih baik. Kita semua dilahirkan dengan ciri khas
watak kita sendiri. Setelah kita tahu siapa diri kita maka kita bisa mulai memahami jiwa kita,
meningkatkan kepribadian kita dan belajar menyesuaikan diri dengan orang lain. Begitu anda
memahami bagaimana cara mengeluarkan apa yang terbaik dari diri Anda maka Anda akan
mendapatkan bahwa orang lain juga kelihatan lebih baik.

Untuk memahami sifat dasar kita, perlu diketahui pengelompokan kepribadian atau watak yang
mula - mula ditetapkan oleh Hippocrates. Antara lain :

1. Tipe Kepribadian Sanguinis


Tipe ini paling baik dalam hal berurusan dengan orang lain secara antusias; menyatakan pemikiran
dengan penuh gairah; memperlihatkan perhatian. Kelemahan tipe ini adalah berbicara terlalu
banyak; mementingkan diri sendiri; sulit berkonsentrasi; kurang disiplin.

2. Tipe Kepribadian Melankolis


Tipe ini paling baik dalam hal mengurus perincian dan pemikiran secara mendalam, memelihara
catatan, bagan dan grafik; menganalisis masyarakat yang terlalu sulit bagi orang lain. Kelemahan
tipe ini adalah mudah tertekan; menunda - nunda suatu pekerjaan; mempunyai citra diri yang
rendah; mengajukan tuntutan yang tidak realistis pada orang lain.

3. Tipe Kepribadian Koleris


Tipe ini paling baik dalam hal pekerjaan yang memerlukan keputusan cepat; persoalan yang
memerlukan tindakan dan pencapaian seketika; bidang-bidang yang menuntut kontrol dan
wewenang yang kuat. Kelemahan tipe ini adalah tidak tahu bagaimana cara menangani orang lain;
sulit mengakui kesalahan; sulit bersikap sabar; terlalu pekerja keras.

4. Tipe Kepribadian Phlegmatis


Tipe ini paling baik dalam posisi penengahan dan persatuan; badai yang perlu diredakan; rutinitas
yang terus membosankan bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah kurang antusias; malas; tidak
berpendirian; sering mengalami perasaan sangat khawatir, sedih dan gelisah.

Setelah kita mulai memahami perbedaan-perbedaan dalam watak dasar kita, hal itu menyingkirkan
tekanan dari hubungan antar manusia. Kita bisa saling melihat kepada perbedaan lainnya dengan
cara yang positif dan tidak berusaha membuat setiap orang jadi seperti kita.

Cara-cara untuk menyesuaikan diri dengan tipe :


1. Tipe Sanguinis
- Jangan mengharapkan mereka mengingat janji pertemuan/tepat pada waktunya.
- Sadarilah mereka bicara tanpa berpikir lebih dulu.
- Sadarilah bahwa mereka bermaksud baik.
- Terimalah kenyataan bahwa mereka mendapat kesenangan dari apa yang akan memalukan orang
lain.

2.Tipe Melankolis
- Ketahuilah bahwa mereka sangat perasa dan mudah sakit hati.
- Sadarilah bahwa mereka diprogram dengan sikap pesimistis.
- Pujilah mereka dengan tulus dan penuh kasih sayang.
- Terimalah kenyataan bahwa kadang-kadang mereka menyukai kesunyian.

3.Tipe Koleris
- Akuilah bahwa mereka berbakat memimpin.
- Ketahuilah bahwa mereka tidak bermaksud menyakiti. Sadarilah bahwa mereka tidak penuh belas
kasihan.
- Ketahuilah bahwa mereka selalu benar.

4.Tipe Plegmatis
- Sadarilah mereka memerlukan motivasi langsung.
- Bantulah mereka menetapkan tujuan.
- Jangan mengharapkan antusiasme.
- Doronglah mereka untuk menerimatanggungjawab.

Kita akan bersenang-senang dengan orang Sanguinis, yang mengeluarkan antusiasme. Kita akan
semis dengan orang Melankolis, yang berusaha mengejar kesempurnaan dalam segala hal. Kita akan
maju ke depan bersama orang Koleris, yang dilahirkan dengan bakat pemimpin. Kita akan rileks
dengan orang Phlegmatis, yang dengan bahagia menerima kehidupan. Seseorang mungkin saja tidak
mumi memiliki 1 tipe tertentu, tetapi gabungan antara beberapa tipe namun tetap memiliki sebagian
besar/kecenderungan pada 1 tipe tertentu.

Ada 6 tipe kepribadian yang dikaitkan dengan pekerjaan, antara lain :

1. Tipe Realistik
Orang yang menyukai aktivitas di luar ruangan. Mereka sering menganggap tidak begitu penting
bersosialisasi dan lebih suka bekerja sendiri. Jika harus bekerja dalam tim, ia lebih suka dengan
orang yang setipe. Orang ini tidak suka bergosip dan hanya berkonsentrasi pada tugasnya. Tipe ini
tidak pernah melimpahkan pekerjaannya pada orang lain.

2. Tipe Investigatif
Orang selalu tertarik pada gagasan dan ide-ide. la merasa membuang waktu dengan masalah yang
melibatkan emosi. Tipe ini sering berkonflik dengan orang yang biasa bergosip.

3. Tipe Artistik
Orang yang senang dengan ide-ide dan materi untuk diekspresikan dengan cara yang unik. Tipe ini
sangat menghargai kebebasan. Sayangnya, tipe ini rentan jadi santapan gosip karena caranya yang
unik dan sering menimbulkan interpretasi yang biasa.

4. Tipe Sosial
Orang yang berorientasi untuk dan dengan orang lain. Tipe ini cenderung mempunyai orientasi
untuk menolong, memelihara dan mengembangkan orang lain. Karena kepekaan dan kepeduliannya,
orang ini seorang mengurus hal-hal yang terlalu pribadi. Bila tidak diimbangi dengan kematangan,
ia mudah tergelincir untuk menjadi penggosip.

5. Tipe Wiraswasta
Orang yang lebih berorientasi pada ‘orang’ daripada gagasan. la mendominasi orang lain untuk
mencapai tujuannya. la pintar mengatur kerja orang lain, mempersuasi orang dan bernegosiasi.
Kemampuan bicaranya sangat diperlukan, biasanya ia menunjukkan sifat bossy dan pemarah di
lingkungan kerjanya.

6. Tipe Konvensional
Orang ini biasanya berfungsi paling baik dalam lingkungan dan pekerjaan yang terstruktur dengan
baik serta memerlukan keletihan. la biasanya tidak suka bekerja dengan ide-ide dan orang lain.

Setelah mengetahui tipe dan karakteristik kita dan teman sekerja, kita akan memiliki kiat
dalam menghadapi teman kerja yang mempunyai sifat-sifat kurang menyenangkan, yaitu:

1. Menghadapi si penggosip, sebaiknya kita jangan terpancing dengan memberikan reaksi yang
sama. Justru tonjolkan sifat tipe investigatif/realistik kita sehingga ia merasa sia-sia bergosip, karena
kita lebih memfokuskan perhatian pada pekerja.

2. Menghadapi si pemalas, jika tidak termasuk pada tipe kepribadian sosial hubungan ini akan saling
melengkapi. Namun, bila kita bukan tipe ini hendaknya ekspresikan secara terbuka. Usahakan lebih
asertif mengenai keberatan kita terhadap sifatnya dengan cara yang tidak menyinggungnya.

3. Menghadapi si bossy, padahal ia bukan atasan kita. Ini mungkin paling menyebalkan. Orang
dengan sifat ini biasanya kurang memiliki quality feeling. Kita sedapat mungkin menyentuh aspek
afektuhya, Dekati secara individu dan nyatakan bahwa dia sebenarnya teman yang sangat
menyenangkan bila diiringi perilaku saling membantu.

4. Menghadapi si pemarah. la sangat perfect, menuntut orang sesempuma mungkin saling mudah
kecewa dan frustasi. Marah adalah salah, emosi jika sedang meluap. Percuma Anda mendebatnya,
walaupun Anda dalam posisi benar. Tunggu hingga ia benar-benar dalam keadaan stabil, lalu
nyatakan pendapat Anda. Bila memungkinkan, evaluasi kejadian tersebut sehingga timbul in sight.
Bila perlu sarankan dia untuk mengikuti training manajemen stres yang sedang populer.

Kita dapat memanfaatkan tipe-tipe kepribadian tersebut ke dalam suatu pelatihan kepemimpinan
(outbond), yaitu suatu bentuk permainan (belajar sambil bermain) untuk melatih anak menjadi
pemimpin. Yang mana fungsi kepemimpinan antara lain: sebagai pengambil keputusan, manager,
penanggung jawab, dan lain-lain. Dalam outbond ditampilkan sifat asli diri sendiri dan kebersamaan
serta memiliki kreativitas dan motivasi. Untuk itu dengan mempelajari dan memahami tipe-tipe
kepribadian akan dapat menumbuhkan bakat kepemimpinan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe kepribadian sangat penting
manfaatnya dalam berbagai macam situasi. Diantaranya:

• Kita dapat lebih memahami orang lain dan mempelajari sejumlah alternatif dalam pola perilaku
kita sendiri. Kita dapat mulai memandang kehidupan dari sudut pandang yang lebih luas.

• Sebagai sarana penting untuk mengembangkan hubungan dengan keluarga, teman dan mitra kerja.

Oleh karena itu, marilah kita mulai belajar untuk saling memahami kepribadian - kepribadian yang
berbeda, sehingga kita akan senang bisa mengenali pola kepribadian seseorang dan dapat membantu
kita dalam hubungan dengan orang lain serta dalam mengantisipasi reaksi orang lain, serta belajar
bagaimana caranya menerima bahkan menikmati ciri khas yang membuat kita masing-masing begitu
berbeda. Dengan demikian diri kita akan mudah untuk memaafkan dan menerima orang lain apa
adanya.

Anda mungkin juga menyukai