Anda di halaman 1dari 23

FILSAFAT SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I

A. FILSAFAT SOSIAL, SOSIOLOGI MODERN, DAN KOMUNIKASI


Pada mulanya Ilmu Komunikasi tidak pernah ada dalam khazanah ilmu pengetahuan. Ketika
semua masalah manusia masih dalam kajian ilmu filsafat, ilmu komunikasi tidak atau belum
terpikirkan oleh manusia. Pada saat sosiologi sedang dibangun atau berkembang, minat
terhadap ilmu pengetahuan meningkat pesat. Banyak pengamat berpendapat bahwa
perkembangan teori sosiologi dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran abad pencerahan yang
berkembang pada periode perkembangan intelektual dan pembahasan pemikiran yang luar
biasa. Pemikiran manusia yang awalnya percaya akan hal mitos, logos dan dogma kemudian
beralih pada logos (pikiran manusia) lagi. Secara singkat sejarah filsafat ilmu pengetahuan
mencatat perkembangan-perkembangan tersebut sebagai berikut :
1. Sebelum Yunani Kuno (sebelum ± 600 SM)
Mistik adalah sebuah fenomena fisika yang sebenarnya sudah ditemukan oleh para mistikus
pada ribuan tahun yang lalu, sedangkan fenomena yang sama baru ditemukan oleh para
fisikawan modern saat ini.Dalam Misticsm and the New Phisics (2002) Michael Tabot
mengatakan dalam hal keterkaitan fenomena fisik alam raya, yang berhubungan dengan
manusia dan realitas kehidupan manusia, mistik telah mengetahui ribuan tahun yang lalu ketika
sains baru mengetahuinya sekarang. Mistik adalah sebuah persoalan biologis manusia dalam
menangkap fenomena alam semesta, atau dengan kata lain bagaimana kemampuan biologis
manusia menangkap dunia omnijektif adalah persoalan kesadaran manusia. Jadi, dengan
demikian persoalan mistik ini adalah sebuah rahasia Allah yang sebenarnya oleh mistikus
sudah dapat diungkapkan sejak ribuan tahun yang lalu. Akan tetapi terjadi perdebatan oleh
ilmuan sains modern.
2. Yunani Kuno (600 SM)
Pada zaman yunani kuno terdapat 3 masa perkembangan yaitu masa awal, masa kaum sofis
serta masa keemasan. Pada masa awal ini, filsafat hanya membahas tentang alam dan kejadian
alamiah terutama dalam hubungannya dalam perubahan-perubahan yang terjadi. Namun
mereka yakin bahwa perubahan-perubahan ini terdapat suatu unsur yang menentukan, tapi
mereka punya perbedaan pendapat tentang perbedaan unsur-unsur tersebut.
3. Abad pertengahan (300SM-1300 M)
Pertentangan mistik dengan penelitian ilmiah pun semakin berkembang. Ini melahirkan
ilmuan-ilmuan yang berusaha mengungkap fakta-fakta yang tidak berdasarkan mistik.
Singkatnya, rasionalitas mengalami deotonomisasi dari posisinya semula yang independen
pada masa filsuf-filsuf yunani. Filsafat menjadi abdi dari teologi di mana pemikiran-pemikiran
filsuf digunakan untuk mendukung kebenaran wahyu. Di masa ini pertentangan akal dan wahyu
semakin menajam. Banyak sekali ilmuwan yang dieksekusi karena mewartakan kebenaran
ilmiah yang tidak sesuai dengan kebenaran wahyu. Surutnya perkembangan ilmu pengetahuan.
4. Filsafat Modern (Abad 17-19)
Semangat untuk membebaskan manusia dari keterbelengguan teologis muncul pada masa yang
disebut Renaisans yang berarti lahir kembali. Sejarah mencatat bahwa perkembangan ilmu
pengetahuan di dunia Islam telah maju lebih dulu sebelum dunia Barat memperoleh
‘pencerahan’. Renaisans yang kemudian diikuti oleh masa pencerahan (Aufklarung) menjadi
titik tolak modernism di mana ilmu pengetahuan, filsafat, dan ideologi berkembang dengan
pesatnya. Pemikiran Rene Descartes berjasa merehabilitasi, mereotonomisasi rasio yang
setelah sekian lama dijadikan hamba sahaya keimanan. Rasio adalah sumber satu-satunya bagi
pengetahuan, kesan-kesan indrawi dianggap sebagai ilusi yang hanya bisa diatasi oleh
kemampuan yang dimiliki rasio.Rene Descartes telah melopori suatu aliran filsafat yang
pengarhunya sangat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan yaitu rasionalisme, (Adian,
2002). Pertentangan antara rasionalisme dan empirisme terus berlangsung sampai muncul
seorang filsuf bernama Immanuel Kant yang berhasil membuat sintesis antara rasionalisme dan
empirisme.Kant mengetakan bahwa rasio dan empiris adalah sama-sama sumber pengetahuan
dimana pesan-pesan empiris dikonstruksikan oleh rasio manusia melalui kategori menjadi
pengetahuan. Pernyataan Kant terkenal sapere aude (berpikir sendiri).
5. Positivisme (Abad ke-20)
Auguste Comte adalah filsuf yang memelopori aliran filsafat ini. Comte jugalah yang
menciptakan istilah sosiologi sebagai disiplin ilmu yang mengkaji masyarakat secara
ilmiah.Positivisme mendominasi wacana ilmu dengan menetapkan kriteria ilmu manusia
maupun alam untuk disebut sebagai ilmu pengetahuan diantaranya eksplanatoris dan prediktif.
(Objektif, fenomenalisme, reduksionisme, naturalisme)
6. Alam Simbolis
Positivisme telah mereduksi kekayaan pengalaman manusia menjadi fakta-fakta empiris.
Manusia menurut Ernest Cassirer adalah makhluk yang memiliki substratum simbolis dalam
benaknya hingga mampu memberikan jarak antara rangsangan dan tanggapan. Distansiasi
tersebut melahirkan apa yang disebut sistem-sistem simbolis, seperti ilmu pngetahuan, seni,
religi, dan bahasa (Adian, 2002:13)
7. Posmodernisme
Posmodernisme sangat anti terhadap ide-ide, seperti kemajuan, emansipasi, linieritas sejarah,
dan sebagainya. Pemikir posmo, seperti Lyotard, Foucault, dan Derrida.Posmodernis adalah
pewaris kaum Sofis Yunani Kuno yang sangat anti-kebenaran tunggal demi berkecambahnya
kebenaran pratikular yang plural. Posm adalah gelombang kritik mutakhir terhadap
modernisme yang telah dijadikan sains, rasionalitas suatu teologi baru yang menghasilkan
suatu kebudayaan yang matematis, kalkulatif, monolitik, dan kering batin. Menurut Jean
Francois Lyotard, modernisme muncul dengan menggeser narasi spiritual tentang takdir
manusia dengan narasi yang lebih sekuler. Marxisme adalah suatu contoh menarik. Marxisme
seayun dengan narasi Kristiani tentang lahirnya Kerajaan Allah. Ideologi tersebut memandang
sejarah manusia secara deterministik. Posmodernisme adalah periode dimana
ketidakpercayaan pada narasi-narasi raksasa yang sifatnya universal dan esensialis semakin
gencar.
B. SOSIOLOGI MODERN
Banyak persoalan masyarakat yang tidak bisa diatasi lagi oleh filsafat sosial yang sifat
pendekatannya abstrak dan tidak konkret. Manusia membutuhkan pengetahuan yang
menjembatani filsafat dan manusia. Comte mengatakan ada tiga tingkatan intelektual yang
harus dilalui kelompok masyarakat dan dunia sepanjang sejarahnya. Pertama, teologis yang
menjadi karakteristik sebelum era-1300. Gagasan ini menekankan keyakinan pada kekuatan
kodrati.Dunia sosial dan alam fisika adalah ciptaan Tuhan. Kedua, metafisika yang terjadi
antara 1300-1800. Bahwa kekuatan abstraklah yang menerangkan segala sesuatunya, bukan
para dewa. Ketiga, positivistik tahun 1800 yang ditandai oleh keyakinan terhadap sains.

C. LAHIRNYA SOSIOLOGI KOMUNIKASI


Asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran Karl Marx.
Dialektika adalah cara berfikir dan citra tentang dunia, Dialektika menekankan arti penting dari
proses, hubungan, dinamika, konflik, dan kontradiksi. Sementara idealisme mementingkan
pikiran dan produk mental daripada kehidupan material. Idealisme menegaskan bahwa hanya
kontruksi pikiran dan psikologislah yang ada. Idealisme adalah sebuah proses yang kekal dalam
kehidupan manusia, bahkan ada yang berkeyakinan bahwa proses mental tetap ada walaupun
kehidupan sosial dan fisik sudah tidak ada lagi. Dengan demikian, sejarah sosiologi komunikasi
menempuh dua jalur. Bahwa kajian dan sumbangan pemikiran Auguste Comte, Durkheim,
Talcott Parson dan Robert K Merton mrupakan sumbangan paradigma fungsional bagi lahirnya
teori-teori komunikasi yang beraliran struktural-fungsional. Sedangkan sumbangan-
sumbangan pemikiran Karl Marx dan Habrnas menyumbangkan paradigma konflik bagi
lahirnya teori-teori kritis dalam kajian ilmu komunikasi.
Saat ini perspektif teoritis mengenai sosiologi komunikasi bertumpu pada fokus kajian
sosiologi mengenai interaksi sosial dam semua aspek yanng bersentuhan dengan fokus kajian
tersebut. Kajian interaksi sosial diisyaratkan adanya fungsi-fungsi komunikasi yang lebih
dalam, seperti adanya kontak sosial dan komunikasi.
RUANG LINGKUP DAN KONSEPTUALISASI SOSIOLOGI
KOMUNIKASI
BAB II
A. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Manusia adalah makhluk ciptakan Allah, Tuhan Yang Maha Esa dengan struktur dan fungsi
yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan makhluk Tuhan lainnya. Manusia juga
diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan
berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai makhluk yang
unik, yang memiliki kemampuan sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Di
samping itu, semua manusia dengan akal pikirannya mampu mengembangkan kemampuan
tertingginya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yaitu memiliki kemampuan spiritual, sehingga
manusia di samping sebagai makhluk individual, makhluk sosial, juga sebagai makhluk
spiritual.
Fungsi-fungsi sosial manusia lahir dan kebutuhan akan fungsi tersebut oleh orang lain, dengan
demikian produktivitas fungsional dikendalikan oleh berbagai macam kebutuhan manusia.
Setiap manusia memiliki kebutuhan masing-masing secara individual maupun kelompok,
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka perlu adanya perilaku selaras yang
dapat diadaptasi oleh masing-masing manusia. Penyelarasan kebutuhan dan penyesuaian
kebutuhan individu, kelompok dan kebutuhan sosial satu dan lainnya, menjadi konsentrasi
utama pemikiran manusia dalam masyarakat yang beradab.
Fokus interaksi sosial dalam masyarakat adalah komunikasi itu sendiri. Sebagaimana di
jelaskan oleh sosiologi bahwa komunikasi menjadi unsur terpenting daalam kehidupan
manusia, Dominasi perspektif ini dalam sosiologi yang begitu luas dan mendalam, maka
lahirlah kebutuhan untuk mengkaji kekhususan dalam studi-studi sosiologi yang dinamakan
Sosiologi Komunikasi, yaitu perspektif kajian sosiologi tentang aspek-aspek khusus
komunikasi dalarn lingkungan individu, kelompok, masyarakat, budaya, dan dunia.
Sehubungan dengan itu, beberapa konsep penting yang berhububungan dengan sosiologi
komunikasi adalah konsep tentang sosiologi, community, communication, telematika,
merupakan konsep penting yang kemudian melahirkan studi-studi integratif serta terkait satu
sama lain sehingga melahirkan studi-studi interelasi yang penting untuk dibicarakan disini.
sekaligus juga sebagai ruang lingkup dalam studi-studi sosiologi komunikasi.
1. Sosiologi
Tentu anda masih ingat bukan, pengertian sosiologi dalam mata kuliah Pengantar Sosiologi.
Untuk menyegarkan ingatan Anda, berikut disajikan beberapa pengertian dari sosiologi:
Liliweri, (Tanpa Tahun, halaman 2 – 4) mengutip beberapa pendapat para ahli tentang definisi
sosiologi.
Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam
kelompok-kelompok.
William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff, sosiologi adalah penelitian ilmiah terhadap interaksi
sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi ialah ilmu yang mempelajari struktur
sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Pitirin Sorokin (dikutip Bungin, 2006 : 27-28), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:
a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antar aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya:
antara gejala ekomomi dan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak
masyarakat dengan politik, dan lain sebagainya);
b. Hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial
(misalnya: gejala geografis, biologis, dan sebagainya);
c. Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang
dimaksudkan dengan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia sebagai
makhluk sosial termasuk di dalamnya berbagai aktifitas atau gejala sosial yang kemudian
menghasilkan perubahan-perubahan sosial.
2. Community
Pengertian manusia yang hidup bersama dalam ilmu sosial tidak mutlak jumlahnya, bisa saja
dua orang atau lebih. Manusia tersebut hidup bersama dalam waktu relatif sama, dan akhirnya
melahirkan manusia-manusia baru yang saling berhubungan satu dengan lainya. Hubungan
antara manusia itu, kemudian melahirkan keinginan, kepentingan, perasaan, kesan, peneliaian
dan sebagainya. Keseluruhan itu kemudian mewujudkan adanya sistem komunikasi dan
peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dan masyarakat.
3. Teknologi Telematika
Menurut Oxfort (1995), teknologi informasi adalah studi atau penggunaan peralatan
elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan
informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan dan gambar.
4. Komunikasi
Masih ingatkah Anda bahwa istilah komunikasi yang dalam bahasa Inggris disebut
communication, berasal dari bahasa Latin, communicatio? Sebagaimana Anda telah pelajari
dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi, kata communicatio berasal dari kata communis
yang artinya sama. Tentu saja, konteks sama yang dimaksudkan ialah sama makna.
Kesamaan makna ini terjadi ketika misalnya Anda terlibat dalam percakapan dengan teman
Anda, dimana tidak saja menggunakan bahasa yang sama, namun juga Anda berdua sama-sama
mengerti dan memahami makna dari apa yang Anda berdua percakapkan itu. Jadi, kesamaan
makna lebih mengarah pada kesamaan pandangan di antara orang-orang yang terlibat dalam
komunikasi mengenai isi dari pesan tersebut.
Untuk kepentingan pendefinisian komunikasi, umumnya para pakar ilmu komunikasi merujuk
pada pandangan Harold Lasswell dalam bukunya The Structure and Function of
Communication in Society. Lasswell (Effendy, 1997 : 10) yang menjelaskan bahwa cara yang
baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Says
What in Which Channel to Whom with What Effect? Bila diterjemahkan maka akan menjadi:
Siapa Mengatakan Apa dengan Saluran Apa kepada Siapa dan dengan Efek Apa?.
Bila Anda menyimak baik-baik formulasi Lasswell ini maka Anda akan dapat memahami
elemen-elemen penting dari komunikasi. Mari kita bahas satu per satu.
Kata who (siapa) dalam konteks komunikasi merujuk kepada seorang pemberi pesan. Pemberi
pesan ini biasanya dikenal dengan sebutan sumber informasi, komunikator, atau pengirim
pesan.
Says what (mengatakan apa) merujuk pada apa yang diperkatakan. Dalam hal ini pesan atau isi
dari percakapan/pembicaraan. Pesan ini lalu kita kenal dengan sebutan verbal (melalui kata-
kata dan atau tulisan) dan non verbal (menggunakan bahasa isyarat).
In which channel (dengan saluran apa) mengarah pada alat atau saluran atau media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan. Anda tentu tahu bukan, manusia dapat menggunakan
bermacam-macam saluran dalam berkomunikasi. Media yang paling praktis dan semua orang
menggunakannya saat berkomunikasi adalah panca indera manusia. Selain itu, kita juga
mengenal saluran komunikasi menggunakan alat bantu seperti telephon, telegram, dan surat).
Ada juga saluran komunikasi yang digunakan untuk khalayak yang jumlahnya lebih besar
(massa) yaitu media cetak dan elektronik.
To whom (kepada siapa) ditujukan untuk penerima pesan. Penerima pesan ini disebut juga
sebagai komunikan, atau receiver. Bila anda berinisiatif menelpon sahabat anda, maka sahabat
anda itu disebut sebagai komunikan.
With what effect (dengan efek apa) merujuk pada pengaruh yang ditimbulkan dari komunikasi.
Pengaruh ini dapat meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap lawan bicara.
Jadi, berdasarkan uraian ini maka kita dapat menyimpulkan bahwa komunikasi itu terdiri dari
sekurang-kurangnya 5 unsur yakni:
1. Komunikator (pemberi informasi)
2. Pesan
3. Media (saluran)
4. Komunikan (pemberi informasi/pesan)
5. Efek (pengaruh)

5. Sosiologi Komunikasi
Menurut Soerjono Soekanto (Soekanto, 1992:471),sosiologi komunikasi merupakan
kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau
komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu,
individu dengan kelompok. Menurut Soekanto sosiologi komunikasi juga ada kaitanya dengan
Public Speaking yaitu bagaimana seseorang berbicara kepada public
Menurut Effendy (2001 : 6-9), komunikasi ditinjau dari komponenya, bentuknya,
sifatnya,metodenya, tekniknya, moelnya, bidangnya,dan sistemnya.

B. RANAH, KOMPLEKSITAS, DAN OBJEK SOSIOLOGI KOMUNIKASI


Ranah sosiologi komunikasi berada pada wilayah individu, kelompok, masyarakat, dan sistem
dunia. Di mana ranah ini bersentuhan dengan wilayah lain, seperti teknologi telematika,
komu¬nikasi, proses dan interaksi sosial, serta budaya kosmopolitan.
Ranah sosiologi komunikasi berbeda dengan studi-studi komunikasi dan sosiologi secara
keseluruhan, dengan kata lain objek sosiologi komunikasi tidak sama dengan sosiologi secara
umum, begitu juga sosiologi komunikasi tidak mengambil objek komunikasi secara utuh, akan
tetapi sosiologi komunikasi menjembatani studi studi sosiologi dan studi-studi komunikasi di
mana jembatan itu dibangun berdasarkan kajian sosiologi tentang interaksi sosial yang dalam
sosiologi juga dikenal dengan subkajian masalah-masalah komunikasi, kemudian menariknya
ke dalam studi komunikasi yang berkaitan erat dengan sosiologi yaitu studi-studi media,
dampak media maupun perkembangan teknologi komunikasi. Namun karena begitu dekatnya
studi-studi sosiologi dan studi-studi komunikasi, maka kajian sosiologi komunikasi ini
berkembang menjadi satu kajian yang tidak bisa lagi dibedakan secara sosiologis dengan
komunikasi. Dalam arti ketika kita membahas kasus-kasus sosi0logi komunikasi, maka akan
ditemukan sebuah kenyataan bahwa apa yang menjadi perhatian sosiologi itu jugalah yang
menjadi perhatian komunikasi. Hal ini terjadi karena ranah sosiologi komunikasi adalah kajian
utama dan terpenting dari kajian sosiologi adalah kajian komunikasi itu sendiri, yaitu individu,
kelompok, musyarakat, dunia, dan segala interaksinya.

Kompleksitas Studi Sosiologi Komunikasi


Studi-studi sosiologi komunikasi selain bersifat interdisipliner dan terbuka terhadap
sumbangan disiplin ilmu lain sebagaimana gambar 2 di atas, sosiologi komunikasi juga
memiliki objek kajian yang terbuka luas setiap saat, seirama dengan cepatnya perubahan-
perubahan sosial-budaya dan teknologi media yang berkembang di masyarakat beserta semua
aspek yang mengikutinya.
Saat ini, kendali arah perkembangan sosiologi komunikasi ditentukan oleh pesatnya
perkembangan dunia teknologi komunikasi yang kemudian secara simultan memengaruhi
ranah ranah sosial dan budaya masyarakat di setiap lapisan masyarakat. Dengan demikian,
maka luasan objek kajian sosiologi komunikasi juga ikut di pengaruhi oleh perkembangan
ranah-ranah sosial-budaya dan teknologi media itu dengan segala aspek yang mengikutinya.
Sejauh itu pun kajian sosiologi komunikasi merasa selalu tertinggal jauh dari perkembangan
teknologi komunikasi. Berbagai teori dirasakan cepat usang dan sudah tidak up- to-date lagi,
begitu pula perspektif yang awalnya dianggap penting untuk dikembang¬kan dalam studi-studi
sosiologi komunikasi menjadi semakin kompleks dalam waktu singkat. Bagitu pula kaitannya
studi-studi sosiologi komunikasi dengan disiplin ilmu lainnya setiap saat di¬pandang sangat
membantu kajian-kajian sosiologi komunikasi. Sementara kekhawatiran yang ada bahwa terasa
begitu sedikit para ahli yang ikut memikirkan kajian ini, padahal kenyataannya sudah sangat
banyak di masyarakat. Salah satu pemicu perkembangan sosiologi komunikasi yang cepat ini
disebabkan karena sosiologi komunikasi menganggap bahwa saat ini perkembangan teknologi
selalu mendahului perkembangan teori (di mana pada waktu-waktu sebelumnya gejala ini
justru sebaliknya). Pacu memacu antara teknologi dan teori di ranah wacana, aplikasi, dan
masyarakat inilah yang kemudian setiap saat melebarkan arena objek sosiologi komu¬nikasi
itu.
Berdasarkan penjelasan mengenai ranah sosiologi komunikasi dan kompleksitas studi sosiologi
komunikasi, maka objek sosiologi komunikasi adalah seperti di halaman berikut.
Setiap bidang ilmu dalam rumpun ilmu-ilmu sosial memiliki objek kajian formal yang sama
yaitu manusia. Manusia adalah objek yang tak pernah habis dibahas dari berbagai aspek dan
sudut pandang, baik dalam konteks mikro maupun makro, konteks fisik maupun metafisika,
bahkan dalam konteks spiritualnya. Objek formal manusia yang dimaksud adalah dalam
konteks individu, kelompok, masyarakat, dunia, serta aspek-aspek sosiologis yang
mengitarinya.
Objek Keilmuan
Objek formal dalam studi sosiologi komunikasi menekankan pada aspek aktivitas manusia
sebagai makhluk sosial yang melakukan aktivitas sosiologis yaitu proses sosial dan komunikasi
aspek ini merupakan aspek dominan dalam kehidupan manusia bersama orang lain. Aspek
lainnya adalah telematika dan realitas¬nya. Aspek ini menyangkut persoalan teknologi media,
teknologi komunikasi, dan berbagai persoalan konvergensi yang ditimbulkan-nya termasuk
realitas maya yang dihasilkan oleh telematika sebagai sebuah ruang publik baru yang tanpa
batas dan memiliki masa depan yang cerah bagi ruang kehidupan. Sebaliknya perkembangan
telematika dan aspek-aspeknya serta pengaruhnya terhadap perkembangan media massa
memberikan efek yang luar biasa pada masyarakat. Efek media memiliki ruang bahasan yang
luas terhadap konsekuensinya pada proses-proses sosial itu sendiri, baik me-nyangkut individu,
kelompok, masyarakat maupun dunia, termasuk pula aspek-aspek yang merusak, seperti
kekerasan, pelecehan, peng¬hinaan, bahkan sampai pada masalah-masalah kriminal.
Pengaruh- pengaruh efek media juga ikut membentuk life style dan lahirnya norma sosial baru
di masyarakat terutama pada masyarakat kosmopolitan, sekuler, cerdas, profesional, materialis
dan hedonis, serta modis.
Perkembangan telematika tidak saja memasuki ranah sosial, namun juga memasuki ranah
hukum dan bisnis. Hal ini disebabkan oleh konsekuensi dominasi telematika dalam kehidupan
masyarakat pada umumnya. Ketika telematika sampai pada kemampuan¬nya menciptakan
masyarakat baru yaitu cybercommunity, maka ke¬butuhan akan cyberlaw menjadi mutlak ada
untuk mengatur seluruh fungsi sirkulasi dan peredaran aspek-aspek kehidupan sosial (dalam
dunia cyber) sebagaimana kebutuhan sebuah sistem sosial itu sendiri. Karena sadar ataupun
tidak aspek hukum dan bisnis akan mendomi¬nasi cybercommunity selain pencitraan itu
sendiri.
STRUKTUR DAN PROSES SOSIAL
BAB III
A. STRUKTUR MASYARAKAT
1. Kelompok Sosial
Kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan. Naluri ini yang
mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok.
Kelompok sosial adalah kehidupan bersama manusia dalam himpunan atau keatuan-kesatuan
manusia yang umumnya secara fisik relatif kecil yang hidup secara guyub. Ada juga beberapa
kelompok sosial yang dibentuk secara formal dan memiliki aturan-aturan yang jelas.
Ada empat kelompok sosial yang dapat dibagi berdasarkan struktur masing-masing kelompok
tersebut:
a. Kelompok formal sekunder, Kelompok social yang umumnya bersifat sekunder, bersifat
formal, memiliki aturan dan struktur yang tegas, serta dibentuk berdasarkan tujuan-tujuan yang
jelas pula.
b. Kelompok formal primer, kelompok social yang umumnya bersifat formal namun
keberadaannya bersifat primer. Kelompok ini tidak memiliki aturan yang jelas, walaupun tidak
dijalankan secara tegas.
c. Kelompok informal sekunder, kelompok social yang umumnya informal namun
keberadaanya bersifat sekunder, kelompok ini bersifat tidak mengikat, tidak memiliki aturan,
dan struktur yang tegas serta dibentuk berdasarkan sesaat da tidak mengikat.
d. Kelompok informal primer, kelompok social yang terjadi akibat meleburnya sifat-sifat
kelompok social formal-primer atau disebabkan karena pembentukan sifat-sifat diluar
kelompok formal-primer yang tidak dapat ditampung oleh kelompok formal-primer.
2. Lembaga (pranata) sosial
Lembaga (pranata) sosial adalah sekumpulan tata aturan yang mengatur interaksi dan proses-
proses social di dalam masyarakat. Lembaga social memungkinkan setiap struktur dan fungsi
serta setiap-setiap harapan anggota dalam masyarakat dapat berjalan dan memenuhi harapan
sebagaimana yang disepakati bersama. Dengan kata lain lembaga social digunakan untuk
menciptakan ketertiban (order).
Wujud kongkret dari pranata sosial adalah aturan, norma, adapt istiadat, dan semacamnya yang
mengatur kebutuhan masyarakat dan telah terinternalisasi dalam kehidupan manusia, dengan
kata lain pranata sosial adalah sistem norma yang telah melembaga atau menjadi kelembagaan
disuatu masyarakat. Misalnya, kebutuhan orang terhadap penyembuhan
penyakit,menghasilkan kedokteran, perdukunan, penyembuhan alternatif.
3. Stratifikasi social (Social stratification)
Stratifikasi atau strata social adalah struktur social yang berlapis-lapis didalam masyarkat.
Lapisan sosial menujukkan bahwa masyarakat memiliki strata, mulai dari yang terendah dan
yang paling tinggi. Lahirnya strata social ini Karena kebutuhan masyarakat terhadap system
produksi yang dihasilkan oleh masyarakat disetiap strata, dimana system produksi itu
mendukung secara fungsional masing-masing strata.
Secara umum, strata social dimasyarkat melahirkan kelas-kelas social yang terdiri dari tiga
tingkatan, yaitu atas (Upper Class), menengah (Middle Class), dan bawah (Lower Class). Kelas
atas mewakili kelompok elite dimasyarakat yang jumlahnya sangat terbatas. Kelas menengah
mewakili kelompok prefesional, kelompok pekerja, wiraswastawan, pedagang dan kelompok
fungsional lainya. Sedangakan kelas bawah mewakili kelompok pekerja kasar, buruh harian,
buruh lepas, dan semacamnya.
4. Mobilitas social (Sosial mobility)
Menurut Horton dan Hunt (Narwoko Dan Suryanto, 2004:188), mobilitas social dapat diartikan
sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas social ke kelas social lainya. Mobilitas bisa
berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status social dan (biasanya) termasuk pula segi
penghasilan yang dapat di alami oleh beberapa individu atau oleh kesekuruhan anggota
kelompok.
Contoh, pak hartono yang dulunya menjadi direktur sekarang turun jabatan menjadi staf biasa,
dan contoh ini termasuk sebuah cerita seseorang yang mengalami turun kelas social.
Dengan demikian, secara umum ada tiga jenis mobilitas social, yaitu gerak social yang
meningkat (social climbing), gerak social menurun (social sinking), dan gerak social
horizontal.
5. Kebudayaan
Kebudayaan (culture) adalah produk dari seluruh rangkaian prosese social yang dijalankan oleh
manusia dalam masyarakat dengan segala aktivitasnya. Dengan demikian, maka kebudayaan
adalah hasil nyata dari sebuah proses social yang dijalankan oleh manusia bersama masyarakat.
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhaya yang merupakan kata jamak dari
buddhi yag berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan
dengan budi atau akal” (Koentjaingrat, 1979:195)

B. PROSES DAN INTERAKSI SOCIAL


Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, sedangkan bentuk khususnya adalah
aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan yang dinamis menyangkunt
hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antar orang
perorangan dengan kelompok manusia. Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak
sosial dan adanya komunikasi.
1. Kontak sosial
Menurut Soeryono Soekanto (2002:65), kontak sosial berasal dari bahasa latincon atau cun
(bersama-sama) dan tango (menyentuh), jadi, artinya secara harfiah adalah bersama-sama
menyentuh. Secara fisik kontak sosial baru terjadi apabila adanya hunungan fisikal, sebagai
gejala sosial hal itu bukan semata-mata hubungan badaniah, karena hubungan sosial terjadi
tidak saja secara menyentuh seseorang, namun orang dapat berhubungan dengan orang lain
tanpa harus menyentuhnya. Misalnya kontak sosial sudah terjadi ketika seseorang sudah
berbicara dengan orang lain, bahkan kontak sosial juga dilakukan dengan menggunakan
teknologi, seperti melalui telpon, telegram, radio, surat, televise, dll.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam lima bentuk, yaitu:
a. Dalam bentuk prosese sosialisasi yang berlangsung antara pribadi orang per orang. Proses
sosialisasi ini memungkinkan seseorang mempelajari norma-norma yang terjadi di
masyarakatnya.
b. Antara orang per orang dengan suatu kelompok masyarakat atau sebaliknya.
c. Atara kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainya dalam sebuah komunitas.
d. Antara oarng per orang dengan masyarakat global di dunia internasional.
e. Antara orang per orang, kelompok, masyarakat dan dunia global, dimana kontak social
terjadi secara simultan di atara mereka.
2. Komunikasi
Sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh
seseorang. Contoh, seorang pria memberikan bungah kepada seorang gadis. Pemberian bungah
tersebut bisa di tafsirkan sebagai rasa cinta, persahabatan, perdamaian, dll.
Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu
sumber informasi (source), saluran (media), dan penerima informasi (audience).

C. PROSES-PROSES INTERAKSI SOCIAL


1. Proses Asosiatif
Proses asosiatif adalah proses yang terjadi saling pengertian dan kerja sama timbal balik antara
orang per orang atau kelompok satu dengan yang lainnya, dimana proses ini menghasilkan
pencapaian-pencapaian tujuan bersama.
a. Kerja sama (cooperation), adalah usaha bersama antara individu atau kelompok unutk
mencapai satu atau tujuan bersama. Ada beberapa bentukcooperation, yaitu:
1) Gotong royong dan kerja bakti, adalah sebuah proses cooperationyang terjadi di pedesaan,
dimana proses ini menghasilkan aktivitas tolong menolong.
2) Bargaining, adalah proses cooperation dalam bentuk perjanjian pertukaran kepentingan,
kekuasaan, barang maupun jasa antara dua organisasi atau lebih yang terjadi di bidang politik,
budaya, ekonomi, hukum, maupun militer.
3) Co-optation, adalah proses cooperation yang terjadi di antara individu dan kelompok yang
terlibat dalam sebuah oraganisasi atau Negara dimana terjadi proses penerimaan unsur-unsur
baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk menciptakan
stabilitas. Jadi, apabila pemimipin berusaha memasukkan sebuah program dalam kegiatan
organisasi dimana pada awalnya program itu memiliki resistensi dari bawahan, namun
kemudian bawahan dikonstruksi untuk mendukung program itu dan ternyata bawahan bersedia
demi keberlangsungan organisasi, maka proses kerja sama ini disebut dengan co-optation.
4) Coalition, adalah dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama
kemudian melakukan kerja sama satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan tersebut.
5) Joint-venture, adalah kerja sama dua atau lebih organisasi perusahaan di bidang bisnis untuk
mengerjakan proyek-proyek tertentu.
b. Accomodation, adalah proses sosial dengan dua makna, pertama adalah proses sosial yang
menunujkkan pada suatu kedaan yang seimbang (equilibrium) dalam interaksi social antara
individu dan antarkelompok di dalam masyarakat.
Bentuk-bentuk Accomadation adalah sebagai berikut:
a. Coersion, yaitu bentuk accomodation yang terjadi karena adanya paksaa maupun kekerasan
secara fisik atau atau psikologis.
b. Compromise, yaitu bentuk akomodasi yang dicapai karena masing-masing pihak yang
terlibat dalam proses ini saling mengurangi tuntutanya agar tercapai penyelesaian oleh pihak
ketiga atau badan yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertentangan.
c. Mediation, yaitu accomadition yang dilakukan melalui penyelesaian oleh pihak ketiga yang
netral.
d. Conciliation, yaitu bentuk accomodation yag terjadi melalui usaha untuk mempertemukan
keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih.
e. Toleration, yaitu bentuk accomodition secara tidak formal dan dikarenakan adanya pihak-
pihak yang mencoba untuk menghindari diri dari pertikaian.
f. Stalemate, yaitu pencapaian accomodation dimana pihak-pihak yang bertikai dan
mempunyai kekuatan yang sama berhenti pada satu titik tertetu dan masing-masing di antara
mereka menahan diri.
g. Adjudication, yaitu dimana berbagain usaha accomodition yang dilakukan mengalami jalan
buntu sehingga penyelesaianya menggunakan jalan pengadilan.
h. Accomodation berlanjut dengan proses berikutnya yaitu asimilasi, yaitu suatu proses
pencampuran dua atau lebih budaya yang berbeda sebagai akibat dari proses social, kemudian
menghasilkan budaya tersendiri yang berbeda dengan budaya asalnya.
2. Proses Disosiatif
Proses disosiatif merupakan proses perlawanan (oposisi) yang dilakukan oleh individu-
individu dan kelompok dalam proses social diantara mereka pada suatu masyarakat. Bentuk-
bentuk proses disosiatif adalah persaingan, kompetisi dan konflik.
PROSES KOMUNIKASI DALAM MASYARAKAT
BAB IV
A. KOMUNIKASI LANGSUNG
Pada komunikasi langsung (tatap muka) baik antara individu dengan individu, atau individu
dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok, kelompok dengan masyarakat, maka
pengaruh hubungan individu (interpersonal) termasuk didalam pemahaman komunikasi ini.
Persyaratan yang harus ada dalam komunikasi tatap muka adalah antara komunikator dengan
komunikannya harus langsung bertemu dan prosesnya dipengaruhui oleh emosi, perasaan
diantara kedua pihak.
B. KOMUNIKASI MASSA
Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan
berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas.
Unsur-unsur penting dalam komunikasi massa, yaitu:
· Komunikator
· Media massa
· Informasi (pesan) massa
· Gatekeeper
· Khalayak (public)
· Umpan balik

1. Konsep massa
Massa memiliki unsur-unsur penting:
Terdiri dari masyarakat dalam jumlah yang besar
Jumlah massa yang besar menyebabkan massa tidak bisa dibedakan satu dengan yang lainnya.
Sebagaian besar anggota massa memiliki negative image terhadapa pemberitaan media massa.
Massa senantiasa mencurigai pemberitaan media massa sebagai sesuatu yang benar, bahkan
untuk hal-hal tertentu cenderung skeptis dan berfikir negatif.
Karena jumlah yang besar, maka massa juga sukar diorganisir, jumlah massa yang besar itu
maka massa cenderung bergerak sendiri-sendiri. Kemudian massa merupakan refleksi dari
kehidupan social secara luas.
2. Proses komunikasi massa
Proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk:
Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Sekali siaran, pemberitaan
yang disebarkan dalam jumlah yang luas dan diterima oleh massa pula. Proses komuniksi juga
dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan.
Proses komunikasi berlangsung secara asimetris diantara komunikator dan komunikan,
menyebabkan komunikasi diantara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara. proses
komunikasi juga berlangsung impersonal (non pribadi) dan tanpa nama. proses komuikasi juga
berlangsung berdsarakan pada hubungan-hubugan kebutuhan (market) dimasyarakat. Seperti
televisi dan radio melakukan penyiaran karena adanya kebutuhan masyarakat tentang
pemberitaan-pemberitaan.
3. Audiensi massa
Sifat dari audiensi massa umpamanya:
Terdiri daru jumlah yang besar, misalnya pendengar radio, televisi, dll.
Suatu pemberitaan media massa dapat ditangkap oleh masyarakat dari bebagai tempat sehingga
sifat audien massa juga ada tersebar dimana-mana. Pada mulanya audiensi massa tidak
interaktif, artinya antara media massa dan pendengar atau pemirsanya tidak saling
berhubungan, namun konsep ini sudah mulai di tinggal karena audien massa dan media massa
dapt berinteraksi satu dengan yang lainnya melalui komunikasi telepon. Terdiri dari berbagai
lapisan masyarakat yang sangat heterogen. Tidak terorganisir dan bergerak sendiri.
4. Budaya massa
Budaya massa dalam komunikasi massa memiliki karakter:
Nontradisional, yaitu umumnya komunikasi massa berkaitan erat dengan budaya popular.
Acar-acara infotaiment seperti AFI, KDI, dll.
Budaya massa juga bersifat merakyat.
Budaya massa juga memproduksi produk-produk massa seperti umpamanya infotaiment
adalah produk pemberitaan yang diperuntukkan kepada massa secara luas. Budaya massa
sangat berhubungan dengan budaya populer sebagai sumber budaya massa.
5. Fungsi komunikasi massa
Fungsi pengawasan, pengawasan dan control untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan. Seperti pemberitaan bahaya narkoba, dll. Fungi social learning, fungsi utama
melakukan guiding dan pendidikan social kepada seluruh masyarakat. Fungsi penyampaian
informasi, menjadi proses penyampaian informasi tehadap masyarakat luas.
Fungsi transformasi budaya, menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-
sama oleh semua komponen komunikasi massa. Hiburan, fungsi lain dari komunikasi adalah
hiburan.
6. Komunikasi massa sebagai system sosial.
Kata system berasal dari bahasa yunani, yaitu systema. Artinya sehimpunan dari bagian atau
komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu
keseluruhan.
Komunikasi massa sebagai sisitem sosila memiliki komponen-komponen penying, yaitu:
· Nara sumber sebagai sumber-sumber informasi bagi media massa
· Public yang mengomsumsi media massa
· Aturan hukum dan perundang-undangan, norma-norma dan nilai-nilai serta kode etik.
· Institusi samping yang tumbuh untuk memberi konstribusi terhadap kegiatan komunikasi
massa, seperti percetekan, dll.
· Pihak-pihak yang mengendalikan berlangsungnya komunikasi massa.

C. PERAN MEDIA MASSA


Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi
pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama utama media massa. Dalam menjalankan
paradigmanya media massa berperan:
· Sebagai institusi pencerahan masyarakat yaitu perannya sebagai media edukasi.
· Media massa juga menjadi media informasi.
· Media massa sebagai media hiburan.
PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA
BAB V
A. PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial adalah proses sosial yang di alami oleh anggota masyarakat serta semua
unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat
secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola
kehidupan, budaya dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan
pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial yang baru.
Perubahan sosial terjadi ketika ada ketersediaan anggota masyarakat untuk meninggalkan
unsur-unsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih menggunakan unsur-unsur
budaya dan sistem sosial yang baru
Hal-hal penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek-aspek sebagai berikut, yaitu:
perubahan pola pikir masyarakat, perubahan prilaku nasyarakat, perubahan budaya materi.
Beberapa tahapan transisi sosiologis :
a. Fase primitif, yaitu dimana manusia hidup secara terisolir dan berpindah-pindah disesuaikan
dengan lingkungan alam dan sumber makanan yang tersedia.
b. Fase agrokultural, yaitu ketika alam mulai tidak lagi mampu memberi dukungan terhadap
manusia.
c. Fase tradisional, yaitu masyarakat menjalani hidup secara menetap disuatu tempat yang
dianggap strategis untuk penyediaan berbagai kebutuhan hidup masyarakat.
d. Fase transisi, yaitu kehidupan desa sudah sangat maju, isolasi kehidupan hampir tidak
ditemukan lagi dalam skala luas, transportasi sudah lancer, dll.
e. Fase modern, yaitu ditandai dengan peningkatan kualitas perubahan social yang lebih jelas
meninggalkan fase transisi.
f. Fase postmodern, yaitu sebuah fase perkembangan masyarakat yang pertama-tama dikenal
di Amerika serikat pada akhir tahun 1980-an. Masyarakat postmodern adalah masyarakat
modern dengan kelebihan-kelebihan tertentu dimana kelebihan-kelebihan itu menciptakan pola
sikap dan prilaku serta pandangan-pandangan mereka terhadap diri dan lingkungan social yang
berbeda dengan masyarakat modern atau masyarakat sebelum itu.

B. BUDAYA MASSA DAN BUDAYA POPULER


Sehubugan dengan makna komunikasi terutama komunikasi massa, makna kata massa
mengacu pada kolektivitas tanpa bentuk, yang komponen-komponenya sulit dibedakan satu
dengan yang lainnya.
Secara umum pengerrtian massa ditandai dengan:
a. Kurang memiliki kesadaran diri
b. Kurang memiliki identitas diri
c. Tidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan tertentu
d. Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang
selalu berubah pula.
Media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan
yang lainnya dengan melalui produk media massa yang dihasilkan.
Di sisi lain, media juga sering menyajikan berita, film, dan informasi lain dari berbagai Negara
sebagai upaya media memberikan pilihan yag memuaskan bagi khalayak nya. Produk media
baik yang berupa berita berita, program keluarga, kuis, film dan sebagainya, disebut sebagai
upaya massa yaitu karya budaya.
Budaya massa dibentuk disebabkan:
a. Tuntutan industri terhadap pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo
singkat.
b. Karena massa budaya cenderung “latah” menyulap atau meniru segala sesuatu yang sedang
naik daun atau laris.
Budaya populer juga menjadi bagian dari budaya elite dalam masyarakat tertentu. Sejauh itu
pula budaya populer dipertanyakan konsepnya yang konkret, serta pengaruhnya yang lebih
dirasakan seperti umpamanya apa perbedaan antara modernisasi dan posmedernisasi. Budaya
populer itu lebih banyak mempertontonkan sisi hiburan, yang kemudian mengesankan lebih
konsumtif.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA DAN KOMUNIKASI
MASSA
BAB VI
A. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA
1. Riwayat Komunikasi dan Sejarah Kemanusiaan
Riwayat perkembangan komunikasi antarmanusia adalah sama dengan sejarah kehidupan
manusia itu sendiri. Menurut Nordenstreng dan Varis (1973) dalam (Nasution, 1989:15), ada
empat titik penentu yang utama dalam sejarah komunikasi manusia, yaitu:
1) Ditemukannya bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia
2) Berkembangnya seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia menggunakan
bahasa
3) Berkembangnya kemampuan reproduksi kata-kata tertulis denagn menggunakan alat
pencetak.
4) Lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, hingga satelit.
Berkembangnya keempat titik penentu dalam sejarah komunikasi merupakan puncak prestasi
peradaban umat manusia, menggunguli siapa pun mahluk tuhan di alam jagat raya ini.
2. Perkembangan komunikasi dan teknologi komunikasi
Perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi didalam lingkungan sosioteknologi.Kelima
komponen itu berinteraksi dalam proses social, satu dan yang lainya saling berinteraksi dan
mempengaruhui dimana setiap komponen memiliki visi masing-masing yang saling bersinergi
serta menghasilkan output proses social sebagaimana diharapkan oloeh seluruh stakeholder
sosioteknologi.
Lahirnya era komunikatif interaktif ditandai dengan terjadinya diversifikasi teknologi
informasi dengan bergabungnya telpo, radio, computer, dan televise menjadi satu dan
menandai teknologi yang disebut dengan internet.
a. Media komunikasi antarpribadi
perkembangan awal pada media komuikasi antarpribadi dengan enam media:
· Suara
· Grafik
· Teks
· Musik
· Animasi
· Video
b. Media penyimpanan
Jenis-jenis media penyimpanan adalah:
· Buku dan kertas
· Kamera
· Alat perekam kaset
· Kamera flim proyektor
· Pita perekam video
· Flash disk
c. Media transmisi
· Komunikasi, seperti telegraf, telepon, dll.
· Penyiaran, seperti teriakan, papan pengumuman,radio, surat kabar, dll.
· Jaringan, seperti internet,dll.
3. Empat era perkembangan komputerisasi
a. Era komputerisasi
b. Era teknologi informasi
c. Era sistem informasi
d. Era globalisasi
4. Media massa depan dan platform teknologi komunikasi
Teknologi komunikasi membutuhkan platform pengembangan yang jelas dimasa depan.
Perkembangan teknologi telematika berada pada situasi anomi, dimana tidak ada platform yang
jelas arah pengembanganya. Hal ini disebabkan karena setiap Negara berlomba-lomba
mengembangkan teknologi telematika sesuai dengan pasar nasional maupun internasional.
B. ADOPSI INOVASI DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MEDIA
Inovasi berkaitan dengan gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang
dan masyarakat nya. Konsep baru ini terbentang antara konsep pengenalan, persuasi dan
keputusan menggunakannya (adopsi).
Difusi inovasi juga berhubungan dengan rentang waktu yang berlalu selama difusi inovasi
berlangsung. Rentang waktu itu berlangsung dari pengguna pertama sampai dengan pengguna
terakhir.
Keterbukaan masyarakat terhadap sebuah inovasi memungkinkan ia mengadopsi inovasi
teknologi telematika. Informasi sebelumnya tentang sebuah inovasi menjadi alasan terhadap
sikap ia untuk menentukan sikap menolak atau mengadopsi inovasi itu, namun informasi
cenderung mendorong keterbukaan, dan keterbukaan mendorong sikap menerima inovasi, serta
sikap menerima inovasi mendorong perilaku untuk memanfaatkan atau menggunakan inovasi
itu.
MASYARAKAT CYBER
BAB VII
A. CYBERCOMUNITY
1. Masyarakat Global dan Pembentukan Cybercomunity
Community-masyarakat adalah kelompok-kelompok yang menempati sebuah wilayah
(teritorial) tertentu, yang hidup secara relative lama, saling berkomunikasi, memiliki symbol-
simbol dan aturan tertentu serta system hokum yang mengotrol tindakan anggota masyarakat,
memiliki system stratifikasi, sadar sebagai bagian dari anggota masyarkat tersebut serta relative
dapat menghidupi dirinya sendiri.
Perkembangan teknologi informasi juga tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia
global, namun secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi
masyarakat. Sehigga tanpa disadari komunitas manusia telah hidup dalam dua kehidupan, yaitu
kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya (cybercommunity).
2. Masyarakat Maya; Sisi Lain Kehidupan Masyarakat Manusia
Pada awalnya masyarakat maya adalah sebuah fantasi manusia tentang dunia lain yang lebih
maju dengan dunia saat ini. Fantasi tersebut adalah sebuah hiper-realitas manusia tentang nilai,
citra dan makna kehidupan manusia sebagai lambang dari pembebasan manusia terhadap
kekuasaan materi dan alam semesta.

B. APLIKASI CYBER DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT


1. E-government dan E-commerce; dan varian “E” lainya.
E-government adalah sebuah konsep yang lebih luas dari E-office. Gagasan E-goverment
sebenarya telah dimulai sejak tersedianya fasilitas e-office dalam dunia maya,dalam konsep e-
office seorang pimpinan sebuah perusahaan dapat melakukan tugas sehari-hari nya tanpa harus
bertatap muka dengan bawahanya karena semua tugas dapat dilakukan melalui internet yang
tersedia.
E-commerce dalam konsep yang lebih luas telah berkembang dalam banyak bidang komersial,
perbankan dan lain-lain.
Konsep-konsep “E” yang sedang berkembang di Indonesia mencakup konsep-konsep
goverment to government, government to bussines, goverment to community, bussines to
bussines, dll.
2. Cyberlaw sebagai konsekuensi cybercrime
Berbagai cybercrime dalam cybercommunity merupakan imitasi terhadap kejahatan yang
selama ini kita temukan di masyarkat, hanya saja kejahatan itu dilakukan menggunakan
prosedur teknologi telematika yang sukar dilihat dengan mata sesaat.
REALITAS MEDIA DAN KONSTRUKSI SOSIA MEDIA
MASSA
BAB VIII
A. DISKURSUS REALITAS SOSIAL
Realitas sosial tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran individu, baik didalam maupun di luar
realitas tersebut. Realitas sosial memiliki makna, manakala realitas sosial dikonstuksikan dan
di maknakan secara subjektif oleh individu lain sehingga memantapkan realitas itu secara
objektif. Individu mengkontruksi realitas sosial, dan merekontruksikannya dlam dunia realitas,
memantapkan alita itu berdasarkan subjektivitas individu lain dalam institusi sosialnya.

B. KONSTRUKSI SOSIAL SEBAGAI ILMU DAN FILSAFAT


Istilah kontruksi sosial atas realitas menjadi terkenal oleh petterl. Berger dan thomas luckmann
melalui bukunya yang berjudul the social construction of reality, a treatise in the sociological
of knowledge. Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, yang mana
individu menciptaka terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara
subjektif. Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme, sbb:
1. Konstruktivisme radikal
2. Konstruktivisme realisme hipotesis
3. Konstruktivisme biasa.

C. KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA; KRITIK TERHADAP BERGER


DAN LUCKMAN
1. Tahap kontruksi sosial media massa
Posisi kontruksi sosial media massa adalah mengoreksi subtansi kelemahan dan melengkapi
kontruksi sosial atas realitas dengan menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek
media pada keunggulan kontruksi sosial media massa atas kontruksi sosial atas realitas. Dari
konten kontruksi sosial media massa, proses kelahiran kontruksi sosial media massa, proses
kelahiran kontruksi sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut: a. Tahap
menyiapkan materi b. Tahap sebaran kontruksi c. Tahap pembentukan kontruksi dan d. Tahap
konfirmasi.
2. Realitas media; realitas yang dikonstukrik oleh media massa
Realitas media adalah relitas yang dikonstruksi oleh media dalam dua model; pertama adalah
model peta analog dan kedua adalah model refleksi realitas. Model-model itu dapat dijelaskan
sebagai berikut.
a. Model peta analog
Yaitu model dimana realitas sosial dikontruksi oleh media berdasarkan sebuah model analogi
sebagaimana suatu realitas itu terjadi secara rasional.
b. Model refleksi realitas
Yaitu model yang menreflesikan suatu kehidupan yang terjadi dengan mereflesikan suatu
kehidupan yang pernah terjadi di dalam masyarakat.

D. REALITAS SOSIAL BENTUKAN MEDIA MASSA; IKLAN TELEVISI


Wacana simulasi adalah ruang pengetahuan yang dikontruksikan oleh iklan televisi, dimana
manusia mendiami suatu ruang realitas, dimana perbedaan antara yang nyata dan fantasi atau
yang benar dengan yang palsu menjadi sangat tipis. Para copywriter iklan televisi, kendati
mengetahui tidak ada hubungan antara iklan dengan keterpengaruhan pemirsa terhadap iklan
tertentu. Para copywriter lebih percaya, bahwa iklan-iklan yang besar dengan pencitraan
terhadap produk-produk kapitalisme.

E. BAHASA SEBAGAI REALITAS SOSIAL IKLAN


Sistem tanda bahasa digunakan secara maksimal dalam iklan televisi iklan televisi yang
umumnya berdurasi dala ukuran detik memanfaatkan sistem tanda untuk memperjelas makna
citra yang dikontruksikan. Iklan televisi menggunakan pesan verbal dan visual ini untuk
mengkontruksikan makna dan pencitraanya.

F. SUMBER NILAI ACUAN KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA


Umumnya nilai yang dikontruksi oleh media massa adalah nilai yang bersumber dari redaktur
dan desk meia massa. Nilai-nilai lain yang menjadi acuan kontruksi sosial media massa adalah
perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.
PARADIGMA KEILMUAN DAN TEORI KOMUNIKASI
BAB IX

Anda mungkin juga menyukai