BAB I
5. Sosiologi Komunikasi
Menurut Soerjono Soekanto (Soekanto, 1992:471),sosiologi komunikasi merupakan
kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau
komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu,
individu dengan kelompok. Menurut Soekanto sosiologi komunikasi juga ada kaitanya dengan
Public Speaking yaitu bagaimana seseorang berbicara kepada public
Menurut Effendy (2001 : 6-9), komunikasi ditinjau dari komponenya, bentuknya,
sifatnya,metodenya, tekniknya, moelnya, bidangnya,dan sistemnya.
1. Konsep massa
Massa memiliki unsur-unsur penting:
Terdiri dari masyarakat dalam jumlah yang besar
Jumlah massa yang besar menyebabkan massa tidak bisa dibedakan satu dengan yang lainnya.
Sebagaian besar anggota massa memiliki negative image terhadapa pemberitaan media massa.
Massa senantiasa mencurigai pemberitaan media massa sebagai sesuatu yang benar, bahkan
untuk hal-hal tertentu cenderung skeptis dan berfikir negatif.
Karena jumlah yang besar, maka massa juga sukar diorganisir, jumlah massa yang besar itu
maka massa cenderung bergerak sendiri-sendiri. Kemudian massa merupakan refleksi dari
kehidupan social secara luas.
2. Proses komunikasi massa
Proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk:
Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Sekali siaran, pemberitaan
yang disebarkan dalam jumlah yang luas dan diterima oleh massa pula. Proses komuniksi juga
dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan.
Proses komunikasi berlangsung secara asimetris diantara komunikator dan komunikan,
menyebabkan komunikasi diantara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara. proses
komunikasi juga berlangsung impersonal (non pribadi) dan tanpa nama. proses komuikasi juga
berlangsung berdsarakan pada hubungan-hubugan kebutuhan (market) dimasyarakat. Seperti
televisi dan radio melakukan penyiaran karena adanya kebutuhan masyarakat tentang
pemberitaan-pemberitaan.
3. Audiensi massa
Sifat dari audiensi massa umpamanya:
Terdiri daru jumlah yang besar, misalnya pendengar radio, televisi, dll.
Suatu pemberitaan media massa dapat ditangkap oleh masyarakat dari bebagai tempat sehingga
sifat audien massa juga ada tersebar dimana-mana. Pada mulanya audiensi massa tidak
interaktif, artinya antara media massa dan pendengar atau pemirsanya tidak saling
berhubungan, namun konsep ini sudah mulai di tinggal karena audien massa dan media massa
dapt berinteraksi satu dengan yang lainnya melalui komunikasi telepon. Terdiri dari berbagai
lapisan masyarakat yang sangat heterogen. Tidak terorganisir dan bergerak sendiri.
4. Budaya massa
Budaya massa dalam komunikasi massa memiliki karakter:
Nontradisional, yaitu umumnya komunikasi massa berkaitan erat dengan budaya popular.
Acar-acara infotaiment seperti AFI, KDI, dll.
Budaya massa juga bersifat merakyat.
Budaya massa juga memproduksi produk-produk massa seperti umpamanya infotaiment
adalah produk pemberitaan yang diperuntukkan kepada massa secara luas. Budaya massa
sangat berhubungan dengan budaya populer sebagai sumber budaya massa.
5. Fungsi komunikasi massa
Fungsi pengawasan, pengawasan dan control untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan. Seperti pemberitaan bahaya narkoba, dll. Fungi social learning, fungsi utama
melakukan guiding dan pendidikan social kepada seluruh masyarakat. Fungsi penyampaian
informasi, menjadi proses penyampaian informasi tehadap masyarakat luas.
Fungsi transformasi budaya, menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-
sama oleh semua komponen komunikasi massa. Hiburan, fungsi lain dari komunikasi adalah
hiburan.
6. Komunikasi massa sebagai system sosial.
Kata system berasal dari bahasa yunani, yaitu systema. Artinya sehimpunan dari bagian atau
komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu
keseluruhan.
Komunikasi massa sebagai sisitem sosila memiliki komponen-komponen penying, yaitu:
· Nara sumber sebagai sumber-sumber informasi bagi media massa
· Public yang mengomsumsi media massa
· Aturan hukum dan perundang-undangan, norma-norma dan nilai-nilai serta kode etik.
· Institusi samping yang tumbuh untuk memberi konstribusi terhadap kegiatan komunikasi
massa, seperti percetekan, dll.
· Pihak-pihak yang mengendalikan berlangsungnya komunikasi massa.