Anda di halaman 1dari 10

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

F I L S A F AT S O S I O L O G I K O M U N I K A S I

Andi Kardian Riva’i, S.Sos., M.Si.


Sebelum Yunani Kuno ( + 600SM)

 Mistik menjadi fenomena yang


dipercaya
 Seorang mistikus merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi di
masyarakat yang terdiri dari
orang pintar, elite masyarakat
dan orang kuat.
 Pikiran manusia bekerja
berdasarkan kesadarannya
terhadap alam semesta yang ada,
sementara kesadaran manusia
memiliki hubungan yang sangat
terbatas dengan realitas subjektif
dan realitas objektif.
Yunani Kuno ( + 600SM)

 Pergeseran pemikiran dari


mitos ke logos.
 Filsuf alam mulai mencari
penjelasan rasional atau
prinsip dasar yang
melandasi gejala-gejala alam
berselubung kabut mistis.
 Para filsuf mulai
menyibukkan diri dengan
pertanyaa-pertanyaan
tentang asas pertama dan
prinsip yang mengatur alam
semesta.
Abad Pertengahan (300SM – 1300SM)

 Bercirikan teosentris.
 Kebenaran utama adalah
kebenaran teologis yang
termaktub dalam wahyu
Tuhan. Manusia tidak mampu
mencapai pengetahuan sejati
tanpa iluminasi kebenaran
Ilahi.
 Rasionalitas mengalami
deotonomisasi (penarikan
kewenangan) dari posisinya
semula yang independen pada
masa filsuf-filsuf Yunani.
Filsafat Modern (Abad 17 - 19)

 Disebut juga masa renaisans.


(kebangkitan kembali berarti masa
untuk kembali mempelajari hal
klasik dan meninggalkan
kebudayaan tradisional yg
didominasi oleh tradisi agama)
 Renaisans diikuti oleh masa
aufklarung (berasal dari bahasa Jerman,
yang artinya pencerahan)

 Immanuel Kant (1724-1804, rasio dan


empirisme adalah sama-sama sumber
pengetahuan dimana kesan-kesan
empiris dikonstruksikan oleh rasio
manusia melalui kategori-kategori
menjadi pengetahuan.
Positivisme (Abad ke-20)
Ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid, dan
fakta-fakta sejarah yang mungkin dapat menjadi obyek
pengetahuan.
 Munculnya istilah “sosiologi” pertama
kalinya oleh August Comte, sebagai
disiplin ilmu yang mengkaji masyarakat
secara ilmiah.
 Kriteria ilmu pengetahuan yang benar:
1. Objektif (penilaian berdasarkan fakta, tidak
terdistorsi oleh emosi atau prasangka)
2. Fenomenalisme (melhat pada gejala-gejala yang
tampak)
3. Reduksionisme (menyederhanakan yg
kompleks)
4. Naturalisme (proses yang alami)
 Pengaruh positivisme terhadap ilmu
pengetahuan
1. Klaim kesatuan ilmu (unity of sciences): kesatuan
yang bersumber.
2. Klaim kesatuan bahasa: pemakaian bahasa yang
jelas
3. Klaim kesatuan metode: kesatuan metode-
Alam Simbolis

 Merupakan reaksi keras terhadap


positivisme terutama pada asumsi
kesatuan metode untuk ilmu-ilmu alam
maupun ilmu-ilmu manusia.
 Metode positivistik mengasumsikan
bahwa objek-objek alam maupun
manusia bergerak secara deterministik-
mekanis. (bekerja dalam aturan)
 Menurut Ernest Cassirer, manusia
adalah makhluk yang memiliki
substratum simbolis dalam benaknya
hingga mampu memberikan jarak
antara rangsangan dan tanggapan.
Refleksi tersebut melahirkan apa yang
disebut sistem-sistem simbolis, seperti
ilmu pengetahuan, seni, religi dan
bahasa.
Postmodernisme

 Postmodernisme sesungguhnya merupakan


terminologi (istilah) untuk mewakili suatu
pergeseran wacana di berbagai bidang yang
bereaksi keras terhadap wacana modernisme
yang terlampau mendewakan rasionalisme
 Postmodernisme tidak bisa
dikonseptualisasikan dalam satu definisi
yang jelas dan terpilih karena segala sesuatu
yang berbau menyatukan justu diharamkan
 Kapitalisme lanjut telah bergeser dari sebuah
sistem kultural dan ekonomi yang
berlandaskan disiplin ke sistem yang
berlandaskan kenikmatan konsumsi.
 Menurut Lyotard, postmodernisme adalah
periode dimana ketidakpercayaan pada
narasi-narasi raksasa yang sifatnya universal
dan esensialis semakin gencar.
SOSIOLOGI MODERN

Ilmu ini mepelajari social statistics


dan social dynamic.
Tingkatan intelektual :
1. Tahap teologis (bedasarkan nalar
agama)
2. Tahap metafisika (berdasarkan
hakikat dalam keterbatasan
indrawi)
3. Tahap positivistik (penalaran
ilmu alam, diluar metafisika)
4. Sekulerisme (memisahkan apa
yang terjadi pada manusia dengan
unsur yang menciptakan mereka).
Lahirnya Sosiologi Komunikasi
 Melahirkan tradisional konflik dan
kritis adalah ajarannya tentang
dialektika dan idealisme.
 Perspektif teoritis mengenai sosiologi
komunikasi bertumpu pada fokus
kajian sosiologis mengenai interaksi
sosial dan semua aspek yang
bersentuhan dengan fokus kajian
tersebut. Kajian tentang interaksi
sosial disyaratkan adanya fungsi-fungsi
komunikasi yang lebih dalam, seperti
adanya kontrak sosial dan komunikasi.
 Dalam komunikasi juga persoalan
makna menjadi sangat penting di
tafsirkan oleh seseorang.

Anda mungkin juga menyukai