Filsafat zaman Modern didahului oleh zaman Renaissance. Sebenarnya secara esensial
zaman Renaissance itu, dalam filsafat, tidak berbeda dari zaman modern. Ciri-ciri filsafat
Renaissance ada pada filsafat modern. Pada masa modern ini pemikiran filosofis seperti
dilahirkan kembali dimana sebelumnya dominasi gereja sangat dominan yang berakibat
pada upaya mensinkronkan antara ajaran gereja dengan pemikiran filsafat. Tokoh pertama
filsafat modern adalah Descartes, seorang pelopor yang berjasa dalam merehabilitasi,
mengotonomisasi kembali rasio yang sebelumnya hanya menjadi budak keimanan.
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan
ilmu pengetahuan pada zaman modern ini sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman
Renaissance. Awal mula dari suatu masa baru ditandai oleh usaha besar dari Descartes
untuk memberikan kepada filsafat suatu bangunan yang baru. Filsafat berkembang bukan
pada zaman Renaissance itu, melainkan kelak pada zaman sesudahnya Zaman Modern).
Epistemologis perkembangan ilmu pada masa modern adalah munculnya pandangan baru
mengenai ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan selama masa modern sangat mempengaruhi
dan mengubah manusia dan dunianya. Terjadilah revolusi I (dengan pemakaian mesin-
mesin mekanis), lalu revolusi II (dengan pemakaian listrik dan titik awal pemakaian sinar-
sinar), dan kemudian revolusi III yang ditandai dengan penggunaan komputer yang sedang
kita saksikan dewasa ini. Dengan demikian adanya perubahan pandangan tentang ilmu
pengetahuan mempunyai peranan penting dalam membentuk peradaban dan kebudayaan
manusia.
Tokoh penemu di bidang sains pada zaman modern (abad 17-19 M):
Perkembangan ilmu pada abad ke-18 telah melahirkan ilmu seperti taksonomi, ekonomi,
kalkulus, dan statistika, sementara pada abad ke-19 lahirlah pharmakologi, geofisika,
geomophologi, palaentologi, arkeologi, dan sosiologi.
Filsafat abad modern pada pokoknya dimulai dengan tiga aliran, yaitu:
Aliran Rasionalisme
Aliran Empirisme
Aliran Kriticisme
Tiga aliran filsafat di atas, tergolong pada aliran pramaterialisme. Oleh karena itu, dapat
diambil pemahaman bahwa perkembangan filsafat pada abad modern memperlihatkan
idealisme pemikiran yang luar biasa dilihat dari sisi perkembangan “cara berpikir”
manusia. Selain aliran itu, juga akan diketengahkan aliran-aliran besar lainnya yang ikut
berperan mengisi lembaran filsafat modern, yaitu idealisme, materialisme, positivisme,
fenomenologi, eksistensialisme dan pragmatisme.
Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci
atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Namun
tentang aspek mana yang berperan ada beda pendapat. Aliran rasionalisme beranggapan
bahwa sumber pengetahuan adalah rasio kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran
empirisme, sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin,
maupun yang inderawi. Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba memadukan kedua
pendapat berbeda itu.
1. Rasionalisme
Pelopor dari alirannya adalah Rene Descartes (1596-1650), Spinoza (1632-1677), Leibniz
(1646-1716).
2. Empirisme
Istilah empirisme berasal dari kata empiri yang berarti indra atau alat indra, dan ditambah
akhiranisme, sebagai suatu aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan/kebenaran yang
sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan diperoleh/bersumber dari panca indra
manusia, yaitu mata, lidah, telinga, kulit dan hidung. Dengan kata lain, kebenaran adalah
sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia.
Karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, pandangan orang
terhadap filsafat mulai merosot. Hal ini terjadi karena filsafat dianggap tidak berguna lagi
bagi kehidupan. Pada sisi lain, ilmu pengetahuan sangat besar sekali manfaatnya bagi
kehidupan. Kemudian ada anggapan bahwa pengetahuanlah yang bermanfat, pasti dan
benar hanya diperoleh lewat indera (empiri), dan empirilah satu-satunya sumber
pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir dengan nama Empirisme.
Sebagai tokohnya ialah Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1932-1704), David
Hume (1711-1776).
3. Kriticisme
Empirisme adalah salah satu aliran dalam filosof yang menekankan peranan pengalaman
dalam memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme diambil
dari bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu
doktrin, empirisme adalah lawan rasionalisme. (Ahmad Syadali, 2004:116)
Aliran ini muncul pada abad ke-18, suatu zaman dimana seorang ahli pikir yang cerdas
mencoba menyelesaikan pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme. Zaman baru ini
disebut zaman Pencerahan (aufklarung). Zaman pencerahan ini muncul dimana manusia
lahir dalam keadaan belum dewasa (dalam pemikiran filsafatnya). Sebagai latar belakang
dari aliran ini manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan (ilmu pasti, biologi,
filsafat dan sejarah) telah mencapai hasil yang sangat bagus. Di sisi lain, jalanny filsafat
terasa tersendat-sendat. Untuk itu diperlukan upaya agar filsafat dapat berkembang dengan
ilmu pengetahuan.
4. Idealisme
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri
atas roh-roh (sukma) atau jiwa. ide-ide dan pikiran atau yang sejenis dengan itu.Aliran ini
merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah pikiran manusia. Mula-
mula dalam filsafat Barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. yang
menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya.
Adapun alam nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam
idea itu. Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan ajarannya yang menggambarkan
alam ide sebagai sesuatu tenaga (entelechie) yang berada dalam benda-benda dan
menjalankan pengaruhnya dari benda itu. Sebenarnya dapat dikatakan sepanjang masa tidak
pernah faham idealisme hilang sirna sekali. Di masa abad pertengahan malahan satu-
satunya pendapat yang disepakati oleh semua ahli pikir adalah dasar idealisme ini. Aliran
ini muncul pada abad ke-18.
Pelopor aliran ini ialah J.G. Fichte (1762-1814), F.W.J. Schelling (1775-1854), G.W.F.
Hegel (1770-1831), Arthur Schopenhauer (1788-1860).
4. Positivisme
Positivisme ini lahir pada abad ke-19. Titik tolak pemikirannya ialah apa yang telah
diketahui adalah sesuatu yang faktual dan yang positif, sehingga aliran yang menganut
metafisika ditolaknya. Maksud positif adalah segala gejala dan segala yang tampak seperti
apa adanya, sebatas pengalaman- pengalaman objektif saja. Jadi, setelah fakta diperoleh,
fakta-fakta tersebut di olah dan di atur untuk dapat memberikan asumsi (proyeksi) pada
masa depan.
Beberapa tokoh aliran ini ialah August Comte (1798-1857), John S. Mill (1806-1873),
Herbert Spencer (1820-1903).
5. Fenomenologi
Kata “fenomenologi” berasal dari kata Yunani “fenomenon”, yaitu sesuatu yang tampak,
yang terlihat karena bercakupan. Dalam bahasa indonesia biasa dipakai istilahgejola. Jadi,
fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan fenomenon atau segala sesuatu yang
menampakkan diri.
6. Materialisme
Istilah materialisme dapat diberi definisi dengan berbagai cara. Pertama, materialisme
adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi yang berada sendiri dan bergerak
merupakan unsur-unsur yang membentuk alam dan bahwa akal dan kesadaran termasuk
didalamnya. Kedua, doktrin alam semesta dapat ditafsirkan seluruhnya dengan sains fisik.
Pada akhir-akhir ini, doktrin tersebut dijelaskan sebagai energism yang mengembalikan
segala sesuatu pada bentuk energi, atau sebagai suatu bentuk dari positivisme yang
memberi tekanan untuk sains dan mengingkari hal-hal seperti ultimate nature, of reality.
(Juhaya S.Pradja, 2000:96)
7. Eksistensialisme
Kata eksistensialisme berasal dari kata eks = ke luar, dan sistensi atau sisto = berdiri,
menempatkan. Secara umum berart, manusia dalam keberadaannya itu sadar bahwa dirinya
ada dan segala sesuatu keberadaannya ditentukan oleh subjek benda tersebut. Karena
manusia selalu terlihat di sekelilingnya, sekaligus sebagai miliknya. Upaya untuk menjadi
miliknya itu manusia harus berbuat menjadikan-merncanakan, yang berdasar pada
pengalaman yang nyata/konkret.
Aliran ini merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala dengan berdasar pada
eksistensinya. Artinya, bagaimana manusia berada dalam dunia. Pelopornya ialah Soren
Kierkegaard (1813-1855), Martin Heidegger, J.P Sartre, Karl Jaspers, Gabriel
Marcel.
8. Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani, kata pragma yang artinya tindakan, perbuatan.
Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran
sesuatu ialah apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata, misalnya,
berbagai pengalaman pribadi tentang kebenaran mistik, asalkan dapat membawa
kepraktisan dan bermanfaat. Artinya, segala sesuatu dapat diterima asalkan bermanfaat bagi
kehidupan.
Tokoh dari aliran Pragmatisme ialah William James (1842-1910), John Dewey (1859 M)
Zaman Kontemporer
Dalam kajian ilmu sosial agama di indonesia, penelitian Clifford Geertz yang
dalam versi aslinya berjudul The Religion of Java merupakan satu bahasan yang
menarik. Penelitian serius Geertz tersebut lebih banyak dipopulerkan sebagai
kerangka tipologisasi keberagaman masyarakat jawa menjadi santri, abangan, dan
priyayi.
Arti penting karya Geertz The Religion of Java adalah sumbangannya terhadap
pengetahuan kita mengenai sistem-sistem simbol, yaitu bagaimana hubungan antar
struktur yang ada dalam suatu masyarakat dengan pengorganisasian dan perwujudan
simbol-simbol, dan bagaimana para anggota masyarakat mewujudkan adanya
integrasi dan disintegrasi dengan cara mengorganisasi dan mewujudkan simbol
tertentu, sehingga perbedaan yang nampak di antara struktur sosial yang ada dalam
masyarakat tersebut hanyalah bersifat komplementer.
Tiga lingkungan yang berbeda (yaitu pedesaan, pasar, dan kantor pemerintah)
yang di barangi dengan latar belakang sejarah kebudayaan yang berbeda (yang
berkaitan dengan masuknya agama serta peradapan hindu dan islam di jawa) telah
mewujudkan adanya abangan (yang menekankan pentingnya animistik), santri
(yang menekankan aspek-aspek islam), dan priyayi (yang menekankan aspek-
aspek hindu).
Perwujudan citra agama masing-masing struktur sosial adalah pesta-pesta
ritual yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk menghalau berbagai makhluk halus
jahat yang di anggap sebagai penyebab dari ketidakteraturan dan kesengsaraan dalam
masyarakat, agar ekuilibrium dalam masyarakat dapat di capai kembali (Abangan),
penekanan pada tindakan-tindakan keagamaan dan upacara-upacara sebagaimana di
gariskan dalam islam (santri), dan suatu kompleks keagamaan yang menekankan pada
pentingnya hakikat halus sebagai lawan dari kasar (kasar di anggap sebagai ciri-ciri
abangan), yang perwujudannya tampak dalam berbagai sistem simbol yang berkaitan
dengan etika, tari-tarian dan berbagai bentuk kesenian, bahasa, dan pakaian (priyayi).
Abangan, santri, dan priyayi yang walaupun masing-masing merupakan
struktur yang berlainan, tetapi masing-masing saling melengkapi satu sama
lainnya dalam mewujudkan adanya sistem sosial di usahakan untuk di
perlihatkan dalam bukunya the region of java, yaitu agama bukan hanya
memainkan peranan bagi terwujudnya integrasi tetapi juga memainkan peranan
pemecah belah dalam masyarakat.
Pada tahun 1937, seorang insinyur Amerika merancang IBM Mark 7, yang
merupakan nenek moyang computer Mainframe saat ini dan computer elektronik
pertama yang sukses secara komersial adalah UNIVAC dan inilah awal dari
kecenderungan untuk membuat computer yang lebih kecil dan lebih cepat.
Computer telah mengubah wajah peradaban barat modern secara drastis sejak
tahun 80-an. Pada awalnya computer di kenal sebagai otak elektronis yang mampu
melakukan bermacam-macam kegiatan dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.
Demikian teknologi computer terus berkembang dan melahirkan inovasi. Computer
juga tidak saja menjadi alat pengolahan data tetapi juga memasuki wilayah
komunikasi interaktif dalam bentuk internet. Untuk itu, Departemen pertahanan
Amerika Serikat melalui DARPA, bekerja sama dengan beberapa universitas
membentuk ARPANET.
Partilkel elementer ini disebut sebagai jantung fisika, karena partikel-partikel elementer
inilah yang mengatur sifat fisika suatu benda, yang akan menentukan sifat fisika benda
tersebut.misalnya mengapa suatu benda ada yang dapat menghantarkan listrik dengan baik
dan benda yang lain, ini tergantung dari gerakan partikel elementer (dalam hal ini
elektron).Pada suatu konduktor, elektron, dapat bebas bergerak sehingga konduktor dapat
menjadi penghantar listrik yang baik.
Teori tentang partikel elementer bias menjadi dasar bagi temuan-temuan baru yang
spaktakuler. Bukan tidak mungkin, manusia bisa diubah partikel dasarnya, sehingga bisa
dipindah tempatnya setiap saat tanpa kendaraan, seperti dalam star trek.
Kesimpulan :
1. Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban
manusia karena pada waktu ini terjadi perubahan pola pikir manusia dari mitosentris
menjadi logosentris. Pola pikir mitrosentris adalah pola pikir masyarakat yang sangat
mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam, seperti gempa bumi dan
pelangi.
2. Sejak awal kelahirannya, islam sudah memberikan penghargaan yang begitu besar
kepada ilmu. Sebagaimana sudah diketahui, Nabi Muhammad SAW. Ketika diutus
oleh Allah sebagai rasul, mengubah masyarakat Arab jahiliya menjadi masyarakat
yang berilmu dan beradab.
3. Zaman Modern merupakan zaman ilmu yang sudah sangat berkembang pesat.
4. Zaman kontemporer dalam konteks ini adalah era tahun-tahun terakhir yang kita
jalani hingga saat ini sekarang.
C.PENUTUP
KESIMPULAN
Filsafat Modern merupakan pembagian dalam sejarah filsafat Barat yang menjadi tanda
berakhirnya era skolatisisme. Tidak mudah untuk membuat suatu batas yang tegas antara
periode Renaissance dan periode modern. Sebagian orang menganggap bahwa periode
modern hanyalah perluasan periode Renaissance.
Zaman modern sangat dinanti-nantikan oleh banyak pemikir manakala mereka mengingat
zaman kuno ketika peradaban begitu bebas, pemikiran tidak dikekang oleh tekanan-tekanan
di luar dirinya.
filsafat abad modern pada pokoknya dimulai dengan tiga aliran, yaitu:
Selain aliran itu, juga muncul aliran-aliran besar beserta tokoh dan pemikirannya yangikut
berperan mengisi lembaran filsafat modern, antara lain yaitu idealisme,
materialisme,positivisme, fenomenologi, eksistensialisme dan pragmatisme.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/06/07/sejarah-perkembangan-ilmu-pada-
masa-modern-14/
https://hikamasfa.wordpress.com/2011/06/17/ilmu-pada-masa-kontemporer/