Anda di halaman 1dari 11

Zaman Modern (Abad 17-19 M)

Filsafat zaman Modern didahului oleh zaman Renaissance. Sebenarnya secara esensial
zaman Renaissance itu, dalam filsafat, tidak berbeda dari zaman modern. Ciri-ciri filsafat
Renaissance ada pada filsafat modern. Pada masa modern ini pemikiran filosofis seperti
dilahirkan kembali dimana sebelumnya dominasi gereja sangat dominan yang berakibat
pada upaya mensinkronkan antara ajaran gereja dengan pemikiran filsafat. Tokoh pertama
filsafat modern adalah Descartes, seorang pelopor yang berjasa dalam merehabilitasi,
mengotonomisasi kembali rasio yang sebelumnya hanya menjadi budak keimanan.

Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan
ilmu pengetahuan pada zaman modern ini sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman
Renaissance. Awal mula dari suatu masa baru ditandai oleh usaha besar dari Descartes
untuk memberikan kepada filsafat suatu bangunan yang baru. Filsafat berkembang bukan
pada zaman Renaissance itu, melainkan kelak pada zaman sesudahnya Zaman Modern).

Epistemologis perkembangan ilmu pada masa modern adalah munculnya pandangan baru
mengenai ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan selama masa modern sangat mempengaruhi
dan mengubah manusia dan dunianya. Terjadilah revolusi I (dengan pemakaian mesin-
mesin mekanis), lalu revolusi II (dengan pemakaian listrik dan titik awal pemakaian sinar-
sinar), dan kemudian revolusi III yang ditandai dengan penggunaan komputer yang sedang
kita saksikan dewasa ini. Dengan demikian adanya perubahan pandangan tentang ilmu
pengetahuan mempunyai peranan penting dalam membentuk peradaban dan kebudayaan
manusia.

Tokoh penemu di bidang sains pada zaman modern (abad 17-19 M):

 Sir Isaac Newton (1643-1727 M)


 Leibniz (1646-1716 M)
 Joseph Black (1728-1799 M)
 Joseph Prestley (1733-1804 M)
 Antonie Laurent Lavoiser (1743-1794 M)
 J.J. Thompson

Perkembangan ilmu pada abad ke-18 telah melahirkan ilmu seperti taksonomi, ekonomi,
kalkulus, dan statistika, sementara pada abad ke-19 lahirlah pharmakologi, geofisika,
geomophologi, palaentologi, arkeologi, dan sosiologi.

Filsafat abad modern pada pokoknya dimulai dengan tiga aliran, yaitu:

 Aliran Rasionalisme
 Aliran Empirisme
 Aliran Kriticisme

Tiga aliran filsafat di atas, tergolong pada aliran pramaterialisme. Oleh karena itu, dapat
diambil pemahaman bahwa perkembangan filsafat pada abad modern memperlihatkan
idealisme pemikiran yang luar biasa dilihat dari sisi perkembangan “cara berpikir”
manusia. Selain aliran itu, juga akan diketengahkan aliran-aliran besar lainnya yang ikut
berperan mengisi lembaran filsafat modern, yaitu idealisme, materialisme, positivisme,
fenomenologi, eksistensialisme dan pragmatisme.

Para filsuf zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci
atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Namun
tentang aspek mana yang berperan ada beda pendapat. Aliran rasionalisme beranggapan
bahwa sumber pengetahuan adalah rasio kebenaran pasti berasal dari rasio (akal). Aliran
empirisme, sebaliknya, meyakini pengalamanlah sumber pengetahuan itu, baik yang batin,
maupun yang inderawi. Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba memadukan kedua
pendapat berbeda itu.

ALIRAN, TOKOH DAN PEMIKIRANNYA PADA MASA MODERN

1. Rasionalisme

Latar belakang munculnya konsep pemikiran Rasionalisme ialah keinginan untuk


membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional (skolastik), yang pernah diterima,
tetapi ternyata tidak mampu menangani hasil-hasil yang dihadapi. Descartes menginginkan
cara baru dalam berpikir, maka diperlukan titik tolak pemikiran pasti yang ditemukan
dalam keragu-raguan. segala sesuatu bisa disangsikan tapi subjek yang berfikir menguatkan
kepada kepastian.

Pelopor dari alirannya adalah Rene Descartes (1596-1650), Spinoza (1632-1677), Leibniz
(1646-1716).

2. Empirisme

Istilah empirisme berasal dari kata empiri yang berarti indra atau alat indra, dan ditambah
akhiranisme, sebagai suatu aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan/kebenaran yang
sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan diperoleh/bersumber dari panca indra
manusia, yaitu mata, lidah, telinga, kulit dan hidung. Dengan kata lain, kebenaran adalah
sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia.
Karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, pandangan orang
terhadap filsafat mulai merosot. Hal ini terjadi karena filsafat dianggap tidak berguna lagi
bagi kehidupan. Pada sisi lain, ilmu pengetahuan sangat besar sekali manfaatnya bagi
kehidupan. Kemudian ada anggapan bahwa pengetahuanlah yang bermanfat, pasti dan
benar hanya diperoleh lewat indera (empiri), dan empirilah satu-satunya sumber
pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir dengan nama Empirisme.

Sebagai tokohnya ialah Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1932-1704), David
Hume (1711-1776).

3. Kriticisme

Empirisme adalah salah satu aliran dalam filosof yang menekankan peranan pengalaman
dalam memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme diambil
dari bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu
doktrin, empirisme adalah lawan rasionalisme. (Ahmad Syadali, 2004:116)

Aliran ini muncul pada abad ke-18, suatu zaman dimana seorang ahli pikir yang cerdas
mencoba menyelesaikan pertentangan antara Rasionalisme dan Empirisme. Zaman baru ini
disebut zaman Pencerahan (aufklarung). Zaman pencerahan ini muncul dimana manusia
lahir dalam keadaan belum dewasa (dalam pemikiran filsafatnya). Sebagai latar belakang
dari aliran ini manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan (ilmu pasti, biologi,
filsafat dan sejarah) telah mencapai hasil yang sangat bagus. Di sisi lain, jalanny filsafat
terasa tersendat-sendat. Untuk itu diperlukan upaya agar filsafat dapat berkembang dengan
ilmu pengetahuan.

Tokoh – tokohnya antara lain Immanuel Kant (1724-1804).

4. Idealisme

Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri
atas roh-roh (sukma) atau jiwa. ide-ide dan pikiran atau yang sejenis dengan itu.Aliran ini
merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah pikiran manusia. Mula-
mula dalam filsafat Barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. yang
menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya.

Adapun alam nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam
idea itu. Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan ajarannya yang menggambarkan
alam ide sebagai sesuatu tenaga (entelechie) yang berada dalam benda-benda dan
menjalankan pengaruhnya dari benda itu. Sebenarnya dapat dikatakan sepanjang masa tidak
pernah faham idealisme hilang sirna sekali. Di masa abad pertengahan malahan satu-
satunya pendapat yang disepakati oleh semua ahli pikir adalah dasar idealisme ini. Aliran
ini muncul pada abad ke-18.

Pelopor aliran ini ialah J.G. Fichte (1762-1814), F.W.J. Schelling (1775-1854), G.W.F.
Hegel (1770-1831), Arthur Schopenhauer (1788-1860).

4. Positivisme
Positivisme ini lahir pada abad ke-19. Titik tolak pemikirannya ialah apa yang telah
diketahui adalah sesuatu yang faktual dan yang positif, sehingga aliran yang menganut
metafisika ditolaknya. Maksud positif adalah segala gejala dan segala yang tampak seperti
apa adanya, sebatas pengalaman- pengalaman objektif saja. Jadi, setelah fakta diperoleh,
fakta-fakta tersebut di olah dan di atur untuk dapat memberikan asumsi (proyeksi) pada
masa depan.

Beberapa tokoh aliran ini ialah August Comte (1798-1857), John S. Mill (1806-1873),
Herbert Spencer (1820-1903).

5. Fenomenologi

Kata “fenomenologi” berasal dari kata Yunani “fenomenon”, yaitu sesuatu yang tampak,
yang terlihat karena bercakupan. Dalam bahasa indonesia biasa dipakai istilahgejola. Jadi,
fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan fenomenon atau segala sesuatu yang
menampakkan diri.

Tokoh aliran ini adalah Edmund Husserl (1859-1938)

6. Materialisme

Istilah materialisme dapat diberi definisi dengan berbagai cara. Pertama, materialisme
adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi yang berada sendiri dan bergerak
merupakan unsur-unsur yang membentuk alam dan bahwa akal dan kesadaran termasuk
didalamnya. Kedua, doktrin alam semesta dapat ditafsirkan seluruhnya dengan sains fisik.
Pada akhir-akhir ini, doktrin tersebut dijelaskan sebagai energism yang mengembalikan
segala sesuatu pada bentuk energi, atau sebagai suatu bentuk dari positivisme yang
memberi tekanan untuk sains dan mengingkari hal-hal seperti ultimate nature, of reality.
(Juhaya S.Pradja, 2000:96)

7. Eksistensialisme

Kata eksistensialisme berasal dari kata eks = ke luar, dan sistensi atau sisto = berdiri,
menempatkan. Secara umum berart, manusia dalam keberadaannya itu sadar bahwa dirinya
ada dan segala sesuatu keberadaannya ditentukan oleh subjek benda tersebut. Karena
manusia selalu terlihat di sekelilingnya, sekaligus sebagai miliknya. Upaya untuk menjadi
miliknya itu manusia harus berbuat menjadikan-merncanakan, yang berdasar pada
pengalaman yang nyata/konkret.

Aliran ini merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala dengan berdasar pada
eksistensinya. Artinya, bagaimana manusia berada dalam dunia. Pelopornya ialah Soren
Kierkegaard (1813-1855), Martin Heidegger, J.P Sartre, Karl Jaspers, Gabriel
Marcel.

8. Pragmatisme

Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani, kata pragma yang artinya tindakan, perbuatan.
Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran
sesuatu ialah apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata, misalnya,
berbagai pengalaman pribadi tentang kebenaran mistik, asalkan dapat membawa
kepraktisan dan bermanfaat. Artinya, segala sesuatu dapat diterima asalkan bermanfaat bagi
kehidupan.

Tokoh dari aliran Pragmatisme ialah William James (1842-1910), John Dewey (1859 M)

Zaman Kontemporer

Perkembangan dan kemajuan peradaban tidak bisa dilepaskan dari peran


ilmuan. Bahkan perubahan-perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu
sesungguhnya berjalan seiring dengan sejarah kemajuan dan perkembangan ilmu.
Tahap-tahap perkembangan itu kita menyebut dalam konteks ini sebagai periodesasi
sejarah perkembangan ilmu sejak dari zaman klasik, zaman pertengahan, zaman
modern, dan zaman kontemporer.
Kemajuan ilmu dan teknologi dari masa ke masa adalah ibarat mata rantai
yang tidak terputus satu sama lain. Hal-hal baru di temukan pada suatu masa menjadi
unsur penting bagi penemuan-penemuan lain di masa berikutnya. Demikianlah
semuanya saling terkait. Oleh karena itu, melihat sejarah perkembangan ilmu zaman
kontemporer, tidak lain adalah mengamati pemanfaatan dan pengembangan lebih
lanjut dari rentetan sejarah ilmu sebenarnya.
Yang di maksud dengan zaman kontemporer dalam konteks ini adalah era
tahun-tahun terakhir yang kita jalani hingga sekarang. Hal yang membedakan
pengamatan tentang ilmu di zaman modern dengan zaman kontemporer adalah bahwa
zaman modern adalah era perkembangan ilmu yang berawal sejak sekitar abad ke 15,
sedangkan zaman kontemporer memfokuskan sorotannya pada berbagai
perkembangan terakhir yang terjadi hingga saat sekarang.
Akan kita lihat terlebih dahulu secara sederhana potret ilmu modern yang
melahirkan hal-hal radikal yang membedakannya dengan ilmu di zaman pertengahan
dan klasik. Zaman modern misalnya, dalam banyak hal melakukan dekonstruksi
terhadap teori-teori yang di anggap established (mapan) pada masa pertengahan atau
pada zaman klasik. Setidaknya dua contoh yang sangat menonjol bisa di kemukakan
di sini. Pertama, pendapat yang di kemukakan oleh Copernicus (1473-1534) tentang
teori heliosentrime, bahwa matahari adalah pusat tata surya dan planet-planet
termasuk bumi berputar meneglilingi matahari.
Teori ini jelas-jelas bertentangan dengan pendapat yang di terima secara
umum manusia saat itu, yaitu geosentrium yang menyatakan bahwa bumilah yang
menjadi pusat tata surya.
Kedua, metode induktif yang di perkenalkan Oleh Francis Bacon (1560-
1626). Ia telah memberi sumbangan yang penting dalam menembus metode berpikir
deduktif yang penggunaannya secara berlebihan telah menyebabkan dunia keilmuan
mengalami kemancetan.
Francis Bacon menekankan untuk mendasarkan semua pengetahuan dan ilmu
atas dasar pengalaman. Ia menganjurkan agar para sarjana dalam menyusun ilmu
mengumpulkan sebanyak fakta pengalaman untuk selanjutnya di analisis.
Satu hal yang tak sulit untuk di sepakati, bahwa hampir semua sisi kehidupan
manusia modern telah di sentuh oleh berbagai efek perkembangan ilmu dan teknologi.
Sektor ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan, sosial dan budaya, transportasi,
komunikasi, kesehatan dan lain-lain. Begitulah perkembangan ilmu di zaman
kontemporer meliputi hampir semua bidang ilmu dan teknologi, ilmu-ilmu sosial
seperti sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, hukum dan politik dll.

Contoh perkembangan ilmu kontemporer :


a. Santri, Priyayi, dan Abangan

Dalam kajian ilmu sosial agama di indonesia, penelitian Clifford Geertz yang
dalam versi aslinya berjudul The Religion of Java merupakan satu bahasan yang
menarik. Penelitian serius Geertz tersebut lebih banyak dipopulerkan sebagai
kerangka tipologisasi keberagaman masyarakat jawa menjadi santri, abangan, dan
priyayi.

Arti penting karya Geertz The Religion of Java adalah sumbangannya terhadap
pengetahuan kita mengenai sistem-sistem simbol, yaitu bagaimana hubungan antar
struktur yang ada dalam suatu masyarakat dengan pengorganisasian dan perwujudan
simbol-simbol, dan bagaimana para anggota masyarakat mewujudkan adanya
integrasi dan disintegrasi dengan cara mengorganisasi dan mewujudkan simbol
tertentu, sehingga perbedaan yang nampak di antara struktur sosial yang ada dalam
masyarakat tersebut hanyalah bersifat komplementer.
Tiga lingkungan yang berbeda (yaitu pedesaan, pasar, dan kantor pemerintah)
yang di barangi dengan latar belakang sejarah kebudayaan yang berbeda (yang
berkaitan dengan masuknya agama serta peradapan hindu dan islam di jawa) telah
mewujudkan adanya abangan (yang menekankan pentingnya animistik), santri
(yang menekankan aspek-aspek islam), dan priyayi (yang menekankan aspek-
aspek hindu).
Perwujudan citra agama masing-masing struktur sosial adalah pesta-pesta
ritual yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk menghalau berbagai makhluk halus
jahat yang di anggap sebagai penyebab dari ketidakteraturan dan kesengsaraan dalam
masyarakat, agar ekuilibrium dalam masyarakat dapat di capai kembali (Abangan),
penekanan pada tindakan-tindakan keagamaan dan upacara-upacara sebagaimana di
gariskan dalam islam (santri), dan suatu kompleks keagamaan yang menekankan pada
pentingnya hakikat halus sebagai lawan dari kasar (kasar di anggap sebagai ciri-ciri
abangan), yang perwujudannya tampak dalam berbagai sistem simbol yang berkaitan
dengan etika, tari-tarian dan berbagai bentuk kesenian, bahasa, dan pakaian (priyayi).
Abangan, santri, dan priyayi yang walaupun masing-masing merupakan
struktur yang berlainan, tetapi masing-masing saling melengkapi satu sama
lainnya dalam mewujudkan adanya sistem sosial di usahakan untuk di
perlihatkan dalam bukunya the region of java, yaitu agama bukan hanya
memainkan peranan bagi terwujudnya integrasi tetapi juga memainkan peranan
pemecah belah dalam masyarakat.

b. Teknologi rekayasa genetika

Salah satu bentuk perkembangan ilmu zaman kontemporer yang sangat


masyhur adalah di bidang rekayasa genetika berupa teknologi cloning teknologi ini
pertama kali di lakukan oleh Dr. Gurdon dari medical research council laboratory of
molecular biology, Universitas Cambridge, Inggris tahun 1961. Gurdon berhasil
memanipulasi telur-telur katak sehingga tumbuh menjadi kecebong yang identic
(kecebong cloning).
Tiga puluh dua tahun setelah itu, tahun 1993, Dr. Jerry Hall berhasil
mengkloning embrio manusia dengan teknik pembelahan (nembrio splitting
technique). Dan banyak lagi ilmuan-ilmuan yang mengembangkan teknik cloning
terutama pada hewan seperti yang di lakukan pada domba Dolly. Begitulah teknik
rekayasa genetika berkembang dari waktu ke waktu. Dan setelah berbagai
keberhasilan teknik cloning yang pernah di lakukan.
c. Teknologi Informasi

Pada tahun 1937, seorang insinyur Amerika merancang IBM Mark 7, yang
merupakan nenek moyang computer Mainframe saat ini dan computer elektronik
pertama yang sukses secara komersial adalah UNIVAC dan inilah awal dari
kecenderungan untuk membuat computer yang lebih kecil dan lebih cepat.
Computer telah mengubah wajah peradaban barat modern secara drastis sejak
tahun 80-an. Pada awalnya computer di kenal sebagai otak elektronis yang mampu
melakukan bermacam-macam kegiatan dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.
Demikian teknologi computer terus berkembang dan melahirkan inovasi. Computer
juga tidak saja menjadi alat pengolahan data tetapi juga memasuki wilayah
komunikasi interaktif dalam bentuk internet. Untuk itu, Departemen pertahanan
Amerika Serikat melalui DARPA, bekerja sama dengan beberapa universitas
membentuk ARPANET.

Namun pada perkembangan selanjutnya, banyak universitas didaerah tersebut ingin


bergabung, sehingga diputuskan untuk mengklasifiksinya menjadi dua bagian, yaitu
sistem jaringan untuk militer dan nonmiliter.gabungan keduanya di sebut DARPA
internet yang akhirnya di kenal saat ini. Begitulah internet terus dikembangkan hingga
saat ini dengan berbagai fasilitas yang terdapat di dalamnya.

d. Teori Partikel Elementer


Mengamati perkembangan ilmu diantaranya juga bisa dilakukan dengan melihat temuan-
temuan para ilmuwan di berbagi bidang.Satu contoh misalnya tentang teori partikel
elementer.

Partilkel elementer ini disebut sebagai jantung fisika, karena partikel-partikel elementer
inilah yang mengatur sifat fisika suatu benda, yang akan menentukan sifat fisika benda
tersebut.misalnya mengapa suatu benda ada yang dapat menghantarkan listrik dengan baik
dan benda yang lain, ini tergantung dari gerakan partikel elementer (dalam hal ini
elektron).Pada suatu konduktor, elektron, dapat bebas bergerak sehingga konduktor dapat
menjadi penghantar listrik yang baik.

Teori tentang partikel elementer bias menjadi dasar bagi temuan-temuan baru yang
spaktakuler. Bukan tidak mungkin, manusia bisa diubah partikel dasarnya, sehingga bisa
dipindah tempatnya setiap saat tanpa kendaraan, seperti dalam star trek.

Sebagaimana dikemukakan diatas, di zaman kontemporer ini hampir seluruh


aspek kehidupan manusia mendapat sentuhan efek kemajuan dan perkembangan ilmu
dan teknologi. Bukan hanya dalam bentuk teknologi rekayasa genetika, teknologi
infirmasi dan internet, atau tentang teori partikel elementer, tapi juga dalam bidang
lainya.

Kesimpulan :

1. Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban
manusia karena pada waktu ini terjadi perubahan pola pikir manusia dari mitosentris
menjadi logosentris. Pola pikir mitrosentris adalah pola pikir masyarakat yang sangat
mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam, seperti gempa bumi dan
pelangi.
2. Sejak awal kelahirannya, islam sudah memberikan penghargaan yang begitu besar
kepada ilmu. Sebagaimana sudah diketahui, Nabi Muhammad SAW. Ketika diutus
oleh Allah sebagai rasul, mengubah masyarakat Arab jahiliya menjadi masyarakat
yang berilmu dan beradab.
3. Zaman Modern merupakan zaman ilmu yang sudah sangat berkembang pesat.
4. Zaman kontemporer dalam konteks ini adalah era tahun-tahun terakhir yang kita
jalani hingga saat ini sekarang.

C.PENUTUP

 KESIMPULAN

Filsafat Modern merupakan pembagian dalam sejarah filsafat Barat yang menjadi tanda
berakhirnya era skolatisisme. Tidak mudah untuk membuat suatu batas yang tegas antara
periode Renaissance dan periode modern. Sebagian orang menganggap bahwa periode
modern hanyalah perluasan periode Renaissance.

Zaman modern sangat dinanti-nantikan oleh banyak pemikir manakala mereka mengingat
zaman kuno ketika peradaban begitu bebas, pemikiran tidak dikekang oleh tekanan-tekanan
di luar dirinya.

filsafat abad modern pada pokoknya dimulai dengan tiga aliran, yaitu:

 Aliran Rasionalisme dengan tokohnya Rene Descartes (1596-1650 M).


 Aliran Empirisme dengan tokohnya Francis Bacon (1210-1292)
 Aliran Kriticisme dengan tokohnya Immanuel Kant (1724-1804 M).

Selain aliran itu, juga muncul aliran-aliran besar beserta tokoh dan pemikirannya yangikut
berperan mengisi lembaran filsafat modern, antara lain yaitu idealisme,
materialisme,positivisme, fenomenologi, eksistensialisme dan pragmatisme.

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/06/07/sejarah-perkembangan-ilmu-pada-
masa-modern-14/

https://hikamasfa.wordpress.com/2011/06/17/ilmu-pada-masa-kontemporer/

Anda mungkin juga menyukai