Anda di halaman 1dari 5

Aliran- aliran dalam Filsafat dan Tokohnya

1. Idealisme Plato (469-399)

Istilah idealisme yang menunjukkan suatu pandangan dalam filsafat belum lama
dipergunakan orang. Namun demikian, pemikiran tentang ide telah dikemukakan oleh Plato
sekitar 2.400 tahun yang lalu.

Menurut Plato, realitas yang fundamental adalah ide, sedangkan realitas yang tampak oleh
indera manusia adalah bayangan dari ide tersebut. Bagi kelompok idealis alam ini ada
tujuannya yang bersifat spiritual. Hukum-hukum alam dianggap sesuai dengan kebutuhan
watak intelektual dan moral manusia. Mereka juga berpendapat bahwa terdapat suatu
harmoni yang mendasar antara manusia dengan alam. Manusia memang bagian dari proses
alam, tetapi ia juga bersifat spiritual, karena manusia memiliki akal, jiwa, budi, dan nurani.

2. Rasionalisme Rene Descartez (1596-1650)

Para penganut rasionalisme berpandangan bahwa satu-satunya sumber pengetahuan yang


dapat dipercaya adalah rasio (akal) seseorang. Perkembangan pengetahuan mulai pesat pada
abad ke-18. Orang yang dianggap sebagai bapak rasionalisme adalah Rene Descartez (1596-
1650) yang juga dinyatakan sebagai bapak filsafat modern. Semboyannya yang terkenal
adalah cogito ergo sum (saya berpikir, jadi saya ada).

3. Empirisme Francis Bacon (1561-1626), Thomas Hobbes (1588-1679)

Asal kata empirisme adalah empiria yang berarti kepercayaan terhadap pengalaman. Bahan
yang diperoleh dari pengalaman diolah oleh akal, sedangkan yang merupakan sumber
pengetahuan adalah pengalaman karena pengalamanlah yang memberikan kepastian yang
diambil dari dunia fakta. Empirisme berpandangan bahwa pernyataan yang tidak dapat
dibuktikan melalui pengalaman adalah tidak berarti atau tanpa arti. Ilmu haru sdapat diuji
melalui pengalaman. Dengan demikian, kebenaran yang diperoleh bersifat a posteriori yang
berarti setelah pengalaman (post to experience).

Francis Bacon telah meletakkan dasar-dasar empirisme dan menyarankan agar penemuan-
penemuan dilakukan dengan metode induksi. Menurutnya ilmu akan berkembang melalui
pengamatan dalam ekperimen serta menyusun fakta-fakta sebagai hasil eksperimen.

Pandangan Thomas Hobbes sangat mekanistik. Karena mrupakan bagian dari dunia, apa yang
terjadi pada manusia atau yang dialaminya dapat diterangkan secara mekanik. Ini yang
menyebabkan Thomas Hobbes dipandang sebagai penganjur materialisme. Sesuai dengan
kodratnya manusia berkeinginan mempertahankan kebebasan dan menguasai orang lain. Hal
ini menyebabkan adanya ungkapan homo homini lupus yang berarti bahwa manusia adalah
srigala bagi manusia lain.

4. Kritisme Emmanuel Kant (1724-1804)

Aliran kritisme ini menjembatani pandangan rasionalisme dan empirisme.


Menurut kant, baik empirisme maupun rasionalisme , masing-masing kurang memadai,
karena masih ada pernyataan yang bersifat sintetis analitis, misalnya: semua kejadian ada
sebabnya. Sedangkan menurut Kant, berpikir adalah proses penyusunan keputusan yang
terdiri dari subjek dan predikat.

5. Konstruktivisme Giambattista Vico (tahun 1710)

Giambattista Vico mengemukakan bahwa pengetahuan seseorang itu merupakan hasil


kontruksi individu, melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan
lingkungannya. Jean Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif
oleh seseorang, baik melalui indera maupun melalui komunikasi. Pengetahuan dibangun
secara aktif oleh individu itu sendiri.
ALIRAN FILSAFAT ILMU

Menurut Praja (2003:91—189) ada 10 aliran dalam filsafat ilmu, yaitu.

1. Rasionalisme

Rasionalisme merupakan aliran filsafat yang sangat mementingkan rasio. Dalam rasio
terdapat ide-ide dan dengan itu orang dapat membangun suatu ilmu pengetahuan tanpa
menghiraukan realitas di luar rasio. Aliran Rasionalisme berlangsung dari pertengahan abad
ke XVII sampai akhir abad ke XVIII. Pada zaman ini, hal yang khas bagi ilmu pengetahuan
adalah penggunaan yang eksklusif daya akal budi (rasio) untuk menemukan kebenaran.

Tokoh-tokoh aliran rasionalisme, antara lain: Rene Descartes (1596 -1650), Nicholas
Malerbranche (1638 -1775), B. De Spinoza (1632 -1677 M), G.W.Leibniz (1946-1716),
Christian Wolff (1679 -1754) dan Blaise Pascal (1623 -1662 M).

2. Empirisme

Empirisme berasal dari kata Yunani yaitu emperia yang berarti pengalaman inderawi. Oleh
karena itu, empirisme dinisbatkan kepada paham yang memilih pengalaman sebagai sumber
utama pengenalanan dan yang dimaksudkan dengannya adalah baik pengalaman lahiriah
yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi manusia.
Pada dasarnya empirisme sangat bertentangan dengan Rasionalisme. Rasionalisme
mengatakan bahwa pengenalan yang sejati berasal dari rasio, sehingga pengenalan inderawi
merupakan suatu bentuk pengenalan yang kabur. Sebaliknya empirisme berpendapat bahwa
pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan
yang paling jelas dan sempurna.

Tokoh-tokoh aliran empirisme, antara lain: Francis Bacon (1210 -1292), Thomas Hobbes
( 1588 -1679), John Locke ( 1632 -1704), George Berkeley ( 1665 -1753), David Hume
( 1711 -1776), dan Roger Bacon ( 1214 -1294).

3. Kritisisme

Kritisisme merupakan aliran filsafat yang menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai
sumber pengetahuan manusia. Oleh karena itu, kritisisme sangat berbeda corak dengan
rasionalisme yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak. Kritisisme menjebatani
pandangan rasionalisme dan empirisme, yang intinya ilmu pengetahuannya berasal dari rasio
dan pengalaman manusia. Tokoh aliran kritisisme, yaitu: Immanuel Kant (1724-1804).

4. Idealisme

Idealisme adalah aliran filsafat yang menganggap bahwa realitas ini terdiri dari ide-ide,
pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda material dan kekuatan.
Idealisme mengatakan bahwa akal itulah yang riil dan materi hanyalah produk sampingan.
Dengan demikian, idealisme mengandung pengingkaran bahwa dunia ini pada dasarnya
sebagai sebuah mesin besar yang harus ditafsirkan sebagai materi, mekanisme atau kekuatan
saja. Alam, bagi idealis mempunyai arti dan maksud dalam perkembangan manusia. Oleh
karena itulah, manusia merasa ada dalam rumahnya dalam alam.

Tokoh-tokoh aliran idealisme, antara lain: Plato (477 -347 Sb.M), B. Spinoza (1632 -1677),
Liebniz (1685 -1753), Berkeley (1685 -1753), J. Fichte (1762 -1814), F. Schelling (1755 -
1854) dan G. Hegel (1770 -1831).

5. Positivisme

Positivisme berasal dari kata “positif”, yang artinya dengan factual, yaitu apa yang
berdasarkan fakta-fakta. Menurut positivisme, pengetahuan tidak boleh melebihi fakta.
Positivisme hanya menyelidiki fakta-fakta dan hubungan yang terdapat antara fakta-fakta.
Positivisme berkaitan erat dengan apa yang dicita-citakan oleh empirisme. Hanya saja,
positivisme mengandalkan fakta-fakta belaka bukan berdasarkan pengalaman, seperti
empirisme. Tokoh aliran positivisme, antara lain: Auguste Comte (1798-1857).

6. Naturalisme

Naturalisme merupakan paham yang berpendirian bahwa setiap bayi lahir dalam keadaan suci
dan dianugerahi dengan potensi insaniyah yang dapat berkembang secara alamiah. Karena
itu, pendidikan pada dasarnya sekedar merupakan suatu proses pemberian kemudahan agar
anak berkembang sesuai dengan kodrat alamiahnya. Pandangan ini diidentifikasikan sebagai
konsepsi pendidikan yang cenderung pesimistik. Tokoh aliran naturalisme antara lain. J.J.
Rousseau (1712-1778) dan Schopenhauer (1788-1860 M).

7. Materialisme

Materialisme merupakan aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi
atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu. Pada abad ke-19 pertengahan, aliran
Materialisme tumbuh subur di Barat. Faktor yang menyebabkannya adalah orang merasa
dengan faham materialisme mempunyai harapan-harapan yang besar atas hasil-hasil ilmu
pengetahuan alam. Selain itu, faham materialisme ini praktis tidak memerlukan dalil-dalil
yang muluk-muluk dan abstrak, juga teorinya jelas berpegang pada kenyataan-kenyataan
yang jelas dan mudah dimengerti.

Tokoh-tokoh aliran materalisme, antara lain: Anaximenes ( 585 -528), Anaximandros ( 610 -
545 SM), Thales ( 625 -545 SM), Demokritos (kl.460 -545 SM), Thomas Hobbes (1588 -
1679), Lamettrie (1709 -1715), Feuerbach (1804 -1877), H. Spencer (1820 -1903), dan Karl
Marx (1818 -1883).

8. Intusionalisme

Intusionalisme adalah suatu aliran atau faham yang menganggap bahwa intuisi
(naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran. Intuisi termasuk salah satu
kegiatan berfikir yang tidak didasarkan pada penalaran. Jadi Intuisi adalah non-analitik dan
tidak didasarkan atau suatu pola berfikir tertentu dan sering bercampur aduk dengan
perasaan. Tokoh aliran intusionalisme, antara lain: Plotinos (205 -270) dan Henri Bergson
(1859 -1994).

9. Fenomenalisme

Secara harfiah, fenomenalisme adalah aliran atau faham yang menganggap bahwa
Fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran. Seorang Fenomenalisme
suka melihat gejala. Dia berbeda dengan seorang ahli ilmu positif yang mengumpulkan data,
mencari korelasi dan fungsi, serta membuat hukum-hukum dan teori. Fenomenalisme
bergerak di bidang yang pasti. Hal yang menampakkan dirinya dilukiskan tanpa
meninggalkan bidang evidensi yang langsung.

Tokoh-tokoh aliran fenomenalisme, antara lain: Edmund Husserl (1859 -1938), Max Scheler
(1874 -1928), Hartman (1882 -1950), Martin Heidegger (1889 -1976), Maurice Merleau-
Ponty (1908 -1961), Jean Paul Sartre (1905 -1980), dan Soren Kierkegaard (1813 -1855).

10. Sekularisme

Sekularisme merupakan suatu proses pembebasan manusia dalam berpikirnya dan dalam
berbagai aspek kebudayaan dari segala yang bersifat keagamaan dan metafisika, sehingga
bersifat duniawi belaka. Sekularisme bertujuan memberi interpretasi atau pengertian terhadap
kehidupan manusia tanpa percaya kepada Tuhan, kitab suci dan hari kemudian. Tokoh aliran
sekularisme adalah George Jacob Holyoake (1817-1906)

Anda mungkin juga menyukai