1. Pengertian dan Ruang Lingkup Kajian Filsafat Ilmu
a) Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh, filsafat yang mencoba menggabungkan kaasimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten. b) Ruang lingkup filsafat yaitu filsafat mempunyai objek yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada dan boleh juga diaplikasikan, yaitu tuhan, alam semesta, dan sebagainya. Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek, yang dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal. 2. Teori Teori Tentang Kebenaran Teori kebenaran korespondensial adalah teori kebenaran yang menggabungkan pengalaman dengan pengetahuan. Contohnya, pernyataan ibu adalah yang melahirkan kita. Teori kebenaran koherensial adalah teori kebenaran yang menggabungkan pengalaman dengan pengetahuan melalui dua pembuktian yakni pembuktian proposisi yang mengaitkan antara proposisi dahulu dengan pernyataan suatu pengetahuan, yang kedua dengan pembuktian sejarah. Contohnya, sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita tahu bahwa Indonesia diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945, yang bertepatan dengan hari Jumat, 17 Ramadhan pada saat itu. Jika ingin membuktikan hal tersebut, tidak mungkin bisa dilakukan secara objektivitas, karena faktanya peristiwa bersejarah itu terjadi sekitar tujuh puluh tahun yang lalu. 3. FILSAFAT KEILMUAN RASIONALISME DAN EMPIRISME Rasionalisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang berpendirian bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi dan dapat dipercaya adalah akal. Rasionalisme tidak mengingkari peran pengalaman, tetapi pengalaman dipandang sebagai perangsang bagi akal atau sebagai pendukung bagi pengetahuan yang telah ditemukan oleh akal. Akal dapat menurunkan kebenaran-kebenaran dari dirinya sendiri melalui metode deduktif. Rasionalisme menonjolkan “diri” yang metafisik, ketika Decrates meragukan aku yang empiris, ragunya adalah ragu metafisik. Empirisme adlah suatu aliran dalam filsafat yang berpendapat bahwa empiris atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan. Akal bukanlah sumber pengetahuan, akan tetapi akal berfungsi mengolah data-data yang diperoleh dari pengalaman. Metode yang digunakan adalah metode induktif. Jika rasionalisme menonjolkan aku yang metafisik, maka empirisme menonjolkan aku yang empiris. Perdebatan yang mendasar antara aliran rasionalisme dengan empirisme terletak pada cara pikir sebagai pembentuk pengetahuan. Aliran rasionalisme bertumpu pada akal. Aliran empirisme bertumpu pada pengalaman berdasarkan indrawi. Beberapa tokoh yang berperan dalam aliran rasionalisme antara lain Plato, Rene Descrates, Baruch Spinoza dan lain-lain. Beberapa tokoh yang berperan dalam aliran empirisme antara lain Arstoteles, Francois Bacon, Thomas Hobbes, John Locke, George Barkeley dan David Hume. 16 Terdapat banyak contoh dan kasus rasionalisme dan empirisme yang bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-ahri, dan kedua hal tersebut hendaknya saling melengkapi antara satu sama lain, karena manusia tidak hanya bisa mengandalkan rasio yang ia miliki saja, walaupun rasio sangat penting bagi manusia, hendaknya rasio tersebut dibuktikan dengan pengalaman indrawi atau empiris dan begitupun sebaliknya. Titik temu antara kedua aliran tersebut berada pada cara pandang terhadap teori yang dihasilkan. Gabungan kedua metode pikir tersebut berkembang hingga zaman ini yang disebut sebagai metode ilmiah 4. Filsafat Ilmu “ Filsafat Keilmuan Kritisme Immanuel Kant”. a) Immanuel Kant adalah seorang filsuf yang terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. Ia lahir di Konigsberg, Prusia Timur, Jerman, pada tanggal 22 April 1724. Ayahnya adalah seorang pembuat pelana kuda, sedangkan ibunya yang memang rendah dalam pendidikan formal namun memiliki kecerdasan yang amat luar biasa. Kant dibesarkan dalam suasana Pietist yang ketat, dan sejak usia delapan tahun hingga enam belas tahun ia belajar di sekolah Pietist lokal. Di sinilah kecerdasannya yang luar biasa dan kehausannya untuk terus-menerus belajar mulai terganggu akibat terlalu banyaknya nasihat-nasihat. religius yang ia dengar. b) 2. Paham rasionalisme dan empirisme memiliki kelemahan masing-masing, oleh karena itu menurut Kant paham rasionalisme dan empirisme harus dipadukan. Bagi Kant, Pengetahuan datang dari sintesis antara pengalaman dan konsep, tanpa indra manusia tidak akan sadar akan obiek apa pun, tanpa pemahaman manusia tidak akan membentuk pengertian tentangnya. Proses memperoleh pengetahuan merupakan satu kesatuan yang melibatkan persepsi, imajinasi, sensibilitas, dan pemahaman berinteraksi. c) 3. pengetahuan yang dihasilkan oleh kaum rasionalisme tercermin dalam putusan yang bersifat analistik-apriori yaitu suatu bentuk putusan di mana predikat sudah termasuk dengan sendirinya kedalam subjek. Sedangkan, pengetahuan yang dihasilkan oleh kaum empirisisime itu tecermin dalam putusan yang bersifat sintetik-aposteriori yaitu suatu bentuk putusan di mana predikat belum termasuk ke dalam subjek.