Anda di halaman 1dari 8

FILSAFAT EMPIRISME

Syamsi Duha

Abdulah Hanif. M FiI.L

PROGRAM STUDI AL-QUR’AN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-FITRAH SURABAYA 2022

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Banyak pakar ilmuan filsafat yang mengartikan sebuah kebenaran, cinta, pemikiran juga
banyak tentang arti filsafat menurut pakarnya. Tujuan filsafat yakni mencari makna yang
sebenarnya yang ada dalam di sekeliling kita. Banyak macam yang ada dalam filsafat yakni di
antaranya filsafat emperisme aliran emperisme di bangun pada abad ke17 yang muncul setelah
aliran rasionalisme.

Konsep mengenai filsafat emperisme pada abad modern yang di plopori oleh descrates.
Teori yang di kembangkan oleh decrates yakni teori reonalisme puncak dari radikalnya emperis
sendiri yakni pengetahuan berasal dari pengalaman manusia dan mengecilkan peranan akal. Di
dalam emperisme akal tidak berfungsi ketika memecahkan suatu masalah dan panca indra yang
lebih kuat. Sepertihalnya panca indra mata, telinga, hidung dan lain-lain. pegangan teguh dalam
filsafat emperisme yakni dengan menggunakan pancra indra tidak dengan pikiran nalar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Memetode-metode emperisme
Emperisme berasal dari emperia yang berarti pengalaman inderawi, satu-satunya sumber
pengetahuan, sumber satu-satunya pengetahuan dalah pengalaman, emperisme
menominasikan indera atau pengalaman sebagai alat pertama pengetahuan “Thomas hobbes”
(Inggris, 1588-1679), salah satu tokohnya, bahwa pengetahuan adalah semacam kalkulasi
atau perhitungan yaitu penggabungan data-data inderawi yang sama. Dengan itu hobbes
menganggap kenyataan adalah materi dan gerak, sehingga konsep-konsep spritual tidak
relevan lagi dengan filsafat lantaran tidak terdapat dalam pengetahuan manusia yang
inderawi.1
Seseorang yang menganut emperisme biasanya berpendirian bahwa kita dapat
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman. Sifat yang menonjol dari jawab dari
pertanyaan seperti Bagaimana orang mengetahui caesar telah mati? Maka jawaban kita
berbunyi, “karena seseorang yang ada ditempat itu, telah menerangkan demikian, cara
demikian dapat dibedakan dua macam unsur, yang mengetahui dan yang ketahui, orang yang
di ketahui merupakan subjek yang memperoleh ketahuan yang menunjukan seseorang atau
suatu kemampuan. Ketiga unsur yang dapat kita bedakan dalam jawaban terhadap pertanyaan
“Bagaimana orang mengetahui bahwa api itu panas? Dengan menyentuh barang sesuatu dan
memperoleh pengalaman yang kita sebut panas. Pengetahuan dapat dipeoleh diketahui
melalui indra, kata seorang emperisme john locke, bapak emperisme britania, mengatakan
bahwa pada waktu manusia di lahirkan , akalnya merupakan sejenis buku catatan yang
kosong dan dibuku catatan itulah di catat pengalaman inderawi yang pertama-tama yang
dapat di ibaratkan sebagai atom-atom yang meyusun objek-objek material.Emperisme
radikal mereka yang berpendirian bahwa semua pengetahuan dapat di lacak sampai kepada
pengalaman inderawi, dan apa yang tidak dapat dilacak secara demikian itu dianggap bukan
pengetahuan, dinamakan penganut ‘emperisme radikal’ (atau penganut’ sensasionalisme).

1
Herlianto, Berjabat tangan dengan filsafat, (Dreamlitera Buana Malang 2018),70
Tetapi tidak penganut emperisme merupakan penganut sensasioanlisme. di antara mereka
ada yang mengatakan kita dapat mengetahui suatu corak pengetahuan yang tidak dapat di
kembalikan kepada penginderaan, sekalipun di katipun dikatakan pula bahwa hal itu
bukanlah menyangkut pengetahuin mengenai eksistensi, contohnya, adalah mungkin bagi
kita untuk mengetahui tanpa pengalaman sama sekali bahwa suatu kertas misaalnya
berwaena putih atau tidak berwarna putih, karna kita dapat mengatakan bahwa segala hal
merupakan A atau bukan A. dengan cara yang sama saya juga dapat menunjuk pada
pengalaman indrawi bahwa suatu segitiga merupakan bidang datar yang bersisih tiga, karna
memang demikian cara saya mendefinisikan segitiga. Sementara emperisme radikal
mengatakan bahwa kedua contoh bukan pengetahuan, tetapi hanya menerangkan bagaimana
kita menggunakan kata-kata di dalam contoh yang pertama yang di dasarkan atas ke adaan
bahwa sesobek kertas berwarna putih atau tidak warna putih, kita tidak dapat menegtahui
warna yang di punyai oleh kertas tersebut. Didalam contoh mengenai segitiga tadi, kita hanya
dapat memberikan nama dan tidak dapat mengetahui apakah sesuatu segitiga bereksistensi
atau tidak. Pengalaman tiada lain merupakan akibat suatu objek yang merangsang alat
inderawi, yang secara demikian menimbulkan rangsangan saraf yang di teruskan ke otak. Di
dalam otak, sumber rangsangan tadi di pahami sebagaimana adanya, atau berdasarkan atas
rangsangan tersbut dibentuklah tanggapan mengenai objek yang telah merangsang alat
indrawi tadi. Menurut penganut emperisme, begitulah pengetahuan terjadi. Di tinjau dari
sudut epistomologi khususnya dari pandangan emperisme pengalaman kadang kadang
menunjukan pada hasil penginderaan. Sebab itu daptlah di sebut “datum indera”. Saya juga
tidak mengatakan apapun mengenai hakekat yang merangsang alat inderawi dan
menimbulkan datum indera.2
Emperisme adalah sebuah doktrin filsafat yang menengkan peranan pengalaman dalam
memporoleh pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan
mengecilkan peranan akal, istilah emperisme di ambil kata yunani yang berarti coba-coba
atau pengalaman, sebagai doktrin, emperisme rawan dari rasionalisme. Untuk memahami isi
doktrin, perlu dipahami lebih dahulu dua pokok coiri emperisme, yaitu mengenai teori
tentang makna dan teori tentang pengetahuan yaitu asal-usul ide. Pada abad pertengahan teori
ini di ringkas dalam rumus Nihil est inintellectu quod non prius fuerit in sensu (tidak ada

2
Louis o kattsoff, Pengantar filsafat, (Tiara wacana yogya, Tt), 132-134
sesuatu didalam pikiran kita selain didahului oleh pengalaman). sebenarnya pendapat ini
merupakan tesis locke yang ada terdapat di dalam bukunya. Filsafat emperisme tentang teori
makna amat berdekatan dengan aliran positivisme logis, akan tetapi teori makna dan
emperisme harus di pahami lewat penafsiran pengalaman, bagi orang emperis jiwa dapat di
pahami sebagai oleh pengalaman yang ada pada indrea. Teori pengetahuan sebagai berikut,
menurut orang rasionalisme ada beberapa kebenaran umum seperti “setiap kejadian tentu
mempunyai sebab” sebab-sebab dan beberapa prinsip dasar kebenaran itu benar dengan
sendirinya yang di kenal dengan istilah kebenaran, emperis menolak pendapat itu3
Bagi orang emperis jiwa dapat dipahami sebagai gelombang pengalaman kesadaran,
materi sebagai pola jumlahyang dapat diindra, dan hubungankasualitas sebagai urutan yang
sama. Penganut emperisme berpandangan bahwa pengalman merupakan sumber
pengetahuan bagi manusia, yang jelas mendahului rasio, tanpa pengalaman, rasio tidak
memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran tertentu, kalaupun menggambarkan
sedemikian rupa, tanpa pengalaman hanyalah hayalan belakang.4
B. Emperisme Locke
John locke adalah filosofis Inggris. Ia lahir di wringthon, somersethire, pada tahun
1632. Tahun 1647-1652. Ia belajar di westminster. Tahun 1652 ia masuk Universitas
Oxford, mempelajari agama kristen. filsafat locke dapat dikatan antimetafisika. Hanya
premis inilah yang di pertahankan oleh locke, dengan ini locke menyerang filosof idea
dengan cara induksi. Akan tetapi disini locke lupa bahwa untuk menarik idea dari
pengalaman karna perlu prinsip. Sialnya bukan dari pengalaman, leibniz orang yang
menjadi arah serangan locke, mengatakan bahwa prinsip itu ada dalam pikiran, dan bukan
dari pengalaman. Locke tidak bisa meniadakan innate idea. Locke tidak melanjutkan
debatnya dengan lbniz karena ia harus menghadapi banyak persoalan yang menjadi
kepedulianya.ia tetap pada posisinya, akan tetapi debat tersebut masih belanjut dalam
bentuk lain. Kebangkitan antropologi pada abad ke-19 kelihatanya mendukung pendapat
locke yang mengatakan innate idea tidak ada. Akan tetapi pada abad ke-19 banyak juga
filosof yang membela innate idea itu. Pada abad ke-20 pendapat mendukung locke, tetapi

3
Ahmad tafsir, Filsafat umum akal dan hati sejak thales sampai capra, (PT Remaja Rosdakarya Bandung
September 2019),173-174
4
Atang abdullah hakim, beni ahmad saebani, Filsafat umum dari metologi sampai teofilosofi, (cv pustaka bandung
2008),265-266
sayap tetapi sayap lain, sayap leibniz, anehnya mendapat dukungan justru dari kaum
antropolog. Di amerika konsep innate idea muncul sekali lagi dalam karya chomsky. 5
Dia menulis buku monumental (essay concerning humam understanding) pada
1689. Dalam buku itu locke mengulas bagaimana manusia memperoleh pengetahuan dan
alat apa yang di gunakan. Bagi dia, tidak ada satupun ada prinsip-prinsip dan ide
pengetahuan yang muncul begitu saja. Saat itu manusia lahir pikiranya ke adaan kosong
tanpa pengetahuan, persisi sama halnya kertas putih kosong tak ada bawaan apapun. Locke
juga mempersoalkan originilitas pengetahuan bawaan yang di yakini rasionalis, jika
pengethuan bawaan tidak dapat di pahami maka tentu bukanlah pengalamaan.6
Salah satu penganut emperisme, yang mengatakan bahwa pada waktu manusia di
lahirkan keadaan akalnya masih bersih, ibarat kertas yang kosong yang belum bertuliskan
apapun. Pengetahuan baru muncul ketika indra manusia menimba pengalaman dengan
cara melihat dan mengamati berbagai kejadian kehidupan, selain jhon locke, pada era
modern, muncul pula George Barkeley (1685-1753), yang berpendangan bahwa seluruh
gagasan dalam pikiran atau idea datang dari pengalaman, oleh karena itu tidak ada jatah
ruang bagi gagasan yang lepas begitu saja dari pengalaman dan idea tidak bersifat
independen. Pengalaman kongkret adalah mutlak sebagai sumber pengetahuan utama bagi
manusia, karena penalaran bersifat abstrak dan membutuhkan rangsangan dari
pengalaman. berbagai gejala fisikal akan di tangkap oleh indera dan dikumpulkan dalam
daya ingat manusia, sehingga pengalaman inderawi menjadi akumulasi pengetahuan yang
berupa fakta-fakta. Kemudian, upaya faktualisasi dibutuhkan akal. Dengan demikian,
fungsi akal tidak sekedar menjelaaskan dalam bentuk-bentuk kehayali semata-mata,
melainkan dalam konteks yang rialistik.7

C. Emperis Hume
Buku home, Treatise of human nature (11739), di tulisnya tatkala ia masih muda, yaitu
tatkala ia berumur dua puluh tahun bagian awal. Buku itu tidak banyak menarik perhtaian
orang, karena Hume pindah ke subjek lain, lalu ia menjadi yang terkenal sejarahwan.

5
Ibid…175-177
6
Herlianto, Berjabat tangan dengan filsafat, (Dreamlitera Buana Malang 2018),71-72
7
Ibid…266
Kemudian pada tahun (1748), ia menulis buku yang memang terkenal, An enquiry
concerning humam understanding. Baik buku treatise maupun buku, enquiry kedua-
duanya menggunakan metode emperisme, sama denga jhon locke. Sementara locke hanya
sampai pada idea yang tidak jelas berbasis pada sensasi (khususnya tentang subtansi dan
Tuhan), Hume lebih kejam. Dalam salah bab ia menulis sebagai berikut:
Bila kita membuka buku di perpustakaan, membaca prinsip-prinsip yang di ajarkan
oleh emperisme, mala petaka apa bila membaca satu jilid buku metafisika, apakah
ia ada menyebutkan tentang kuantitas? Tidak. Apakah buku berisi tentang uraian
eksperimen tentang materi nyata? Tidak. Buang saja buku-buku itu tidak berisi apa-
apa selain ke bimbangan dan ilusi. Disini Hume mengukur kebenaran dengan
pengalaman sebagai alat ukur. Banyak para filsuf dulu yang mempercayai reasion
(akal) danmempercayai juga pengalaman. Menurut kedua-duanya berbahaya.
Semua pemikiran manusia secara alamiah dapat dibagi dua, yaitu relations of ideas dan
matterof fact. yang di maksud dengan reations of ideas adalah pengetahuan yang jelas
dengan sendirinya secar akal maupun secara intutif seperti geometri, aljabar, dan
aritematika. Tiga kali lima sama dengan sama dengan lima belas adalah hubungan antar
jumlah. Proposisi jenis ini cukup diperoleh dengan operasi pemikiran tanpa bergantung
pada ada atau tidak adanya bukti di lapangan. Yang di maksud dengan matter of fact ialah
pengetahuan yang tidak terbukti kebenaranya maupun kepalsuanya seperti pernyataan
matahari akan terbit besok atau matahari tidak akan terbit besok. Pengetahuan matter of
fact kelihatanya ditemukan berdasasrkan hukum sebab akibat.8
Ajaran emperisme dikreasi lebih lanjut oleh David Hume. Hume meradikalkan emperisme
bahwa tidak ada satupun pengetahuan yang tidak terlebih dahulu diawali oleh pencerapan
inderawi, bahkan rasio tidak memiliki porsi apa-apa. Dengan kata lainn isi pikiran manusia
sama sekali tergantung pada aktivitas inderanya. Dalam an abstrackt of humsm nature, dia
menyatakan bahwa para pemikir sebelumnya belum menjawab secara memuaskan soal
pengetahuan secara bebas, san justru masih memberi porsi memberi terlalu banyak tentang
hal-hal yang berbau moral, hasrat kenikmatan. Persepsi ini di bagi menjadi dua oleh Hume:

8
Ahmad tafsir, Filsafat umum akal dan hati sejak thales sampai capra, (PT Remaja Rosdakarya Bandung
September 2019),180-184
imperis dan idea Imperis adalah ketika manusia merasakan akan hasrat, emosi atau
gambaran objek eksternal yang di dapat melalui pencerapan inderawi. Sementara idea
adalah persepsi manusia yang diperoleh stelelah pencerapan inderawi, idea lebih hasil
refleksi manusia atas emosi atau objek eksternal lainya yang tidak hadir langsung di
hadapnya. Hume menyebutkan imperis sebagai persepsi yang kuat karena hadirnya objek
eksternal secara langsung, dan idea sebagai persepsi yang lemah yang lemah karena alasan
sebaliknya. Imperis yang selalu diawali oleh pencererapan inderawi datang lebih dahulu
dalam pengetahuan manusia dan kemudian di susul oleh ide-ide. Jadi ide merupakan
bentuk dasar (derivasi) dari emperis yang berperan sebagai pintu awal lahirnya idea.
Dengan konstruksi demikian, maka tak ada idea tanpa imperis, dengan kata lain tak
mungkin ada pengetahuan tanpa di awali pencererapan inderawi, singkat kata, Hume
menolak idea-idea metafisika karena tidak memiliki imperis atau tak dapat dibuktikan
secara inderawi.9

Kesimpulan
 Emperisme berasal dari emperia yang berarti pengalaman inderawi, satu-satunya
sumber pengetahuan, sumber satu-satunya pengetahuan dalah pengalaman,
emperisme menominasikan indera atau pengalaman sebagai alat pertama
pengetahuan. Emperisme adalah sebuah doktrin filsafat yang menengkan peranan
pengalaman dalam memporoleh pengalaman dalam memperoleh pengetahuan
serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal, istilah emperisme di
ambil kata yunani yang berarti coba-coba atau pengalaman Bagi orang emperis
jiwa dapat dipahami sebagai gelombang pengalaman kesadaran, materi sebagai
pola jumlahyang dapat diindra.
 John locke adalah filosofis Inggris. Ia lahir di wringthon, somersethire, pada tahun
1632. Tahun 1647-1652. Dalam buku itu locke mengulas bagaimana manusia
memperoleh pengetahuan dan alat apa yang di gunakan. Bagi dia, tidak ada
satupun ada prinsip-prinsip dan ide pengetahuan yang muncul begitu saja. selain
jhon locke, pada era modern, muncul pula George Barkeley (1685-1753), yang

9
Herlianto, Berjabat tangan dengan filsafat, (Dreamlitera Buana Malang 2018),79-82
berpendangan bahwa seluruh gagasan dalam pikiran atau idea datang dari
pengalaman.
 Ajaran emperisme dikreasi lebih lanjut oleh David Hume. Hume meradikalkan
emperisme bahwa tidak ada satupun pengetahuan yang tidak terlebih dahulu
diawali oleh pencerapan inderawi, bahkan rasio tidak memiliki porsi apa-apa.
Dengan kata lainn isi pikiran manusia sama sekali tergantung pada aktivitas
inderanya Hume menyebutkan imperis sebagai persepsi yang kuat karena hadirnya
objek eksternal secara langsung, dan idea sebagai persepsi yang lemah yang lemah
karena alasan sebaliknya.

DAFTAR PUSAKA
Herlianto, Berjabat tangan dengan filsafat, (Dreamlitera Buana Malang 2018)
Kattsof louis o, Pengantar filsafat, (Tiara wacana yogya, Tt)
tafsirAhmad, Filsafat umum akal dan hati sejak thales sampai capra, (PT
Remaja Rosdakarya Bandung September 2019)
abdullah hakim atang, ahmad saebani beni, Filsafat umum dari metologi sampai
teofilosofi, (cv pustaka bandung 2008)

Anda mungkin juga menyukai