Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH AWAL KEMAJUAN BARAT DAN PENGRUHNYA

TERHADAP DUNIA ISLAM

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:

“SEJARAH PERADABAN ISLAM”

Dosen Pengampu:
Dr. Mohammad Nu`man, M. Ag.

Disusun Oleh:
Kun Muhammad Naufal Maulana
NIM: 202212134134

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

JURUSAN USHULUDDIN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ALFITHRAH

SURABAYA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam periodesasi perkembangan sejarah kebudayaan dan sejarah


pemikiran Islam yang diketengahkan oleh Harun Nasuion, bahwa perkembangan
sejarah Islam terdapat tiga periode yaitu periode klasik (650-1250 M), periode
pertengahan (1250-1800) dan periode modern (1800 M).1 Adapun ciri periode
modern yaitu dimana seluruh wilayah kekuasaan Islam, baik langsung maupun
tidak berada dibawah cengkraman penjajah Barat, dan memperoleh kemerdekaan
kembali pada saat berakhirnya perang dunia kedua.1

Pada masa ini masyarakat muslim bersentuhan langsung dengan kultur


Barat, khususnya dalam bidang teknologi juga masalah kultur sehingga
membangkitkan kembali spirit untuk menggelorakan semangat islam dimana
sebelumnya terasa melemah. Disamping itu, pada masa modern ini juga
mucnulnya spirit kebangsaan pada negaranegara muslim untuk melawan
hegemoni dan invasi kolonial.2

Menurut Nurcholish madjid, meskipun masa modern ini adalah tahap


kelanjutan penduduk kota negara-negara muslim, tetapi orang Islam juga lah yang
sangat sengsara di masa ini. Penyebabnya adalah; Pertama, hal yang bersifat
psikologis, dimana kaum muslim selama ini merasa sebagai masyarakat yang
lebih hebat, tetapi kemudian ternyata bangsa lain lebih unggul dalam segala
bidang dibanding kan mereka. Kedua, sebagai mana yang diketahui bahwa
terdapat konflik yang cukup lama antara dunia Islam dan dunia Kristen yang tentu
saja menimbulkan trauma sendiri; Ketiga, ialah jika dilihat dari wilayahnya,

1
John Obert Voll, Politik Islam: Kelangsungan dan Perubahan di Dunia Modern, terj. Ajat
Sudrajat (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997), h. 59.
2
Nouruzzaman Shiddiqie, Pengantar Sejarah Muslim (Jakarta: Nurcahaya, 1983), h. 67.

1
ternyata secara geografis negeri Islam berdekatan dan bersambungan dengan
Eropa, hingga memicu dua sebab sebelumnya.3

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Sejarah Awal Kemajuan Barat Dan Pengaruhnya Terhadap


Dunia Islam?
2. Bagaimanakah Respon Dunia Islam Terhadap Budaya Barat Modern?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Awal Kemajuan Barat Dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Islam

Barat dan Timur sudah lama bersinggungan sebagai dikotomi yang saling
mendominasi satu sama lain. Meskipun, akhir-akhir ini agaknya batas teritorial
dan formal keduanya sudah agak kabur, namun menarik melihat keterpengaruhan
Timur atas Barat. Pasalnya dominasi Barat yang dibawa dengan cara kolonisasi
atas dunia Timur membawa dampak yang tidak sedikit. Bahkan, sampai sekarang
Barat masih amat superior di berbagai banyak bidang. Mau tidak mau kita sebagai
orang Timur sering mengekor Barat dalam beberapa aspek kehidupan.

3
Nurcholish Madjid (ed.), Khazanah Inteleqtual Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), h. 54

2
Bahasa Inggris yang menjadi bahasa internasional adalah salah satu
buktinya. Semua warga dunia yang berbeda bahasa berkomunikasi dengan bahasa
itu. Abu Dhabi, Dubai, Mesir, Malaysia, dan lain-lain menjadikannya sebagai
bahasa kedua di negaranya. Karena, ini jugalah tidak mengherankan jika Amerika
yang menggunakan bahasa Inggris bisa mendominasi dunia dalam aspek budaya.

Dalam segi budaya, akan kita temukan banyak contohnya, pakaian misalnya.
Abad ke-17, terjadi alkulturasi budaya berpakaian orang Belanda ke masyarakat
Indonesia, terutama kalangan atas.4 Para wanita mulai menggunakan dress ala
Belanda sebagai pakaian sehari-hari. Orang-orang pulau jawa juga semakin
mengenal renda, sepatu, kerudung kepala, pakaian pesta, pakaian tidur yang pada
awal abad ke-17 tidak mereka pakai. Para laki-laki terbiasa memakai jas pada
acara-acara resmi, yang bahkan sampai sekarang tiap perguruan tinggi maupun
pekerja kantoran memakainya.

Keterpengaruhan budaya Barat ini juga dapat dilacak dari dunia


permusikan. Siapa sangka Rhoma Irama, penyanyi yang memiliki gelar raja
dangdut ini dipengaruhi oleh Elvis Presley.5 Gaya busana berendra, berkancing
besar keemasan, bercelana cut bra ternyata berkiblat pada tren Amerika saat itu.
Sampai sekarang pun industri hiburan kita, baik film, animasi, musik, dan
sebagainya juga tak lepas dari dominasi budaya asing, khususnya Amerika.

Adopsi budaya Barat pada gilirannya juga menghasilkan beberapa hal


negatif. Pada abad ke-19, kerajaan Turki Utsmani dan Mesir sering mengirimkan
pelajar-pelajarnya ke Eropa dan banyak yang kehilangan pijakan akidah Islamiah
sepulangnya. Jamaluddin Afghani sempat mengkritik adopsi budaya yang hanya
berorientasi kepada peniruan model arsitektur, model pakaian, dan makanan asing
maupun mengadopsi konsep-konsep ideologi Barat tanpa tahu tujuan akhir
4
Anna Kharisma Fehmita Mubin, Dampak Kedatangan Belanda Terhadap Gaya Berpakaian
Masyarakat Pulau Jawa Pada Abad Ke-18–19, Makalah Non Seminar, (Fakultas Ilmu
Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 2013), Hal. 13.
5
Al Makin, Antara Barat Dan Timur: Batasan, Dominasi, Relasi Dan Globalisasi (Jakarta:
Serambi, 2015, Hal. 39.

3
mempelajari itu semua. Hal yang sama juga terjadi pada masyarakat elit jawa
yang menikmati pergaulannya dengan bangsa Belanda sebatas meniru gaya
berpakaian dan mabuk dalam pesta. Hal ini menunjukkan bahwa pada masa
kolonialisme, kita dapat melihat sedikit demi sedikit umat Islam larut pada budaya
yang dibawa penjajah.

Bukan hanya budaya yang oleh bangsa Barat perkenalkan pada masyarakat
Timur. Namun, juga agama. Hal ini sempat menimbulkan ketegangan seperti yang
terjadi di India. Konflik India dengan Inggris pada masa kolonialisasi Inggris juga
ditengarai oleh perbedaan agama yang dimiliki dua bangsa tersebut. Rakyat
menganggap Inggris datang untuk mengkristenkan India. Terlebih, Inggris juga
berusaha menghapus pendidikan agama dari perguruan tinggi dan mendirikan
sekolah Kristen.6 Hal ini yang pada kemudian hari diredam oleh Ahmad Khan.

Kedatangan Portugis ke Indonesia malahan sukses melakukan Kristenisasi


di Maluku. Hal ini terlihat dari gereja yang pertama kali didirikan di sana pada
tahun 1522.  Toto Tohari dengan mengutip Syamsu Dhuha pada
buku Penyebaran dan Perkembangan Islam-Katolik-Protestan di
Indonesia, mengatakan bahwa misi kristenisasi yang dibawa Portugis ini memang
untuk melemahkan umat Islam. Umat Islam tentunya tidak diam akan hal ini.
Muhammadiyah contohnya yang pada era kepemimpinan Ahmad Dahlan terus
bersemangat mendirikan lembaga pendidikan untuk masyarakat. Pendidikan yang
diberikan menggabungkan pendidikan agama dan umum. Hal ini dilakukan untuk
membendung kristenisasi melalui dunia pendidikan.

Salah satu upaya lainnya untuk menghalau kristenisasi adalah didirikannya


ilmu perbandingan agama sudah pada tahun 1930. Ilmu ini dipelajari pada
sekolah-sekolah swasta, seperti pada kursus Normal Puri, Sekolah Tsanawiyah di
Bukitinggi dan Islamic College di Padang. Materi ini diajarkan oleh Muchtar
Luthfi dan Ilyas Ya’kub yang menjadi pengajar di sana, di mana keduanya pernah

6
Ismail Fahmi Arrauf, Pemikiran Modern di Dunia Islam (Banda Aceh: PeNa, 2013) Hal. 71.

4
belajar di Kairo, Mesir.7 Ilmu ini juga dijadikan sebagai bidang studi, seperti yang
dipraktikkan di Al-Jami’ah Al-Islamiyah di Batu Sangkar dan Training College di
Paya Kumbuh. Prof. Dr. Mahmud Yunus menjadi pengajar utama dengan buku
karangannya ‘Al-Adyan‘, yang artinya ‘agama-agama/agama (jamak)’.
Sejarah Islam pada paruh awal abad ke-20 didominasi oleh dua tema yaitu
imperialism Eropa dan perjuangan untuk mencari kemerdekaan dari pemerintah
penjajah.8 Beberapa peristiwa lebih besar pengaruhnya pada hubungan Islam dan
Barat dari pada apa yang dialami dalam masa kolonialisme Eropa. Tema
kolonialisme dan imperialisme Eropa, dampaknya dimasa lalu dan warisannya,
tetap hidup dalam politik Timur Tengah dan seluruh dunia Islam dari Afrika Utara
sampai Asia Tenggara. Munulnya gerakan nasionalisme saling berkaitan dengan
pemerintahan penjajah, yang selama berabad-abad berjuang untuk memperoleh
kemerdekaan.
Sampai saat ini sesungguhnya Eropa dan Barat masih lebih dominan
dalam segala aspek kehidupan, ketimbang masyarakat muslim seperti dalam
bidang pendidikan, teknologi, militer, transportasi, moneter dan lain sebagainya.
Keunggulan Barat dalam bidang-bidang tersebut sesungguhnya juga berpengaruh
terhadap umat Islam baik yang bersifat negatif maupun pengaruh yang bersifat
positif. Pengaruh negatif dari kemajuan dunia Barat misalnya sekulerisasi juga
aspek-aspek lain yang sesungguhnya jika dilihat dengan kacamata Islam adalah
jauh dari nilai dan religiusitas. Adapun dampak positifnya yaitu ternyata
progresifitas dunia Barat menyadarkan umat Islam bahwa mereka harus bangkit
karena mereka sesungguhnya telah jauh tertinggal dibanding Barat.

B. Respon Dunia Islam Terhadap Budaya Barat Modern

7
Arifatus Sholikha, Perkembangan Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia, Diakses dari
https://saa.unida.gontor.ac.id/perkembangan-ilmu-perbandingan-agama-di-indonesia/, Pada
tanggal 23 Desember 2020,
8
John L. Esposito, Ancaman Islam….., h. 59.

5
Pada dasarnya dalam islam telah menyinggung banyak tentang masalah
yang membahas tentang adat istiadat, bahkan sampai memberikan suatu kaidah
yang menunjukkan bahwa islam menjadikan adat istiada sebagai landasan hukum,
namun tidak semua adat atau budaya yang berlaku di masyarakat diperbolehkan
oleh syariat, sehingga syariat memberikan batasan untuk diperbolehkannya adat
atau budaya tersebut, sehingga dengan batasan tersebut dapat ditarik suatu
tanggapan dari syariat atas budaya tersebut.
Adapun batasan yang diberikan oleh syariat untuk adat atau budaya agar
dapat diperbolehkan adalah adat atau budaya tersebut tidak bertenangan dengan
Al Qur’an dan sunah serta tidak menyalahi esensi dari keduanya, sehingga
karakteristik kebudayaan dalam islam dapat sesuai dengan nilai nilai islam dan
tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan sunah, sehingga dapat diberikan
kesimpulan bahwa salama budaya yang berlaku di barat tersebut tidak
bertentangan dngan syariat dan ajarannya sendiri maka diperboehkan, dan apabila
menyalahi maka tentunya tidak diperbolehkan.
Apabila ditinjau lebih dalam, Islam sendiri telah mengklarifikasi dua
konteks yang berbeda dalam permasalahan pertentangan antara adat dan juga
syari`at dalam arti bertentangannya adat penggunaan manusia dengan murod
lafadz dari syari`at, maka kita akan menemukan dua pembagian yaitu:
1) Adat yang tidak berhubungan dengan hukum syari`at sehingga
diperbolehkan seperti halnya orang yang bersumpah tidak akan memakan
daging, apabila dia makan ikan maka dia tidak melanggar sumpah
tersebut, maka adat yang berlaku harus didahulukan dikarenakan tidak
berhubungan dengan hokum dan taklif
2) Adat yang berhubungan dengan hukum, maka hukum harus didahulukan
daripada adat tersebut, sehingga apabila seseorang telah bersumpah tidak
akan sholat, maka sumpahnya tidak dianggap gugur kecuali dengan
melakuan ruku` dan sujud, sehingga hukum harus didahulukan daripada
adat.

BAB III

6
KESIMPULAN
1) Barat dan Timur sudah lama bersinggungan sebagai dikotomi yang saling
mendominasi satu sama lain. Meskipun, akhir-akhir ini agaknya batas
teritorial dan formal keduanya sudah agak kabur, namun menarik melihat
keterpengaruhan Timur atas Barat. Pasalnya dominasi Barat yang dibawa
dengan cara kolonisasi atas dunia Timur membawa dampak yang tidak
sedikit. Bahkan, sampai sekarang Barat masih amat superior di berbagai
banyak bidang. Mau tidak mau kita sebagai orang Timur sering mengekor
Barat dalam beberapa aspek kehidupan.
2) Islam pada dasarnya memperbolehkan untuk menjadikan adat sebagai
landasan hukum dengan syarat tidak bertentangan dengan Al-Qur`an dan
sunnah

DAFTAR PUSTAKA

7
Al Makin, Antara Barat Dan Timur: Batasan, Dominasi, Relasi Dan Globalisasi
Jakarta: Serambi, 2015,
Mubin Anna Kharisma Fehmita, Dampak Kedatangan Belanda Terhadap Gaya
Berpakaian Masyarakat Pulau Jawa Pada Abad Ke-18–19, Makalah Non
Seminar, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok,
2013
Sholikha Arifatus, Perkembangan Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia,
Diakses dari https://saa.unida.gontor.ac.id/perkembangan-ilmu-perbandingan-
agama-di-indonesia/, Pada tanggal 23 Desember 2020,
Arrauf Ismail Fahmi, Pemikiran Modern di Dunia Islam Banda Aceh: PeNa, 2013
Voll John Obert, Politik Islam: Kelangsungan dan Perubahan di Dunia Modern,
terj. Sudrajat Ajat Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997
Nouruzzaman Shiddiqie, Pengantar Sejarah Muslim Jakarta: Nurcahaya, 1983
Madjid Nurcholish (ed.), Khazanah Inteleqtual Islam Jakarta: Bulan Bintang,
1994

Anda mungkin juga menyukai