Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

(UNINDRA)
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GASAL
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Program Studi : Pendidikan Sejarah
Mata Kuliah : Sejarah Kebudayaan Islam
Hari/Tanggal : Kamis, 6 Januari 2022
Waktu : 1 X 24 Jam PAGI
Sifat Ujian : Take Home
Petunjuk :

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar.


Tidak diperkenankan untuk copypaste jawaban temannya.
Perhatikan batas waktu pengumpulan lembar jawaban ujian.

SOAL
1. Perkembangan Islam di Andalusia termasuk di dalamnya perkembangan kebudayaannya.
Menurut anda bagaimana kemunduran perkembangan Islam di Andalusia?
2. Dapatkah anda uraikan kebudayaan Islam masa kerajaan Turki Usmaniyah, dan
uraikan pula faktor kemunduran dari kerajaan Turki Usmani tersebut !
3. Menurut anda bagaimanakah Islam di Asia Tenggara itu? dan uraikan perkembangan
dari masing-masing Islam di Asia Tenggara!
4. Uraikan saluran dan cara-cara Islamisasi di Indonesia serta perkembangan Islam
di Indonesia pada masa kerajaan Islam!
5. Bagaimana kondisi perkembangan dunia Islam masa penjajahan Barat atas dunia Islam
serta menurut anda apa saja yang menyebabkan kemunduran Islam tersebut !

Selamat Mengerjakan
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
Jl. Nangka No. 58 C, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Telp. 021-7818718
Jln. Raya Tengah, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Telp. 021-
87797409 Webiste: http///www.unindra.ac.id

Petunjuk:
1. Peserta Ujian mengerjakan pada template lembar jawaban yang sudah disediakan.
Tidak diperkenankan mengubah template yang sudah ada!
2. Nama file dibuat dengan format: NPM_Nama_MataKuliah_Kelas. Contoh:
20201551234_Johan Juliansyah_Perkembangan Peserta Didik_R4A
3. Kirimkan file jawaban dalam bentuk pdf tersebut ke: email dosen atau media lain yg
disepakati dosen dengan mahasiswa ybs.

LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER


NAMA : Alfi Al Ashri Hidyat MATA KULIAH : Sejarah Kebudayan Islam

NPM : 201915500329 DOSEN PENGUJI : Rahayu Permana, Dr., M.Hum.

KELAS : R5D TANGGAL UJIAN : 6 Jan 2022

SEMESTER : 5 WAKTU UJIAN : 1 x 24 jam

NO.HP/WA :08181525440

1. Berkembangnya berbagai pendapat sesama muslim mengakibatkan terpisah belahnya Islam menjadi banyak aliran
agama di dalamnya. Seperti pada tahun750 an berkembang aliran Syiah, Muktazilah, dan ahli hadits (dikenal kontra
dengan aliran muktazilah). Ahli hadits bersikukuh bahwa hukum Islam harus didasarkan pada “laporan” saksi mata
para perawi dan amal kebiasaan (Sunnah) Nabi. Mereka berbeda pendapat dengan para pengikut Abu Hanifah yang
menganggap penting sekali bagi para ahli hukum untuk menggunakan kemampuan mereka tentang penalaran
independen (Ijtihad), yang berpendapat bahwa mereka harus memiliki kebebasan untuk membuat undang-undang
baru sekalipun tidak bisa didasarkan pada sebuah hadits atau firman Allah dalam Alquran. Karena itu ahli hadits
adalah orang-orang yang konservetif, mereka mencintai masa lalu yang idealis, mereka menghormati khulafaur
Rosyidin, dan bahkan Muawiyah sahabat Nabi. Abbasiyah mengetahui kekuatan gerakan religius, dan ketika
membangun dinasti, gerakan itu telah berusaha memberi rezim mereka digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id legitimasi Islami.
Karena itu, mereka mendorong pengembangan Fikih untuk mengatur kehidupan penduduknya. Imperium ini
mengalami keretakan. Kehidupan orang biasa diatur diatur oleh Syariah, sebagaimana ditetapkan dalam hukum Islam, tapi
prinsip-prinsip muslim tidak tampak dilingkungan istana maupun diantara pejabat pemerintahan yang lebih tinggi. Mereka lebih
taat pada norma-norma yang lebih otokritas dari periode pra Islam untuk membuat Abbasiyah memantapkan, secara lebih lanjut
pada kecenderungan seperti itu. Dalam pemerintahan Umayyah, tiap kota mengembangkan fikihnya sendiri, tapi Abbasiyah
menekan para ahli hukum untuk mengembangkan sebuah sistem hukum yang trepadu. Sifat kehidupan muslim telah berubah
secara drastis sejak munculnya Alquran. Sistem yang lebih konvensional dan institusi religius yang diketahui diharapkan dapat
mengatur kehidupan islam untuk masyarakat.
Kemunduran dimulai dari Konlik Islam dengan Kristen. Para penguasa Muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna.
Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka
mempertahankan hukum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata. Namun
demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan
kehidupan umat Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M umat
Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Adanya rasa enggan orang-orang Arab untuk menerima orang-orang pribumi yang baru masuk Islam sebagai bagian yang sama
dengan Muslim Arab lainya. Setidaktidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah ‘Ibad dan Muwalladun kepada
para muallaf itu, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Akibatnya, kelompokkelompok etnis non-Arab yang ada sering
menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan,
disamping kurangnya igur yang dapat menjadi pemersatu ideologi.
file:///C:/Users/AXIOO/Downloads/Bab%25202.pdf

2. Turki Usmani merupakan perpaduan budayadari beberapa Negara, yaitu: Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia
mereka menerima ajaran-ajaran tentang etika, tatakarma dalam kehidupan di Istana. Dari Bizantium mereka mendapat kantentang
Organisasi pemerintahan dan Prinsip-prinsip kemiliteran. Sedangkan dari kebudayaan Arab mereka dapatkan ajaran tentang
prinsip ekonomi, kemasyarakatan dan ilmu pengetahuan. Sebagai bangsa yang berdarah militer, pendidikan pada masa kerajaan
ini banyak dikonsentrasikan kepada pendidikan pelatihan militer, sehingga melahirkan tentaraYenissari dan menjadikan Negara
ini mempunyai mesin perang yang tangguh. Kehidupan keagamaan merupakan bagian terpenting dalam system social dan politik
pada masa kerajaanini, para penguasa sangat terkait dengan syariat islam. Ulama mempunyai kedudukan tinggi dalam Negara dan
masyarakat. Mufti sebagai pejabat tinggi agama dan berwenang menyampaikan fatwa resmi mengenai problematika keagamaan.
Pada masa iniberkembang pula ajaran-ajaran tarekat yang paling besar, yaknitarekat al-Bektasyidan Al-Maulawy,
keduatarekatinimempunyaipengaruh pada wilayah yang berbeda, tarekat al-Bektasyi sangat berpengaruh di kalangSesudah
Sulaiman al-Qanuni, kerajaan Usmani tidak lagi mempunyai sultan-sultan yang kuat. Kerajaan ini mulai memasuki fase
kemundurannya di abad ke-17 M. Di dalam negeri timbul pemberontakan-pemberontakan, seperti di Syiria di bawah
pimpinan Kurdi Jumbulat, di Lebanon di bawah pimpinan Druze Amir fakhruddin. Di samping itu, terjadi pula peperangan
dengan negara negara tetangga seperti Venitia (1645-1664 M) dan dengan Syah Abbasiyah dari Persia. Jenissary, nama
yang diberikan kepada tentara Usmani juga memberontak. Sultan-sultan berada di bawah kekuasaan Harem. Sementara di
Eropa juga mulai timbul negara-negara yang kuat, sedangkan Rusia di bawah Peter Yang Agung telah pula berubah menjadi
negara yang maju. Dalam peperangan dengan negara-negara ini kerajaan Usmani mengalami kekalahan dan daerahnya di
Eropa mulai diperkecil sedikit demi sedikit. Misalnya Yunani, memperoleh kemerdekaannya kembali di tahun 1829 M dan
Rumania di tahun 1856 M. Demikian pula yang lain mengikuti, sehingga akhirnya sesudah Perang Dunia I, daerah kerajaan
Usmani yang dahulu demikian luas kini hanya mencakup Asia Kecil dan sebagian kecil dari daratan Eropa Timur. Kerajaan
Usmani lenyap dan sebagai gantinya timbul Republik Turki di tahun 1924 M
Makalah kelompok 10

3. Mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir semuanya didahului oleh interaksi antara
masyarakat di wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan.
Pada abad ke-5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan
mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang
Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir. Menurut catatan sejarah, bangsa yang pertama kali
diketahui hidup di Asia Tenggara adalah orang Dongson di Vietnam Mereka sudah tinggal di negeri itusejak 5000 tahun sebelum
Masehi. Disusulkemudian oleh bangsa Thai di Thailand pada 3000 tahun sebelum Masehi. Sedangkan, bangsa Melayu tercatat
mulai mengembangkan kehidupannya di Asia Tenggara pada 2500 tahunsebelumMasehi. Selanjutnya, datanglah kaum pendatang
dari China, khususnyabangsa Yunani dan lembah Yangtse, di wilayah China Selatan, kemudian bangsa India, Arab, dan Eropa.
Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, Asia
Tenggara dan Asia Barat.Kedatangan Islam di Asia Tenggara dapat dihubungkan dengan pemberitaan dari I-Cing, seorang
musafir Budha, yang mengadakan perjalanan dengan kapal yang di sebutnya kapal Po-Sse di Canton pada tahun 671. Ia
kemudian berlayar menuju arah selatan ke Bhoga (di sekitar daerah Palembang di Sumatera Selatan). Selain pemberitaan tersebut,
dalam Hsin-Ting-Shu dari masa Dinasti yang terdapat laporan yang menceritakan orang Ta-Shih mempunyai niat untuk
menyerang kerajaan Ho-Ling di bawah pemerintahan Ratu Sima (674). Dari sumber tersebut, ada dua sebutan yaitu Po-Sse dan
Ta-Shih. Menurut beberapa ahli, yang dimaksud dengan Po-Sse adalah Persia dan yang dimaksud dengan Ta-Shih adalah Arab.
Jadi jelaslah bahwa orang Persia dan Arab sudah hadir di Asia Tenggara sejak abad-7 dengan membawa ajaran Islam.Sebelum
kedatangan Islam agama-agama Hindu dan Budha adalah kepercayaan utama di Asia Tenggara. Kerajaan-kerajaan di daratan
(semenanjung) Asia Tenggara pada umumnya memeluk agama Buddha, sedangkan kerajaan-kerajaan di kepulauan Melayu
(Nusantara) umumnya lebih dipengaruhi agama Hindu.
makalah kelompok 11

4. 1) Saluran Perdagangan Hal ini sesuai dengan kesibukan lalu lintas perdagangan abad-7 sampai abad ke-16,
perdagangan antara negeri-negeri di bagian barat, Tenggara dan Timur benua Asia dan dimana pedagang-pedagang
Muslim (Arab, Persia, India) turut serta menggambil bagiannya di Indonesia.
2) Saluran Pernikahan Ikatan perkawinan merupakan ikatan lahir batin, dengan pernikahan terbentuklah sebuah
keluarga kecil yang akhirnya menjadi cikal bakal masyarakat besar, dalam hal ini berarti membentuk masyarakat
muslim.
3) Saluran Tashawwuf
4) Saluran Pendidikan Para ulama, kiai, guru-guru agama, dan seorang raja berperan besar dalam proses Islamisasi DI
Indonesia, mereka menyebarkan agama Islam melalui pendidikan yaitu dengan mendirikan pondok-pondok pesantren
sebagai tempat pengajaran agama Islam bagi para santri.
5) Saluran Kesenian Saluran kesenian ini dapat diperhatikan antara lain seperti seni bangunan, seni pahat atau ukir,
seni tari, musik dan seni sastra. seni bangunan misalnya, ia terlihat pada masjid kuno Demak, Sendang Duwur Agung
Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung Banten, Baiturrahman di Aceh, Ternate dan sebagainya. Contoh lain adalah
pertunjukan wayang kulit. Melalui ceritacerita wayang inilah nilai Islam disisipkan. Sehingga masyarakat sedikit
demi sedikit tanpa terasa akhirnya mau masuk Islam baik dengan ajakan maupun karena keinginannya sendiri.
6) Saluran politik Pengaruh kekuasan sangatlah berperan besar dalam proses Islamisasi di Indonesi . Ketika seorang
raja memeluk agama Islam, maka rakyat juga akan mengikuti jejak rajanya. Rakyat memiliki kepatuhan yang sangat
tinggi dan raja sebagai panutan bahkan menjadi tauladan bagi rakyatnya. Dengan demikian Pengaruh politik seorang
raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah tersebut.
file:///C:/Users/AXIOO/Downloads/59-Article%20Text-149-1-10-20201218.pdf

5. Tiga kerajaan besar Islam yakni Usmani, Safawi, dan Mughal, yang dapat “mengentaskan” citra Islam dari
keterbelakangan dan selanjutnya dapat “memulihkan kembali” reputasinya di mata internasional hanya bertahan
sampai dengan abad ke tujuh belas.   Pada masa selanjutnya jatuh kembali ke dalam suasana kemunduran 111 dalam
banyak aspeknya, seperti di bidang politik dan militer, ekonomi, dan ilmu pengetahuan. Hal yang demikian itu terjadi
karena kerajaan‐kerajaan yang ada tidak lagi memiliki penguasa yang militan dan militer yang tangguh sehingga
terjadi pemberontakan‐pemberontakan yang sulit dikendalikan. Kaitannya dengan merosotnya sumber ekonomi
merupakan konsekuensi dari hilangnya monopoli dagang antara Timur dan Barat dari tangan Islam setelah
ditemukannya jalur lain, seperti Tanjung Harapan oleh Vasco Da Gama pada abad ke lima belas. Selain itu, berbeda
dengan kemajuan yang pertama, pada masa kemajuan yang kedua, tiga kerajaan besar Islam ini, tidak begitu
semangat dalam mengembangkan sains sehingga tampak bahwa ilmu pengetahuan dalam keadaan stagnan. Hal yang
dipelihara dan dikembangkan pada saat ini, seperti yang digambarkan oleh Nasution adalah tarikat yang diliputi oleh
superstisi dan sikap fatalistik. Sementara itu pada saat yang sama Eropa sedang melangkah menuju kemajuannya
dengan pasti dalam aneka aspeknya. Hal ini tidak lepas dari pengaruh pemikiran Ibnu Rusyd yang telah
dikembangkan di sana sehingga muncullah pemikir‐pemikir, terutama setelah kalangan cendikiawannya melepaskan
diri dari ikatan gereja yang kemudian melahirkan sekularisme. Dengan orientasi baru ini Eropa dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam banyak seginya sehingga lahirlah tokoh‐tokoh, seperti Rosseau (1506)
dengan teori kontrak sosialnya, Montesque (1755) dengan trias politica‐nya, dan James Watt (1769) dengan
penemuan mesin uapnya.   Penemuan‐penemuan baru yang dihasilkan itu, tentunya, meningkatkan taraf hidup
ekonomi Eropa, terutama setelah ditemukannya Tanjung Harapan dan benua Amerika. Selanjutnya, dengan kemajuan
teknologi yang dicapainya, khususnya di bidang militer, Eropa mempunyai modal untuk menanamkan pengaruhnya
bahkan kemudian mencaplok daerah‐daerah Islam demi mencapai kepentingan‐kepentingannya. Dengan kondisi
kedua pihak yang tidak seimbang inilah, Eropa mempunyai peluang yang baik untuk mendominasi dunia Islam.  
Dunia Islam pada abad kesembilan belas dihadapkan kepada tantangan berat dengan bercokolnya dominasi Eropa
baik dalam hal ekonomi maupun politik. Yang demikian ini, boleh dikatakan, hampir menyeluruh di dunia Islam,
walaupun situasinya tidak selalu sama antara yang satu dengan yang lain. 
file:///C:/Users/AXIOO/Downloads/289052-dunia-islam-abad-19-penetrasi-kolonial-b-f5c9e006.pdf

Anda mungkin juga menyukai