Anda di halaman 1dari 9

PERAN MAHASISWA ISLAM TEKNIK ELEKTRO DALAM

MENGATASI KEMUNDURAN DAN MEMBANGUN KEMBALI MASA


KEJAYAAN ISLAM

Adhitya Fajar Rachmadi/I0720001/TEKNIK ELEKTRO

A. SEJARAH PERADABAN ISLAM


Peradaban islam merupakan realitas yang terjadi pada sejarah
kehidupan manusia dan nilainya terkadung dalam dua sumber ajaran
islam, yaitu Al-Quran dan Sunnah Nabi. Peradaban Islam memiliki misi
untuk memberikan kehidupan yang nyaman untuk seluruh umat,
terlepas dari geografi, ras, etnis, agama, negara atau negara. Oleh karena
itu, di satu sisi peradaban Islam harus selalu menghadirkan karya-karya
ilmiah yang merupakan modal terpenting bagi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan di sisi lain juga harus ramah terhadap
lingkungan baik secara geografis, sosial dan budaya.
Menurut Harun Nasution membagi sejarah perdaban islam
menjadi tiga periode. Periode pertama adalah periode klasik (650-1250
M), periode kedua adalah periode pertengahan (1250-1800 M) dan
periode ketiga adalah periode modern (1800 M-Sekarang). Berikut akan
saya jelaskan lebih lanjut mengenai masing – masing periode.
1. Sejarah Islam Periode klasik (650-1250 M)
Menurut Harun Nasution, periode klasik sejarah Islam ini dipilah
menjadi dua. Pertama, 650-1000 M (periode ini adalah masa ekspansi,
integrasi, dan keemasan Islam). Dengan demikian, ini merupakan
kemajuan Islam I. Kedua, 1000-1250 M (masa disintegrasi). Pada periode
itu, muncul dua gerakan keilmuan dalam sejarah intelektual Islam, yakni
skolastik dan humaniora. Pada masa Islam klasik, kedua gerakan ini
(skolastik dan humaniora) memiliki raison d'etre-nya masing-masing,
yang berbeda satu sama lain, meskipun keduanya timbul karena
kepedulian yang sama terhadap teks-teks suci, yakni al-Qur'an dan
hadits. Sejarah keduanya menampilkan satu jalinan hubungan satu sama
lain, yang kadang diwarnai pertentangan antara keduanya, walaupun
tidak sampai memunculkan perpecahan. Perkembangan ilmu-ilmu
humaniora bermula pada akhir abad pertama Hijriah. Gerakan ini
bertujuan melestarikan bahasa Arab klasik-sebagaimana yang terdapat
dalam al-Qur'an-dan menjadikannya sebagai bahasa. sehari-hari
sekaligus bahasa peribadahan. Sedangkan, kemunculan skolastik timbul
karena adanya perselisihan antara berbagai kekuatan agama yang saling
bertentangan. Perselisihan itu memuncak pada periode mihnah atau
inkuisisi (abad ke-3 H/9 M), lebih dari satu abad setelah lahirnya gerakan
ilmu-ilmu humaniora. Perselisihan berkisar pada pertanyaan, "Apakah al
Qur'an itu makhluk atau bukan?". Kedua gerakan ilmiah ini mendukung
ortodoksi; humaniora mendukung ortodoksi bahasa, sedangkan
skolastik membela ortodoksi agama. Keduanya juga memiliki akarnya
dalam agama, meskipun kemunculannya dipicu oleh kekuatan-kekuatan
luar. Kekuatan luar yang mendorong lahimya humaniora adalah interaksi
dan masuknya bahasa-bahasa asing yang mempengaruhi bahasa Arab.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya pada periode klasik ini Islam
mengalami dua masa yaitu :
a. Masa Kemajuan Islam (650 – 1000 M)
Dalam sejarah, umat Islam mengalami kemajuan pada periode
klasik (650- M). Dan, puncak kemajuan itu terjadi sekitar tahun 650-1000
M. Oleh karena itu, masa ini disebut masa kemajuan Islam I. Ulama besar
yang hidup pada masa ini tidak sedikit jumlahnya, baik di bidang tafsir,
hadits, fiqh, ilmu kalam, filsafat, tasawuf, sejarah, maupun bidang
pengetahuan lainnya. Periode klasik ini berakhir ketika Baghdad jatuh ke
tangan Hulago Khan. Masa kemajuan Islam I merupakan masa ekspansi,
integrasi, dan keemasan Islam. Dalam hal ekspansi, sebelum Nabi
Muhammad Saw. wafat pada tahun 632 M, seluruh Semenanjung Arabia
telah tunduk di bawah kekuasaan Islam. Ekspansi ke daerah-daerah di
luar Arabia dimulai pada zaman khalifah pertama, yakni Abu Bakar ash-
Shiddiq. Selanjutnya, saya akan menjelaskan mengenai perkembangan
dan kemajuan Islam pada periode klasik, dimulai dari masa khulafaur
rasyidin, Bani Umayyah, dan Bani Abbasiyah.
b. Fase Disintegrasi (1000 – 1250 M)
Fase disintegrasi merupakan fase pemisahan diri dinasti-dinasti
dari kekuasaan pusat, yang dilanjutkan dengan perebutan kekuasaan
antara dinasti-dinasti tersebut untuk menguasai satu sama lain. Adapun
contohnya adalah sebagai berikut:
• Dinasti Buwaihi yang menguasai daerah Persia dikalahkan
olehSaljuk, pimpinan Tughril Beg (1076 M).
• Dinasti Saljuk sewaktu dipimpin Nizamul Mulk dikalahkan oleh
Dinasti Hasysyasin, pimpinan Hasan bin Sabah. Meskipun Dinasti
Saljuk masih sempat berdiri, tetapi akhirnya dikalahkan total pada
Perang Salib oleh Paus Urban II (1096-1099 M).
2. Sejarah Islam Periode Pertengahan (1250 – 1800 M)
Periode pertengahan dibagi menjadi dua. Pertama, fase kemun
duran (1250-1500 M). Pada masa ini, desentralisasi dan disintegrasi
meningkat. Perbedaan Sunni dan Syi'ah, demikian juga Arab dan Persia,
semakin tampak jelas. Dunia Islam pada zaman ini pun terbagi dua, yaitu
Arab (yang terdiri atas Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir dan Afrika
Utara, dengan Mesir sebagai pusat) serta Persia (yang terdiri atas Balkan,
Asia Kecil, Persia, dan Asia Tengah). Kedua, fase tiga kerajaan besar
(1500-1700 M), yang dimulai dengan zaman kemajuan (1500-1700 M),
kemudian zaman kemun duran (1700-1800 M). Tiga kerajaan besar ini
ialah Kerajaan Usmani (Ottoman Empire) di Turki, Kerajaan Safawi di
Persia, dan Kerajaan Mughal di India. Pada masa kemajuannya, ketiga
kerajaan besar tersebut mem punyai kerajaan masing-masing, terutama
dalam bentuk literatur dan arsitek. Masjid-masjid dan gedung-gedung
indah yang didirikan Sewaktu itu masih dapat dilihat di Istanbul, Tibriz,
Isfahan, serta kota kota lain di Iran dan Delhi. Kemajuan umat Islam pada
zaman ini lebih banyak ketimbang periode klasik. Sementara itu, zaman
kemunduran ditandai oleh Kerajaan Usmani terpukul di Eropa, Kerajaan
Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan suku bangsa Afgam, serta
daerah kekuasaan Kerajaan Mughal diperkecil oleh pukulan-pukulan
para raja India: Kekuatan militer dan politik umat Islam menurun.
Sehingga, mereka mengalami kondisi kemunduran drastis. Akhirnya,
pada tahun 1798, Napoleon menduduki Mesir, sebagai salah satu pusat
Islam terpenting. Jatuhnya pusat umat Islam ke tangan Barat
menginsafkan dunia Islam.
3. Sejarah Islam Periode Modern (1800 – Sekarang)
Periode modern (1800-sekarang) merupakan periode kebangkitan umat
Islam. Masa modern dalam sejarah Islam ditandai oleh gerakan
pembaruan dalam beragam bidang, di antaranya ialah bidang agama,
politik, dan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya,
dan lain-lain.
B. FAKTOR PENYEBAB KEMUNDURAN ISLAM
Faktor penyebab kemunduran peradaban islam dibagi menjadi 2
faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal Kemunduran Umat Islam
Pada faktor ini berarti faktor yang terjadi dalam diri umat
islam sebagai penyebab kemundurannya.
• Kemunduran Pemikiran Islam
Kemunduran pemikiran Islam terjadi setelah ditutupnya
pintu ijtihad karena pertikaian yang terjadi antara sesama umat
Islam dalam masalah khilafiyah dengan pembatasan madzhab
fikih, yaitu madzhab Maliki, madzhab Syafi‟i, madzhab Hanafi
dan madzhab Hambali. Bidang teologi didominasi oleh
pemikiran Asy‟ariah dan bidang tasawwuf didominasi oleh
pemikiran imam Al-Ghazali. Penutupan pintu ijtihad ini telah
menimbulkan efek negatif yang sangat besar di mana umat Islam
tak lagi memiliki etos keilmuan yang tinggi dan akal tidak
diberdayakan dengan maksimal sehingga yang dihasilkan oleh
umat Islam hanya sekadar pengulangan-pengulangan tulisan
yang telah ada sebelumnya tanpa inovasi inovasi yang
diperlukan sesuai dengan kemajuan zaman.
• Bercampurnya unsur luar Islam ke-dalam Islam
Selain kemunduran pemikiran Islam, yang menjadi latar
belakang lahirnya pemikiran modern dalam Islam adalah
bercampurnya agama Islam dengan unsur- unsur di luarnya.
Pada masa sebelum abad ke-19 M., umat Islam banyak yang tidak
mengenal agamanya dengan baik sehingga banyak unsur di luar
Islam dianggap sebagai agama. Akibatnya, tercampurlah agama
Islam dengan unsur-unsur asing yang terwujud dalam bid’ah,
khurafat dan takhayul. Muhammad Abduh yang dilanjutkan
dengan muridnya Muhammad Rasyid Ridha dan KH.Ahmad
Dahlan di Indonesia adalah para pemikir pembaharuan Islam
yang penuh perhatian terhadap pemberantasan takhayul, bid‟ah
dan khurafat di kalangan umat Islam.
• Ambisi dan Perbedaan Paham
Perbedaan pandangan dalam suatu agama contohnya
yaitu perbedaan madzhab menjadi suatu perbedaan yang
nampak dan nyata. Setelah itu, muncul perbedaan ormas
keagamaan. Walaupun masih satu aqidah yakni aqidah Islam,
namun perbedaan sumber penafsiran dan penghayatan, kajian
terhadap al-Qur’an dan al-Sunnah terbukti mampu
mendisharmoniskan intern umat Islam. Sesungguhnya manusia
itu selalu berbeda dengan pemikirannya. Bila seseorang itu
mulai memandang pada peradaban dan budaya, maka peluang
terjadinya perbedaan akan semakin terbuka lebar. Berpangkal
dari perbedaan inilah akhirnya timbul berbagai aliran filsafat,
sosial, ekonomi dan lain-lain. Terdapat beberapa faktor
penyebab terjadinya perbedaan diantaranya yaitu perbedaan
seputar kekhilafahan, adanya hubungan kaum muslimin dengan
para pengikut agama lain dan masuknya sebagian mereka
kedalam Islam, mengistinbath hukum-hukum syariat, serta
kemiskinan, ketertindasan, dan keterbelakangan .

2. Faktor Eksternal Kemunduran Islam


Pada faktor ini kemunduran Islam dikarenakan ada faktor luar islam
yang melatarbelakangi kemunduran umat islam. Berikut
merupakan faktor eksternal kemunduran islam :
• Imperialisme Barat, Zionisme, dan Kapitalisme

Imperialisme, zionisme, dan kapitalisme merupakan


bahaya yang mengancam eksistensi Islam sekarang ini.
Imperialisme muncul dalam beragam bentuk, seperti di
bidang ekonomi imperialisme mewujud dalam bentuk
korporasi multinasional, dalam bidang budaya imperialisme
mewujud bentuk westernisasi yang merupakan upaya
pembunuhan terhadap semangat kreativitas bangsa dan
mencabut mereka dari akar-akar kesejarahan, sementara
imperialisme militer mewujud dalam bentuk pangkalan
militer asing yang hadir di seluruh dunia Arab dan bangsa
Timur lainnya.

Zionisme digambarkan sebagai ancaman latin bagi


dunia Islam dan umat Islam. Ambisinya bukan hanya
pembebasan bumi Palestina, melainkan juga telah
merambah ke negeri-negeri sekitarnya. Zionisme juga
berupaya menyebarkan pemikiran-pemikirannya kepada
intelektual Arab Islam untuk membiarkan mereka dalam
kerja-kerja sosial ataupun lainnya.

Kapitalisme, adalah sistem ekonomi yang dibangun di


atas landasan perilaku ekonomi bebas, yang diikuti dengan
persaingan bebas, laba, rente, dan riba. Selain memberi
dampak penindasan, kapitalisme ini juga turut andil dalam
menumbuhkan nilai- nilai destruktif dan hedonisme
utilitarian.
• Kontak Dunia Islma dengan Barat
Sejak abad 16 M bangsa Barat mengalami suatu babak
sejarahnya yang baru, yaitu masa modern dengan
munculnya para pemikir modern yang menyuarakan
kemajuan ilmu pengetahuan dan berhasil menumbangkan
kekuasaan gereja (agama). Karena keberhasilannya inilah
dicapai peradaban Barat yang hingga kini masih
mendominasi dunia. Sementara itu, dunia Islam yang pada
waktu itu sedang berada dalam kemundurannya, karena
interaksinya dengan modernisme di Barat mulai menyadari
pentingnya kemajuan dan mengilhami mereka untuk
memikirkan bagaimana kembali memajukan Islam
sebagaimana yang telah dicapai di masa sebelumnya.
C. Peran Mahasiswa Teknik Elektro
Dari beberapa faktor penyebab kemunduran dari masa keemasan Islam,
tentunya kita sebagai mahasiswa muslim mempunyai tekad untuk
membangun kembali masa keemasan Islam yang telah lama meredup.
Mengingat mahasiswa dengan ilmu yang dimilikinya diharapkan agar
menjadi penggerak dalam melakukan perubahan pada masa depan sesuai
dengan bidangnya masing-masing. Tentunya untuk mewujudkan hal
tersebut, sebagai mahasiswa Teknik Elektro ada beberapa hal yang harus
dilakukan, diantaranya :

1. Mahasiswa Elektro harus belajar dengan tekun dan adaptatif terhadap


lingkungan di sekitar
Dunia yang semakin terbuka dengan kemajuan ilmu
pengetahuan yang semakin pesat, akan membawa manusia pada suatu
dilema akan keterbatasan kemampuan otaknya. Namun, kemajuan
teknologi telah membawa kemampuan otak manusia yang terbatas itu
dengan menguasai teknologi komunikasi dan informasi sehingga
manusia yang serba terbatas itu dapat hidup di abad informasi dengan
information superhighway-nya. Seperti kita ketahui perkembangan
ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga apa yang dicapai umat
manusia selama beberapa abad, telah jauh dilampaui oleh ilmu
pengetahuan pada lima puluh tahunterakhir ini.
Perkembangan secara eksposional ilmu pengetahuan telah
mengubah prinsip-prinsip belajar manusia yang harus
dilaksanakannya seumur hidup. Apabila tidak demikian, maka
manusia itu akan jauh tertinggal dari arus ilmu pengetahuan dan
informasi yang semakin lama semakin besar sehingga pada suatu
ketika manusia akan tertinggal olehnya. Ada hal yang sangat menarik
perhatian mengenai prinsip yang dikemukakan oleh UNESCO dalam
mempersiapkan pendidikan manusia masa depan. Menurut UNESCO
belajar pada era informasi ini harus didasarkan pada empat pilar yaitu
lerning to think, learning to do, learning to be dan learning to live
together. Keempat pilar tersebut oleh UNESCO sebagai soko guru bagi
manusia menghadapi era globalisasi.
Proses belajar terus menerus adalah belajar bagaimana
berpikir. Dengan sendirinya orang yang terbiasa vakum dan apatis
tidak akan mempunyai tempat diera globalisasi. Sehubungan dengan
itu penguasaan bahasa digital telah harus dikuasai oleh generasi Islam
karena hanya dengan demikian mereka dapat memasuki dunia tanpa
batas. Dengan demikian, konsep belajar dan pembelajaran harus
diubah dan membuka pintu teknologi pembelajaran modern,
sungguhpun tetap dibutuhkan pendidikan tatap muka oleh orang tua,
oleh dosen dan oleh lembaga kemasyarakatan lainnya dalam rangka
pembentukan akhlakul Karimah. Selanjutnya generasi yang
diharapkan bukan hanya generasi yang bisa berpikir tetapi generasi
yang bisa berbuat. Manusia yang berbuat adalah manusia yang ingin
memperbaiki kualitas kehidupannya. Dengan berbuat dia dapat
menciptakan produk-produk baru dan meningkatkan mutu
produknya. Tanpa berbuat suatu pemikiran atau konsep tidak
mempunyai arti. Kehidupan masyarakat abad global adalah kehidupan
yang mementingkan mutu.
2. Mahasiswa Elektro Mencontoh dan mempraktikkan semangat tokoh –
tokoh muslim
Jika kita mencoba menelaah ulang sejarah Islam dengan teliti
dari masa klasik hingga periode modern, maka kita akan mendapat
tokoh-tokoh Islam yang ahli dalam bidangnya. Dalam bidang Filsafat
muncul tokoh al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina, Ibun Miskawaih, Ibnu
Khaldun, Ibnu Thufail, al-Razi dan lain-lain, dalam bidang Tasawuf
muncul al-Gazali, Rabiatul Adawiyah, al-Hallaj, Al-Jili, Ibnu Arabi dan
lain-lain, di bidang pembaharuan dan pemurnian muncul Muhammad
ibn Abdul Wahab, Ibnu Taimiyah, Muhammad Abduh, Muhammad
Rasyid Ridha dan lain-lain. Demikian pula pada bidang yang lain
muncul tokoh tokoh yang memiliki keistimewaan. Dengan meneladani
semangat dari tokoh muslim masa lalu, mahasiswa Teknik Elekro
diharapkan akan termotivasi dan dapat meniru sehingga dapat
membangkitkan kembali kejayaan Islam yang telah lama meredup.
Sehingga mahasiswa Teknik Elektro dapat membuat dan menginovasi
teknologi dari apa yang telah dibuat atau diciptakan bangsa Barat
untuk membuktikan kualitas SDM kita tidak kalah dan masih jaya.
DAFTAR PUSTAKA

Aizid, R., 2021. Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Periode Klasik, Pertengahan, dan
Modern. 1st ed. Yogyakarta: DIVA Press.

M, N., 2019. Mahasiswa Islam dalam Perspektif Pendidikan Global. E-Journal IAIAN
Samarinda.

Anda mungkin juga menyukai