Peradaban islam merupakan realitas yang terjadi pada sejarah kehidupan manusia dan nilainya terkadung dalam dua sumber ajaran islam, yaitu Al-Quran dan Sunnah Nabi. Peradaban Islam memiliki misi untuk memberikan kehidupan yang nyaman untuk seluruh umat, terlepas dari geografi, ras, etnis, agama, negara atau negara. Oleh karena itu, di satu sisi peradaban Islam harus selalu menghadirkan karya-karya ilmiah yang merupakan modal terpenting bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan di sisi lain juga harus ramah terhadap lingkungan baik secara geografis, sosial dan budaya. Menurut Harun Nasution membagi sejarah perdaban islam menjadi tiga periode. Periode pertama adalah periode klasik (650-1250 M), periode kedua adalah periode pertengahan (1250-1800 M) dan periode ketiga adalah periode modern (1800 M-Sekarang). Berikut akan saya jelaskan lebih lanjut mengenai masing – masing periode. 1. Sejarah Islam Periode klasik (650-1250 M) Menurut Harun Nasution, periode klasik sejarah Islam ini dipilah menjadi dua. Pertama, 650-1000 M (periode ini adalah masa ekspansi, integrasi, dan keemasan Islam). Dengan demikian, ini merupakan kemajuan Islam I. Kedua, 1000-1250 M (masa disintegrasi). Pada periode itu, muncul dua gerakan keilmuan dalam sejarah intelektual Islam, yakni skolastik dan humaniora. Pada masa Islam klasik, kedua gerakan ini (skolastik dan humaniora) memiliki raison d'etre-nya masing-masing, yang berbeda satu sama lain, meskipun keduanya timbul karena kepedulian yang sama terhadap teks-teks suci, yakni al-Qur'an dan hadits. Sejarah keduanya menampilkan satu jalinan hubungan satu sama lain, yang kadang diwarnai pertentangan antara keduanya, walaupun tidak sampai memunculkan perpecahan. Perkembangan ilmu-ilmu humaniora bermula pada akhir abad pertama Hijriah. Gerakan ini bertujuan melestarikan bahasa Arab klasik-sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur'an-dan menjadikannya sebagai bahasa. sehari-hari sekaligus bahasa peribadahan. Sedangkan, kemunculan skolastik timbul karena adanya perselisihan antara berbagai kekuatan agama yang saling bertentangan. Perselisihan itu memuncak pada periode mihnah atau inkuisisi (abad ke-3 H/9 M), lebih dari satu abad setelah lahirnya gerakan ilmu-ilmu humaniora. Perselisihan berkisar pada pertanyaan, "Apakah al Qur'an itu makhluk atau bukan?". Kedua gerakan ilmiah ini mendukung ortodoksi; humaniora mendukung ortodoksi bahasa, sedangkan skolastik membela ortodoksi agama. Keduanya juga memiliki akarnya dalam agama, meskipun kemunculannya dipicu oleh kekuatan-kekuatan luar. Kekuatan luar yang mendorong lahimya humaniora adalah interaksi dan masuknya bahasa-bahasa asing yang mempengaruhi bahasa Arab. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya pada periode klasik ini Islam mengalami dua masa yaitu : a. Masa Kemajuan Islam (650 – 1000 M) Dalam sejarah, umat Islam mengalami kemajuan pada periode klasik (650- M). Dan, puncak kemajuan itu terjadi sekitar tahun 650-1000 M. Oleh karena itu, masa ini disebut masa kemajuan Islam I. Ulama besar yang hidup pada masa ini tidak sedikit jumlahnya, baik di bidang tafsir, hadits, fiqh, ilmu kalam, filsafat, tasawuf, sejarah, maupun bidang pengetahuan lainnya. Periode klasik ini berakhir ketika Baghdad jatuh ke tangan Hulago Khan. Masa kemajuan Islam I merupakan masa ekspansi, integrasi, dan keemasan Islam. Dalam hal ekspansi, sebelum Nabi Muhammad Saw. wafat pada tahun 632 M, seluruh Semenanjung Arabia telah tunduk di bawah kekuasaan Islam. Ekspansi ke daerah-daerah di luar Arabia dimulai pada zaman khalifah pertama, yakni Abu Bakar ash- Shiddiq. Selanjutnya, saya akan menjelaskan mengenai perkembangan dan kemajuan Islam pada periode klasik, dimulai dari masa khulafaur rasyidin, Bani Umayyah, dan Bani Abbasiyah. b. Fase Disintegrasi (1000 – 1250 M) Fase disintegrasi merupakan fase pemisahan diri dinasti-dinasti dari kekuasaan pusat, yang dilanjutkan dengan perebutan kekuasaan antara dinasti-dinasti tersebut untuk menguasai satu sama lain. Adapun contohnya adalah sebagai berikut: • Dinasti Buwaihi yang menguasai daerah Persia dikalahkan olehSaljuk, pimpinan Tughril Beg (1076 M). • Dinasti Saljuk sewaktu dipimpin Nizamul Mulk dikalahkan oleh Dinasti Hasysyasin, pimpinan Hasan bin Sabah. Meskipun Dinasti Saljuk masih sempat berdiri, tetapi akhirnya dikalahkan total pada Perang Salib oleh Paus Urban II (1096-1099 M). 2. Sejarah Islam Periode Pertengahan (1250 – 1800 M) Periode pertengahan dibagi menjadi dua. Pertama, fase kemun duran (1250-1500 M). Pada masa ini, desentralisasi dan disintegrasi meningkat. Perbedaan Sunni dan Syi'ah, demikian juga Arab dan Persia, semakin tampak jelas. Dunia Islam pada zaman ini pun terbagi dua, yaitu Arab (yang terdiri atas Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir dan Afrika Utara, dengan Mesir sebagai pusat) serta Persia (yang terdiri atas Balkan, Asia Kecil, Persia, dan Asia Tengah). Kedua, fase tiga kerajaan besar (1500-1700 M), yang dimulai dengan zaman kemajuan (1500-1700 M), kemudian zaman kemun duran (1700-1800 M). Tiga kerajaan besar ini ialah Kerajaan Usmani (Ottoman Empire) di Turki, Kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan Mughal di India. Pada masa kemajuannya, ketiga kerajaan besar tersebut mem punyai kerajaan masing-masing, terutama dalam bentuk literatur dan arsitek. Masjid-masjid dan gedung-gedung indah yang didirikan Sewaktu itu masih dapat dilihat di Istanbul, Tibriz, Isfahan, serta kota kota lain di Iran dan Delhi. Kemajuan umat Islam pada zaman ini lebih banyak ketimbang periode klasik. Sementara itu, zaman kemunduran ditandai oleh Kerajaan Usmani terpukul di Eropa, Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan suku bangsa Afgam, serta daerah kekuasaan Kerajaan Mughal diperkecil oleh pukulan-pukulan para raja India: Kekuatan militer dan politik umat Islam menurun. Sehingga, mereka mengalami kondisi kemunduran drastis. Akhirnya, pada tahun 1798, Napoleon menduduki Mesir, sebagai salah satu pusat Islam terpenting. Jatuhnya pusat umat Islam ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam. 3. Sejarah Islam Periode Modern (1800 – Sekarang) Periode modern (1800-sekarang) merupakan periode kebangkitan umat Islam. Masa modern dalam sejarah Islam ditandai oleh gerakan pembaruan dalam beragam bidang, di antaranya ialah bidang agama, politik, dan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, dan lain-lain. B. FAKTOR PENYEBAB KEMUNDURAN ISLAM Faktor penyebab kemunduran peradaban islam dibagi menjadi 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal. 1. Faktor Internal Kemunduran Umat Islam Pada faktor ini berarti faktor yang terjadi dalam diri umat islam sebagai penyebab kemundurannya. • Kemunduran Pemikiran Islam Kemunduran pemikiran Islam terjadi setelah ditutupnya pintu ijtihad karena pertikaian yang terjadi antara sesama umat Islam dalam masalah khilafiyah dengan pembatasan madzhab fikih, yaitu madzhab Maliki, madzhab Syafi‟i, madzhab Hanafi dan madzhab Hambali. Bidang teologi didominasi oleh pemikiran Asy‟ariah dan bidang tasawwuf didominasi oleh pemikiran imam Al-Ghazali. Penutupan pintu ijtihad ini telah menimbulkan efek negatif yang sangat besar di mana umat Islam tak lagi memiliki etos keilmuan yang tinggi dan akal tidak diberdayakan dengan maksimal sehingga yang dihasilkan oleh umat Islam hanya sekadar pengulangan-pengulangan tulisan yang telah ada sebelumnya tanpa inovasi inovasi yang diperlukan sesuai dengan kemajuan zaman. • Bercampurnya unsur luar Islam ke-dalam Islam Selain kemunduran pemikiran Islam, yang menjadi latar belakang lahirnya pemikiran modern dalam Islam adalah bercampurnya agama Islam dengan unsur- unsur di luarnya. Pada masa sebelum abad ke-19 M., umat Islam banyak yang tidak mengenal agamanya dengan baik sehingga banyak unsur di luar Islam dianggap sebagai agama. Akibatnya, tercampurlah agama Islam dengan unsur-unsur asing yang terwujud dalam bid’ah, khurafat dan takhayul. Muhammad Abduh yang dilanjutkan dengan muridnya Muhammad Rasyid Ridha dan KH.Ahmad Dahlan di Indonesia adalah para pemikir pembaharuan Islam yang penuh perhatian terhadap pemberantasan takhayul, bid‟ah dan khurafat di kalangan umat Islam. • Ambisi dan Perbedaan Paham Perbedaan pandangan dalam suatu agama contohnya yaitu perbedaan madzhab menjadi suatu perbedaan yang nampak dan nyata. Setelah itu, muncul perbedaan ormas keagamaan. Walaupun masih satu aqidah yakni aqidah Islam, namun perbedaan sumber penafsiran dan penghayatan, kajian terhadap al-Qur’an dan al-Sunnah terbukti mampu mendisharmoniskan intern umat Islam. Sesungguhnya manusia itu selalu berbeda dengan pemikirannya. Bila seseorang itu mulai memandang pada peradaban dan budaya, maka peluang terjadinya perbedaan akan semakin terbuka lebar. Berpangkal dari perbedaan inilah akhirnya timbul berbagai aliran filsafat, sosial, ekonomi dan lain-lain. Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya perbedaan diantaranya yaitu perbedaan seputar kekhilafahan, adanya hubungan kaum muslimin dengan para pengikut agama lain dan masuknya sebagian mereka kedalam Islam, mengistinbath hukum-hukum syariat, serta kemiskinan, ketertindasan, dan keterbelakangan .
2. Faktor Eksternal Kemunduran Islam
Pada faktor ini kemunduran Islam dikarenakan ada faktor luar islam yang melatarbelakangi kemunduran umat islam. Berikut merupakan faktor eksternal kemunduran islam : • Imperialisme Barat, Zionisme, dan Kapitalisme
Imperialisme, zionisme, dan kapitalisme merupakan
bahaya yang mengancam eksistensi Islam sekarang ini. Imperialisme muncul dalam beragam bentuk, seperti di bidang ekonomi imperialisme mewujud dalam bentuk korporasi multinasional, dalam bidang budaya imperialisme mewujud bentuk westernisasi yang merupakan upaya pembunuhan terhadap semangat kreativitas bangsa dan mencabut mereka dari akar-akar kesejarahan, sementara imperialisme militer mewujud dalam bentuk pangkalan militer asing yang hadir di seluruh dunia Arab dan bangsa Timur lainnya.
Zionisme digambarkan sebagai ancaman latin bagi
dunia Islam dan umat Islam. Ambisinya bukan hanya pembebasan bumi Palestina, melainkan juga telah merambah ke negeri-negeri sekitarnya. Zionisme juga berupaya menyebarkan pemikiran-pemikirannya kepada intelektual Arab Islam untuk membiarkan mereka dalam kerja-kerja sosial ataupun lainnya.
Kapitalisme, adalah sistem ekonomi yang dibangun di
atas landasan perilaku ekonomi bebas, yang diikuti dengan persaingan bebas, laba, rente, dan riba. Selain memberi dampak penindasan, kapitalisme ini juga turut andil dalam menumbuhkan nilai- nilai destruktif dan hedonisme utilitarian. • Kontak Dunia Islma dengan Barat Sejak abad 16 M bangsa Barat mengalami suatu babak sejarahnya yang baru, yaitu masa modern dengan munculnya para pemikir modern yang menyuarakan kemajuan ilmu pengetahuan dan berhasil menumbangkan kekuasaan gereja (agama). Karena keberhasilannya inilah dicapai peradaban Barat yang hingga kini masih mendominasi dunia. Sementara itu, dunia Islam yang pada waktu itu sedang berada dalam kemundurannya, karena interaksinya dengan modernisme di Barat mulai menyadari pentingnya kemajuan dan mengilhami mereka untuk memikirkan bagaimana kembali memajukan Islam sebagaimana yang telah dicapai di masa sebelumnya. C. Peran Mahasiswa Teknik Elektro Dari beberapa faktor penyebab kemunduran dari masa keemasan Islam, tentunya kita sebagai mahasiswa muslim mempunyai tekad untuk membangun kembali masa keemasan Islam yang telah lama meredup. Mengingat mahasiswa dengan ilmu yang dimilikinya diharapkan agar menjadi penggerak dalam melakukan perubahan pada masa depan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Tentunya untuk mewujudkan hal tersebut, sebagai mahasiswa Teknik Elektro ada beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :
1. Mahasiswa Elektro harus belajar dengan tekun dan adaptatif terhadap
lingkungan di sekitar Dunia yang semakin terbuka dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin pesat, akan membawa manusia pada suatu dilema akan keterbatasan kemampuan otaknya. Namun, kemajuan teknologi telah membawa kemampuan otak manusia yang terbatas itu dengan menguasai teknologi komunikasi dan informasi sehingga manusia yang serba terbatas itu dapat hidup di abad informasi dengan information superhighway-nya. Seperti kita ketahui perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga apa yang dicapai umat manusia selama beberapa abad, telah jauh dilampaui oleh ilmu pengetahuan pada lima puluh tahunterakhir ini. Perkembangan secara eksposional ilmu pengetahuan telah mengubah prinsip-prinsip belajar manusia yang harus dilaksanakannya seumur hidup. Apabila tidak demikian, maka manusia itu akan jauh tertinggal dari arus ilmu pengetahuan dan informasi yang semakin lama semakin besar sehingga pada suatu ketika manusia akan tertinggal olehnya. Ada hal yang sangat menarik perhatian mengenai prinsip yang dikemukakan oleh UNESCO dalam mempersiapkan pendidikan manusia masa depan. Menurut UNESCO belajar pada era informasi ini harus didasarkan pada empat pilar yaitu lerning to think, learning to do, learning to be dan learning to live together. Keempat pilar tersebut oleh UNESCO sebagai soko guru bagi manusia menghadapi era globalisasi. Proses belajar terus menerus adalah belajar bagaimana berpikir. Dengan sendirinya orang yang terbiasa vakum dan apatis tidak akan mempunyai tempat diera globalisasi. Sehubungan dengan itu penguasaan bahasa digital telah harus dikuasai oleh generasi Islam karena hanya dengan demikian mereka dapat memasuki dunia tanpa batas. Dengan demikian, konsep belajar dan pembelajaran harus diubah dan membuka pintu teknologi pembelajaran modern, sungguhpun tetap dibutuhkan pendidikan tatap muka oleh orang tua, oleh dosen dan oleh lembaga kemasyarakatan lainnya dalam rangka pembentukan akhlakul Karimah. Selanjutnya generasi yang diharapkan bukan hanya generasi yang bisa berpikir tetapi generasi yang bisa berbuat. Manusia yang berbuat adalah manusia yang ingin memperbaiki kualitas kehidupannya. Dengan berbuat dia dapat menciptakan produk-produk baru dan meningkatkan mutu produknya. Tanpa berbuat suatu pemikiran atau konsep tidak mempunyai arti. Kehidupan masyarakat abad global adalah kehidupan yang mementingkan mutu. 2. Mahasiswa Elektro Mencontoh dan mempraktikkan semangat tokoh – tokoh muslim Jika kita mencoba menelaah ulang sejarah Islam dengan teliti dari masa klasik hingga periode modern, maka kita akan mendapat tokoh-tokoh Islam yang ahli dalam bidangnya. Dalam bidang Filsafat muncul tokoh al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina, Ibun Miskawaih, Ibnu Khaldun, Ibnu Thufail, al-Razi dan lain-lain, dalam bidang Tasawuf muncul al-Gazali, Rabiatul Adawiyah, al-Hallaj, Al-Jili, Ibnu Arabi dan lain-lain, di bidang pembaharuan dan pemurnian muncul Muhammad ibn Abdul Wahab, Ibnu Taimiyah, Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridha dan lain-lain. Demikian pula pada bidang yang lain muncul tokoh tokoh yang memiliki keistimewaan. Dengan meneladani semangat dari tokoh muslim masa lalu, mahasiswa Teknik Elekro diharapkan akan termotivasi dan dapat meniru sehingga dapat membangkitkan kembali kejayaan Islam yang telah lama meredup. Sehingga mahasiswa Teknik Elektro dapat membuat dan menginovasi teknologi dari apa yang telah dibuat atau diciptakan bangsa Barat untuk membuktikan kualitas SDM kita tidak kalah dan masih jaya. DAFTAR PUSTAKA
Aizid, R., 2021. Sejarah Peradaban Islam Terlengkap Periode Klasik, Pertengahan, dan Modern. 1st ed. Yogyakarta: DIVA Press.
M, N., 2019. Mahasiswa Islam dalam Perspektif Pendidikan Global. E-Journal IAIAN Samarinda.