Anda di halaman 1dari 4

Periodisasi Sejarah Islam (Masa Sebelum Islam, Klasik, Pertengahan, dan

Modern)

A. Pengertian Sejarah Islam


Dalam kamus umum bahasa Indonesia,W.J.S poerwadarminta mengatakan
sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau
peristiwa penting yang benar-benar terjadi.[1]
Sedangkan menurut wikipedia bahasa indonesia sejarah islam adalah
peradaban agama islam yang dimulai dari turunnya wahyu pertama pada tahun 610M
yang diturunkan kepada Rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullan di Gua
Hira sampai dengan sekarang,
Dari pengertian demikian kita dapat mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan sejarah islam adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang sungguh-
sunguh terjadi yang seluruhnya berkaitan dengan agama islam dari zaman Nabi
Muhammad saw. sampai dengan sekarang, yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan agama islam dalam berbagai aspek.

B. Periodisasi Sejarah Islam


Periodisasi Sejarah islam dibagi menjadi beberapa bagian yaitu;

1. Pada masa sebelum islam


Pada masa sebelum kedatangan islam, di Arab dikenal dengan zaman
jahiliyah. Periode jahiliyah ini dalam islam, adalah masa yang tidak mengenal agama
tauhid yang membuat moralitas mereka menjadi minim.
Pada saat itu, masyarakat arab memiliki kebiasaan buruk seperti minum
minuman keras, berjudi, berzina, dan menyembah berhala. Bangsa arab telah
menganut berbagai macam agama, akhlak, adat istiadat, dan aturan sebelum islam
datang.
Islam datang dengan membawa peradaban atau pembaharuan di berbagai
bidang termasuk akhlak, hukum, serta aturan hidup. Kedua kepercayaan ini saling
berbenturan dalam waktu yang lama. Dikarenakan keadaan jahiliyah telah melekat
pada keseharian mereka, doktrin-doktrin jahiliyah telah tertanam kuat di hati mereka,
sehingga sangat sulit untuk melepas kebiasaan-kebiasaan buruk mereka.
Namun dengan beriringnya waktu, islam mulai meluas dan secara perlahan
islam dapat diterima di kalangan masyarakat arab, karena ajaran islam lebih relevansi
dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu islam mulai masuk di kalangan arab
dan kebiasaa jahiliyah pun mulai terkikis karena masuknya islam. [2]

2. Periode Klasik

Periode klasik merujuk pada masa kemajuan dan kejayaan Islam yang dibagi
ke dalam dua fase, yakni fase ekspansi, integrasi dan kemajuan (650–1000 M) dan
fase disintegrasi (1000–1250 M).
Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa Bani
Umayyah, Islam mulai masuk ke Eropa melalui Spanyol. Pengaruh Islam meluas dari
Afrika Utara sampai ke Spanyol di belahan Barat, dan melalui Persia hingga ke India
di belahan Timur. Daerah-daerah itu tunduk di bawah kekuasaan Islam.
Ilmu pengetahuan dan arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol yang
didiami oleh umat Islam seperti Cordoba dan Granada. Sistem penerangan jalan dan
sistem saluran air sangat baik. Bangunan dengan arsitektur mengagumkan juga
dibangun pada masa itu, seperti istana Az Zahra Cordoba dan istana Alhambra
Granada.
Sejumlah ulama besar juga bermunculan di fase ini. Seperti Imam Malik,
Imam Abu Anifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Ada juga
Imam al-Asya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu Huzail, Al-Nazzam dan Al-
Jubba’i dalam bidang Teologi. Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan alHallaj
dalam bidang Tasawuf. Al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam
bidang Falsafat. Lalu, ada Ibn Hayyam, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi dalam
bidang Ilmu Pengetahuan, dan lain-lain.[3]
lmu pengetahuan dalam bidang agama dan non agama mengalami
perkembangan pesat saat itu. Ini disebabkan karena peradaban Islam saat itu sangat
menjunjung tinggi akses ilmu pengetahuan yang terbuka dari berbagai sumber.
Mereka menghargai para ilmuwan lain meskipun berasal dari kelompok berbeda
seperti Yahudi, Nasrani, Sabian, dan Zoroaster (Majusi). Mereka sama-sama
berkontribusi mengembangkan ilmu untuk menjadikan dunia lebih baik.
Sayangnya, pada fase disintegrasi, keutuhan umat Islam dalam bidang politik
mulai pecah. Baghdad dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan pada tahun 1258.

Selain itu, jika sebelumnya secara politik daerah-daerah Islam tunduk pada
kekhalifahan pusat, kekhalifahan sebagai simbol keutuhan politik mulai runtuh dan
digantikan pemerintahan otonom di berbagai kawasan. [4]

3. Periode Pertengahan

Periode pertengahan sejarah peradaban Islam juga dibagi dalam dua fase, yaitu
fase kemunduran dan fase tiga kerajaan besar. Pada fase kemunduran (1250 – 1500
M), desentralisasi dan disintegrasi meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan
juga antara Arab dan Persia semakin bertambah nyata.
Dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri dari
Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara. Sementara itu, bagian Persia
yang berpusat di Iran terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia tengah.
Fase kedua adalah tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran
(1700 – 1800 M). Tiga kerajaan besar yang dimaksud adalah kerajaan Usmani di
Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India. Perhatian terhadap
ilmu pengetahuan sangat kurang di masa ini. Hasilnya, umat Islam semakin mundur
saat tiga kerajaan tersebut mendapat banyak tekanan. [5]
Kekuatan militer dan politik menurun. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh
serangan-serangan bangsa Afghan, Kerajaan Mughal diserang raja-raja India,
Kerajaan Usmani terpukul di Eropa, sementara Mesir dikalahkan Prancis (Napoleon
Bonaparte). Tentara muslim yang kalah harus angkat kaki dari benua Eropa dan
kerajaan-kerajaan barat bersatu dan mengusir Islam dari Eropa. Pada saat itu, Eropa
bertambah kaya dan maju. Penjajahan Barat dengan kekuatan yang dimilikinya
meningkat ke dunia Islam. Akhirnya Napoleon menduduki Mesir di tahun 1748 M.
Saat itu Mesir adalah salah satu pusat peradaban Islam yang terpenting.[6]

4. Periode Modern

Periode modern (1800 - sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam.


Umat Islam mulai sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi.
Raja-raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu
dan kekuatan umat Islam kembali.[7]
Dengan demikian, keadaan menjadi berbalik seratus delapan puluh derajat.
Kalau di periode klasik, orang Barat yang kagum melihat kebudayaan dan peradaban
umat Islam, tetapi di periode modern umat Islam yang heran melihat kebudayaan dan
kemajuan Barat. Karena umat Islam heran melihat alat-alat ilmiah seperti teleskop,
mikroskop, alat-alat untuk percobaan kimiawi, dan dua set alat percetakan dengan
huruf Latin, Arab dan Yunani yang dibawa serta oleh Napoleon.[8] Jadi, di periode
modern ini, timbullah pemikiranpemikiran, ide-ide mengapa umat Islam lemah,
mundur, dan bagaimana mengatasinya, dan perlu adanya pembaharuan dalam Islam.
[9]
Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni
kebangkitan awal (1800-1967) dan kebangkitan kedua (1967- sekarang). Pada periode
kebangkitan awal, muncul kesadaran pentingnya pembaharuan dalam Islam, baik
secara politik, militer, sosial, dan budaya.
Sementara itu, pada kebangkitan kedua, kekalahan Arab oleh Israel tahun
1967 menjadi titik yang menggugah umat. Kemudian berkembanglah pemikiran-
pemikiran filosofis dan metodologis dalam rangka pembaharuan Islam di era
kontemporer.
Dari uraian di atas dapat dilihat perjalanan sejarah naik turunnya peradaban
Islam mulai dibentuk pada masa Nabi, mengalami pertumbuhan di masa Daulah
Umaiyah Suria, dan masa puncak di masa Dinasti Abbasiyah Baghdad dan Dinasti
Umayah Spanyol, serta memasuki masa kemundurannya pada periode pertengahan,
hal itu menimbulkan kesadaran bagi umat Islam untuk kembali bangkit di periode
modern.

[1] W.J.S. poerwadarminta, kamus umum bahasa Indonesia, (Jakarta: balai


pustaka,1991), cet.IIX, hal. 887
[2] Makalah peradaban dan sosiokultur bangsa arab pra islam susunan Abdulla
Safar(1942115052) dan Salman Al-Farisi(1942115010)
[3] Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah pemikiran dan Gerakan
(Jakarta: Bulan Bintang, 1982 ), h. 12.
[4] Ibid., h. 12.
[5] Ibid., h. 13.
[6] Ibid,. h. 13
[7] Ibid., h. 13-14.
[8] Ibid., h. 30- 31.
[9] Ibid., h. 31.

Anda mungkin juga menyukai