Anda di halaman 1dari 6

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti perabadan lain, Islam juga mengalami beberapa periode dalam sejarah. Ada satu
periode dimana Islam bisa menunjukan eksistensinya di Eropa bahkan dunia. Periode tersebut
terjadi pada saat para filsuf, ilmuwan, dan insinyur muslim bisa memberikan banyak
konstribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan. Mereka melakukannya baik
dengan menjaga tradisi yang telah ada maupun dengan menciptakan penemuan-penemuannya
sendiri.

Sebaliknya, bangsa Eropa waktu itu justru sedang berada di zaman kegelapan (dark ages),
dimana dominasi gereja sangatlah besar sehingga setiap kebenaran (ilmu pengetahuan) harus
sesuai dengan paham gereja. Apabila ada yang menyampaikan sesuatu yang bertentangan
dengan gereja, maka akan mendapatkan hukuman bahkan sampai dibunuh. Hal tersebut
menyebabkan terisolasinya ilmu pengetahuan dari manusia. Padahal sekitar tahun 300 SM,
peradaban Eropa sudah dibangun sedemikian rupa oleh bangsa Yunani dan Romawi. Ilmuan-
ilmuan Yunani mengembangkan filsafat, sementara orang Romawi mengembangkan birokrat.

Ketika Eropa sedang berada dalam masa kegelapan, masyarakat Islam justru mengalami
kemajuan dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Mereka mengambil ilmu-
ilmu yang ada di Yunani dan Romawi kemudian diterjemahkan dalam bahasa Arab. Selain
itu, perkembangan Islam juga dihubungkan dengan letak geografis. Sebelum Islam datang,
kota Mekah merupakan pusat perdagangan di Jazirah Arab, Nabi Muhammad SAW sendiri
juga berasal dari golongan pedagang. Tradisi Ziarah Mekah membuat kota itu menjadi pusat
pertukaran gagasan dan barang. Pengaruh yang dipegang oleh para pedagang muslim dalam
jalur perdagangan Afrika-Arab dan Asia-Arab sangat besar dan penting. Hal tersebut
membuat peradaban Islam tumbuh, berkembang dan meluas dengan berdasarkan
perekonomian dagangnya.
II
PEMBAHASAN

2.1 Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali

Selama 500 tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan,
dan peradabannya yang tinggi (Jacques C. Reister).
Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh
proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’-
nya, Barat bukanlah apa-apa (Montgomery Watt). Peradaban berhutang besar pada Islam
(Barack Obama). Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali Tajmahal Pernyataan
tersebut menggambarkan bahwa siapa pun sesungguhnya tak akan bisa mengelak untuk
mengakui keagungan peradaban Islam pada masa lalu dan sumbangsihnya bagi dunia,
termasuk dunia Barat, yang denyutnya masih terasa hingga hari ini. Meski banyak ditutup-
tutupi, pengaruh peradaban Islam terhadap kemajuan Barat saat ini tetaplah nyata.

Lalu, di manakah kejayaan itu saat ini? Islam masa lalu yang gemilang, yang telah
banyak memengaruhi peradaban umat manusia di dunia ini. Memang merupakan sebuah
realitas sejarah. Dengan “mengenang” kembali masa-masa kejayaan dulu, diharapkan umat
Islam secara sadar dan jujur akan mampu melihat kembali kebesaran peradaban Islam masa
lalu sekaligus mengembalikan potensi untuk hadir pada masa kini dan masa yang akan datang
untuk yang kedua kalinya.

Karena itu, selain meretrospeksi keagungan peradaban Islam masa lalu, diharapkan
ada upaya untuk memproyeksi sekaligus merekonstruksi kembali masa depan perabadan
Islam di tengah-tengah hegemoni perabadan Barat sekuler saat ini. Peradaban sekuler itu
sekarang sesungguhnya mulai tampak kerapuhannya dan makin kelihatan tanda-tanda
kemundurannya.

Waktu bergerak maju dan tidak pernah mundur. Begitu juga peristiwa sejarah. Kita
sebagai manusia yang diberi akal, pastinya harus mengingat, apa yang terjadi pada masa lalu
dan bagaimana kejadiannya. Akal bisa memprediksi kejadian yang akan datang dengan
belajar dari masa lalu.
2.2 Periodisasi Sejarah Islam
Dikalangan ahli sejarah terdapat perbedaan tentang kapan dimulainya sejarah Islam
yang telah berusia lebih dari empat belas abad ini. Di satu pihak menyatakan bahwa sejarah
Islam (muslim) dimulai sejak Nabi Muhammad SAW. diangkat sebagai Rasul, dan berada di
Makkah atau tiga belas tahun sebelum hijrah ke Madinah. Di lain pihak menyatakan, bahwa
sejarah Islam itu dimulai sejak lahirnya negara Madinah yang dipimpin oleh Nabi
Muhammad SAW. Atau tepatnya setelah Nabi Muhammad SAW. Berhijrah ke Madinah
yang sebelumnya bernama Yatsrib.
Timbulnya perbedaan dari kedua belah pihak tersebut disebabkan karena perbedaan
tinjauan tentang unit sejarah. Pihak pertama melihat bahwa unit sejarah adalah masyarakat.
Masyarakat Muslim telah ada sejak Nabi Muhammad SAW. Menyampaikan seruannya.
Malah jumlah mereka sedikit atau banyak tidak menjadi soal. Disamping itu, meskipun
mereka belum berdaulat, tetapi sudah terikat dalam satu organisasi yang memiliki corak
tersendiri. Sedangkan pihak kedua melihat bahwa niat sejarah itu adalah Negara, sehingga
sejarah Islam mulai dihitung sejak lahirnya Negara Madinah.

Perbedaan pendapat tersebut akan tercermin pada pembagian periodisasi sejarah


(kebudayaan) Islam yang dikemukakan oleh para ahli, terutama dalam hal tahun permulaan
sejarah Islam pada periode pertama atau biasa disebut periode klasik, dan bahkan ada yang
menyebutkan sebagai periode praklasik guna mengisi babakan sejarah Islam yang belum
disebutkan secara tegas dalam periode klasik tersebut.

Hasjimy menyatakan bahwa para ahli sejarah kebudayaan telah membagi sejarah
kebudayaan Islam kepada sembilan (9) periode, sesuai dengan perubahan-perubahan politik,
ekonomi, dan social dalam masyarakat Islam selama masa-masa itu. Kesembilan periode itu
adalah, sebagai berikut:

1. Masa permulaan Islam, yang dimulai sejak lahirannya Islam pada tanggal 17 Ramadhan 12
tahun sebelum hijrah sampai tahun 41 Hijriyah, atau 6 Agustus 610 sampai 661 M;
2. Masa Daulah Amawiyah: dari tahun 41-132 H. ( 661-750 M );
3. Masa Daulah Abbasiyah Islam: dari tahun 132-232 H. ( 750-847 M );
4. Masa Daulah Abbasiyah II: dari tahun 232-334 H. ( 847-946 M );
5. Masa Daulah Abbasiyah III: dari tahun 334-467 H. ( 946-1075 M );
6. Masa Daulah Abbasiyah IV: dari tahun 467-656 H. ( 1075-1261 M );
7. Masa Daulah Mungoliyah: dari tahun 656-925 H. ( 1261-1520 M );
8. Masa Daulah Utsmaniyah: dari tahun 925-1213 H. ( 1520-1801 M );
9. Masa Kebangkitan Baru: dari tahun 1213 H. (1801 M ) sampai awal abad 20.

Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa periode sejarah kebudayaan Islam
dimulai sejak Nabi Muhammad SAW. Diangkat menjadi Rasul, pada tahun 12/13 tahun
sebelum hijrah. Hal ini berarti mendukung pendapat pihak pertama sebagaimana uraian
terdahulu.

Di lain pihak Harun Nasution juga telah membagi sejarah Islam secara garis besar ke
dalam tiga (3) periode besar, yaitu:
a. Periode klasik (650-1250 M);
Periode klasik merupakan kemajuan Islam dan dibagi ke dalam dua fase, yaitu pertama: fase
ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan (650-1000 M); kedua: fase disintegrasi,
b. periode pertengahan (1250-1800 M);
periode pertengahan juga dibagi ke dalam dua fase, yaitu; fase kemunduran (1250-1500 M)
dan fase ketiga kerajaan besar (1500-1800 M), yang dimulai dengan zaman kemajuan (1500-
1700 M) dan zaman kemunduran (1700-1800 M),
c. periode modern (1800-dan seterusnya).
Sedang periode modern merupakan zaman kebangkitan umat Islam.

2.3 Masa Kejayaan Islam

Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒1250. Periode ini disebut Periode
Klasik. Pada kurun waktu itu, terdapat dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Umayyah atau
sering disebut Daulah Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang sering disebut Daulah
Abbasiyah.

Pada masa Bani Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah
kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam. Kemajuan
Islam pada masa ini meliputi: bidang politik, keagamaan,ekonomi, ilmu bangunan
(arsitektur), sosial, dan bidang militer.

Sementara perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang ilmu
pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
Tentu saja kemajuan umat Islam baik pada masa Bani Umayyah maupun Bani Abbasiyah
terjadi tidak secara tiba-tiba. Akan tetapi, ada penyebabnya, yaitu disebabkan oleh faktor
internal dan faktor eksternal.

Faktor internal antara lain:


1. konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam,
2. ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju,
3. Islam sebagai rahmat seluruh alam,
4. Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapai
kehidupan duniawi dan ukhrawi.

Faktor eksternal antara lain seperti berikut.


1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih
dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu
sangat penting di bidang pemerintahan. Selain itu, mereka banyak berjasa dalam
perkembangan ilmu filsafat dan sastra. Adapun pengaruh Yunani masuk melalui berbagai
macam terjemah dalam banyak bidang ilmu, terutama filsafat.

2. Gerakan Terjemah
Pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab asing dilakukan dengan giat
sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam ilmu pengetahuan umum terutama di
bidang astronomi,kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah.

Selain faktor tersebut di atas, kejayaan Islam ini disebabkan pula oleh adanya gerakan ilmiah
atau etos keilmuan dari para ulama yang ada pada Periode Klasik tersebut antara lain seperti
berikut.
1. Melaksanakan ajaran al-Qur’ān secara maksimal, di mana banyak ayat dalam al-Qur’ān
yang menyuruh agar kita menggunakan akal untuk berpikir.

2. Melaksnakan isi hadis, di mana banyak hadis yang menyuruh kita untuk terus-menerus
menuntut ilmu, meskipun harus ke negeri Cina. Bukan hanya ilmu agama yang dicari, tetapi
ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia di dunia ini.
3. Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad, ilmu pengetahuan umum dengan
mempelajarai ilmu filsafat Yunani. Maka, pada saat itu banyak bermunculan ulama fiqh,
tauhid (kalam), tafsir, hadis, ulama bidang sains (ilmu kedokteran, matematika, optik, kimia,
fisika, geografi), dan lain-lain.
4. Ulama yang berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai pemerintahan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Selama 500 tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan, dan
peradabannya yang tinggi. Periode tersebut terjadi pada saat para filsuf, ilmuwan, dan
insinyur muslim bisa memberikan banyak konstribusi terhadap perkembangan teknologi dan
kebudayaan. Mereka melakukannya baik dengan menjaga tradisi yang telah ada maupun
dengan menciptakan penemuan-penemuannya sendiri.

Sekitar 750 M - sek. 1258 M adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan,
dan insinyur di Dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan
teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan
menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri. Banyak dari perkembangan dan
pembelajaran ini dapat dihubungan dengan geografi. Bahkan sebelum kehadiran Islam,
kota Mekahmerupakan pusat perdagangan di Jazirah Arab dan Muhammad sendiri
merupakan seorang pedagang.

Banyak sekali tokoh Islam yang memiliki keahlian dalam berbagai bidang ilmu yaitu: Ibnu
Rusyd, Al-Ghazali, AI-Kindi, AI-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Sina.

Anda mungkin juga menyukai