Anda di halaman 1dari 17

rly

SEJARAH PERADABAN
ISLAM
Oleh :
Roly Triwahyudi, M. Ag
Disampaikan Dalam Kuliah PAI MKU 2019
Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui dan mengambil ibrah kejadian dan peristiwa dimasa
lalu khusussnya kegemilangan sejarah Islam sehingga membangkitkan optimisme
generasi Islam
Tujuan Kognitif
• Mengetahui urgensi, tujuan, mempelajari serta definisi sejarah
• Mengetahui periodesasi sejarah Islam
• Mengetahui sejarah Nabi Saw, 4 khalifah Ar Rasyidin dan 3 Kekhalifahan
Umayyah, Abbasiyah dan Turki Utsmani
Tujuan Afekf dan Psikomotorik
• Agae mhs membaca sejarah nabi dan sahabat dan generasi selanjtnya
• Mampu mengambil pelajaran yang baik dan mengamalkan dizaman kini
• Mengetahui dan menjauhi musuh2 Islam dari masa kemasa
A. Urgensi Mempelajari Sejarah
Peradaban Islam
a. Kegunaan Edukatif
Kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. Banyak
manusia yang belajar dari sejarah belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan.
Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri,
melainkan juga dari generasi sebelumnya.manusia melalui belajar dari sejarah
dapat mengembangkan potensinya. Kesalahan pada masa lampau baik kesalahan
sendiri maupun oranglain.
b. Kegunaan Inspiratif
Kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. Berbagai kisah sejarah
dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya.
c. Manfaat Rekreatif.
Kegunaan sejarah yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif. Kegunaan sejarah
sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar, melalui penulisan kisah
sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. Membaca menjadi media hiburan
dan rekreatif. Membaca telah menjadi bagian dari kesenangan. Membaca telah
dirasakan sebagai suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan yang untuk rekreatif
B. Tujuan Mempelajari Sejarah
Peradaban Islam
1. Untuk mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai asal-usul
khazanah budaya dan kekayaan di bidang lainnya yang pernah diraih
oleh umat islam di masa lampau dan mengambil ‘ibrah (pelajaran) dari
kejadian tersebut.
2. Untuk membentuk watak dan kepribadian umat. Sebab, dengan
mempelajari Sejarah Peradaban Islam generasi muda akan
mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu
tokoh atau generasi terdahulu.
3. Agar kita dapat memilah dan memilih mana aspek sejarah yang perlu
dikembangkan dan mana yang tidak perlu serta mengambil pelajaran
yang baik dari suatu umat dan meninggalkan hal-hal yang tidak baik.
4. Agar kita mampu berpikir secara kronologis serta logis dan memiliki
pengetahuan tentang masa lalu yang dapat digunakan untuk
memahami dan menjelaskan perkembangan, perubahan masyarakat
serta keragaman sosial budaya Islam di masa yang akan datang.
C. Pengertian Sejarah Peradaban Islam.
• Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” artinya pohon. Dalam dunia barat disebut
Histoire (perancis), Historie (Belanda), History (Inggris). Berasal dari bahasa Yunani
Istoria yang artinya ilmu.[1] Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatan berbagai
peristiwa yang terjadi pada masa lampau (event in the past)[2]. Dalam pengertian lebih
seksama sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia.
• Menurut Sidi Gazalba, sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan
sekitarnya sebagai makluk social, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi
urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi
pengertiandan kepahaman tentang apa yang telah berlalu.[3]
• Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyah. Kata Arab
ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam.
“Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebgaimana juga
di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan”
dan “peradaban”. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam
suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan
teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak
direfleksikan dalam seni, sastra, religi dan moral, maka peradaban terrefleksi dalam
politik, ekonomi, dan teknologi.
[1] William H. Frederick dan Soeri Soeroto, Pemahaman Sejarah Indonesia, Sebelum dan Sesudah Revolusi, Jakarta: LP3ES, 1982,hlm.1
[2] Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press, 1986,hlm.27
[3] Sidi gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta: Bharata, 1966,hlm. 11
• Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud.
1. Wujud Ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-
nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan lain-lain.
2. Wujud Kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan
berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud Benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Sedangkan
istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari
kebudayaan yang halus dan indah.
• Menurut H.A.R. Gibb, bahwa Islam sesungguhnya lebih dari sekedar agama, Ia adalah
peradaban yang sempurna. Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya
kebudayaan adalah agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan
kebudayaan atau peradaban Islam
• Sedangkan landasan dari pembahasan ini yakni “peradaban Islam” adalah “kebudayaan
Islam” terutama wujud idealnya, sementara landasan “kebudayaan Islam” adalah agama
Islam. Jadi dalam Islam, tidak seperti pada masyarakat yang menganut agama-agama
bumi, agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau
kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama Islam adalah
wahyu dari Allah SWT.
KESIMPULAN DEFINISI SEJARAH PERADABAN ISLAM
• Sejarah menurut istilah berarti keterangan yang telah terjadi di
kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang
masih ada. Sedangkan peradaban adalah kebudayaan yang
mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem
kenegaraan dan ilmu pengetahuan.
• Jadi definisi mengenai sejarah peradaban Islam yakni kejadian-
kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa silam yang
diabadikan di mana pada saat itu Islam merupakan pokok
kekuatan dan sebab timbulnya suatu kebudayaan yang
mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem
kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.
D. Periodesasi Sejarah Islam. [1]

Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, sejarah Islam dapat dibagi menjadi tiga periode, yaitu peride
klasik, periode pertengahan, dan periode Modern.
1.Periode Klasik (650-1250 M)
Dalam periode klasik ini dapat di bagi dalam dua masa, yaitu masa kemajuan Islam I dan masa
disintegrasi.
1.Masa Kemajuan Islam I (650-1000 M)
Masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam dalam hal ekspansi, sebelum
Nabi Muhammad SAW. Wafat pada tahun 632 M. Seluruh semenanjung Arabia telah tunduk
kebawah kekuasaan Islam. Ekspansi ke daerah-daerah diluar Arabia dimulai di zaman Khalifah
pertama, Abu Bakar Ash-Shiddiq yang terkumpul dalam wilayah Khulafaur Rasyidin kemudian
Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam,hal. 20-46
[1]

dilanjutkan Dinasti Umayyah dan yang terakhir Dinasti Abbasiyyah. Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam,hal. 45
[2]

2. Masa Disintegrasi (1000-1250 M)


Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadipada akhir zaman Umayyah, tetapi
memuncak di zaman Bani Abbasiyyah terutama setelah khalifah-khalifah menjadi lemah dalam
tangan pengawal Turki. Daerah-daerah yang jauh letaknya dari pusat pemerintahan di Damaskus
dan kemudian di Bagdad, melepaskan diri dari kekuasaan khalifah di pusat dan bermuncullah
2.Periode Pertengahan (1250-1800 M).
Periode ini dapa pula dibagi ke dalam dua masa, yaitu masa kemunduran I dan masa Tiga Kerajaan Besar.
1. Masa Kemunduran I (1250-1500 M)
2. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M)
Masa ini dapat pula dibagi kedalam dua fase, yaitu fase kemajuan II dan fase kemunduran II.
a. Fase Kemajuan II (1500-1700 M)
b. Fase Kemunduran II (1700-1800 M).

3.Periode Modern
Periode ini merupakan kebangkitan Islam. Setelah ekspedisi Napoleon berakhir di mesir tahun 1801 M. Membuka
mata dunia Islam terutama turki dan mesir, akan kkemunduran dan kelemahan umat Islam disamping kkemajuan
dan kekuatan barat. Raja dan pemuka umat Islam mulai berfikir dan mencari jalan untuk mengembalikan
keseimbangan kekuatan (balance of power), yang telah pincang dan membahayakkan bagi Islam.[2] Dengan
demikian timbulah apa yang disebut modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran
bagaimana caranya membuat umat Islam kembali maju sebagaimana pada periode klasik. Beberapa tokoh
pembaharu atau modernisasi dikalangan Islam diantaranya : Muhammad bin Abdul Wahab di arabia, Muhammad
Abduh, Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah, dan
Muhammad Iqbal di India. Sultan Mahmud II dan Musthafa Kamal Attatruk di Turki. H.Abdul Karim Amrullah, Kh.
Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari di Indonesia. Dan masih banyak yang lainya.
1. Peradaban Islam Rasulullah Periode Makkah (610-622 M)
• Sejak zaman Rasulullah Saw, kebudayaan Islam berkembang terus menerus sejalan
dengan perkembangan pemikiran dan meluasnya kekuatan politik dan daerah
penganut Islam, terbentuk bermacam-macam struktur, ide, dan lembaga-lembaga
dalam politik, lapangan ibadat, lapangan hukum, lapangan seni, lapangan ekonomi,
lapangan sosial dan bermacam-macam lapangan kebudayaan yang lain. Yang jelas
benar menonjol dalam perkembangan kebudayaan Islam yang berpusat pada al-
Qur’an itu adalah kedinamisannya menyerbu keluar dari keterbelakangan
kebudayaan bangsa Arab, yang hidup terpencil di gurun-gurun pasir yang tandus,
dan keluasan berfikir yang mendorongnya.
• Yang sangat menarik dalam perkembangan kebudayaan Islam dari abad ketujuh
sampai ketiga belas adalah bagaimana kebudayaan dan agama yang berasal pada
bangsa Arab di gurun pasir yang miskin dan terpencil dengan pimpinan Nabi
Muhammad Saw dan khalifah-khalifah rasyidin dan khalifah raja-raja, dan yang
disebut pertama kali dari kebudayaan saat itu adalah ilmu.
Peradaban Islam Rasulullah Periode Madinah (622-632 M)

Politik dan Sistem Pemerintahan


1. Negara Islam yang bersatu dan menjamin hak setiap warganya, serta memiliki
hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist
2. Mempersatukan golongan Muhajirin dan Anshar
3. Mengangkat Nabi Muhammad sebagai kepala Negara
4. mengembangkan institusi sosial politik dan konsolidasi umat yang berdampak
banyak peperangan
Sosial Kemasyarakatan

1. Mendirikan Masjid sebagai pusat aktivitas


2. Hidup bersatu dalam Ukhuwah Islamiyah yang memiliki Akhlaq al-Karimah
3. Melakukan dakwah ke daerah sekitar
4. Meletakkan dasar persamaan, hubungan dan persatuan antar sesama umat
Islam dan non-Muslim (Piagam Madinah : 11 Sila 46 Pasal)
PIAGAM MADINAH
1. MUQADIMAH
2. PEMBENTUKAN UMAT
3. HAK ASASI MANUSIA
4. PERSATUAN SEAGAMA
5. PERSATUAN SEGENAP WARGANEGARA
6. GOLONGAN MINORITAS
7. TUGAS WARGANEGARA
8. MELINDUNGI NEGARA
9. PEMIMPIN WARGANEGARA
10.POLITIK PERDAMAIN
11.PENUTUP
2. MASA SETELAH NABI SAW YAKNI KHALIFAH AR RASYIDIN (11-41 H)
A. Abu Bakar Ra: 11-13 H/632 – 634 M ( 2 tahun 3 bulan 11 hari)
Meninggal setelah kurang lebihnya 15 hari sakit pada hari senin 23-08-624 M. Pada usia 63
tahun dan memimpin 2 tahun 3 bulan 11 hari.

Meredam kondisi sosial politik paska Rasul wafat, seperti :


1. Riddah (gerakan pengingkaran terhadap Islam) atau Murtad
2. Nabi palsu : Aswad Ansi (Yaman), Musailamah al Kadzab, Tulaihah dan Sajjah Ibnu haris seorang
wanita dari Arab Tengah[1]
3. Menolak membayar zakat
4. Penulisan Al Qur’an atas usulan Umar Bin Khatab dan pelaksananya adalah Zaid bin Tsabit.
5. Ekspansi ke Irak dan menaklukkan Hirah dipimpin oleh Musanna dan Khalid bin Walid
6. Ekspansi ke Syiria yang dikuasai Romawi Timur (Bizantium) dengan empat panglima yaitu : Abu
Sufyan, Amr bin Ash, dan Syurabil.

[1] Amin Said,Nasy’atud Daulat Al-Islamiyah, hlm.210-211


b. Umar bin Khattab Ra: 13-23 H/634 – 644 M (10 tahun 6 bulan 14 hari)
Waktu akan shalat subuh ditikam oleh budak persia bernama Fairuz atau Abu
lu’lu’ah. Syahid 3 hari dari peristiwa penikaman 1 Muharram 23 H/644M.
1. Pengembangan wilayah: Jazirah Arabia, Persia, Syria, Palestina, Mesir.
2. Kemajuan peradaban, dalam bidang : Administrasi Pemerintahan, membentuk dewan-dewan,
seperti: Diwan al-Jundiyyun (angkatan bersenjata), Baitul Mal, Hisbah (pengawas pasar,
pengontrol harga dan timbangan serta penjaga ketertiban dan kesusilaan)
3. Teritorial, membagi daerah menjadi delapan wilayah (Makkah, Madinah, Syiria, Basrah, Kufah,
Palestina, dan Mesir)
4. Hukum, membentuk lembaga hukum (pengadilan), memisahkan kekuasaan eksekutif dan
legislatif, lembaga kepolisian, kantor pos.
5. Mengangkat Syura (komisi pemilihan) terdiri 6 0rang (Ustman, Ali, Thalhah, Zubair bin
Awwam, Saad bin Abi Waqqash, Abdullah)
6. Bidang intelektual, meminta Ali membentuk dasar gramatika bahasa Arab.
7. Penetapan kalender Hijriyah dan mencetak mata uang
3. Utsman bin Affan Ra: 23-36 H/644 – 656 M (12 tahun)
Kepemimpinan terbagi dua :
1.Enam tahun pertama masa kejayaan adanya zatis sawari (peperangan
tiang kapal) yang terjadi dilaut merah dekat kota iskandariyah
dengan pimpinan Abdullah bin Abi Sarrah dengan 200 kapal dan
kaum romawi dibawah komando kaisar Constain 800 kapal.
2.Enam tahun kedua masa yang buruk. Syahid dibunuh ditangan
pemberontak dari mesir, irak dan arab.
a. Peradaban: Kodifikasi Al-Qur’an (Ustmani), membangun infrastruktur
kota
b. Perlindungan teritorial dan perluasaan teritorial
4. Ali bin Abi Thalib Ra (36-41 H/656 – 661 M)
1. Peristiwa Arbitrase atau Tahkim dan dampaknya.(penyelesaian perselisihan oleh
dua orang penengah. Ali oleh Abu Musa Al Asy’ari sedang Mu’awiyah oleh Amr bin
Ash.)
2. Muncul firqah sesat : Syi’ah, Murjiah dan Khawarij.
3. Ali Ra Syahid terbunuh oleh Ibnu Muljam (khawarij) pada 17 Puasa 40 H. (661
M.)
4. Hasan Ra menjadi khalifah kurang lebih 5 bulan tentaranya dikalahkan,
pendukung irak meninggalkannya kemudian terjadi perjanjian ‘Amul Jama’ah
pada bulan Rabiuts tsani 40 H. Hasan menyerahkan kekuasaan kepada
Muawiyyah Ra, yang selanjutnya mendirikan kekhalifahan Bani Umayyah di
Damaskus Suriah.
SELANJUTNYA DI ERA
KEKHALIFAHAN BANI MUAWIYAH,
ABBASIYAH, UTSMANIYAH,

• BERSAMBUNG DISLIDE TERSENDIRI………………………………

Anda mungkin juga menyukai