Anda di halaman 1dari 26

Adaptasi HMT terhadap tempat tumbuh:

genangan, lindungan, keasaman tanah, salinitas


tanah
Adaptasi HMT terhadap tempat tumbuh: genangan,
lindungan, keasaman tanah, salinitas tanah

Genangan
• Air yang melebihi kapasitas lapang (air berlebihan) kurang
berguna bagi tanaman akan menyebabkan aerasi yang
buruk sehingga akan menyebabkan tanah kekurangan
oksigen yang diperlukan oleh tanaman dan bakteri
penambat nitrogen dalam tanah (Gupta dan O’toole, 1986).
• Aerasi tanah yang kurang baik dapat mengakibatkan
kekurangan O2, terganggunya kegiatan bakteri seperti
nitrifikasi, perikatan nitrogen, dan amonifikasi.
• Kelebihan air juga akan menghilangkan unsur hara karena
pencucian.
• Air tersedia merupakan air yang terdapat antara air
kapasitas lapang dan koefisien layu (Soepardi,1983).
HMT untuk tanah tergenang
• Sebagian besar HMT mampu bertahan bila tergenang
beberapa hari.
• hanya beberapa spesies yang dapat tumbuh baik pada
tanah yang tergenang cukup lama:
– Brachiaria mutica,
– Paspalum atratum,
– Setaria sphacelata,
– Brachiaria humidicola,
– Macroptilium gracile dan
– Codariocalyx gyro ides.
Lindungan
• Penurunan produksi bahan kering ditemukan pada
banyak spesies rumput dan leguminosa ketika berada
pada intensitas cahaya yang rendah (Blackman and
Templeman, 1938; Burton et al., 1959; Deinum, 1966;
Ludlow et al., 1974),
• tingkat pengaruhnya terhadap pertumbuhan
tergantung pada fase pertumbuhan dan stress
temperatur, air dan nutrisi (trutama N).
Lindungan

• Interaksi positif antara intensitas cahaya dan aplikasi


pupuk N telah diketahui melalui beberpa penelitinaa
dimana lindungan sampai 61 % dan 44 % terhadap
sinar di siaang hari tidak mmepengaruhi hasil dari
rumput Agrostis tenuis Sibth dan Festuca rubra L. pada
pemmberian pupuk N rendah.
• Ketika pemberian pupuk N ditingkatkan, hasil
meningkat pesat pada kondisi cahya normal namun
tidak meninngkat pada tanaman yang terlindung
• Hasil Bahan kering dan N lebih meningkat pada
intensitas yang dikurangi (100 cal cm-2 day-') ketika
defisiensi pupuk N.
Lindungan
• Pemberian lindungan terhadap rerumputan umumnya
menyebabkan perpanjangan pertumbuhan, menurunkan
berat daun spesifik (SLW), dan meningkatkan rasio area
daun (LAR)
• Tanaman yaang diitanam dibawah naungan juga lebih
succulent, mengakibatkan persentase bahan n kering lebih
rendah
• Kandungan N dan mineral (berdasarkan bahan kerring)
pada rerumputan biasanya meningkat dengan adanya
naungan, namun tidak berpengaruh pada leeguminosa.
Lindungan

Kebanyakan legume tropic perennial tidak tahan tumbuh


dibawah naungan.
• agak tahan naungan;
– Peuro,
– Desmodium intortum,
– Calopogonium mucunoides.
• Legume tegak dan merambat keatas dapat menghindari
naungan.
HMT untuk areal di bawah naungan

• Spesies HMT yang tumbuh pada kondisi naungan ringan hingga sedang
(misalnya di bawah tanaman kelapa yang tua) :
– Centrosema pubescens,
– Centrosema macrocarpum,
– Paspalum atratum,
– Panicum maximum,
– Setaria sphacelata,
– Brachiaria brizantha,
– Brachiaria decumbens,
– Brachiaria humidicola,
– Stenotaphrum secundatum, dan
– Arachis pintoi.
• Tidak ada satupun spesies HMT yang dapat tumbuh baik pada kondisi
naungan berat.
Shade tolerance of some tropical forages

Shade tolerance Grasses Legumes


High Axonopus compressus Calopogonium caeruleum
Brachiaria miliiformis Desmodium heterophyllum
Ischaemum aristatum Desmodium ovalifolium
Ottochloa nodosa Flemingia congesta
Paspalum conjugatum Mimosa pudica
Stenotaphrum secundatum
Shade tolerance of some tropical forages
Shade tolerance Grasses Legumes
Medium Brachiaria brizantha Arachis pintoi
Brachiaria decumbens Calopogonium mucunoides
Brachiaria humidicola Centrosema pubescens
Digitaria setivalva Desmodium triflorum
Imperata cylindrica Pueraria phaseoloides
Panicum maximum Desmodium intortum
Pennisetum purpureum Leucaena leucocephala
Setaria sphacelata Desmodium canum
Urochloa mosambicensis Neonotonia wightii
Vigna luteola
Low Brachiaria mutica Stylosanthes hamata
Cynodon plectostachyus Stylosanthes guianensis
Digitaria decumbens Zornia diphylla
Digitaria pentzii Macroptilium atropurpureum
Keasaman tanah
• pH tanah menunjukkan derajat keasaman tanah atau keseimbangan antara
konsentrasi H+ dan OH- dalam larutan tanah.
• Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah lebih banyak dari OH- maka
suasana larutan tanah menjadi asam, sebalikya bila konsentrasi OH- lebih
banyak dari pada konsentrasi H+ maka suasana tanah menjadi basa.
• pH tanah sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman makanan
ternak, bahkan berpengaruh pula pada kualitas hijauan makanan ternak.
• pH tanah yang optimal bagi pertumbuhan kebanyakan tanaman makanan
ternak adalah antara 5,6-6,0.
• Pada tanah pH lebih rendah dari 5.6 pada umumnya pertumbuhan tanaman
menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti
fosfor dan nitrogen.
• Bila pH lebih rendah dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al3+ dalam
larutan tanah yang berdampak secara fisik merusak sistem perakaran,
terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi
terhambat.
Keasaman tanah

• Konsentrasi Alumunium dan besi (Fe) yang tinggi pada


tanah memungkinkan terjadinya ikatan terhadap fosfor
dalam bentuk alumunium fosfat atau Fe-fosfat. P yang
terikat oleh alumunium tidak dapat digunakan oleh
tanaman makanan ternak. Tanaman makanan ternak yang
ditanam pada tanah yang memiliki pH rendah biasanya
juga menunjukkan klorosis (peleburan klorofil sehingga
daun berwarna pucat) akibat kekurangan nitrogen atau
kekurangan magnesium.
Keasaman tanah
• Selain itu pH tanah rendah memungkinkan terjadinya hambatan
terhadap pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat bagi
proses mineralisasi unsur hara seperti N dan P dan
mikroorganisme yang berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman, misalnya bakteri tanah yang dapat bersimbiosis degan
leguminosa seperti Rhizobium atau bersimbiosis dengan
tanaman non leguminosa seperti Frankia sehingga sering
dijumpai daun-daun tanaman makanan ternak pada tanah asam
mengalami chlorosis akibat kekurangan N. Bakteri tanah yang
lain seperti azotobakter (A. Chroococcum ) yang dapat
berasosiasia dengan akar tanaman hanya dapat hidup apabila
suasana larutan tanah netral hingga basa. Mikroorganisme tanah
lain yang bermanfaat bagi tanaman, yang dapat terpengaruh
pertumbuhannya bila berada pada suasana asam adalah
mikoriza. Mikoriza adalah jamur yang dapat melarutkan fosfor
organik menjadi fosfor inorganik yang tersedia bagi tanaman.
Keasaman tanah
• Sebaliknya bila tanah bersuasana basa (pH>7.0) biasanya
tanah tersebut kandungan kalsiumnya tinggi, sehingga
terjadi fiksasi terhadap fosfat dan tanaman makanan
ternak pada tanah basa seringkali mengalami defisiesi P.
Pengaruh pH tanah terhadap petumbuhan, produksi dan
kualitas tanaman makanan aterak dapat ilihat pada
Gambar ….yang memperlihatkan bahwa pada tanah dengan
pH 4.6 produksi biomassa tanaman legum pakan Arachis
pintoi lebih rendah dibandingkan dengan produksi
biomasa oada tanaman yang tumbuh pada tanah ber pH
5.2 atau 5.8. Apabila pH tanah dinaikan sebanyak 0.6 unit
dari 5.8, yaitu menjadi 6.4 maka produksi biomasa kembali
menurun hingga selevel dengan produksi biomasa pada
tanah dengan pH masam (4.6).
Keasaman tanah

• Walaupun demikian pH tanah umumnya berkisar dari


3,0-9,0. Di Indonesia unumnya tanahnya bereaksi
masam dengan 4,0 – 5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0
– 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun
sebenarnya masih agak masam. Di daerah rawa-rawa
sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan
pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sangat masam
karena banyak mengandung asam sulfat. Di daerah
yang sangat kering kadang-kadang pH tanah sangat
tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung
garam Na (Anonim 1991).
Keasaman tanah
 The soil solution contains small but significant
quantities of soluble inorganic and organic
compounds, some of which contain elements that are
essential for plant growth
 Critical property of the soil solution is its acidity or
alkalinity. Many chemical and biological reactions are
dependent on the levels of hydrogen ions and
hydroxide ions in the soil. These levels influence the
solubility, and in turn the availability to plants, of
several essential nutrient elements such as Fe, Mn, P,
Zn and Mo.
Keasaman tanah
• The concentration of hydrogen(H+) and hydroxide
ions(OH-) in the soil solution is commonly ascertained
by determining its pH. Technically the pH is the
negative logarithm of the concentration of hydrogen
ion in the soil solution. Thus each unit change in pH
represents a tenfold change in the activity of the H+
and OH- ions.

Acidity Alkalinity
Very Strong Mode Slight Neutral Slight Moderate Strong Very
strong rate stromg
3-4 4-5 5-6 6-7 7 7-8 8-9 9-10 10-11
HMT untuk tanah asam yang tidak subur
• Semua spesies HMT tumbuh baik pada tanah yang
kesuburannya sedang sampai tinggi. Beberapa spesies,
misalnya Pennisetum purpureum dan hibridanya, hanya akan
tumbuh baik pada tanah yang subur.
• Beberapa spesies HMT yang dapat tumbuh pada tanah yang
tidak subur :
– Brachiaria humidicola dan Stylosanthes guianensis yang dapat
tumbuh pada tanah sangat asam yang tidak subur
– Akan tetapi tak ada satu spesiespun yang dapat berproduksi
tinggi pada tanah tidak subur, kecuali diberikan pupuk
kandang atau pupuk buatan.
– HMT yang tumbuh pada tanah yang tidak subur, mungkin
kandungan gizinya tidak cukup untuk pertumbuhan ternak
yang baik.
Salinitas tanah

• Cekaman salinitas sering terjadi sebagai akibat akumulasi garam


yang berasal dari :
– deposit garam asal bahan induk,
– intrusi air laut, atau
– evaporasi yang tinggi dengan curah hujan yang rendah.
• Bentuk garam yang dominant pada cekaman salinitas tersebut
umumnya Natrium Klorida (NaCl).
• Bahan organik di dalam tanah dapat berperan:
– sebagai sumber unsur hara,
– memelihara kelembaban tanah,
– sebagai buffer dengan mengkhelat (mengikat) unsur-unsur
penyebab salinitas sehingga dapat meningkatkan
ketersediaan unsur-unsur hara.
• Salinitas mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena:
– kelebihan garam akan berpengaruh toksisitas pada tanaman,
– meningkatkan tekanan osmotik yang akan mengakibatkan
kerusakan membran perakaran dan dalam jaringan tanaman

• Morfologi dan fisiologi toksisitas cekaman NaCl pada tanaman


tampak pada :
– reduksi pertumbuhan akar (Kusmiyati et al., 2000),
– penurunan serapan unsur hara (Sopandie, 1990 dan
Kusmiyati et al 2000), dan
– perubaan struktur tanaman seperti:
• reduksi ukuran daun dan jumlah stomata,
• penebalan kutikula daun
• terbentuknya lapisan lilin pada permukaan daun
• lignifikasi akar yang lebih awal (Harjadi dan Yahya, 1988)
• Pengaruhnya secara tidak langsung adalah
– Gangguan keseimbangan tersedianya hara bagi tanaman,
– pertumbuhan tanaman menurun,
– gangguan keseimbangan hormon,
– perubahan metabolisme, dan
– mempengaruhi kinerja pertumbuhan (Levitt, 1980).

• Salinitas mengakibatkan munculnya masalah :


– pergerakan air dan udara ,
– ketersediaan hara bagi tanaman,
– kemampuan tanah menahan air,
– Penetrasi akar dan perkecambahan (Qadir dan Oster, 2003).
Tabel 1. Panjang Tanaman Lima Jenis Rumput pada Salinitas yang
Berbeda
Rumput Panjang tanaman (cm) pada Tingkat Salinitas Rata-rata
(mM NaCl)
0 100 200 300
Raja 61,66 a 75,00 a 61,66 a 53,66 a 63,00 c
Gajah 68,00 a 57,66 a 55,66 a 38,66 a 55,00 c
Benggala 91,00 a 82,66 a 87,00 a 72,66 a 83,33 a
Setaria 51,00 a 38,00 a 30,00 a 30,00 a 30,00 a
Bintang 34,33 a 67,66 a 68,66 a 64,66 a 73,83 b
Rata-rata 73,20 a 64,20 b 60,60 b 51,93 c
Tabel 2. Jumlah Anakan Rumput pada Salinitas yang Berbeda

Rumput Panjang tanaman (cm) pada Tingkat Salinitas (mM Rata-rata


NaCl)
0 100 200 300
Raja 7,3 bcde 4,0 defg 6,3 bcdef 2,3 g 5,00 b
Gajah 3,6 defg 5,0 cdefg 3,0 fg 2,6 fg 3,58 b
Benggala 7,6 bcde 13,6 a 8,0 bcd 3,0 fg 8,08 a
Setaria 11,0 ab 9,6 abc 7,6 bcde 5,6cdefg 8,50 a
Bintang 5,0 defg 3,3 efg 4,6 defg 4,3 defg 4,33 b
Rata-rata 6,93 a 7,13 a 5,93 a 3,60 b
Tabel 3. Produksi Hijauan Segar Lima Jenis Rumput pada Salinitas yang
Berbeda

Rumput Panjang tanaman (cm) pada Tingkat Salinitas (mM NaCl) Rata-rata
0 100 200 300
Raja 1050,67 a 545,67 cde 315,00 ghi 213,33 ij 531,17 b
Gajah 1060,67 a 582,67 bcd 418,67 efgh 131,67 j 548,67 b
Benggala 1061,67 a 697,00 b 529,67 edef 445,33 defg 683,17 a
Setaria 651,67 bc 330,00 ghi 228,33 ij 286,67 hi 374,17 d
Bintang 603,33 bc 620,00 bc 401,67 fgh 242,33 ij 466,83 c
Rata-rata 885,60 a 555,07 b 378,67 c 263,87 d
Tabel 4. Kadar Bahan Kering Lima Jenis Rumput pada Salinitas yang
Berbeda
Rumput Panjang tanaman (cm) pada Tingkat Salinitas (mM Rata-rata
NaCl)
0 100 200 300
Raja 17,61a 21,89 a 22,17 a 20,61 a 20,57ab
Gajah 16,71 a 18,81 a 20,26 a 13,86 a 17,41 b
Benggala 15,55a 21,67 a 20,93 a 13,47 a 17,90 b
Setaria 18,15 a 16,51 a 19,31 a 18,40 a 18,09 b
Bintang 25,93 a 24,89 a 28,39 a 31,53 a 27,68 a
Rata-rata 18,79 a 20,75 a 22,21a 19,57a
Pembakaran
HMT untuk daerah yang terbakar berulang kali
 Sebagian besar spesies HMT tahan terbakar karena
titik-titik tumbuhnya terletak dekat permukaan tanah
(misalnya spesies-spesies Brachiaria).
 Kebanyakan legum mempunyai titik-titik tumbuh yang
terletak tinggi diatas permukaan tanah sehingga mudah
mati bila terbakar (misalnya Stylosanthes guianensis,
Centrosema pubescens).
 Akan tetapi legum-legum tersebut seringkali
berregenerasi dari bijinya setelah kebakaran.
 Legum yang dapat bertahan walaupun terbakar parah
adalah Leucaena leucocephala.

Anda mungkin juga menyukai