1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya
unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian
besar unsur hara akan mudah larut dalam air.
2. Derajat pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun
bagi tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur alumunium (Al) yang
selain meracuni tanaman juga mengikat fosfor sehingga tidak bisa diserap tanaman.
Selain itu pada tanah masam juga terlalu banyak unsur mikro yang bisa meracuni
tanaman. Sedangkan pada tanah basa banyak ditemukan unsur Na (Natrium) dan Mo
(Molibdenum).
3. Kondisi pH tanah juga menentukan perkembangan mikroorganisme dalam tanah. Pada
pH 5,5 7 jamur dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuh dengan baik.
Demikian juga mikroorganisme yang menguntungkan bagi akar tanaman juga akan
berkembang dengan baik.
Jika pH tanah yang diukur tadi tidak sesuai harapan, tentunya kita akan mencoba
mengubah pH tanah tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Sebenarnya setiap tanaman
memerlukan pH tertentu yang spesifik untuk pertumbuahnnya yang optimal, akan tetapi pH
tanah yang ideal untuk semua jenis tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura di Indonesia
adalah antara 6 sampai 7. Jika pH tanah kita sudah menyimpang dari kisaran tersebut maka
segeralah mengatasinya. Sebagai contoh jika pH tanah dibawah 6 itu berarti tanah masam dan
jika lebih dari 7 berarti basa.
Mengatasi Tanah Masam
1. Pengapuran untuk meningkatkan pH dan mengatasi keracunan Al.
Untuk mengatasi kendala kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat
dilakukan pengapuran. Kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dinetralisir
dengan pengapuran. Pemberian kapur bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dari
sangat masam atau masam ke pH agak netral atau netral, serta menurunkan kadar Al.
Untuk menaikkan kadar Ca dan Mg dapat diberikan dolomit, walaupun pemberian kapur
selain meningkatkan pH tanah juga dapat meningkatkan kadar Ca dan kejenuhan basa.
Terdapat hubungan yang sangat nyata antara takaran kapur dengan Al dan kejenuhan Al.
Dosis kapur disesuaikan dengan pH tanah, umumnya sekitar 3 t/ha, berkisar antara 15t/ha. Kapur yang baik adalah kapur magnesium atau dolomit yang dapat sekaligus
mensuplai Ca dan Mg.
menggunakan pupuk P yang mudah larut seperti TSP, SP-36, SSP, DAP. Pupuk tersebut
mudah larut dalam air sehingga sebagian besar P akan segera difiksasi oleh Al dan Fe
yang terdapat di dalam tanah dan P menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Fosfat alam
dengan kandungan Ca setara CaO yang cukup tinggi (>40%) umumnya mempunyai
reaktivitas tinggi sehingga sesuai digunakan pada tanah-tanah masam. Sebaliknya, fosfat
alam dengan kandungan sesquioksida tinggi (Al2O3 dan Fe2O3) tinggi kurang sesuai
digunakan pada tanah-tanah masam.
dan mempercepat pematusan karena tanaman tertentu tidak menyukai tanah yang terlalu
basah, tetapi pengikisan tanah (erosi) tetap terjadi.