Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PRIBADI

Nama : Dhianing Shalatin


NIM : A1D019155

1. Apa yang termasuk sifat fisik, kimia dan biologi tanah, uraikan.
Jawaban :
Sifat Fisik Tanah
Sifat-sifat fisik dari tanah ini meliputi beberapa hal, berupa tekstur tanah, struktur,
konsistensi tanah, warna, suhu, lengas, permeabilitas tanah, porositas tanah dan
juga drainase tanah.
a. Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan perbandingan dari partikel debu, pasir, serta
lempung dalam suaut massa tanah. Tekstur tanah ini sangat mempengaruhi
kemampuan tanah dalam hal daya serap air, ketersediaan air dalam tanah, infiltrasi
dan juga laju pergerakan air.
b. Struktur Tanah
Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan dari butir -butir tanah yang
membentuk agregat tanah dalam berbagai bentuk, ukuran serta kemantapannya.
Di lahan yang berupa rawa atau gurun, struktur tanah ini kurang atau tidak
terbentuk dikarenakan butiran tanahnya yang sifatnya tunggal atau tidak terikat
satu sama lain. Selain itu, struktur tanah ini juga bisa berubah dari struktur tanah
aslinya dikarenakan tindakan manusia. Misalnya saja, kegiatan para petani dalam
melakukan pembajakan, pemupukan, serta pengolahan tanah yang bisa mengubah
struktur tanah aslinya.
c. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah merupakan sifat fisik tanah yang menunjukkan besar
kecilnya gaya kohesi dan adhesi tanah pada berbagai kelembapan. Sederhananya,
konsistensi tanah bisa dipahami sebagai reaksi tanah ketika terdapat tekanan,
seperti gejala gelincir, kegemburan, keliatan dan juga kelekatan tanah. Konsistensi
tanah ini dipengaruhi oleh tekstur tanah, kadar bahan organik dari tanah, kadar
koloid dan juga lengas tanah.
d. Warna Tanah
Warna tanah merupakan suatu hal yang bisa menjadi petunjuk dari beberapa
sifat tanah lain. Penyebab umum dari adanya perbedaan warna permukaan tanah
ini adalah karena adanya perbedaan kandungan bahan organik dalam tanah.
Semakin tinggi kandungan bahan organik, maka tanah akan semakin gelap
warnanya.
e. Suhu Tanah
Suhu tanah merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan
mikrobiologi dan perkecambahan dari biji tanaman. Secara umum, semakin tinggi
suhu suatu tanah hingga mencapai batasan tertentu, maka semakin meningkat pula
kegiatan mikrobiologi dan perkecambahan yang bisa terjadi.
f. Langas Tanah
Langas tanah juga disebut sebagai kelembapan tanah. Langas tanah ini
adalah kandungan air yang mengisi sebagian atau seluruh pori -pori tanah yang
terdapat di atas muka air tanah. Air yang ada di pori -pori tanah dan merupakan
air tanah, tidak termasuk dalam lengas tanah ini. Pada dasarnya, seberapa pun
keringnya tanah, di dalam tanah tersebut selalu terkandung lengas tanah (soil
moisture).
g. Permeabilitas Tanah
Permeambilitas tanah merupakan kecepatan air dalam merembes ke dalam
tanah secara horizontal dan vertikal melalui pori -pori tanah. Kecepatan
perembesan air ini dipengaruhi oleh tekstur tanah. Permeabilitas tanah juga
diartikan sebagai kecepatan tanah dalam meresapkan air dalam kondisi jenuh.
h. Porositas Tanah
Porositas tanah merupakan perbandingan dari pori -pori dalam tanah
terhadap volume massa tanah. Porositas tanah ini dinyatakan dalam presentase.
Untuk tanah yang mampu dengan mudah atau cepat meresapkan air, maka tanah
tersebut disebut tanah porous karena memiliki rongga pori-pori yang dominan.
Tanah yang bersifat porous ini contohnya adalah tanah berpasir. Tanah yang tidak
bersifat porous contohnya tanah lempung.
i. Drainase Tanah
Drainase tanah adalah kemampuan tanah dalam mengalirkan serta
mengatuskan kelebihan air yang ada di dalam tanah atau di permukaan tanah.
Tanah yang memiliki drainase buruk akan menyebabkan air cenderung
menggenang. Untuk mengatasi hal ini, pada tanah tersebut perlu dibuat saluran
air. Hal yang dapat mempengaruhi terjadinya genangan air ini di antaranya adalah
topografi tanah, air tanah yang dangkal dan curah hujan.
Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah meliputi kadar unsur hara tanah, reaksi tanah (pH),
kapasitas tukar kation tanah (KTK), kejenuhan basa (KB), dan kemasaman.
a. Kadar unsur hara
Unsur hara sangat berpengaruh dalam kesuburan tanah. Hal ini didasarkan
pada penilaian status kesuburan tanah yang mutlak diperlukan untuk menentukan
jenis dan jumlah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Kadar unsur hara
harus tersedia dari dalam tanah yang meliputi unsur makro dan mikro. Unsur –
unsur tersebut harus seimbang dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman
agar dapat dikatakan sebagai suatu tanah yang memiliki tingakat kesuburan yang
optimum. Apabila suatu tanah memiliki tingkat kesuburan yang kurang atau
minim, akan dapat terlihat tanaman tersebut terjadi defisiensi ketika ditanam pada
tanah tanah tersebut.
b. pH tanah
pH menentukan mudah tidaknya unsur hara diserap tanaman. Pada tanah
masam unsur P sulit untuk diserap tanaman karena difiksasi oleh Al dan pada
tanah alkali unsur P difiksasi Ca. pH juga dapat menunjukkan adanya unsur
beracun. Pada tanah masam banyak dijumpai ion Al dalam tanah, yang dapat
mengikat P, dan merupakan racun bagi tanaman. Pada tanah masam unsur Fe, Mn,
Zn, Cu dan Co mudah larut, maka tanaman dapat keracunan. Pada tanah alkalis,
Mo dan B menjadi racun bagi tanaman. pH ini mempengaruhi perkembangan
mikroorganisme. Bakteri berkembang dengan baik pada pH >5.5. Fungi
berkembang pada segala tingkat pH, tetapi pada pH > 5.5, fungi harus bersaing
dengan bakteri, jadi lebih dominan pada pH 5,5 atau lebih tepatnya pH 6,0-6,5
untuk mendapatkan tingkat kesuburan optimal dengan menekan tingkat organisme
dan fungi dengan unsur hara mudah diserap oleh tanaman karena sebagian besar
unsur hara mudah larut dalam air.
c. KTK (kapasitas tukar kation) tanah
Kapasitas Tukar Kation (KTK) adalah jumlah kation dapat ditahan tanah.
Makin tinggi KTK tanah, makin tinggi pula kemampuan tanah menyimpan hara
tanaman. Kation ini sendiri adalah ion bermuatan “+ “, yaitu antara lain Ca2+,
Mg2+, K+ , NH4+. KTK dapat meningkat karena beberapa faktor, yaitu :
Meningkatnya jumlah liat, meningkatnya jumlah bahan organik, dan
meningkatnya pH tanah. Pertukaran kation kemampuan tanah untuk menahan
unsur hara dan mencegahnya hilang karena pencucian. Pada pertukaran ini, makin
banyak kation dipertukarkan maka tanah lebih subur atau kesuburan tanah
menjadi tinggi.
d. KB (kejenuhan basa)
Kejenuhan basa (KB) adalah perbandingan antara jumlah kation basa
dengan jumlah semua kation (kation asam dan basa) dalam komplek jerapan
koloid. Kation basa ini merupakan hara yang diperlukan tanaman, tanah subur
ditunjukkan oleh KB tinggi (karena kation basa tidak banyak tercuci) dikarenakan
KB terkait erat dengan pH tanah, tanah masam KB lebih rendah dibanding tanah
alkalis. Pada tanah KB rendah komplek serapan banyak diisi Al3+ dan H+ (basa),
terutama Al3+ . Sehingga dapat menjadi racun bagi tanaman dan inilah yang
menjadi kasus tanah-tanah masam di Indonesia. Untuk mendapat kesuburan tanah
yang optimum, diperlukan KB pada tanah yang tinggi.
e. Kemasaman
Kemasaman terjadi jika nilai pH tanah berada pada kisaran 0-6 dengan
mengandung ion H+ lebih besar daripada ion OH-, Tanah bersifat asam karena
berkurangnya kation Kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur
tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang
diserap oleh tanaman. Kemasaman tanah merupakan hal yang biasa terjadi di
wilayah-wilayah bercurah hujan tinggi yang menyebabkan tercucinya basa-basa
dari kompleks jerapan dan hilang melalui air drainase. Pada keadaan basa-basa
habis tercuci, tinggallah kation Al dan H sebagai kation dominant yang
menyebabkan tanah bereaksi masam. Hal tersebut banyak terjadi pada daerah
rawa seperti tanah gambut ditemukan pH dibawah 3 karena banyak mengandung
asam sulfat. Pada tingakat kesamaan ini, tingkat kesuburan relatif lebih rendah
pada tanaman.
Sifat Biologi Tanah
Sifat biologi tanah ini dibentuk oleh zat padat tanah yang berupa partikel
-partikel tanah, bahan -bahan organik serta organisme tanah. Sifat biologi tanah
dipengaruhi oleh beberapa unsur, meliputi :
a. Total Mikroorganisme Tanah
Jumlah total dari mikroorganisme yang ada dalam tanah yang berpengaruh
terhadap tingkat kesuburan tanah. Ketersediaan mikroorganisme dalam jumlah
yang tinggi menunjukkan adanya keseimbangan komponen di dalam tanah.
Komponen yang dimaksud antara lain seperti suplai makanan, energi serta
temperatur yang cukup.
b. Jumlah Fungi atau Jamur Tanah
Jumlah fungi atau jamur tanah merupakan ketersediaan dari fungi di dalam
tanah yang berperan dalam membantu dekomposisi bahan organik pada tanah
yang bersifat asam.
c. Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat (P)
Jumlah bakteri pelarut fosfat ini merupakan bakteri tanah yang berperan
dalam mempengaruhi perubahan organik dengan cara melarutkan kandungan
fosfat yang ada dalam tanah.
d. Total Respirasi Tanah
Total respirasi tanah merupakan pengukuran dari respirasi tanah yang akan
menentukan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Jika tingkat sirkulasi tanah
semakin tinggi, maka jumlah organisme tanah juga akan semakin banyak.
2. Apa yang dimaksud mineral liat/klei tanah, uraikan
Jawaban :
SIFAT DAN KARAKTERISTIK MINERAL LIAT
a. Mineral liat tipe 1 : 1
 Terdiri dari 1 lapisan oktahedral dan 1 lapisan tetrahedral
 Muatan negatif tanah berasal dari hidrolisis H pada pada patahan pinggiran
Kristal
 Tidak terjadi subtitusi isomorfik
 Kapasitas tukar kation (KTK) rendah karena jumlah muatan negatif yang
sedikit

 Muatan tergantung dari pH tanah, artinya muatan tanah yang terbentuk


dari mineral 1 : 1 biasanya berubah ubah karena perubahan pH. Pada pH
tanah yang sangat rendah tanah biasanya bermuatan positif (+), sedangkan
jika pH tanah tinggi tanah akan lebih banyak bermuatan negatif (-).
 Lapisan antar lapisan didominasi oleh ikatan Hydrogen (H bonding) yang
menyebabkan jumlah muatan tanah menjadi rendah dan ikatan antar lapisan
yang sangat kuat.
 Luas permukaan mineral tipe 1 : 1 pada umunya kecil karena tidak
mempunyai ruang antar misel.
 Pada umumnya mineral liat tipe 1 : 1 terdapat pada tanah dengan
perkembangan yang sudah lanjut atau tanah tua (Ultisol/PMK).
 Contoh mineral liat tipe 1 : 1 : Kaolinit, Neotrite, Ariezoite, dll
b. Mineral liat tipe 2 : 1
 Terdiri dari 1 lapis Al-Oktahedral dan 2 Si-Tetrahedaral
 Memiliki muatan permanen, yang artinya muatan pada jenis mineral ini
tidak tergantung oleh pH.
 Sumber muatan pada umumnya berasal dari substitusi isomorfik yang
terjadi secara intensif baik pada lapisan oktahedral maupaun lapisan
tetrahedral, dengan mengganti unsur yang memiliki muatan yang lebih tinggi
dengan unsur yang memiliki muatan yang lebih rendah.
 Mempunyai nilai KTK yang cukup tinggi karena muatan pada mineral ini
terdapat dalam jumlah yang cukup banyak
 Ruang antar misel pada umunya terikat oleh ikatran kovalen sehingga
mudah memasukkan ion kedalam ruang ini.
 Mudah mengerut dan mengembang akibat ikatan kovalen yang terjadi
pada lapisan antar misel sehingga air dapat mudah masuk kedalam ruang

 ini, selain itu juga mengakibatkan daya pegang air yang cukup besar.
 Memiliki luas permukaan yang lebih luas jika dibandingkan dengan
mineral liat tipe 1 : 1
 Pada umumnya ditemui pada daerah dengan curah hujan yang rendah.
 Contoh mineral liat tipe 2 : 1, Monmorilonit, Vermikulit, Mika, dll
c. Mineral liat tipe 2 : 2 ( 2 : 1 : 1)
 Mineral tetraformik yang terdiri dari 1 lapisan tertrahedral, 1 lapisan
oktahedral, 1 lapisan tetrahedral dan 1 lapisan oktahedral.
 Pada lapisan oktahedral disi oleh Mg dan Al
 Pada mineral ini tidak dijumpai muatan negatif karena seluruh permukaan
mineral sudah diisi oleh oleh Mg
 Pada beberapa minral tipe 2 : 2 mempunyai kelebihan muatan positif (+)
sehingga kapasitas tukar anion (KTA) menjadi tinggi
 Mineral ini hanya ditemukan pada batuan shale, atau serpihan batu.
 Contoh mineral tipe 2 : 2, Chlorite

3. Apa peran bahan oranik tanah


Jawaban :
a. Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat fisik tanah, meliputi:
1. Stimulan terhadap granulasi tanah
2. Memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah,
3. Menurunkan plastisitas dan kohesi tanah,
4. Meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan,
kelembaban dan temperatur tanah menjadi stabil,
5. Mempengaruhi warna tanah menjadi coklat sampai hitam,
6. Menetralisir daya rusak butir-butir hujan,
7. Menghambat erosi, dan
8. Mengurangi pelindian (pencucian/leaching).

b. Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat kimia tanah, meliputi:


1) Meningkatkan hara tersedia dari proses mineralisasi bagian bahan organik
yang mudah terurai
2) Menghasilkan humus tanah yang berperanan secara koloidal dari senyawa
sisa mineralisasi dan senyawa sulit terurai dalam proses humifikasi
3) Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah 30 kali lebih besar
ketimbang koloid anorganik,
4) Menurunkan muatan positif tanah melalui proses pengkelatan terhadap
mineral oksida dan kation Al dan Fe yang reaktif, sehingga menurunkan
fiksasi P tanah, dan
5) Meningkatkan ketersediaan dan efisiensi pemupukan serta melalui
peningkatan pelarutan P oleh asam-asam organik hasil dekomposisi bahan
organik.
c. Peranan bahan organik terhadap perubahan sifat biologi tanah, meliputi:
1) Meningkatkan keragaman organisme yang dapat hidup dalam tanah
(makrobia dan mikrobia tanah), dan
2) Meningkatkan populasi organisme tanah (makrobia dan mikrobia tanah)
4. Hasil analisis 1 g tanah setara kering mutlak didapat data N-total 0,01%, P-
total 2 ppm dan K-total 0,01 me/100 g. Asumsi BJI 1,2 g/cc dan kedalaman
20 cm, berapa jumlah N, P dan K dalam tanah satu hektar.
Jawaban :

5. Kadar air tanah 20%, kadar air titik layu permanen 10% dan kadar air
kapasitas lapang 50% serta penggenangan 5 cm. Berapa lama hujan untuk
memenuhi air per ha dengan asumsi BJI 1,2 g/cc dan kedalaman 20 cm serta
curah hujan 2 mm/jam.
Jawaban :

Anda mungkin juga menyukai