Anda di halaman 1dari 5

Jumat, 18 Oktober 2019

ACARA 2

MENYIAPKAN CONTOH TANAH

I. TUJUAN

1. Untuk mendapatkan contoh tekstur tanah yang lebih halus dari sebelumnya.

2. Untuk mengetahui teknik pengambilan contoh tanah

3. Untuk mempersiapkan contoh tanah yang akan digunakan pada praktikum selanjutnya

II. DASAR TEORI

Pengyiapan contoh tanah berupa agregat utuh dan tanah terganggu. Agregat utuh
digunakan untuk analisis kemantapan agregat tanah, sedangkan tanah terganggu digunakan
untuk analisisis sebaran partikel tanah dan bahan organik tanah (Foth, 1986).

Tanah adalah media untuk tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan tanaman
harus mampu menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas
dari bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan. Dengan demikian sifat-sifat
fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar dapat memberikan media tumbuh yang ideal
bagi tanaman.

Tanah memiliki sifat yang sangat kompleks, terdiri dari komponen padatan yang
berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah berupa padatan, cair, dan
udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah mengikuti perubahan yang
terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari.

Pengambilan contoh tanah yaitu tahapan penting untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di
laboratorium. Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat fisik tanah dimaksudkan
untuk mengetahui sifat sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan, misalnya pada lokasi
kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang menggabarkan suatu hamparan
berdasarkan polygon atau jenis tanah tertentu dalam suatu peta tanah. Prinsipnya, hasil
analisis sifat-sifat fisik tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan
sesungguhnya sifat fisik tanah di lapangan.

Dimana mana terdapat tanah, tetapi kepentingan orang terhadap tanah berbeda-beda.
Seorang ahli pertambangan menganggap tanah sebagai sesuatu yang tidak berguna karena
menutupi barang tambang yang dicarinya. Demikian pula seorang ahli jalan menganggap
tanah merupakan bagian permukaan bumi yang lembek sehingga perlu dipasang batu-batu di
permukaannya agar menjadi kuat. Dalam kehidupan sehari-hari tanah diartikan untuk wilayah
darat dimana diatasnya dapat digunakan untuk berbagai usaha seperti, pertanian, peternakan,
mendirikan bangunan, dan lain-lain (Hardjowigeno,2015).

Contoh tanah dapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung pada pengambilan
dan cara tujuan. Contoh tanah satelit adalah contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk
mempelajari perkembangan profil menetapkan jenis tanah. Contoh tanah yang diambil dari
beberapa tempat dan digabung untuk menilai tingkat kesuburan tanah disebut contoh tanah
komposit. Pengambilan contoh tanah secara komposit dapat menghemat biaya analisis bila
dibandingkan dengan pengambilan secara individu (Peterson dan Calvin, 1984).

Sedangkan contoh tanah yang diambil dengan pengambilan sampel (core) dan disebut
dengan tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk menetapkan sifat tanah. Disebut contoh
tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan. Sedangkan contoh tanah
terganggu adalah contoh tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak. (Pairunan,
1985).

Penyiapan contoh tanah dapat mempengaruhi tingkat kebenaran hasil analisa di


laboratorium. Penyiapan contoh tanah yang tepat sesuai dengan jenis analisis yang akan
dilakukan adalah persyaratan yang perlu diperhatikan (Hanafiah, 2004).

Penyiapan contoh tanah yaitu tahapan terpenting di dalam program uji tanah. Analisis
kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara, menetapkan
status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara
efisien, rasional dan menguntungkan. Ketika, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh
tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan
cara yang benar. Untuk itu penyiapan contoh tanah merupakan tahap penting di dalam
program uji tanah.

Dimaksudkannya penyiapan contoh tanah adalah untuk memperoleh data karakteristik


tanah yang tidak dapat diperoleh langsung dari pengamatan lapangan. Untk lokasi
pengambilan contoh tanah harus dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili areal yang
diambil contoh tanahnya. Berdasarkan cara pemilihan lokasi pengambilan contoh tanah,
dihasilkan beberapa macam contoh tanah, sebagai berikut:

a. Judgement Sample (contoh terduga)

Lokasi pengambilan contoh tanah dapat ditentukan secara subyektif sehingga agak
biasa. Satu atau lebih contoh tanah yang diambil dapat dipilih berdasarkan satuan
pemetaan yang ditemui pada areal survei. Tingkat kepercayaan data yang diperoleh bisa
tinggi bisa rendah tergantung pada tingkat pengalaman (keahlian) si pengambil contoh.

b. Random Sample (contoh acak )

Pemilihan lokasi dapat dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan random. Satu
pasangan angka random yang diperlukan untuk pemilihan lokasi contoh berdasarkan atas
sistem koordinat. Contoh tanah diambil sedemikian rupa sehingga setiap tanah di dalam
daerah survei mempunyai kesempatan yang sama.

c. Stratified Random Sample (contoh acak bertingkat)

Pemilihan lokasi pada masing-masing satuan pemetaan ditentukan dengan bilangan


random. Pengelompokkan populasi dari yang heterogen ke strata homogen adalah suatu
cara yang paling efektif untuk dapat meningkatkan akurasi pengambilan contoh. Cara ini
berarti dapat meningkatkan akurasi atau mengurangi jumlah contoh tanah yang diperlukan
apabila kita dapat mengelompokkan areal survei ke dalam areal yang seragam.

d. Systematic Sample (contoh sistematik)

Cara ini merupakan cara yang paling mudah dan praktis terutama bagi tenaga yang
kurang terampil. Lokasi pengambilan contoh tanah dengan cara ini ditentukan dengan
sistim Grid yaitu berjarak sama pada kedua arah.
Di Indonesia banyak jenis jenis tanah diantaranya sebagai berikut:

1. Tanah Aluvial
Tanah alluvial adalah tanah yang berasal dari sedimen lumpur yang dibawa oleh air
sungai. Tanah ini merupakan hasil erosi yang kemudian diendapkan bersama dengan
lumpur sungai. Ciri khas dari tanah alluvial adalah memiliki warna yang kelabu dan
sifatnya subur.
2. Tanah vulkanis

Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari abu gunung api atau vulkanis atau
material letusan gunung api yang sudah mengalami pelapukan. Tanah vulkanis
mengandung banyak unsur hara sehingga sifatnya sangat subur

3. Tanah humus (bunga tanah)

Tanah humus adalah jenis tanah yang muncul akibat tumbuh-tumbuhan yang membusuk.
Berbagai tumbuhan yang membusuk ini membuat tanah humus mengandung unsur hara
yang tinggi. Artinya, tanah ini pun bersifat sangat subur

4. Tanah organosol (tanah gambut)

Tanah organosol juga sering dikenal dengan sebutan tanah gambut. Tanah ini terbentuk
dari proses pelapukan bahan -bahan organik, seperti dari sisa pembusukan tanaman rawa.
Pembusukan bahan organik yang terjadi pada tanaman ini terjadi kurang sempurna karena
selalu tergenang air.

5. Tanah podzolik merah kuning

Tanah Podzolik merupakan tanah yang proses pembentukannya dipengaruhi oleh curah
hujan yang tinggi serta suhu yang rendah. Ciri khas tanah podzolik adalah kandungan
unsur haranya yang sedikit, bersifat basa jika terkena air, mengandung kuarsa, bersifat
tidak subur serta memiliki warna merah sampai kuning.

6. Tanah kapur

Tanah kapur merupakan jenis tanah di Indonesia yang berasal dari batuan kapur. Tanah
kapur bersifat tidak subur. Meski demikian, tanah ini masih bisa ditanami tanaman seperti
pohon jati.
8. Tanah laterit

Tanah laterit merupakan jenis tanah yang sifatnya tidak subur, atau bahkan dapat dikatakan
sudah hilang kesuburannya.

9. Tanah Litosol

Tanah litosol merupakan jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan beku dan
sedimen.

III. PEMBAHASAN

Tanah yang dieliti kelompok saya adalah tanah dari Jalan Karang, Cilacap dan dari Dukuh
Waluh. Tanah yang dari Jalan Karang, Cilacap dan tanah dari Dukuh Waluh disaring
dengan menggunakan saringan ukuran 5 mm, 0,8 mm, dan 0,6 mm. Tanah yang udah
disaring diukuran 5 mm dan yang tidak lolos itu dimasukin ke plastik dan yang lolos
disaring lagi menggunakan ukuran 0,8 mm. Saringan yang tidak lolos di 0,8 mm masukan
ke plastik dan yang lolos saring lagi untuk yang tidak lolos masukkan ke plastik dan
badingkan atau urutkan yang paling banyak.

IV. KESIMPULAN

1. Dapat mendapatkan contoh tekstur tanah yang lebih halus dari sebelumnya.

2. Dapat mengetahui teknik pengambilan contoh tanah.

3. Dapat mempersiapkan contoh tanah yang akan digunakan pada praktikum selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai