Tanah pasir merupakan tanah yang memiliki karakteristik unsur hara rendah,
daya menahan air rendah, porous, dan kurang sesuai bagi pertumbuhan tanaman
kacang panjang. Pemupukan lahan marginal dilakukan untuk meningkatkan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui respon pemberian bahan organik bokashidan pupuk NPK majemuk
terhadap pertumbuhan tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.). Praktikum ini
dilakukan dari bulan November sampai Desember di Laboratorium Agrohorti dan
Screen House Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman. Metode yang
digunakan dalam praktikum ini adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap
(RAKL) dengan dua faktorial yaitu faktor pertama adalah pupuk bokashi dengan
konsentrasi B0= 0 gram, B1= 250 gram, B2= 500 gram, sedangkan faktor kedua
adalah pupuk NPK dengan konsentrasi P0= 0 gram, P1= 5,5 gram, dan P2= 11,25
gram. Percobaan menggunakan 5 perlakukan dan diulang sebanyak lima kali.
Parameter yang digunakan dalam praktikum ini adalah tinggi tanaman, jumlah
daun, bobot basah tajuk, bobot basah akar, panjang akar, dan bobot kering
tanaman. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk bokasi,NPK
majemuk dan kombinasi bokashi dan NPK majemuk berpengaruh sangat nyata
terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk, dan panjang akar.
Namun tidak berpengaruh nyata terhadap bobot basah akar dan bobot kering
tanaman.
Kata kunci: tanah pasir, kacang panjang, pupuk bokashi, pupuk NPK majemuk.
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
marginal contohnya kadar garam yang tinggi pada lahan pasir pantai, pH tanah
yang telalu masam, dan masih banyak yang lainnya. Faktor pembatas ini
organik tanah. Lahan yang telah mengalami proses degradasi rata-rata kandungan
bahan organik <2%, sehingga berdampak terhadap penurunan kualitas fisik tanah
karena sangat rendahnya unsur yang dapat berperan dalam perbaikan struktur
tanah. Penambahan bahan organik dengan kualitas yang baik dan dalam jumlah
jumlah yang sangat tinggi, misalnya pada pertanaman sayuran di tanah Andisols
juga memperbaiki agregat tanah sehingga tanah pada lahan marginal dapat
pada lahan marginal sehingga dapat menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh
lahan pasir pantai yang memiliki banyak faktor pembatas agar dapat digunakan .
3
Hal ini melatarbelakangi praktikum perlakuan bahan organik sebagai pembenah
A. Tujuan
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kacang panjang adalah salah satu jenis sayuran yang sudah populer di
dunia. Plasma nutfah tanaman kacang panjang berasal dari India dan Cina, tetapi
ada juga yang menduga berasal dari kawasan Afrika. Kacang panjang merupakan
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
berupa daun majemuk yang tersusun atas tiga helai, lonjong, berseling, panjang 6
- 8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip. Pertulangan
menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau.
Kacang panjang memiliki batang liat dan sedikit berbulu, batangnya panjang
tumbuh membelit dan berwarna hijau dengan permukaan licin (Hutapea, 1994).
Tanaman kacang panjang memiliki akar tunggang yang terdiri atas satu akar
besar yang merupakan kelanjutan batang. Akar kacang panjang memiliki bintil
akar yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara (Williams, 1993). Sistem
5
perakaran tanaman kacang panjang dapat menembus lapisan olah tanah pada
dengan bakteri Rhizobium sp. untuk mengikat unsur nitrogen (N2) dari udara
menghasilkan 198 kg bintil akar/tahun atau setara dengan 400 kg pupuk urea (Tim
Bunga kacang panjang berbentuk kupu-kupu. Ibu tangkai bunga keluar dari
ketiak daun, dan setiap ibu tangkai mempunyai 3-5 bunga. Warna bunganya ada
yang putih, biru, atau ungu. Bunga kacang panjang menyerbuk sendiri, tetapi
panjang dan ramping. Panjang polong sekitar 10 - 80 cm. Warna polong hijau
muda sampai hijau keputihan. Setelah tua warna polong putih kekuningan. Polong
biasanya dapat dipanen pertama kali umur 2-2,5 bulan. Pemanenan selanjutnya
seminggu sekali dan dapat berlangsung selama 3,5-4 bulan (Haryanto, 2007).
tanaman kacang panjang dapat beradaptasi baik adalah 20-300C dengan suhu
optimum 25°C. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari. Tempat yang
kurus dan berbuah jarang atau sedikit, sedangkan curah hujan yang dibutuhkan
antara lain ketinggian tempat, sinar matahari, dan curah hujan. Kacang panjang
dapat tumbuh dan berproduksi di dataran rendah dan dataran tinggi dengan
6
ketinggian 0 - 1500 m diatas permukaan laut. Tanaman kacang panjang tumbuh
baik di dataran rendah sampai menengah hingga ketinggian 600 - 700 meter di
Tanaman kacang panjang dapat diusahakan hampir pada semua jenis tanah.
Namun, untuk memperoleh hasil optimal, akan lebih baik bila ditanam pada tanah
yang subur. Jenis tanah yang paling cocok bagi pertumbuhan tanaman kacang
panjang adalah tanah berstruktur liat dan berpasir. Jenis tanah yang baik adalah
tanah latosol atau lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan
organik dan drainasenya baik. Derajat keasaman tanah (pH) yang 7 dibutuhkan
adalah 5,5 - 6,5. Bila pH dibawah 5,5 dapat menyebabkan tanaman tumbuh kerdil
karena teracuni garam aluminium (Al) yang larut dalam tanah. Bila pH terlalu
2007).
oleh fraksi pasir. Pembenah tanah berbahan dasar bahan organik, baik berupa
lahan kering terdegradasi yang didominasi fraksi liat. Penambahan unsur hayati
dimaksud dengan pembenah tanah adalah bahanbahan sintetis atau alami, organik
atau mineral yang berbentuk padat atau cair yang mampu memperbaiki sifat
fisika, kimia, dan biologi tanah. Sedangkan dikalangan ahli tanah, pembenah
tanah dikenal sebagai soilconditioner yang secara lebih spesifik diartikan sebagai
7
bahan-bahan sintetis atau alami, organik atau mineral, berbentuk padat maupun
cair, mampu memperbaiki struktur tanah, dapat merubah kapasitas tanah menahan
dan melalukan air, serta dapat memperbaiki kemampuan tanah memegang unsur
hara, sehingga unsur hara tidak mudah hilang, dan tanaman masih mampu
atau pupuk organik menjadi lebih tinggi dan dosis yang diperlukan dapat ditekan.
bahan-bahan tertentu seperti rock fosfat, dolomit, zeolit, abu sekam, pupuk hayati,
untuk memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah. Tujuan penggunaan bahan
antara lain pupuk kandang, blotong, tanah grumusol, lumpur sungai dan limbah
karbit. Tanah Grumusol dan lumpur adalah tanah yang didominasi fraksi lempung
lebih dari 40%. Grumusol merupakan tanah yang bertekstur lempung, daya hantar
air rendah (0,1 cm.jam-1), kapasitas menyimpan air 24%, pH 7,48; KPK 50,26
8
cmol(+).kg-1 tanah; kandungan CaCO3 2,86%; dan bahan organik 1,07%).
Lumpur sungai Oyo mengandung bahan organik 3,8%, N-total 0,2%, P2O5 0,51
ppm dan K2O 0,63 mg.100 g-1, sedangkan lumpur sungai Code mengandung
bahan organik 4,12%, N-total 0,14%, P2O5 0,32 ppm dan K2O 0,46 mg.100 g-1
(Sutanto, 2002)
Pupuk kandang sapi adalah pupuk yang berasal dari sisa bahan makanan
ternak yang bercampur dengan kotorannya, baik dalam bentuk cair atau padat.
menentukan penyediaan hara dan air bagi tanaman. Blotong merupakan salah satu
limbah padat pabrik gula yang dihasilkan dari proses pengolahan tebu. Produksi
blotong mencapai 3,5-7,5% dari berat tebu giling. Sifat blotong yang mendukung
perbaikan sifat tanah antara lain daya menahan air tinggi, berat volume rendah,
Limbah karbit adalah produk sampingan gas asetilen yang merupakan hasil
reaksi antara kalsium karbida (CaC2) dengan air (H2O). Limbah karbit berbentuk
proses agregasi tanah dengan cara memperkuat ikatan partikel lempung. Kalsium
pada pencampuran lempung dan pasir dapat berperan dalam membentuk pori
9
bertahap dapatdikurangi (Rachman et al. 2006).Arsyad (2000) mengemukakan
tukar kation (KTK),sehingga unsur hara dalam tanah tidakmudah tercuci dan
C. Pupuk Bokashi
Bokashi adalah jenis pupuk organik merupakan bahan organik yang telah
difermentasikan dengan EM4. Bokashi dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
ketersediaan hara tanaman (Zahrah, 2012). Soleh (2005) dalam Zahrah (2012)
merupakan bagian integral dari tanah, mampu menyediakan hara tanaman melalui
proses daur ulang serta membentuk struktur tanah yang sesuai untuk pertumbuhan
ketersediaan dan serapan hara lebih baik tentu akan memberikan pertumbuhan
yang lebih baik serta menghasilkan produksi yang lebih tinggi seperti apa yang
10
Pupuk majemuk merupakan pupuk campuran yang umumnya mengandung
lebih dari satu macam unsur hara tanaman (makro maupun mikro) terutama N, P,
dan K (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Kelebihan pupuk NPK yaitu dengan satu
kali pemberian pupuk dapat mencakup beberapa unsur sehingga lebih efisien
2003).
Pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur
hara, misalnya pupuk NP, NK, PK, NPK ataupun NPKMg. Pupuk ini
mengandung unsur hara makro dan mikro dengan kata lain pupuk majemuk
lengkap bisa disebut sebagai pupuk NPK atau Compound Fertilizer. Pupuk
majemuk NPK adalah pupuk anorganik atau pupuk buatan yang dihasilkan dari
unsur hara atau zat-zat makanan yang diperlukan tanaman (Sutejo, 2002).
Kandungan unsur hara dalam pupuk majemuk dinyatakan dalam tiga angka yang
Masduqi et al., 2012). Bahan yang berasal dari tanaman dapat digunakan sebagai
pembenah tanah alami. Banyak tanaman yang dapat digunakan sebagai pembenah
tanah khususnya tanaman air (Masduqi et al., 2012). Menurut Pratama (2011),
tumbuhan akuatik memiliki daya retensi air yang tinggi sehingga berpengaruh
11
struktur tanah, sehingga air akan dapat tertahan lebih lama di dalam tanah.
Hickman and Whitney (1990) dalam Masduqi et al. (2012) menjelaskan bahwa
pembenah tanah akan menghalangi evaporasi pada tanah, sehingga tanaman tidak
pertumbuhan tanaman.
12
III. METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan yaitu tanah pasir, pupuk bokasi, pupuk NPK, air, dan
benih kacang panjang. Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
polybag, screen house, tali rafia, timbangan, ember, label, penggaris, lembar
C. Prosedur Kerja
polybag
13
6. Destruksi dilakukan 5 hari setelah tanam dengan menyisakan satu tanaman
per polibag
8. Pemupukan dilakukan 10 hari dan 20 hari setelah tanam sesuai dengan dosis
pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot basah
Perhitungan
=𝜋𝑟 2 x 15cm
= 7359,375
= 7359,375cm3x1,691 cm3
= 11775gram
= 11,775kg
5kg/polybag
2. Bahan Organik/Polybag
[𝐶𝐻−𝐶𝑇] 1
BO = x BT x
100 𝐶𝐵𝑂
(2,5−0,57) 1
= x 5000 x
100 0,2
14
= 482,5 gram
= 500 gram
3. Pupuk NPK
1
PP = (KH – KT) x Vol tanah x BJ Pasir x 𝐾𝑃
1
= (0,21- 0,065) x (7359,375 x 1,6 x 16
= 0,1069kg
= 106,8 gram
Kebutuhan Pupuk/Polybag
11,78𝑘𝑔 106,8
=
5𝑘𝑔 𝑥
x = 45/4
= 11,25 gram
4. Penyiraman
ETcrop = ET0 x Kc
= 4mm x 1,17
= 4,68mm/tanaman
= 229,6 cm3
= 0,2 liter/polybag
=200 ml/polybag
15
D. Rancangan Percobaan
III B2P2 B0P2 B1P2 B1P0 B2P0 B0P0 B2P1 B0P1 B1P1
16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1.1. Hasil sidik ragam perlakuan bokhasi dan pupuk NPK majemuk
terhadap pertumbuhan tanaman kacang panjang
Perlakuan
No Variabel
B P BxP
1. Tinggi tanaman Sn n n
2. Jumlah daun Sn tn tn
3. Bobot basah akar tn tn tn
4. Bobot basah tajuk N tn tn
5. Panjang akar tn sn tn
6. Bobot kering tanaman tn tn tn
Keterangan: B = pupuk bokhasi,P= pupuk NPK majemuk, BxP= kombinasi
pupukbokhasi dan pupuk NPK majemuk, Sn= sangat nyata, N =
nyata, tn = tidak nyata
Kesimpulan:
tinggi tanaman, dan jumlah daun serta berpengaruh nyata terhadap bobot
basah tajuk. Namun, tidak berpengaruh terhadap bobot basah akar, panjang
pengaruh terhadap, bobot basah akar, jumlah daun, bobot basah tajuk dan
jumlah daun, bobot basah akar, bobot basah tajuk, panjang akar, dan bobot
kering tanaman.
17
Tabel 1.2. Pengaruh perlakuan pupuk bokhasi dan pupuk NPK majemuk terhadap
pertumbuhan tanaman kacang panjang
Variabel
Perlakuan
TT JD BBT BA PA BK
B0 70,38 3,22a 3,10a 0,33 17,50 0,63
B1 131,05 5,22a 11,98a 1,44 18,78 0,97
B2 138,66 5,11a 8,20a 0,82 16,05 1,22
P0 134,72 4,66 8,33 0,82 23,68b 1,28
P1 122,33 5,00 9,12 1,16 17,74ab 0,90
P2 83,056 3,88 5,84 0,61 10,91a 0,64
B0P0 70,66a 3,00 0,50 0,19 22,60 0,60
B0P1 72,66a 3,66 2,83 0,41 16,00 0,46
B0P2 67,83a 3,00 5,99 0,39 13,90 0,83
B1P0 161,50b 5,33 14,00 1,56 25,46 1,63
B1P1 110,00ab 5,00 12,41 1,53 19,90 0,67
B1P2 121,66ab 5,33 9,52 1,22 11,00 0,63
B2P0 172,00b 5,66 10,50 0,70 23,00 1,63
B2P1 184,33b 6,33 12,11 1,55 17,33 1,56
B2P2 59,67a 3,33 2,00 0,22 7,83 0,46
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil (a,b,ab) yang berbeda pada kolom
dan perlakuan yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata setelah diuji menggunakan DMRT (α= 0,05). TT = Tinggi
tanaman, JD = Jumlah daun, BBT = Bobot basah tajuk, BA = bobot
akar, PA = Panjang akar dan BK = Bobot kering tanaman.
B. Pembahasan
18
komoditas terutamatanaman pangan secara bertahap dapatdikurangi (Prihatini et
al. 1987).
menggunakan lahan alternatif yang berupa lahan pasir pantai.Lahan pasir pantai
merupakan tanah yang didominasi oleh fraksi pasir dengan klas tekstur pasiran.
Tanah pasir memiliki kandungan bahan organik dan kalsium yang sangat rendah,
aerasi baik, mudah diolah, dan daya memegang air rendah (Rajiman et al., 2008).
Tanah pasir pantai memiliki KPK sangat rendah, bahan organik sangat rendah, C-
organik sangat rendah, N dan K rendah, P-tersedia sedang, dan P total sangat
tinggi (Rajiman et al., 2008) dan daya hantar listrik sangat rendah (Kertonegoro,
matahari melimpah, e) Air tanah dangkal, f) pH tanah dan air netral dan g)
Pengelolaan lahan pasir pantai belum dapat berjalan secara optimal. Hal ini
19
struktur tanah lepas-lepas, kemampuan memegang air rendah, infiltrasi dan
evaporasi yang tinggi, kesuburan rendah, bahan organik sangat rendah, suhu
tinggi dan angin kencang bergaram (Kertonegoro, 2000) dan infiltrasi tinggi
(Budiyanto, 2001).
untuk memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah. Tujuan penggunaan bahan
pasir pantai ini dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah pasir sehingga dapat
menjadi media yang optimal bagi pertumbuhan tanaman. Jenis pembenah tanah
pada praktikum ini yaitu pupuk NPK majemuk. Berpengaruh atau tidaknya kedua
jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot akar, panjang akar, dan bobot kering
tanaman.
20
Perlakuan yang diberikan dalam praktikum yaitu terdiri dari perlakuan
pupuk bokashi, pupuk NPK majemuk, serta kombinasi antara bokashi dan pupuk
NPK majemuk. Langkah yang pertama dilakukan yaitu menimbang tanah pasir
Gambar 1.1. Penimbangan tanah pasir Gambar 1.2. Pupuk bokashi dan
pupuk yang digunakan untuk pemupukan
Perlakuan bokasi diberikan setiap 3 polibag dengan tarap dosis perlakuan masing-
masing 100% dan 50%. Sehingga diperoleh perlakuan B0P0, B1P0, B2P0, B0P1, B1P1,
B2P1, B0P2, B1P2, B2P2dan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Rancangan yang
bahwa perlakuan bokashi sebagai pembenah tanah memiliki pengaruh yang sangat
nyata terhadap tinggi tanaman. Hal ini dikarenakan bahan pembenah tanah (soil
(Masduki, et al., 2012). Dengan demikian bokhasi tentunya akan membantu tanah
(2012), jika ketersediaan dan serapan hara lebih baik tentu akan memberikan
pertumbuhan yang lebih baik serta menghasilkan produksi yang lebih tinggi
21
Hasil analisis ragam pada perlakuan pupuk NPK majemuk dan kombinasi
antara pupuk bokhasi dan pupuk NPK majemuk memberikan pengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman. Hal ini dapat dikarenakan pemberian bokashi yang
bahan organik dalam tanah, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara
daun pada tanaman kacang panjang. Selain itu, pupuk NPK majemuk juga
antara pupuk dan bokhasi tentunya akan memberikan media yang optimal bagi
memberikan yang sangat nyata terhadap semua peubah yang diamati, meliputi
Hasil analisis ragam kemudian diuji lanjut dengan uji Duncan’s Multiple
Range Test (DMRT) dan menunjukkan bahwa dosis bokashi 50% dan 100%
sedangkan P1 tidak berbeda nyata dengan kontrol. Sedangkan hasil analisis uji
lanjut dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada perlakuan
menguntungkan dan senyawa organik lainnya yang terdapat dalam pupuk bokashi
22
dapat meningkatkan keanekaragaman serta aktivitas mikroba dalam tanah
kacang panjang.
jumlah daun. Hasil analisis ragam kemudian diuji lanjut dengan uji Duncan’s
Multiple Range Test (DMRT) dan menunjukkan bahwa perlakuan bokashi B1 dan
menjelaskan bahwa hasil sidik ragam jumlah daun pada tanaman menunjukkan
perlakuan bokashi memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah daun
yang tidak nyata terhadap jumlah daun. Sehingga untuk tanaman yang
bahwa perlakuan bokashi memiliki pengaruh yang nyata terhadap bobot basah
tajuk. Hal ini dikarenakan bokhasi dapat membantu dalam serapan unsur hara
23
organik lainnya yang terdapat dalam pupuk bokashi dapat meningkatkan
Hasil analisis ragam kemudian diuji lanjut dengan uji Duncan’s Multiple Range
NPK majemuk dan kombinasi pupuk NPK dan bokashi memiliki pengaruh yang
tidak nyata terhadap bobot basah tajuk.Hal ini dapat dikarenakan kombinasi
antara bokhasi dan NPK majemuk belum dapat memberikan input yang baik bagi
tanaman.
bahwa semua perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap bobot basah akar. Hal
ini disebabkan karena adanya kemungkinan faktor didalam tanah pasir yang
belum begitu optimal sehingga pertumbuhan akar tidak begitu baik. Selain itu,
dapat disebabkan pula karena tempat (polibag) pertumbuhan akar tanaman jagung
hal ini dinyatakan oleh Masduki et.al (2012), pertumbuhan tanaman berbanding
lurus dengan jumlah air yang tersedia, sampai batas tertentu. Besarnya air yang
diserap oleh akar sangat tergantung pada kandungan air tanah. Dengan demikian
penerapan terbaik yang dapat dilakukan pada variabel bobot akar tanaman jagung
24
Berdasarkan analisis ragam (ANOVA) panjang akar, menunjukkan bahwa
memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap panjang akar. Namun, perlakuan
pupuk NPK majemuk memberkan pengaruh yang sangat nyata terhadap panjang
akar. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh pemberian bokhasi dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan ruang gerak akar. Sedangkan menurut Cahyono et al.
(2014), dengan pemberian pupuk NPK dalam jumlah yang cukup dan tersedia
bagi tanaman akan memperlihatkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik. salah
satunya yakni pertumbuhan panjang akar tanaman. Hasil analisis ragam pupuk
NPK majemuk kemudian diuji lanjut dengan uji Duncan’s Multiple Range Test
sedangkan P1 tidak berbeda nyata dengan kontrol namun memberikan hasil yang
bahwa perlakuan bokashi, pupuk NPK majemuk, dan kombinasi antara keduanya
tidak memerikan pengaruh yang nyata. Hal ini mungkin saja terjadi karena rata-
rata bobot basah tajuk dan akar juga tidak berbeda nyata dengan perlakuan
kontrol. Bobot basah tajuk dan akar sendiri memiliki massa yang sama jika
kandungan air didalam tanaman hilang. Karena itu, bobot kering tanaman tidak
berbeda nyata baik dari perlakuan bokashi, pupuk NPK majemuk, maupun
25
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
dan pemupukan pada lahan marginal yang telah dilakukan ialah sebagai berikut :
memberikan unsur hara dengan dosis tertentu. Pemberian pupuk dengan dosis
panjang.
jumlah daun, memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot basah tajuk,
dan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap bobot basah akar,
panjang akar, dan bobot kering tanaman. Pemberian pupuk NPK majemuk
tinggi tanaman, dan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, bobot
basah akar, bobot basah tajuk, serta bobot kering tanaman. Sedangkan
nyata.
B. Saran
26
Sebaiknya praktikan lebih rajin dan teliti dalam merawat tanaman sehingga
27
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Eko, 2007. Teknik Cara Bertanam Kacang Panjang. Semarang: Intan
Persada.
Made, U., et al. 2015. Pengaruh pemberian berbagai jenis bokashi terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays Saccarata). Jurnal
Agrotekbis. Vol 3 No (5): 592-601.
28
Muhammad, H, S. Sabiham, A. Rachim dan H. Adijuwana. 2003. Pengaruh
Pemberian sulfur dan blotong terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang
Merah pad Tanah Incepstisol. J. Hort. Vol 13 No. (2):95-104.
29
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya Kopi. CV. Nuansa Aulia.
Bandung.
Wididana, G.N. 1998. Bercocok Tanam Padi dengan Teknologi EM4. Departemen
Kehutanan, Jakarta.
Zahrah, S. 2012. Aplikasi Pupuk Bokashi dan NPK Organik pada Tanah Ultisol
untuk Tanaman Padi sawah Dengan Sistem SRI (System of Rice
Intensification). Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol 5 No. (2): 114-129.
30
LAMPIRAN
Tinggi
Bokasi NPK Blok
Tanaman
B0 P0 1 11
B0 P1 1 117
B0 P2 1 63
B1 P0 1 100
B1 P1 1 166
B1 P2 1 153
B2 P0 1 187
B2 P1 1 167
B2 P2 1 72
B0 P0 2 137
B0 P1 2 90
B0 P2 2 68,5
B1 P0 2 220
B1 P1 2 117
B1 P2 2 159
B2 P0 2 205
B2 P1 2 213
B2 P2 2 76
B0 P0 3 64
B0 P1 3 11
B0 P2 3 72
B1 P0 3 164,5
B1 P1 3 47
B1 P2 3 53
B2 P0 3 124
B2 P1 3 173
B2 P1 3 31
31
Average of
Tinggi
Tanaman NPK
Bokasi P0 P1 P2 Grand Total
B0 70,66666667 72,66666667 67,83333333 70,38888889
B1 161,5 110 121,6666667 131,0555556
B2 172 146 74 138,6666667
Grand Total 134,7222222 113,2 89,5625 113,3703704
Tabel ANOVA
L.S.D. L.S.D.
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. (0.05) (0.01)
Blok 16602,90741 2 8301,453704 5,296174842 0,017175372 *
Bokasi 25200,68519 2 12600,34259 8,038786919 0,003831314 ** 13,19698319 18,6633526 39,56454009 54,5115773
NPK 13097,01852 2 6548,509259 4,177828514 0,034686547 * 13,19698319 18,6633526 39,56454009 54,5115773
Bokasi x NPK 19626,09259 4 4906,523148 3,130271563 0,04425979 * 22,85784539 32,32587495 68,52779361 94,41682149
Residual 25079,09259 16 1567,443287
Total 99605,7963 26 3830,992165
C.V. (%) =
34.9217784420558
Kesimpulan: F hitung > F tabel, sehingga perlakuan yang diberikan menunjukan pengaruh yang nyata
32
Tabel Uji Lanjut NPK
1 134,7222222 A
2 113,2 Ab
3 89,5625 B
kesimpulan: perlakuan P2 menunjukan pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol, sedangkan perlakuan P1 tidak berbeda nyata
dengan kontrol
3 138,6666667 A
2 131,0555556 A
1 70,38888889 B
kesimpulan: perlakuan pupuk Bokasi B1 dan B2 memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol, dan perlakuan B1
merupakan perlakuan yang terbaik.
33
MULTIPLE COMPARISON TEST
Procedure: Duncan's multiple range test (p= 0.05)
S.E.M.: 22.8578453857535; DF: 16
Critical range; 0; 68.574; 72.002; 73.831; 75.431; 76.345; 77.031; 77.488; 77.945
7 172 a
4 161,5 a
8 146 ab
6 121,6666667 abc
5 110 abc
9 74 bc
2 72,66666667 bc
1 70,66666667 bc
3 67,83333333 c
kesimpulan: perlakuan B2P0, B1P0, B2P1 menunjukan pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol, sedangkan perlakuan B1P2,
B1P1,B2P2,B0P1,B0P2 tidak memberikan pengaruh yang nyata dengan kontrol
34
2. Data Pengamatan Jumlah daun
Jumlah
Bokasi NPK Blok
Daun
B0 P0 1 2
B0 P1 1 4
B0 P2 1 2
B1 P0 1 4
B1 P1 1 6
B1 P2 1 8
B2 P0 1 6
B2 P1 1 6
B2 P2 1 4
B0 P0 2 4
B0 P1 2 5
B0 P2 2 4
B1 P0 2 6
B1 P1 2 6
B1 P2 2 5
B2 P0 2 6
B2 P1 2 7
B2 P2 2 4
B0 P0 3 3
B0 P1 3 2
B0 P2 3 3
B1 P0 3 6
B1 P1 3 3
B1 P2 3 3
B2 P0 3 5
B2 P1 3 6
B2 P2 3 2
35
ANALYSIS OF VARIANCE
VARIABLE: Jumlah Daun
Average of
Jumlah Daun NPK
Bokasi P0 P1 P2 Grand Total
B0 3 3,666666667 3 3,222222222
B1 5,333333333 5 5,333333333 5,222222222
B2 5,666666667 6,333333333 3,333333333 5,111111111
Grand Total 4,666666667 5 3,888888889 4,518518519
ANOVA TABLE
L.S.D. L.S.D.
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. (0.05) (0.01)
Blok 11,18518519 2 5,592592593 3,922077922 0,041105908 *
Bokasi 22,74074074 2 11,37037037 7,974025974 0,003957353 ** 0,398040468 0,562914228 1,193324855 1,644149532
NPK 5,851851852 2 2,925925926 2,051948052 0,160960018 0,398040468 0,562914228 1,193324855 1,644149532
Bokasi x NPK 10,14814815 4 2,537037037 1,779220779 0,182376246 0,689426314 0,974996043 2,066899278 2,847750524
Residual 22,81481481 16 1,425925926
Total 72,74074074 26 2,797720798
C.V. (%) =
26.427276959268
kesimpulan: F hitung Bokasi > F tabek, sehingga perlakuan bokasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata.
36
MULTIPLE COMPARISON TEST
Procedure: Duncan's multiple range test (p= 0.05)
S.E.M.: 0.398040467781568; DF: 16
Critical range; 0; 1.194; 1.254
2 5,222222222 a
3 5,111111111 a
1 3,222222222 b
kesimpulan: perlakuan pupuk bokasi B1 dan B2 memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol, dan B1 merupakan
perlakuan yang memberikan hasil terbaik
37
3. Data Pengamatan Panjang Akar
Panjang
Bokasi NPK Blok
Akar
B0 P0 1 10,7
B0 P1 1 24,5
B0 P2 1 8,5
B1 P0 1 18,4
B1 P1 1 26,7
B1 P2 1 9
B2 P0 1 26,5
B2 P1 1 8,5
B2 P2 1 6
B0 P0 2 27,6
B0 P1 2 15,5
B0 P2 2 12,2
B1 P0 2 31
B1 P1 2 19
B1 P2 2 15,5
B2 P0 2 25,5
B2 P1 2 19
B2 P2 2 6,5
B0 P0 3 29,5
B0 P1 3 8
B0 P2 3 21
B1 P0 3 27
B1 P1 3 14
B1 P2 3 8,5
B2 P0 3 17
B2 P1 3 24,5
B2 P2 3 11
38
ANALYSIS OF VARIANCE
VARIABLE: Panjang Akar
Average of
Panjang Akar NPK
Bokasi P0 P1 P2 Grand Total
B0 22,6 16 13,9 17,5
B1 25,46666667 19,9 11 18,78888889
B2 23 17,33333333 7,833333333 16,05555556
Grand Total 23,68888889 17,74444444 10,91111111 17,44814815
ANOVA TABLE
L.S.D. L.S.D.
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. (0.05) (0.01)
Blok 62,50296296 2 31,25148148 0,651261603 0,53466818
Bokasi 33,6562963 2 16,82814815 0,35068823 0,709482582 2,309065824 3,265512205 6,922576627 9,537848035
NPK 735,9074074 2 367,9537037 7,667928286 0,004619844 ** 2,309065824 3,265512205 6,922576627 9,537848035
Bokasi x NPK 59,6237037 4 14,90592593 0,310630305 0,866653284 3,999419325 5,656033051 11,99025444 16,52003739
Residual 767,777037 16 47,98606481
Total 1659,467407 26 63,82566952
C.V. (%) =
39.7016199833428
kesimpulan: F hitung NPK > F tabel, sehingga perlakuan NPK memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata.
39
MULTIPLE COMPARISON TEST
Procedure: Duncan's multiple range test (p= 0.05)
S.E.M.: 2.30906582396948; DF: 16
Critical range; 0; 6.927; 7.274
1 23,68888889 a
2 17,74444444 ab
3 10,91111111 b
kesimpulan: perlakuan P2 berbeda nyata dengan kontrol, sedangkan P1 tidak berbeda nyata dengan kontrol namun memberikan hasil
yang lebih tinggi dibandikan dengan perlakuan P2
40
4. Data Bobot Basah Akar
Bobot
Bokasi NPK Blok Basah
Akar
B0 P0 1 0,09
B0 P1 1 0,54
B0 P2 1 0,79
B1 P0 1 0,66
B1 P1 1 0,37
B1 P2 1 0,42
B2 P0 1 1,01
B2 P1 1 0,22
B2 P2 1 0,22
B0 P0 2 0,3
B0 P1 2 0,4
B0 P2 2 0,2
B1 P0 2 1,53
B1 P1 2 0,59
B1 P2 2 0,74
B2 P0 2 0,59
B2 P1 2 0,73
B2 P2 2 0,25
B0 P0 3 0,2
B0 P1 3 0,3
B0 P2 3 0,2
B1 P0 3 2,5
B1 P1 3 3,65
B1 P2 3 2,5
B2 P0 3 0,5
B2 P1 3 3,7
B2 P2 3 0,2
41
ANALYSIS OF VARIANCE
VARIABLE: Bobot Basah Akar
Average of Bobot
Basah Akar NPK
Bokasi P0 P1 P2 Grand Total
B0 0,196666667 0,413333333 0,396666667 0,335555556
B1 1,563333333 1,536666667 1,22 1,44
B2 0,7 1,55 0,223333333 0,824444444
Grand Total 0,82 1,166666667 0,613333333 0,866666667
ANOVA TABLE
L.S.D. L.S.D.
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. (0.05) (0.01)
Blok 5,957088889 2 2,978544444 3,822901199 0,043946816 *
Bokasi 5,513155556 2 2,756577778 3,538011498 0,053416098 0,29422817 0,416101469 0,882095708 1,215341522
NPK 1,4072 2 0,7036 0,903056286 0,425017628 0,29422817 0,416101469 0,882095708 1,215341522
Bokasi x NPK 1,608644444 4 0,402161111 0,516165605 0,725004724 0,50961814 0,720708885 1,527834584 2,105033265
Residual 12,46611111 16 0,779131944
Total 26,9522 26 1,036623077
C.V. (%) =
101.848212708681
kesimpulan: F hitung bokasi > F tabel sehingga perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata.
42
MULTIPLE COMPARISON TEST
Procedure: Duncan's multiple range test (p= 0.05)
S.E.M.: 0.2942281700473; DF: 16
Critical range; 0; 0.883; 0.927
2 1,44 a
3 0,824444444 ab
1 0,335555556 b
kesimpulan: perlakuan B1 memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol, sedangkan B3 tidak berbeda nyata dengan
kontrol dan B1 merupakan perlakuan yang terbaik
43
5. Data Bobot Basah Tajuk
Bobot
Bokasi NPK Blok Basah
Tajuk
B0 P0 1 0,4
B0 P1 1 5,69
B0 P2 1 13,49
B1 P0 1 7,6
B1 P1 1 2,65
B1 P2 1 2,04
B2 P0 1 12,62
B2 P1 1 1,34
B2 P2 1 1,7
B0 P0 2 0,5
B0 P1 2 0,5
B0 P2 2 4,1
B1 P0 2 16,81
B1 P1 2 11,2
B1 P2 2 8,94
B2 P0 2 14,38
B2 P1 2 17,21
B2 P2 2 4,02
B0 P0 3 0,6
B0 P1 3 2,3
B0 P2 3 0,4
B1 P0 3 17,6
B1 P1 3 23,4
B1 P2 3 17,6
B2 P0 3 4,5
B2 P1 3 17,8
B2 P2 3 0,3
44
ANALYSIS OF VARIANCE
VARIABLE: Bobot Basah Tajuk
Average of Bobot
Basah Tajuk NPK
Bokasi P0 P1 P2 Grand Total
B0 0,5 2,83 5,996666667 3,108888889
B1 14,00333333 12,41666667 9,526666667 11,98222222
B2 10,5 12,11666667 2,006666667 8,207777778
Grand Total 8,334444444 9,121111111 5,843333333 7,766296296
ANOVA TABLE
L.S.D. L.S.D.
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. (0.05) (0.01)
Blok 85,97716296 2 42,98858148 1,047095691 0,373806135
Bokasi 356,9434296 2 178,4717148 4,347130266 0,031059299 * 2,135807545 3,020487996 6,40314851 8,822185831
NPK 52,70491852 2 26,35245926 0,641880834 0,53932892 2,135807545 3,020487996 6,40314851 8,822185831
Bokasi x NPK 200,8376815 4 50,20942037 1,222977496 0,340020076 3,699327183 5,231638673 11,09057855 15,28047409
Residual 656,881037 16 41,05506481
Total 1353,34423 26 52,05170114
C.V. (%) =
82.5029382072007
kesimpulan: F hitung bokasi > F tabel, sehingga perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata.
45
MULTIPLE COMPARISON TEST
Procedure: Duncan's multiple range test (p= 0.05)
S.E.M.: 2.13580754477382; DF: 16
Critical range; 0; 6.407; 6.728
2 11,98222222 a
3 8,207777778 ab
1 3,108888889 b
kesimpulan: perlakuan B1 berbeda nyata dengan kontrol sedangkan B2 tidak berbeda nyata dengan kontrol, dan B1 merupakan
perlakuan yang membrikan hasil terbaik
46
6. Data Bobot Kering Tanaman
Bobot
Bokasi NPK Blok
Kering
B0 P0 1 0,7
B0 P1 1 0,8
B0 P2 1 1,7
B1 P0 1 1
B1 P1 1 0,3
B1 P2 1 0,4
B2 P0 1 1,8
B2 P1 1 0,4
B2 P2 1 0,6
B0 P0 2 0,5
B0 P1 2 0,5
B0 P2 2 0,2
B1 P0 2 2,3
B1 P1 2 1,4
B1 P2 2 1,2
B2 P0 2 2
B2 P1 2 2,5
B2 P2 2 0,5
B0 P0 3 0,6
B0 P1 3 0,1
B0 P2 3 0,6
B1 P0 3 1,6
B1 P1 3 0,3
B1 P2 3 0,3
B2 P0 3 1,1
B2 P1 3 1,8
B2 P2 3 0,3
47
VARIABLE: Bobot Kering
Average of
Bobot Kering NPK
Bokasi P0 P1 P2 Grand Total
B0 0,6 0,466666667 0,833333333 0,633333333
B1 1,633333333 0,666666667 0,633333333 0,977777778
B2 1,633333333 1,566666667 0,466666667 1,222222222
Grand Total 1,288888889 0,9 0,644444444 0,944444444
ANOVA TABLE
L.S.D. L.S.D.
EFFECT SS DF MS F ProbF Sign. S.E.M. S.E.D. (0.05) (0.01)
Blok 1,182222222 2 0,591111111 1,814925373 0,194815668
Bokasi 1,575555556 2 0,787777778 2,418763326 0,120834379 0,190232152 0,269028889 0,570315768 0,785774635
NPK 1,895555556 2 0,947777778 2,910021322 0,083582451 0,190232152 0,269028889 0,570315768 0,785774635
Bokasi x NPK 2,822222222 4 0,705555556 2,166311301 0,119470222 0,329491752 0,465971705 0,987815886 1,361001592
Residual 5,211111111 16 0,325694444
Total 12,68666667 26 0,487948718
C.V. (%) =
60.4266835350493
kesimpulan: F hitung > F tabel, sehingga perlakuan yang diberikan memberikan perngaruh yang berbeda nyata.
48
MULTIPLE COMPARISON TEST
Procedure: Duncan's multiple range test (p= 0.05)
S.E.M.: 0.329491752271305; DF: 16
Critical range; 0; 0.988; 1.038; 1.064; 1.087; 1.101; 1.11; 1.117; 1.124
4 1,633333333 a
7 1,633333333 a
8 1,566666667 ab
3 0,833333333 ab
5 0,666666667 ab
6 0,633333333 ab
1 0,6 ab
2 0,466666667 b
9 0,466666667 b
kesimpulan: perlakuan yang diikuti dengan notasi huruf yang sama menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata.
49
MULTIPLE COMPARISON TEST
Procedure: Duncan's multiple range test (p= 0.05)
S.E.M.: 0.1902321518696; DF: 16
Critical range; 0; 0.571; 0.599
3 1,222222222 a
2 0,977777778 a
1 0,633333333 a
kesimpulan: perlakuan yang diikuti dengan notasi huruf yang sama menunjukan hasil yang tidak berbeda.
50